Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“MENYEMBAH ALLAH SWT SEBAGAI UNGKAPAN


RASA SYUKUR”

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2 :

ANANTA PUTRI AYU YONITA


ANNISA SILVA RENTIS
DWI CANTIKA ANGGRAINI
MUHAMMAD NAUFAL
NADYNDA AULIA VALENTINE
PITRIA WULANDARI
SABRI SAMSURIN
TOTI RAMDZAKI
ZULFA AISYAH PUTRI

KELAS : XII MIPA G

SMA NEGERI 02 KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat karunia-Nya, penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Alhamdulilah dengan semangat yang tinggi pula merupakan modal bagi kami untuk
dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang
“Menyembah Allah SWT Sebagai Ungkapan Rasa Syukur”. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat yang banyak untuk sendiri maupun orang lain.

Dalam penulisan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah
ikut serta membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan
saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih ada kesalahan.
Karena sesungguhnya kami sadari bahwa, tidak ada satupun yang sempurna didunia
ini kecuali Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta dan isinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para
pembaca. Kami juga dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun
guna untuk memperbaiki setiap kekurangan dari makalah ini.

BENGKULU, 18 AGUSTUS 2022

PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia, merupakan pemberian yang
terus menerus, dengan bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya
manusia sajalah yang kurang pandai memelihara nikmat, sehingga ia merasa
seolah-olah belum diberikan sesuatupun oleh Allah. Disebabkan ia tidak
bersyukur kepada Allah dan tidak merasakan bahwa Allah telah memberi
kepadanya sangat banyak dari permintannya.

Nikmat yang sangat besar bagi manusia adalah nikmat iman. Termasuk orang
yang menyia-nyiakan nikmat Allah adalah orang yang menggunakan nikmat
Allah tidak pada tempatnya, atau menggunakan nikmat Allah untuk kemaksiatan.
Termasuk sifat yang angkuh terhadap Allah Swt jika ia merasa bahwa semua
yang ada padanya adalah karena kepandaian dan keistimewaan diri manusia itu
sendiri. Perasaan seperti ini memudarkan Tauhid dari dalam jiwanya.Oleh
karena itu, kita sebagai makhluk Allah yang senantiasa mengharapkan
keridhoan-Nya diharapkan diberi kesadaran dalam mensyukuri nikmat yang
sungguh besar yang telah Allah berikan kepada kita.

Bahwasanya Allah menganjurkan kepada makhluknya untuk mensyukuri nikmat


yang diberikan, yaitu dengan satu hal yang mungkin kadang manusia sendiri
lupa apa yang menjadi kewajiban kita sebagai makhluk Allah, yaitu dengan
menjalankan apa yang sudah ditetapkan seperti; Perintah untuk menjalankan
shalat yang sudah ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadist, Puasa, Zakat dan lain
sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Ayat tentang nikmat Allah?
2.Hadist tentang nikmat Allah dan cara mensyukurinya?
3.Bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Tentang Nikmat Allah dan Cara Mensyukurinya


Sungguh betapa besar dan banyak nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada
kita. Setiap hari silih berganti kita merasakan satu nikmat kemudian beralih
kepada nikmat yang lain. Di mana kita terkadang tidak membayangkan
sebelumnya akan terjadi dan mendapatkannya. Sangat besar dan banyak
karena tidak bisa untuk dibatasi atau dihitung dengan alat secanggih apapun di
masa kini.

Semua ini tentunya mengundang kita untuk menyimpulkan betapa besar karunia
dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dalam realita kehidupan,
kita menemukan keadaan yang memprihatinkan. Yaitu mayoritas manusia dalam
keingkaran dan kekufuran kepada Pemberi Nikmat. Puncaknya adalah
menyamakan pemberi nikmat dengan makhluk, yang keadaan makhluk itu
sendiri sangat butuh kepada Allah.

Syukur berarti ucapan sikap, dan perbuatan terimakasih kepada allah swt, dan
penggakuan yang tulus atas nikmat dan karunia yang diberikannya. Nikmat yang
diberikan sangat banyak dan bentuknya bermacam-macam,  disetiap detik yang
dilalui maninusia tidak pernah lepas dari nikmat allah, nikmatnya sanggat besar.
Sehingga mausia tidak akan dapat menghitungnya.

