Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mata Kuliah Perspektif dan Teori Komunikasi

Dosen: Ir. Firman Kurniawan Sujono

Nama NIM KELAS

: Dhien Yanuar Tornado : 1106037675 :B


UNIVERSITAS INDONESIA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN KOMUNIKASI 2011

Mapping the Theory (Pembagian Teori Komunikasi)


Para ahli mempunyai berbagai pandangan untuk menjelaskan komunikasi dengan berbagai teori yang mereka kemukakan, karena berbagai pandangan tentang komunikasi tersebut, ,justru pengertian komunikasi semakin tidak jelas. Robert Craig, seorang professor dari Universitas Collorado menyetujui jika pencarian tentang teori tunggal dari komunikasi tidak ada habisnya. Semua teori komunikasi relevan dengan dunia nyata dan komunikasi sendiri adalah istilah yang kaya makna. Untuk itu maka Robert Craig membagi dunia teori komunikasi ke dalam tujuh kelompok pemikiran atau tujuh tradisi pemikiran yaitu: 1. Socio Psychological Tradition (Tradisi sosiopsikologis) Pemikiran yang berada dibawah tradisi ini percaya adanya kebenaran komunikasi yang dapat ditemukan dengan hati-hati dan pengamatan sistematis. Tradisi ini memandang individu sebagai makhluk sosial. Teori-teori yang berada di bawah tradisi sosiopsikologi memberikan perhatiannya antara lain pada perilaku individu, pengaruh, kepribadian dan sifat individu atau bagaimana individu melakukan persepsi. 2. Cybernetic Tradition (Tradisi Sibernetika) Tradisi Sibernetika memandang komunikasi sebagai penghubung bagian terpisah dari system apapun. Seperti system komputer, system keluarga, system organisasi atau system media. suatu sistem dimana berbagai elemen yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunikasi dipahami sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain. 3. Rhetorical Tradition ( Tradisi Retorika) Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan 4. Semiotic Tradition ( Tradisi Semiotika) Semiotika adalah studi mengenai symbol/tanda. Semiotika memandang komunikasi sebagai proses pemberian makna melalui tanda yaitu bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, dan sebagainya yang berada diluar diri individu. 5. Socio-cultural Tradition (tradisi sosiokultural) Cara pandang sosiokultural menekankan gagasan bahwa realitas dibangun melalui suatu proses interaksi yang terjadi dalam kelompok, masyarakat dan budaya. Sosiokultural lebih tertarik untuk mempelajari pada cara bagaimana masyarakat secara bersama-sama menciptakan realitas dari kelompok sosial, organisasi dan budaya mereka. 6. Critical Tradition ( Tradisi Kritis) Teori kritis dimulai sekelompok peneliti dari jerman yang di kenal sebagai Frankfurt school, awal mulanya mereka ingin meneliti gagasan/ajaran dari Karl Marx Pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuasaan (power) dan keistimewaan (privilege) yang diterima kelompok tertentu di masyarakat menjadi topik yang

sangat penting dalam teori kritis. Kritis memandang komunikasi sebagai bentuk pemikiran yang menentang ketidakadilan. 7. Phenomenological Tradition ( Tradisi Fenomenologi) Fenomenologi memandang komunikasi sebagai pengalaman melalui diri sendiri atau diri orang lain melalui dialog. Tradisi memandang manusia secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman personal dan langsung dengan lingkungan. Tradisi fenomenologi memberikan penekanan sangat kuat pada persepsi dan interpretasi dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung teori ini berpandangan bahwa cerita atau pengalaman individu adalah lebih penting dan memiliki otoritas lebih besar dari pada hipotesa penelitian sekalipun. Berbagai perbedaan yang terkandung dalam masing-masing kelompok tradisi komunikasi tersebut mempengaruhi pada cara melakukan riset atau penelitian komunikasi dan mempengaruhi pilihan teori yang akan digunakan. Setiap teori menggunakan cara atau metode riset yang berbeda yang secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar paradigma penelitian yaitu objektif dan interpretatif. 1. Objektif Ilmu pengetahuan seringkali diasosiasikan dengan sifatnya yang objektif (objectivity) yang berarti bahwa pengetahuan selalu mencari standarisasi dan kategorisasi. Dalam hal ini, para peneliti melihat dunia sedemikian rupa sehingga peneliti lain yang menggunakan cara atau metode melihat yang sama akan menghasilkan kesimpulan yang sama pula. Dengan kata lain, suatu replikasi atau penelitian yang berulang-ulang akan selalu menghasilkan kesimpulan yang persis sama sebagaimana penelitian dalam ilmu pengetahuan alam (natural sciences). Penelitian yang menggunakan metode objektif sering disebut dengan penelitian empiris (scientific scholarship) atau positivis. Perlu ditegaskan disini bahwa apa yang dikenal selama ini sebagai tipe penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif masuk dalam kategori penelitian objektif positivis ini.dalam hal ini, tradisi sosio psikologis adalah tradisi yang paling objektif dari tradisi lainnya. 2. Interpretatif Mereka yang menggunakan pendekatan ini sering disebut dengan humanistic scholarship. Jika metode objektif (penelitian kuantitatif/kualitatif) bertujuan membuat standarisasi observasi maka metode subjektif (penelitian interpretatif) berupaya menciptakan interpretasi. Jika ilmu pengetahuan berupaya untuk mengurangi perbedaan diantara para peneliti terhadap objek yang diteliti maka para peneliti humanistik berupaya untuk memahami tanggapan subjektif individu. Pendekatan interpretatif memandang metode penelitian ilmiah tidaklah cukup untuk dapat menjelaskan 'misteri' pengalaman manusia sehingga diperlukan unsur manusiawi yang kuat dalam penelitian. Kebanyakan mereka yang berada dalam kelompok ini lebih tertarik pada kasus-kasus individu daripada kasus-kasus umum. Dalam hal ini, tradisi fenomenologi adalah tradisi yang paling subjektif/ interpretative

Agar dapat menunjang 7 Tradisi lainnya, diperlukan tradisi baru yg perlu di perluas Ethical Tradition ( Tradisi etika) Dalam Tradisi etika, komunikasi di anggap sebagai orang atau karakter yang berinteraksi dengan cara adil dan menguntungkan. Tradisi ini memandang bagaimana tanggung jawab seseorang dari proses komunikasi yang dilakukannya , apakah benar atau salah terlepas dari keuntungan dari orang orang yang terlibat, baik buruknya hasil dari pembicaraan kita, karakter diri kita dalam menilai orang lain dari motivasi dan perilaku. Tradisi ini mendorong rasa empati manusia dalam proses komunikasi yang dilakukannya. Daftar pustaka: Griffin,Em.2006 A first look at Communication Theory. Sixth Boston:McGraw Hill

Anda mungkin juga menyukai