Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN INOVASI

FAKTOR DETERMINAN PENYEBAB


STUNTING

UPTD PUSKESMAS WALED


TAHUN 2023
PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS WALED

KERANGKA ACUAN KEGIATAN INOVASI


FAKTOR DETERMINAN PENYEBAB STUNTING

A. PENDAHULUAN
Kesehatan anak Indonesia menjadi salah satu prioritas program yang
dicanangkan pemerintah. Dalam Sustainable Development Goals (SDGs) salah satu
tujuan dibidang kesehatan menyebutkan target gizi masyarakat yaitu pada tahun 2030,
mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk penurunan stunting dan wasting pada
balita.
Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi yang paling kronis dalam waktu
lama yang meyebabkan kerusakan otak. Stunting identik dengan kondisi tubuh lebih
pendek dibandingkan dengan anak seusianya serta memiliki tingkat kecerdasan yang
kurang dan rentan terhadap penyakit.
Masalah stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti praktek pengasuhan yang tidak baik,
terbatasnya layanan Kesehatan yang memadai termasuk layanan antenatal care, post-
natal dan pembelajaran dini yang berkualitas, kurangnya akses ke makanan bergizi,
dan kurangnya akses ke sanitasi dan air bersih.(10) Dampak dari stunting berkaitan
dengan proses perkembangan otak yang terganggu, dimana dalam jangka pendek
berpengaruh pada kemampuan kognitif sedangkan jangka panjang mengurangi
kapasitas untuk berpendidikan lebih baik dan hilangnya kesempatan untuk peluang
kerja dengan pendapatan lebih baik

B. LATAR BELAKANG

Pentingnya peningkatan nutrisi kepada anak-anak terutama pada masa


tumbuh kembang anak menjadi fokus pemerintah yag diwujudkan dengan upaya
penigkatan nutrisi melalui gerakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Asupan
nutrisi anak berkaitan erat dengan tumbuh kembang nya. Nutrisi anak tidak
mencukupi menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang baik secara fisik maupun
perkembangan otak atau yang disebut dengan stunting.
Kejadian stunting menjadi salah satu masalah gizi yang juga dialami oleh
balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017, 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting. Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health
Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi
tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata
prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. (3,5,6)
Data riskesdas 2018 mencatat prevalensi stunting diIndonesia mencapai 30,8
%. Prevalensi Stunting di Jawa Barat sekitar 29, 2 %, angka ini sedikit lebih rendah
dari angka prevalansi nasional. Pada tahun 2018, Kabupaten Cirebon tercatat sebagai
kabupaten dengan jumlah stunting tertinggi kedua di Jawa Barat yaitu 42,7 % dan
menjadi salah satu kabupaten di Indonesia yang masuk kedalam daftar 100 kabupaten
Kota yang menjadi prioritas penanganan Stunting. Pada tahun 2020, prevalensi
stunting di kabupaten Cirebon menurun menjadi 24,29 %. Sehingga diperlukan upaya
dalam mencegah dan menurunkan angka sunting khususnya di kabupaten cirebon.
C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Meminimalisir dan mencegah kejadian stunting pada anak
2. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai stunting
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
pencegahan stunting pada anak
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi
seimbang bagi anak
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan
stunting

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
a. Melakukan wawancara faktor determinan penyebab stunting
b. Pelayanan posyandu
c. Melakukan konseling kepada ibu dan anak yang mengalami
stunting oleh tenaga kesehatan dan kader

2. Rincian Kegiatan
Program Rincian Pelaksanaan Kegiatan

1. Melakukan skrining 1. Menganalisa situasi awal mengenai capaian


diabetes miletus pada skrining PTM, kemudian melakukan skrining
layanan UKP dan UKM diabetes miletus pada layanan UKP dan UKM
di Puskesmas Nanggela
2. Pelayanan diabetes 1. Dialakuakan pelayanan diabetes miletus
miletus sesuai standar sesuai standar, jika ada yang memerlukan
pengobatan di obati sesuai standar dan jika
ada yang mau dirujuk segera lakukan rujukan
lanjutan
3. Aktivasi Posbindu 1. Koordinasi dengan pemimpin desa binaan
terkait kegiatan skrining PTM yang akan
dilaksanakan di posyandu/posbindu,
hidupkan kembali kegiatan posbindu.
4. Tenaga kesehatan 1. Persiapan penggerakan sasaran oleh
beserta kader melakukan perangkat desa dibantu oleh kader PTM
konseling kepada pasien 2. Pemilihan tempat pelaksanaan kegiatan agar
diabetes miletus dapat menjangkau masyarakat lebih banyak
lagi
3. Melakukan Konseling kepada pasien
diabetes miletus dan masyarakat bersama
nakes dan kader
5. Outreach/penjangkauan 1. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan
oleh kader kepada berdasarkan jadwal yang disepakati masing-
masyarakat umum masing desa, lakukan kegiatan dengan
penjangkauan lebih luas

E. CARA PELAKSANAAN
Program Rincian Pelaksanaan Kegiatan

1. Langkah–langkah 1. Pertemuan dibuka oleh tenaga kesehatan yang


bertugas
2. Tenaga kesehatan berkoordinasi dengan kader
mengenai tugas masing-masing
3. Perkenalan dengan masyarakat sambil
menginformasikan alur pemeriksaan skrining
PTM
4. Kegiatan skrining PTM dimulai dengan
pengumpulan data peserta skrining, skrining
faktor resiko, pemeriksaan tensi darah,
pemeriksaan gula darah, pengukuran tinggi dan
berat badan, pengukuran lingkar perut
5. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
peserta skrining
6. Memberikan edukasi terkait faktor resiko, gizi
seimbang, dan pola hidup sehat sesuai
kebutuhan peserta skrining
7. Mengarahkan masyarakat untuk dapat
memasukkan data skrining secara mandiri
8. Membuat kesan yang menyenangkan

F. SASARAN
Program Sasaran

Faktor Determinan Balita dan ibu balita


Penyebab Stunting

G. JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini menyesuaikan dengan kegiatan posyandu
dan posbindu yang berada diwilayah Puskesmas waled setiap bulannya, dan
kegiatan ini juga dilakukan di dalam maupun luar gedung pada saat
pelaksanaan pelayanan vaksinasi dan kegiatan-kegiatan lainnya

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan :
a. Jadwal Pelaksanaan sesuai dengan kegiatan yang berlangsung
b. Sarana dan prasarana sesuai dengan kegiatan yang berlangsung
c. Ketepan waktu sesuai dengan kegiatan yang berlangsung
d. Masalah dan hasil evaluasi
2. Evaluasi Pelaporan
Laporkan setiap bulan dari nakes dan kader yang bertugas

I. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dan Pelaporan
wawancara dan pengisian langsung menggunakan format berupa
pertanyaan yang menjadi faktor-faktor determinan dalam bentuk Google
Form.
2. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 3 bulan sekali di setiap akhir bulan.
J. REKOMENDASI
Untuk mengoptimalkan program ini langkah-langkah yang menjadi
rekomendasi adalah :
1. Sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya stunting
2. Penjangkauan instansi yang belum dilakukan skrining
3. Pencatatan yang rapih mengenai beberapa ibu dan anak yang sudah
dilakukan intervensi langsung dalam penanganan stunting
4. Adanya kerjasama pihak desa untuk menggerakan kader posbindu
agar menjangkau target skrining yang luas

Mengetahui,
Penanggung Jawab UKM Pelaksana Kegiatan/Programer PTM

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai