Anda di halaman 1dari 9

PERUNDUNGAN

Kelompok 4
Kelas X-1

Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan


dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau
berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara
terus menerus.
Menurut Unicef, bullying bisa diidentifikasi lewat tiga karakteristik yaitu disengaja
(untuk menyakiti), terjadi secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan.
Bullying bisa terjadi secara langsung atau online.
Bullying online atau biasa disebut cyber bullying sering terjadi melalui media sosial,
SMS/teks atau pesan instan, email, atau platform online tempat anak-anak
berinteraksi.

Jenis Bullying
Mengutip hasil ratas bullying Kementerian PPA menyebut ada enam kategori
bullying, yaitu:

1. Kontak Fisik Langsung


Bullying secara fisik paling tampak dan mudah diidentifikasi. Contoh bullying fisik
yaitu memukul, mendorong, menjambak, menendang, menampar, mengunci
seseorang dalam ruangan, mencubit, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi dan
merusak serta menghancurkan barang-barang miliki anak yang tertindas, memeras,
dan lain-lain.
2. Kontak Verbal Langsung
Bullying dalam bentuk verbal biasanya menjadi awal dari perilaku bullying yang
lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih
lanjut. Contoh bullying verbal yaitu julukan nama, celaan, fitnah, sarkasme,
merendahkan, mencela atau mengejek. Tindakan lain yang terkategori bullying
adalah mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip, penghinaan, pernyataan-
pernyataan pelecehan seksual, teror, surat-surat mengintimidasi, tuduhan-tuduhan
yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip, dan sebagainya.
3. Perilaku Nonverbal Langsung
Bullying jenis ini seperti tindakan melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek atau mengancam,
biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.
4. Perilaku Nonverbal Tidak Langsung
Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi
retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.
5. Cyber Bullying
Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman video
intimidasi, pencemaran nama baik lewat media sosial).
6. Pelecehan Seksual
Kadang tindakan pelecehan dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal.

Penyebab Bullying
Menurut Ariesto (2009) yang dikutip dalam jurnal Faktor yang Mempengaruhi
Remaja dalam Melakukan Bullying Universitas Padjadjaran, faktor-faktor penyebab
terjadinya bullying antara lain:

1. Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah orang tua yang
sering menghukum anaknya secara berlebihan atau situasi rumah yang penuh stres,
agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati
konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya
terhadap teman-temannya.

Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-
cobanya itu, ia akan belajar bahwa mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan
untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan
kekuasaan seseorang. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.

2. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya anak-anak
sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka
untuk melakukan intimidasi mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain.
Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan
masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun
sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antarsesama
anggota sekolah.
3. Faktor Kelompok Sebaya
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah,
kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying
dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok
tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
4. Kondisi Lingkungan Sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying.
Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah
kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah
sering terjadi pemalakan antarsiswanya.
5. Tayangan Televisi dan Media Cetak
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang
mereka tampilkan. Survei yang dilakukan salah satu media massa, memperlihatkan
bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka
meniru geraknya 64% dan kata-katanya 43%.

Dampak Bullying
Menurut Suyatno (2003) yang dikutip dalam buku Model Intervensi Psikologi Islam
Konseling Kelompol Tazkiyatun Nafsi: Salah Satu Bentuk Upaya dalam Menangani
Siswa Korban Bullying, menyebutkan beberapa dampak negatif yang dialami anak-
anak korban bullying yaitu:

