Anda di halaman 1dari 13

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA PINTAR


DI SMA NEGERI 1 SEMBAWA

Nurhasana Hayati1 dan Eka Yuliana Sari2


1
SMAN 1 Sembawa Banyuasin dan 2SD Negeri 53 Palembang
e-mail: nurhasana_hayati@yahoo.com

Abstrak— Program Indonesia Pintar merupakan suatu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
pemerataan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi Program
Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 1 Sembawa, diantaranya sasaran program, manfaat program,
dan kendala-kendala yang timbul dalam mekanisme pelaksanaan program Indonesia pintar
(PIP). Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan
pengumpulan data, wawancara, dokumen dan sumber pustaka sebagai sumber data primer
dan data sekunder. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implemetasi Program Indonesia
Pintar (PIP) di SMAN 1 Sembawa belum berjalan maksimal sebagaimana mestinya hal ini dapat
dilihat dari : 1) Masih banyaknya siswa yang menerima dana PIP adalah siswa yang tidak tepat
sasaran, hal ini diantaranya karena data yang digunakan dalam penentuan calon penerima KIP
atau PIP masih kurang akurat, 2) Masih rendahnya kesadaran siswa dan orangtua siswa
tentang peruntukan bantuan dana PIP, 3) Waktu pencairan dana PIP yang terlambat karena
kurangnya sosialisasi, serta 4) Mekanisme pencairan dana PIP yang sulit.

Kata Kunci— Evaluasi, Implementasi, Program Indonesia Pintar

Abstract— The Smart Indonesia Program is an effort made by the government for educational
equity. This study aims to evaluate the implementation of the Smart Indonesia Program (PIP) at
SMAN 1 Sembawa, including program targets, program benefits, and constraints that arise in
the mechanism of implementing a smart Indonesia program (PIP). In this study the researcher
used descriptive qualitative research methods by collecting data, interviews, documents and
library sources as primary data sources and secondary data. The results of the study can be
concluded that the implementation of the Smart Indonesia Program (PIP) at SMAN 1 Sembawa
has not run optimally as it should be, this can be seen from: 1) There are still many students
who receive PIP funds that are not on target, this is because the data used in determining the
prospective recipients of KIP or PIP is still inaccurate, 2) Still low awareness of students and
parents of students about the allocation of PIP funds, 3) Time of disbursement of PIP funds that
are late due to lack of socialization 4) Difficult mechanism for disbursing PIP funds.

Keywords— Evaluation, Implementation, Smart Indonesia Program

—————————— ◆ ——————————

PENDAHULUAN
diamanatkan bahwa pemerintah wajib
Pendidikan merupakan hal terpenting
bertanggung jawab dalam mencerdaskan
yang harus dimiliki oleh setiap orang,
kehidupan bangsa dan memajukan
pendidikan tidak boleh dibeda-bedakan
kesejateraan umum. Dari beberapa
karena sejatinya pendidikan adalah hak asasi
landasan diatas, dapat dikatakan bahwa
setiap manusia. Hal ini telah tercantum dalam
semua warga Negara Indonesia berhak
UUD 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa
untuk mendapatkan pendidikan, dan
setiap warga negara berhak dan mengikuti
pemerintah wajib membiayai dan
pendidikan dasar dan pemerintah wajib
menyedikan segala fasilitasnya. Namun
membiayainya. Sejalan dengan hal tersebut
dalam kenyataannya, belum semua warga
dalam pembukaan UUD 1945 juga telah

468
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

Negara Indonesia dapat mengenyam EVALUASI


pendidikan karena keterbatasan dalam
Evaluasi dapat dikatakan proses
mengakses pendidikan sehingga program
atau tindakan untuk mengetahui nilai dari
pemerintah belum dapat tercapai
sesuatu, seperti yang dikemukakan oleh
sepenuhnya. Selain masalah kesulitan
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown
mengakses pendidikan, faktor yang juga
dalam Anas Sudijono (2009) “Evaluation
menghambat masyarakat dalam menjangkau
refer to the act or proses to determining
pendidikan adalah kemiskinan. Menurut
the value og sametihing”. Begitu juga
Herlina (2017) kemiskinan dan pendidikan
menurut Hamzah B. Uno dan Satria Koni
adalah dua aspek yang berkaitan sangat erat
(2013) menjelaskan bahwa evaluasi
bila dikaitkan dengan kesejahteraan yang ada
adalah proses pemberian makna atau
dimasyarakat. Untuk meminimalisir hambatan
ketetapan kualitas hasil pengukuran
ini agar program pemerintah dapat tercapai,
dengan membandingkan angka hasil
Pemerintah dan DPR dalam bidang
pengukuran tersebut dengan kriteria
pendidikan tertuang dalam pasal 31 ayat 4
tertentu. Setiap evaluasi dilaksanakan
UUD 1945 Amandemen ke-4
pasti mempunyai tujuan yang hendak
mengamanatkan bahwa Negara
dicapai. Banyak pendapat ahli mengenai
memprioritaskan anggaran pendidikan
tujuan evaluasi, diantaranya menurut
sekurang-kurangnya 20% dari APBN untuk
Suharsimi Arikunto & Cepi SAJ (2004),
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
menjelaskan bahwa tujuan evaluasi adalah
pendidikan, dan dikeluarkan kebijakan-
untuk mengetahui keterlaksanaan suatu
kebijakan diantaranya program wajib belajar 9
kegiatan program, karena evaluator
Tahun, dan diteruskan dengan Pencanangan
program ingin mengetahui bagian mana
program wajib belajar 12 Tahun yang dimulai
dari komponen dan subkomponen program
Juni 2015 (Kompas.com, 13 Januari 2015)
yang belum terlaksana dan apa sebabnya.
yang kebijakan ini didukung dengan
Karena itu, kegiatan evaluasi dimulai
diadakannya Bantuan Operasional Sekolah
dengan mengetahui apa tujuan program
(BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM),
yang akan dievaluasi oleh evaluator.
yang selanjutnya pada tahun 2014, presiden
IMPLEMENTASI
Joko Widodo mengeluarkan Instruksi
Presiden Nomor 7 tahun 2014 tentang Menurut kamus besar bahasa
Pelaksanaan Simpanan Keluarga Sejahtera Indonesia Implemtasi adalah pelaksanaan
(PSKS), Program Indonesia Pintar (PIP), dan atau juga penerapan. Di penelitian ini
Program Indonesia sehat (PIS), inpres implementasi yang dimaksud adalah
tersebut diperkuat dengan Peraturan menteri implemtasi kebijakan. Implementasi
Pendidikan dan Kebudayan Nomor 12 tahun kebijakan merupakan suatu proses, suatu
2015 tentang Program Indonesia Pintar (PIP). output (keluaran) atau hasil akhir (out
come) Wahab (dalam Syahrani, 2015). Bila

469
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

dilihat dari proses, implemntasi mengacu 1. Penerima BSM 2014 pemegang KPS;
pada serangkaian keputusan dan tindakan
2. Siswa/anak dari keluarga pemegang
pemerintah yang dimaksudkan untuk
KPS/KKS/KIP yang belum menerima
sesegera mungkin menghasilkan akibat-
BSM 2014;
akibat tertentu yang dikehendaki. Out put
3. Siswa/anak dari keluarga peserta
merupakan keluaran implemtasi yang
Program keluarga Harapan (PKH) non
mengacu pada cara-cara atau sarana yang
KPS;
telah dipakai untuk tujuan yang telah
diprogramkan. Sedangkan ouput merupakan 4. Siswa/anak yang berstatus yatim
terjadinya perubahan-perubahan tertentu piatu/yatim/piatu dari Panti
pada permasalahan social dalam skala luas Sosial/Panti Asuhan;
yang ingin diatasi oleh suatu program.
5. Siswa/anak yang terkena dampak
bencana alam;
PROGRAM INDONESIA PINTAR
6. Anak usia 6-21 tahun yang tidak
Program Indonesia Pintar merupakan
bersekolah (drop-out) yang diharapak
kelanjutan dari program bantuan Siswa Miskin
kembali bersekolah;
(BSM), sesuai dengan intruksi Presiden
7. Siswa/anak dari keluarga
Nomor 7 Tahun 2014 tentang pelaksanaan
miskin/rentan msikin yang terancam
Program Indonesia Pintar sebagai
putus sekolah atau siswa/anal dengan
penyempurna program sebelumnya. Program
pertimbangan khusus lainnya;
Indonesia Pintar merupakan program
pemberian bantuan tunai dari pemerintah 8. Peserta dari lembaga kursus atau
kepada anak usia sekolah dari keluarga satuan pendidikan nonformal lainnya
kurang mampu yang ditandai dengan
Adapun persyaratan penerima
pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Program Indonesia Pintar pada pendidikan
Program ini nantinya mengharapkan anak usia
formal adalah peserta didik yang terdaftar
6 sampai 21 tahun untuk dapat memperoleh
dalam Dapodik Sekolah dan diusulkan
pendidikan sampai tamat pendidikan
oleh sekola. (Kemdikbud, 2015).
menengah dan mencegah atau menarik
Pada tahun 2015 sasaran penerima
peserta didik putus sekolah, dan
Program Indonesia Pintar dalah sebanyak
Kemendikbud mengupayakan wajib belajar 12
17.920.270 pesert didik dengan jumlah
Tahun ini dapat terealisasi melalui PIP
SMK/kursus dan pelatihan sebanyak
(Sindonews.com, 15 September 2016).
1.846.538 peserta didik. Adapun besaran
a. Sasaran Program Indonesia Pintar
dana PIP per peserta didik untuk Sekolah
Program Indonesia Pintar diprioritaskan
Menegah Atas adalah sebesar Rp.
kepada anak berusia 6 tahun sampai 12
1.000.000,; per tahun bagi siswa kelas X
tahun dengan skala prioritas sebagai
dan XI, dan untuk kelas XII sebesar Rp.
berikut :

