Kultur Jaringan Tanaman
Kultur Jaringan Tanaman
Menurut Gunawan dalam buku karangan Mattjik (2005), perbanyakan bibit secara cepat
adalah salah satu dari penerapan teknik kultur jaringan yang telah dilakukan untuk beberapa
jenis tanaman. Tujuannya adalah memproduksi bibit secara massal dalam waktu singkat.
Contohnya untuk memperbanyak tanaman vegetatif seperti kentang, pisang, dan strawberry.
Pembuatan Media
Media merupakan faktor penentu dalam kultur jaringan. Media yang sudah jadi biasanya
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Serta harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi
Inisiasi merupakan kegiatan pengambilan potongan dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah
tunas.
Sterilisasi
Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur jaringan yang dilakukan di tempat steril, yaitu
di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan
terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada
peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi
Merupakan kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam bagian jaringan pada
media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan (potongan jaringan tanaman yang akan
dikembangbiakkan).
Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di
tempat yang steril dengan suhu kamar.
Aklimatisasi
Ini merupakan kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke tempat
sementara. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap.
Pada penanaman secara in vitro di laboratorium, biji-biji jenis tanaman ini ditanam pada
media steril yang mengandung nutrisi dan sukrosa, sehingga embrio biji dapat tumbuh dan
berkecambah.
7. Menyelamatkan Embrio
Beberapa spesies tanaman embrionya tidak berkembang setelah terjadinya fertilisasi. Untuk
kasus seperti ini, maka dapat dilakukan kultur embrio (embryo rescue). Misalnya para
breeder jeruk keprok di Balai Penelitian Hortikultura di Indonesia melakukan kultur embrio
setelah melakukan persilangan jeruk secara konvensional.