Anda di halaman 1dari 6

Tantangan Ketenagakerjaan Pemuda dalam Meningkatkan Minat Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN
Tantangan ketenagakerjaan di Indonesia merupakan isu yang
kompleks dan mempengaruhi pemuda dalam lapangan kerja. Pemuda yang
terjun dalam dunia wirausaha menjadi tantangan sekaligus jawaban dari
problem masalah ketenagakerjaan saat ini, terutama untuk mengurangi
potensi pengganguran. Kontribusi pemuda dalam pembangunan masih
menghadapi sejumlah tantangan, khususnya problem ketenagakerjaan.
Wirausaha sebagai salah satu upaya mengatasi pengangguran masih perlu
mendapat dukungan pemerintah serta kesadaran minat dalam meningkatkan
Minat Usaha Mikro Kecil dan Menengah sejak dini.
Derasnya arus globalisasi di satu sisi merupakan manfaat yang
seharusnya dapat dimanfaatkan oleh generasi muda untuk menempa diri
sehingga memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik. Terbukanya
arus informasi dewasa ini menjadi kekuatan yang dapat dimanfaatkan oleh
generasi muda untuk memotivasi dan menginspirasi diri untuk melakukan
berbagai kegaitan dan akvititas yang bermanfaat, salah satunya adalah
mengembangkan motivasi kewirausahaan. Namun di sisi yang lain, arus
globalisasi telah mendorong sebagian generasi muda bersikap
konsumerisme. Semakin banyaknya mall dan tempat-tempat hiburan, tidak
hanya di kota-kota besar, tetapi juga telah melanda kota-kota kecil telah
mendorong konsumerisme di kalangan generasi muda.  Apalagi arus
informasi yang begitu cepat, sehingga generasi muda kita dicekoki dengan
berbagai produk dan budaya serta gaya hidup yang seringkali tidak sesuai
dan bahkan bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang telah lama
berkembang dan menjadi falsafah hidup bangsa ini. Kontribusi pemuda
terhadap angka pengangguran yang cukup besar tentu akan berdampak pada
pembangunan ekonomi. Bahkan, partisipasi kerja pemuda pun tidak cukup
untuk mendongkrak pembangunan ekonomi, dikarenakan tidak semua
pekerjaan memberikan output dan nilai tambah ekonomi yang tinggi. Berikut
adalah analisis mengenai tantangan ketenagakerjaan di Indonesia dan
kesempatan kerja bagi pemuda:

II. PEMBAHASAN
1. Potensi UMKM di Indonesia
Menurut Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM),
jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta atau 99,99% dari
jumlah pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM adalah
sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia
usaha. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar
61,1%, dan sisanya yaitu 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar.
Oleh karena itu, UMKM memiliki potensi besar untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia. UMKM juga berkontribusi terhadap penyerapan
tenaga kerja, dengan mencapai 97% dari total tenaga kerja yang ada,
dengan hal ini menjadikan salah satu peluang besar bagi para pemuda
untuk bisa memulai usaha mikro kecil dan menengah. Seiring
berkembangnya waktu UMKM adalah jalan tercepat untuk membasmi
grafik pengangguran di Indonesia sebab meningkatnya minat dan
ketertarikan pemuda terhadap usaha mikro kecil dan menengah.
Meningkatkan jumlah pengusaha UMKM menjadi salah satu strategi
pemerintah untuk menciptakan sumber pendapatan baru, menciptakan
lapangan kerja baru, dan mengurangi kemiskinan. UMKM nantinya
berperan penting sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan dan
Pembangunan ekonomi. UMKM melibatkan banyak orang yang beragam
usahanya. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari seluruh
Masyarakat terutama para pemuda untuk bersama sama mendukung
optimalisasi UMKM oleh pemerintah. Pemerintah membutuhkan kerja
sama dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk dari pemuda dan
pelaku UMKM, untuk memastikan potensi UMKM dalam negeri ini
semakin meningkat.

