Makalah Word III
Makalah Word III
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 LAHAT
Jalan Bandar Agung Telp.(0731)323023 Lahat,Sumsel 3141
Website: http://www.smkn1lahat.sch.id Email:humasindustri@gmail.com
MAKALAH
SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR BENSIN DAN
DIENSEL
(PKK)
DISUSUN OLEH:
NAMA : KELOMPOK III
KELAS : XII RPL
DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR .................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumus Masalah .......................................................................................................... 2
B. Tujuan Penulis............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Fungsi Sitem Pelumasan............................................................................................. 4
B. Komponen Sistem Pelumasan..................................................................................... 5
C. Cara Kerja Umum Sistem Pelumasan ......................................................................... 7
D. Jenis Pelumas ............................................................................................................... 8
E. Kekentalan (Viskositas) ................................................................................................ 9
F. Klaisifikasi minyak pelumas …................................................................................... 10
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karuniaNyalah, maka penulis dapat menyelesaikan makalah “Sistem Pelumasan pada Motor
Bensin dan Diesel” ini tepat pada batas waktunya. Makalah tugas ini dibuat dari berbagai
Pada makalah tugas ini, penulis berusaha menyusun dalam bentuk paparan yang akan
mempermudah para pembaca untuk dapat belajar lebih baik, karena didalamnya terdapat
ringkasan materi yang penulis buat secara sederhana sehingga mudah dipahami.
Penulis menyadari makalah tugas ini jauh dari sempurna, hal ini mengingat kemampuan
pengetahuan dan kepustakaan yang penulis miliki sangat terbatas, Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya agar
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyelesaian makalah “Sistem Pelumasan pada Motor Bensin dan
Diesel” ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Wassalam.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri - pelumas - atau yang lebih popular disebut oli - merupakan
bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun
dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat
menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah
memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa
rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat
membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
Oleh karena itu, disini penulis akan menjelaskan secara rinci tentang sistem
pelumasan pada motor bensin dan diesel agar para pembaca dapat mengetahui prinsip
kerja pelumasan pada motor bensin dan diesel sehingga pembaca dapat memilih pelumas
yang tepat bagi mesin kendaraannya agar dapat awet dan tahan lama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disrumuskan permasasalahn yang
akan di bahas yaitu :
1. Apa pengertian pelumasan serta fungsi pelumasanbagi mesin bensin dan diesel?
2. Bagaimana sistem kerja pelumasan pada motor bensin dan diesel?
3. Apa jenis-jenis pelumas dan klasifikasi minyak pelumas?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian pelumasan serta fungsi pelumasan tersebut bagi mesin
bensin dan diesel.
2. Mengetahui sistem kerja pelumasan pada motor bensin dan diesel.
3. Mengetahui jenis-jenis pelumas dan klasifikasi minyak pelumas.
BAB II
PEMBAHASAN
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung
yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari
90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama
adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
1. Anti Gesekan
Oli mencegah hubungan langsung antara dua metal/part yang bergesekan
sehingga dapat mencegah keausan dengan membentuk laipsan (Oil Film) pada
permukaan logam/part.
2. Pendingin
Oli membawa panas yang terjadi dari gesekan yang ditimbulkan atau akibat
pembakaran (pada cylinder block & piston). Pada mesin-mesin dengan kecepatan
putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan-bantalan sebagai akibat dari adanya
gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas
dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.
3. Pembersih
Oli membawa partikel-partikel metal debu, oxidasi dan hydrocarbon. Saat
membuka tutup oli pada mesin, biasanya terlihat.
4. Perapat/sealing
Oli juga berfungsi sebagai seal/perapat kompresi pada piston. Akan ikut
terbawa pada saat kompresi dan ikut keluar pada saat expansi.
5. Anti karat/korosi.
Melindungi permukaan part/metal dari hubungan langsung dengan air dan udara.
6. Baffer / bantalan
2. Sistem percikan
Sistem ini digunakan pada mesin kecil yang berdaya rendah karena proses dan
kontruksinya sederhana. Setiap kali pangkal batang penggerak (big end) mencebur
kedalam mangkok pelumas, memercikan keatas ke dinding silinder dan
bantalan_bantalan atau bagian-bagian lain yang harus dilumasi.
Aplikasi sistem pelumasan percik banyak dijumpai pada kendaraan dua langkah yang
kuno seperti pada vespa dan pada L2 Super. Sistem pelumasan percik hanya
diterapkan pada engine yang mempunyai rpm dan daya rendah serta pada engine
yang memiliki konstruksi katup-katup samping. Selain itu sistem ini hanya
diaplikasikan pada kendaraan satu silinder dan bentuk engine yang relatif kecil. Pada
engine multi silinder sudah menggunakan sistem paksa dan sistem rendam yang
diterapkan pada transmisi dan differensial. Sekarang ini juga masih ada engine yang
menggunakan sistem percik seperti pada motor bensin 5,5 HP yang banyak
digunakan pada mesin penggerak kompresor.
3. Sistem kombinasi
Sistem ini digunakan untukmenjaga agar sistem pelumasan agar tetap bekerja dengan
baik jika pompa mengalami gangguan. Pada sistem ini pompa minyak pelumas
memompakan minyak pelumas dari bak minyak pelumas kedalam mangkok minyak
pelumas dan pangkal batang penggerak bertugas memercikan minayk pelumas ke
bagian-bagian yang perlu dilumasi.
E. Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena
berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir.
Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas
sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara
cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin
kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli
kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam
yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih
mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke
komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada
temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society
of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-
30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5
dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin.
Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin
belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga
banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan
oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli
pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan
pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film
cukup untuk bearing.
F. Klasifikasi minyak pelumas
Minyak pelumas dapat diklasifikasikan denagn standar American Petroleum
Institute (API) dan dites sesuai dengan standarnya. Klasifikasi API juga menambah
tingkat SAE nya.
GL4 : Mengandug bahan extreme pressure resisting lebih banyak dari GL3 (hypoid
gear)
GL5 : Kandungan extreme pressure resisting lebih banyak dari GL4,-dan kondisi lebih
berat (differensial dilengkapi hypoid gear )
A. Kesimpulan
· Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak, dan fungsi utamanya adalah untuk mengurangi gaya gesek.
· Cara kerja sistem pelumasan adalah menyalurkan oli mesin ke komponen yang
berputar dan bergeser agar mesin dapat bekerja dengan normal dan juga berperan
penting sebagai pendingin.
· Jenis-jenis pelumas yaitu oli mineral, oli sintetis, dan grease (gemuk).
· Minyak pelumas diklasifikasikan dengan standar American Petroleum Institute (API)
dan dites sesuai dengan standarnya dimana klasifikasi minyak pelumas untuk mesin
bensin adalah SA, SB, SC, SD, SE, dan SF; sedangkan klasifikasi minyak pelumas
untuk mesin diesel adalah CA, CB, CC, dan CD.