Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL TENTANG KASUS STALKER

1. SEMPAT DITANGKAP KARENA KASUS PENGUNTITAN, PEREMPUAN INI MALAH MENGUNTIT


POLISI YANG MENANGKAPNYA.

LINK : https://www.kompas.tv/article/170023/sempat-ditangkap-karena-kasus-penguntitan-
perempuan-ini-malah-menguntit-polisi-yang-menangkapnya

Sabtu, 1 Mei 2021 | 14:53 WIB


Penulis : Haryo Jati 
Oleh : KOMPASTV

NARA, KOMPAS.TV - Seorang perempuan di Jepang ditangkap setelah


dituduh menguntit petugas kepolisian Nara, Senin (26/4/2021)
Anehnya, petugas kepolisian yang dikuntitnya adalah petugas yang telah
menangkapnya ketika menguntit orang lain.
Perempuan yang diketahui bernama Kanako Onishi tersebut ditangkap
oleh petugas yang merupakan asisten inspektur itu dalam sebuah
kasus penguntitan tahun lalu. Namun, Onishi yang berusia 37 tahun
malah gantian menguntit petugas tersebut dan mengirimkan surat yang
cukup menyeramkan pada Kamis (22/4/2021).
“Saya ingin masuk ke dalam koseki (kartu keluarga) Anda. Saya tak ingin
tinggal terpisah. Saya pikir saya jatuh cinta,” isi surat tersebut dikutip
dari World of Buzz.
Korban yang merupakan polisi berusia sekitar 40 tahunan dan sudah
menikah juga menerima beberapa surat lain dari Onishi.
Termasuk di dalamnya sebuah surat yang bertuliskan “nikahi saya”.
Namun, korban secara konsisten menegaskan tak pernah menjalin
hubungan dengan Onishi.
Ia pun mengungkapkan, menjadi korban penguntitan setelah menangani
kasusnya Oktober lalu.
Onishi dituduh telah melanggar Hukum Kontrol Penguntitan Jepang dan
mengakui tindakannya.

2. APA ITU STALKER DAN ADAKAH JERAT HUKUMNYA?

LINK : https://www.hukumonline.com/klinik/a/apa-itu-istalker-i-dan-adakah-jerat-
hukumnya-cl6686
Selasa, 23 November 2021
Penulis : Bernadetha Aurelia Oktavira, S.H.
Oleh : Hukumonline.com

Pertanyaan
Saya perempuan yang sudah bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah. Sudah
hampir 3 tahun ini, ada seseorang yang berusaha mendekati saya, sebut saja X,
teman SMA saya. Selama di SMA pun saya tidak terlalu mengenalnya. Baru pada
saat reuni 3 tahun lalu, kami bertemu lagi. Tapi sejak itu, saya mulai merasa
terganggu dengan SMS dan telepon dari X. Saya tidak pernah menjawabnya.
Setelah setahun, dia semakin menggila dan bahkan meneror nomor HP calon suami
saya. Di tahun kedua, kami berdua sepakat mengganti nomor HP. Namun X tetap
berusaha menggunakan segala cara untuk menghubungi saya. Pesan-pesannya
yang provokatif melalui Instant Messenger dan email sengaja saya save sebagai
bukti. Saya menegaskan, supaya jangan mengganggu. Saat saya pindah rumah, X
bahkan dapat memanipulasi teman saya yang tidak tahu apa-apa untuk mencari tahu
rumah saya dan mendapat nomor telepon rumah saya. Beberapa kali dia menelepon
rumah, marah-marah karena bukan saya yang mengangkat telepon. Saya merasa
terintimidasi dan ketakutan jika saja X datang dan melakukan tindakan yang
mengancam jiwa kami. Adakah tindakan hukum yang bisa saya lakukan? Karena
setahu saya, di Amerika ada UU yang melarang stalker atau penguntit. Apakah
Indonesia juga mengaturnya? Terima kasih.

Stalker adalah seseorang yang secara ilegal mengikuti dan mengawasi seseorang


yang lain yang didasari dengan obsesi. Stalker biasanya mengobservasi dan
berkontak dengan korban dengan tujuan untuk memiliki kedekatan dengan korban.
Bahkan stalker mengikuti korban sampai ke tempat tinggalnya dan ke mana pun
beraktivitas.
Di Indonesia sendiri tidak diatur undang-undang secara khusus tentang stalker.
Meski demikian, hukum positif di Indonesia mengatur berbagai pasal terkait
pengancaman, antara lain dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik beserta
perubahannya.
Untuk mengetahui apa itu stalker, dikutip Cambridge Dictionary yang kemudian
kami terjemahkan secara bebas, stalker adalah seseorang yang secara ilegal
mengikuti dan mengawasi seseorang yang lain, terutama wanita. Stalker dalam
bahasa Indonesia diartikan sebagai penguntit sebagaimana Anda maksud.
Sepanjang penelusuran kami, tidak ada undang-undang secara khusus yang
mengatur mengenai stalker atau penguntit ini.
Kemudian, setelah mengetahui apa itu stalker, perlu Anda ketahui, obsesi adalah
dasar dari perilaku stalking, di mana stalker (penguntit) akan melakukan observasi
dan juga berkontak dengan korban dengan tujuan untuk memenuhi keinginannya
untuk memiliki kedekatan dengan korban. Para stalker mengikuti korban sampai ke
tempat mereka beraktivitas dan tempat tinggal.[1]
Mereka tertarik terhadap informasi-informasi personal dari korbannya seperti nomor
telepon, email, ukuran pakaian, nama lengkap, dan lain-lain yang cenderung bersifat
privasi. Stalker juga berusaha mencari informasi tentang jati diri korban melalui
internet, arsip personal, atau media lain yang mengandung informasi korban, bahkan
ada yang sampai mendekati orang-orang terdekat korban untuk memperoleh hal
tersebut tanpa izin.[2]
Hukumnya Stalker yang Meneror Terus-Menerus
Sayangnya, Anda tidak menjelaskan pesan-pesan provokatif atau ancaman seperti
apa yang stalker lakukan beserta motifnya. Sebab, sebenarnya hukum positif
Indonesia mengatur beberapa pasal terkait pengancaman di antaranya:

Pasal 335 ayat (1) angka 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”)


jo. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 1/PUU-XI/2013
Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah: barang siapa secara melawan hukum memaksa orang
lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan
memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, baik terhadap
orang itu sendiri maupun orang lain.

Pasal 368 ayat (1) KUHP


Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun
menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling
lama
sembilan tahun.

Perbuatan yang dilarang dalam Pasal 27 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11


Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”)
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman.

Perbuatan yang dilarang dalam Pasal 29 UU ITE


Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-
nakuti yang ditujukan secara pribadi.

Sebagai informasi, jumlah maksimum hukuman denda yang disebutkan dalam Pasal
335 ayat (1) angka 1 KUHP dilipatgandakan 1.000 kali sehingga menjadi Rp4,5 juta.
[3]
Menyambung kronologi yang Anda ceritakan, stalker meneror melalui instant
messenger, email, dan juga telepon, oleh karenanya kami
berpendapat, stalker tersebut berpotensi dijerat menggunakan pasal-pasal dalam
UU ITE.
Untuk mengetahui apakah stalker tersebut bisa dijerat Pasal 27 ayat (4) UU ITE,
Anda bisa membaca pedoman penerapan pasalnya dalam artikel Pasal untuk
Menjerat Pelaku Cyberstalking.
Apabila stalker tersebut tak memenuhi unsur-unsur pasal tersebut, maka ia bisa
dijerat menggunakan Pasal 29 UU ITE dengan pidana penjara paling lama 4 tahun
dan/atau denda paling banyak Rp750 juta.[4]
Jadi, setelah mencoba berbagai upaya untuk menyampaikan secara baik-baik
kepada stalker agar tidak mengganggu lagi, kami menyarankan langkah bijak yang
dapat Anda lakukan adalah melaporkan stalker tersebut ke polisi atas dugaan tindak
pidana yang kami jelaskan di atas. Bagaimana prosedur yang harus ditempuh? Anda
bisa mengikuti petunjuknya di Mau Melaporkan Tindak Pidana ke Polisi? Begini
Prosedurnya

Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata –


mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan
Penyangkalan selengkapnya). Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap
kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Konsultan Mitra Justika.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar Hukum:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;


2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik;
3. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan
Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP.

Putusan:

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 1/PUU-XI/2013.

Referensi:

1. Afnibar dan Dyla Fajhriani N. Perilaku Stalking Remaja Zaman Now dalam Bingkai
Teori Behavior (Studi terhadap Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang), Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 2019.
2. Cambridge Dictionary, diakses pada 22 November 2021 pukul 21.00 WIB.

[1] Afnibar dan Dyla Fajhriani N. Perilaku Stalking Remaja Zaman Now dalam
Bingkai Teori Behavior (Studi terhadap Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang), Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 2019, hal. 14

[2] Afnibar dan Dyla Fajhriani N. Perilaku Stalking Remaja Zaman Now dalam
Bingkai Teori Behavior (Studi terhadap Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang), Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 2019, hal. 14

[3] Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyesuaian


Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP

[4] Pasal 45B Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

3. 1.178 Kasus Kekerasan Perempuan Terjadi Selama 2020

LINK : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210107203520-284-590941/1178-
kasus-kekerasan-perempuan-terjadi-selama-2020
Jumat, 08 Jan 2021 14:48 WIB
Penulis : tim CNN INDONESIA

Selama tiga tahun terakhir, LBH Apik mencatat peningkatan kasus kekerasan berbasis
gender. Pada catahu 2020, kondisi pandemi rupanya mendorong peningkatan jumlah
kasus kekerasan berbasis gender secara online (KBGO). Uli Pangaribuan, pengacara
publik LBH Apik, menyebut dalam hampir setiap hari LBH Apik menerima enam laporan
KBGO.

"Hampir tiap hari masuk 6 laporan. Ada ancaman penyebaran visual (bagian tubuh)
intim, ini pun dilakukan pacar, suami, juga teman yang baru dikenal," kata Uli dalam
konferensi pers virtual, Kamis (7/1).

Dia menjabarkan di 2020 ada sebanyak 1.178 kasus masuk dan ditangani LBH Apik.
Jumlah ini jauh lebih besar daripada 2018 (837 kasus) dan 2019 (794 kasus). KBGO
menempati urutan kedua kasus terbanyak yang masuk yakni 307 kasus setelah KDRT
sebanyak 418 kasus.

KBGO termasuk ancaman distribusi (112 kasus), konten ilegal (66 kasus), upaya
memperdaya korban (33 kasus), pelecehan online (47 kasus), pencemaran nama baik
(15 kasus), pelanggaran privasi (2 kasus), penguntitan online (17 kasus) juga
pengelabuan (1 kasus).

Uli mengatakan kasus KBGO bahkan terjadi lintas negara. Pelaku tidak hanya berasal
dari Indonesia sehingga timbul kesulitan untuk menangani kasus. Dari pengalaman LBH
Apik, untuk kasus lintas negara kasus ditangani Mabes Polri.

Apa saja kendala penanganan kasus KBGO?

Dia memaparkan ada 6 kendala yang dihadapi LBH Apik, yakni:

1. Korban sulit melapor karena minim alat bukti dengan pola kasus yang rumit.

2. Korban ketakutan karena pelaku yang tidak dikenal mengancam menyebarluaskan


foto dan video.

3. Keterbatasan saksi ahli yang dapat mengaitkan KBGO dengan UU ITE.

4. Dalam UU ITE, proses pembuktian harus menggunakan forensik digital. Padahal


dalam kenyataannya, sampai saat ini, alat untuk pemeriksaan lengkap hanya terdapat di
Polda Metro Jaya sehingga prosesnya lama.

Lihat juga:Mengenal Kebiri Kimia, Menghilangkan Fungsi Testis dan Libido


5. Penentuan yurisdiksi tempat terjadinya tindak pidana.

6. Sidang kasus KBGO dilakukan secara terbuka untuk umum padahal pasal yang
dikenakan menggunakan pasal kesusilaan.

Foto: Istockphoto/lolostock
ilustrasi
Menanggapi catahu LBH Apik terkait KBGO, Mike Verawati dari Koalisi Perempuan
Indonesia melihat KBGO atau kekerasan daring jadi 'lokasi baru' kekerasan luring (luar
jaringan). Dalam situasi pandemi, akses internet makin massif sehingga kekerasan
makin rentan terjadi.

"Dari luring ke daring karena orang merasa jauh lebih nyaman, kalau luring kan kita tahu
orangnya, bisa kita kejar. Kalau daring agak sulit. Anggapannya orang bisa anonim,
misal namanya siapa tapi nama akunnya beda. Orang cenderung leluasa melakukan
kejahatan secara daring," jelas Mike dalam kesempatan serupa.

Senada dengan Mike, Uli berkata KBGO seperti perpindahan kekerasan di 'dunia nyata'
lalu pindah ke internet. Sebelumnya, kasus-kasus KBGO di 2019 tidak terlalu tinggi
karena kekerasan langsung terjadi misal pemerkosaan.

Penanganan, lanjutnya, sangat terhambat. Rata-rata kasus tidak diketahui pelakunya


siapa. Upaya proaktif untuk mencari tahu sangat rendah. Bahkan ketika terjadi kasus
KBGO, tidak ada upaya pencarian oleh polisi dan berujung pada SP3.

"Ahli untuk UU ITE minim. Ada yang bantu LBH Apik tapi kan waktu terbatas dan ada
kesibukan lain. Kemudian digital forensik adanya di Polda Metro. Kasus biasanya terjadi
dan dilaporkan di tingkat Polres atau Polsek, lapor bisa tapi terus menunggu. Prosesnya
juga lama karena mengantre dengan kasus lain," jelasnya.

Di sisi lain, peningkatan kasus juga dilihat dari kemudahan korban untuk melapor. Kini
pengada layanan makin membuka 'pintu' pengaduan tidak hanya lewat telepon (hotline)
tetapi juga media sosial.

4. Pecatan Polri, Penguntit Anak Bupati Brebes Sempat Bertugas di Garut


Hakim Ghani - detikNews
Senin, 19 Apr 2021 16:29 WIB

Garut - Polisi mengamankan dua orang penguntit putri Bupati Brebes Idza Priyanti,
Elsanti (20). Satu dari dua pria yang diamankan ternyata mantan anggota Polri yang
sempat bertugas di Polsek Pakenjeng Garut
Dua penguntit yang berhasil diamankan adalah Sidik Sulaiman (26) dan Zacky
Rohman (34). Setelah ditelusuri, Zacky ternyata merupakan mantan anggota Polri
yang sempat bertugas di Garut.

"Setelah dicek, benar yang bersangkutan mantan anggota Polri," ucap Kapolres
Garut AKBP Adi Benny Cahyono saat dikonfirmasi, Senin (19/4/2021).

Benny membenarkan Zacky dulunya pernah berdinas di lingkungan Polres Garut.


Namun Zacky diketahui dipecat secara tidak hormat pada tahun 2009 lalu.

"Tadinya dinas di Polsek Pakenjeng," katanya.

Sekedar diketahui, Zacky terpaksa ditembak petugas Polres Brebes lantaran


menerobos gerbang penjagaan pada Minggu (18/4) malam.

Setelah diinterogasi, Zacky dan rekannya Sidik ternyata menguntit seorang


pengendara mobil yang tak lain anak dari Bupati Brebes Idza Priyanti, Elsanti.

"Pelaku ini menguntit salah satu anak Bupati Idza Priyanti saat pulang buka puasa
bersama keluarga. Bahkan sempat menghentikan dan menggedor-gedor kaca
mobil," ucap Kapolres Brebes AKBP Gatot Yulianto, Minggu malam.

5. PENGUNTIT ITU JAHAT, SAYANGNYA BELUM ADA PAYUNG HUKUMNYA DI INDONESIA

Link : https://barisan.co/penguntit-itu-jahat-sayangnya-belum-ada-payung-hukumnya-di-
indonesia/

: Anatasia Wahyudi
 24 Juli 2021
Oleh : BARISAN.CO

Banyak orang yang menganggap penguntit bukan sebagai kejahatan


serius. Padahal, tindakan menguntit dapat menghancurkan kepribadian
dan kehidupan korbannya.

Secara harfiah, penguntitan merupakan tindakan mendekati, mengikuti,


atau menghalangi korban di luar kehendaknya; menunggu atau
mengamati korban di dalam dan di sekitar tempat tinggal, tempat kerja
atau sekolahnya; dan menimbulkan kecemasan atau ketakutan melalui
surat, telepon, maupun jaringan IT.

Penelitian University of Gloucestershire menemukan penguntitan


masuk ke dalam 94 persen dari kasus kriminal pembunuhan. Ada 63
persen pengawasan terselubung. Maka, tak heran jika perilaku
menguntit diindetifikasikan ke dalam 9 dari 10 pembunuhan yang
dipelajari oleh kriminolog dari bagian penelitian yang menghubungkan
dua kejahatan.

Menurut mahasiswi Universitas Paramadina, Nabila Tauhida,


penguntitan bisa berbahaya karena tidak tahu motif pelakunya.
Sayangnya, sering kali didapati jika korban dianggap terlalu percaya
diri.

“Menurutku, kita harus percaya insting. Jika merasa ada yang mengikuti
atau merhatiin harus cari teman-teman yang aware agar enggak dikira
ke-GR-an. Karena kita enggak tahu kan kalau ternyata bener
di stalking sama orang. Bahaya banget dan kita enggak tahu motifnya
malah bisa jadi korban pembunuhan,” kata perempuan yang juga aktivis
tersebut.
Nabila menambahkan memang sulit untuk menemukan bukti terkait
penguntitan. Akan tetapi baginya, perlu adanya payung hukum untuk
melindungi korban.
Sementara itu, Pakar Hukum, Andi W. Syahputra menyampaikan
pengintaian terhadap seseorang belum mempunyai delik pidana karena
dianggap belum adanya perbuatan pidana seseorang terhadap orang
lain.

Andi menuturkan jika sulit bagi masyarakat membuat laporan pidana


apabila seseorang tersebut hanya sebatas kecurigaan akan melakukan
perbuatan pidana karena dalam hukum pidana tidak dikenal dugaan
dan ataupun kecurigaan.

“Sebelum adanya bukti material berupa perbuatan pidana seseorang


maka penguntitan belum bisa dikenakan delik pidananya,” tutur Andi
kepada Barisanco.

Saat ditanya soal korban penguntitan yang bisa saja terancam, Andi
mengatakan korban belum tentu dapat membuktikan secara kerugian
materiil akibat perbuatan seseorang yang menguntitnya.

“Korban hanya bisa merasakan terjadinya gangguan psikologis yang


dialaminya berupa trauma atau ketakutan karena merasa dikuntit.
Sedangkan hukum pidana tidak mengatur atau menghukum seseorang
atas adanya laporan korban yang mengalami guncangan kejiwaan.
Karena boleh jadi guncangan kejiwaan tersebut dialami dari akibat
diluar penguntitan dan bukan penguntitan itu sendiri,” tambah Andi.

Andi menyarankan apabila seseorang merasa terancam nyawanya


akibat merasa dikuntit oleh orang lain, maka orang tersebut bisa
melapor kepada pihak kepolisian untuk meminta perlindungan hukum.

“Perlindungan hukum, misalnya meminta kepada polisi untuk


melakukan pengintaian juga terhadap aktivitas kita selama di luar
rumah sehingga untuk memberikan rasa aman. Namun, pemberian
perlindungan hukum oleh pihak kepolisian juga ada batasnya
mengingatkan bisa saja selepas pelaporan tersebut si penguntit
menghentikan perbuatan untuk sementara waktu,” lanjut Andi.

Indonesia baru memiliki payung hukum penguntitan di dunia maya yaitu


pasal 45B Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE) yang mengatur adanya perbuatang yang dapat digolongkan
sebagai cyberstalking.
Isi pasal itu adalah setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
mengirimkan informasi dan/atau dokumen elektronik yang berisi
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi,
dipidana dengan pidana penjara paling lama empat tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 750 juta. Akan tetapi, pasal tersebut berlaku
jika adanya ancama kekerasan. [rif]

6. PENGERTIAN STALKING YANG BISA BIKIN KORBANNYA MERASA TERANCAM


KESELAMATANNYA

LINK : https://www.suara.com/lifestyle/2022/01/08/134325/pengertian-stalking-yang-bisa-
bikin-korbannya-merasa-terancam-keselamatannya

Rima Sekarani Imamun Nissa


Sabtu, 08 Januari 2022 | 13:43 WIB
Oleh : SUARA.COM

Kata stalking menjadi cukup populer akhir-akhir ini, khususnya sebagai


bahan perbincangan di lingkungan pertemanan. Apa pengertian
stalking sebenarnya? Secara garis besar stalking
adalah aktivitas menguntit, khususnya di sosial media untuk memantau
kehidupan seseorang secara diam-diam.

Stalking umumnya dilakukan untuk mengetahui informasi sebanyak-


banyaknya dari orang tertentu tanpa sepengetahuannya. Lantas, apakah
stalking ini merugikan atau bahkan membahayakan bagi mereka yang
dijadikan sasaran?

Pengertian Stalking
Dilansir dari laman Verywellmind, stalking atau kebiasaan menguntit ini
dapat menyebabkan perasaan tidak aman. Seseorang yang melakukan
stalking, atau biasa disebut stalker, biasanya melakukannya pada
seseorang yang mereka kenal, seperti mantan kekasih, musuh, sampai
selebriti. (https://www.verywellmind.com/what-is-stalking-5114376 )

Beberapa kasus stalking yang biasa ditemukan, antara lain:

- Menelepon, mengirim SMS, mengirim e-mail


Stalker biasanya akan menghubungi incarannya tanpa mempedulikan
apakah mereka akan menerima balasan atau tidak. Padahal perlu diingat,
menghubungi seseorang secara berulang tanpa mendapat persetujuannya
adalah tindakan yang seharusnya tidak dilakukan.

- Mengikuti dan Memantau


Ketika seseorang terus mengikuti Anda dari satu tempat ke tempat lain,
perilaku itu bisa disebut sebagai stalking. Hal ini dapat terjadi di mana saja,
seperti perjalanan dari kantor atau rumah teman.
Baca Juga:Sulit Move On, Ini 4 Zodiak Suka Stalking Mantan Meski Sudah
Putus

Selain secara langsung, stalking juga dapat dilakukan dengan cara


pemantauan melalui lokasi.

- Berkeliaran
Secara sekilas, perilaku ini tidak terlihat seperti seorang stalker. Namun,
jika orang itu hanya berkeliaran di area tertentu di mana Anda sedang
berada, artinya mereka memang sedang melakukan stalking.

Seseorang tidak perlu sampai berbicara dengan Anda sampai akhirnya


disebut sebagai stalker. Perilaku ini memang sedikit rumit. Pasalnya,
mereka dapat mengaku berada di kawasan tersebut karena alasan tertentu,
meskipun aslinya tidak.

- Komunikasi Dengan Orang Lain


Seorang stalker tidak selalu menguntit targetnya secara langsung. Dalam
beberapa kasus, mereka mungkin mencoba berkomunikasi dengan
keluarga atau teman Anda.

- Merusak
Pada beberapa kasus stalking yang lebih berat, stalker tidak akan segan-
segan melakukan perusakan terhadap barang yang Anda miliki demi
mendapat perhatian.

- Mengancam
Seorang stalker mungkin bakal memberi tahu targetnya bahwa mereka
akan melakukan sesuatu yang berbahaya jika target tersebut tidak mau
mengikuti permintaan mereka.

Alasan Seseorang Melakukan Stalker


- Penolakan
Salah satu alasan seseorang melakukan stalking adalah mendapat
penolakan, terutama pada hal percintaan. Biasanya mereka melakukannya
untuk balas dendam atau masih berusaha menjadi memenangkan hati sang
pujaan.

- Fantasi
Ketika seseorang menguntit orang yang belum pernah mereka temui, hal ini
biasa dilakukan untuk membuat korban menyadari keberadaannya dengan
harapan si korban akan tertarik padanya. Alasan ini juga dapat dikaitkan
dengan delusi pikiran.

- Ketidakmampuan
Seseorang yang menguntit mungkin akan benar-benar terkejut bahwa
perilaku mereka adalah menguntit, misalnya saat sang korban lapor polisi.
Dalam kasus ini, stalker tidak sadar bahwa tindakan yang mereka lakukan
merugikan orang lain.

Itulah infomasi tentang pengertian stalking dan alasan seseorang bisa


menjadi seorang penguntit .

7. Curhat Wanita Dikejar 'Penguntit', Foto Dipajang di Mobil dan Diselip di Al

Quran

LINK : https://www.suara.com/news/2021/07/15/171805/curhat-wanita-dikejar-

penguntit-foto-dipajang-di-mobil-dan-diselip-di-al-quran?page=all

Rendy Adrikni Sadikin | Aulia Hafisa

Kamis, 15 Juli 2021 | 17:18 WIB

Curhat Wanita Dikejar Stalker (TikTok)

Suara.com - Sebuah curahan hati dari seorang wanita yang diganggu oleh


seorang stalker atau penguntit viral di media sosial.
Bukan tanpa alasan, stalker tersebut berkali-kali mengunggah foto sang wanita
melalui akun Instagram palsunya.
"Sumpah stalker ini serem banget gais," tulis keterangan unggahan.
Curhatan ini diunggah melalui akun TikTok dan menjadi FYP di linimasa TikTok.
Lebih dari dua juta pengguna menyaksikan curhatan ini.
Dikejar fake account
Dalam video curhatannya, wanita tersebut terpaksa harus menyembunyikan foto-
foto di Instagramnya. Umumnya, alasan orang menyembunyikan foto adalah
kegalauan atau perasaan insecure.
Namun, wanita ini menyembunyikan foto karena dikejar-kejar oleh fake account
atau akun palsu.
Rupanya, sebuah akun palsu di Instagram dengan nama palsu pula mengganggu
wanita tersebut.

Akun bodong itu mengunggah berbagai macam foto dari sang wanita. Tak hanya
foto, akun itu juga mengunggah berbagai macam video melalui  Instagram Story-
nya.
Salah satunya adalah video yang berisi cetakan foto sang wanita yang diselipkan di
tengah Al-Quran.

"Insyaallah kupinang kau dengan mas kawin salah satunya dengan surah Ar-
rahman jika Allah menghendaki kita berjodoh. Aamiin," tulis keterangan Instagram
Story akun palsu tersebut sembari memperlihatkan foto sang wanita.
Selanjutnya, akun palsu tersebut juga mengunggah momen dirinya saat sedang
mengendarai mobil. Di dalam mobil tersebut, terlihat foto sang wanita di
dashboard mobil.

Curha
t Wanita Dikejar Stalker (TikTok)
Unggahan-unggahan di akun palsu tersebut pun membuat sang wanita takut untuk
melakukan aktivitas di media sosialnya.

Respons warganet
Melihat video ini, para warganet pun turut memberikan komentar.

"Alasan gue nggak pernah ngepost apapun dimana pun bukan takut dipelet tapi
disantet," ujar warganet.
"Obsessed anj..," tambah yang lain.
"Orang kayak gini bahaya. Teman cewek gue dulu dideketin wak tukang sapu
sekolah. Sampai fitnah ngadu guru bp, apapun segala cara untuk singkirkan
aku," curhat warganet.
"Ndeketin cewek nggak gitu plis, itu si cewek bukannya jatuh hati malah jatuh
mental," tutur warganet.
"Gue yang cuma nonton aja takut," tambah lainnya.
"Anjir ngenes banget si... saking nggak lakunya apa gimana bang?"  tanya
warganet.
"Ini alasannya cewek nggak dibolehin upload fotonya," pungkas warganet.
8.

Anda mungkin juga menyukai