Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG

PERKEMBANGAN KIRIKULUM
IPS SD
Makalah ini disusun dan diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada
Mata Kuliah Pendidkan Pengetahuan Sosial di Kelas Rendah

Dosen Pengampu : MUSAFIR, M.Sos

Disusun Oleh Kelompok 4 :


- Ahmad Mayadi

- Dian Multiani

- Miftahul Jannah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP
HAMZAR LOMBOK UTARA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. Karna dengan rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan alam nabi MUHAMMAD SAW.Yang telah
berjuang membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju alam yang berilmu
pengetahuan .

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pengetahuan
Sosial. kami berharap makalah yang berjudul Perkembangan kurikulum IPS SD
ini dapat menjadi refrensi bagi teman teman.

Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak-banyak penyempurnaan karna


kesalahan dan kekurangannya. Kami selaku penulis terbuka terhadap kritik dan
saran pembaca, agar makalah ini dapat menjadi lebih baik .Apabila terdapat banyak
kesalah terhadap makalah ini baik terkait penulisan maupun isinya ,penulisan
mohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata ,semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Bayan 17, Mei 2023

ii
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………….. . iii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………. . 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………. . 1


1.2. Rumusan Makalah…………………………………………... . 1
1.3. Tujuan……………………………………………………… ... 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………… 2

2.1. Pengertian dan Tujuan Kurikulum. ......................................... 2

2.2. Dimensi Pengembangan Kurikulum ....................................... 3

2.3. Teori Pengembangan Kurikulum ............................................ 5

BAB III PENUTUP ........................................................................... 12

3.1. Simpulan .............................................................................. 12

3.2. Saran .................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut S. Nasution, kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun
untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajaran.

Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam Pendidikan dan dalam


perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa landasan yang kokoh yang kuat. Perubahan kurikulum dari waktu
kewaktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas, sebab perubahan ini
disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan dan
meningkatkan kualitas system Pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung
tombak dalam implementasi kurikulum di tuntut untuk memahami dan
mengaplikasikannya secara optimal.

Dikarnakan dalam materi yang kami buat ini menyangkut materi kurikulum,
baik dalam aspek pengertian, tujuan, dimensi, dan teori pengembangannya
sehingga dapat memberikan wawasan yang begitu jelas tentang kurikulum
Pendidikan di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kurikulun dan apa tujuan dari kurikulum ?
2. Bagaimana bentuk dimensi dari pengembangan kurikulum ?
3. bagaimana dengan teori pengembangan kurikulum ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Dapat memahami setiap pengertian dan tujuan dari kurikulum dari berbagai
sumber yang ada.
2. memahami bentuk dari dimensi pengembangan kurikulum.
3. menambah wawasan tentang kurikulum yang pernah di gunakan di Indonesia
melalui teori-teori yang ada.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Tujuan Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang
artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Istilah kurikulum berasal dari
dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish. 1 Jadi dapat dipahami secara
bersama, jarak yang harus ditempuh di sini bermakna kurikulum dengan muatan isi
dan materi pelajaran yang dijadikan jangka waktu yang harus ditempuh oleh siswa
untuk memperoleh ijazah.

Menurut S. Nasution, kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun


untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajaran. Selanjutnya
Nasution menjelaskan sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum
bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan peristiwa-
peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah. Jadi selain kegiatan
kurikulum yang formal yang sering disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstra
kurikuler (co-curriculum atau ekstra curriculum).2

Sedangkan menurut UU No 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa, kurikulum


adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.3 Jadi dapat di simpulkan kurikulum adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang berupa metode yang di pergunakan oleh setiap sekolah untuk dijadikan
pedoman dan juga sebagai proses untuk mempermudah pembelajaran.

Bukan hanya mengenai istilah-istilah dari pengertian kurikulum saja, akan


tetapi kurikulum juga memiliki sejumlah tujuan. Pendidikan adalah aktivitas yang

1
SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN TUJUANNYA), Volume XI, No. 1,
Agustus 2011, HAL 17.
2
SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN TUJUANNYA) HAL 17.
3
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/kurikulum.

2
dilakukan dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai, sehingga pendidikan
dilakukan dengan suatu perencanaan yang matang. Aktivitas yang menyimpang
dari pencapaian tujuan tersebut sedapat mungkin dicegah karena akan kontra
produktif dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan itu sendiri memiliki dua
fungsi, memberi arah dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.4

Arah dan hasil yang ingin dicapai akan dirumuskan dalam tujuan yang telah
disepakati baik berupa tujuan akan membimbing dan mengarahkan setiap tindakan
agar selalu berada dalam alur yang benar dan tidak menyimpang, oleh sebab itu
sebagai penentu arah, tujuan juga berperan sebagai pengawasan dan pengontrolan
aktivitas dalam pendidikan. 5 Pada ketiga jenis istilah ini tidak memperlihatkan
perbedaan yang substansi karena tetap merupakan konsep tujuan akan tetapi hanya
perbedaannya ada pada levelisasi dan kepentingannya.

Sesuai dengan pengertian tujuan di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan


dari adanya kurikulum tersebut ialah untuk melancarkan proses Pendidikan.

Tujuan dari kurikulum juga dapat di ambil dari contoh kurikulum yang
sedang kita jalani saat ini, yaitu KURIKULUM MERDEKA yang memang
memiliki tujuan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Sebagai contohnya:
Mengembalikan otoritas sekolah dan pemerintah daerah untuk mengelola sendiri
pendidikan yang sesuai dengan kondisi di daerahnya, mempercepat pencapaian tujuan
pendidikan nasional, menyiapkan tantangan global era revolusi 4.0, menguatkan
pendidikan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila, Menjadi kurikulum
pembaharu yang sejalan dengan tuntutan pendidikan abad ke-21, meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia.6

4
SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN TUJUANNYA) HAL 14.
5
SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN TUJUANNYA) HAL 28.
6
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/tujuan-kurikulum-merdeka-belajar.

3
2.2. Dimensi Perkembangan Kurikulum

Menurut beberapa para ahli Pendidikan, kurikulum dapat di lihat dari 4 aspek
dimensi, artinya kurikulum itu bukanlah sesuatu yang tunggal, akan tetapi
merupakan suatu yang beragam, artinya Ketika mengartikan kurikulum tersebut
bisa dilihat dari berbagai dimensi. Keempat dimensi kurikulum itu adalah : (1)
kurikulum sebagai suatu ide, (2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang
sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, (3) kurikulum
sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai
suatu realita atau implementasi kurikulum, (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang
merupan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, Hamid Hasan,
(1988).7

Sesui apa yang dijelaskan di atas bahwa kurikulum dapat dilihat dari empat
dimensi yaitu; dimensi ide, dimensi dokumen atau rencana tertulis,dimensi proses
dan dimensi hasil. Uraian ke empat dimensi tersebut adalah :

a. Diemensi ide artinya kurikulum itu adalah kumpulan berbagai gagasan-


gagasan, atau pemikiran tentang rencana pendidikan yang akan dilakukan.
Gagasan yang dimaksud adalah konsepkonsep pendidikan yang berkembang dan
perlu dilakukan terobosan pemikiran yang kritis,kreatif dan inovatif, sebagai
jawaban dari permasalahan pendidikan yang segera memerlukan solusinya. Ide
yang muncul itu terkait dengan rumusan tujuan, konten atau materi yang sesuai,
metode yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan serta evaluasi untuk melihat
apakah program tersebut berpengaruh terhadap kualitas pendidikan.

b. Dimensi dokumen atau rencana tertulis artinya kuirikulum itu merupakan


sebuah dokumen tertulis yang isinya terkait dengan rumusan tujuan-tujuan,
kumpulan materi-materi yang akan diajarkan, metode atau pendekatan yang
akan digunakan dan Evaluasi yang akan dilaksanakan. Dokumen tertulis ini

7
Dr. R. Masykur, M. Pd, Teori dan Telaah PENGEMBANGAN KURIKULUM, AURA CV. Anugrah
Utama Raharja anggota IKPAPI No.003/LPU/2013, Hal.4

4
berisi program pendidikan secara tertulis, sehingga dapat dijadikan pedoman
dalam melaksnakan kegiatan pendidikan.

c. Dimensi proses atau implementasi artinya kurikulum itu sebuah proses dalam
kegiatan pembelajaran yang melibatkan pendidik, peserta didik, sarana, bahan
ajar, dan media pembelajaran. Dimensi kurikulum ini, dilihat dari aspek proses
merupakan kurikulum yang sesungguhnya ril terjadi dilpangan, hehingga kalau
kita ingin melihat baik atau tidaknya kurikulum bisa dilihat dari aspek proses
ketika diimplementasikan pada kegiatan belajaran mengajar. Dimensi ini bisa
dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi terhadap kurikulum terutama terkait
dengan kompetensi dan kinerja guru.

d. Dimensi hasil, dimensi ini dimaksudkan bahwa kurikulum itu bisa dilihat dari
aspek hasil atau out put sebagai lulusan. Artinya kurikulum itu disusun dan
dikembangkan dengan melihat hasil yang diinginkan atau dibutuhkan oleh
pengguna lulusan dalam hal ini masyarakat, Para pengembang dan perancang
kurikulum dapat memulai rancangannnya dengan melihat out put yang
dihasilkan. 8

Dari empat komponen-komponen di atas bahwa kaber (1988) menggambarkan


interelasi komponen-komponen kurikulum tersebut dalam suatu siklus sebagai
berikut :

8
Dr. R. Masykur, M. Pd, Teori dan Telaah PENGEMBANGAN KURIKULUM, AURA CV. Anugrah
Utama Raharja anggota IKPAPI No.003/LPU/2013, Hal.5

5
2.3. Teori Pengembangan Kurkulum

Berikut dibawah ini diantaranya para ahli pendidikan yang mengemukaan teori
tentang pengembangan kurikulum :

1. Ralp Tyler (1949)

Dalam sebuah bukunya yang berjudul Basic Principles of Curriculum and


Instruction, Ralp Tayler mengemukakan adanya 4 (empat) tahapan dalam
pengembangan kurikulum, yaitu :

1. Menentukan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pendidikan yang akan
dilakukan.

2. Menentukan pilihan bentuk proses pembelajaran menuju pencapaian tujuan


yang sudah di rumuskan.

3. Menentukan pengaturan atau organisasi materi kurikulum, disesuaikan


dengan bentuk proses yang akan dilakukan.

4. Menentukan cara untuk menilai hasil pelaksanaan kurikulum yang berupa


proses pembelajaran.

2. Hilda Taba (1962)

Teori yang dikemukakan oleh Hilda Taba tidak jauh beda dengan apa yang
dikemukakan oleh Ralp Tyler, hanya saja ahli ini membuat deretan kegiatan sebagai
rincian untuk masing-masing tahapan, sehingga memperjelas bagi para pelaksana
dalam memgembangkan pelaksanaan pengembangan kurikulum.

3. Harold B. Alberty (1962)

Berbeda dengan Tayler dan Hilda Taba yang mengemukakan kurikulum


dalam dalam bentuk langkah-langkah pengembanganya saja, Alberty
mengemukakan sebagai unsur penting dalam pengembangan kurikulum adalah
sumber belajar yang disebut dengan istilah resource unit.

6
4. Evelina M. Vicencio (1995-1996)

Ahli ini mengemukakan adanya 4 (empat) tahapan dalam pengembangan


kurikulum, yaitu (1) designing –merancang, (2) planning – merencanakan, (3)
implementing-penerapan, dan (4) evaluating – mengevaluasi. 9

Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas, teori
pengembangan kurikulum sebelum abad ke-20 pada umumnya, bukan hanya
bagaimana materi pelajaran disusun, tetapi terutama bagaimana kurikulum tersebut
dilaksanakan dalam bentuk strategi pembelajaran atau cara-cara dan metode
penyampaiannya kepada peserta didik.

berikut ini paparan singkat mengenai perjalanan dan perubahan kurikulum di


Indonesia yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber:

1. Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947)

Kurikulum 1947 dibuat dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan. Saat itu
Indonesia masih bergolak karena agresi militer Belanda dan Sekutu serta terjadi
sejumlah pemberontakan. Awalnya kurikulum itu masih menggunakan istilah
Belanda yaitu Leerplan. Di dalam kurikulum itu pemerintah mencoba merancang
sistem pembelajaran bagi para pelajar di masa revolusi dengan menekankan pada
pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan
bangsa lain di muka bumi ini. Kurikulum 1947 tidak menekankan pendidikan
pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat. Kurikulum itu baru bisa dilaksanakan pada 1950 setelah Republik
Indonesia meneken kesepakatan dengan Kerajaan Belanda yang dikenal dengan
Konferensi Meja Bundar pada 2 November 1949 dan mulai berlaku pada 27
Desember 1949.

2. Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952)

Pada 1952 pemerintah menerapkan kurikulum baru yang merupakan


penyempurnaan Kurikulum 1947. Di dalam Kurikulum 1952 diatur tentang topik

9
https://www.paklativi.com/2018/01/teori-pengembangan-kurikulum.html

7
pembahasan di setiap mata pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
masyarakat sehari-hari. Selain itu kurikulum juga mengatur satu orang guru hanya
mengajar satu mata pelajaran.

3. Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964)

Kurikulum 1964 dirancang dengan tujuan memupuk pengetahuan akademik


pada jenjang sekolah dasar. Selain itu, konsep pembelajaran menitikberatkan pada
pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmani atau disebut Pancawardhana. Dalam penerapan
kurikulum itu proses pembelajaran dilakukan secara aktif, kreatif, dan produktif.
Berdasarkan hal itu pemerintah menetapkan hari Sabtu adalah hari krida yakni
memberi kebebasan bagi siswa berlatih berbagai kegiatan sesuai dengan minat dan
bakatnya.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum ini dibuat setelah pergantian rezim pemerintahan dari Orde Lama
kepada Orde Baru, tepatnya tiga tahun setelah peristiwa 30 September 1965.
Penerapan kurikulum itu juga sarat dengan nilai politis lantaran dianggap untuk
menghapus peninggalan Orde Lama dan rezim Soekarno. Tujuan utama kurikulum
itu adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Ciri Kurikulum 1968 adalah materi pada jenjang pendidikan
rendah memiliki korelasi atau keterkaitan untuk jenjang pendidikan selanjutnya
(correlated subject curriculum). Selain itu, sifat materi pelajaran pada Kurikulum
1968 adalah teoretis dan tidak terlalu dikaitkan dengan permasalahan pada
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, pada kurikulum itu dimulai sistem penjurusan
yang dimulai pada tingkat kelas 2 SMU atau kelas 11. Baca juga: Nadiem Makarim:
Ini Keunggulan Kurikulum Merdeka

5. Kurikulum 1975

Kurikulum ini diterapkan setelah program Rencana Pembangunan Lima Tahun


(Repelita) tahap pertama berjalan di masa pemerintahan Orde Baru. Kurikulum itu

8
menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien akibat pengaruh konsep MBO
(management by objective). Di dalam Kurikulum 1975, metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Hal
itu memunculkan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan. Penerapangan kurikulum itu ramai dikritik oleh para guru karena mereka
akhirnya terlalu sibuk menuliskan perincian dari setiap kegiatan pembelajaran.
Pada kurikulum itu nama pelajaran ilmu alam dan ilmu hayat diubah menjadi ilmu
pengetahuan alam. Sedangkan pelajaran ilmu aljabar dan ilmu ukur menjadi mata
pelajaran matematika.

6. Kurikulum 1984 Perubahan kurikulum di Indonesia terjadi lagi pada 1984.

Di dalam kurikulum itu dikenal dengan konsep pembelajaran Cara Belajar


Siswa Aktif (CBSA). Kurikulum 1984 dibuat karena kurikulum sebelumnya dinilai
lambat dalam merespons kemajuan di kalangan masyarakat. Di dalam kurikulum
itu juga ditambahkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB). Selain itu, Kurikulum 1984 juga membagi mata pelajaran siswa SMA
menjadi program inti dan program pilihan sesuai minat dan bakat.

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999.

Kurikulum 1994 serta Suplemen Kurikulum 1999 dibuat dari hasil kombinasi
Kurikulum 1975 dan 1984. Akan tetapi, penerapan kurikulum itu dihujani kritik
oleh kalangan praktisi pendidikan hingga orangtua pelajar. Sebabnya adalah materi
pembelajaran dinilai terlampau berat dan padat. Selain materi pelajaran umum yang
dinilai berat, di dalam kurikulum itu juga ditambahkan materi muatan lokal seperti
bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Pada Kurikulum 1994
terjadi perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari semester ke caturwulan.
Yaitu periode pembelajaran dibagi menjadi tiga kali caturwulan selama setahun.
Kemudian, pada penerapan Kurikulum 1994 singkatan SMP (Sekolah Menengah
Pertama) diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), kemudian
SMA diganti menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum). Program penjurusan di
SMA pada Kurikulum 1994 dibagi menjadi tiga program yakni IPA, IPS, dan

9
bahasa. Mata pelajaran PSPB dihapus pada kurikulum itu. Baca juga: Kurikulum
Merdeka, PGRI: Guru Khawatir Kehilangan Tunjangan Profesi

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

Pada 2004 kurikulum di Indonesia kembali berganti menjadi KBK sebagai


pengganti Kurikulum 1994. Kurikulum itu menitikberatkan pada kompetensi tiga
unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi, indikator-indikator
evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan
pengembangan pembelajaran bagi peserta didik dan tenaga pengajar. Dengan
kurikulum itu, sekolah diberi kewenangan menyusun dan mengembangkan
komponen kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik
dari yang mulanya berbasis materi menjadi kompetensi. KBK mempunyai ciri-ciri
yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Lalu kegiatan
pembelajaran menggunakan pendekatan metode bervariasi. Pada kurikulum ini
peserta didik diharapkan mencari sumber pembelajaran lain yang memenuhi unsur
edukasi dan tidak terlalu terpaku kepada guru sebagai sumber belajar. Pada
kurikulum 2004 pemerintah kembali mengubah nama SLTP menjadi SMP dan
SMU kembali lagi menjadi SMA. Baca juga: Kurikulum Merdeka Diluncurkan,
Mendikbud: Ini Lebih Sederhana

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Kurikulum itu diterapkan sejak pemberlakuan Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang kemudian dijabarkan dalam
Peraturan Pemerintah No 10 tahun 2003. Meski kurikulum itu hampir sama dengan
KBK 2004, tetapi prinsip penyusunannya menggunakan konsep desentralisasi pada
sistem pendidikan. Pemerintah hanya menetapkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, lalu guru diminta mengembangkan silabus dan penilaian sesuai
kondisi sekolah dan peserta didik di daerah masing-masing.

