Case Report PH Kelompok 2
Case Report PH Kelompok 2
Disusun oleh :
Pembimbing:
Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Masyarakat Usia Produktif (15-44
Tahun) Melalui Media Sosial di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda
Penyusun :
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan pertolongannya-Nya penulis dapat menyelesaikan case
report untuk memenuhi tugas program pendidikan profesi dokter gigi di
departemen Ilmu Kesehatan Gigi Komunitas (IKGK) Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran.
Selama penyusunan makalah ini, penulis mendapat bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1) Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran.
2) Dr. Netty Suryanti, drg., MARS selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat dalam penyusunan makalah ini.
3) Staf pengajar dan seluruh civitas di bagian IKGK Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran Bandung yang telah membantu penulis selama
mengikuti kegiatan IKGK.
4) Rekan-rekan kelompok yang sudah bekerjasama mengikuti kegiatan dan saling
membantu hingga penyusunan makalah ini selesai.
5) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
kelancaran pembuatan makalah ini.
iii
Penulis
iv
DAFTAR ISI
2.2 Penyakit, Proses Perjalanan Penyakit, dan Peran Faktor Resiko ........... 17
Penyakit ....................................................................................................... 17
Proses Perjalanan Penyakit ........................................................................... 18
Peran Faktor Resiko ...................................................................................... 20
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Garuda Tahun 2019 (Laki-laki) ................................................................................ 31
Gambar 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Garuda Tahun 2019 (Perempuan) .............................................................................31
Gambar 4.4 Diagram Rasio Tambal Cabut Gigi tetap di UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019 .....41
Gambar 4.5 Data Hasil Kuesioner Berdasarkan Alasan ke Dokter Gigi di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Garuda ...................................................................................................43
Gambar 4.6 Grafik Hasil Kuesioner Berdasarkan Alasan Tidak ke Dokter Gigi di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Garuda ........................................................................................... 43
Gambar 4.7 Grafik Hasil Kuesioner Pengetahuan Responden Mengenai Cara Menjaga Kesehatan
Gigi dan Mulut di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda .......................................45
Gambar 4.8 Grafik Hasil Kuesioner Pengetahuan Responden Mengenai Penyebab Terjadinya
Keluhan pada Gigi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda ................................. 45
Gambar 4.9 Grafik Hasil Kuesioner Perilaku Responden Mengenai Cara Menjaga Kesehatan Gigi
dan Mulut di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda...............................................46
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Situasi Geografis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019 ..................... 28
Tabel 4.2 Jumlah dan Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Garuda Tahun 2019 (Laki-laki) .............................................................. 30
Tabel 4.3 Jumlah dan Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Garuda Tahun 2019 (Perempuan) ........................................................... 30
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019 (Laki-laki) ...................................................... 32
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019 (Perempuan)................................................... 32
Tabel 4.6 Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda
Tahun 2019 .............................................................................................................. 33
Tabel 4.7 Distribusi Produktivitas Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Garuda Tahun 2019 ................................................................................ 34
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Kelompok Rentan di Wilayah UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019 34
Tabel 4.9 Jumlah Kematian di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019 .................... 35
Tabel 4.10 Pola Penyebab Kematian di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019.......36
Tabel 4.11 Sepuluh Pola Penyakit Terbanyak Penderita Umum di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Garuda Tahun 2019.................................................................................................. 38
Tabel 4.12 Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda pada
Tahun 2019 .............................................................................................................. 39
Tabel 4.13 Prevalensi Penyakit Gigi dan Mulut di Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut UPT
Puskesmas Garuda tahun 2019 ................................................................................. 39
Tabel 4.14 Situasi Geografis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda ...................................... 48
Tabel 4.15 Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda
Tahun 2019 .............................................................................................................. 49
Tabel 4.16 Cakupan Pengawasan Jamban di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019
................................................................................................................................ 50
Tabel 4.17 Cakupan Pengawasan SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah) di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Garuda Tahun 2019 ................................................................................ 50
Tabel 4.18 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Izin Praktek di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Garuda Tahun 2019 ................................................................................ 52
Tabel 4.19 Peralatan Kesehatan Gigi UPT Puskesmas Garuda ..................................................... 53
Tabel 4.20 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019 .................. 56
Tabel 4.21 Cakupan Pemberdayaan Masyarakat melalui penyuluhan kelompok oleh petugas di
masyarakat UPT Puskesmas Garuda tahun 2019 ...................................................... 58
Tabel 4.22 Cakupan Pembianaan UKBM melalui persentase (%) Posyandu Purnama dan Mandiri
UPT Puskesmas Garuda tahun 2019 .........................................................................59
Tabel 4.23 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Taman Kanak-Kanak (TK)...........60
Tabel 4.24 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di SD/MI .........................................61
Tabel 4.25 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Taman Kanak-Kanak (TK) ........ 62
Tabel 4.26 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di SD.............................................62
Tabel 4.27 Cakupan Penanganan Siswa Taman Kanak-Kanak (TK) yang Membutuhkan Perawatan
Kesehatan Gigi ........................................................................................................ 63
Tabel 4.28 Cakupan Penanganan Siswa SD/MI yang Membutuhkan Perawatan Kesehatan Gigi .. 64
Tabel 4.29 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019.............. 65
Tabel 4.30 Tindakan Rawat Jalan Gigi di Puskesmas Garuda Tahun 2019 ...................................65
Tabel 4.31 Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut di Puskesmas Garuda pada Tahun 2019 .............. 66
Tabel 4.32 Hasil Analisis Identifikasi Penyebab Masalah ............................................................ 67
Tabel 4.33 Tabel Hasil Identifikasi Masalah ................................................................................ 69
Tabel 4.34 Prioritas Penyakit Terbanyak di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda ................... 70
Tabel 4.35 Prioritas Faktor Penyebab Yang Paling Beresiko terhadap Kejadian Penyakit Pulpa dan
Jaringan Periapikal pada usia Produktif (15-44 thun)................................................ 70
Tabel 4.36 Tabel SWOT .............................................................................................................. 74
Tabel 4.37 Tabel Penetapan Prioritas Masalah .............................................................................75
Tabel 4.38 Tabel Biaya yang Dibutuhkan .................................................................................... 79
Tabel 4.39 Tabel RKO................................................................................................................. 80
10
BAB I
LATAR BELAKANG
1.2 Permasalahan
Hasil uraian diatas, permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang paling
tinggi adalah penyakit pulpa dan jaringan periodontal. Berdasarkan hal tersebut
maka perlu diketahui aspek atau faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
kejadian penyakit pulpa dan periapikal. Pada aspek epidemiologis ditelusuri
berdasarkan orang (kelompok masyarakat yang paling banyak terkena), tempat
(dimana masyarakat yang terkena) dan waktu (kapan penyakit mulai terjadi).
Kemudian ditelusuri faktor-faktor resiko lain sebagai penyebab penyakit pulpa
dan jaringan periapical berdasarkan pendekatan BLUM (faktor: perilaku,
lingkungan, demografi dan pelayanan kesehatan).
Tujuan umum dari studi ini adalah untuk mengetahui berbagai faktor
penyebab yang berhuhungan dengan penyakit pulpa dan jaringan periapikal pada
masyarakat wilayah UPT Puskesmas Garuda. Tujuan umum yang akan dicapai
ialah menentukan jalan keluar agar terjadi penurunan angka kejadian penyakit
pulpa dan jaringan periapikal di wilayah UPT Puskesmas Garuda.
Tujuan Khusus
Hasil observasi dapat menjadi acuan bagi UPT Puskesmas Garuda untuk
dijadikan bahan evaluasi dan penyusunan perencanaan kesehatan. Hal tersebut
guna mengoptimalkan upaya promotif dan preventif tentang kesehatan gigi dan
mulut dalam rangka menurunkan atau mengeliminasi prevalensi dan insidensi
penyakit pulpa dan jaringan periapikal di wilayah UPT Puskesmas Garuda.
14
15
Identifikasi Masalah
Menentukan Tujuan
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam uji lapangan adalah menilai
berbagai faktor penopang dan faktor penghambat yang sekiranya ditemukan
apabila jalan keluar dilaksanakan.
17
tanda atau gejala yang spesifik atau yang berdampak pada lokasi spesifik dan
tidak hanya berdampak pada cedera fisik.5
Suatu penyakit dapat disebabkan oleh kejadian, kondisi, karakteristik
ataupun kombinasi ketiga nya yang berperan untuk terjadinya suatu penyakit.
Penyebabnya biasanya tidak hanya dari satu faktor namun multifaktor.5
Ditinjau dari sudut ekologis, terdapat tiga daktor yang dapat menimbulkan
suatu kesakitan, kecacatan, ketidakmampuan, atau kematian pada manusia. Tiga
faktor tersebut disebut sebagai ecological atau epidemiological triad yang terdiri
dari agen penyakit, manusia, dan lingkungannya. Ketika terjadi keadaan tidak
seimbang dari ketiga faktor tersebut, maka akan menimbulkan sakit. 5
penyakit maka akan diketahui juga titik potong yang tepat untuk pencegahan
penyakit. Riwayat alamiah suatu penyakit atau disebut juga sebagai natural
history of disease merupakan riwayat alamiah terjadinya suatu penyakit pada
manusia yang terdiri atas :
1. Fase prepatogenesis
Fase saat seseorang masih dalam keadaan sehat. Pada fase ini, interaksi ke
empat faktor determinan kesehatan (HL Blum) sudah terjadi namun belum ada
tanda sakit. Fase prepatogenesis ditandai dengan kondisi host masih sehat, sudah
ada interaksi antara host dan agent namun agent masih di luar host, dan jika
interaksi host, agent, dan environment berubah maka host jadi lebih rentan. Pada
fase ini, intervensi yang dapat diberikan adalah promosi kesehatan untuk
kelompok sehat dan tidak beresiko, serta proteksi spesifik untuk kelompok sehat
tetapi beresiko.6
2. Fase patogenesis
Fase pathogenesis dimulai dengan adanya penyimpangan fungsi dan
struktur tubuh akibat proses daya perusak stressor. Proses penyimpangan berlanjut
secara dinamis akibat interaksi keempat faktor HL Blum, karena itu
dimungkinkan proses penyimpangan berhenti dan segera kembali kea rah normal
tanpa intervensi apapun, hal ini disebut self limited disease (penyakit dapat
sembuh sendiri). Proses ini baru dirasakan oleh penderitanya apabila perubahan
fungsi struktur jasmani mental social melampaui batas clinical horizon. Fase ini
memiliki tiga tahap, yaitu :
a. Tahap inkubasi, merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit
penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyakit, sampai
timbulnya gejala penyakit. Tahap ini ditandai dengan mulai masuknya
agent ke dalam host. Masa inkubasi bervariasi antar penyakit.
b. Tahap dini, dimulai dengan munculnya gejala penyakit yang
kelihatannya ringan. Tahap ini ditandai dengan adanya gangguan
patologis (pathologic changes) walaupun penyakit masih dalam masa
subklinik (stage of subclinical disease). Diharapkan diagnosis sudah
ditegakkan dalam tahap ini.
20
Jenis desain studi yang digunakan dalam case report ini yaitu metode
penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan Analisis Data Sekunder (ADS)
yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian
penyakit pulpa dan jaringan periapikal dengan memanfaatkan data sekunder
sebagai data utama.
Sampel
Pengumpulan data yang dipakai pada case report ini menggunakan data
sekunder yang berasal dari profil kesehatan Puskesmas, laporan Puskesmas, dan
catatan desa (data demografi, alokasi dana desa dll) serta diambil data tentang
pengetahuan dan perilaku menggunakan metode wawancara dan kuesioner.