470
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

500.000 per peserta didik. usulan siswa calon penerima dari


sekolah ke dinas pendidikan
b. Pemanfaat Dana PIP
kabupaten/kota/provinsi dan direktorat
Program Indonesia Pintar ini bertujuan
teknis. Bagi siswa yang tidak memilik
untuk membantu biaya personal pendidikan
KPS/KKS/KIP yang rentan miskin
bagi peserta didik miskin atau rentan msikin
dapat diusulkan dengan memberikan
yang masih terdaftar sebagai peserta didik
surat keterangan dari pemerintah
pada jenjang pendidikan dasar dan
setempat.
menengah. Biaya personal pendidikan yang
2) Mekanisme Penetapan Penerima
dimaksudkan meliputi :
Penetapan penerima KIP dilakukan
1. Membeli buku dan alat tulis;
berdasarkan Pemuktahiran Basis Data
2. Membeli pakaian seragam
Terpadu (PBDT) dan usulan data
sekolah/praktik dan perlengkapan
sejenis. Setelah ada penetapan
sekolah (sepatu, tas, atau sejenisnya)
kemudian dikeluakan SK penerima.
3. Membiayai transportasi peserta didik ke
3) Penyaluaran Dana PIP
sekolah
Dana PIP disalurkan langsung ke
4. Uang saku peserta didik
peserta didik secara non tunai melalui
5. Biaya kursus/les tambahan bagi peserta rekening tabungan Simpanan Pelajar
didik pendidikan formal; di bank penyalur dana PIP.

6. Biaya praktik tambahan dan biaya 4) Pemberiatahuan dan Penyampaian


magang/penepatan kerja. SK

c. Mekanisme Pelaksanaan Pemberiatahuan dan penyampaian SK


biasanya dinas pendidikan provinsi
Mekanisme pelaksanaan Program
melalui cabang dinas masing-masing
Indonesia Pintar dimulai dari pengusulan,
meneruskan surat keputusan
penetapan penerima, penyaluaran dana PIP,
penerima dana PIP ke sekolah
pemberitahuan atau penyampaian SK, dan
aktivasi rekening PIP serta penarikan dana. 5) Aktivasi Rekening PIP dan Penarikan
Dana
1) Mekanisme Pengusulan
Sebelum melakukan penarikan dana,
Pengusulan calon penerima PIP menurut
peserta didik harus mengaktivasi rekening
Petunjuk Teknis Kemdikbud (2015), yaitu
Simpana Pelajar terlebih dahulu dengan
siswa pemilik KPS/KKS/KIP untuk
membawa surat keterangan kepala
sekolah formal mengentri (updating) data
sekolah, tanda identitas pengenal
siswa calon penerima PIP ke dalam
(KIP/Kartu Pelajar/kartu Keluarga/KTP),
aplikasi Dapodik secara benar dan
mengisi formulir aktivasi rekening
lengkap. Data berfungsi sebagai data
tabungan Simpanan Pelajar di bank

471
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

penyalur. Untuk penarikan dana, bias maupun karya monumental. Dokumen


dilakukan secara langsung oleh peserta didik yang dikumpulkan pada penelitian ini
ataupun ditarik secara kolektif oleh pihak adalah foto-foto kegiatan dan dokumen
sekolah. penunjang lainnya. Untuk studi pustaka,
peneliti mengumpulkan sumber yang
diperoleh dari internet, media online,
METODE PENELITIAN
literature, buku dan pustaka lain yang
Penelitian ini menggunkan metode
berkaitan dengan penelitian.
penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam
Dan data yang di dapat dari hasil
penelitian ini peneliti mengganbarkan dan
penelitian berupa data primer dan data
menjelaskan fenomena-fenomena
sekunder. Data primer di dapatkan dari
berdasarkan fakt-fakta yang terjadi dilapangan
hasil wawancara dan dokumen terhadap
(Sugiyono, 2014). Dengan teknik
kegiatan pelaksanaan Program Indonesia
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
Pintar, sedangkan data sekunder di
penelitian kepustakaan dan penelitian
dapatkan dari sumber-sumber referensi
lapangan (Field Work Research) yang terdiri
yang mendukung penelitian ini.
dari observasi, wawancara, dokumen dan
studi pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wawancara pada penelitian ini
Tujuan dari penelitian ini adalah
dilaksanakan dengan menggunakan teknik
untuk mengevaluasi implementasi Program
wawancara tidak terstruktur, yaitu peneliti
Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 1
tidak menggunakan pedoman wawancara
Sembawa, diantaranya sasaran program,
yang telah tersusun secara sistematis dan
manfaat program, dan kendala-kendala
lengkap untuk pengumpulan datanya.
yang timbul dalam mekanisme
Pedoman wawancara yang digunakan hanya
pelaksanaan program Indonesia pintar
berupa garis-garis besar permasalahan yang
(PIP). PIP di SMAN 1 Sembawa telah
akan ditanyakan. Wawancara pada guru dan
berjalan sejak dari tahun 2015,
karyawan dilakukan secara langsung di
melanjutkan Program Bantuan Siswa
sekolah sedangkan wawancara kepada
Miskin (BSM) sebelumnya. Dari tahun 2015
orangtua/wali siswa secara door to door ke
sampai 2018 tercatat telah ada 233 siswa
rumah siswa penerima PIP. Wawancara
yang memperoleh dana PIP dengan total
digunakan untuk mengungkap data tentang
keseluruhan dana Rp. 181.000.000,-. Yang
sasaran, manfaat dan kendala – kendala yang
pencairannya melalui beberapa tahapan
ada dalam mekanisme pelaksanaan Program
SK, dimana pada tahun 2015 terdiri dari 4
Indonesia Pintar.
SK sebanyak 37 siswa dengan dana Rp.
Pengumpulan data selanjutnya dengan
32.000.000,-. Tahun 2016 terdiri dari 8 SK
dokumentasi, menurut Sugiyono (2013)
sebanyak 59 siswa dengan dana Rp.
dokumentasi adalah catatan peristiwa yang
43.500.000,-. Tahun 2017 terdiri dari 5 SK
telah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar,

