Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PjBL MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN

Nama Dame Ria Tampubolon, S.Pd.K


Rombongan Belajar 3 (Tiga)
Dosen Pengampu Sephliano Elrianto Maxnusiz Sahureka

No Identifikasi Masalah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah


1. 1. Guru yang bermutu harus menguasai Hasil Kajian Literatur:
kompetensi pedagogik seorang guru.
Guru harus mampu memahami Kompetensi pedagogik merupakan suatu performansi (kemampuan)
peserta didik secara mendalam seseorang dalam bidang ilmu pendidikan. Untuk menjadi guru yang
dengan memperhatikan profesional haruslah memiliki kompetensi padagogik.
perkembangan kognitif serta Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir
memahami kepribadian peserta didik a mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
dan mampu melaksanakan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
pembelajaran yang kondusif. terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
Lulusan yang diharapkan tidak hanya evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
berkualitas secara ilmu namun juga mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
memiliki perilaku yang sesuai Susilo (2011, hlm. 115), menjelaskan bahwa Kompetensi pedagogik
dengan profil pelajar Pancasila. adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik,
meliputi: menyiapkan perangkat pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Menurut Istiqomah dan Sulton (2013:15) Kompetensi pedagogik ialah
kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses
aplikasinya dalam pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan diperlukan strategi dan media yang
baik. Kemampuan siswa dalam memahami dan menangkap materi
yang disajikan tergantung kepada kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
Mulyasa (2007:75) mengatakan bahwa dalam RPP tentang guru
dikemukakan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pemahaman guru tentang wawasan kependidikan. Seorang guru
merupakan pembagi ilmu dimana wawasan yang dimiliki seorang guru
sangat diperlukan untuk dapat dibagi dengan peserta didiknya.
b. Pemahaman guru terhadap peserta didik. Guru harus mampu
memhami peserta didiknya baik dalam tingkah laku dan potensi yang
dimilikinya, sehingga guru harus mampu memahami keinginan dari
masing-masing peserta didik dalam menangkap materi yang
disampaikan.
c. Pengembangan kurikulum/silabus. Dalam kompetensi pedagogik
guru harus mampu mengembangkan silabus agar pembelajaran dapat
dilakukan secara efektif.
d. Perancangan pembelajaran. Masalah perancangan pembelajaran
merupakan perihal yang wajib dilakukan seorang guru. Perancangan
yang dimaksud ialah pembuatan RPP dimana guru harus
mempersiapkan sebelumnya tahapan-tahapan awal, inti, hingga akhir
pembelajaran. Dalam RPP juga terdapat semua materi yang akan
disampaikan oleh guru.
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan berdasarkan RPP yang dibut oleh guru.
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran. Dalam pembelajaran guru
sangat memerlukan teknolgi pembelajaran yang maksimal, namun
karena fasilitas yang dimiliki sekolah belum tentu ada seorang guru
harus mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran yang ada dengan
sekreatif mungkin.
g. Evaluasi hasil belajar (EHB). Evaluasi akan mengukur tingkat
keberhasilan siswa, maka seorang guru perlu kemampuan dalam
mengevaluasi setiap pembelajaran.
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Potensi setiap peserta didik berbeda-beda,
namun guru harus mampu mengembangkan setiap potensi yang
dimiliki masing-masing peserta didiknya.
2. Guru yang bermutu harus siap Selain guru harus menguasai kompetensi pedagogik, pembelajaran
berinovasi dalam pembelajaran. yang berinovasi sangat penting dilakukan oleh guru-guru masa kini.
Seorang guru professional harus Tuntutan kurikulum dan tuntutan zaman mengharuskan guru harus
mampu menciptakan pembelajaran menerapkan pembelajaran yang inovatif agar siswa mampu menerima
yang menarik dengan memanfaatkan pelajaran yang disampaikan serta aktif dalam pembelajaran dan
media pembelajaran dan strategi mampu berpikir kritis.
pembelajaran yang tepat sasaran. Hal Pembelajaran yang berinovasi lebih kepada student centered artinya
ini bisa diperoleh dengan mengikuti pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik.
pelatihan, webinar-webinar maupun Menurut Suyatno (2009: 06) mengemukakan bahwa pembelajaran
belajar mandiri lewat inovatif adalah pembelajaran yang dikemas guru atas dorongan
youtube/internet. gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah belajar dengan
metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.
Hal lain dikatakan Nurdin dan Hamzah (2015: 106) berpendapat
bahwa pembelajaran inovatif merupakan suatu proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru
(konvensional).
Menurut Anggar (2011) pembelajaran inovatif memiliki kelebihan
sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
Pembelajaran inovatif melatih siswa untuk berpikir kreatif sehingga
siswa mampu memunculkan ide-ide baru yang positif. Di dalam
pembelajaran ini siswa dapat mengembangkan kreativitasnya,
sehingga bisa menemukan hal-hal baru di era globalisasi ini.
2. Menuntut kreativitas guru dalam mengajar
Dalam hal ini guru dituntut untuk tidak monoton, maksudnya guru
harus memunculkan inovasi-inovasi baru dalam proses
pembelajaran. Kreativitas guru sangat diperlukan agar proses
pembelajaran tidak membosankan.
3. Hubungan antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling
belajar dan saling membangun
Guru dan siswa bersama-sama membangun suasana pembelajaran
yang menyenangkan dalam kelas sehingga apa yang menjadi tujuan
dari pembelajaran bisa terwujud.
4. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
Pembelajaran inovatif akan membuat siswa berpikir kritis dalam
menghadapi masalah.
Ciri Pembelajaran Inovatif
Menurut para ahli menyebutkan suatu model mengajar dianggap
baik apabila memiliki ciri – ciri sebagai berikut : memiliki prosedur
yang sistematik untuk memodifikasi prilaku siswa. Hasil belajar yang
ditetapkan secara khusus yaitu : perubahan prilaku positif siswa,
penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif, ukuran
keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran sehingga bisa
menetapkan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa lebih aktif dalam
lingkungannya. (Wahyuari, 2012)
3.Guru bermutu harus menyesuaikan Kemajuan zaman adalah suatu keadaan yang tidak dapat dihindari
diri dengan perkembangan zaman oleh dunia Pendidikan. Abad 21 merupakan abad keterbukaan atau
abad 21. Dalam hal ini guru harus abad globalisasi yang berarti bahwa kehidupan manusia pada abad 21
menguasai IPTEK untuk mengalami perubahan-perubahan yang fundamental berbeda dengan
mengimbangi zaman yang semakin kehidupan zaman sebelumnya. Tenaga pendidik pada abad 21 adalah
canggih di mana siswa mudah guru yang dapat menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi
memperoleh informasi dengan cepat (TIK). Mereka dituntut untuk mampu mengoperasionalisasikan
melalui IPTEK. Guru yang memenuhi berbagai media pembelajaran demi peningkatan mutu dan capaian
tuntutan zaman tentunya akan belajar siswa. Guru harus memahami segala perkembangan teknologi.
mengimbangi keterampilan siswanya Ketika seorang guru yang tidak paham dan kurang pandai dalam
dalam penggunaan IPTEK dan mengelola berbagai teknologi yang ada, maka guru abad 21 akan
tentunya berpengaruh terhadap diberikan label oleh sebagian sebagai orang yang tidak mengerti
keberhasilan dalam proses apapun tentang IPTEK oleh rekan-rekan tenaga pendidik yang sudah
pembelajaran. lebih dulu berkembang.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (dalam Karim &
Daryanto, 2017: 2) menyebut abad 21 merupakan abad pengetahuan
dimana informasi banyak tersebar dan teknologi berkembang.
Karakteristik abad 21 ditandai dengan semakin bertautnya dunia ilmu
pengetahuan sehingga sinergi diantaranya menjadi semakin cepat.
Karim & Daryanto (2017: 2) juga mengungkapkan bahwa
perkembangan dunia abad 21 ditandai dengan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam segala segi kehidupan. Teknologi
tersebut dapat menghubungkan dunia yang melampaui sekat-sekat
geografis sehingga dunia menjadi tanpa batas.
Lebih lanjut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
Republik Indonesia merumuskan bahwa paradigma pembelajaran abad
21 ditekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari tahu dari
berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan
kerjasama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Terkait dengan hal di atas, Trilling dan Fadel (dalam Karim &
Daryanto, 2017: 1) membagi keterampilan abad 21 menjadi 3, yaitu:
(1) life and career skills. Merupakan keterampilan hidup dan berkarir,
meliputi fleksibelitas dan adaptabilitas, inisiatif dan mengatur diri
sendiri, interaksi sosial budaya, produktivitas dan akuntabilitas, serta
kepemimpinan dan tanggung jawab;
(2) learning and innovation skills. Merupakan keterampilan belajar dan
inovasi meliputi: berpikir dan mengatasi masalah, komunikasi dan
kolaborasi, dan kreativitas dan inovasi;
(3) information media and technology skills. Merupakan keterampilan
teknologi dan media informasi meliputi literasi informasi, literasi
media dan literasi ICT.

Sumber Pustaka
http://repository.upi.edu/17064/5/T_PKN_1302203_Chapter2.pdf#

https://eprints.umm.ac.id/39897/3/BAB%20II.pdf

https://123dok.com/article/pembelajaran-inovatif-kajian-pustaka-landasan-teori.q02j4gly

https://repository.um-surabaya.ac.id/4629/1/inovasi_pak_asror.pdf

https://eprints.umm.ac.id/45940/3/BAB%20II.pdf

https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/tarbiyah/article/download/8493/pdf_31

Anda mungkin juga menyukai