21
22
Semua alternatif jalan keluar yang telah disusun lalu dipilih jalan keluar
mana yang dapat dijadikan prioritas terhadap masalah yang terjadi. Prioritas
pemecahan masalah ditentukan melalui teknik matriks yang mementingkan nilai
efektivitas dan efesiensi pemecahan masalah dengan menggunakan rumus :
Prioritas jalan keluar = M x I x V
C
P = priority, M =magnitude, I= importancy, V= vulnerability, C=cost
Nilai P tertinggi merupakan jalan keluar yang terpilih dengan memenuhi
nilai sebagai berikut:
1. Efektivitas, ditentukan dengan cara setiap anggota kelompok memberikan
nilai 1-5 untuk setiap indikatornya, di mana nilai 5 menunjukkan kategori
paling efektif, 4 efektif, 3 sedang, 2 tidak efektif dan 1 paling tidak efektif,
24
Kota Bandung terletak pada 107° Bujur Timur dan 6° Lintang Selatan
dengan ketinggian rata-rata dari atas permukaan laut ± 791 meter, titik terendah ±
675 meter berada di sebelah selatan dan titik tertinggi ± 1.050 meter berada di
sebelah utara dan UPT Puskesmas Garuda berada di ketinggian ± 700 meter di
atas permukaan laut. Suhu rata-rata 28,5°C dengan curah hujan rata-rata 2.045
mm, jumlah hari hujan rata-rata 15 hari per bulan dan tingkat kelembaban 76,5%.
UPT Puskesmas Garuda merupakan salah satu UPT Puskesmas yang ada
di Kota Bandung. UPT Puskesmas Garuda berlokasi di Jl. Dadali No. 81,
Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Jawa Barat. Secara
administrasi, UPT Puskesmas Garuda terletak di Kelurahan Garuda, Kecamatan
Andir. Wilayah kerja UPT Puskesmas Garuda meliputi empat kelurahan, yaitu:
Kelurahan Maleber, Kelurahan Garuda, Kelurahan Dungus Cariang, dan
Kelurahan Campaka. Batas wilayah UPT Puskesmas Garuda secara administratif
sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cicendo, sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Bandung Kulon, sebelah barat berbatasan dengan Kota Cimahi
dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sumur Bandung.
27
28
Wilayah kerja UPT Puskesmas Garuda seluas 370,7 Ha yang terdiri dari
35 RW dan 225 RT.
Tabel 4.1 Situasi Geografis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019
Waktu
Kondisi
Tempuh
Luas Keterjangkauan
No Jumlah Jarak (min)
Kelurahan Wilayah
RT/RW (km) Roda Roda Jalan Roda Roda
(ha)
2 4 Kaki 2 4
1 Maleber 53 62/11 1 ✓ ✓ ✓ 10 15
2 Garuda 44,6 38/6 1 ✓ ✓ ✓ 10 10
Dungus
3 69 84/11 2 ✓ ✓ ✓ 10 15
Cariang
4 Campaka 64,2 38/7 2 ✓ ✓ ✓ 15 20
Jumlah 230,8 222/35 6 45 60
(Sumber data : Laporan Kecamatan Andir, Tahun 2019)
UPT Puskesmas Garuda dengan waktu tempuh 15 menit menggunakan roda 2 dan
20 menit menggunakan roda 4. Wilayah terluas adalah Kelurahan Dungus Cariang
yaitu 69 ha dan wilayah tersempit adalah Kelurahan Maleber, yaitu 53 ha.
Kelurahan Dungus Cariang memiliki jumlah RT/RW terbanyak yaitu 84 RT dan
11 RW, sedangkan Kelurahan Garuda memiliki jumlah RT/RW tersedikit yaitu 38
RT dan 6 RW.
Pendekatan Kependudukan/Demografi
K OMPOSISI PENDUDUK
BERDASARKAN UMUR DI WILAYAH
K ERJA UPT PUSK ESMAS GARUDA
(LAKI-LAKI)
1-4 Tahun 5-14 Tahun 15-44 Tahun
15397
6874
5768
4918
3987
3821
3475
2817
2671
1790
1537
1520
1507
1306
1244
1201
986
970
921
901
387
365
253
194
158
M A LEBER GARUDA DUNGUS CAMPAKA J U M LA H
CARIANG
K OMPOSISI PENDUDUK
BERDASARK AN UMUR WILAYAH UPT
PUSK ESMAS GARUDA (PEREMPUAN)
1-4 Tahun 5-14 Tahun 15-44 Tahun 45-65 Tahun >65 Tahun
15397
6874
5768
4918
3987
3821
3475
2817
2671
1790
1537
1520
1507
1306
1244
1201
986
970
921
901
387
365
253
194
158
Tabel 4.4 dan 4.5 jumlah penduduk yang tidak tamat SD yaitu sebesar
36,52% terbanyak di tiga kelurahan yaitu, Kelurahan Maleber, Dungus Cariang,
dan Campaka. Sedangkan pada Kelurahan Garuda, tingkat pendidikan
masyarakatnya terbanyak adalah SD. Presentase tingkat Pendidikan penduduk
tamat SD sebesar 19,88%, tamat SLP 16,51%, tamat SMU 13,19%, tamat diploma
tiga (D3) 7,17% dan tamat perguruan tinggi 6,73%.
mulut dapat dianalisis melalui morbiditas penyakit gigi dan mulut, insidensi
penyakit gigi dan mulut, indeks deft dan DMFT, serta rasio tambal cabut di
wilayah kerja UPT Puskesmas Garuda.
4.1.3.1 Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian pada suatu populasi per skala
besar dikali satuan.
4.1.3.1.1 Mortalitas (Angka Kematian) Umum
Angka kematian biasanya didapat berdasarkan hasil survei. Tingkat
Puskesma dapat melakukan analisis kematian dengan menggunakan jumlah
kematian dari program KIA maupun dari laporan kematian. Beberapa jenis angka
kematian yang disebabkan oleh masalah kesehatan, yaitu:
Tabel 4.9 Jumlah Kematian di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019
No Usia Jumlah
1 Bayi (0-1 tahun) 12
2 Balita (1-5 tahun) 0
3 Anak-anak (5-10) 0
4 Remaja (10-19) 0
5 Dewasa (20-60) 38
6 Lansia (>70) 72
Jumlah 122
(Sumber: Laporan UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019)
Tabel 4.10 Pola Penyebab Kematian di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019
No Pola Penyebab Kematian Jumlah %
1 Liver 2 0,02
2 Jantung 13 11,67
3 Hipertensi 4 7,29
4 TBC 1 2,19
5 Kanker Payudara 1 0
6 Kanker Rahim 1 0,73
7 Kanker Tulang 0 0
8 Kanker kulit 0 1,46
9 Kelenjar Tiroid 1 0
10 Kanker Paru 0 0
11 Kecelakaan 1 0
12 Meningitis TBC 0 1,46
13 Asma 0 2,19
14 Typhus 0 0
15 Stroke 8 13,13
16 Cyrosis Hepatitis 0 2,19
17 Cacat Bawaan 1 0,73
18 PPOK 2 0
19 Asphyxia 0 0,73
20 Diabetes Melitus 10 5,83
21 Prematur 1 0
22 IUFD (Lahir mati) 4 0,73
23 Diare 1 1,46
24 Tetanus 0 0
25 Dehidrasi 1 0
26 Bronchitis 0 0
27 Gastritis 0 0,73
28 Komplikasi 60 32,84
29 DBD 0 0
30 Gagal Ginjal 5 2,91
31 Virus Rubela 0 0
32 Epilepsi 0 0
33 Leukimia 1 0
34 BBLR 2 0,73
35 Prostat 0 0
36 Shizophenia 0 0
37
4.1.3.2 Morbiditas
Morbiditas adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu pada suatu
populasi.
4.1.3.2.1 Sepuluh Pola Penyakit Terbanyak Penderita Umum
Kasus penyakit terbanyak di UPT Puskesmas Garuda tahun 2019 adalah
hipertensi primer. Hal ini dikarenakan pola hidup masyarakat yang cenderung
memiliki pola makan yang tidak sehat, serta kurangnya olahraga, sehingga perlu
dilakukan tindakan promotif dan preventif untuk mendeteksi dini faktor resiko
terjadinya penyakit.
Hal ini memerlukan perhatian khusus, terutama dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat dengan cara melakukan penyuluhan, sosialiasi tentang
IUFD, BBLR, Asfiksia dan kelainan kongenital seperti kelainan jantung bawaan
dan anenchepal. Diharapkan dengan lebih seringnya dilakukan kegiatan promosi
kesehatan dapat mengurangi jumlah kasus penyakit tersebut.
38
sebanyak yang terjadi pada 1354 orang, karies gigi yang terjadi pada 1319 gigi,
dan penyakit rongga mulut lainnya yang terjadi pada 39 orang.
Tabel 4.13 Prevalensi Penyakit Gigi dan Mulut di Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
UPT Puskesmas Garuda tahun 2019
No Diagnosis Prevalensi (%)
1 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 58,17
2 Gangguan gigi dan jaringan lainnya 17,06
3 Gingivitis dan jaringan periodontal 12,37
4 Karies gigi 12,05
5 Penyakit rongga mulut 0,36
40
Nilai DMF-T pada pasien di UPT Puskesmas Garuda pada tahun 2019
adalah 5,5 dan nilai def-t pada pasien anak di UPT Puskesmas Garuda pada tahun
2019 adalah 5,8. Berdasarkan 50 data hasil penjaringan siswa SD didapatkan nilai
def-t 5,6. Ketiga nilai tersebut termasuk dalam kategori tinggi menurut WHO.
Pencabutan gigi
tetap, 783, 31%
Tumpatan gigi
tetap, 1758,
69%
Gambar 4.4 Diagram Rasio Tambal Cabut Gigi tetap di UPT Puskesmas Garuda
Tahun 2019
terjadi karena paradigma yang salah dari masyarakat yang menganggap bahwa
seseorang ke puskesmas atau ke rumah sakit hanya untuk berobat. Masyarakat
yang hanya menitikberatkan aspek kuratif dan rehabilitatif ini merupakan salah
satu faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan gigi dan mulut pada
masyarakat.
Masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Garuda sudah mengetahui
ketersediaan fasilitas kesehatan gigi dan mulut yang dapat diakses oleh mereka
salah satunya adalah Puskesmas. Namun karena pelayanan klinik Gigi di UPT
Puskesmas Garuda harus mengantri dan menunggu lama sehingga masyarakat
tidak memiliki dorongan untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya.
Masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Garuda cukup memiliki
antusiasme yang tinggi untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi
dan mulut berdasarkan survei yang telah dilakukan di UPT Puskesmas Garuda.
Namun pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut di wilayah
kerja UPT Puskesmas Garuda masih rendah. Hal tersebut dilihat dari kurangnya
pengetahuan mengenai cara dan waktu menyikat gigi yang baik dan benar serta
penyebab terjadinya penyakit pada gigi dan mulut.
mengalami sakit gigi serta sudah dalam tahap penyakit lanjut. Data kuesioner juga
menunjukkan bahwa 81% responden mengalami sakit gigi selama setahun
terakhir. Berdasarkan Gambar 1.6 menunjukkan bahwa sebanyak 76% responden
mengungkapkan bahwa mereka tidak datang ke dokter gigi apabila tidak
mengalami keluhan.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Gambar 4.5 Data Hasil Kuesioner Berdasarkan Alasan ke Dokter Gigi di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Garuda
Gambar 4.6 Grafik Hasil Kuesioner Berdasarkan Alasan Tidak ke Dokter Gigi di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Garuda
tamat SMA (65%), tamat lulusan universitas (20%), tamat SD (10%), dan tamat
SMP (5%). Pekerjaan kebanyakan responden adalah ibu rumah tangga (90%),
sisanya (10%) merupakan pekerja swasta. Responden rata-rata masih memiliki
lebih dari 20 gigi asli (90%), hanya satu responden pemakai gigi tiruan lepasan
dengan jumlah gigi asli kurang dari 10 gigi. Berdasarkan Gambar 4.5
menunjukkan bahwa sebanyak 55% responden merasa memiliki masalah gigi dan
mulut satu tahun terakhir, dengan riwayat kunjungan ke dokter gigi menunjukkan
bahwa responden mayoritas datang karena terdapat keluhan rasa sakit (50%), dan
hanya 10% responden yang berkunjung ke dokter gigi untuk kontrol rutin. Rata-
rata responden datang ke dokter gigi saat penyakit sudah tahap lanjut (85%).
Berdasarkan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa sebanyak 53% responden
mengatakan bahwa alasan tidak datang ke dokter gigi adalah karena tidak ada
keluhan, 42% responden sudah bisa menangani masalah gigi sendiri, yaitu dengan
membeli obat-obatan yang dijual bebas, dan sisanya tidak datang ke dokter gigi
karena malas mengantri (5%).
Gambar 4.7 Grafik Hasil Kuesioner Pengetahuan Responden Mengenai Cara Menjaga
Kesehatan Gigi dan Mulut di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda
10 8
6
5
0
Benar Salah
Pengetahuan Penyebab Keluhan Gigi
Gambar 4.9 Grafik Hasil Kuesioner Perilaku Responden Mengenai Cara Menjaga
Kesehatan Gigi dan Mulut di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda
teknik yang salah (75%). Semua responden hanya menggunakan sikat gigi untuk
membersihkan giginya.
Pendekatan Lingkungan
4.1.5.1 Lingkungan Fisik
Tabel 4.16 Cakupan Pengawasan Jamban di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda
Tahun 2019
Dungus
No Jumlah Jamban Maleber Garuda Campaka Total
Cariang
Jumlah Jamban
1 3061 1553 2481 2850 9945
Yang Ada
Jumlah Jamban
2 2296 78 1165 2138 7459
Yang Diperiksa
Jumlah Jamban
3 997 12 464 2115 4190
Yang Sehat
% Jaga yang
4 43,4 15% 25,0 98,9 56,2
memenuhi syarat
(Sumber data: Laporan UPT Puskesmas Garuda 2019)
Tabel 4.16 menunjukan jumlah jamban yang diperiksa pada tahun 2019,
hampir sesuai dengan jumlah rumah yang diperiksa, mengingat pemeriksaan
dilakukan bersamaan. Total keseluruhan jumlah jamban yang ada sebanyak 9945,
namun hanya 7459 jamban yang diperiksa. Hasil pemeriksaan tersebut
menunjukan sebanyak 4190 jamban yang sehat, dan 3269 tidak memenuhi syarat.
Penilaian dititikbertkan pada saluran terakhir kotoran (tinja) yang keluar bukan
fisik dari jambannya. Masyarakat masih belum mengerti bahwa kotoran yang
keluar dari jamban akan menimbulkan penyakit bagi yang terkena kontaminasi di
sepanjang saluran selokan.
Tabel 4.17 menunjukkan total SPAL yang ada pada tahun 2019 sebanyak
9567 dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 6697. Hasil pemeriksaan
menunjukan sebanyak 4621 SPAL sehat dan 2076 SPAL yang tidak memenuhi
syarat kesehatan. Sebagian SPAL yang tidak memenuhi syarat disebabkan karena
SPAL yang terbuka, belum memiliki SPAL atau terdapat banyak genangan di
sekitar pemukiman.
4.1.5.3.2 Kebiasaan
Rata–rata warga sekitar yang berkunjung ke posyandu mengetahui bahwa
menyikat gigi harus dilakukan minimal dua kali sehari untuk menjaga kesehatan
gigi dan mulut. Namun tidak semua menerapkan cara menyikat gigi yang baik dan
benar.
52
Analisis input meliputi analisis menenai sumber daya, dana, sarana dan
prasarana yang tersedia di UPT Puskesmas Garuda.
4.1.6.1.1 Ketenagaan
Sarana sumber daya manusia di Pelayanan Gigi UPT Puskesmas Garuda
terdiri dari 3 dokter gigi dan 2 perawat gigi dan melaksanakan pelayanan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) setiap Hari Senin sampai Sabtu.
Tenaga Kesehatan
1 Dokter Umum 6 1 5 2 14
2 Dokter Spesialis 1 0 3 1 5
3 Dokter Gigi 1 1 2 1 5
4 Dokter Gigi Spesialis 0 1 1 0 2
5 Bidan Praktik 4 2 1 5 12
6 Batra 3 2 12 0 17
53
Sarana Kesehatan
1 Klinik Rontgen / Radiologi 0 0 0 0 0
2 Klinik CT Scan 0 0 0 0 0
3 Klinik Pratama 0 1 0 1 2
4 Klinik Utama 0 0 0 0 0
5 Rumah Bersalin 0 0 0 0 0
6 Laboratorium 0 1 0 0 1
7 Optikal 1 0 0 0 1
8 Salon Kecantikan 0 0 0 0 0
(Sumber Data: Laporan UPT Puskesmas Garuda tahun 2019)
Kondisi
No Nama Alat Jumlah
Baik Kurang Baik Rusak
15 Tromol 1 1
16 Gelas kumur kecil 36 36
17 Baki alat 40 38 2
18 Alat peraga flipchart 9 2
19 Kaca mulut 114 47 38 67
20 Sonde lurus 59 50 9
21 Pinset 50 40 10
22 bein bengkok 3 3
23 Ekskavator 10 9 1
24 Tang mahkota anterior RA 4 3 1
25 Tang mahkota posterior RA kanan 2 2
26 Tang mahkota posterior RA kiri 2 2
27 Tang premolar 4 4
28 Tang mahkota bayonet 2 2
29 Tang radiks anterior RB 2 2
30 Tang mahkota posterior RB 5 5
31 Tang radiks RB 5 5
32 Tang anterior RB 2 2
33 Tang anak mahkota anterior RA 4 4
34 Tang anak radiks anterior RA 4 4
35 Tang anak mahkota posterior RA 3 3
36 Tang anak radiks posterior RA 1 1
37 Tang anak mahkota anterior RB 4 4
38 Tang anak mahkota posterior RB 2 2
39 Tang anak mahkota radiks RB 4 4
40 Bein besar 5 5
41 Bein sedang 6 6
42 Bein kecil 4 4
43 Bein crayer 2 2
44 Crayer 6 6
45 Knabel tang 1 1
46 Citoject 1 1
47 Finger protector 6 6
48 Arteri klem 5 5
49 Needle holder 1 1
50 Scalpel 1 1
51 Bone file 1 1
52 Gunting jaringan 3 3
53 Pinset anatomis 8 8
54 Pinset cirurgis 1 1
55 Stoper semen 123 123
56 Ash 49 31 31
57 Burnisher O 16 16
58 Spatel semen 10 10
59 Spatel GI 24 8 16
60 Glass slab besar 2 2
61 Glass slab kecil 3 2 1
55
Kondisi
No Nama Alat Jumlah
Baik Kurang Baik Rusak
62 Matrix holder 2 2
63 Burnisher Y 3 3
64 Macro scaler (sickle) 2 2
65 Macro scaler (interdental) 3 3
66 Macro scaler (chisel) 2 2
67 Macro scaler (wing shape) 2 2
68 Gunting kasa 1 1
69 Lumpang alu amalgam 1 1
70 Kaca mulut 25 20 5
71 Sonde bengkok 16 16
72 Pinset 15 15
73 Stetoskop dewasa 1 1
74 Sterilisator kering 1 1
75 Kaca mulut 30 30
76 Sonde lurus 20 20
77 Dental probe 3 3
78 tang bayonet anak 1 1
79 Pinset dental 20 20
80 Handle Mirror Eco 30 30
81 Excavator 10 10
82 Extirpatie 1 1
83 K-File Svenska 1 1
84 Dental probe 3 3
85 Tip scaler 5 5
86 TCD Pakistan 1 1
87 Extracting molar anak RA 3 3
88 Scaller 3 3
(Sumber Data: Laporan UPT Puskesmas Garuda tahun 2019)
2. Sarana Kesehatan
Menguraikan jenis dan jumlah sarana kesehatan (sarkes) yang dapat
digunakan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, yang ada di
wilayah kerja UPT Puskesmas baik swasta maupun pemerintah.
56
Tabel 4.20 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019
Kelurahan
No Jenis Sarana Kesehatan Dungus Total
Malaber Garuda Campaka
Cariang
1 Rumah Sakit Umum 1 0 0 0 1
2 Rumah Sakit Khusus 0 0 0 0 0
3 Puskesmas 0 1 0 0 1
4 Posyandu 15 8 15 10 48
5 Dokter Umum 6 1 5 2 14
6 Dokter Spesialis 1 1 4 1 7
7 Dokter Gigi 2 1 4 3 10
8 Klinik Pratama 0 1 0 1 2
9 Klinik Utama 0 0 0 0 0
10 Apotek 2 2 4 0 8
11 Labotarium 0 0 0 0 0
12 Rontgen 0 0 0 0 0
13 Bidan Swasta 5 5 2 3 15
14 Batra 4 3 8 0 15
15 Optikal 1 0 0 0 1
Jumlah 37 23 42 20 140
(Sumber Data: Laporan UPT Puskesmas Garuda tahun 2019)
UKM meliputi UKGM dan UKGS oleh petugas UPT Puskesmas Garuda.
Kegiatan UKGM dilakukan di posyandu yang termasuk ke dalam wilayah kerja
UPT Puskesmas Garuda, sedangkan kegiatan UKGS dilakukan di TK dan SD
binaan yang berada di wilayah kerja puskesmas ini. Kegiatan UKGM seperti
penjaringan dan penyuluhan dilakukan secara rutin, baik di luar puskesmas
maupun di dalam lingkungan puskesmas.
4.1.6.2.1 Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)
Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah suatu pendekatan
edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran masyarakat
dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif dan
preventif.
Kegiatan UKGM dilakukan di posyandu yang termasuk ke dalam wilayah
kerja UPT Puskesmas Garuda dengan sasaran lansia, ibu hamil, dan balita.
Kunjungan ke Posyandu dilakukan secara rutin 6 bulan sekali. Dari 48 Posyandu
cakupan Puskesmas, kunjungan sudah mencapai target 100% dimana terdapat 96
kunjungan ke Posyandu dalam 1 tahun.
Kegiatan UKGM yang dilakukan adalah penjaringan, perujukan, dan
penyuluhan terhadap lansia, ibu hamil, dan balita. Penyuluhan yang dilakukan
berisi materi mengenai kesehatan gigi dan mulut secara umum, cara menyikat
gigi, dan mengenai penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi pada lansia
(gingivitis, periodontitis, dampak kehilangan gigi), ibu hamil (gingivitis,
periodontitis, dan karies), dan balita (ECC, coated tongue). Keefektifan
penyuluhan kurang, terlihat dari pengetahuan dan perilaku kesehatan, terutama
kesehatan gigi masih kurang yang didapat dari hasil kuesioner.
Untuk sasaran lansia tidak ada program khusus, penjaringan dan
penyuluhan kesehatan gigi dilakukan saat kunjungan Posyandu dua kali dalam
satu tahun. Namun berdasarkan keterangan dokter gigi yang bertugas, penjaringan
dan penyuluhan pada lansia kurang mencakup sasaran, lansia yang datang ke
Posyandu tidak banyak karena pada umumnya lansia enggan datang ke Posyandu
disebabkan lansia lebih ingin segera mendapat tindakan, seperti mendapat obat-
obatan.
58
Tabel 4.21 Cakupan Pemberdayaan Masyarakat melalui penyuluhan kelompok oleh petugas
di masyarakat UPT Puskesmas Garuda tahun 2019
No Materi Penyuluhan Puskesmas Garuda
1 DBD 8
2 TBC 4
3 Gizi 171
4 HIV/AIDS 8
5 Rokok 12
6 Vitamin A 10
7 PTM 8
8 PHBS 12
9 Anemi gizi 5
10 ASI Eksklusif 5
11 Kesling 8
12 Imunisasi 8
13 Ikterus 8
14 Senam hamil 8
15 KB 8
16 Fe dan anemia 5
17 Tanda bahaya kehamilan 8
18 Gigi 8
19 Pijat bayi 8
20 Ispa dan diare 8
21 Tumbuh kembang/ DIDTK 8
22 Persiapan persalinan 5
23 Anemia kehamilan 5
24 IVA Test 2
25 Persiapan kedaruratan 12
26 Kelas ibu hamil 5
27 Kelas ibu balita 5
28 Kesehatan lansia 2
29 Kesehatan ibu 5
30 Kesehatan anak 5
31 IMS 5
32 Oral thrust 5
33 Diaper rust 5
34 Perubahan selama kehamilan 5
35 Kanker 5
59
Tabel 4.22 Cakupan Pembianaan UKBM melalui persentase (%) Posyandu Purnama dan
Mandiri UPT Puskesmas Garuda tahun 2019
No Jenis UKBM Puskesmas Garuda
1 Jumlah Posyandu 48
2 Jumlah Posyandu Purnama 35
3 Jumlah Posyandu Mandiri 7
(Sumber data: Laporan UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019)
Tabel 4.22 menggambarkan jumlah posyandu di bawah Puskesmas
Garuda, yaitu terdapat sebanyak 35 Posyandu Purnama dan 7 Posyandu Mandiri
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Garuda.