2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia


Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu
kendala serius bagi UMKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek
kewirausahaan, manajemen, dan teknologi. Pemuda perlu meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang-bidang tersebut
agar dapat membantu UMKM dalam menghadapi tantangan tersebut.
Pertimbangan batasan usia pemuda pada penelitian ini dipilih dengan
memperhatikan potensi, kapasitas dan aktualisasi diri pemuda.
Sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2009
Pasal 1 Nomor 2 yang berbunyi “Kepemudaan adalah berbagai hal yang
berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas,
aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda”. Berdasarkan hal tersebut, maka
batasan usia pemuda pada penelitian ini berkisar antara 16 (enam belas)
sampai 30 (tiga puluh) tahun. Kategori pemuda tersebut terbagi menjadi 2
oleh BKKBN, yaitu kategori remaja (16-24 tahun) dan dewasa (25-30
tahun).
Menurut Wulandari (2013), menyatakan minat berwirausaha adalah
pemusatan perhatian, keinginan, ketertarikan, serta ketersediaan individu
pada bidang wirausaha untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk
untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut
dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar
dari kegagalan. Minat merupakan sesuatu hal sangat menentukan dalam
setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh kembangkan pada diri setiap
mahasiswa. Minat berwirausaha terdiri dari dua kata, yaitu minat dan
berwirausaha. Minat menurut Yohana (2015:7), adalah kecenderungan
dari dalam individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenagi
seseuatu obyek semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka
semakin besar minatnya. Minat biasanya ditunjukkan melalui pertanyaan
yang menunjukkan lebih menyukai sesuatu hal dan dapat dinyatakan juga
dalam bentuk partisipasi dalam aktivitas yang diminatinya
Pertumbuhan penduduk yang selalu meningkat menyebabkan
bertambahnya kebutuhan ekonomi setiap orang. Hasil Susesnas tahun
2020, satu dari empat penduduk Indonesia dipenuhi oleh generasi muda
yang penyebarannya tidak merata di setiap daerah. Generasi muda yang
mendominasi angkatan kerja di Indonesia dapat dikatakan sangat besar,
namun dengan lapangan kerja yang terbatas, tingkat partisipasi kerja
menurun dan struktur pasar tenaga kerja berubah relatif cepat yang
mengakibatkan tingkat pengangguran di negara kita menjadi semakin
tinggi. Hal tersebut dapat menjadi urgensi apakah jumlah pengangguran
akan terus meningkat dikarenakan jumlah bukan angkatan kerja yang
sedang melangsungkan pendidikan (sekolah) menempati angka yang
cukup tinggi yaitu 14.644.442 jiwa.

3. Keterbatasan kualifikasi dan kompetensi:


Pemuda mungkin menghadapi tantangan dalam hal kualifikasi dan
kompetensi yang diperlukan untuk mengelola usaha UMKM dengan baik.
Peningkatan kualitas kompetensi sumber daya manusia (SDM) melalui
reformasi bidang pendidikan dapat menjadi solusi untuk mengatasi
tantangan ini. Kunci utama penyelesaian permasalahan UMKM berada
pada pemerintah daerah (Kabupaten dan Kota). Pemerintah daerah yang
mempunyai wilayah, mengetahui kondisi dan kebutuhan UMKM, serta
mempunyai akses langsung dengan UMKM. Dukungan instansi dianggap
dapat memberikan kontribusi dalam menumbuhkan minat pemuda pada
kewirausahaan, yang artinya untuk meningkatkan minat pemuda dalam
kegiatan wirausaha dapat didorong melalui peningkatan frekuensi
kegiatan pelatihan dan pemberdayaan, tentunya dengan materi sesuai
dengan kebutuhan dan metode yang cocok dengan kondisi setempat.
Ketersediaan sumber daya seperti sumber permodalan, sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan dukungan program instansi harus terus
ditingkatkan guna dapat menarik minat pemuda. Dukungan kebijakan
instansi seperti pemerintah, pendidikan dan swasta nantinya akan
menentukan partisipasi pemuda dalam berwirausaha di Indonesia.
Penyelesaian persoalan pengangguran pemuda memiliki peran
strategis untuk menekan angka pengangguran nasional. Salah satu
peluang yang saat ini dimiliki Indonesia untuk mengatasi persoalan
pengangguran pemuda adalah tingginya minat pemuda untuk menjadi
wirausaha. Namun, untuk menjadi wirausaha yang mampu
mengembangkan usahanya, pemuda menghadapi berbagai tantangan,
seperti kurangnya kompetensi kewirausahaan, lemahnya dukungan
keluarga, terbatasnya akses permodalan, serta hambatan dalam
mengakses pasar. Karakteristik tantangan yang dihadapi wirausaha dari
kelompok usia muda berbeda dengan karakteristik tantangan yang
dihadapi wirausaha dari kelompok usia dewasa. Wirausaha dari kelompok
pemuda pada umumnya memiliki sumber daya yang lebih rendah,
pengalaman yang kurang, serta jejaring yang terbatas. Oleh karena itu,
keberadaan kebijakan kewirausahaan yang responsif terhadap pemuda
menjadi kebutuhan agar potensi besar pemuda untuk membuka usaha
baru dapat terealisasi sebagai solusi atas masalah pengangguran di
Indonesia.Adanya angkatan kerja uang terdidik dan banyak juga angkatan
kerja yang menganggur, oleh karena itu sangat penting adanya dunia
wirausaha. Pembangunan nasional akan lebih berhasil jika di tunjang
adanya wirausahawan yang dapat membuka dan menyerap tenaga kerja
karena kemampuan pemerintah menyerap tenaga kerja sangat terbatas.
Kegiatan wirausaha merupakan potensi yang dangat potensial bagi
pembangunan baik dalam jumlah dan mutu wirausahan itu sendiri.
Kenyataanya sekarang ini jumlah wirausahawan Indonesia yang masih
sangat terbatas bahkan sangat sedikit dan mutunya belum bagus,
sehingga persoalan wirausaha Indonesia merupakan suatu persoalan
yang sangat penting bagi suksesnya pembangunan.
4. Peran Pemuda
Pemuda memiliki peran penting dalam meningkatkan minat UMKM.
Pemuda dapat membantu UMKM dalam hal pemasaran, manajemen, dan
teknologi. Selain itu, pemuda juga dapat membantu UMKM dalam
menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia.
Dalam era digitalisasi, pemuda juga dapat memanfaatkan teknologi untuk
membantu UMKM dalam hal pemasaran dan manajemen.
Era modern dan globalisasi saat ini memerlukan keyakinan yang kuat
dalam membangun bisnis yang bisa bersaing di pasaara global. Pemuda
sebagai haarapan bangsa harus bisa memajukan kemampuan di dunia
internasional dengan membawa nama baik Negara di luar negeri.
Persaingan usaha serta perekonomian berkembang sangat cepat
sehinggamembutuhkan penyesuaian dan penyerapan perubahan yang
terjadi dengan cepat. Faktor penting yang mempengaruhi pengembangan
karir dalam diri seseorang adalah pengaruh lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan tempat akrtivitas utama kehidupan
seorang individu, sehingga keluarga menjadi institusi pertama dan utama
membangun sumber daya manusia dengan menciptakan hubungan yang
erat dan serasi antara keluarga, adanya persiapan mental berwirausaha
membangun keluarga menjadi perusahaan mini dan mengajari perlakuan
serta pelayanan layaknya berwirausaha.
Fenomena rendahnya minat berwirausaha pemuda atau khususnya
pelajar di Indonesia masih terbilang rendah pelajar atau pemuda di
Indonesia masih memiliki pemikiran bahwa masa depan berkarir dengan
mencari pekerjaan atau menjadi seorang pekerja lebih baik dibandingkan
menjadi seorang pengusaha. Disaat sekarang ini sangatlah menjanjikan
karena lahan pekerjaan yang sedikit sedangkan pengangguran semakin
banyak, maka minat dalam berwirausaha harus ditanamkan sejak dini
kepada para mahasiswa atau pelajar.