472
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

sebanyak 67 siswa dengan dana Rp. bahkan siswa yang berasal dari keluarga
49.500.000,-. Terakhir tahun 2018 terdiri dari 4 mampu. Dari hasil wawancara dengan
tahapan sebanyak 60 siswa dengan dana Rp. orangtua siswa yang dilakukan pada
56.000.000,-. tanggal 21 – 25 Januari 2019, diperoleh
Mekanisme implementasi Program hasil sebagai berikut; 1) Tidak semua
Indonesia Pintar di SMAN 1 Sembawa di orang tua penerima PIP memiliki
mulai dengan menunjuk salah satu tenaga KPS/KPH/KKS; 2) Tidak seluruh orang tua
pendidik atau kependidikan sebagai Pengelola siswa penerima PIP adalah keluarga
PIP di sekolah, yang bertugas untuk miskin, bahkan ada yang bisa dikatakan
memberikan data siswa ajuan untuk mampu.
mendapatkan PIP ke operator sekolah, karena Hasil wawancara yang dilakukan
ajuan dilakukan melalui Dapodik Sekolah, kepada wakil kepala sekolah dan beberapa
kemudian pengelola PIP bertugas untuk guru sebagai narasumber diperoleh hasil
memberikan informasi dan sosialisasi kepada sebagai berikut; 1) guru dan staff tidak
orantua siswa penerima PIP, membantu siswa mengetahui sasaran program Indonesia
melengkapai berkas untuk pencairan dana pintar; 2) guru dan staff tidak mengetahui
PIP, membantu siswa dalam proses pencairan syarat pengajuan PIP sehingga terkadang
dana dan membuat laporan. bingung dengan siswa penerima PIP yang
A. SASARAN PROGRAM INDONESIA tidak sesuai.
PINTAR Dari hasil yang di dapat, dapat
Sasaran program Indonesia pintar telah dikatakan bahwa peruntukan atau sasaran
sangat jelas dalam Permendikbud tahun 2015 PIP di SMAN 1 Sembawa masih kurang
dan sekarang telah diperbarui dengan tepat sasarannya, masih banyak siswa
Permendikbud nomor 9 tahun 2018 tetang yang memilik KIP tidak mendapatkan PIP,
petunjuk teknis program Indonesia pintar, masih banyak siswa yang menerima PIP
sudah sangat jelas dalam peraturan tersebut bukan berasal dari siswa kurang mampu,
siapa saja yang berhak menjadi sasaran dan masih banyak siswa penerima PIP
program Indonesia pintar. Namun dalam tidak sesuai dengan prioritas kriteria sesuai
kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara Permendikbud. Hal ini dapat disebabkan
dan dokumen yang ada, sejak tahun 2015 karena data yang digunakan dalam
sampai tahun 2019 ada banyak siswa penentuan calon penerima KIP atau PIP
penerima program Indonesia pintar ini tidak masih kurang akurat, terkadang
sesuai dengan peraturan yang telah dibuat. pengusulan siswa untuk mendapatkan PIP
Data dokumen SK yang ada, hanya sekitar melalui dapodik telah mengikuti kriteria
60% siwa yang memiliki kartu KPS/KKS/KIP yang ada, siswa yang memiliki KIP disetiap
yang memperoleh dana PIP, selebihnya awal penerimaan siswa baru telah
adalah siswa yang tidak memiliki kartu disampaikan untuk mengumpulkan KIP
tersebut, siswa yang tidak diajukan, dan mereka untuk nantinya diusulkan

473
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

memperoleh PIP oleh sekolah, tidak hanya biaya hidup atau kebutuhan diluar
yang memiliki KIP, namun siswa yang memiliki pendidikan anak; 3) Terjadi
KPS/KPH, siswa yatim piatu/yatim/piatu dan penyalahgunaan pemanfaat dana PIP oleh
siswa kurang mampu tetapi tidak memiliki KIP siswa.
juga diusulkan dengan menyertakan surat Dari hasil wawancara dengan pihak
keterangan dari pemerintah setempat. Dalam sekolah, diperoleh hasil sebagai berikut; 1)
Dapodikpun jelas krteria siswa yang diajukan Dana PIP cukup membantu dalam
dari kriteria apa. Kemudian penetapan meringankan biaya sekolah, tetapi untuk
penerima PIP juga jika menurut Permendikbud keseluruhan masih kurang karena
sudah sangat jelas, namun dilapangan kita kebutuhan siswa saat ini semakin
tidak mengetahui bagaimana orang pusat meningkat; 2) PIP tidak dikelola oleh
menentukan siapa yang berhak mendapatkan sekolah, pengambilan dana PIP langsung
PIP, karena sekolah hanya mengusulkan oleh siswa, berdampak pada masih
sebatas pengusulan melalui laman Dapodik, banyaknya siswa penerima PIP yang
tetapi penetapan penerima dan pengeluaran menunggak bayaran sekolah dan
SK ditentukan oleh orang pusat, tanpa kewajiban yang lainnya; 3) masih banyak
berkoordinasi dengan dengan dinas dan ditemui siswa penerima PIP yang bolos
sekolah, sehingga pada saat SK keluar, sekolah, hasil belajar rendah, dan memiliki
banyak ditemui nama-nama siswa yang sarana prasarana untuk sekolah yang
memperoleh PIP bukanlah siswa yang sesuai kurang.
dengan kriteria. Data yang terdapat dalam aspek
pemanfaatan (outcomes) terdiri dari
B. MANFAAT PROGRAM INDONESIA pemanfaatan dana, kegiatan belajar siswa,
PINTAR kegiatan siswa, perubahan penerima PIP.
Pemanfaat program Indonesia pintar Dari hasil yang telah didapat, masih
dalam permendikbud telah sangat jelas yaitu ; banyak orangtua siswa yang belum
1) Membeli buku dan alat tulis; 2) Membeli memahami tentang penggunaan dana PIP,
pakaian seragam sekolah; 3) Membiayai sehingga masih ada penyimpangan
transport peserta didik sekolah; 4) Uan saku penggunaan dana, hal ini karena terkadang
peserta didik; 5) Biaya kursus/les tambahan orangtua siswa tidak mengindahkan
bagi peserta didik pendidikan formal; dan 5) petunjuk yang telah diberikan padahal
Biaya praktik tambahan dan biaya magang. sekolah telah mensosialisasikan pemanfaat
Dari hasil wawancara dengan orang tua siswa dana PIP setiap kali pertemuan sebellum
diperoleh hasil sebagai berikut; 1) Banyak pencairan dana.
orang tua siswa yang tidak memahami
manfaat dan penggunaan dana PIP; 2) Dana
PIP yang diterima siswa diambil dan dipegang
oleh orang tua siswa dan digunakan untuk

474
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

Gambar 5. Kegiatan Pencairan Dana PIP


Gambar 1. Kegiatan Sosialisasi Penerima PIP
oleh Siswa Pada Bank Penyalur

Hasil lain didapat yaitu tentang


penggunaan dana PIP yang tidak dikelola
langsung oleh sekolah, sehingga
pemanfaat dana belum maksimal
membantu mencukupi kebutuhan sekolah
siswa. Pengelolaan dana PIP tidak
langsung dilakukan oleh sekolah, karena
Gambar 2. Kegiatan Sosilaisasi Penerima PIP orangtua tidak menyetujui jika dana PIP
yang anak mereka dapat langsung dikelola
oleh sekolah, mereka hanya menyetujui
jika pengambilan dana dilakukan kolektif
oleh sekolah, namun pengelolaan dana
tetap dikembalikan kesiswa masing-
masing tanpa ada potongan apapun. Dari
aspek kegiatan belajar siswa, kegiatan
siswa dan perubahan penerima PIP,
Gambar 3. Kegiatan Pencairan Dana PIP oleh
menunjukkan bahwa ada peningkatan
Siswa
hasil peningkatan belajar siswa penerima
PIP, ada juga siswa penerima PIP yang
tidak menunjukkan perubahan, datang
sekolah masih terlambat, semangat belajar
masih kurang, hasil belajar masih kurang
baik, ini bisa dilihat dari dokumen laporan
hasil belajar siswa.