B. Ayat al-Qur’an Tentang Nikmat Allah dan Cara


Mensyukurinya

1. SURAT AZ-ZUKHRUF AYAT 9-13

AYAT

Terjemahan Ayat: 

(09) Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui".
(10) Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan dia membuat
jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk.
(11)  Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari
dalam kubur).
(12) Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan
untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.
(13) Supaya kamu duduk di atas punggungnya Kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu
apabila kamu Telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci
Tuhan yang Telah menundukkan semua Ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak
mampu menguasainya.

A.      PENJELASAN AYAT

Ayat ke 9, menurut Abu Ja’far Muhammad maksud ayat ini adalah jika
kamu tanyakan hai Muhammad kepada orang-orang Musyrik dari kaummu itu, “Siapa
yang menciptakan langit dan bumi, mengadakan dan membentuknya?” Niscaya mereka
menjawab, “Semuanya diciptakan oleh yang maha Perkasa dalam pengaruh kekuasaan
dan balasan-Nya terhadap musuh-musuhNya, yang maha mengetahui semua ciptaan
itu dengan segala yang ada di dalamNya. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi
bagiNya.

Sedangkan Menurut Syekh Imam AL-Qurtubi dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa
orang-orang kafir pun mengakui bahwa pencipta langit dan bumi beserta isinya adalah
Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, namun demikian mereka menyembah
selain Allah dan mengingkari kekuasaan-Nya.

Penjelasan ayat ke 10, maksudnya adalah Allah yang menjadikan bumi terhampar
bagimu.Dia menjadikan bumi bagimu pijakan yang dapat kamu pijak dengan telapak
kakimu dan kamu dapat berjalan di atasnya dengan kakimu. Allah membuatkan jalan-
jalan yang landai di atas bumi, yang dapat kamu tempuh dari satu negeri ke negeri lain
untuk keperluan penghidupan dan pendengaranmu.

Sedangkan menurut Syekh Imam Al-Qurtubi bahwa ayat ini menjelaskan bahwa Allah
menyifati Dzat-Nya yang maha suci dengan kekuasaan yang sempurna.Firman Allah ini
merupakan awal pemberitahuan dari Allah tentang dzatNya.Supaya kalian mengakui
nikmat Allah yang diberikan kepada kalian dan supaya kalian mendapat petunjuk
menuju penghidupan kalian.

Ayat ke 11 dan 12, maksudnya adalah bahwa Allah menurunkan air dari langit
menurut kadar (yang diperlukan), artinya menurut Ibnu Abbas yang dikutip oleh AL-
Qurtubi yakni air yang diturunkan itu bukan seperti air yang diturunkan kepada kaum
nabi Nuh yang tidak menurut ukuran yang diperlukan sehingga air itu menenggelamkan
mereka. Akan tetapi air yang diturunkan itu sesuai dengan kadar yang diperlukan,
bukan berupa badai yang menenggelamkan bukan pula kurang dari apa yang
dibutuhkan sehingga ia dapat menjadi penghidupan bagi kalian dan binatang ternak
kalian.
Ayat 12 dan 13 maksudnya adalah Dia yang menciptakan segala sesuatu, lantas
menjadikannya berpasang-pasangan yaitu dengan menciptakan perempuan sebagai
pasangan laki-laki, dan menciptakan laki-laki sebagai pasangan perempuan. … ‫َو َج َع َل َل ُك ْم‬
‫ م َِن ْالفُ ْل ِق‬maksudnya adalah bahwa Allah menjadikan kapal-kapal bagimu yang dapat
kamu kendarai di laut kea rah yang kamu kehendaki dalam perjalananmu di laut untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupmu. Sedangkan hewan ternak dapat kamu
kendarai di darat ke arah manapun yang kamu tuju, seperti unta, kuda, bighal dan
keledai.…ِ‫ظه ُْو ِره‬ ُ ‫ لِ َتسْ َتوُ ْوا َعلى‬supaya kamu dapat berada di atas punggung hewan yang
kamu kendarai. Kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu yang dianugerahkan
kepadamu, berupa ditundukannya semua fasilitas kendaraan itu bagimu di darat dan di
laut.

2. SURAT AL-ANKABUT AYAT 17

AYAT
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu
membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu
memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia
dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.

Penjelasan ayat :
(Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah itu) (adalah berhala-berhala, dan
kalian membuat dusta) kalian mengatakan kebohongan, bahwa berhala-berhala itu
adalah sekutu-sekutu Allah. (Sesungguhnya yang kalian .sembah selain Allah itu tidak
mampu memberikan rezeki kepada kalian) maksudnya mereka tidak akan mampu
memberi rezeki kepada kalian (maka mintalah rezeki di sisi Allah) yakni mintalah rezeki
itu kepada-Nya (dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-
Nya-lah kalian akan dikembalikan).

C. Hadits Tentang Nikmat Allah dan Cara Mensyukurinya

Hadits Tentang Cara Mensyukuri Nikmat

1. Teks Hadits
AYAT

2.        Terjemah Hadits

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw  bersabda : lihatlah kepada orang yang lebih


rendah dari pada kamu dan janganlah kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu
lebih baik untuk tidak meremehkan nikmat Allah atasmu. (Muutafaq ‘Alaih)

2. Penjelasan Hadits
Dalam hadits di atas, nabi menyuruh kaum muslimin agar memandang orang
memandang orang yang berada di bawah mereka, baik mengenai bentuk dan rupa
tubuhnya, kesehatan dan kesejahteraannya, harta dan kekayaannya maupun yang lain-
lainnya. Dengan cara demikian, mereka akan merasa beruntung dan lebih baik
keadaan mereka dibandingkan dengan yang dibawah standar nasib mereka.
Sebaliknya nabi saw. melarang kaum muslimin memandang orang yang di atas mereka
sebab dapat menimbulkan rasa kecil hati dan rendah diri dan bahkan bukan mustahil
dapat menimbulkan rasa kecewa, menyesal diri dan mungkin timbul persangkaan yang
buruk kepada Allah swt. bahwa Dia tidak memperhatikan keadaan dirinya atau pilih
kasih dalam pemberian nikmat. Kaum muslimin dibenarkan melihat orang yang lebih
tinggi derajatnya, khusus dalam masalah ketaatan kenjalankan agama (dalam hal
kebaikan yang bernilai agama) atau dalam menuntut ilmu pengetahuan khususnya ilmu
pengetahuan yang bernilai agama. 

D. CARA MENSYUKURI NIKMAT ALLAH TA’ALA

Bersyukur kepada Allah ta’ala artinya adalah menjalankan ketaatan kepada Allah
dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Bersyukur kepada Allah ta’ala atas nikmat-nikmat-Nya bukanlah sekedar dengan
mengucapkan hamdalah atau bersujud syukur. Akan tetapi ada cara lain yang lebih
umum untuk bersyukur kepada Allah ‘azza wa jalla. Ada tiga cara bersyukur yang
disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah di dalam kitab
Al Qaulul Mufid (1/268), yaitu: 1. Bersyukur dengan hati. Yaitu dengan meyakini dan
mengakui bahwa segala nikmat yang dia dapatkan pada hakikatnya adalah berasal dari
Allah subhanahu wa ta’ala semata. Adapun peran manusia yang memberikan suatu
kemanfaatan kepada kita, semua itu hanyalah suatu sebab dan perantara yang mana
semuanya itu sangat bergantung kepada izin dari Allah ta’ala.

Allah ta’ala berfirman:

AYAT

“Apa saja nikmat yang ada pada kalian, Maka dari Allah-lah (datangnya).”

[QS An Nahl: 53] 2. Bersyukur dengan lisan. Yaitu dengan membicarakan kepada orang lain
tentang nikmat yang Allah berikan kepadanya sebagai bentuk rasa syukur dan pengakuan
kepada Allah, bukan dengan tujuan untuk membanggakan diri dan menimbulkan rasa iri kepada
orang lain.