10
10. Kurikulum 2013 (K-13)

Kurikulum 2013 (K-13) diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan


Kurikulum 2006 (KTSP). Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar
pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013 diterapkan secara terbatas pada sekolah
perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk
SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK. Sedangkan pada 2014, Kurikulum
2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII
dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis
adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Kurikulum
2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di
dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang
ditambahkan. Akan tetapi, penerapan K-13 dihentikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Anies Baswedan melalui Peraturan Menteri nomor 60/2014 tanggal 11
Desember 2014. Alhasil kurikulum yang digunakan kembali kepada KTSP, kecuali
bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah melaksanakannya selama
3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan pendidikan khusus. 10

11. kurikulum merdeka

Kurikulum Merdeka yang secara resmi disampaikan oleh Menteri


Kemendikbudristek dalam YouTube Kemendikbud RI pada tanggal 11 Februari
2021, memiliki keterkaitan erat dengan teori belajar konstruktivisme. Kurikulum
Merdeka menjadi solusi alternatif pemerintah untuk memberikan kebebasan dan
wewenang bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum sesuai
kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan itu sendiri.

Pembelajaran yang dirancang dalam Kurikulum Merdeka adalah


pembelajaran intrakulikuler yang beragam dengan memaksimalkan konten.
Kurikulum Merdeka memberi rentang waktu yang cukup pada peserta didik agar
mampu memahami dan memperdalam konsep serta memperkuat kompetensi.

10
asional.kompas.com/read/2022/02/13/10180071/sejarah-pergantian-kurikulum-di-indonesia

11
Selain itu pendidik juga diberikan kebebasan untuk merencanakan strategi
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Impelementasi Kurikulum
Merdeka tersebut disusun berlandaskan teori belajar konstruktivisme.

Implementasi Kurikulum Merdeka berdasarkan teori belajar konstruktivisme


mengharuskan pendidik untuk memberi kesempatan pada peserta didik agar berani
mengemukakan pendapatnya dengan percaya diri tanpa adanya rasa terpaksa.
Selain itu, pendidik juga berperan mendorong munculnya kreativitas dan imajinasi
peserta didik agar mampu memecahkan permasalahan dan mengambil keputusan. 11

11
https://blog.kejarcita.id/teori-belajar-dan-implementasinya-dalam-kurikulum-merdeka/

12
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajaran. Tujuan dari kurikulum juga berperan sebagai
pengawasan dan pengontrolan aktivitas dalam pendidikan.

Ada terdapat 4 dimensi dalam kurikulum: (1) kurikulum sebagai suatu ide,
(2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan
yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau
implementasi kurikulum, (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupan
konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, Hamid Hasan, (1988)

Ada beberapa kurikulum yang pernam menjadi landasan Pendidikan


Indonesia, di antaranya: 1. Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947) 2.
Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952), 3. Kurikulum 1964 (Rentjana
Pendidikan 1964) 4. Kurikulum 1968, 5. Kurikulum 1975, 6. Kurikulum 1984
Perubahan kurikulum di Indonesia terjadi lagi pada 1984, 7. Kurikulum 1994 dan
Suplemen Kurikulum 1999, 8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, 9.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, 10. Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 (K13), 11. kurikulum merdeka.

3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh darikesempurnaan,
masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan
penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan
masukan yang dapat membantu dalam penulisan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN


TUJUANNYA), Volume XI, No. 1, Agustus 2011, HAL 3.
2. SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN
TUJUANNYA) HAL 3.
4. https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/kurikulum.
3. SYAMSUL BAHRI, (PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN
TUJUANNYA) HAL 14.
4. https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/tujuan-kurikulum-merdeka-belajar.
5. Dr. R. Masykur, M. Pd, Teori dan Telaah PENGEMBANGAN
KURIKULUM,.AURA CV. Anugrah Utama Raharja anggota IKPAPI
No.003/LPU/2013, Hal.4.
6. Dr. R. Masykur, M. Pd, Teori dan Telaah PENGEMBANGAN KURIKULUM,
AURA CV. Anugrah Utama Raharja anggota IKPAPI No.003/LPU/2013, Hal.5
7. https://www.paklativi.com/2018/01/teori-pengembangan-kurikulum.html.
8. asional.kompas.com/read/2022/02/13/10180071/sejarah-pergantian-kurikulum-
di-indonesia.
9. https://blog.kejarcita.id/teori-belajar-dan-implementasinya-dalam-kurikulum-
merdeka.

14

Anda mungkin juga menyukai