C. MEKANISME PELAKSANAAN
Gambar 4. Kegiatan Pencairan Dana PIP oleh PROGRAM INDONESIA PINTAR
Siswa Pada Bank Penyalur Mekanisme pelaksanaan Program
Indonesia Pintar (PIP) ini meliputi;

475
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

Sosilaisasi PIP, tahap pengajuan, tahap penetapan untuk mendapatkan PIP karena
penetapan penerima, tahap pencairan dana mereka beranggapan sosialisasi yang
PIP dan monitoring evaluasi kegiatan. dilakukan sangat kurang, mereka kadang
diundang hanya pada saat pembagian hasil
Dari data dokumen yang ada, dimulai
belajar anak dan pada saat aka nada
dari sosialisasi mengenai PIP pada saat awal
pencairan dana; 2) pencairan yang tidak
mereka masuk sekolah (kegiatan PLS), yang
tepat waktu membuat terkadang kebutuhan
selanjunya nanti siswa yang memiliki kartu-
anak mereka untuk pendidikan tidak dapat
kartu tersebut diminta untuk mengumpulkan
terpenuhi dengan baik; 3) sulitnya
fofokopi kartu dan fotokopi KK untuk diajukan
mekanisme pencairan dana terkadang
melalui Dapodik. Tahap pengajuan siswa
membuat mereka malas untuk mengambil
telah mengikui kriteria yang telah ditentukan,
dana yang ada; 4) tidak adanya monitoring
mulai dari siswa yang memiliki KPS/KKS/KIP,
kerumah-rumah penerima PIP untuk
siswa yatim piatu/yatim/piatu, dan siswa dari
memantau pemanfaat dana PIP. Dari hasil
keluarga kurang mampu, pengajuan dilakukan
wawancara dengan pihak sekolah
oleh Operator sekolah sebagai pengelola
didapatkan hasil; 1) kurangnya sosialisasi
Dapodik, pengelola PIP hanya memberikan
tentang PIP membuat guru dan staff
data nama-nama siswa yang akan diajukan.
sekolah terkadang tidak memahami
Untuk tahap penetapan SK, sekolah tidak
mengenai cara pengajuan, penetapan
mengetahui bagaimana kriteria penetapan SK
penerima, cara pencairan dana, sehingga
oleh pusat, sekolah hanya bisa melihat hasil
terkadang mereka kesulitan untuk
SK yang sudah terbit pada laman PIP (PIP
menjelaskan kepada masyarakat dan
manajer), laman ini dapat diakses dengan
orangtua siswa saat ada yang bertanya
login email dan password operator sekolah,
mengenai PIP; 2) penerbitan SK dan
yang nantinya kita bisa melakukan
pengumuman penetapan penerima PIP
pengecekan apakah sekolah kita diterbitkan
yang terkadang susah diakses membuat
SK atau tidak. Untuk tahap pencairan dana,
pihak sekolah terlambat mendapatkan
biasanya pengelola PIP sekolah setelah
informasi sehingga pencairan menjadi
mendownload SK dari laman PIP manajer,
terlambat; 3) kurangnya koordinasi orang
akan segera menghubungi siswa yang
dinas terhadap pihak sekolah mengenai
menerima dana, memanggil orang tua siswa,
PIP; 4) mekanisme pencairan dana yang
menyiapkan dokumen untuk pencairan seperti
sulit karena terkedala jarak antara bank dan
surat keteranga kepala sekolah, kemudian
sekolah yang membuat pihak sekolah
melakukan koordinasi dengan bank penyalur
terkadang kesulitan dalam proses
untuk proses pencairan dana oleh siswa.
pencaiaran dana; 5) tidak adanya
Dari hasil wawancara yang dilakukan
monitoring mengenai pelaksanaan kegiatan
terhadap orangtua siswa didapatkan hasil; 1)
PIP disekolah; 6) pelaporan PIP yang
orangtua siswa masih banyak yang tidak
terkadang bingung akan dilaporkan
memahami mengenai cara pengajuan, cara

476
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

kemana. dilakukan oleh operator sekolah atau


pengelola dapodik, sehingga pada saat
Evalusi mekanisme pelaksaan Program
operator dapodik dan pengelola PIP tidak
Indonesia Pintar mulai dari Sosilaisasi PIP,
sempat untuk mengecek maka akan
tahap pengajuan, tahap penetapan penerima,
terlewat informasi yang berakibat
tahap pencairan dana PIP dan monitoring
terlambatnya pencairan dana. PIP
evaluasi kegiatan. Dari hasil wawancara dan
manager merupakan suatu gerbang
dokumentasi yang didapat terlihat banyak
informasi PIP sekolah yang diakses
sekali kendala-kendala yang menghambat
melalui laman
dari setiap tahapan implentasi program
http://pip.psma.kemdikbud.go.id/dashboard
Indonesia pintar. Dari prosedur yang
/apps.php. Dengan cara login email dan
dilakukan sekolah dalam tahap pengajuan
password operator sekolah.
telah diangap sesuai dengan petunjuk yang
ada, sekolah terlebih dahulu telah mendata
siswa yang memiliki kartu untuk diajukan,
sekolah juga telah mengajukan siswa yang
tidak memiliki kartu tetapi memiliki surat
keterangan, dan dari pihak orang tua siswa
terkadang masih pasif dalam pengajuan PIP
karena keterbatasan informasi. Pengajuan
yang dilakukan juga hanya terbatas melalui Gambar 6. Tampilan PIP manager
Dapodik sudah cukup efektif, sehingga data
langsung sampai kepusat.

