3078 5099 1 PB
3078 5099 1 PB
Abstrak— Program Indonesia Pintar merupakan suatu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
pemerataan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi Program
Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 1 Sembawa, diantaranya sasaran program, manfaat program,
dan kendala-kendala yang timbul dalam mekanisme pelaksanaan program Indonesia pintar
(PIP). Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan
pengumpulan data, wawancara, dokumen dan sumber pustaka sebagai sumber data primer
dan data sekunder. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implemetasi Program Indonesia
Pintar (PIP) di SMAN 1 Sembawa belum berjalan maksimal sebagaimana mestinya hal ini dapat
dilihat dari : 1) Masih banyaknya siswa yang menerima dana PIP adalah siswa yang tidak tepat
sasaran, hal ini diantaranya karena data yang digunakan dalam penentuan calon penerima KIP
atau PIP masih kurang akurat, 2) Masih rendahnya kesadaran siswa dan orangtua siswa
tentang peruntukan bantuan dana PIP, 3) Waktu pencairan dana PIP yang terlambat karena
kurangnya sosialisasi, serta 4) Mekanisme pencairan dana PIP yang sulit.
Abstract— The Smart Indonesia Program is an effort made by the government for educational
equity. This study aims to evaluate the implementation of the Smart Indonesia Program (PIP) at
SMAN 1 Sembawa, including program targets, program benefits, and constraints that arise in
the mechanism of implementing a smart Indonesia program (PIP). In this study the researcher
used descriptive qualitative research methods by collecting data, interviews, documents and
library sources as primary data sources and secondary data. The results of the study can be
concluded that the implementation of the Smart Indonesia Program (PIP) at SMAN 1 Sembawa
has not run optimally as it should be, this can be seen from: 1) There are still many students
who receive PIP funds that are not on target, this is because the data used in determining the
prospective recipients of KIP or PIP is still inaccurate, 2) Still low awareness of students and
parents of students about the allocation of PIP funds, 3) Time of disbursement of PIP funds that
are late due to lack of socialization 4) Difficult mechanism for disbursing PIP funds.
—————————— ◆ ——————————
PENDAHULUAN
diamanatkan bahwa pemerintah wajib
Pendidikan merupakan hal terpenting
bertanggung jawab dalam mencerdaskan
yang harus dimiliki oleh setiap orang,
kehidupan bangsa dan memajukan
pendidikan tidak boleh dibeda-bedakan
kesejateraan umum. Dari beberapa
karena sejatinya pendidikan adalah hak asasi
landasan diatas, dapat dikatakan bahwa
setiap manusia. Hal ini telah tercantum dalam
semua warga Negara Indonesia berhak
UUD 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa
untuk mendapatkan pendidikan, dan
setiap warga negara berhak dan mengikuti
pemerintah wajib membiayai dan
pendidikan dasar dan pemerintah wajib
menyedikan segala fasilitasnya. Namun
membiayainya. Sejalan dengan hal tersebut
dalam kenyataannya, belum semua warga
dalam pembukaan UUD 1945 juga telah
468
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
469
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
dilihat dari proses, implemntasi mengacu 1. Penerima BSM 2014 pemegang KPS;
pada serangkaian keputusan dan tindakan
2. Siswa/anak dari keluarga pemegang
pemerintah yang dimaksudkan untuk
KPS/KKS/KIP yang belum menerima
sesegera mungkin menghasilkan akibat-
BSM 2014;
akibat tertentu yang dikehendaki. Out put
3. Siswa/anak dari keluarga peserta
merupakan keluaran implemtasi yang
Program keluarga Harapan (PKH) non
mengacu pada cara-cara atau sarana yang
KPS;
telah dipakai untuk tujuan yang telah
diprogramkan. Sedangkan ouput merupakan 4. Siswa/anak yang berstatus yatim
terjadinya perubahan-perubahan tertentu piatu/yatim/piatu dari Panti
pada permasalahan social dalam skala luas Sosial/Panti Asuhan;
yang ingin diatasi oleh suatu program.