III. KESIMPULAN
Dari data di atas, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi
nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat
banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar. Tiap tahunnya sektor ini
memberi persentase yang besar dalam pengurangan jumlah pengangguran di
Indonesia. Dengan jumlah UMKM yang selalu bertambah di setiap tahunnya,
maka secara tidak langsung jumlah pengangguran juga akan berkurang.
UMKM yang dimulai dari unit-unit kecil tentu akan menjadi penggerak roda
perekonomian yang relatif tangguh. Sebagaimana dinyatakan sebelumnya,
bahwa UMKM adalah sektor yang relatif mampu bertahan kuat di masa kritis.
Di mata pemuda yang sudah terbuka akan tuntutan masa depan pastinya
akan tergerak untuk memulai usaha mikro kecil dan menengah.
Dalam kesimpulannya, pemuda memiliki peran penting dalam
meningkatkan minat UMKM di Indonesia. Pemuda dapat membantu UMKM
dalam hal pemasaran, manajemen, dan teknologi. Selain itu, pemuda juga
dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan minat
UMKM. Oleh karena itu, pemuda perlu mengikuti perkembangan zaman dan
terbuka akan segala tuntutan ekonomi hidup bermasyarakat dengan
keterampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang-bidang tersebut dapat
menciptakan minat berwirausaha dan menghasilkan ekonomi yang stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Adhitama, P.P. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha.

Evaliana. (2015). Pengaruh efikasi diri dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha
mahasiswa.

Lestari moerdijat, S.S (2023). Dorong Partisipasi Generasi Muda dalam


Pertumbuhan sektor UMKM Nasional

Latifah sahda, (2022). Ancaman Resesi 2023, UMKM


Bisa jadi Solusi Jitu

Putra, G.L.P. 2013. Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Minat Pemuda Untuk Berwirausaha di
Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Jurnal Pendidikan Tata Niaga. 1 (1) 1-15.

Prasetyo, E. 2008. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Kebijakan
Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran. Jurnal Akmenika UPY. 2.

ARKHIS EMILIA HIDAYAT, ( 2021). Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 

 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai