Anda di halaman 1dari 65

BAB II

GAMBARAN UMUM
KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah


2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas Wilayah Kabupaten Sigi adalah 5.196,02 Km2 atau sekitar


8,40 persen dari total luas wilayah Sulawesi Tengah. Berdasarkan
posisi geografis, Kabupaten Sigi berbatasan dengan beberapa daerah
lainya adalah:

 Sebelas utara : Kabupaten Donggala dan Kota Palu


 Sebelah Selatan : Provinsi Sulawesi Selatan
 Sebelah Barat : Kabupaten Donggala dan Provinsi Sulawesi
Barat
 Sebelah Timur : Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten
Poso

Secara administratif pemerintahan Kabupaten Sigi terdiri dari


15 kecamatan, dengan 176 desa dan 1 Unit Pemukiman Transmigrasi
(UPT), persentase luas wilayah Kabupaten Sigi berdasarkan kecamatan
tersaji pada gambar sebagai berikut:

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -1


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Gambar 2.1
Peta Kecamatan dalam Kabupaten Sigi

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -2


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Gambar 2.2
Persentase Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Sigi

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi Dalam Angka Tahun 2015

Berdasarkan data proporsi wilayah terluas di Kabupaten Sigi


adalah Kecamatan Kulawi dengan luas 1,053.56 atau sebesar 20,28
persen dari total wilayah kabupaten, sedangkan wilayah kecamatan
terkecil adalah Kecamatan Dolo hanya 0,69 persen dari luas wilayah
Kabupaten Sigi atau seluas 36,05 Km². Secara lengkap data luas
wilayah berdasarkan kecamatan di Kabupaten Sigi tersaji pada
Tabel 2.1. sebagai berikut:

Tabel 2.1
Luas Kabupaten Sigi menurut Kecamatan Tahun 2015
Luas Wilayah Persentase
No. Kecamatan
(Km²) (%)
1. Kulawi 1,053.56 20.28
2. Kulawi Selatan 418.12 8.05
3. Pipikoro 956.13 18.40
4. Lindu 552.03 10.62
5. Palolo 626.09 12.05
6. Nokilalaki 75.19 1.45
7. Dolo 36.05 0.69
8. Dolo Selatan 584.71 11.25
9. Dolo Barat 112.18 2.16
10. Marawola 38.65 0.74
11. Kinovaro 70.38 1.35
12. Marawola Barat 150.51 2.90
13. Sigi Biromaru 289.60 5.57
14. Gumbasa 176.49 3.40
15. Tanambulava 56.33 1.08
Kabupaten Sigi 2014 5,196.02 100.00
Sumber : BPS, Kabupaten Sigi Dalam Angka Tahun 2015

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -3


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.1.1.2 Kondisi Geografis

Kabupaten Sigi terletak antara 00 52’ 16” LS – 20 03’ 21” LS dan


1190 38’ 45” BT–1200 21’ 24” BT yang terdiri atas dataran, hutan dan
lembah pegunungan, sehingga dapat dipetakan menjadi dua kawasan
yakni : wilayah lembah dan pengunungan. Wilayah dataran atau
lembah meliputi 7 (tujuh) kecamatan yang sebagian besar daerahnya
merupakan wilayah lembah yaitu Kecamatan Marawola, Kecamatan
Dolo, Kecamatan Dolo Selatan, Kecamatan Dolo Barat, Kecamatan Sigi
Biromaru, Kecamatan Gumbasa dan Kecamatan Tanambulawa.
Sedangkan kecamatan berada di wilayah pegunungan yang terdiri dari
8 (delapan) kecamatan yaitu : Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi
Selatan, Kecamatan Pipikoro, Kecamatan Palolo, Kecamatan Lindu,
Kecamatan Nokilalaki, Kecamatan Marawola Barat dan Kecamatan
Kinovaro.

2.1.1.3 Kondisi Topografi


Kabupaten Sigi merupakan wilayah dengan kawasan
pegunungan dan perbukitan, dengan ketinggian wilayah umumnya
berada antara 60 meter sampai 700 meter diatas permukaan laut.
Tingkat kemiringan tanah/lereng antara datar sampai sangat curam.
Kondisi topografis tersebut mempengaruhi wilayah permukiman desa
dimana dari 176 desa sebagian besar berada di daerah dataran dan
pegunungan.
Tabel 2.2
Jumlah Desa Menurut Kecamatan dan Jarak Ibukota
KecamatanDi Kabupaten Sigi Tahun 2015
Jarak dari
Ibukota Jumlah Ibukota
No. Kecamatan
Kecamatan Desa kabupaten
(Km)
1. Kulawi Bolapapu 16 62
2. Kulawi Selatan Lawua 12 96
3. Pipikoro Peana 19 123
4. Lindu Tomado 5 89
5. Palolo Makmur 22 25
6. Nokilalaki Kamarora A 5 35
7. Dolo Kota Pulu 11 7
8. Dolo Selatan Bulubete 12 12
9. Dolo Barat Kaleke 12 7
10. Marawola Binangga 11 18
11. Kinovaro Porame 10 20
12. Marawola Barat Dombu 12 33

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -4


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
No. Kecamatan Ibukota Jumlah Jarak dari
13. Sigi Biromaru Kecamatan
Mpanau Desa
18 Ibukota
14
kabupaten
14. Gumbasa Pakuli 7 32
(Km)
15. Tanambulava Sibalaya Utara 5 17
Sumber : BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka Tahun 2015

2.1.1.4 Kondisi Klimatologi

Suhu udara di suatu wilayah antara lain ditentukan oleh tinggi


rendahnya wilayah tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari
pantai. Dengan kondisi wilayah yang berada tepat di garis khatulistiwa,
menjadikan wilayah Kabupaten Sigi memiliki suhu udara yang cukup
panas. Berdasarkan hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun
Meteorologi Mutiara Palu, sepanjang tahun 2014, suhu udara tertinggi
terjadi di bulan Juli yakni 28,15 °C dan terendah pada bulan Maret
dengan suhu 20,54 °C. Sedangkan rata-rata kelembaban udara pada
tahun 2014 mencapai 77,56 persen.
Selama tahun 2014, intensitas curah hujan beragam setiap
bulannya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 137
mm, sedangkan terendah terjadi di bulan Juni sekitar 25,60 mm.
Penyinaran matahari tertinggi sekitar 80,18 persen terjadi di bulan
Februari. Sementara itu, arah angin terbanyak selama tahun 2014
yaitu dari arah barat laut dengan kecepatan rata-rata berkisar 3,92
knots.
Tabel 2.3
Rata-Rata Parameter Cuaca Stasiun Meteorologi
Mutiara PaluTahun 2010-2014
Rata-rata Per Tahun
No Parameter Iklim Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Suhu Udara oC 27,71 27,55 27,71 27,65 26,66
Temperature
2 Tekanan Udara
mb 1.010,39 1.009,88 10.010,30 10.010,18 1.011,07
Air Pressure
3 Kelembaban Udara
% 76,67 76,08 76,00 76,42 77,56
Humidity
4 Penyinaran
Matahari % 63,53 50,07 62,83 57,38 63,48
Length of Daylight
5 Curah hujan
mm 71,61 51,04 63,41 62,33 58,76
Rain Falls
6 Kecepatan Angin
Knots 3,67 3,00 3,83 3,57 3,92
Wind Velocity
7 Arah Angin
Barat Barat Barat
The Most of Wind Utara Utara
Laut Laut Laut
Velocity
Sumber : BPS, Kabupaten Sigi Dalam Angka Tahun 2011-2015, diolah kembali

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -5


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.1.1.5 Penggunaan Lahan

Pola ruang dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu Kawasan


Non Budidaya dan Kawasan Budidaya. Kawasan Non Budidaya atau
yang lebih dikenal sebagai Kawasan Lindung merupakan wilayah
kendala dan wilayah limitasi dalam pemanfaatan ruang. Kawasan
Lindung ini kemudian digolongkan lagi menjadi beberapa kelompok.
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor16/PRT/M/2009, Kawasan lindung kabupaten adalah kawasan
lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak
pada wilayah kabupaten, kawasan lindung yang memberikan
pelindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di wilayah
kabupaten, dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan
kewenangan pemerintah daerah kabupaten yang terdiri atas:
a) kawasan hutan lindung;
b) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan
air;
c) kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai,
sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan
sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal
lainnya;
d) kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi:
kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan
lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam
dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman
nasional dan taman nasianal laut, taman hutan raya, taman wisata
alam dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan;
e) kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah
longsar, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan
banjir;
f) kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi,
kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -6


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
g) kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman
buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian
satwa, terumbu karang, dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau
biota laut yang dilindungi.
Terkait dengan Kabupaten Sigi pola ruang kawasan lindung
terdiri atas hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan suaka alam,
kawasan rawan bencana alam (banjir dan longsor), kawasan rawan
bencana geologi (zona patahan).
Sementara itu, untuk kawasan budidaya didefinisikan sebagai
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, dan sumberdaya buatan yang terdiri dari:
a) kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi
kawasan peruntukan: hutan produksi terbatas, hutan produksi
tetap, dan hutan produksi yang dapat dikonversi;
b) kawasan hutan rakyat;
c) kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan
peruntukan: pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan
hortikultura;
d) kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis
komoditas perkebunan yang ada di wilayah kabupaten;
e) kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi kawasan
peruntukan: perikanan tangkap, budi daya perikanan, dan
pengolahan ikan;
f) kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasan
peruntukan: mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, panas
bumi, serta air tanah di kawasan pertambangan;
g) kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan
peruntukan: industri besar, industri sedang, dan industri rumah
tangga;
h) kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan
peruntukan: pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata
buatan;
i) kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi kawasan
peruntukan: permukiman perkotaan dan peruntukan permukiman
perdesaan sebagai kawasan budi daya, maka permukiman

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -7


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing
permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya
di pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan
sebagainya; dan
j) kawasan peruntukan lainnya.
Kabupaten Sigi adalah salah satu kabupaten di Provinsi
Sulawesi Tengah yang memiliki kawasan hutan lebih dari 70 persen
luas wilayah, baik berupa kawasan hutan produksi, hutan lindung,
maupun taman nasional. Selain itu, Kabupaten Sigi merupakan
wilayah hulu dari WS Palu Lariang yang memiliki peran strategis
sebagai penjaga ekologi bagi PKN Palu.
Sedangkan pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Sigi
diarahkan untuk pengembangan sektor pertanian dalam arti luas yang
tidak hanya mengedepankan pada fungsi produksi tetapi juga
pengolahan pasca panen, sehingga memiliki nilai tambah bagi
masyarakat petani.Alokasi lahan pertanian di Kabupaten Sigi tersebar
pada beberapa kecamatan, terutama yang berada di sepanjang Sungai
Gumbasa. Sedangkan kawasan perkotaan masih mengumpul pada
wilayah utara Kabupaten Sigi, sedangkan wilayah perdesaan tersebar
diseluruh kecamatan di Kabupaten Sigi. Adapun gambaran pola ruang
di Kabupaten Sigi secara umum dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4
Rencana Pola Ruang Kabupaten Sigi 2010-2030

Persentase
No Rencana Pola Ruang Luas
(%)
Kawasan Lindung 268.837,60 51,74
1 Hutan Lindung 136.910,91 26,35
2 Kawasan Tahura dan Hutan Wisata Wera 3.114,45 0,60
3 Kawasan Taman Nasional Lore Lindu 112.792,08 21,71
4 Kawasan Lindung Setempat 12.561,41 2,42
5 Tubuh Air 3.458,75 0,67
Kawasan Budidaya 250.764,40 48,26
1 Hutan Produksi 3.118,27 0,60
2 Hutan Produksi Terbatas 123.787,00 23,82
3 Kawasan Pertambangan 7.950,00 1,53
4 Kawasan Pertanian Lahan Basah 23.697,00 4,56
5 Kawasan Pertanian Lahan Kering 20.452,67 3,94
6 Kawasan Perkebunan 55.718,95 10,72
7 Kawasan Permukiman Perkotaan 10.418,00 2,00
8 Kawasan Permukiman Perdesaan 4.740,00 0,91

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -8


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Persentase
No Rencana Pola Ruang Luas
(%)
9 Kawasan Pariwisata 882,51 0,17
Jumlah 519.602,00 100,00
Sumber : Perda Kabupaten Sigi No. 21 Tahun 2011

2.1.2. Potensi pengembangan wilayah


2.1.2.1 Kawasan Lindung
Tujuan penetapan Kawasan lindung Kabupaten adalah untuk
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya
alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan. Adapun kriteria yang
dipakai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997,
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Kepres Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
Mengacu pada hasil analisis dan arahan pola ruang Nasional dan
Provinsi Sulawesi Tengah yang mengalokasikan 50,48 persen dari luas
lahan Kabupaten Sigi sebagai kawasan berfungsi lindung, maka Pola
Ruang Lindung di Kabupaten Sigi minimal adalah 50 persen dari luas
Kabupaten Sigi. Namun, berdasarkan hasil kajian ternyata masih
terdapat kawasan lindung yang dapat ditambah dalam rencana pola
ruang kawasan lindung yaitu kawasan lindung bencana geologis
berupa kawasan lindung setempat yang dalam Dokumen RTRW
Provinsi belum dialokasikan. Berdasarkan penambahan kawasan
lindung setempat bencana geologi total luas kawasan lindung di
Kabupaten Sigi dapat menjadi 52,12 persen, dengan rincian sebagai
berikut:

2.1.2.1.1 Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap


KawasanBawahannya.
a. Kawasan Hutan Lindung
Dasar pertimbangan penetapan kawasan hutan lindung di
Kabupaten Sigi adalah UU Nomor 26 Tahun 2007, PP Nomor 26 Tahun
2008, dan RTRW Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20013-2033.
Sebagaimana arahan RTRW Provinsi luas Kawasan Hutan Lindung di
Kabupaten Sigi adalah sebesar 26,35 persen dan luas wilayah
Kabupaten Sigi. Kriteria penetapan kawasan hutan lindung adalah:

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -9


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
1. Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis
tanah, curah hujan yang melebihi nilai skor 175 menurut surat
Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980;
2. Kawasan hutan mempunyai lereng lapangan 40 persen atau
lebih;
3. Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan
laut 2.000 meter atau lebih.
Penentuan luas lahan yang dapat difungsikan sebagai hutan
lindung menggunakan acuan RTRW Provinsi dan Tata Guna Hutan
Kesepakatan dari Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu
seluas 136.910,91 Ha.Sebaran Hutan Lindung di Kabupaten Sigi
tersebar pada 10 Kecamatan di Kabupaten Sigi. Kecamatan Kulawi
adalah Kecamatan dengan luas hutan lindung paling besar yaitu
Kecamatan Kulawi sebesar 38.306,09 Ha, sedangkan Kecamatan
Kulawi Selatan adalah kecamatan yang memiliki luas hutan lindung
paling kecil, gambaran selengkapnya Kawasan Hutan Lindung di
Kabupaten Sigi dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5.
Alokasi Lahan Hutan Lindung di Kabupaten Sigi Hingga 2030
Persentase
No. Kecamatan Luas (Ha)
(%)
1. Pipikoro 19.659,86 14,00
2. Kulawi Selatan 110,11 0,00
3. Kulawi 38.306,09 26,00
4. Dolo Selatan 28.498,34 21,00
5. Marawola Barat 9.585,40 7,00
6. Kinovaro 3.668,37 3,00
7. Palolo 20.837,18 15,00
8. Dolo Barat 10.034,15 7,00
9. Sigi Biromaru 5.967.65 4,00
10. Marawola 243,76 0,00
Jumlah 136.910,91
Sumber : Perda Kabupaten Sigi No. 21 Tahun 2011

b. Kawasan Resapan Air (Catchment Area)


Sebagian besar kawasan yang direkomendasikan sebagai kawasan
resapan air merupakan bagian dari Hutan Lindung atau Suaka Alam,
dengan fungsi untuk menampung air yang jatuh dan meresap ke dalam
tanah dan menahan tanah dari laju erosi. Arahan pengelolaan kawasan
resapan air adalah sebagai berikut:

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -10


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
1. Meminimalkan atau bahkan meniadakan hal-hal yang
berpotensi menghalangi masuknya air hujan ke dalam tanah.
Dengan demikian, kegiatan budidaya yang diperbolehkan
adalah kegiatan yang tidak mengurangi fungsi lindung kawasan;
2. Mengarahkan kegiatan budidaya penduduk dalam bentuk
pengusahaan tanaman tahunan dan tanaman semusim yang
disertai dengan upaya-upaya pelestarian berkelanjutan.
Kegiatan budidaya lain yang dapat dikembangkan adalah
pengusahaan hutan produksi terbatas dan pengembangan
agrowisata.