5. Siswa/anak yang terkena dampak
bencana alam;
PROGRAM INDONESIA PINTAR
6. Anak usia 6-21 tahun yang tidak
Program Indonesia Pintar merupakan
bersekolah (drop-out) yang diharapak
kelanjutan dari program bantuan Siswa Miskin
kembali bersekolah;
(BSM), sesuai dengan intruksi Presiden
7. Siswa/anak dari keluarga
Nomor 7 Tahun 2014 tentang pelaksanaan
miskin/rentan msikin yang terancam
Program Indonesia Pintar sebagai
putus sekolah atau siswa/anal dengan
penyempurna program sebelumnya. Program
pertimbangan khusus lainnya;
Indonesia Pintar merupakan program
pemberian bantuan tunai dari pemerintah 8. Peserta dari lembaga kursus atau
kepada anak usia sekolah dari keluarga satuan pendidikan nonformal lainnya
kurang mampu yang ditandai dengan
Adapun persyaratan penerima
pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Program Indonesia Pintar pada pendidikan
Program ini nantinya mengharapkan anak usia
formal adalah peserta didik yang terdaftar
6 sampai 21 tahun untuk dapat memperoleh
dalam Dapodik Sekolah dan diusulkan
pendidikan sampai tamat pendidikan
oleh sekola. (Kemdikbud, 2015).
menengah dan mencegah atau menarik
Pada tahun 2015 sasaran penerima
peserta didik putus sekolah, dan
Program Indonesia Pintar dalah sebanyak
Kemendikbud mengupayakan wajib belajar 12
17.920.270 pesert didik dengan jumlah
Tahun ini dapat terealisasi melalui PIP
SMK/kursus dan pelatihan sebanyak
(Sindonews.com, 15 September 2016).
1.846.538 peserta didik. Adapun besaran
a. Sasaran Program Indonesia Pintar
dana PIP per peserta didik untuk Sekolah
Program Indonesia Pintar diprioritaskan
Menegah Atas adalah sebesar Rp.
kepada anak berusia 6 tahun sampai 12
1.000.000,; per tahun bagi siswa kelas X
tahun dengan skala prioritas sebagai
dan XI, dan untuk kelas XII sebesar Rp.
berikut :
470
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
471
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
472
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
sebanyak 67 siswa dengan dana Rp. bahkan siswa yang berasal dari keluarga
49.500.000,-. Terakhir tahun 2018 terdiri dari 4 mampu. Dari hasil wawancara dengan
tahapan sebanyak 60 siswa dengan dana Rp. orangtua siswa yang dilakukan pada
56.000.000,-. tanggal 21 – 25 Januari 2019, diperoleh
Mekanisme implementasi Program hasil sebagai berikut; 1) Tidak semua
Indonesia Pintar di SMAN 1 Sembawa di orang tua penerima PIP memiliki
mulai dengan menunjuk salah satu tenaga KPS/KPH/KKS; 2) Tidak seluruh orang tua
pendidik atau kependidikan sebagai Pengelola siswa penerima PIP adalah keluarga
PIP di sekolah, yang bertugas untuk miskin, bahkan ada yang bisa dikatakan
memberikan data siswa ajuan untuk mampu.
mendapatkan PIP ke operator sekolah, karena Hasil wawancara yang dilakukan
ajuan dilakukan melalui Dapodik Sekolah, kepada wakil kepala sekolah dan beberapa
kemudian pengelola PIP bertugas untuk guru sebagai narasumber diperoleh hasil
memberikan informasi dan sosialisasi kepada sebagai berikut; 1) guru dan staff tidak
orantua siswa penerima PIP, membantu siswa mengetahui sasaran program Indonesia
melengkapai berkas untuk pencairan dana pintar; 2) guru dan staff tidak mengetahui
PIP, membantu siswa dalam proses pencairan syarat pengajuan PIP sehingga terkadang