Dari segi penetapan SK penerima,


jangankan pihak orang tua siswa, pihak
sekolahpun tidak memahami kriteria yang
orang pusat ambil, sehingga nama-nama
yang keluar sebagai penerima dana PIP
banyak bukan dari nama siswa yang diajukan,
ada beberapa siswa yang tidak memiliki kartu
Gambar 7. Tampilan PIP manager
mendapatkan dana PIP, bahkan terkadang
siswa yang mendapatkan dana adalah siswa
dengan keterangan telah dropout dan lulus
didapodik, hal ini terkadang menimbulkan
kebingungan terutama dari pihak sekolah.
Informasi penetapan penerima dana atau
pengeluarkan SK dari dinas juga tidak ada,
sekolah harus aktif sendiri mengecek PIP
manager yang ada, dan ini hanya bisa

477
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

Gambar 8. Tampilan PIP manager Kendala yang datang terkadang dari pihak
bank penyalur, terkadang mereka meminta
syarat lebih di luar syarat yang telah ada di
buku petunjuk, misalnya harus membawa
dua dokumen asli yang menunjukkan
identitas siswa, membawa KTP orang tua
siswa, penetapan hari pencairan, dan bank
penyalur yang harus didatangi adalah bank
yang suadah ditetapkan, yang terkadang
jarak antara sekolah dan bank penyalur
Gambar 9. Tampilan PIP manager
sangatlah jauh. Saat ini bank penyalur
Waktu penetapan dan pengeluaran SK untuk SMAN 1 Sembawa adalah bank BNI
juga terkadang tidak bisa diprediksi, cabang Kebun Bunga Km 9 palembang,
terkadang dalam satu tahun sekolah bisa yang jaraknya lebih kurang 20 KM, siswa
dapat hanya dua kali dalam waktu yang harus kesana sendiri tentunya akan
berdekatan, seperti dalam waktu yang sama menimbulkan kecemasan dari pihak
terbit dua SK, kemudia tidak sama sekali sekolah atas keselamatan siswa. Padahal
terbit. bank penyalur diminta untuk
mempermudah penyaluran bantuan dana
Dari mekanisme pencairan dana,
Program Indonesia Pintar ini, seperti yang
kendala terbanyak sepertinya pada tahap ini,
disampaikan oleh Komisi X DPR RI
dimulai dari kurang bainya kerja sama orang
Surahman Hidayat kepada Dirut Bank BNI
tua siswa dengan pihak sekolah, terkadang
dan Bank BRI. (Republika.co.id, 25
orang tua siswa sudah diundang ke sekolah
Agustus 2015), misalnya dengan mereka
mengenai pencairan dana tetapi tidak datang.
yang mendatangi sekolah-sekolah
Pencairan dana bisa dilakukan langsung oleh
penerima dana PIP.
siswa dan boleh kolektif oleh pihak sekolah,
dengan mengikuti aturan yang telah ada di Dari segi monitoring kegiatan
buku petunjuk, jika akan diambil langsung program Indonesia pintar, sangat tidak
oleh siswa maka pihak sekolah hanya pernah diadakan monitoring PIP
mengeluarkan surat keterangan dari kepala kesekolah-sekolah, baik dari pihak Diknas
sekolah sebagai kelengkapan berkas, siswa maupun Pusat, pelaporan hanya dilakukan
hanya menyiapkan kartu identitas asli. Dan melalui PIP manager, dan dari pusat
bila akan diambil secara kolektif pihak sekolah hanya ada kiriman format setiap awal
akan membuat surat kuasa dari siswa ke tahun mengenai percepatan pencairan PIP
pihak sekolah dengan ditanda tangani oleh untuk bahan Rakor PIP tahunan.Untuk
pengawas sekolah, tetapi sejauh ini dana monitoring dari pihak sekolah kesiswa juga
selalu diambil langsung oleh siswa, dengan masih kurang, terkadang pihak sekolah
siswa sendiri yang datang ke bank penyalur. setelah mengetahui siswa telah

478
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

mencairkan dana dan mengumpulkan rincian pemanfaat dana, diharapkan orang


penggunaan dana, pihak sekolah tidak lagi tua siswa benar-benar memanfaatkan
memonitoring kerumah-rumah penerima dana dana PIP yang didapat untuk
PIP. kepentingan dan kebutuhan
pendidikan anak mereka, tidak untuk
KESIMPULAN DAN SARAN disalh gunakan.
Berdasarkan hasil evaluasi implementasi
2. Bagi sekolah, ditingkatkan lagi poses
Program Indonesia Pintar di SMAN 1
sosialisasi mengenai program PIP
Sembawa, dapat di simpulkan implemetasi
kepada oran tua siswa dan siswa,
Program Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 1
selalu aktif dalam mengakses PIP
Sembawa belum berjalan maksimal
manager agar tidak ketinggalan
sebagaimana mestinya hal ini dapat dilihat
informasi mengenai penerbitan SK
dari : 1) Masih banyaknya siswa yang
penerima dana PIP. Pengakuratan
menerima dana PIP adalah siswa yang tidak
data sebelum pengusulan
tepat sasaran,hal ini diantaranya karena data
ditingkatkan, sehingga terdekteksi
yang digunakan dalam penentuan calon
siswa yang memiliki kartu
penerima KIP atau PIP masih kurang akurat,
KIP/KKS/KPS adalah benar siswa
2) Masih rendahnya kesadaran siswa dan
yang berasal dari keluarga kurang
orangtua siswa tentang peruntukan bantuan
mampu, sehingga sasaran penerima
dana PIP, 3) Waktu pencairan dana PIP yang
akan tepat.
terlambat karena kurangnya sosialisasi, 4)
Mekanisme pencairan dana PIP yang sulit. 3. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi,
Dari kesimpulan yang di dapat dari hasil hendaknya memberikan infromasi
penelitian, maka peneliti memberikan mengenai waktu penerbitan SK,
beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai sehingga informasi yang didapat tidak
masukan untuk implementasi Program terlambat, selain itu perlu ada
Indonesia Pintar selanjutnya, khususnya pada monitoring kesekolah-sekolah
SMAN 1 Sembawa. Adapun saran-saran sehingga dapat di ketahui sejauh
tersebut yaitu : mana program ini berjalan dan dapat
diketahui kendala-kendala yang ada
1. Bagi orang tua siswa, sangat diharapkan
dalam kegiatan program ini.
pengertian, peran aktif dan kerja
samanya yang baik dalam proses 4. Bagi Pusat dalam hal ini kementrian
sosialisasi, pengusulan, dan pencairan pendidikan yang kegiatan program ini
dana. Sekolah hanya bisa membantu diserahkan kepada direktorat psma
proses pengusulan, pencairan tetapi sebagai pelaksana, hendaknya
tidak bisa menetapkan SK penerima memberikan sosialisai kepada pihak
dana, semuanya pusat yang sekolah mengenai penentuan SK
menentukan. Begitupun dengan penerima dana. Ada koordinasi

479
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019

dengan pihak sekolah, dan memang Pintar.


9. Peraturan Menteri Pendidikan dan
benar-benar mengikuti usulan dari pihak
Kebudayaan Republik Indonesia No 19
sekolah untuk penetapan SK penerima Tahun 2016 tentang Program
Indonesia Pintar.
dana PIP, sehingga dana yang diterima
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan
jatuh pada pihak yang tepat sasaran. Kebudayaan Republik Indonesia No 7
Tahun 2014 tentang Bantuan Siswa
Kemudian lakukan monitoring ke
Miskin.
sekolah-sekolah penerima dana untuk 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 9
mengetahui kendala-kendala yang ada
Tahun 2018 tentang Program
dalam kegiatan Program Indonesia Indonesia Pintar.
12. Republika.co.id. (2015, Agustus 5).
Pintar ini.
Bank Diminta Permudah Penyaluran
Bantuan Dana Pendidikan.
5. Bagi bank yang ditunjuk sebagai 13. Rohman, A. (2001). Pendidikan
penyalur dana, hendaknya jangan Analisis Dinamika Formulasi dan
Implementasi. Yogyakarta: Aswaja
mempersulit proses pencairan dana, dan Perssindo.
alangkah baiknya jika bank penyalur 14. Sugiyono. (2013). Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
yang mendatangi sekolah-sekolah 15. Sugiyono. (2014). Memahami
penerima dana untuk proses pencairan Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
dana. 16. Syahrani. (2015). Analisis Kebijakan
Publik. Yogyakarta: Makindo Grafika.
DAFTAR PUSTAKA 17. sindonews.com. (2016, September 5).
Dipetik April 15, 2019, dari Kemdikbud
1. Anas, S. (2011). Pengantar Statistik Upayakan Wajib Belajar 12 Tahun
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Melalui PIP:
Persada. http://jakarta.sindonews.com/2016/09/
2. Herlina, E. (2017). Pendidikan dan 15/Kemdikbud-Upayakan-Wajib-
Pelatihan Dalam Meningkatkan Model Belajar-12-Tahun
Kerjasama Usaha Menengah Kecil dan 18. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31.
Mikro Dengan Usaha Besar di Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis. Jurnal
Ekonologi Ilmu Manajemen.
3. Jabar, S. A. (2004). Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
4. Kompas.com. (2015, Januari 13). Wajib
Belajar 12 Tahun . Juni 2015.
5. Koni, U. B. (2012). Assesment
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
6. Lamsuri, A. R. (2009). Memahami
Pendidikan & Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: Laksbang Mediatama.
7. Oyon, E. R. (2018). Implementasi
Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP)
Melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP)
dalam Upaya Pemerataan Pendidikan.
Indonesian Journal of Education
Management & Administration Review,
Volume 2 No. 1 (JUni 2018).
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 7
Tahun 2014 tentang Program Indonesia

480

Anda mungkin juga menyukai