2.1.2.1.2 Kawasan yang memberikan perlindungan setempat


Kawasan perlindungan setempat terdiri dari sempadan Sungai dan
area sekitar danau/waduk.

a. Sempadan Sungai
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai,
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian
fungsi sungai, bertujuan untuk melindungi sungai dari kegiatan
manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai,
mengamankan aliran sungai dan mencegah terjadinya erosi sedimen
pinggiran sungai. Sempadan sungai yang dilindungi ini ditanami
berbagai tanaman keras sehingga fungsi perlindungan kawasan dapat
tercapai, sekaligus sebagai jalur hijau. Adapun tanaman keras yang
dapat dikembangkan di sempadan sungai antara lain tanaman buah-
buahan seperti rambutan, mangga, nangka, durian, dan tanaman
perkebunan seperti kopi.Mengingat sebagian besar wilayah Kabupaten
Sigi adalah wilayah dengan karakter perdesaan dan tidak bertanggul,
dan dengan luas daerah aliran sungai >500 km2, maka penetapan
garis sempadan sungai ditetapkan adalah sebesar 50-100 m (Permen
PU Nomor 63/1993).Wilayah sempadan sungai di Kabupaten Sigi
tersebar secara merata di seluruh wilayah.Sungai Orde 1 yaitu Sungai
Gumbasa dan Sungai Lariang direncanakan memiliki sempadan sungai
hingga 100 meter.Sedangkan sungai lainnya yang memiliki orde lebih
kecil direncanakan memiliki sempadan sungai selebar 50 meter dari
tepi sungai yang ditetapkan.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -11


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
b. Sempadan Danau/Waduk
Kawasan sekitar danau adalah kawasan di tepian danau, yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian
fungsi danau. Tujuan perlindungan tepian danau adalah untuk
melindungi danau dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan
merusak kualitas air danau, mengamankan kuantitas air danau dan
mencegah terjadinya erosi sedimen pinggiran danau. Kawasan sekitar
danau yang dilindungi ini ditanami berbagai tanaman keras sehingga
fungsi perlindungan kawasan dapat tercapai, sekaligus sebagai jalur
hijau. Adapun tanaman keras yang dapat dikembangkan di sekitar
danau antara lain tanaman buah-buahan seperti rambutan, mangga,
nangka, durian, dan tanaman perkebunan seperti kopi, kayu putih,
kemiri, dan coklat.

Untuk mengantisipasi dampak buruk dan tidak terkendalinya pola


ruang di kawasan sekitar Danau Lindu, maka pemerintah Kabupaten
Sigi perlu segera melakukan tindakan untuk mengamankan kawasan
sempadan danau dari aktivitas budidaya. Masyarakat masih dapat
menggunakan kawasan sekitar sempadan danau hanya untuk aktivitas
budidaya perkebunan tanaman keras. Upaya penertiban kawasan
sekitar danau agar tidak berpotensi menimbulkan konflik kepentingan
di masa mendatang. Upaya penertiban ini tentu saja harus
berkoordinasi dengan BB TNLL selaku pengelola utama kawasan
Taman Nasional Lore Lindu, mengingat kawasan Danau Lindu
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kawasan Taman
Nasional Lore Lindu.

2.1.2.1.3 Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya


a. Taman Nasional Lore Lindu
Kabupaten Sigi memiliki peran strategis secara nasional dengan
ditetapkannya kawasan sekitar Danau Lindu sebagai Taman Nasional
Lore Lindu.Kawasan Taman Nasional ini tersebar di beberapa
kabupaten antara Lain Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso. Kawasan
Taman Nasional Lore Lindu sendiri memiliki luas sebesar 217.991,18
Ha. Sedangkan yang berada di Kabupaten Sigi seluas lebih kurang
122.435,37 Ha atau lebih dari 50 persen wilayah TN Lore Lindu berada

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -12


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
di Kabupaten Sigi. Sebagai wilayah yang telah ditetapkan sebagai
Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No
464/kpts-II/99 dan ditetapkan pula dalam PP Nomor 26 Tahun 2008,
maka pengelolaan Taman Nasional berada pada kewenangan
Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Kehutanan.

Adapun sebaran lokasi Taman Nasional di Kabupaten Sigi


mencakup Kecamatan Palolo, Kecamatan Sigi Biromaru, Kecamatan
Lindu, Kecamatan Nokilalaki, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan
Tanambulava, Kecamatan Kulawi, dan Kecamatan Kulawi Selatan.

b. Taman Hutan Raya Dan Hutan Wisata


Terdapat dua buah Kawasan Hutan Wisata di Kabupaten Sigi yang
terletak di Kecamatan Dolo (Hutan Wisata Wera) dan Taman Hutan
Raya di Kecamatan Sigi Biromaru yang merupakan satu kesatuan
dengan Tahura di Kecamatan Palu Selatan Kota Palu. Keberadaan
Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata ini perlu terus dipertahankan
sebagai salah satu upaya dalam rangka perlindungan kekayaan alam di
Kabupaten Sigi. Daya tarik utama dari keberadaan hutan wisata ini
adalah keindahan alam dan juga jenis tanaman hutan tropis yang
terdapat di dalamnya. Keberadaan pengelolaan kawasan seperti Hutan
Wisata Wera berperan penting dalam mewujudkan keseimbangan
hidup semua mahluk hidup, penanganan yang disertai tindakan yang
kurang tepat dalam pengelolaan mengakibatkan berkurangnya nilai
dan fungsi kawasan serta kelangkaan hingga musnahnya jenis flora
dan fauna.

c. Kawasan Cagar Budaya (Permukiman Tradisional)


Salah satu bentuk permukiman tradisional yang terdapat di
Kecamatan Kulawi adalah bangunan perumahan yang biasa disebut
Lobo. Lobo di masa pemerintahan raja-raja berfungsi sebagai pusat
kesatuan adat, pemerintahan dan kebudayaan. Para bangsawan
(maradika) sebagai pemegang tampuk pemerintahan, para ahli
cendekiawan adat dan orang-orang penting mengadakan musyawarah
di dalam bangunan ini untuk membicarakan masalah yang berkaitan
dengan:

1. Perumusan suatu undang-undang, peraturan-peraturan adat;

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -13


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2. Pelaksanaan pemerintahan yaitu dalam hal-hal
memberangkatkan dan menerima pasukan perang;
3. Pemutusan/mengadili perkara-perkara terhadap setiap
pelanggaran, penyelewengan dan kejahatan. Pelaksanaan
hukuman dapat dilaksanakan di Lobo atau di tempat lain
misalnya di pohon kayu ditengah hutan atau di pinggir-pinggir
kali, menurut jenis dan macamnya perbuatan;
4. Dalam hal-hal yang menyangkut perekonomian: kapan dimulai
membuka kebun, sawah atau ladang; kapan dimulai bertanam,
menuai, pengaturan perairan, dan sebagainya;
5. Di samping hal-hal tersebut Lobo juga menjadi tempat
dilaksanakannya pesta-pesta adat, sehubungan dengan :
a. Keselamatan kampung, supaya terhindar dari berbagai
macam penyakit menular, bala serta kutukan dewa akibat
adanya perbuatan sumbang;
b. Pengucapan syukur berhubungan dengan hasil panen yang
baik;
c. Menyambut/memberangkatkan pasukan perang;
d. Menyambut tamu-tamu terhormat dari luar daerah.

Kawasan-kawasan yang memiliki permukiman tradisional di


Kabupaten Sigi yang perlu dilakukan tindakan preservasi antara lain:
Desa Namo, Desa Boladangko, Desa Tangkolowi dan Desa Toro.

2.1.2.2 Kawasan Budidaya


2.1.2.2.1 Kawasan Peruntukkan Hutan
Kawasan budidaya kehutanan terbagi menjadi atas hutan
produksi terbatas, hutan produksi biasa, dan hutan produksi yang
dapat dikonversi. Pemanfaatan hutan produksi dapat berupa
pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan
hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu
dan bukan kayu, terdiri dari :

a. Kawasan Hutan Produksi Terbatas


Kawasan hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan yang
digunakan untuk kegiatan budidaya hasil-hasil hutan secara terbatas
dengan tetap memperhatikan fungsinya sebagai hutan untuk

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -14


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
melindungi kawasan di bawahnya. Tujuan pengelolaan kawasan ini
adalah memanfaatkan ruang beserta sumberdaya hutan dengan cara
tebang pilih dan tanam untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi
kepentingan negara, masyarakat, industri, ekspor dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan. Berdasarkan Rencana Pola Ruang
Provinsi Sulawesi Tengah dan hasil perhitungan dengan perangkat
lunak GIS luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas di Kabupaten Sigi
lebih kurang sebesar 123.787 Ha.

Pengelolaan terhadap kawasan hutan produksi terbatas dilakukan


untuk memanfaatkan ruang beserta sumberdaya hutan, dengan cara
tebang pilih dan tanam untuk menghasilkan hasil hutan bagi
kepentingan negara, masyarakat, industri dan ekspor dengan tetap
memelihara kelestarian lingkungan dan keanekaragaman. Persebaran
Kawasan Hutan Produksi Terbatas di Kabupaten Sigi mencakup
wilayah Kecamatan Marawola Barat, Kecamatan Palolo, Kecamatan
Kulawi, Kecamatan Kulawi Selatan dan Kecamatan Pipikoro.

Tabel 2.6
Luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas di Kabupaten Sigi
Persentase
No. Kecamatan Luas
(%)
1. Marawola Barat 4.735,22 4
2. Palolo 4.155,91 3
3. Kulawi 40.055,71 32
4. Pipikoro 68.171,20 55
5. Kulawi Selatan 6.668,98 5
Jumlah 123.787,02
Sumber: Perda Kabupaten Sigi No. 21 Tahun 2011

b. Kawasan Hutan Produksi Tetap


Kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi hutan produksi tetap dimana eksploitasinya
dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam. Luas Kawasan
Hutan Produksi Tetap berdasarkan pada dokumen RTRW Provinsi
Sulawesi Tengah dan Penetapan Tata Guna Hutan dari Dinas
Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 116.393Ha. Persebaran
hutan produksi tetap di Kabupaten Sigi berada di Kecamatan Kulawi
dan Kulawi Selatan.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -15


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.1.2.2.2 KawasanPeruntukkan Pertanian
a. Peruntukan Pertanian Lahan Basah
Kawasan pengembangan pertanian lahan basah di Kabupaten Sigi
diarahkan pada kawasan-kawasan yang memiliki kesesuaian lahan
untuk pertanian lahan basah, berada di daerah dataran rendah, yang
sebagian besar terdapat di Kecamatan Gumbasa, Sigi Biromaru,
Tanambulava, dan Dolo, serta memiliki potensi untuk dapat dilalui
jaringan irigasi alam dan buatan. Kawasan pengembangan pertanian
lahan basah diarahkan pada desa-desa berlokasi di Kecamatan-
kecamatan tersebut di atas dengan alokasi lahan untuk 20 tahun
mendatang seluas 23.697,00 Ha.

Pengembangan budidaya usaha tani merupakan usaha budidaya


integral, dan bersifat universal, dimana memandang kawasan sebagai
titik sentral pembangunan komoditas dalam upaya meningkatkan
produksi dan produktivitas sumberdaya lahan. Dalam pelaksanaan
untuk pengembangan budidaya usahatani, perlu untuk
memperhatikan faktor usahatani sebagaimana dinyatakan dalam
Fadholi (1996), antara lain adalah:

1. tanah atau sumberdaya lahan;


2. tenaga kerja;
3. modal usaha;
4. pengelolaan usaha tani.
Tanah sebagai sumber unsur utama usaha tani, sebagai tempat
tumbuhnya vegetasi, tentu saja harus memiliki suatu ukuran yang
nyata sehingga akan dicapai suatu ukuran tingkat optimalisasi
pertumbuhan tanaman untuk menghasilkan suatu produk. Untuk
menilai keberhasilan tumbuh, suatu bentang lahan harus dilihat dari
unsur internal tanah maupun unsur pendukung agroklimatik. Ukuran
internal tanah antara lain:

1. kesuburan tanah;
2. luas pertanian utama (komoditas unggulan);
3. luas pertanian tanaman penyangga.

Kesuburan tanah yang mencukupi dan luas tanah yang memadai


dapat diprediksikan produksi dari bentangan lahan yang diolah, untuk

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -16


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
menilai kesuburan tidak dapat dilepaskan dari kesesuaian tanaman
atas sumberdaya lahan yang tersedia.
Faktor sumberdaya manusia berdasarkan kemampuan dan
keahlian adalah merupakan program yang dapat dimanfaatkan untuk
mendapatkan tenaga kerja dalam sektor pertanian. Dalam konteks
pengembangan budidaya pertanian, maka tenaga kerja yang dimaksud
adalah masyarakat lokal yang sudah dibina dan dilatih untuk
menggarap lahan yang tersedia. Faktor modal kerja bagi petani
merupakan penghambat utama, maka diperlukan adanya campur
tangan dari pemerintah sebagai fasilitator membuka akses pasar baik
untuk komoditas penyangga, maupun komoditas unggulan. Faktor
pengelolaan usaha tani, tentunya perlu dimiliki oleh petani dari mulai
perencanaan usahatani sampai pasca panen.Dengan demikian, daya
saing usaha taninya akan kompetitif. Unsur teknologi menjadi
signifikan untuk dimengerti oleh petani, utamanya untuk jenis
usahatani skala besar, sebagai contohnya adalah budidaya padi sawah.
Sementara itu, di samping pengembangan kemitraan, upaya membina
usaha tani di tingkat rakyat perlu dilakukan.

Adapun arahan pengembangan usaha masyarakat pertanian lahan


basah di Kabupaten Sigi adalah sebagai berikut:

(1) Dapat dilakukan melalui sistem penyuluhan dan pembinaan,


terutama untuk desa-desa yang basis kegiatan usaha
masyarakatnya adalah petani;
(2) Pengelolaan pertanian lahan basah di Kabupaten Sigi juga harus
mempertimbangkan faktor-faktor di bawah ini, yaitu:
a. Faktor-faktor sosio-ekonomis:
1. Memberikan kemudahan pemasaran, baik dalam bentuk
pemasaran lokal dan eksternal, pedagang dan koperasi,
dan aksesibilitas;
2. Memberikan kemudahan jasa-jasa pendukung, baik dalam
bentuk kredit/sarana produksi dan penyuluhan.
b. Usaha-usaha produksi:
1. Tanaman semusim yang dapat dikembangkan, antara lain:
padi-padian;
2. Pengaturan jadwal tanam.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -17


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
c. Rumah tangga petani:
1. Pembinaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan
yang dimiliki rumah tangga petani;
2. Pengembangan pendidikan melalui penyediaan fasilitas
pendidikan;
3. Sumber-sumber penghasilan lain, seperti dari kegiatan
ternak dan kebun dan pemanfaatan limbah ternak sebagai
bagian dalam pengembangan sumber energi serta pupuk
organik dan pestisida organik yang telah terbukti mampu
meningkatkan produktivitas tanah serta memiliki biaya
produksi yang lebih murah.

b. Peruntukkan Pertanian Lahan Kering

Dalam merencanakan peruntukan lahan untuk kawasan budidaya


pertanian lahan kering, maka prinsip pengembangan yang digunakan
juga relatif sama dengan perencanaan untuk kawasan pertanian lahan
basah, yaitu dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan untuk
komoditi pertanian lahan kering, kondisi topografi dan pengairan,
status lahan, dan bukan merupakan bagian dari kawasan lindung.
Kawasan Pengembangan Pertanian Lahan Kering memiliki juga
memiliki kemungkinan pengembangan menjadi kawasan perkebunan,
khususnya untuk kebun buah-buahan. Hal ini disebabkan karena
kawasan perkebunan memilki kesesuaian lahan yang hampir sama
dengan pertanian lahan kering.

Walaupun lahan yang dialokasikan untuk pertanian lahan kering


dapat dikonversi menjadi kawasan perkebunan, akan tetapi prioritas
penggunaaan lahan tetap merupakan alokasi lahan untuk Pertanian
Lahan Kering. Berdasarkan pada arahan RTRW Provinsi alokasi lahan
untuk pertanian lahan kering di Kabupaten Sigi adalah sebesar lebih
kurang 16 ribu Ha. Tetapi dengan melihat ketersediaan lahan yang
ada, pengembangan kawasan budidaya pertanian lahan kering di
Kabupaten Sigi dapat dikembangkan hingga 20.452,67 Ha yang
tersebar secara merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Sigi.

Adapun arahan pengembangan usaha masyarakat pertanian lahan


kering di Kabupaten Sigi adalah sebagai berikut:

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -18


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
(1) Pengembangan ekstensifikasi pertanian dilakukan pada lahan-
lahan yang terdapat di zona wilayah dataran tinggi dan dataran
rendah dan dapat diintegrasikan dengan pengembangan tanaman
perkebunan;
(2) Intensifikasi lahan pertanian melalui penyuluhan dan
pembinaan, terutama untuk desa-desa yang basis kegiatan
usaha masyarakatnya adalah petani;
(3) Faktor-faktor pengelolaan usaha masyarakat lahan kering di
Kabupaten Sigi yang harus dipertimbangkan, yaitu:
a. Faktor-faktor sosio-ekonomis:
1. Memberikan kemudahan pemasaran, baik dalam bentuk
pemasaran lokal dan eksternal, pedagang dan koperasi,
dan aksesibilitas;
2. Memberikan kemudahan jasa-jasa pendukung, baik
dalam bentuk kredit/sarana produksi dan penyuluhan;
3. Pemerintah dapat memberikan kebijakan insentif dan
beberapa peraturan yang mendorong berkembangnya
kegiatan usaha tani.
b. Usaha-usaha produksi:
1. Vegetasi tetap yang dapat dikembangkan, antara lain:
pohon penghasil pakan, pohon buah-buahan, tanaman-
tanaman yang mempunyai nilai ekonomis;
2. Tanaman semusim/tahunan yang dapat dikembangkan
antara lain: padi-padian, umbi-umbian, sayur-
sayur/jamur, tanaman palawija.
c. Rumah tangga petani:
1. Pembinaan dan pengembangan keterampilan-
keterampilan yang dimiliki rumah tangga petani.
2. Pengembangan pendidikan melalui penyediaan fasilitas
pendidikan;
3. Sumber-sumber penghasilan lain, seperti dari kegiatan
ternak dan kebun.

2.1.2.2.3 Kawasan Peruntukan Perkebunan

Pengembangan Kawasan Perkebunan diarahkan tersebar secara


merata di seluruh Kabupaten Sigi. Alokasi luas lahan kawasan

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -19


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
perkebunan di Kabupaten Sigi berdasarkan arahan RTRW Provinsi
Sulawesi Tengah 2013-2033 adalah sebesar 55.718 Ha. Pengembangan
secara ekstensif untuk perkebunan masih dimungkinkan sepanjang
komoditasnya adalah tanaman yang mempunyai fungsi perlindungan
terhadap air dan tanah.
Pengembangan kawasan perkebunan memiliki arti penting dalam
pengembangan wilayah di Kabupaten Sigi, mengingat kontribusi sektor
perkebunan yang cukup berarti dalam pengembangan wilayah di
Kabupaten Sigi, serta fungsi perlindungan terhadap lingkungan, maka
upaya secara ekstensif masih dapat dilakukan. Gambaran
selengkapnya mengenai potensi lahan untuk perkebunan dapat dilihat
sebgai berikut:

Tabel 2.7
Luas Areal Perkebunan di Kabupaten Sigi 2010-2030
Luas Persentase
No Kecamatan
(Ha) (%)
1. Dolo Barat 1.157,88 2,08
2. Dolo Selatan 5.750,33 10,32
3. Gumbasa 4.035,84 7,24
4. Kulawi 9.616,78 17,26
5. Kulawi Selatan 5.303,43 9,52
6. Palolo 14.198,92 25,48
7. Pipikoro 10.649,55 19,11
8. Sigi Biromaru 4.391,50 7,88
9. Tanambulava 614,64 1,10
Jumlah 55.718,86 100,00
Sumber: Perda Kabupaten Sigi No. 21 Tahun 2011

2.1.2.2.4 Kawasan Peruntukan Pertambangan

Berdasarkan pada arahan pola ruang dalam RTRW Provinsi


Sulawesi Tengah dan analisis potensi sumberdaya mineral di
Kabupaten Sigi, terdapat lokasi-lokasi yang dapat dikembangkan
sebagai kawasan pertambangan, yaitu kawasan pertambangan mineral
logam dan kawasan pertambangan panas bumi. Alokasi ruang untuk
pertambangan mineral logam terdapat di Kecamatan Sigi Biromaru
dengan luas kawasan sebesar 7.950 Ha. Sedangkan potensi panas
bumi terdapat di sepanjang sesar aktif Palu-Koro yang membujur dari
utara menuju selatan Kabupaten Sigi. Wilayah-wilayah yang
diperkirakan memiliki potensi panas bumi di Kabupaten Sigi antara
lain Kecamatan Dolo, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Tanambulava,
dan Kecamatan Sigi Biromaru.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -20


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Untuk pengembangan dan upaya eksploitasi potensi mineral yang
ada di Kabupaten Sigi membutuhkan sebuah studi yang mendalam
terkait dengan kemanfaatan dan dampak lingkungan yang ditimbulkan
mengingat kabupaten ini merupakan kabupaten yang berfungsi
lindung bagi kabupaten di sekitarnya.

2.1.2.2.5 Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pengelolaan kawasan pariwisata dilakukan untuk memanfaatkan


potensi keindahan alam dan budaya guna mendorong perkembangan
pariwisata dengan memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya adat
istiadat, mutu dan keindahan lingkungan alam untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan.
Pengembangan Pariwisata mengikuti Konsep pengembangan 3A
(Access, Accommodation, Attraction). Konsep 3A mengungkapkan
pentingnya mengembangkan objek wisata dengan mendukung faktor-
faktor wisatawan yang datang ke objek wisata seperti aksesibilitas ke
objek wisata, akomodasi untuk para wisatawan, dan penjagaan nilai-
nilai atraksi dari sebuah objek wisata. Kriteria penetapan
pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Sigi menggunakan dua
pendekatan sebagai berikut:

a) kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan


pariwisata, serta tidak mengganggu kelestarian lingkungan;
b) kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pariwisata
secara ruang dapat memberikan manfaat:
1. meningkatkan devisa dari sektor pariwisata dan
meningkatkan investasi di daerah;
2. mendorong kegiatan lain yang ada di sekitarnya;
3. tidak mengganggu fungsi lindung;
4. tidak mengganggu upaya kelestarian sumberdaya alam;
5. meningkatkan pendapatan masyarakat;
6. meningkatkan kontribusi pada pendapatan daerah dan
nasional;
7. meningkatkan kesempatan kerja;
8. melestarikan budaya lokal;
9. meningkatkan perkembangan masyarakat.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -21


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Berdasarkan pemaparan mengenai konsep 3A di atas, maka
rencana pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Sigi dilakukan
melalui:

a) Pengembangan paket wisata alam di kawasan Taman Nasional


Lore Lindu, Hutan Wisata Wera, Air Terjun Wera, Pemandian Air
Panas Bora (Atraksi);
b) Pengembangan kawasan wisata tradisional di Kecamatan Kulawi
(Atraksi);
c) Pengembangan Kawasan Wisata Pakuli (habitat
perkembangbiakan burung Maleo);
d) Pengembangan jaringan jalan ke objek wisata tersebut yang saat
ini sebagian besar masih dalam kondisi yang kurang bagus
(aksesibilitas);
e) Pengembangan angkutan persewaan khusus ke tempat-tempat
wisata (Transportasi).

2.1.2.2.6 Kawasan Peruntukan Permukiman

a. Peruntukan Permukiman Perkotaan

Dalam rencana permukiman perkotaan ini, ada beberapa aspek


yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Perumahan harus dilayani oleh satu sistem permukiman yang


didasarkan pada karakteristik fisik, sosial, budaya dan ekonomi
yang layak, sehingga dapat menunjang dan menyatukan
kehidupan penduduk di dalamnya;
2. Permukiman perkotaan harus bersifat mandiri, dalam artian
penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum harus disediakan di
kawasan permukiman tersebut;
3. Untuk perkembangan sebuah permukiman menjadi suatu pusat
kegiatan maupun menjadi suatu kota, permukiman tersebut harus
melalui suatu tahapan. Contohnya permukiman menjadi desa,
desa menjadi kota kecil, kota kecil menjadi kota menengah, kota
menengah menjadi kota besar dan seterusnya.

Pengembangan kawasan permukiman perkotaan diarahkan untuk


menopang kegiatan-kegiatan distribusi, koleksi dan pelayanan umum

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -22


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
serta produksi komoditas berbasis pertanian,dimana kedekatan jarak
antara permukiman dan kegiatan produksi merupakan kebutuhan
yang perlu difasilitasi. Penyediaan lahan permukiman yang disediakan
berdasarkan struktur pusat pertumbuhan yang luasannya diarahkan
sesuai dengan satuan wilayah yang dilayani.

Ketersediaan areal pemukiman dan mendayagunakan prasarana


dan sarana investasi yang ada di daerah sekitarnya sehingga dapat
mendorong kegiatan lain yang ada di sekitarnya. Persyaratan lain dari
pengembangan permukiman perkotaan ini adalah pengembangan
permukiman tidak mengganggu fungsi lindung dan tidak mengganggu
upaya kelestarian sumberdaya alam. Perhitungan luas areal kawasan
permukiman yang disediakan adalah dengan asumsi setiap kepala
keluarga membutuhkan luas lahan permukiman rata-rata sebesar 500
m2, sehingga diperkirakan kebutuhan lahan permukiman perkotaan di
Kabupaten Sigi adalah sebesar 10.418 Ha, yang tesebar di Kecamatan
Marawola, Sigi Biromaru, Palolo,dan Kulawi. Pengembangan dilakukan
dengan penyediaan sarana danprasarana: pendidikan, kesehatan,
kerohanian, air bersih, listrik, dan komunikasi pada wilayah perkotaan
dan perdesaan sesuai dengan kebutuhan rencana. Sesuai dengan
arahan rencana struktur ruang, maka kawasan perkotaan yang
direncanakan di Kabupaten Sigi terdiri dari:

1. Kawasan perkotaan untuk menunjang kegiatan perdagangan skala


regional sebagai ekstensi dari perkotaan Palu yang diarahkan di
Kalukubula;
2. Kawasan perkotaan yang berfungsi pusat pemerintahan skala
kabupaten yang direncanakan berlokasi di Bora dengan wilayah
pengaruh mencakup kecamatan Tanambulava dan Kecamatan
Gumbasa;
3. Kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan skala
kawasan yang tersebar di Kecamatan Marawola, Kecamatan
Palolo, dan Kecamatan Kulawi;
4. Kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai ibukota kecamatan
untuk setiap kecamatan di Kabupaten Sigi.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -23


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
b. Peruntukan Permukiman Perdesaan
Permukiman Perdesaan di Kabupaten Sigi terdiri dari permukiman
transmigrasi dan permukiman penduduk lokal. Permukiman ini
walaupun umumnya sederhana namun sudah cukup layak untuk
dihuni. Permukiman perdesaan tersebar secara merata di masing-
masing desa di Kabupaten Sigi. Keberadaan kawasan permukiman
yang ada saat ini sebagian berlokasi di kawasan lindung atau sekitar
kawasan lindung jika masih memungkinkan dapat dipertahankan dan
perkembangannya dibatasi sehingga tidak merusak kawasan lindung.
Upaya-upaya penyuluhan dan pemberdayaan masayarakat sekitar
hutan dan yang berada di Kawasan Lindung mutlak dilakukan sebagai
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.1.3. Kawasan Rawan Bencana Alam


Berdasarkan pada kondisi lereng dan struktur geologi kawasan
Kabupaten Sigi merupakan salah satu wilayah yang mempunyai
sensitivitas terhadap bencana yang tinggi.Keberadaan patahan yang
ada di Kabupaten Sigi yang membentang dari utara hingga selatan
merupakan satu faktor pembatas dalam pengembangan kawasan
budidaya.
I. Kawasan Rawan Tanah Longsor
Daerah rawan longsor sebaiknya dijadikan areal dengan fungsi
lindung, fungsi budidaya terbatas masih dapat dilakukan dengan
aturan main yang ketat. Penduduk (permukiman) yang sudah ada
perlu mendapatkan pendidikan kebencanaan, sehingga mereka dapat
memiliki kepekaan tinggal pada kawasan rawan bencana, yang dapat
mengancam keselamatan penduduk di daerah tersebut dan di
sekitarnya. Penerapan teknik pengendalian longsor diarahkan ke
daerah rawan longsor yang sudah terlanjur dijadikan lahan pertanian.
Areal rawan longsor yang belum dibuka direkomendasikan untuk tetap
dipertahankan dalam kondisi vegetasi permanen, seperti cagar alam,
dan hutan lindung. Selain itu, karakter jenis tanah yang sensitif
terhadap erosi, ditambah dengan lereng yang curam dan curah hujan
yang cukup tinggi menyebabkan kawasan ini juga sangat rentan
dengan bencana kelongsoran. Daerah yang memiliki potensi
kelongsoran sedang sebagian besar berada pada wilayah-wilayah

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -24


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
perbukitan Kabupaten Sigi, yang secara fisik berbukit-bukit dengan
kelerengan >40 persen.

II. Kawasan Rawan Banjir


Kabupaten Sigi sebagai satu kabupaten di Provinsi Sulawesi
Tengah yang dikarunia potensi sumberdaya air yang berlimpah, juga
memiliki potensi untuk mendapat daya rusak air. Salah satu Potensi
daya rusak yang sudah dirasakan oleh wilayah ini adalah kejadian
banjir yang terjadi pada beberapa wilayah di Kabupaten Sigi.
Kejadian ini tidak terlepas dari kerusakan alam yang terjadi di
Kabupaten Sigi, dimana adanya kecenderungan untuk mengeksploitasi
hutan secara berlebih, yang menimbulkan erosi dan sedimentasi pada
Sungai Palu. Sebagai akibatnya daya tampung sungai menjadi
menurun dan tidak mampu lagi menampung secara optimal limpasan
air hujan saat debit puncak.
Potensi kekeringan juga dimiliki oleh Kabupaten Sigi, sebagai
indikasinya adalah terdapatnya beberapa sungai di Kabupaten Sigi
yang mengalami kekeringan pada musim kemarau. Apabila kondisi ini
tidak segera diambil tindakan pemecahan masalah, bukan mustahil
kekeringan juga akan terjadi pada masa mendatang.

Tabel 2.8
Luas Genangan Banjir di Kabupaten Sigi
Luas
Persentase
No Kecamatan Desa Genangan
(%)
(Ha)
1 Dolo Barat Bobo 256.83 1.18
Pesaku 454.57 2.09
Rarampadende 201.11 0.93
2 Dolo Selatan Balongga 781.24 3.60
Baluase 336.46 1.55
Bulubete 317.64 1.46
Jono 55.31 0.25
Pulu 537.83 2.48
Rogo 231.33 1.07
Sambo 495.81 2.28
Walatana 8.42 0.04
Wisolo 158.79 0.73
3 Gumbasa Kalawara 321.91 1.48
Pakuli 452.83 2.08
Pandere 1,935.71 8.91
4 Kulawi Boladangko 199.83 0.92
Bolapapu 169.08 0.78
Lonca 1,140.15 5.25
Mataue 536.30 2.47
Sungku 2,459.01 11.32
Tangkulowi 25.66 0.12
Toro 2,509.34 11.55

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -25


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Luas
Persentase
No Kecamatan Desa Genangan
(%)
(Ha)
Winatu 3,783.37 17.42
5 Kulawi Selatan O'o 0.02 0.0001
6 Nokilalaki Kadidia 0.22 0.0010
Sopu 25.30 0.12
7 Palolo Ampera 172.57 0.79
Bahagia 677.48 3.12
Berdikari 58.15 0.27
Bunga 21.80 0.10
Kapiroe 225.38 1.04
Makmur 360.18 1.66
Petimbe 194.82 0.90
Ranteleda 167.70 0.77
Sejahtera 839.13 3.86
Tanah Harapan 376.31 1.73
Uwenuni 262.02 1.21
8 Sigi Biromaru Sidondo I 190.78 0.88
Sidondo II 205.41 0.95
9 Tanambulava Lambara 182.15 0.84
Sibalaya Utara 391.04 1.80
Jumlah 21,718.99 100.00
Sumber: Perda Kabupaten Sigi Tahun 2011

III. Kawasan Rawan Gempa


Wilayah gempa bumi di Kabupeten Sigi mengacu pada peta daerah
rawan terhadap goncangan gempa, yaitu Peta Bahaya Goncangan
Gempa Bumi Indonesia (Peta Percepatan Gempa Bumi) adalah peta
yang memperlihatkan kontur nilai percepatan gempa bumi dalam
periode ulang dan jenis basement batuan tertentu. Banyaknya daerah
patahan di Kabupaten Sigi memberikan resiko kegempaan menjadi
sangat tinggi. Berdasarkan pada data resiko kegempaan di Indonesia,
Kabupaten Sigi memiliki resiko cukup tinggi yaitu 0,15 – 0,35g.
Keberadaan patahan Palu-Koro membentang di bagian tengah
Kabupaten Sigi. Peta frekuensi kejadian gempa bumi di Kabupaten Sigi
berfokus dangkal dan bersifat merusak tampak gempa bumi
berkekuatan ≥ 6 mmi yang berpeluang besar terjadi di kawasan Pulau
Sulawesi.
Berdasarkan pada data resiko kegempaan di Indonesia, Kabupaten
Sigi (dalam hal ini Pulau Sulawesi) memiliki resiko yang cukup tinggi
yaitu antara 0,15 – 0,35g. Keberadaan patahan Palu Koro yang
membentang pada bagian tengah Kabupaten Sigi semakin memberikan
gambaran yang jelas tentang resiko bencana kegempaan di Kabupaten
Sigi.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -26


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
IV. Kawasan Rawan Bencana Sosial
Kabupaten Sigi yang didiami berbagai rumpun suku Kaili
merupakan potensi bagi pengembangan wilayah, namun sekaligus juga
merupakan potensi konflik atau bencana sosial apabila tidak
diantisipasi secara dini. Konflik-konflik sosial baik atas konflik SARA
atau konflik komunal seperti konflik tapal batas dan lainnya rawan
terjadi di sejumlah wilayah Kecamatan di kabupaten Sigi yakni
Kecamatan Sigi Biromaru, Kecamatan Palolo, Kecamatan Nokilalaki,
Kecamatan Dolo, Kecamatan Dolo Barat, Kecamatan Dolo Selatan,
Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi Selatan
dan Kecamatan Lindu.

2.1.4. Demografi
2.1.4.1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin

Berdasarkan publikasi BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka Tahun


2015, Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Sigi dari tahun
2010-2014 terus mengalami kenaikan dari 215.030 jiwa pada tahun
2010, 219.004 jiwa tahun 2011, 220.061 jiwa pada tahun 2012,
224.214 jiwa pada tahun 2013 dan 226.876 jiwa pada tahun 2014
serta 229.939 jiwa di tahun 2015. Dengan kata lain, rata-rata
pertumbuhan penduduk dari tahun 2010-2014 mencapai 1,35 persen.
Penduduk pada tahun 2014 memiliki komposisi penduduk laki-
laki sebanyak 116.502 jiwa atau 51,35 persen, penduduk perempuan
sebanyak 110.374 jiwa atau 48,65 persen. Di tahun 2015, diperkirakan
penduduk Kabupaten Sigi mencapai 118.075 jiwa berjenis kelamin
laki-laki dan 111.864 jiwa berjenis kelamin perempuan. Data jumlah
penduduk di Kabupaten Sigi dapat dilihat pada tabel 2.9.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -27


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Tahun 2010-2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015
No Kecamatan
L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML
1 Pipikoro 4.021 3.796 7.817 4.095 3.867 7.962 4.116 3.886 8.002 4.180 3.973 8.153 4.230 4.021 8.251 4.277 4.069 8.346
2 Kulawi Selatan 4.459 4.014 8.473 4.541 4.088 8.629 4.564 4.108 8.672 4.635 4.200 8.835 4.691 4.249 8.940 4.743 4.299 9.042
3 Kulawi 7.314 6.858 14.172 7.449 6.985 14.434 7.485 7.019 14.504 7.602 7.176 14.778 7.684 7.261 14.945 7.778 7.347 15.125
4 Lindu 2.495 2.195 4.690 2.541 2.236 4.777 2.552 2.247 4.799 2.592 2.298 4.890 2.632 2.325 4.957 2.664 2.364 5.028
5 Nokilalaki 2.864 2.762 5.626 2.917 2.813 5.730 2.931 2.827 5.758 2.977 2.890 5.867 3.012 2.924 5.936
3.046 2.959 6.005
6 Palolo 14.408 12.977 27.385 14.674 13.217 27.891 14.743 13.280 28.023 14.973 13.576 28.549 15.151 13.737 28.888 15.301 13.882 29.183
7 Gumbasa 6.061 5.621 11.682 6.173 5.725 11.898 6.203 5.753 11.956 6.300 5.881 12.181 6.374 5.951 12.325 6.446 6.021 12.467
8 Dolo Selatan 7.510 6.938 14.448 7.649 7.066 14.715 7.686 7.100 14.786 7.806 7.258 15.064 7.899 7.344 15.243 7.987 7.433 15.420
9 Dolo Barat 6.395 6.181 12.576 6.513 6.295 12.808 6.544 6.325 12.869 6.646 6.466 13.112 6.725 6.542 13.267 6.803 6.619 13.422
10 Tanambulava 4.045 3.821 7.866 4.120 3.891 8.011 4.141 3.910 8.051 4.206 3.997 8.203 4.257 4.044 8.301 4.304 4.092 8.396
11 Dolo 10.714 9.877 20.591 10.912 10.060 20.972 10.965 10.108 21.073 11.136 10.334 21.470 11.269 10.456 21.725 11.394 10.579 21.973
12 Sigi Biromaru 21.899 20.958 42.857 22.304 21.345 43.649 22.411 21.448 43.859 22.761 21.927 44.688 23.032 22.186 45.218 23.287 22.449 45.736
13 Marawola 10.541 10.450 20.991 10.736 10.643 21.379 10.788 10.694 21.482 10.957 10.933 21.890 11.088 11.062 22.150 11.211 11.193 22.404
14 Marawola Barat 3.221 3.161 6.382 3.281 3.219 6.500 3.297 3.234 6.531 3.349 3.306 6.655 3.389 3.345 6.734 3.427 3.387 6.814
15 Kinovaro 4.820 4.654 9.474 4.909 4.740 9.649 4.933 4.763 9.696 5.010 4.869 9.879 5.069 4.927 9.996 5.126 4.987 10.113
Kab. Sigi 2014 110.767 104.263 215.030 112.814 106.190 219.004 113.359 106.702 220.061 115.130 109.084 224.214 116.502 110.374 226.876 117.794 111.680 229.474
Pertumbuhan Pertahun 1,85 0,48 1,89 1,19 1,15
Rata-rata Pertumbuhan 1,31
Sumber: BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka Tahun 2011-2016, diolah kembali

2.1.4.2 Kepadatan Penduduk


Terjadinya kenaikan jumlah pendudukan berpengaruh terhadap
kepadatan penduduk Kabupaten Sigi dari tahun 2010–2015, dengan
tingkat kepadatan antar Kecamatan yang tidak merata. Peningkatan
kepadatan ini dari tahun 2014 mencapai 44 jiwa/Km2 dengan
kepadatan tertinggi di kecamatan Dolo sebesar 603 jiwa/Km2 dan
kepadatan terendah berada di kecamatan Pipikoro dan Kecamatan
Lindu, dengan kepadatan masing-masing sebesar 9 jiwa/Km2.
Kepadatan penduduk ini diperkirakan tidak mengalami perubahan
pada tahun 2015.
Data selengkapnya mengenai kepadatan penduduk di Kabupaten
Sigi disajikan pada Tabel 2.10 sebagai berikut:

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -28


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Tabel 2.10
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kabupaten Sigi Tahun 2010-2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Luas
No Kecamatan JP KP JP KP JP KP JP KP JP KP JP KP
Wilayah
(Jiwa) Jiwa/Km² (Jiwa) Jiwa/Km² (Jiwa) Jiwa/Km² (Jiwa) Jiwa/Km² (Jiwa) Jiwa/Km² (Jiwa) Jiwa/Km²
1 Pipikoro 956,13 7.817 8 7.962 8 8.002 8 8.153 9 8.251 9 8.346 9
2 Kulawi Selatan 418,12 8.473 20 8.629 21 8.672 21 8.835 21 8.940 21 9.042 22
3 Kulawi 1053,56 14.172 13 14.434 14 14.504 14 14.778 14 14.945 14 15.125 14
4 Lindu 552,03 4.690 8 4.777 9 4.799 9 4.890 9 4.957 9 5.028 9
5 Nokilalaki 75,19 5.626 75 5.730 76 5.758 77 5.867 78 5.936 79 6.005 80
6 Palolo 626,09 27.385 44 27.891 45 28.023 45 28.549 46 28.888 46 29.183 47
7 Gumbasa 176,49 11.682 66 11.898 67 11.956 68 12.181 69 12.325 70 12.467 71
8 Dolo Selatan 584,71 14.448 25 14.715 25 14.786 25 15.064 26 15.243 26 15.420 26
9 Dolo Barat 112,18 12.576 112 12.808 114 12.869 115 13.112 117 13.267 118 13.422 120
10 Tanambulava 56,33 7.866 140 8.011 142 8.051 143 8.203 146 8.301 147 8.396 149
11 Dolo 36,05 20.591 571 20.972 582 21.073 585 21.470 596 21.725 603 21.973 610
12 Sigi Biromaru 289,6 42.857 148 43.649 151 43.859 151 44.688 154 45.218 156 45.736 158
13 Marawola 38,65 20.991 543 21.379 553 21.482 556 21.890 566 22.150 573 22.404 580
14 Marawola Barat 150,51 6.382 42 6.500 43 6.531 43 6.655 44 6.734 45 6.814 45
15 Kinovaro 70,38 9.474 135 9.649 137 9.696 138 9.879 140 9.996 142 10.113 144
Kab. Sigi 5196,02 215.030 41 219.004 42 220.061 42 224.214 43 226.876 44 229.474 44

Keterangan: JP = Jumlah Penduduk; KP = Kepadatan Penduduk


Sumber: BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka Tahun 2011-2016, diolah kembali

2.1.4.3 Komposisi Umur Penduduk


Komposisi penduduk menurut umur di Kabupaten Sigi tahun
2014 menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga (43,24 persen)
penduduk masih berusia di bawah 15 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk Kabupaten Sigi masih tergolong penduduk muda. Di
tahun 2015, komposisi penduduk usia di bawah 15 tahun mencapai
38,09 persen.
Dengan melihat perbandingan jumlah penduduk yang berusia non
produktif dengan penduduk usia produktif dapat diketahui besarnya
angka ketergantungan pada tahun 2014 dan 2015 yaitu sebesar 49,94
poin, artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (15 – 64
tahun) menanggung sebanyak 50 orang penduduk usia tidak produktif
(0-14 tahun dan 65 tahun ke atas). Komposisi penduduk menurut
umur dapat dilihat pada Tabel 2.11 dan Tabel 2.12.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -29


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Tabel 2.11
Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2010-2015
Kelompok 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Umur L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML
0-4 11.844 10.902 22.746 12.063 11.104 23.167 12.121 11.157 23.278 11.754 10.969 22.723 11.894 11.098 22.992 12.026 11.230 23.256
5-9 13.048 12.313 25.361 13.289 12.541 25.830 13.353 12.601 25.954 10.795 10.147 20.942 10.924 10.268 21.192 11.046 10.390 21.436
10 - 14 11.496 10.706 22.202 11.709 10.903 22.612 11.766 10.948 22.714 10.837 10.152 20.989 10.966 10.275 21.241 11.089 10.395 21.484
15 - 19 9.628 8.874 18.502 9.806 9.038 18.844 9.853 9.087 18.940 10.837 9.916 20.753 10.966 10.035 21.001 11.089 10.153 21.242
20 - 24 8.852 8.429 17.281 9.016 8.584 17.600 9.059 8.626 17.685 9.614 9.043 18.657 9.729 9.148 18.877 9.836 9.256 19.092
25 - 29 9.591 9.174 18.765 9.768 9.344 19.112 9.815 9.389 19.204 9.352 8.835 18.187 9.462 8.939 18.401 9.565 9.045 18.610
30 - 34 9.374 8.798 18.172 9.547 8.961 18.508 9.593 9.004 18.597 9.604 9.236 18.840 9.717 9.346 19.063 9.824 9.457 19.281
35 -39 8.921 8.308 17.229 9.086 8.461 17.547 9.130 8.504 17.634 9.497 8.910 18.407 9.611 9.014 18.625 9.717 9.122 18.839
40 - 44 7.384 6.997 14.381 7.520 7.126 14.646 7.557 7.161 14.718 8.277 7.953 16.230 8.376 8.047 16.423 8.469 8.143 16.612
45 - 49 5.923 5.519 11.442 6.033 5.621 11.654 6.063 5.648 11.711 6.855 6.495 13.350 6.937 6.571 13.508 7.013 6.650 13.663
50 - 54 4.811 4.631 9.442 4.900 4.717 9.617 4.924 4.739 9.663 5.447 5.342 10.789 5.512 5.406 10.918 5.572 5.471 11.043
55 - 59 3.548 3.193 6.741 3.614 3.252 6.866 3.631 3.268 6.899 4.339 4.086 8.425 4.391 4.133 8.524 4.439 4.183 8.622
60 - 64 2.515 2.380 4.895 2.562 2.424 4.986 2.573 2.435 5.008 3.075 2.821 5.896 3.112 2.855 5.967 3.146 2.889 6.035
65 - 69 1.787 1.771 3.558 1.820 1.804 3.624 3.921 4.135 8.056 4.847 5.179 10.026 4.905 5.239 10.144 4.963 5.296 10.259
70 - 74 1.011 1.065 2.076 1.030 1.085 2.115
75 + 1.033 1.203 2.236 1.052 1.225 2.277
π 1 1
Kab Sigi 110.767 104.263 215.030 112.815 106.190 219.005 113.359 106.702 220.061 115.130 109.084 224.214 116.502 110.374 226.876 117.794 111.680 229.474

Sumber: BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2016, diolah kembali

Tabel 2.12
Rasio Ketergantungan menurut Kelompok Umur
Tahun 2010 – 2015
Kelompok 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rasio Ketergantungan
Umur % AK % AK % AK % AK % AK % AK
Rasio Ketergantungan Usia
0 - 14 70.309 32,70 51,38 71.609 32,70 51,38 71.946 32,69 51,37 64.654 28,84 43,24 65.425 28,84 43,24 66.176 28,84 43,24
Muda (0 - 14)

15 - 64 Usia Produktif (Usia 15 - 64) 136.850 63,64 139.380 63,64 140.059 63,65 149.534 66,69 151.307 66,69 153.039 66,69

Rasio Ketergantungan Lanjut


65 + 7.871 3,66 5,75 8.016 3,66 5,75 8.056 3,66 5,75 10.026 4,47 6,70 10.144 4,47 6,70 10.259 4,47 6,70
Usia (65 +)
Jumlah Penduduk 215.030 100 219.005 100 220.061 100 224.214 100 226.876 100 229.474 100
Jumlah Ketergantungan 57,13 57,13 57,12 49,94 49,94 49,94
Sumber: BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2016, diolah kembali

2.2. Aspek Kesejateraan Masyarakat

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi


Perkembangan ekonomi secara nasional dan regional selalu
mengalami perubahan sebagai akibat terjadinya peningkatan baik
aspek ekonomi, teknologi serta kemampuan Sumber Daya Manusia
sebagai salah satu faktor produksi. Pertumbuhan ekonomi dan
pemerataannya disajikan dalam beberapa ukuran antara lain:

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -30


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.2.2 Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi
yang dapat menjelaskan kemajuan atau perkembangan ekonomi dari
suatu wilayah atau daerah.Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sigi bila
dilihat dari angka-angka PDRB terus mengalami peningkatan dari
Tahun 2011-2015. Hal ini dapat dilihat dari Pertumbuhan Domestik
Regional Bruto (PDRB) baik berdasarkan ADH Konstan maupun ADH
Berlaku. Sampai dengan 2014 PDRB ADH Konstan mencapai Rp.
4.872.110,- dan di tahun 2015 mencapai Rp.5.177.537,- serta PDRB
ADH Berlaku mencapai Rp. 6.066.814,- di tahun 2014 dan di tahun
2015 mencapai Rp. 6.686.765,-. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sigi
selama periode tahun 2010-2015 dapat dilihat pada Tabel 2.13.

Tabel 2.13.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sigi Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2011-2015 (Persen)

TAHUN DATA PUBLIKASI


PDRB
2011 2012 2013 2014 2015
ADH BERLAKU 4.265.678 4.823.589 5.401.524 6.066.814 6.686.765

PERTUMBUHAN (%) 14,97 13,08 11,98 12,32 10,22


ADH KONSTAN 4.003.166 4.276.605 4.571.361 4.872.110 5.177.537
PERTUMBUHAN (%) 7,86 6,83 6,89 6,58 6,27

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi Dalam Angka 2011-2015, diolah kembali

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sigi Tahun 2014 mencapai


6,58 persen sedangkan tahun 2015 melambat menjadi 6,27 persen.
Secara umum, kondisi ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan
ekonomi dibanding periode sebelumnya.

2.2.2.1 Pertumbuhan PDRB persektor


Pada Tahun 2014 Atas Dasar Harga Konstan sektor Jasa
mengalami pertumbuhan positif dengan pertumbuhan terbesar terjadi
pada sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yaitu sebesar 10,94
persen, disusul sektor Adminstrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib yaitu sebesar 10,94 persen. Sedangkan yang
mengalami pertumbuhan terendah Tahun 2014 adalah sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yakni sebesar 4,54 persen. Di

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -31


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
tahun 2015, pertumbukan sektor Adminstrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib mencapai 9,79 persen, disusul
oleh sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mencapai 9,56
persen, serta yang terendah adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 4,76 persen.
Pertumbuhan PDRB ADH Berlaku Kabupaten Sigi di tahun 2015
menurut lapangan usaha dilihat dari kontribusi sektoral yakni
pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pertambangan & penggalian
mencapai 21,98 persen dan Jasa Perusahaan sebesar 14,38 persen.
Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada pengandaan listrik dan
gas sebesar -9,26 persen. Lebih jelas pertumbuhan PDRB berdasarkan
kontribusi sektoral baik ADH Konstan maupun ADH Berlaku dapat
dilihat pada Tabel 2.14.
Tabel 2.14
Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb)
dan Harga Konstan (Hk 2010) Tahun 2011 s.d 2015
Kabupaten Sigi
Pertumbuhan
2011 2012 2013 2014 2015
Sektor
Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

% % % % % % % % % %
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 12,64 6,79 10,45 5,41 9,39 5,67 9,64 4,54 7,96 4,76
B Pertambangan & penggalian 16,63 8,14 17,41 8,89 15,91 9,14 16,99 9,46 21,98 8,94
C Industri pengolahan 12,66 6,23 10,20 6,83 11,65 5,65 11,32 6,12 9,07 5,11
D Pengadaan Listrik dan Gas 7,09 7,09 6,86 7,60 12,16 12,02 10,43 10,46 -9,26 8,73
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 14,36 6,47 10,78 7,19 9,11 4,92 12,21 5,16 10,16 5,35
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 16,44 8,08 19,78 9,21 18,45 9,68 20,67 10,67 10,74 7,30
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
G 15,08 7,52 14,41 7,78 10,84 6,24 11,45 6,21 10,51 6,76
Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 13,53 6,23 9,42 6,74 13,44 7,08 12,94 6,69 8,03 6,73
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11,88 5,33 14,21 6,22 14,05 7,41 14,00 7,68 10,58 7,19
J Informasi dan Komunikasi 11,75 6,00 10,09 7,02 8,06 7,66 12,12 8,21 13,45 9,33
K Jasa Keuangan dan Asuransi 18,56 11,02 18,47 8,81 17,74 6,79 6,31 4,59 14,22 8,12
L Real Estate 13,72 7,03 13,74 7,82 10,55 8,22 14,00 8,56 10,92 7,44
M,N Jasa Perusahaan 11,94 5,98 14,08 6,74 14,52 7,53 15,00 8,12 14,38 8,29
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
O 22,88 8,40 17,86 9,68 17,29 10,27 15,00 10,70 13,29 9,79
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 12,30 7,33 13,10 7,68 14,30 8,31 14,00 8,84 12,14 6,96
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,67 7,10 16,03 7,53 15,97 8,76 16,00 10,94 13,98 9,56
R,S,T,U Jasa lainnya 12,30 6,03 14,16 6,51 8,97 1,75 11,10 8,25 14,26 8,01
Sumber : BPS, Profil Daerah Kab. Sigi 2011-2015, diolah kembali

2.2.2.2 Perkembangan Kontribusi Sektor PDRB ADH Berlaku


dan ADH Konstan
Berdasarkan nilai dan Kontribusi dalam PDRB Atas Dasar Harga
Konstan (ADH Konstan) tahun 2011-2015 di Kabupaten Sigi Sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan menjadi sektor dominan yakni
sebesar Rp. 2.475.976,- atau 45,79 persen, kemudian sektor terendah

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -32


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
adalah sektor pengadaan listrik dan gas sebesar Rp.591,- atau 0,01
persen.
Kontribusi dan Nilai PDRB ADH Berlaku juga didominasi sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar Rp. 3.061.908,- atau
45,62 persen, demikian juga sektor terendah adalah sektor listrik dan
gas sebesar Rp. 490,- atau 0,01%. Kondisi ini dimungkinkan sudah
semakin baiknya fondasi ekonomi Kabupaten Sigi yakni pertumbuhan
ekonomi pada sektor-sektor lain selain sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan mulai mengalami pertumbuhan. Secara lengkap nilai
dan kontribusi PDRB ADH Konstan dan ADH Berlaku sebagai berikut:

Tabel 2.15
Nilai Sektor Ekonomi dalam PDRB Tahun 2010 s.d 2015
Atas Dasar Harga Konstan (ADH Konstan 2010) Kabupaten Sigi
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sektor
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.900.605 2.029.708 2.139.425 2.260.831 2.363.501 2.475.976
B Pertambangan & penggalian 124.076 134.177 146.104 159.457 175.542 190.145
C Industri pengolahan 73.712 78.305 83.650 88.373 93.879 98.572
D Pengadaan Listrik dan Gas 381 408 439 474 514 591
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 4.374 4.657 4.992 5.247 5.607 5.802
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 374.104 404.331 441.573 484.312 539.009 575.124
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 443.334 476.675 513.755 555.835 589.744 618.954
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 67.959 72.194 77.063 82.518 88.038 93.960
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 14.980 15.778 16.759 18.001 19.384 20.778
Minum
J Informasi dan Komunikasi 70.662 74.901 80.159 86.299 93.384 102.101
K Jasa Keuangan dan Asuransi 63.364 70.344 76.538 83.654 87.002 92.427
L Real Estate 89.827 96.142 103.659 112.183 121.786 130.843
M,N Jasa Perusahaan 4.212 4.464 4.765 5.124 5.540 5.999
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
O 251.652 272.796 299.201 329.929 358.237 400.978
dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 179.856 193.048 207.867 225.132 245.033 262.098
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 47.502 50.873 54.705 59.496 66.207 72.315
R,S,T,U Jasa lainnya 22.979 24.365 25.952 26.406 28.585 30.874
Produk Domestik Regional Bruto 3.733.579 4.003.166 4.276.606 4.583.271 4.880.992 5.177.537

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2015, diolah kembali

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -33


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Tabel 2.16
Nilai Sektor Ekonomi dalam PDRB Tahun 2010 s.d 2015
Atas Dasar Harga Berlaku (ADH Berlaku 2010)
Kabupaten Sigi
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sektor
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.900.605 2.140.868 2.364.691 2.586.650 2.836.087 3.061.908
B Pertambangan & penggalian 124.076 144.716 169.911 196.946 230.414 281.059
C Industri pengolahan 73.712 83.047 91.521 102.179 113.742 124.064
D Pengadaan Listrik dan Gas 381 408 436 489 540 490
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 4.374 5.002 5.541 6.046 6.784 7.473
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 374.104 435.614 521.776 618.028 745.800 825.900
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 443.334 510.198 583.724 646.998 721.055 796.815
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 67.959 77.152 84.420 95.762 108.156 116.838
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 14.980 16.760 19.141 21.830 24.886 27.518
Minum
J Informasi dan Komunikasi 70.622 78.921 86.887 93.888 105.267 119.425
K Jasa Keuangan dan Asuransi 63.364 75.122 88.997 104.788 111.396 127.231
L Real Estate 89.827 102.155 116.187 128.447 146.429 162.425
M,N Jasa Perusahaan 4.212 4.715 5.379 6.160 7.084 8.103

Administrasi Pemerintahan,
O 251.652 309.219 364.435 427.455 491.573 556.904
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

P Jasa Pendidikan 179.856 201.980 228.432 261.103 297.657 333.796


Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 47.502 53.995 62.649 72.654 84.279 96.065
R,S,T,U Jasa lainnya 22.979 25.806 29.461 32.103 35.665 40.750
Produk Domestik Regional Bruto 3.733.539 4.265.678 4.823.588 5.401.526 6.066.814 6.686.764

Sumber : BPS, Analisis Perekonomian Kab. Sigi 2011-2015, diolah kembali

Tabel 2.17
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2015
Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK 2010)
Kabupaten Sigi
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sektor Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % % % % % %
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 50,91 50,91 50,19 50,70 49,02 50,03 47,89 49,46 46,75 48,51 45,79 47,82
B Pertambangan & penggalian 3,32 3,32 3,39 3,35 3,52 3,42 3,65 3,49 3,80 3,58 4,20 3,67
C Industri pengolahan 1,97 1,97 1,95 1,96 1,90 1,96 1,89 1,93 1,87 1,92 1,86 1,90
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
E 0,12 0,12 0,12 0,12 0,11 0,12 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11
Daur Ulang
F Konstruksi 10,02 10,02 10,21 10,10 10,82 10,33 11,44 10,59 12,29 11,00 12,35 11,11
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
G 11,87 11,87 11,96 11,91 12,10 12,01 11,98 11,94 11,89 11,90 11,92 11,95
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 1,82 1,82 1,81 1,80 1,75 1,80 1,77 1,81 1,78 1,81 1,75 1,81
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,40 0,40 0,39 0,39 0,40 0,39 0,40 0,39 0,41 0,40 0,41 0,40
J Informasi dan Komunikasi 1,89 1,89 1,85 1,87 1,80 1,87 1,74 1,89 1,74 1,92 1,79 1,97

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,70 1,70 1,76 1,76 1,85 1,79 1,94 1,79 1,84 1,75 1,90 1,79
L Real Estate 2,41 2,41 2,39 2,40 2,41 2,42 2,38 2,45 2,41 2,50 2,43 2,53
M,N Jasa Perusahaan 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,12 0,11 0,12 0,12
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
O 6,74 6,74 7,25 6,81 7,56 7,00 7,91 7,22 8,10 7,50 8,33 7,74
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4,82 4,82 4,74 4,82 4,74 4,86 4,83 4,92 4,91 5,03 4,99 5,06

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,27 1,27 1,27 1,27 1,30 1,28 1,35 1,30 1,39 1,35 1,44 1,40
R,S,T,U Jasa lainnya 0,62 0,62 0,60 0,61 0,61 0,61 0,59 0,58 0,59 0,59 0,61 0,60

Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : BPS, Analisis Perekonomian Kab. Sigi 2011-2015, diolah kembali

2.2.2.3 PDRB PerKapita


PDRB perkapita merupakan besaran nilai tambah yang dapat
diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat adanya aktifitas
produksi. Angka PDRB perkapita dapat dijadikan sebagai salah satu

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -34


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
indikator kesejahteraan rakyat walaupun tidak dapat langsung
menggambarkan kesejahteraan/kemakmuran suatu kelompok
masyarakat/penduduk. Naiknya aktifitas ekonomi riil yang
ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh
terhadap PDRB per kapita Kabupaten Sigi.
PDRB per kapita Kabupaten Sigi yang dihitung atas dasar harga
konstan 2010 pada tahun 2014 mencapai Rp. 20.111.124,- kemudian
meningkat 5,07 persen menjadi Rp 21.129.904,- pada tahun 2015.
Sementara PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mengalami
peningkatan sebesar 8,79 persen dari Rp 25.042.630,- tahun 2014
menjadi Rp 27.289.173,- di tahun 2015.
Tabel 2.18
PDRB Perkapita ADH Berlaku dan Konstan Tahun 2010
Periode 2011–2015 (Ribu Rupiah) Kabupaten Sigi
dan PDRB Perkapita ADH Konstan Tahun 2010
Propinsi dan Nasional
TAHUN DATA PUBLIKASI
PDRB PERKAPITA
2011 2012 2013 2014 2015
ADH BERLAKU 18.240.715 20.527.451 22.561.157 25.042.630 27.289.173
PERTUMBUHAN (%) 32,99 12,54 9,91 11,00 8,97
ADH KONSTAN 17.118.173 18.199.684 19.093.721 20.111.124 21.129.904
PERTUMBUHAN (%) 145,56 6,32 4,91 5,33 5,07

TAHUN DATA PUBLIKASI


PDRB
2010 2011 2012 2013 2014 2015
ADH KONSTAN
16.971.124 17.118.173 18.199.684 19.093.721 20.111.124 21.129.904
(Rp)
PERTUMBUHAN
0,87 5,91 6,32 4,91 5,33 5,07
(%)

TAHUN DATA PUBLIKASI


PDRB
2010 2011 2012 2013 2014
ADH KONSTAN
Propinsi 19,558.53 21,105.70 22,724.47 24,481.12 25,316.32
(Rp)
Sulawesi
PERTUMBUHAN
Tengah 7.91 7.67 7.73 3.41
(%)
ADH KONSTAN
28,778.17 30,112.37 31,519.93
(Rp) 32,874.76 34,127.72
Nasional
PERTUMBUHAN
4.64 4.67 4.30 3.81
(%)
Sumber : BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2015, Statistik Daerah Sulawesi Tengah, dan Statistik
Indonesia 2015, diolah kembali

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -35


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Gambar 2. 3
Perbandingan PDRB Perkapita ADH Konstan
Kabupaten Sigi, Propinsi Sulteng dan Nasional
Tahun 2010-2014

32,874.76 34,127.72
30,112.37 31,519.93
28,778.17 Tambah Perbandingan Nasional Tabel Grafik
24,481.12 25,316.32
22,724.47
19,558.53 21,105.70

7,382.91 8,385.68 8,828.77


6,971.12
713.94

2010 2011 2012 2013 2014

Sigi Sulteng Nasional

2.2.3 Fokus Kesejahteraan Sosial


2.2.3.1.1 Angka Melek Huruf
Pembangunan pendidikan salah satunya adalah mengukur angka
buta huruf atau angka melek huruf. Pada tahun 2013 angka melek
huruf mencapai 96,59 persen dengan kata lain jumlah buta huruf
mencapai 3,41 persen. Pada tahun 2014 angka melek huruf terus
mengalami peningkatan hingga 96,62 persen atau angka buta huruf
menurun hingga 3,38 persen di tahun 2014 dan 2015.
Tabel 2.19
Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2010 s.d 2015
Kabupaten Sigi

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2015, diolah kembali


Keterangan:*)dataProyeksi

2.2.3.1.2 Angka Rata-rata Lama Sekolah


Pembangunan Pendidikan sebagai salah satu kunci dari
pembangunan manusia telah memberi hasil yang memuaskan.
Upaya untuk memperluas jangkauan pelayanan pendidikan di
Kabupaten Sigi telah berhasil meningkatkan pemerataan pada fasilitas

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -36


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
pendidikan sehingga makin banyak penduduk yang dapat bersekolah
dan berdampak pada meningkatnya kemampuan penduduk untuk
berkomunikasi secara tertulis.
Rata-rata lama sekolah (Mean Years of Schooling) merupakan salah
satu subkomponen yang mempengaruhi penilaian pembangunan
manusia. Indikator ini menunjukkan sampai pada jenjang pendidikan
apa, tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Sigi. Pada indikator
ini terlihat rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Sigi pada
keadaan tahun 2010, 2011 dan 2013 adalah 8,07 tahun dan
meningkat menjadi 8,11 tahun pada tahun 2014. Angka ini diatas rata-
rata lama sekolah Provinsi Sulawesi Tengah yaitu sebesar 7,82 tahun
pada tahun 2013 dan 7,89 tahun pada tahun 2014. Angka melek huruf
dan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Sigi masuk kategori tinggi.
Seperti tertuang dalam tabel 2.21.
Tabel 2.20
Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Sigi
Tahun 2010 – 2015
Indikator
Kabupaten/
Propinsi/Nasional Angka Melek Huruf (%) Rata-Rata Lama Sekolah
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sigi 96.4 96.55 96.56 96.59 7.49 7.68 7.87 8.07 8.11 8.27
Sulawesi Tengah 98.08 96.12 96.16 96.22 7.65 7.69 7.73 7.82 7.89 7.95
Nasional 92.9 92.8 93.1 93.9
Sumber : BPS Sulteng IPM 2011-2015, diolah kembali
Keterangan : *) data proyeksi

Gambar 2.4
Perbandingan Angka Melek Huruf
Kabupaten Sigi, Propinsi, Dan Nasional
Tahun 2010 – 2013

98.08
96.12 96.16 96.22

100
98 96.4 96.55 96.56 96.59
96 Sulteng
94 Sigi
92.9 92.8 93.1 93.9
92
Nasional
90
2010 2011 2012 2013

Nasional Sigi Sulteng

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -37


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.2.3.1.3 Indikator Angka Harapan Hidup
Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal bagi
keberhasilan pembangunan bangsa, karena aspek kesehatan sangat
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku
pembangunan. Kondisi kesehatan penduduk tersebut dapat ditinjau
dari dua sisi, yaitu dari sisi derajat kesehatannya dan dari sisi status
kesehatannya. Derajat kesehatan penduduk dapat diukur melalui
Angka Harapan Hidup (Life Expectancy at Birth), yang merupakan
indikator penting dalam penghitungan IPM.

Tabel 2.21
Angka Harapan Hidup Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2010 s.d 2015
Angka Harapan Hidup

No Tahun Propinsi
Kabupaten
Nasional Sulawesi
Sigi
Tengah
1 2010 69.80 66.07 68.53
2 2011 70.00 66.39 68.58
3 2012 70.20 66.7 68.62
4 2013 70.40 67.02 68.65
5 2014 70.60 67.18 68.66
6 2015* 67.46 68.69
Sumber : BPS Sulteng 2011-2015, Statistik Nasional 2015 diolah kembali
Keterangan : *) data proyeksi

Gambar 2.5
Perbandingan Angka Harapan Hidup
Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah dan Nasional
Tahun 2010 s.d 2015

70.40 70.60
70.00 70.20
69.80

71
68.53 68.58 68.62 68.65 68.66
70
69
68
67
67.02 67.18
66 66.07 66.7
66.39
65 Nasional
64 Sigi
Sulteng
63
2010 2011 2012 2013 2014

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -38


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.3. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala


bentukj asa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa
publik yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi
dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan Indikator variabel aspek pelayanan
umum dilihat berdasarkan fokus urusan wajib dan urusan pilihan
yaitu:

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib


Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah, pemerintahan daerah Kabupaten Sigi
melaksanakan 20 urusan wajib. Hasil evaluasi terhadap kinerja
berdasarkan urusan dapat dilihat pada uraian dibawah ini :

2.3.1.1 Urusan Pendidikan


Pendidikan merupakan asset social yangs trategis dalam upaya
meningkatkan sumber daya manusia dalam pembangunan. Berikut ini
diuraikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada urusan
pendidikan Kabupaten Sigi.
Pada tahun 2014 jumlah sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) di
Kabupaten Sigi sebanyak 162 buah dengan murid sebanyak 3.713
orang, sedangkan jumlah guru sebanyak 201 orang dan rasio antara
murid dan guru sebesar 19.
Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) terdapat 252 unit sekolah yang
terdiri dari 202 unit sekolah negeri dan 50 unit sekolah swasta. Jumlah
murid SD negeri yang tercatat pada Tahun 2014 adalah 26.309 orang
dengan jumlah guru 1.484 orang sehingga rasio Murid terhadap Guru
sebesar 18. Sedangkan untuk SD Swasta tercatat sebanyak 3.799 siswa
dan 166 orang guru, sehingga rasio Murid terhadap Guru sebesar 23.
Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat 65 unit
Sekolah yang terdiri dari 56 unit sekolah negeri dan 9 unit sekolah
swasta dan 9 unit sekolah swasta Jumlah murid yang tercatat pada
SLTP Negeri sebanyak 8.427 orang dengan jumlah guru sebanyak 571
orang, dan rasio murid terhadap guru sebesar 15. Sedangkan pada

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -39


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
SLTP swasta tercatat jumlah murid sebanyak 670 orang dengan jumlah
guru sebanyak 18 orang. Rasio murid terhadap guru sebesar 37.
Pada Tahun 2014 terdapat 15 Sekolah Menengah Umum (SMU)
yang terdiri dari 10 SMU Negeri dan 5 SMU swasta. Sedangkan jumlah
SMK Negeri maupun swasta sebanyak 9 unit. Jumlah murid SMU
Negeri sebanyak 3.531 dengan jumlah guru 200 orang, sedangkan
jumlah murid SMU swasta sebanyak 696 orang dengan jumlah guru
sebanyak 23 orang. Sementara itu, pada SMK menampung sebanyak
1.656 orang siswa yang diasuh oleh 129 orang guru.

2.3.1.2 Urusan Kesehatan


Untuk memberikan pelayanan yang lebih merata, maka peranan
puskesmas semakin dirasakan manfaatnya. Pembangunan puskesmas
dan puskesmas pembantu terus dilakukan sehingga pada Tahun 2010
terdapat 15 Puskesmas dan 48 Puskesmas Pembantu. Pada tahun
2014 jumlah puskesmas bertambah 3 unit dengan perubahan status
puskesmas pembantu menjadi puskesmas sehingga total puskesmas
menjadi 19 puskesmas sedangkan berkurang dari tahun 2010 karena
sebagian menjadi poskesdes sehingga jumlah poskesdes tahun 2014
sebanyak 81 unit.
Sehubungan dengan penambahan fasilitas tersebut juga diikuti
oleh penambahan tenaga kesehatan. Tahun 2010 telah ditempatkan 17
dokter yang terdiri dari 15 orang dokter umum, dan 2 orang dokter gigi
serta 187 orang bidan sedangkan pada tahun 2014 ditempatkan 16
dokter yang terdiri dari 35 orang dokter umum, dan 12 orang dokter
gigi serta 289 orang bidan.

2.3.1.3 Urusan Pekerjaan Umum


Infrastruktur fisik terutama pembangunan jalan merupakan
prasarana trasportasi yang menghubungkan pusat kegiatan di suatu
daerah dengan wilayah lainnya. Ketentuan itu bermuara pada
pemerataan pembangunan baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya
dan lingkungan masyarakat sehingga untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi sulit dicapai tanpa ketersediaan jalan yang
memadai. Untuk itu, dibutuhkan upaya rehabilitasi jaringan jalan yang
mengalami kerusakan dimana rehabilitasi tersebut pada dasarnya

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -40


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
bertujuan untuk mengembalikan kondisi jaringan jalan pada
keadaannya yang semula. Berdasarkan panjang jalan menurut
keadaan dan pemerintahan tahun 2014 menurut permukaan jalan
sepanjang 462,92 km dan kondisi jalan yang baik 58,14 km, sedang
123,36 km, rusak 91,55 km dan yang rusak berat 189,89 km.

2.3.1.4 Urusan Perencanaan Pembangunan


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Sigi telah disahkan menjadi Peraturan Daerah Kabupaten
Sigi Nomor 19 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Sigi Tahun 2005-2025, sehingga menjadikan
dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang yang dapat diacu
dan terlegitimasi. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Kabupaten Sigi Periode 2016-2021 mengacu pada RPJPD Kabupaten
Sigi tersebut.

2.3.1.5 Urusan Perhubungan


Pembangunan dibidang perhubungan dimaksudkan untuk
mendukung pembangunan sektor-sektor lain salah satunya ialah
pembangunan sarana transportasi yang berfungsi untuk menyediakan
jasa pelayanan angkutan bagi arus pergerakan orang, barang, dan jasa
baik ditingkat lokal, regional maupun internasional. Oleh karena itu,
pembangunan sektor transportasi yang mencakup transportasi darat
harus diselenggarakan secara efisien handal dan berkualitas, melalui
serangkaian Program pembangunan yang menyeluruh terarah dan
terpadu serta berkesinambungan.
Berdasarkan hasil uji kendaraan yang wajib uji di Kabupaten Sigi
pada Tahun 2014 sebanyak 153 kendaraan yang terdiri dari, mobil
penumpang umum sebanyak 1 kendaraan, mobil bus umum 1
kendaraan, dan mobil barang umum sebanyak 151 kendaraan.
Jumlah kecelakaan di Kabupaten Sigi selama Tahun 2014
tercatat sebanyak 121 kecelakaan, di mana korban yang meninggal 25
orang, luka berat 47 orang, luka ringan 151 orang dengan total
kerugian mencapai sekitar Rp.283,2 juta.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -41


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.3.1.6 Komunikasi dan Informatika
Perkembangan kegiatan pelayanan jasa pos dan giro sangat
tergantung pemanfaatannya oleh masyarakat. Data pos yang disajikan
meliputi kegiatan pelayanan yang diberikan terhadap penerimaan dan
pengiriman surat-surat pos, warkat/kertupos, paket pos, dan wesel
pos.
Dalam mendukung kegiatan pelayanan jasa pos terhadap
masyarakat di wilayah Kabupaten Sigi, pada Tahun 2014 sarana
pelayan jasa pos dan giro berupa kantor pos unit sebanyak 3 unit yang
tersebar di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kulawi, Kecamatan Sigi
Biromaru, dan Kecamatan Marawola, sedangkan 12 kecamatan yang
lain belum mempunyai kantor pos unit sendiri.
Pada sub sektor telekomunikasi, kebutuhan akan informasi
yang cepat menuntut tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Ketersediaan sarana
telekomunikasi dan jumlah pelanggan telekomunikasi di Kabupaten
Sigi pada Tahun 2014.
Walaupun sarana telekomunikasi berupa telepon kabel dapat
menjangkau beberapa kecamatan, namun perkembangan teknologi
informasi berupa telepon genggam sudah dapat menjangkau seluruh
kecamatan.

2.3.1.7 Urusan Lingkungan Hidup


Berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak
mengindahkan aspek kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan
terjadinya banyak daerah rawan bencana seperti banjirdan tanah
longsor. Berbagai upaya pengendalian pencemaran lingkungan hidup
yang telah dilakukan oleh pemerintah.

2.3.1.8 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil


Dengan jumlah penduduk sebanyak 226.876 jiwa di tahun 2014
dan diproyeksikan akan berjumlah 229.939 jiwa di tahun 2015, maka
penyelenggaraan pelayanan kependudukan dan catatan sipil menjadi
sangat penting untuk dapat dikelola secara baik. Tingkat kepemilikan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kabupaten Sigi pada tahun 2010 baru
mencapai 56.670 orang atau 40,45 persen dari penduduk yang wajib

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -42


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
ber KTP. Sampai akhir Tahun 2014 Kepemilikan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) sebesar 107.212 atau 62,91 persen.
Sedangkan untuk kepemilikan akta kelahiran di Kabupaten Sigi
pada tahun 2010 telah mencapai 10.546 jiwa atau 4,90 persen, dan
tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 13,16 persen. Hal
inimenunjukkan bahwa semakin banyak bayi yang lahir disertai akta
kelahiran.
Kabupaten Sigi pada tahun 2014 saat ini telah menerapkan
sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) yang merupakan
sistem administrasi kependudukan berbasis teknologi informasi
komunikasi secara online.

2.3.1.9 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan dan perlindungan


anak
Dalam proses pembangunan peranan perempuan yang
berwawasan atau berperspektif gender dimaksudkan untuk
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender karena selama ini masih
banyak ditemui perempuan yang mendapat perbedaan perlakuan
(diskriminasi). Untuk itu, diharapkan kedepannya perempuan akan
lebih banyak berprestasi dalam pembangunan karena peningkatan
pemberdayaan perempuan tidak saja untuk masa kini tetapi juga
untuk masa yang akan datang agar tetap berkesinambungan dalam
pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tujuan dari usaha
pemberdayaan perempuan itu sendiri yaitu meningkatkan kualitas
hidup dan peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan.

2.3.1.10 Urusan Keluarga Berencana


Untuk mendukung keberhasilan program Keluarga Berencana
(KB) dalam rangka mengatur kelahiran maka pada setiap kecamatan
telah dibentuk klinik KB. Pada tahun 2014, Jumlah klinik KB
sebanyak 56 unit, dimana klinik KB terbanyak terdapat di Kecamatan
Sigi Biromaru yakni sebanyak 10 unit.
Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana Kabupaten Sigi, metode kontrasepsi yang paling
diminati oleh akseptor baru adalah suntikan yang mencapai 2.464
akseptor, diikuti oleh yang menggunakan pil sebanyak 1.694 akseptor.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -43


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Total pencapaian akseptor baru di Kabupaten Sigi pada tahun
2014 belum mencapai target yang dicanangkan, yakni dari target 8.957
akseptor hanya mencapai 5.606 akseptor atau 62,59 persen.
Pencapaian target terdapat di Kecamatan Pipikoro, Gumbasa dan Dolo
Selatan, yaitu masing-masing sebesar 112,70 persen, 101,65 persen,
dan 115,38 persen. Pencapaian target terendah terdapat di Kecamatan
Tanambulava yang hanya mencapai 28,11 persen.

2.3.1.11 Urusan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Ada beberapa permasalahan dalam bidang sosial antara lain
Masih tingginya jumlah penduduk miskin, belum optimalnya
perencanaan dan pelaksanaan Program penanggulangan kemiskinan,
belum merata dan terkoordinasinya pelaksanaan berbagai kebijakan
dan Program penanggulangan kemiskinan, belum optimalnya institusi
yang menangani masalah kemiskinan kemudian ada pula
permasalahan di bidang kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat
antara lain rendahnya tingkat pendapatan perkapita masyarakat,
kurang tersedianya kesempatan kerja dan lapangan kerja bagi
masyarakat. Adanya faktor-faktor sosial ekonomi yang dapat memicu
kerawanan sosial ekonomi dan konflik sosial konflik ekonomi.
Terbatasnya kuantitas dan kualitas fasilitas sosial yang dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat
miskin.

2.3.1.12 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,


Perindustrian dan Perdagangan
Sebagai pilar ekonomi daerah koperasi dan usaha kecil
menengah (UKM) dirasakan sangat penting keberadaannya sehinggah
harus tetap tumbuh dan berkembang. Alasannya ada empat. yaitu
mensejahterakan rakyat, menyelamatkan ekonomi, mengurangi
kemiskinan dan pengangguran, dan membangun pertumbuhan
ekonomi. Perkembangan UKM dapat di pengaruhi oleh kondisi makro-
ekonomi dan sektor ril. Sektor UMKM jika di kelola dan di kembangkan
dengan baik tentu akan dapat mewujudkan usaha menengah yang
tangguh. Namun di sisi lain, UMKM juga masih di hadapkan pada
masalah yang mendasar yang secara garis besar mencakup Pertama,

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -44


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
masih sulitnya akses UMKM pada pasar atas produk-produk yang
dihasilkannya. Kedua, masih lemahnya pengembangan dan penguatan
usaha. Ketiga, keterbatasan akses terhadap sumber-sumber
pembiayaan dari lembanga-lembaga keuangan formal khususnya dari
perbankan.
Keterbatasan akses sumber-sumber pembiayaan yang dihadapi
oleh UMKM khususnya pelaku usaha kecil dan mikro terutama dari
lembaga-lembaga keuangan formal seperti perbankan menyebabkan
mereka bergantung pada sumber-sumber formal. Bentuk dari sumber-
sumber ini beraneka ragam mulai dari pelepas uang (Rentenir) hingga
berkembang dalam bentuk unit-unit simpan pinjam, koperasi dan
bentuk-bentuk yang lain.

2.3.1.13 Urusan Kebudayaan dan Pariwisata


Ada beberapa kebijakan yang diambil Pemerintah Kabupaten
Sigi dalam bidang Kebudayaan dan Pariwisata :
a. Meningkatkan dan mengembangkan potensi pariwisata alam dan
wisata atraksi daerah;
b. Mengembangkan mengelola dan membina potensi kebudayaan
daerah Sigi;
c. Meningkatkan promosi dan jaringan informasi pariwisata daerah,
terutama wisata alam TNLL dan wisata alam lainnya;
d. Meningkatan peran swasta dan masyarakat dalam peningkatan
kepariwisataan daerah, terutama di sekitar wisata alam TNLL dan
wisata alam lainnya;
e. Menata dan meningkatkan fasilitas objek wisata alam unggulan
daerah (TNLL dan wisata alam lainnya seperti air terjun dan air
panas diberbagai lokasi);
f. Menyelenggarakan wisata atraksi budaya tahunan seperti Festival
Danau Lindu (FDL) atau festival-festival budaya Sigi yang unik
lainnya.
Untuk mendukung kebijakan Pemerintah Kabupaten Sigi di
bidang Kebudayaan dan Pariwasata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai dasar
pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis
yang telah ditetapkan.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -45


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.3.1.14 Pemuda dan Olah Raga
Kebutuhan sarana bagi generasi muda untuk dapat
mengaktualisasikan diri secara positif merupakan salah satu
kebutuhan yang perlu disediakan oleh pihak Pemerintah Kabupaten
Sigi. Kebutuhan akan sarana kepemudaan, seperti Balai Karang Taruna
hingga saat ini dirasakan masih belum optimal. Oleh karena itu,
bantuan dalam penyediaan balai karang taruna masih ditingkatkan.
Berdasarkan jumlah organisasi pemuda di Kabupaten Sigi tahun 2014
sebanya 69 organisasi dan masih perlu dikembangkan untuk
keberlanjutkan pembangunan dari bidang kepemudaan.
Sedangkan Pembangunan di bidang olahraga berkaitan erat
dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Oleh karena itu,
ketersediaan sarana dan prasarana olah raga yang layak dan memadai
menjadi salah satu perhatian penting pemerintah. Dalam penyediaan
sarana olahraga, diketahui bahwa perkembangan jumlah lapangan
olahraga per satuan penduduk di Kabupaten Sigi selama periode 2010-
2015belum mengalami peningkatan.

2.3.1.15 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Adanya kesenjangan hidup di masyarakat yang semakin lebar,
dalam bidang ekonomi dan sosial seperti tingginya angka kemiskinan
dan pengangguran, secara tidak langsung mempengaruhi jumlah kasus
kriminalitas seperti pencurian, penipuan, perampokan, kekerasan
dalam rumah tangga, kejahatan susila, sampai dengan kasus-kasus
pembunuhan, seperti diketahui pada tahun 2011 jumlah konflik
dimasyarakat berjumlah 16 Konflik, menurun pada tahun 2013
menjadi 8 Konflik dan di tahun 2014 menurun menjadi 3 Konflik.

2.3.1.16 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,


Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah dan
Persandian
Pelaksanaan ekonomi daerah sebagai bentuk dari pelaksanaan
kebijakan pembagunan daerah dilakukan untuk kepentingan
masyarakat didaerah yang bersifat heterogen, serta diharapkan dapat
memotong jalur birokrasi yang rumit serta perumusan kebijaksanaan
yang realistik. Untuk bidang pemerintahan umum, persentase produk

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -46


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
hukum yang terfasilitasi pada tahun 2013 sebesar 46 persen dari target
35 persen.

2.3.1.17 Urusan Kepegawaian


Bidang Kepegawaian antara lain mencakup dalam
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dipandang perlu
meningkatkan sistem pengelolaan dan kapasitas sumber daya manusia
aparatur sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas
kepemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu, Pemerintah
Kabupaten Sigi akan meletakan berbagai kebijakan diantaranya berupa
menata kembali SDM aparatur. Diharapkan Program kegiatan tersebut
menghasilkan kualitas yang lebih baik dan tetap berlandaskan asas
manfaat secara langsung terhadap pelayanan masyarakat.
Adapun jumlah Pegawai Negeri Sipil yang dibagi berdasarkan
Golongan terdiri dari Golongan I berjumlah 175 Orang, Golongan III
berjumlah 3.039 orang, Golongan IIII berjumlah 3.896 Orang dan
Golongan IV berjumlah 1.098 Orang. Dengan demikian, jumlah total
pegawai di lingkup pemerintah Kabupaten Sigi mencapai 6.198 Orang.

2.3.1.18 Urusan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluh


Mengingat luas dan beragamnya permasalahan di Ketahanan
Pangan Kabupaten Sigi yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah serta
terbatasnya sumber daya yang tersedia, maka Kantor Ketahanan
Pangan Kabupaten Sigi menentukan fokus ketahanan pangan ke depan
berdasarkan perwilayah dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
ketahanan pangan. Fokus wilayah pengembangan ketahanan pangan
akan dibiayai oleh dana APBD.
Kabupaten Sigi pada umumnya adalah daerah pertanian.
Perekonomiannya didominasi oleh kegiatan sektor primer khususnya
pertanian dalam arti luas. Dibidang pertanian masyarakat
mengusahakan tanaman pangan, agar penyuluhan pertanian tetap
eksis, antisipatif dan inovatif dalam mengatasi persoalan yang yang
dihadapi petani di era agribisnis dan globalisasi dewasa ini.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -47


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.3.1.19 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pemberdayaan (Empowering) adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat miskin. Pemberdayaan bukan hanya
meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-
pranatanya. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat adalah upaya
untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat bawa
(grass root), yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan.
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten
Sigi sebagai cerminan gambaran peran dan kondisi yang ingin
diwujudkan di masa depan. Hal tersebut sekaligus merefleksikan
kesinambungan upaya pemberdayaan masyarakat. penataan dan
penguatan otonomi desa yang berbudaya. beradat dan partisipatif serta
penguatan Pemerintahan desa.

2.3.1.20 Urusan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi


Tujuan yang ingin dicapai Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Sigi berdasarkan review Renstra Kantor
Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sigi yaitu Pelayanan
Arsip yang baik dan Pengelolaan dan Pelayanan Perpustakaan yang
baik.

2.3.1.21 Angka Partisipasi Sekolah (APS)


Angka partisipasi sekolah merupakan indikator pendidikan yang
mengukur proporsi anak yang bersekolah pada suatu kelompok umur
sekolah jenjang pendidikan tertentu. Secara aktual, evaluasi program
pendidikan lebih tergambar oleh angka partisipasi sekolah, yaitu angka
yang menunjukkan secara lebih tepat jumlah penduduk yang masih
bersekolah menurut kelompok usianya. Meningkatnya angka
partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya keberhasilan di
bidang pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya
memperluas jangkauan pelayanan pendidikan.
Untuk nilai APS pada jenjang SD pada tahun 2014 sebesar
98,88. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat 98,88 persen
penduduk yang berusia 7-12 tahun yang bersekolah, atau sekitar 1,12
persen penduduk yang berusia 7-12 tahun yang tidak bersekolah.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -48


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar, sebagai
berikut:
Tabel 2.22
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Tahun 2010 s.d 2015 Kabupaten Sigi

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2014, diolah kembali


Keterangan: *) data proyeksi

2.3.1.21.1 Angka Partisipasi Murni (APM)


APM menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok
usiate rtentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan
kelompok usianya terhadap seluruh anak pada kelompok usia tersebut.
Tingkat partisipasipenduduk kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun
dan 16-18 tahun pada masing-masing jenjang pendidikan SD, SLTP
dan SLTA. APM mencerminkan partisipasi dan akses penduduk
bersekolah pada jenjang tertentu sesuai kelompok usia pada jenjang
tersebut (bersekolah tepat waktu). Tetapi APM memiliki kelemahan
tidak dapat menggambarkan anak yang sekolah di luar kelompok umur
di suatu jenjang seperti anak usia 5-6 tahun dan di atas 12 tahun yang
masih bersekolah di SD/Sederajat. Akibatnya APM tidak dapat
mencapai angka maksimal yaitu 100.

2.3.1.21.2 Angka Partisipasi Kasar (APK)


APK SD umumnya di atas 100 karena banyaknya anak usia di
luar 7-12 yang bersekolah di SD. Akibatnya APM dan APK dianggap
kurang baik sebagai indikator partisipasi sekolah dalam MDGs.
Indikator angka partisipasi sekolah sedikit berbeda dengan angka
partisipasi kasar karena angka partisipasi kasar lebih menekankan
pada keikutsertaan sekolah anak berdasarkan jenjang pendidikan
sedangkan indikator angka partisipasi sekolah lebih menekankan pada
keikutsertaan dari golongan usia pendidikan.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -49


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Tabel 2.23
Perkembangan APK, APM dan Angka Putus Sekolah menurut Jenjang
Pendidikan Tahun 2010 – 2015

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka Tahun 2011-2015, diolah kembali
Keterangan: *) data proyeksi

2.3.1.21.3 RasioKetersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah


Pendidikan merupakan salah satu variabel penting dari
beberapa variabel untuk mencapai masyarakat yang maju, cerdas, dan
mandiri setiap warga negara berhak mendapatkan layanan pendidikan,
sehingga sebagai konsekuensi dari komitmen tersebut, setiap warga
negara tanpa mengenal latar belakang, baik yang normal maupun yang
berkelainan, berstatus sosial ekonomi tinggi, menengah maupun
rendah, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang
bermutu setidak-tidaknya selama 9 Tahun.
Saat ini, masih terjadi kesenjangan yang cukup besar pada
tingkat lulusan pendidikan di sejumlah wilayah Kecamatan di
Kabupaten Sigi, di mana hanya kecamatan yang berada dekat dengan
wilayah perkotaan atau wilayah pemerintahan yang spesifikasi
pendidikan lebih baik, sedangkan sejumlah Kecamatan yang berada
jauh dipelosok, relatif tingkat pendidikannya masih tergolong rendah.
Kondisi ini, tentunya membutuhkan strategi program pendidikan yang
lebih menyentuh hingga ke daerah terpencil dan daerah terisolasi.
Untuk Tahun 2014 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK)
sebanyak 162 buah dengan murid sebanyak 3.713 orang, sedangkan
jumlah guru sebanyak 201 orang dan rasio antara murid dan guru
sebesar 19. Artinya setiap 19 orang siswa Taman Kanak-kanak dilayani
oleh 1 orang guru.
Untuk tingkat SD Jumlah murid yang tercatat pada Tahun 2014
terdapat 252 unit sekolah dengan Jumlah murid SD negeri dan swasta
adalah 30.108 orang dan jumlah guru 1.650 orang sehingga rasio
murid SD terhadap guru adalah sebesar 18.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -50


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Untuk tingkat SLTP/MTs pada Tahun 2014 terdapat 65 unit
sekolah. Jumlah murid SLTP/MTs yang tercatat pada Tahun 2014
adalah 9.097 orang dengan jumlah guru 589 orang sehingga rasio
murid terhadap guru adalah sebesar 15.
Selanjutnya Untuk tingkat SMU dan SMK Pada Tahun 2014
terdapat 24 unit sekolah, selanjutnya murid SMU dan SMK berjumlah
5.883 orang. Jumlah guru 352 orang sehingga rasio murdi terhadap
guru adalah sebesar 17. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
2.24 dan tabel 2.25.
Tabel 2.24
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid/Guru
menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2010 – 2015

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2015, diolah kembali


Keterangan: *) Data Proyeksi

Tabel 2.25
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2010 s.d 2015 Kabupaten Sigi

Sumber Data : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Tahun 2011- 2015, diolah kembali
Keterangan: *) data proyeksi

Berbagai kegiatan telah dilakukan guna meningkatkan daya


jangkau dan daya tampung sekolah seperti pembangunan sekolah baru
dan penambahan ruang kelas baru. Selain itu, tersedia Bantuan
Operasional Sekolah untuk semua sekolah yang ditujukan untuk
membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu. Untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat miskin menyekolahkan

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -51


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
anaknya disediakan pula beasiswa bagi siswa miskin untuk semua
jenjang pendidikan.
Sebagian besar ruang kelas SD pada tahun 2014 sebanyak 656
ruang, rusak ringan sebesar 935 ruang, rusak sedang sebesar 165 dan
ruang kelas yang rusak berat sebesar 141 ruang. Untuk SMP kondisi
ruang kelas baik mencapai 177 ruang, rusak ringan 214 ruang, rusak
sedang 50 ruang dan rusak berat 44 ruang. Sedangkan kondisi ruang
kelas di tingkat SMA mencapai 193 ruang kondisi baik, 41 ruang rusak
ringan, rusak sedang 27 ruang dan 14 ruang yang rusak berat. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.26 dibawah ini:
Tabel 2.26
Kondisi Ruang Kelas Sekolah Tahun 2012 – 2015

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Sigi Tahun 2013-2015, diolah kembali
Keterangan: *) data proyeksi

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan


Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap
indikator-indikator kinerja penyelengaraan urusan pilihan
pemerintahan daerah Kabupaten Sigi, yaitu bidang urusan pertanian,
kehutanan dan energi.
1) Urusan Pertanian
Kawasan pengembangan pertanian lahan basah di Kabupaten Sigi
diarahkan pada kawasan-kawasan yang memiliki kesesuaian lahan
untuk pertanian lahan basah, berada di daerah dataran rendah yang
sebagian besar terdapat di Kecamatan Gumbasa, Sigi Biromaru,
Tanambulava, dan Dolo, serta memiliki potensi untuk dapat dilalui
jaringan irigasi alam dan buatan. Kawasan pengembangan pertanian
lahan basah diarahkan pada desa-desa berlokasi di Kecamatan-
kecamatan tersebut di atas dengan alokasi lahan untuk 30 tahun
mendatang seluas 33.697.00 Ha. Pengembangan budidaya usaha tani
merupakan usaha budidaya integral dan bersifat universal, dimana
memandang kawasan sebagai titik sentral pembangunan komoditas

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -52


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas sumberdaya
lahan.
Peruntukan lahan untuk kawasan budidaya pertanian lahan
kering memiliki prinsip yang relatif sama dengan pengembangan
perencanaan untuk kawasan pertanian lahan basah, yaitu dengan
mempertimbangkan kesesuaian lahan untuk komoditi pertanian lahan
kering,kondisi topografi dan pengairan, status lahan, dan bukan
merupakan bagian dari kawasan lindung.
Kawasan Pengembangan Pertanian Lahan Kering memiliki
kemungkinan pengembangan menjadi Kawasan Perkebunan,
khususnya untuk kebun buah-buahan. Hal ini disebabkan karena
kawasan perkebunan memiliki kesesuaian lahan yang hampir sama
dengan pertanian lahan kering.
Walaupun lahan yang dialokasikan untuk pertanian lahan kering
dapat dikonversi menjadi kawasan perkebunan, tetapi prioritas
penggunaaan lahan tetap merupakan alokasi lahan untuk Pertanian
Lahan Kering. Berdasarkan pada arahan RTRW Provinsi alokasi lahan
untuk pertanian lahan kering di Kabupaten Sigi adalah sebesar lebih
kurang 16 ribu Ha. Tetapi, dengan melihat ketersediaan lahan yang
ada, pengembangan kawasan budidaya pertanian lahan kering di
Kabupaten Sigi dapat dikembangkan hingga 30.453.67 Ha yang
tersebar secara merata di seluruh Kecamatan di Kabupaten Sigi.
2) Kehutanan dan Perkebunan
Pengembangan Kawasan Perkebunan diarahkan tersebar secara
merata di seluruh Kabupaten Sigi. Alokasi luas lahan kawasan
perkebunan di Kabupaten Sigi berdasarkan arahan RTRW Provinsi
Sulawesi Tengah 2008-2038 adalah sebesar 55.718 Ha. Pengembangan
secara ekstensif untuk perkebunan masih dimungkinkan sepanjang
komoditasnya adalah tanaman yang mempunyai fungsi
pemeliharaandan perlindungan terhadap air dan tanah.
Pengembangan kawasan perkebunan memiliki arti penting dalam
pengembangan wilayah di Kabupaten Sigi. Mengingat kontribusi sektor
perkebunan yang cukup berarti dalam pengembangan wilayah di
Kabupaten Sigi, serta fungsi perlindungan terhadap lingkungan, maka
upaya secara ekstensif masih dapat dilakukan.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -53


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi hutan produksi tetap dimana eksploitasinya
dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam. Luas Kawasan
Hutan Produksi Tetap berdasarkan pada dokumen RTRW Provinsi
Sulawesi Tengah dan Penetapan Tata Guna Hutan dari Dinas
Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 3.663 Ha. Persebaran
hutan produksi tetap di Kabupaten Sigi berada di Kecamatan Kulawi
dan Kulawi Selatan.

3) Energi dan Sumberdaya Mineral


Berdasarkanpada arahan pola ruang dalam RTRW Provinsi
Sulawesi Tengah dan analisis potensi sumberdaya mineral di
Kabupaten Sigi, terdapat lokasi-lokasi yang dapat dikembangkan
sebagai kawasan pertambangan, yaitu kawasan pertambangan mineral
logam dan kawasan pertambangan panas bumi. Alokasi ruang untuk
pertambangan mineral logam terdapat di Kecamatan Sigi Biromaru
dengan luas kawasan sebesar 7.950 Ha.
Sedangkan potensi panas bumi terdapat di sepanjang sesar aktif
Palu-Koro yang membujur dari utara menuju selatan Kabupaten Sigi.
Wilayah-wilayah yang diperkirakan memiliki potensi panas bumi di
Kabupaten Sigi antara lain Kecamatan Dolo, Kecamatan Gumbasa,
Kecamatan Tanambulava, dan Kecamatan Sigi Biromaru.
Untuk pengembangan dan upaya eksploitasi potensi mineral
yang ada di Kabupaten Sigi membutuhkan sebuah studi yang
mendalam terkait dengan kemanfaatan dan dampak lingkungan yang
ditimbulkan mengingat kabupaten ini merupakan kabupaten yang
berfungsi lindung bagi kabupaten di sekitarnya.

2.4. Aspek Daya Saing

Aspek daya saing merupakan salah satu indikator yang dapat


dijadikan ukuran untuk melihat atau menggambarkan perkembangan
suatu wilayah. Makin tinggi daya saing suatu daerah, makin tinggi
pergerakkan dan aktivitas ekonomi yang dapat dicapai daerah tersebut.
Keterbatasan infrastruktur daerah yang merupakan faktor penting
dalam menentukan daya saing daerah menjadi kendala atau hambatan

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -54


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
dalam memanfaatkan segala potensi sumberdaya yang dimiliki suatu
daerah.