1. Dampak bullying terhadap kehidupan individu


a. Kurangnya motivasi atau harga diri,
b. Problem kesehatan mental, misalnya kecemasan berlebihan, problem dalam hal
makan, susah tidur.
c. Sakit yang serius dan luka parah sampai cacat permanen: patah tulang, radang
karena infeksi, dan mata lebam, termasuk juga sakit kepala, perut, otot, dan lain-lain
yang bertahun-tahun meski bila ia tak lagi dianiaya.
d. Problem-problem kesehatan seksual, misalnya: mengalami kerusakan organ
reproduksinya, kehamilan yang tak diinginkan, ketularan penyakit menular seksual.
e. Mengembangkan perilaku agresif (suka menyerang) atau jadi pemarah atau
bahkan sebaliknya menjadi pendiam dan suka menarik diri dari pergaulan.
f. Mimpi buruk dan serba ketakutan, selain itu kehilangan nafsu makan, tumbuh, dan
belajar lebih lamban, sakit perut, asma, dan sakit kepala.
g. Kematian.
2. Dampak bullying terhadap kehidupan sosial
a. Pewarisan lingkaran kekerasan secara turun-temurun atau dari generasi ke
generasi.
b. Tetap bertahan kepercayaan yang keliru bahwa orang tua mempunyai hak untuk
melakukan apa saja terhadap anaknya, termasuk hak melakukan kekerasan.
c. Kualitas hidup semua anggota masyarakat merosot, sebab anak yang dianiaya
tak mengambil peran yang selayaknya dalam kehidupan kemasyarakatan.

3. Dampak bullying terhadap kehidupan akademik


Bullying berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai
akademik, dan tindakan bunuh diri. Bullying juga menurunkan skor tes kecerdasan
dan kemampuan analisis siswa.

Cara Mengatasi Bullying


Menurut Maryam B Gainau dalam buku Perkembangan Remaja dan
Problematikanya, berikut cara mengatasi bullying bagi remaja antara lain sebagai
berikut:

1. Sekolah perlu menciptakan kultur sekolah yang aman, nyaman, dan sehat
sehingga anak dapat berinteraksi dengan teman-teman dengan baik. Sekolah juga
perlu memberikan sanksi tegas kepada anak yang melakukan bullying sehingga
remaja merasa jera dan tidak melakukan bullying lagi kepada temannya.
2. Guru dan orang tua perlu mengajarkan kepada anak/remaja untuk menyelesaikan
masalah bukan dengan cara kekerasan dan main hakim sendiri melainkan dengan
pendekatan musyawarah bersama untuk mencari solusi yang terbaik.
3. Guru perlu menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang baik sehingga anak
bisa saling menghargai dan menghormati.
4. Guru perlu melakukan pendekatan konseling kepada anak yang mengalami
bullying sehingga anak remaja tidak memiliki trauma berkepanjangan, minder, dan
takut untuk bersosialisasi dengan orang lain.
5. Guru dan orang tua perlu bekerja sama untuk menangani bullying dengan
musyawarah yang baik sehingga dapat mencari solusi yang terbaik.

Faktor terjadinya perundungan :


Faktor penyebab bullying bisa datang dari lingkungan sosial, keluarga, hingga diri
sendiri. Sebelum terlambat, berikut adalah berbagai penyebab terjadinya bullying
yang perlu Anda ketahui
1. Pernah menyaksikan dan merasakan kekerasan
Pernah mengalami kekerasan dapat menjadi penyebab bullying
Pernah mengalami kekerasan dapat picu tindakan bullying
Orang yang pernah menyaksikan dan merasakan kekerasan di rumah lebih berisiko
melakukan tindakan bully kepada orang lain. Jika ada anak atau anggota keluarga
yang melakukan bullying, jangan buru-buru menghakiminya. Cari tahu apakah
mereka sedang memiliki masalah internal dengan keluarganya. Apabila ini yang jadi
penyebabnya, cobalah untuk memberikan mereka dukungan dan bimbingan.
2. Memiliki orangtua yang bersifat permisif
Orangtua yang bersifat permisif atau serba mengizinkan, dinilai menjadi salah satu
alasan mengapa bullying bisa terjadi. Sebab, orangtua dengan faktor bullying ini
cenderung tidak membuat peraturan yang bisa mengawasi anak-anaknya sehingga
mereka bebas melakukan apa saja, termasuk perundungan di luar rumah.
3. Kurangnya hubungan dengan orangtua
Memiliki hubungan atau komunikasi yang buruk dengan orangtua dipercaya dapat
membuat seorang anak berisiko melakukan tindakan bullying. Dengan memiliki
hubungan yang erat dengan orangtua, si kecil diharapkan dapat memiliki rasa
empati dan mengenal rasa kasih sayang. Dengan begitu, dirinya dipercaya tidak
akan melakukan tindakan perundungan.
4. Memiliki saudara kandung yang abusif
Anak-anak yang memiliki kakak kandung abusif atau sering melakukan kekerasan
fisik, cenderung akan mencontoh perbuatan saudaranya. Ditambah lagi, faktor
terjadinya bullying ini dapat membuat si kecil merasa tidak punya kekuatan. Untuk
mendapatkan kekuatan dan dominasi, akhirnya mereka melampiaskan kepada
orang lain di luar rumah.
5. Tidak percaya diri
Anak-anak yang tidak percaya diri cenderung akan melakukan bullying. Sebab,
tindakan ini dapat membuat mereka merasa memiliki kekuatan dan dominasi. Tidak
hanya itu, anak-anak yang tidak percaya diri ini juga cenderung berbohong
mengenai kemampuan dirinya, demi menutupi rasa kurang percaya diri yang mereka
miliki.
6. Kebiasaan mengejek orang lain
Kebiasaan mengejek orang lain dinilai sebagai faktor penyebab bullying menurut
para ahli. Ejekan ini dapat mengarah pada penampilan, kemampuan, ras, budaya,
dan gaya hidup orang lain. Penindasan yang dilakukan oleh pelaku bullying ini
sering kali datang dari rasa takut atau kurangnya pemahaman terhadap lingkungan
di sekitarnya.
7. Haus akan kekuasaan
Haus akan kekuasan bisa menjadi penyebab bullying
Haus akan kekuasaan, penyebab bullying yang harus diwaspadai. Anak-anak yang
selalu haus akan kekuasaan dan terus ingin memegang kontrol juga cenderung
melakukan tindakan bullying. Mereka hanya mau bekerja sama jika yang orang lain
mengikuti peraturan yang dibuatnya. Jika segala sesuatu tidak berjalan sesuai
rencananya, maka mereka dapat mulai melakukan tindakan bullying.
8. Ingin menjadi populer di lingkungannya
Anak-anak yang ingin dikenal atau menjadi populer di lingkungannya dinilai berisiko
melakukan tindakan bullying. Mereka akan menunjukkan sifat ingin memerintah,
mengontrol, dan menuntut teman-temannya demi popularitas dan pengakuan dari
orang-orang di sekitarnya.
9. Tidak dibekali pendidikan empati
Minimnya bekal pendidikan empati dapat menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya bullying. Tanpa empati, anak tidak bisa atau bahkan tidak mau mengerti
apa yang dirasakan oleh orang lain. Mereka pun bisa menyalahkan korban-
korbannya. Kurangnya rasa empati ini dapat membuat anak-anak merasa bahwa
tindakan bullying-nya hanyalah candaan semata, di saat orang lain merasa sakit hati
akibat tindakan tak terpuji itu.
10. Tidak mendapatkan apa yang mereka mau
Di saat anak-anak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka
cenderung akan merasa frustrasi. Sebagian anak dapat menerima situasi ini dengan
lapang dada. Namun, beberapa anak tidak kuat menahan perasaan tersebut.
Hasilnya, mereka dapat melakukan tindakan bullying demi kepentingan pribadi.
Umumnya, hal ini disebabkan oleh sifat perfeksionis. Sebagai orangtua, cobalah
ajarkan kepada mereka bahwa segala sesuatu tidak harus menjadi sempurna.
11. Menggunakan kekuatan fisik untuk mengintimidasi
Tubuh besar dan fisik yang kuat dapat disalahgunakan anak-anak untuk
mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara bullying. Mereka akan mengontrol
situasi dengan membuat anak-anak yang lain merasa lemah.
12. Dorongan untuk bisa berbaur dengan teman-teman
Salah satu penyebab bullying di sekolah yang perlu diwaspadai adalah dorongan
untuk bisa berbaur dengan teman-temannya. Dorongan untuk berbaur ini dapat
membuat anak melakukan berbagai cara agar bisa dikenal di sekolahnya, salah
satunya menggunakan kekerasan dan melakukan tindakan bullying. Sebenarnya,
anak-anak yang melakukan bullying untuk berbaur dengan temannya dapat merasa
tidak nyaman dengan perilaku buruknya. Hanya saja, mereka rela melakukannya
demi bisa diterima teman-temannya di sekolah.
13. Minimnya perhatian sekolah terhadap fenomena bullying
Faktor bullying di sekolah yang tak boleh disepelekan adalah kurangnya perhatian
sekolah terhadap fenomena bullying. Faktor penyebab bullying menurut para ahli ini
membuat siswa dan siswi menganggap bahwa tindakan bullying adalah hal yang
biasa. Sehingga, mereka terus melakukannya di sekolah. Untuk mengatasinya,
peran guru dan pihak sekolah lainnya sangat diperlukan. Sekolah disarankan untuk
menanggapi masalah bullying secara serius.

Dampak buruk akibat bullying


Dampak buruk akibat dari bullying tidak hanya dirasakan korbannya, tapi juga
pelakunya. Berikut adalah penjelasan mengenai efek negatif dari tindakan
perundungan.

Dampak buruk akibat bullying yang dirasakan korban:


Mengalami gangguan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, merasa sedih,
dan kesepian.
1.Perubahan pola tidur dan makan
2.Berkurangnya ketertarikan untuk melakukan hobi atau aktivitas yang disenangi
3.Masalah kesehatan
4.Menurunnya performa akademis.
5.Dampak buruk akibat bullying yang dirasakan pelaku:
6.Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, terutama pada pelaku bully
remaja dan dewasa
7.Rentan berkelahi, merusak properti, dan dikeluarkan dari sekolah
8.Berisiko melakukan hubungan seks di usia muda
9.Melakukan tindakan kekerasan.
Cara mengatasi bullying
Supaya tidak ada lagi korban perundungan di sekitar kita, Anda sebagai orangtua
juga perlu memahami cara mengatasi bullying.

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk menghentikan tindakan
perundungan:
1. Berbicara dengan anak
faktor penyebab bullying
Anak korban perundungan perlu diberikan perhatian lebih.
Salah satu tindakan pertama yang perlu dilakukan untuk mengatasi bullying adalah
berbicara dengan anak Anda. Jika Anda melihat ada sesuatu yang tidak biasanya
pada anak, cobalah ajak ia berbicara. Pasalnya, korban bullying sering kali tidak
mau berbicara tentang pengalamannya ketika dirundung. Perhatikan perasaan anak
dan buat mereka tahu bahwa kedua orangtuanya sangat peduli kepadanya.
2. Menjadi panutan bagi anak
Supaya anak tidak menjadi pelaku bullying di lingkungannya, orangtua perlu menjadi
role model atau panutan yang baik untuknya. Pasalnya, pelaku bullying sering kali
melakukan tindakan tak terpujinya itu karena melihat perilaku bullying di sekitarnya,
entah itu dari orangtua, teman-teman, atau bahkan adegan-adegan film yang
mereka tonton di televisi. Cobalah berikan contoh perilaku sosial yang baik kepada
anak-anak sejak dini. Dengan begitu, mereka diharapkan dapat terhindar dari
perilaku bullying ketika beranjak dewasa.
3. Mensosialisasikan dampak bullying kepada anak-anak
Adanya sosialisasi terkait dampak dan bahaya bullying menjadi salah satu kunci
penting untuk menghentikan kasus perundungan di lingkungan. Orangtua, guru, atau
masyarakat secara umum perlu mensosialisasikan bahaya bullying dan tindakan apa
saja yang termasuk dalam kategori bullying. Selain itu, orangtua, guru, dan
masyarakat secara umum disarankan untuk mengetahui cara merespons kasus
bullying dan bagaimana cara mencegahnya agar tidak ada lagi korban yang
berjatuhan.
4. Jangan berdiam diri saat ada kasus perundungan di sekitar kita
Orang di sekitar perlu membantu korban bullying. Terkadang, orang-orang di sekitar
tidak tahu harus berbuat apa ketika melihat tindakan bullying di sekitar. Jika terus
dibiarkan, hal ini justru bisa membuat kasus bullying semakin marak. Orangtua,
teman-teman, guru, dan masyarakat secara umum perlu bergerak dan melakukan