dana dan membuat laporan. bingung dengan siswa penerima PIP yang
A. SASARAN PROGRAM INDONESIA tidak sesuai.
PINTAR Dari hasil yang di dapat, dapat
Sasaran program Indonesia pintar telah dikatakan bahwa peruntukan atau sasaran
sangat jelas dalam Permendikbud tahun 2015 PIP di SMAN 1 Sembawa masih kurang
dan sekarang telah diperbarui dengan tepat sasarannya, masih banyak siswa
Permendikbud nomor 9 tahun 2018 tetang yang memilik KIP tidak mendapatkan PIP,
petunjuk teknis program Indonesia pintar, masih banyak siswa yang menerima PIP
sudah sangat jelas dalam peraturan tersebut bukan berasal dari siswa kurang mampu,
siapa saja yang berhak menjadi sasaran dan masih banyak siswa penerima PIP
program Indonesia pintar. Namun dalam tidak sesuai dengan prioritas kriteria sesuai
kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara Permendikbud. Hal ini dapat disebabkan
dan dokumen yang ada, sejak tahun 2015 karena data yang digunakan dalam
sampai tahun 2019 ada banyak siswa penentuan calon penerima KIP atau PIP
penerima program Indonesia pintar ini tidak masih kurang akurat, terkadang
sesuai dengan peraturan yang telah dibuat. pengusulan siswa untuk mendapatkan PIP
Data dokumen SK yang ada, hanya sekitar melalui dapodik telah mengikuti kriteria
60% siwa yang memiliki kartu KPS/KKS/KIP yang ada, siswa yang memiliki KIP disetiap
yang memperoleh dana PIP, selebihnya awal penerimaan siswa baru telah
adalah siswa yang tidak memiliki kartu disampaikan untuk mengumpulkan KIP
tersebut, siswa yang tidak diajukan, dan mereka untuk nantinya diusulkan
473
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
memperoleh PIP oleh sekolah, tidak hanya biaya hidup atau kebutuhan diluar
yang memiliki KIP, namun siswa yang memiliki pendidikan anak; 3) Terjadi
KPS/KPH, siswa yatim piatu/yatim/piatu dan penyalahgunaan pemanfaat dana PIP oleh
siswa kurang mampu tetapi tidak memiliki KIP siswa.
juga diusulkan dengan menyertakan surat Dari hasil wawancara dengan pihak
keterangan dari pemerintah setempat. Dalam sekolah, diperoleh hasil sebagai berikut; 1)
Dapodikpun jelas krteria siswa yang diajukan Dana PIP cukup membantu dalam
dari kriteria apa. Kemudian penetapan meringankan biaya sekolah, tetapi untuk
penerima PIP juga jika menurut Permendikbud keseluruhan masih kurang karena
sudah sangat jelas, namun dilapangan kita kebutuhan siswa saat ini semakin
tidak mengetahui bagaimana orang pusat meningkat; 2) PIP tidak dikelola oleh
menentukan siapa yang berhak mendapatkan sekolah, pengambilan dana PIP langsung
PIP, karena sekolah hanya mengusulkan oleh siswa, berdampak pada masih
sebatas pengusulan melalui laman Dapodik, banyaknya siswa penerima PIP yang
tetapi penetapan penerima dan pengeluaran menunggak bayaran sekolah dan
SK ditentukan oleh orang pusat, tanpa kewajiban yang lainnya; 3) masih banyak
berkoordinasi dengan dengan dinas dan ditemui siswa penerima PIP yang bolos
sekolah, sehingga pada saat SK keluar, sekolah, hasil belajar rendah, dan memiliki
banyak ditemui nama-nama siswa yang sarana prasarana untuk sekolah yang
memperoleh PIP bukanlah siswa yang sesuai kurang.
dengan kriteria. Data yang terdapat dalam aspek
pemanfaatan (outcomes) terdiri dari
B. MANFAAT PROGRAM INDONESIA pemanfaatan dana, kegiatan belajar siswa,
PINTAR kegiatan siswa, perubahan penerima PIP.
Pemanfaat program Indonesia pintar Dari hasil yang telah didapat, masih
dalam permendikbud telah sangat jelas yaitu ; banyak orangtua siswa yang belum
1) Membeli buku dan alat tulis; 2) Membeli memahami tentang penggunaan dana PIP,
pakaian seragam sekolah; 3) Membiayai sehingga masih ada penyimpangan
transport peserta didik sekolah; 4) Uan saku penggunaan dana, hal ini karena terkadang
peserta didik; 5) Biaya kursus/les tambahan orangtua siswa tidak mengindahkan
bagi peserta didik pendidikan formal; dan 5) petunjuk yang telah diberikan padahal
Biaya praktik tambahan dan biaya magang. sekolah telah mensosialisasikan pemanfaat
Dari hasil wawancara dengan orang tua siswa dana PIP setiap kali pertemuan sebellum
diperoleh hasil sebagai berikut; 1) Banyak pencairan dana.
orang tua siswa yang tidak memahami
manfaat dan penggunaan dana PIP; 2) Dana
PIP yang diterima siswa diambil dan dipegang
oleh orang tua siswa dan digunakan untuk
474
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
C. MEKANISME PELAKSANAAN
Gambar 4. Kegiatan Pencairan Dana PIP oleh PROGRAM INDONESIA PINTAR
Siswa Pada Bank Penyalur Mekanisme pelaksanaan Program
Indonesia Pintar (PIP) ini meliputi;
475
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
Sosilaisasi PIP, tahap pengajuan, tahap penetapan untuk mendapatkan PIP karena
penetapan penerima, tahap pencairan dana mereka beranggapan sosialisasi yang
PIP dan monitoring evaluasi kegiatan. dilakukan sangat kurang, mereka kadang
diundang hanya pada saat pembagian hasil
Dari data dokumen yang ada, dimulai
belajar anak dan pada saat aka nada
dari sosialisasi mengenai PIP pada saat awal
pencairan dana; 2) pencairan yang tidak
mereka masuk sekolah (kegiatan PLS), yang
tepat waktu membuat terkadang kebutuhan
selanjunya nanti siswa yang memiliki kartu-
anak mereka untuk pendidikan tidak dapat
kartu tersebut diminta untuk mengumpulkan
terpenuhi dengan baik; 3) sulitnya
fofokopi kartu dan fotokopi KK untuk diajukan
mekanisme pencairan dana terkadang
melalui Dapodik. Tahap pengajuan siswa
membuat mereka malas untuk mengambil
telah mengikui kriteria yang telah ditentukan,
dana yang ada; 4) tidak adanya monitoring
mulai dari siswa yang memiliki KPS/KKS/KIP,
kerumah-rumah penerima PIP untuk
siswa yatim piatu/yatim/piatu, dan siswa dari
memantau pemanfaat dana PIP. Dari hasil
keluarga kurang mampu, pengajuan dilakukan
wawancara dengan pihak sekolah
oleh Operator sekolah sebagai pengelola
didapatkan hasil; 1) kurangnya sosialisasi
Dapodik, pengelola PIP hanya memberikan
tentang PIP membuat guru dan staff
data nama-nama siswa yang akan diajukan.
sekolah terkadang tidak memahami
Untuk tahap penetapan SK, sekolah tidak
mengenai cara pengajuan, penetapan
mengetahui bagaimana kriteria penetapan SK
penerima, cara pencairan dana, sehingga
oleh pusat, sekolah hanya bisa melihat hasil
terkadang mereka kesulitan untuk
SK yang sudah terbit pada laman PIP (PIP
menjelaskan kepada masyarakat dan
manajer), laman ini dapat diakses dengan
orangtua siswa saat ada yang bertanya
login email dan password operator sekolah,
mengenai PIP; 2) penerbitan SK dan
yang nantinya kita bisa melakukan
pengumuman penetapan penerima PIP
pengecekan apakah sekolah kita diterbitkan
yang terkadang susah diakses membuat
SK atau tidak. Untuk tahap pencairan dana,
pihak sekolah terlambat mendapatkan
biasanya pengelola PIP sekolah setelah
informasi sehingga pencairan menjadi
mendownload SK dari laman PIP manajer,
terlambat; 3) kurangnya koordinasi orang
akan segera menghubungi siswa yang
dinas terhadap pihak sekolah mengenai
menerima dana, memanggil orang tua siswa,
PIP; 4) mekanisme pencairan dana yang
menyiapkan dokumen untuk pencairan seperti
sulit karena terkedala jarak antara bank dan
surat keteranga kepala sekolah, kemudian
sekolah yang membuat pihak sekolah
melakukan koordinasi dengan bank penyalur
terkadang kesulitan dalam proses
untuk proses pencairan dana oleh siswa.
pencaiaran dana; 5) tidak adanya
Dari hasil wawancara yang dilakukan
monitoring mengenai pelaksanaan kegiatan
terhadap orangtua siswa didapatkan hasil; 1)
PIP disekolah; 6) pelaporan PIP yang
orangtua siswa masih banyak yang tidak
terkadang bingung akan dilaporkan
memahami mengenai cara pengajuan, cara
476
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
477
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
Gambar 8. Tampilan PIP manager Kendala yang datang terkadang dari pihak
bank penyalur, terkadang mereka meminta
syarat lebih di luar syarat yang telah ada di
buku petunjuk, misalnya harus membawa
dua dokumen asli yang menunjukkan
identitas siswa, membawa KTP orang tua
siswa, penetapan hari pencairan, dan bank
penyalur yang harus didatangi adalah bank
yang suadah ditetapkan, yang terkadang
jarak antara sekolah dan bank penyalur
Gambar 9. Tampilan PIP manager
sangatlah jauh. Saat ini bank penyalur
Waktu penetapan dan pengeluaran SK untuk SMAN 1 Sembawa adalah bank BNI
juga terkadang tidak bisa diprediksi, cabang Kebun Bunga Km 9 palembang,
terkadang dalam satu tahun sekolah bisa yang jaraknya lebih kurang 20 KM, siswa
dapat hanya dua kali dalam waktu yang harus kesana sendiri tentunya akan
berdekatan, seperti dalam waktu yang sama menimbulkan kecemasan dari pihak
terbit dua SK, kemudia tidak sama sekali sekolah atas keselamatan siswa. Padahal
terbit. bank penyalur diminta untuk
mempermudah penyaluran bantuan dana
Dari mekanisme pencairan dana,
Program Indonesia Pintar ini, seperti yang
kendala terbanyak sepertinya pada tahap ini,
disampaikan oleh Komisi X DPR RI
dimulai dari kurang bainya kerja sama orang
Surahman Hidayat kepada Dirut Bank BNI
tua siswa dengan pihak sekolah, terkadang
dan Bank BRI. (Republika.co.id, 25
orang tua siswa sudah diundang ke sekolah
Agustus 2015), misalnya dengan mereka
mengenai pencairan dana tetapi tidak datang.
yang mendatangi sekolah-sekolah
Pencairan dana bisa dilakukan langsung oleh
penerima dana PIP.
siswa dan boleh kolektif oleh pihak sekolah,
dengan mengikuti aturan yang telah ada di Dari segi monitoring kegiatan
buku petunjuk, jika akan diambil langsung program Indonesia pintar, sangat tidak
oleh siswa maka pihak sekolah hanya pernah diadakan monitoring PIP
mengeluarkan surat keterangan dari kepala kesekolah-sekolah, baik dari pihak Diknas
sekolah sebagai kelengkapan berkas, siswa maupun Pusat, pelaporan hanya dilakukan
hanya menyiapkan kartu identitas asli. Dan melalui PIP manager, dan dari pusat
bila akan diambil secara kolektif pihak sekolah hanya ada kiriman format setiap awal
akan membuat surat kuasa dari siswa ke tahun mengenai percepatan pencairan PIP
pihak sekolah dengan ditanda tangani oleh untuk bahan Rakor PIP tahunan.Untuk
pengawas sekolah, tetapi sejauh ini dana monitoring dari pihak sekolah kesiswa juga
selalu diambil langsung oleh siswa, dengan masih kurang, terkadang pihak sekolah
siswa sendiri yang datang ke bank penyalur. setelah mengetahui siswa telah
478
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
479
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 03 MEI 2019
480