Anda di halaman 1dari 90

Persiapan Lahan & Aspek

Teknis Pemeliharaan Tanaman


Kelapa Sawit

Workshop Teknik Inspeksi dan Analisis Data Penilaian


Perkebunan Kelapa Sawit

Oleh: Dr. Nuzul Hijri Darlan

PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)


INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE (IOPRI)
Jl. Brigjen. Katamso No. 51, Medan 20158
': +62 61 7862477, 7: +62 61 7862488
Since 1916 www.iopri.co.id
Persiapan Lahan
Persiapan Lahan
Perkebunan Kelapa Sawit

ü Persiapan lahan kelapa sawit


merupakan seluruh kegiatan
mempersiapkan sebidang areal mulai
dari merencanakan tata ruang
(pemetaan), membuka, membangun
infrastruktur, sampai areal tersebut
siap untuk ditanami kelapa sawit
dengan maksud membangun suatu
system manajemen sehingga
“mempermudah” pengelolaan kebun ke
depannya.
ü Persiapan lahan kelapa sawit harus
memegang prinsip zero burning untuk
menjaga kelestarian dan keberlanjutan
perkebunan kelapa sawit
Jenis Lahan yang
Dipersiapkan

1. Areal New-Planting (Bukaan Baru)


• Hutan Primer
• Hutan Sekunder
• Alang-alang (Semak belukar)

2. Areal Replanting (peremajaan)


Perencanaan Tata
Ruang Kebun
Ø Pembuatan Peta Kebun
Ø Penentuan Batas Kebun
Ø Lokasi Pembibitan
Ø Rencana Bangunan
Konservasi Tanah & Air
(teras kontur, teras individu,
tata air untuk areal gambut
& rawa, dll)
Ø Rencana Pembagian Blok
Ø Jaringan Jalan Penghubung
(main road, collection road)
Ø Rencana Lokasi Emplasmen
(perumahan)
Ø Rencana Lokasi PKS &
Perkantoran
Pembuatan 114∞50' BT 114∞52'BT

A B C
114∞54' BT

D E F G
114∞56'BT

H I J
114∞58'BT

K L M N
115∞00' BT

O P Q R
115∞2' BT

S T U
115∞4' BT

V W X
115∞6' BT

PETADESAIN
RENCANA
PERKEBUNAN
DESAINKEBUN
RENCANA
KEBUN
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN
PERKEBUNANKELAPA
KELAPASAWIT
SAWIT

Peta Kebun
KABUPATEN
KEC. TAPIN, TAPIN SELATAN
KALIMANTAN

2∞56' LS
0

2∞56' LS
A0

2
A1 B1
PT.PT.
HASNUR
HASNURCOAL
COALTERMINAL
TERMINAL
Œ
A2 B2

3
4
A3 B3

B4
KALIMANTAN SELATAN
A4 F4

5 A5 B5 F5
G5

6 A6
B6
C6 D6
F6 G6 H6

I6
U
7 A7 B7 j C7 D7
E7 F7 G7 H7 Õ I7
E8
8 A8 B8 C8 D8 F8 G8 H8 I8 N9

A9
9 B9 C9 D9

D10
E9 F9 G9 H9 I9
N10
B T
10 E10 F10 G10 H10 I10
J10 K10
N11 O11
11 E11
F11
G11 H11 I11 J11 K11 L11

2∞58' LS
H12 L12 M12 N12 O12
12 E12 F12 G12 I12 J12 K12

2∞58' LS
L13 M13 N13 O13
13 E13 F13 G13 H13 I13
J13 K13

K14 M14 N14 O14


14 F14 G14 J14 L14
1000 0 1000 2000 3000 4000 Meter
E14 H14 I14
L15 M15 N15 O15
G15 J15
15 E15 F15 H15 I15
K15

L16 M16 N16 O16


E16 H16 J16
16 F16 G16 I16 K16 P16
E17 O17
F17 G17 J17 L17 M17 N17
17 H17 I17 K17 P17

I18 J18 L18 M18 N18 O18 P18


18 K18
L19 M19 N19 O19 P19
19
L20 M20 N20 O20 P20
20
L21 M21 N21 O21 P21
21
LEGENDA :

Menggambarkan jaringan jalan, parit


L22 M22 N22 O22 P22
22


L23 M23 N23 O23 P23
23

Sungai

3∞00' LS
L24 M24 N24 O24 P24
24

3∞00' LS
L25 M25 N25 O25 P25
25
26 L26 M26 N26 O26 P26
Õ Calon Areal Pembibitan

L27

jalan, batas blok, batas kebun, lokasi


M27 N27 O27 P27
27
28
29
L28

L29
M28

M29
N28

N29
O28

O29
P28

P29
Calon Areal Pabrik

ΠPelabuhan KPP
L30 M30 N30 O30 P30
30
L31 M31 N31 O31 P31 S32
31

j
L32 M32 N32 O32 P32 R32 S33

pembibitan, perumahan, dan pabrik


32
33
L33 M33 N33 O33 P33 R33 S34 T33 Kantor/Mess Hasnur
L34 M34 N34 O34 P34 R34 S34 T34
34