inisiatif ketika melihat kasus bullying di sekelilingnya.
5. Berbicara dengan pelaku bullying
Tidak hanya fokus kepada korban kita juga perlu berbicara dengan pelaku bullying
untuk menghentikan tindakan perundungan. Pelaku bullying umumnya melakukan
tindakan tak terpuji ini karena tidak memiliki rasa empati atau memiliki masalah
keluarga di rumah. Jika ini kasusnya, bantulah mereka untuk mengatasi masalah
tersebut.
Selain itu, pelaku bullying juga perlu memahami bahwa tindakan mereka termasuk
dalam kategori bullying. Kemudian, mereka juga harus tahu bahwa perundungan
dapat membahayakan kesehatan mental dan bahkan fisik korbannya
Publik, khususnya para pengguna jejaring sosial kembali dihebohkan dengan aksi
bullying atau perundungan di kalangan pelajar. Dalam sebuah video yang beredar di
lini masa Twitter, menunjukkan seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di Bandung, menjadi korban perlakuan perundungan oleh teman sekelasnya.
Aksi perundungan yang diduga terjadi di SMP Plus Baiturrahman tersebut nyatanya
berhasil diabadikan dan dibagikan oleh seorang pengguna Twitter
"Bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung. Kejadian siang ini pada jam sekolah.
Korban adalah keluarga kawan saya, dilarikan ke RS setelah pingsan.
@disdik_bandung@RESTABES_BDG," keterangan yang diunggah akun Twitter
Dalam video yang viral tersebut, terlihat pelajar yang mengenakan seragam
olahraga (korban) duduk di kursi paling depan. Tampak beberapa pelajar yang
mengenakan seragam batik mengelilingi korban. Tak lama, seorang pelajar
menghampiri korban dengan memakaikannya helm merah. Tak lama, pelajar yang
tak diketahui namanya itu menendang kepala korban beberapa kali hingga terjatuh
dan tergeletak di lantai. Sementara pelajar lainnya hanya menonton dan
menertawakan aksi perundungan tersebut.

Dikonfirmasi dari keterangan video tersebut, korban dipukuli kepalanya hingga


pingsan tak sadarkan diri. Kasus bully tersebut sontak menarik perhatian warganet.
Banyak warganet bersimpati atas kejadian yang menimpa korban, dan
mengharapkan hal ini tidak terulang lagi. Terutama para pelaku untuk segera
ditindak lanjuti atas tindakan perundungan itu.
Dalam keterangan unggahan tersebut, Polrestabes Bandung akan mengusut tuntas
kejadian tersebut hari ini, Sabtu (19/11/2022).
“Terima kasih, informasinya sudah kami terima kemarin malam dan hari ini akan
dilakukan pengecekan ke lokasi yg diberikan," tulis akun resmi Twitter
@RESTABES_BDG Sabtu (19/11/2022)
Atas ramainya kejadian perundungan yang terjadi di SMP Plus Baiturrahman,
Bandung, tindakan perundungan ini langsung diusut tuntas kepolisian setempat.

Selain itu, warganet meminta agar pihak berwajib memberikan sanksi yang berat,
jangan hanya dikeluarkan dari sekolah. Saking banyaknya simpati warganet
terhadap korban perundungan, bahkan sekolah tersebut yang awalnya mempunyai
rating bagus di Google menjadi bintang satu. Selain itu, warganet tampak
menyerang akun instagram sekolah tersebut hingga menutup akun.

Anda mungkin juga menyukai