60
Tabel 4.23 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Taman Kanak-Kanak (TK)
No Uraian Puskesmas Garuda
Jumlah TK yang ada di Wilayah Kerja
1 36
Puskesmas
Jumlah TK yang Mendapar Pembinaan di
2 36
Wilayah Kerja Puskesmas
% Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan
3 100%
Mulut di Taman Kanak-Kanak (TK)
(Sumber data: Laporan UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019)
61
Tabel 4.25 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Taman Kanak-Kanak (TK)
No Uraian Puskesmas Garuda
Jumlah siswa TK yang ada di Wilayah Kerja
1 1416
Puskesmas
Jumlah siswa TK yang Mendapat Pemeriksaan di Wilayah
2 1185
Kerja Puskesmas
3 % Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di TK 83.68%
(Sumber data: Laporan UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019)
Tabel 4.27 Cakupan Penanganan Siswa Taman Kanak-Kanak (TK) yang Membutuhkan
Perawatan Kesehatan Gigi
No Uraian Puskesmas Garuda
1 Jumlah siswa TK yang Membutuhkan Perawatan 123
dengan pihak sekolah maupun orang tua murid, optimalisasi pencatatan dan
pelaporan.
10. Cakupan Penanganan Siswa SD yang Membutuhkan Perawatan
Kesehatan Gigi
Cakupan penanganan siswa SD/MI yang membutuhkan perawatan
kesehatan gigi adalah persentasi siswa TK yang mendapat penanganan berupa
perawatan gigi oleh petugas di Puskesmas.
Tabel 4.28 Cakupan Penanganan Siswa SD/MI yang Membutuhkan Perawatan Kesehatan Gigi
No Uraian Puskesmas Garuda
1 Jumlah siswa SD/MI yang Membutuhkan Perawatan 578
Tabel 4.28 menggambarkan bahwa dari 578 jumlah siswa SD/MI yang
membutuhkan perawatan, terdapat 92 siswa atau 15.92% yang mendapatkan
penanganan oleh petugas Puskesmas Garuda. Cakupan ini tidak melampaui target
yang ditetapkan sebanyak 50%. Beberapa faktor penghambat pencapaian adalah
kurangnya kepedulian pihak sekolah maupun orangtua murid akan pentingnya
kesehatan gigi dan mulut anak, masih banyaknya anak yang takut ke dokter gigi,
dan terdapat siswa yang mendapat perawatan giginya di fasilitas kesehatan gigi
selain puskesmas. Adapun solusi agar tercapainya target cakupan adalah
dilakukannya peningkatan kerja sama dengan pihak sekolah maupun orang tua
murid, optimalisasi pencatatan dan pelaporan.
Tabel 4.29 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019
No Uraian Puskesmas Ket
Garuda
1 4% jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas 2656
2 Kunjungan baru pasien rawat jalan pekayanan 2487
kesehatan gigi dan mulut Puskesmas yang berasal
dari dalam wilayah kerja Puskesmas
3 % Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi 3.75%
(Sumber data: Laporan UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019)
Tabel 4.30 Tindakan Rawat Jalan Gigi di Puskesmas Garuda Tahun 2019
No. Tindakan Jumlah
1 Tumpatan Gigi Tetap 1758
2 Tumpatan Gigi Sulung 124
3 Pencabutan Gigi Tetap 783
4 Pencabutan Gigi Sulung 901
5 Pengobatan Pulpa 3848
6 Pemberian obat 1189
7 Pembersihan Karang Gigi 357
8 Pengobatan Lain-Lain 1822
Total 10.782
(Sumber data: Laporan UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019)
Tabel 4.31 Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut di Puskesmas Garuda pada Tahun 2019
No Diagnosis (Kasus Baru) Satuan Jumlah
1 Karies Gigi Gigi 756
2 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal Gigi 3535
3 Gingivitis dan Jaringan Periodontal Orang 765
4 Gangguan Gigi dan Jaringan Lainnya Orang 1191
5 Penyakit Rongga Mulut Orang 27
Jumlah Total 6274
(Sumber data: Laporan UPT Puskesmas Garuda Tahun 2019)
Tabel 4.34 Prioritas Penyakit Terbanyak di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda
No Penyakit Terbanyak/ Tertinggi
1 Penyakit pulpa dan periapikal pada kelompok usia produktif (15-44 tahun) yaitu kelompok
anak SMP, SMA dan Dewasa
Tabel 4.35 Prioritas Faktor Penyebab Yang Paling Beresiko terhadap Kejadian Penyakit
Pulpa dan Jaringan Periapikal pada usia Produktif (15-44 thun)
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda
No Daftar Masalah M S V C Jumlah
1 Rendahnya pendidikan 5 4 2 3 120
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan
kesehatan gigi dan mulut (Pendidikan
2 5 5 4 4 400
rendah dan kurangnya pelayanan
penyuluhan atau pemberian informasi)
3 Belum ada program untuk kelompok SMA 3 2 3 3 54
Metode dan kegiatan tidak cocok untuk
4 masyarakat setempat yang dilakukan di 4 4 3 4 192
UKGM untuk usia dewasa
Kurangnya manajemen fasilitas dalam hal
5 4 4 4 4 256
pendaftaran dan antrian pasien
Berikut merupakan tabel faktor resiko sebab akibat dan fishbone diagram.
Penyakit pulpa dan jaringan periapikal terjadi pada kelompok penduduk usia
produktif (15-44 tahun) yaitu kelompok siswa SMP, SMA dan usia dewasa.
Tingginya prevalensi penyakit pulpa dan jaringan periapikal pada
kelompok usia produktif (15-44 tahun) di UPT Puskesmas Garuda disebabkan
oleh 5 faktor penyebab, yaitu :
1. Rendahnya taraf ekonomi sebagai sebab lapis pertama, pekerjaan
menyesuaikan dengan pendidikan dan ahli sebagai sebab lapis kedua, dan
pendidikan rendah sebagai sebab lapis ketiga.
2. Belum adanya program untuk kelompok SMP dan SMA sebagai sebab lapis
pertama, kurangnya kepedulian terhadap pentingnya program kesehatan gigi
untuk kelompok anak SMP dan SMA sebagai sebab lapis kedua, dan SDM
puskesmas belum mengkaji kebutuhan masyarakat sebagai sebab lapis ketiga.
3. Metode dan kegiatan tidak cocok untuk masyarakat setempat yang dilakukan
di UKGM untuk usia dewasa sebagai sebab lapis pertama, kurangnya
pengetahuan SDM Puskesmas tentang karakter dan kebutuhan masyarakat
sebagai sebab lapis kedua, dan SDM puskesmas belum mengkaji kebutuhan
masyarakat sebagai sebab lapis ketiga.
4. Kurangnya manajemen fasilitas dalam hal pendaftaran dan antrian pasien
sebagai sebab lapis pertama, terlalu sedikitnya orang yang mengatur alur
antrian pasien sebagai sebab lapis kedua, dan SDM puskesmas yang rendah
sebagai sebab lapis ketiga.
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut
merupakan penyebab utama (faktor penyebab yang paling beresiko).
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut ini
sebagai sebab lapis pertama, kurang efektifnya penyuluhan tentang kesehatan
gigi dan mulut di UKGM; rendahnya pendidikan; dan program UKGS belum
berjalan dapat merupakan sebab lapis kedua, sedangkan materi dan metode
pada UKGM yang kurang efektif; sumber daya UKGM minim; dan sumber
daya UKGS minim merupakan sebab lapis ketiga. Berdasarkan hal tersebut,
intervensi akan diarahkan untuk menghilangkan penyebab lapis ketiga,
74
4. Pemberian dan penguatan edukasi serta motivasi pada masyarakat dalam program
UKGM
5. Menciptakan lingkungan yang sehat (kantin sehat) pada program UKGS
6. Memperbaiki managemen pengelolaan terutama dalam hal keluhan antrian pasien di
UPT Puskesmas Garuda
Catatan: (*) materi lainnya akan diberikan secara bertahap setelah per sesi
pemberian materi hingga selesai sampai proses evaluasinya. Materi
lainnya, yaitu
1. Penjelasan mengenai cara menyikat gigi (teknik, frekuensi dan waktu
yang tepat), penggunaan pasta gigi berflouride dan alat bantu untuk
membersihkan gigi dan mulut
2. Penjelasan jenis makanan yang baik dan buruk dikonsumsi untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta frekuensi mengemil makanan
ringan Waktu kunjungan ke dokter gigi (pola pencarian pengobatan)
3. Pentingnya pencegahan daripada pengobatan, pentingnya datang segera
ke dokter gigi jika ada sakit atau kelaianan pad gigi dan pentingnya
kunjungan rutin kedokter gigi.
8. Rencana Evaluasi :
Evaluasi dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan dokter gigi,
perawat dan dokter gigi muda. Selain itu evaluasi juga dilakukan pretest dan
posttest yang diberikan kepada peserta penyuluhan. Evaluasi kegiatan dapat
dilihat berdasarkan :
1) Evaluasi Input (Masukan)
Evaluasi input meliputi evaluasi sumber daya yang dibutuhkan dalan
melaksanakan program sesuai dengan yang telah direncanakan, antara lain
man, money, methode, machine, material, market, dan informasi yang
didapatkan dalam menyusun program kegiatan. Apakah sumber daya yang
telah direncanakan sudah tepat/ sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
kegiatan.
2) Evaluasi Proses Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan proses kegiatan ialah menilai program yang
dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak. Jika tidak
sesuai maka dilakukan controlling dan evaluasi apa saja hambatan yang
terjadi saat berlangsungnya kegiatan tersebut.
82
83
84
(3) belum ada program untuk siswa SMP dan SMA, karena prioritas program
UKGS saat ini masih di TK dan SD, (4) kurang efektifnya metode dan kegiatan
penyuluhan yang dilakukan yang dilakukan di UKGM dan (5) kurangnya
manajemen fasilitas kesehatan dalam hal pendaftaran dan antrian pasien. Sebagai
faktor penyebab utama atau faktor yang paling berisiko adalah kurangnya
pengetahuan masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut yang disebabkan tingkat
pendidikan rendah dan kurangnya pelayanan penyuluhan atau pemberian
informasi.
Solusi atau jalan keluar yang terpilih adalah dengan mencari metode yang
lebih efektif dan efisien (social media untuk masyarakat dan siswa SMA) dan
86
pemberian dan penguatan edukasi serta motivasi. kedua solusi ini saling berkaitan
satu sama lain sehingga kedua kegiatan tersebut dapat berjalan secara parallel.
Solusi lain akan dilakukan secara bertahap dan dilaksanakan dengan
menyesuaikan suber daya yang dimiliki puskesmas.
Dari hasil analisis SWOT, faktor penguat yang dimiliki UPT Puskesmas
Garuda adalah memiliki sumber daya manusia yang kompeten dan mencukupi,
komunitas SMA mudah dikelola serta terdapat akses untuk media social seperti
handphone dan whatapps. Untuk faktor penghambatnya termasuk kurang
efektifnya metode penyuluhan sebelum ini dan program buat SMA belum
dilaksanakan. Untuk faktor potensi adalah masyarakat bersedia diberi pelayanan
kesehatan dan sudah terbentuk kelompok dalam masyarakat sedangkan untuk
kelemahannya adalah masyarakat tidak menerapkan cara menyikat gigi yang
benar.
6.1 Simpulan
87
88
6.2 Saran
6. Program seperti perlu dibentuk atau kader diberi pelatihan lanjutan agar
dapat sebagai konseling kesehatan gigi dan mulut sebagai perpanjangan
perawat dan dokter gigi, sehingga bila terdapat hal-hal ang kurang dipahami
kader maka kadar dapat mengkonsultasikannya dengan perawat maupun
dokter giginya dengan saluran komunikasi, sehingga informasi yang
diinginkan cepat didapat.
DAFTAR PUSTAKA
90