Perkembangan Kirikulum
Perkembangan Kirikulum
PERKEMBANGAN KIRIKULUM
IPS SD
Makalah ini disusun dan diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada
Mata Kuliah Pendidkan Pengetahuan Sosial di Kelas Rendah
- Dian Multiani
- Miftahul Jannah
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pengetahuan
Sosial. kami berharap makalah yang berjudul Perkembangan kurikulum IPS SD
ini dapat menjadi refrensi bagi teman teman.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata ,semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………. . 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………… 2
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut S. Nasution, kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun
untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajaran.
Dikarnakan dalam materi yang kami buat ini menyangkut materi kurikulum,
baik dalam aspek pengertian, tujuan, dimensi, dan teori pengembangannya
sehingga dapat memberikan wawasan yang begitu jelas tentang kurikulum
Pendidikan di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Tujuan Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang
artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Istilah kurikulum berasal dari
dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish. 1 Jadi dapat dipahami secara
bersama, jarak yang harus ditempuh di sini bermakna kurikulum dengan muatan isi
dan materi pelajaran yang dijadikan jangka waktu yang harus ditempuh oleh siswa
untuk memperoleh ijazah.
1
SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN TUJUANNYA), Volume XI, No. 1,
Agustus 2011, HAL 17.
2
SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN TUJUANNYA) HAL 17.
3
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/kurikulum.
2
dilakukan dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai, sehingga pendidikan
dilakukan dengan suatu perencanaan yang matang. Aktivitas yang menyimpang
dari pencapaian tujuan tersebut sedapat mungkin dicegah karena akan kontra
produktif dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan itu sendiri memiliki dua
fungsi, memberi arah dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.4
Arah dan hasil yang ingin dicapai akan dirumuskan dalam tujuan yang telah
disepakati baik berupa tujuan akan membimbing dan mengarahkan setiap tindakan
agar selalu berada dalam alur yang benar dan tidak menyimpang, oleh sebab itu
sebagai penentu arah, tujuan juga berperan sebagai pengawasan dan pengontrolan
aktivitas dalam pendidikan. 5 Pada ketiga jenis istilah ini tidak memperlihatkan
perbedaan yang substansi karena tetap merupakan konsep tujuan akan tetapi hanya
perbedaannya ada pada levelisasi dan kepentingannya.
Tujuan dari kurikulum juga dapat di ambil dari contoh kurikulum yang
sedang kita jalani saat ini, yaitu KURIKULUM MERDEKA yang memang
memiliki tujuan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Sebagai contohnya:
Mengembalikan otoritas sekolah dan pemerintah daerah untuk mengelola sendiri
pendidikan yang sesuai dengan kondisi di daerahnya, mempercepat pencapaian tujuan
pendidikan nasional, menyiapkan tantangan global era revolusi 4.0, menguatkan
pendidikan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila, Menjadi kurikulum
pembaharu yang sejalan dengan tuntutan pendidikan abad ke-21, meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia.6
4
SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN TUJUANNYA) HAL 14.
5
SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN TUJUANNYA) HAL 28.
6
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/tujuan-kurikulum-merdeka-belajar.
3
2.2. Dimensi Perkembangan Kurikulum
Menurut beberapa para ahli Pendidikan, kurikulum dapat di lihat dari 4 aspek
dimensi, artinya kurikulum itu bukanlah sesuatu yang tunggal, akan tetapi
merupakan suatu yang beragam, artinya Ketika mengartikan kurikulum tersebut
bisa dilihat dari berbagai dimensi. Keempat dimensi kurikulum itu adalah : (1)
kurikulum sebagai suatu ide, (2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang
sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, (3) kurikulum
sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai
suatu realita atau implementasi kurikulum, (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang
merupan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, Hamid Hasan,
(1988).7
Sesui apa yang dijelaskan di atas bahwa kurikulum dapat dilihat dari empat
dimensi yaitu; dimensi ide, dimensi dokumen atau rencana tertulis,dimensi proses
dan dimensi hasil. Uraian ke empat dimensi tersebut adalah :
7
Dr. R. Masykur, M. Pd, Teori dan Telaah PENGEMBANGAN KURIKULUM, AURA CV. Anugrah
Utama Raharja anggota IKPAPI No.003/LPU/2013, Hal.4
4
berisi program pendidikan secara tertulis, sehingga dapat dijadikan pedoman
dalam melaksnakan kegiatan pendidikan.
c. Dimensi proses atau implementasi artinya kurikulum itu sebuah proses dalam
kegiatan pembelajaran yang melibatkan pendidik, peserta didik, sarana, bahan
ajar, dan media pembelajaran. Dimensi kurikulum ini, dilihat dari aspek proses
merupakan kurikulum yang sesungguhnya ril terjadi dilpangan, hehingga kalau
kita ingin melihat baik atau tidaknya kurikulum bisa dilihat dari aspek proses
ketika diimplementasikan pada kegiatan belajaran mengajar. Dimensi ini bisa
dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi terhadap kurikulum terutama terkait
dengan kompetensi dan kinerja guru.
d. Dimensi hasil, dimensi ini dimaksudkan bahwa kurikulum itu bisa dilihat dari
aspek hasil atau out put sebagai lulusan. Artinya kurikulum itu disusun dan
dikembangkan dengan melihat hasil yang diinginkan atau dibutuhkan oleh
pengguna lulusan dalam hal ini masyarakat, Para pengembang dan perancang
kurikulum dapat memulai rancangannnya dengan melihat out put yang
dihasilkan. 8
8
Dr. R. Masykur, M. Pd, Teori dan Telaah PENGEMBANGAN KURIKULUM, AURA CV. Anugrah
Utama Raharja anggota IKPAPI No.003/LPU/2013, Hal.5
5
2.3. Teori Pengembangan Kurkulum
Berikut dibawah ini diantaranya para ahli pendidikan yang mengemukaan teori
tentang pengembangan kurikulum :
1. Menentukan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pendidikan yang akan
dilakukan.
Teori yang dikemukakan oleh Hilda Taba tidak jauh beda dengan apa yang
dikemukakan oleh Ralp Tyler, hanya saja ahli ini membuat deretan kegiatan sebagai
rincian untuk masing-masing tahapan, sehingga memperjelas bagi para pelaksana
dalam memgembangkan pelaksanaan pengembangan kurikulum.
6
4. Evelina M. Vicencio (1995-1996)
Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas, teori
pengembangan kurikulum sebelum abad ke-20 pada umumnya, bukan hanya
bagaimana materi pelajaran disusun, tetapi terutama bagaimana kurikulum tersebut
dilaksanakan dalam bentuk strategi pembelajaran atau cara-cara dan metode
penyampaiannya kepada peserta didik.
Kurikulum 1947 dibuat dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan. Saat itu
Indonesia masih bergolak karena agresi militer Belanda dan Sekutu serta terjadi
sejumlah pemberontakan. Awalnya kurikulum itu masih menggunakan istilah
Belanda yaitu Leerplan. Di dalam kurikulum itu pemerintah mencoba merancang
sistem pembelajaran bagi para pelajar di masa revolusi dengan menekankan pada
pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan
bangsa lain di muka bumi ini. Kurikulum 1947 tidak menekankan pendidikan
pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat. Kurikulum itu baru bisa dilaksanakan pada 1950 setelah Republik
Indonesia meneken kesepakatan dengan Kerajaan Belanda yang dikenal dengan
Konferensi Meja Bundar pada 2 November 1949 dan mulai berlaku pada 27
Desember 1949.
9
https://www.paklativi.com/2018/01/teori-pengembangan-kurikulum.html
7
pembahasan di setiap mata pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
masyarakat sehari-hari. Selain itu kurikulum juga mengatur satu orang guru hanya
mengajar satu mata pelajaran.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum ini dibuat setelah pergantian rezim pemerintahan dari Orde Lama
kepada Orde Baru, tepatnya tiga tahun setelah peristiwa 30 September 1965.
Penerapan kurikulum itu juga sarat dengan nilai politis lantaran dianggap untuk
menghapus peninggalan Orde Lama dan rezim Soekarno. Tujuan utama kurikulum
itu adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Ciri Kurikulum 1968 adalah materi pada jenjang pendidikan
rendah memiliki korelasi atau keterkaitan untuk jenjang pendidikan selanjutnya
(correlated subject curriculum). Selain itu, sifat materi pelajaran pada Kurikulum
1968 adalah teoretis dan tidak terlalu dikaitkan dengan permasalahan pada
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, pada kurikulum itu dimulai sistem penjurusan
yang dimulai pada tingkat kelas 2 SMU atau kelas 11. Baca juga: Nadiem Makarim:
Ini Keunggulan Kurikulum Merdeka
5. Kurikulum 1975
8
menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien akibat pengaruh konsep MBO
(management by objective). Di dalam Kurikulum 1975, metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Hal
itu memunculkan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan. Penerapangan kurikulum itu ramai dikritik oleh para guru karena mereka
akhirnya terlalu sibuk menuliskan perincian dari setiap kegiatan pembelajaran.
Pada kurikulum itu nama pelajaran ilmu alam dan ilmu hayat diubah menjadi ilmu
pengetahuan alam. Sedangkan pelajaran ilmu aljabar dan ilmu ukur menjadi mata
pelajaran matematika.
Kurikulum 1994 serta Suplemen Kurikulum 1999 dibuat dari hasil kombinasi
Kurikulum 1975 dan 1984. Akan tetapi, penerapan kurikulum itu dihujani kritik
oleh kalangan praktisi pendidikan hingga orangtua pelajar. Sebabnya adalah materi
pembelajaran dinilai terlampau berat dan padat. Selain materi pelajaran umum yang
dinilai berat, di dalam kurikulum itu juga ditambahkan materi muatan lokal seperti
bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Pada Kurikulum 1994
terjadi perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari semester ke caturwulan.
Yaitu periode pembelajaran dibagi menjadi tiga kali caturwulan selama setahun.
Kemudian, pada penerapan Kurikulum 1994 singkatan SMP (Sekolah Menengah
Pertama) diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), kemudian
SMA diganti menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum). Program penjurusan di
SMA pada Kurikulum 1994 dibagi menjadi tiga program yakni IPA, IPS, dan
9
bahasa. Mata pelajaran PSPB dihapus pada kurikulum itu. Baca juga: Kurikulum
Merdeka, PGRI: Guru Khawatir Kehilangan Tunjangan Profesi
10
10. Kurikulum 2013 (K-13)
10
asional.kompas.com/read/2022/02/13/10180071/sejarah-pergantian-kurikulum-di-indonesia
11
Selain itu pendidik juga diberikan kebebasan untuk merencanakan strategi
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Impelementasi Kurikulum
Merdeka tersebut disusun berlandaskan teori belajar konstruktivisme.
11
https://blog.kejarcita.id/teori-belajar-dan-implementasinya-dalam-kurikulum-merdeka/
12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajaran. Tujuan dari kurikulum juga berperan sebagai
pengawasan dan pengontrolan aktivitas dalam pendidikan.
Ada terdapat 4 dimensi dalam kurikulum: (1) kurikulum sebagai suatu ide,
(2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan
yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau
implementasi kurikulum, (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupan
konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, Hamid Hasan, (1988)
3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh darikesempurnaan,
masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan
penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan
masukan yang dapat membantu dalam penulisan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
14