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita

Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga secara ekonomi


dapat dilihat melalui besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh
rumah tangga yang bersangkutan. Semakin besar pendapatan,
semakin banyak kebutuhan yang dapat dipenuhi. Namun data yang
akurat tentang besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh suatu
rumah tangga sangat sulit diperoleh. Dalam prakteknya indikator
pendapatan sering menghadirkan masalah-masalah tertentu.
Pendapatan sulit didefinisikan karena pendapatan mencakup banyak
komponen yang berkaitan dengan moneter, misalnya pendapatan
rumah tangga pertanian sulit dihitung karena sebagian besar
konsumsinya berasal dari hasil produksi sendiri. Selain itu, individu
cenderung membuat pernyataan yang keliru tentang tingkat
pendapatannya, yang umumnya di bawah perkiraan (under estimated).
Dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut dan juga karena alasan
nilai tabungan yang rendah, pendekatan yang digunakan untuk
mengukur pendapatan adalah dengan menggunakan total pengeluaran
rumah tangga.
Struktur pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat digunakan
untuk mencirikan rumah tangga dengan memberikan gambaran
pengeluaran makanan dan non makanan. Tingkat urgensi kebutuhan
terhadap kedua jenis pengeluaran tersebut pada dasarnya berbeda.
Jika harga kebutuhan pokok naik, daya beli masyarakat pun menurun
pada hampir semua rumah tangga. Namun, keadaan seperti ini lebih
dirasakan pada kalangan rumah tangga miskin. Sebab, hal ini
memaksa mereka lebih banyak menekan pengeluaran dan
menggunakan skala prioritas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Karena keterbatasan mereka, maka sangat wajar apabila rumah tangga
khususnya yang mengalami penurunan standar hidup secara drastis
akan mengambil tindakan dengan memberikan prioritas utama pada
pengeluaran untuk makanan. Dengan demikian, kelompok masyarakat

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -55


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
berpendapatan rendah akan menggunakan sebagian besar pendapatan
mereka untuk konsumsi makanan.
Rumah tangga yang lebih mampu biasanya mempunyai barang-
barang non makanan lebih banyak daripada rumah tangga yang relatif
lebih miskin. Seiring dengan peningkatan pendapatan, maka lambat
laun akan terjadi pergeseran, yaitu penurunan porsi pendapatan yang
dibelanjakan untuk makanan dan peningkatan porsi yang dibelanjakan
bukan untuk makanan.
Walaupun tingkat pendapatan penduduk sebenarnya sangat
bervariasi, dalam publikasi ini pengelompokan pengeluaran makanan
perkapita per bulan dibedakan dalam delapan golongan. Modus
pengeluaran penduduk di Kabupaten Sigi berada pada golongan
pengeluaran Rp 300.000,- sampai dengan Rp 499.000,- dengan
persentase 36,26 persen. Sementara jumlah penduduk dengan
pengeluaran ≥ Rp. 1.000.000 sebanyak 9,14 persen.

Tabel 2.27
Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2010 s.d 2015
Kabupaten Sigi

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi Dalam Angka 2011-2015, diolah kembali


Keterangan: *) data proyeksi

2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita


Selanjutnya akan dibahas untuk pengeluaran bukan makanan.
Jika penduduk sudah dapat memenuhi kebutuhan makanannya,
mereka cenderung membelanjakan sisanya untuk pengeluaran lainnya.
Kecenderungan menabung di Indonesia masih relatif rendah. Dengan
asumsi tersebut, jika pengeluaran non makanan semakin besar, maka
semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan penduduk. Demikian
sebaliknya jika pendapatan semakin rendah, maka persentase
pengeluaran untuk konsumsi makanan semakin tinggi dan
pengeluaran untuk non makanan semakin rendah. Pengeluaran non
makanan ini terdiri dari 6 kelompok konsumsi, yaitu:
1. Perumahan dan fasilitas rumah tangga;

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -56


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2. Aneka barang dan jasa, termasuk di dalamnya biaya kesehatan,
biaya pendidikan, biaya transportasi dan jasa lainnya;
3. Pakaian, alas kaki dan tutup kepala;
4. Barang tahan lama;
5. Pajak, pungutan dan asuransi;
6. Keperluan pesta dan upacara/kenduri.
Pada tahun 2012 Sebanyak 35,82 persen pengeluaran untuk
konsumsi non makanan penduduk di Kabupaten Sigi berada
Rp.300.000 – Rp. 499.000,- dan sekitar 0,34 persen penduduk
Kabupaten Sigi dengan pengeluaran Rp.100.000 sampai dengan
Rp.149.000,-. Hal ini menunjukkan sebagian besar penduduk
Kabupaten Sigi masih memprioritaskan pendapatannya untuk membeli
makanan dibanding non makanan. Kondisi ini berkaitan erat dengan
tingkat pendapatan yang umumnya masih relatif rendah.

Tabel 2.28
Golongan Pengeluaran Non Pangan Tahun 2010 s.d 2012
Kabupaten Sigi

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi Dalam Angka 2011-2013, diolah kembali

Tabel 2.29
Rasio Konsumsi RT Non-Pangan Tahun 2010 s.d 2012
Kabupaten Sigi

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2013, diolah kembali

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -57


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Gambar 2.6
Rasio Konsumsi RT Non-Pangan Tahun 2010 s.d 2012
Kabupaten Sigi
0.800

0.700 0.686

0.600

0.500

0.400
Rasio
0.300

0.200 0.214
0.178
0.100

0.000
2010 2011 2012

2.5. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

2.5.1 Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Kabupaten Sigi sejauh
ini berdasar pada pengendalian dan pengawasan Rencana Tata Ruang
untuk menjamin tercapaianya tujuan dan sasaran tata ruang yang
direncanakan melalui keterpaduan dalam pelaksanaan pengendalian
ketaatan terhadap tata ruang yang telah di koordinasikan melalui
Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah serta melalui badan atau
dinas terkait penataan ruang. Ketaatan terhadap RTRW mengacu pada
peraturan zonasi untuk penetapan kegiatan yang harus, boleh, dan
tidak boleh dilaksanakan pada suatu zona, yaitu a) penetapan
intensitas kegiatan pada setiap zona yang ditetapkan, b) penetapan
luasan kawasan yang diijinkan untuk suatu fungsi tertentu selama
masih berkesesuaian.
Pada tahun 2010 merupakan tahun awal perencanaan Tata
Ruang Wilayah dengan rencana peruntukan RTRW (kawasan budidaya)
sebanyak 99,867 ha. Dengan rasio ketaatan terhadap RTRW 0% ini
menunjukan bahwa pada awal perencanaan tata ruang rasio ketaatan
secara umum sesuai rencana. Sedangkan pada tahun 2014 dimana
kebutuhan pembangunan daerah menyebabkan permintaan akan

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -58


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
lahan budidaya untuk kegiatan pembangunan meningkat sehingga
rasio ketaatan terhadap RTRW dengan rasio sebesar 0,0003. Rasio ini
menunjukan telah terjadi perubahan pola penggunaan ruang di
banding tahun awal perencanaan. Secara umum rasio Ketaatan
Terhadap RTRW digambarkan pada pada tabel dan gambar dibawah
ini:
Tabel 2.30
Rasio Ketaatan terhadap RTRW Tahun 2010 s.d 2014
Kabupaten Sigi

Sumber Data : Bappeda Tahun 2015, diolah kembali

Gambar 2.7
Rasio Ketaatan terhadap RTRW
Kabupaten Sigi

99,867 99,848 99,848


99,796 99,763
100000
80000
60000
40000 Realisasi RTRW
20000 0 21 0
0 52 Rencana Peruntukan RTRW
33
2010 2011 2012 2013 2014

2.5.2 Luas Wilayah Produktif


Berdasarkan arahan penggunaan kawasan bubidaya pada
rencana pola ruang Kabupaten Sigi dapatlah digambarkan arahan
kawasan yang dapat digunakan sebagai wilayah produktif yang dapat
dikembangkan untuk menjadi wilayah pengembangan pertanian,
perkebunan, permukiman dan area penggunaan lain, sehingga wilayah
produktif ini dapat difungsikan guna mencapai tujuan pembangunan di
Kabupaten Sigi yang berbasis ekonomi kerakyatan.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -59


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Berdasarkan persentase luas wilayah produktif pada tahun
2010 sebesar 0,2287 Ha sampai 2011 tidak mengalami perubahan,
pada tahun 2012 sebesar 0,1932 Ha, tahun 2013 sebesar 0,2129 Ha,
sedangkan tahun 2014 rasio pencapaian luas wilayah produktif adalah
sebesar 0,2195 Ha. Hal ini dapat diartikan pada tahun 2014 setiap 1
Ha lahan budidaya terdapat 0,2195 Ha lahan yang produktif. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini:

Tabel 2.31
Persentase Luas Wilayah ProduktifTahun 2010 s.d 2015
Kabupaten Sigi

Sumber Data : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Tahun 2015


Keterangan: *) data proyeksi

2.6. Fokus Iklim Berinvestasi

2.6.1 Angka Kriminalitas


Salah satu indikator untuk menarik iklim investasi adalah
adanya kondisi keamanan yang dapat dilihat pada rendahnya tingkat
kriminalitas di suatu daerah. Berdasarkan data BPS Kabupaten Sigi
menunjukkan pada Tahun 2014 jumlah kejahatan menurun drastis
dibandingkan tahun 2012. Tahun 2012 tercatat sebanyak 192 kasus
sedangkan pada tahun 2014 hanya ada 30 kasus kejahatan terhadap
jiwa/badan. Pada tahun 2014 juga kasus kejahatan terhadap
barang/benda juga mengalami penurunan tajam dibanding tahun
2012, yaitu dari 225 kasus menjadi 47 kasus, dimana kasus kategori
pencurian biasa merupakan yang tertinggi yakni 14 kasus. Data kasus
kejahatan di Kabupaten Sigi tahun 2010-2014 disajikan pada Tabel
2.32 dan 2.33, sebagai berikut:

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -60


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Tabel 2.32
Banyaknya Kejahatan terhadap Jiwa/Badan dan Harta Benda
Menurut jenisnya Tahun 2010-2014
Tahun
No Jenis Kejahatan
2010 2011 2012 2013 2014
A. Kejahatan Terhadap Badan / Crime Against Soul /Body
1 Penganiayaan Berat / Hard Assault 0 16 17 - 1
2 Penganiayaan Ringan / Light Assault 18 36 19 - 14
3 Pengeroyokan 30 30 49 - 3
4 Perzinahan 8 16 13 - 1
5 Perkosaan 5 2 6 - 1
6 Pencabulan 13 13 19 - 2
7 Pembunuhan 4 - 3 - -
8 Pelecehan Seksual - - 19 - -
9 Penculikan Anak 1 - - - -
10 Asusila - - - - -
11 KDRT 34 28 39 - 5
12 Kesopanan - - - - 1
13 Pencurian dengan kekerasan 4 - 8 - 2
14 Percobaan Pembunuhan - - - - -
Jumlah 117 141 192 0 30
B. Kejahatan Terhadap Benda / Crime Against Thing
1 Perampasan Hak 2 6 7 - 2
2 Pembakaran 3 3 7 - 3
3 Pemalsuan Surat 2 5 5 - -
4 Pencurian Biasa 72 61 43 - 14
5 Pencurian Berat 5 9 35 - -
6 Pencurian Kendaraan bermotor 7 10 3 - -
7 Pencurian dalam Keluarga 4 13 - - -
8 Penggelapan 22 28 21 - 5
9 Penipuan 25 17 50 - 5
10 Perjudian 16 44 2 - 7
11 Pengrusakan 27 2 42 - 6
12 Illegal Logging - - - - -
13 Senjata rakitan - 3 - - 3
14 Perampasan Hak Tanah 14 - 7 - -
15 Narkoba - - - - -
16 Penyerobotan Tanah 14 - 3 - 2
17 Migas - - - - -
18 Penghinaan Bendera - - - - -
19 Miras - - - - -
20 Pengrusakan Fasilitas Umum - - - - -
21 UU Kesehatan - - - - -
Jumlah 213 201 225 0 47
Sumber: BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka Tahun 2011-2015, diolah kembali

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -61


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Tabel 2.33
Angka Kriminalitas Tahun 2010 – 2014
Kabupaten Sigi

Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, tahun 2015.

Gambar 2.8
Angka Kriminalitas Tahun 2010 – 2014
Kabupaten Sigi

0.00030 0.00027
2010
0.00025
0.00020 0.000160.00015 2011
0.00015 0.000130.00014 2012
0.00010
2013
0.00005
- 2014

Angka kriminalitas (8)/(9)

Berdasarkan Tabel 2.33 kurun waktu 2010-2014 kejahatan


terhadap badan menunjukkan penurunan kasus di tahun 2014, yang
terbesar adalah kasus penganiayaan ringan (14 kasus), KDRT (5 kasus)
di susul pengeroyokan (3 kasus).
Diperhatikan dari kejahatan terhadap Benda tahun 2014
mengalami penurunan, seperti: penipuan, pencurian biasa,
pengrusakan, pencurian berat, penipuan dan pengrusakkan. Untuk
menarik minat investor baik lokal maupun non lokal sedapat mungkin
kasus kriminal di tekan pada titik terendah.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -62


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
2.7. Fokus Sumberdaya Manusia

2.7.1 Kualitas Tenaga Kerja


Potensi sumber daya manusia di Kabupaten Sigi didasarkan
pada ketersediaan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan
keahlian. Rata-rata tenaga kerja memiliki pendidikan SD-SMP serta
masih adanya tenaga kerja yang tidak memiliki kualifikasi pendidikan
atau tidak sekolah. Keterampilan berdasarkan mata pencaharian
utama lebih banyak di Sektor Pertanian menjadi petani. Potensi
sumber daya manusia di Kabupaten Sigi didasarkan atas jumlah
pencari kerja dan tingkat pendidikan. Jumlah pencari kerja yang
terdaftar di Kabupaten Sigi sebagian besar adalah lulusan SLTA,
sarjana muda dan sarjana. Untuk lulusan SD dan SLTP, sebagian
besar bekerja di Sektor Pertanian terutama di Sub-Sektor Pertanian
Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan maupun Perikanan.
Sebagai konsekuensi dari pertambahan jumlah penduduk
adalah bertambahnya jumlah penduduk yang masuk ke dalam
angkatan kerja. Pertambahan penduduk yang tidak seimbang dengan
pertambahan penyediaan lapangan kerja berakibat pada timbulnya
pengangguran. Data yang diperoleh BPS memperlihatkan bahwa tenaga
kerja yang terdaftar Tahun 2014 terbanyak adalah mereka yang
berpendidikan SD sejumlah 472 orang, diikuti yang berpendidikan
Diploma sejumlah 397, SMU sejumlah 330 orang, berpendidikan SLTP
sejumlah 101 orang dan sisanya berpendidikan S1 dan S2 sejumlah 63
orang.
Dari komposisi Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Sigi memiliki
rasio Lulusan S1/S2/S3 sebesar 0.012 yang artinya setiap 1000
penduduk terdapat 12 orang lulusan S1/S2/S3.

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -63


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
Tabel 2.34
Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar menurut Tingkat Pendidikan,
Jenis Kelamin dan Kecamatan, 2010-2015

Sumber: BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2015, diolah kembali


Keterangan : *) data proyeksi

Tabel 2.35
Rasio Lulusan S1/S2/S3
Kabupaten Sigi

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Tahun 2011-2015, diolah kembali
Keterangan : *) data proyeksi

2.7.2 Tingkat Ketergantungan


Situasi kependudukan di suatu wilayah, selain digambarkan
melalui laju pertumbuhan penduduk dan persebarannya, juga dapat
tercermin dari komposisi penduduk menurut kelompok usia dan jenis
kelamin. Semakin rendah proporsi penduduk usia tidak produktif,
anak-anak dan manula, menyebabkan angka ketergantungan
(dependency ratio) semakin kecil. Rendahnya dependency ratio
memberikan kesempatan bagi penduduk produktif untuk
meningkatkan kualitas dirinya.
Jumlah penduduk berdasarkan struktur usia, yang terbagi
menjadi kelompok penduduk usia produktif (15-64 tahun) dan
penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan di atas 65 tahun).
Rasio ketergantungan (Depedency Ratio) di Kabupaten Sigi tahun 2014

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -64


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021
sebesar 0,4994 atau dengan kata lain angka ketergantungan mencapai
49,94%. Hal tersebut berarti untuk setiap 100 penduduk usia produktif
harus menanggung 50 penduduk bukan usia produktif.
Tabel 2.36
Rasio Ketergantungan Tahun 2010 s.d 2015
Kabupaten Sigi

Sumber : BPS, Kabupaten Sigi dalam Angka 2011-2015, diolah kembali


Keterangan : *) data proyeksi

Analisis Capaian Kinerja Penyelenggaraan


2.8.
Urusan Pemerintahan
Hasil analisis gambaran umum kondisi daerah terkait dengan
capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintah daerah Kabupaten
Sigi dapat dirangkum dalam Tabel 2.37, sebagai berikut:

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH BAB II -65


DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIGI 2016 - 2021

Anda mungkin juga menyukai