Jawaban Tugas Akhir Modul 3 Profesional
Jawaban Tugas Akhir Modul 3 Profesional
Soal:
1. Gambar rangkaian sistem pengapian dari salah satu kendaraan dan jelaskan cara kerjanya!
2. Gambar rangkaian sistem starter dari salah satu kendaraan dan jelaskan cara kerjanya!
3. Gambar rangkaian sistem pengisian dari salah satu kendaraan dan jelaskan cara kerjanya!
4. Gambar rangkaian sistem AC dari salah satu kendaraan dan jelaskan cara kerjanya!
catatan: Tugas ini harus diambil dari manual book satu jenis mobil
Jawab:
Wiring Diagram mobil Avansa sistem Starter, Sistem Pengapian dan Sistem Pengisian
1. Cara Kerja Motor Starter
1) Pada saat Kunci Kontak posisi ST :
Arus Mengalir dari B+ Bateray→FL Main→Fuse AM1 (40A)→Kunci kontak AM2→Terminal
ST→Fuse ST-B (7,5 A)→Starter Relay terminal 1→Starter Relay terminal 2→Engine ECU→Massa.
Akibatnya akan timbul kemagnetan paka kumparan starter relay sehingga menghubungkan kontak
terminal 3 dan terminal 5 starter relay, maka :
Arus Mengalir dari B+ Bateray→ FL Main→ Fuse AM1 (40A)→Terminal 3 Starter Relay→Terminal 5
Starter Relay→Terminal A motor starter (terminal 50 motor starter→kumparan pull in coil→hold in
coil)→massa.
Akibatnya pluyer akan mendorong drive lever sehingga pinion gear terhubung dengan fly wheel dan
menghubungkan terminal 30 dan C, maka :
Arus Arus Mengalir dari B+ Bateray→Terminal B motor stsrter (terminal 30→terminal C→Fild
coil→Armatur→massa.
Akibatnya Armatur akan berputar memutarkan fly wheel.
Untuk menjelaskan cara kerja sistem pengisian diatas saya uraikan berdasarkan cara kerja sistem pengisian tipe M Saat kunci kontak ON, mesin
belum hidup
Gambar Aliran arus saat kunci kontak ON, mesin belum hidup
Saat kunci kontak ON, mesin belum hidup (gambar di atas), maka arus dari bateray mengalir sekering, ke kunci kontak, ke terminal IG, dan
masuk ke MIC. Arus yang masuk ke MIC tersebut kemudian mengalir ke kaki basis (B) tran sistor (Tr1), ke E Tr1, kemudian ke massa.
Hal ini menyebabkan Tr1 menjadi ON. Pada saat yang sama arus juga mengalir ke B Tr3, ke E Tr3, kemudian ke massa.
Akibatnya Tr3menjadi ON. Aktifnya Tr1 dan Tr3 menyebabkan aliran arus seperti digambarkan pada skema di bawah ini :
Aktifnya Tr1 menyebabkan arus mengalir dari baterai ke terminal B, ke kumparan rotor (rotor coil), ke terminal F, ke C Tr1, ke E Tr1,
kemudian ke massa.
Aliran arus ke kumparan rotor ini menyebabkan terjadinya medan magnet pada kumparan rotor.
Pada saat yang sama, aktifnya Tr3 menyebabkan arus mengalir dari baterai ke kunci kontak, ke lampu pengisian, ke terminal L, ke kaki C
Tr3, ke E Tr3, kemudian ke massa. Aliran arus ini men yebabkan lampu pengisian menyala.
Apabila mesin berputar makin tinggi, maka output alternator akan cenderung naik juga. Berdasarkan gambar di atas, (1)* jika tegangan yang
dihasilkan lebih dari14 V, maka tegangan itu akan terdeteksi oleh komponen aktif di dalam MIC berupa dioda zener melalui terminal S.
Aliran arus melalui terminal S ini oleh MIC akan diolah dan difungsikan untuk menghentikan arus yang mengalir ke B Tr1, sehingga
Tr1menjadi OFF.
Perhatikan gambar di bawah ini, jika Tr1 OFF maka aliran arus dari dioda yang menuju kumparan rotor dan ke massa melalui Tr1 akan
terhenti sehingga medan magnet pada kumparan rotor menjadi hilang. Aliran arus dari terminal P tetapmengalir selama mesin hidup untuk
mempertahankan Tr3 OFF dan Tr2 ON sehingga lampu pengisian tetap padam.
Jika medan magnet pada kumparan rotor hilang karena Tr1 OFF, maka tegangan yang dihasilkan oleh alternator akan turun. (2)* Jika
tegangan alternator kurang dari 14 V, maka terminal S tidak mendeteksi adanya kelebihan tegangan(perhatikan gambar di bawah ini)
sehingga MIC akan merespon dengan mengalirkan kembali arus ke B Tr1. Jika arus mengalir ke B Tr1, maka Tr1 menjadi ON.
Gambar Saat Tr1 kembali ON
Apabila Tr1 kembali menjadi ON (perhatikan gambar di bawah ini), maka arus dari dioda akan mengalir kembali ke kumparan rotor, ke
terminal F, ke kaki C Tr1, ke E Tr1, kemudian ke massa.
Hal ini menyebabkan kemagnetan pada kumparan rotor kembali menguat. Medan magnet yang menguat ini kemudian akan menyebabkan
output alternator kembali naik.
Jika kenaikan tegangan ini melebihi 14 V lagi, maka proses ini akan kembali berulang ke proses (1)* sehingga tegangan akan kembali turun,
dan jika tegangan kurang dari 14 V maka proses akan kembali ke proses (2)*. Proses (1)* dan (2)* ini akan terjadi secara terus menerus.
4. Cara kerja Wiring Air Conditioner
1) Pada saat Posisi IG, mesin hidup :
2) Mengaktifkan IG relay dan Blower Relay serta Engine ECU.
3) Setelah IG relay aktif akan mengalirkan arus B+ bateray untuk stanbay pada Saklar Blower depan dan belakang.
4) Pada saat Saklar Blower ON:
a. Arus mengalir dari B+ bateray→FL Main→Fuse BLR→Relay Blower→Blower motor→Saklar Blower→Massa. Maka blower berputar.
b. Saklar blower memberikan signal ke ECU, sehingga Engine ECU mengaktifkan MGC relay.
Arus mengalir dari B+ bateray→FL Main→Fuse MGC→MGC relay→Magnetic clutch→Massa. Akibatnya magnetic clutch akan
menghunungkan pully dengan kompresor. Sehingga kompresor mensirkulasikan refigeran.
5) Pada saat temperatur terlalu dingin:
Ac thermister akan memberikan signal ke ECU sehingga ECU memutus arus ke MGC relay, Akibatnya arus yang ke magnetic clutch juga
putus maka kompresor akan berhenti mensirkulasikan refigeran. Apabila temperatur sudah naik maka Ac thermister akan memberikan signal
ke ECU sehingga ECU menghubungkan kembali arus yang menuju MGC relay. Sehingga kompresor dapat berputar kembali.