Allah ta’ala berfirman :

AYAT

“dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu siarkan.” [QS Adh Dhuha: 11]
Contohnya adalah kisah seorang yang buta lalu disembuhkan oleh Allah dan
dianugerahi kambing yang banyak. Ketika datang seorang malaikat utusan Allah untuk
mengujinya dengan meminta seekor kambingnya, lelaki itu menjawab: “Dahulu aku
adalah seorang yang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku kepadaku. Dahulu
aku adalah seorang yang miskin, lalu Allah memberikan kekayaan kepadaku.
3. Bersyukur dengan anggota tubuh. Yaitu dengan cara menggunakannya untuk
melaksanakan berbagai ketaatan kepada Allah ta’ala.

Dengan bersyukur, maka nikmat Allah akan semakin bertambah. Sebaliknya, jika tidak
bersyukur, maka azab dari Allah akan datang mengancam.
Allah berfirman:

AYAT
“Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepada
kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.” [QS Ibrahim: 7]

Mengamalkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain adalah bentuk mensyukuri
nikmat ilmu. Menafkahkan harta di jalan Allah adalah bentuk mensyukuri nikmat
harta.Mengonsumsi makanan untuk menyehatkan tubuh dan tidak membuangnya
adalah bentuk mensyukuri nikmat makanan.Demikianlah seterusnya
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan 
Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan ALLAH SWT kepada kita dengan
kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia- sia. Kita dapat
mensyukuri nikmat dengan cara berdzikir, dengan lisan kita dapat mengucapkan
alhamdulillah, dengan hati yaitu meyakini bahwa segala bentuk nikmat & berkah
datangnya semata hanya dari ALLAH SWT dan kita dapat mensyukuri nikmat ALLAH
SWT dengan perbuatan kita dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi
segala larangan-Nya.

Segala bentuk syukur kita merupakan rasa terimakasih kita kepada ALLAH SWT,  dan
manusia yang tidak mau bersyukur  maka ia akan rugi karena ALLAH SWT tidak
membutuhkan rasa syukurpun dia tidak akan dirugikan yang pada dasarnya ALLAH
SWT maha kaya akan sesuatu melainkan orang yang bersyukur ia mensyukuri untuk
dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
-        Abu Ja’far, Muhammad, Tafsir Ath-Thobari, (penerjemah Misbah Abdul Somad),
Pustaka Azzam, Jakarta, 2009;
-        Al-Jalalain, As-Shuyuthi, Al-Mahalli, Tafsir Jalalain
-        Al-Qurtubi, Syekh Imam, Tafsir Al-Qurtubi, (Penerjemah Akhmad Khotib),
Pustaka Azzam, Jakarta, 2009;
-        Departemen Agama RI, Al-Hikmah AL-Qur’an dan terjemahnya, Diponegoro,
Bandung, 2004;
-        Matsna, Mohammad, Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadits, Karya Toha
Putra, Semarang, 2009;
-        Muslim, Al-Imam, Shohih Muslim Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al-Misbah (Pesan,
Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an), Lentera Hati, Jakarta 2002;

- Abu Ja’far Muhammad, Tafsir Ath-Thobari, Penerjemah Misbah Abdul Somad,


Abdurrahim Supandi, (Jakarta, Pustaka Azzam, 2009) hal. 964
- Syekh Imam al-Qurtubi, Tafsir al-Qurtubi, Penerjemah Ahmad Khotib, (Jakarta,
Pustaka Azzam, 2009), hal.160
- Abu Ja’far Muhammad, Op. Cit, hal. 964
- Syekh Imam al-Qurtubi, Op. Cit, hal. 160-161
- Abu Ja’far Muhammad, Op. Cit, hal. 967-968
- M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan dan Kesan Keserasian Al-
Qur’an, (Jakarta, Lentera Hati, 2002), hal. 461
- Moh. Matsna, Pendidikan Agama Islam (Karya Toha, Semarang, 2009) hal.10

Anda mungkin juga menyukai