35
L35 M35 N35 O35 P35 R35 S35 T35 U35 Calon Kebun A (6.151,762 ha)

3∞2' LS
M36

Calon Kebun B (6.203,66 ha)


L36 N36 O36 P36 R36 S36 T36
36 U36

3∞2' LS
L37 M37 N37 O37 P37 T37 U37 V37
37 R37 S37

Jalan Hasnur (Menuju Pelabuhan KPP)


L38 M38 N38 O38 P38 T38 U38 V38
38 R38 S38
L39 M39 N39 O39 P39 T39 U39 V39 W39
39 R39 S39

Batas kebun berupa jalan untuk


L40 M40 N40
Parit Jalan Hasnur


O40 P40 S40 T40 U40 V40 W40
40 R40
X41
L41 M41 N41 O41 P41 T41 U41 V41 W41
41 Q41 R41 S41

42 L42

L43
M42

M43
N42

N43
O42

O43
P42

P43
Q42
Q43
R42 S42 T42 U42 V42 W42

W43
Calon Blok
43 U43 V43

Saluran/Kanal Batas (Border)


T43
S43
L44 M44 N44 O44 P44 Q44 T44 U44 V44 W44
44 S44

control dan tanda patok permanen


P45

Saluran Sekunder
L45 M45 N45 O45 Q45 U45 V45 W45
45 R45 T45

L46 M46 N46 O46 P46 Q46 R46 U46 V46 W46
46

Saluran Primer
M47 N47 O47 P48 Q47 R47 W48
47 L47
S47
L48 P48

3∞4' LS
M48 N48 O48 R48 S48
48 Q48

Antasan Mastam

3∞4' LS
L49 M49 N49 O49 P49 Q49 R49 S49 T49
49
M50 N50 O50 P50 Q50 R50 S50 T50 U50
L50
50
51
L51 M51 N51 O51 P51 T51 U51 V51 Jalan Utama
P52

Jalan Produksi
L52 M52 N52 O52 T52 U52 V52
52

• Batas blok dibuat bersamaan dengan


T53 U53 V53
53
54
T54 U54

U55
V54

V55
Jalan Koleksi
T55

Jalan dan Kanal dibuka KIU


55
T56 U56 V56
56

57
T57 U57 V57
Saluran Pembuangan

pembuatan jalan
T58 U58 V58
58
T59 U59 V59
59
T60 U60 V60

3∞6' LS
60

3∞6' LS
T61 U61 V61
61
T62 U62 V62
62
63 T63 U63 V63
LABORATORIUM GIS & PENGINDERAAN JAUH
T64 U64 V64
64
U65 V65
65 T65

Luas blok umumnya: 16 ha, 25 ha, 30


Didigitasi oleh : Dhimas W, Dedi Waskito Sumber peta : - Peta Ijin Lokasi PT. HCT


U66
66 T66
Winarna, Junirwan - Data GPS CSX 60
U67
67 T67 - Survei Lapangan
68 T68
U68 Penanggung jawab : M. Lukman Fadli
U69
69 T69

T70 U70

ha.
70

3∞8' LS
PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT
INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE

3∞8' LS
Jl. Brigjen Katamso no 51, Kp. Baru - Medan
Telp. (061) 7862477, Fax. (061) 7862488
E-mail : admin@iopri.org
Http://www.iopri.org

114∞50' BT 114∞52' BT 114∞54' BT 114∞56' BT 114∞58' BT 115∞00' BT 115∞2' BT 115∞4' BT 115∞6' BT


Perencanaan Bangunan KTA

Derajat Persen Jenis Bangunan Keterangan


Kemiringan Kemiringan KTA
0 - 30 0% - 5% Tidak Perlu Kondisional
(Rorak, tata air
jika areal gambut,
pasang surut,
tapak timbun, dll)
40 – 90 6% - 15% Teras Individu Kondisional
(tapak kuda dan
rorak secara
selektif)
100 - 270 16% - 56% Teras Kontur -
280 - 450 57% - 100% Teras Kontur Kondisional
(tergantung KKL)
Pembangunan
Jalan
Bahu dan Standar
Lebar Parit Jarak Parit Ke
Jenis Badan Arah
• Terdiri dari Jalan utama (main (m)
Jalan (m)
(m) Tanaman (m) (m/ha)

road), jalan produksi


(production road), jalan koleksi
(collection road), dan jalan
pringgan (control road). Utama 12 8 – 10 1,5 3 25 • Masuk/keluar
kebun
• Pembangunan jalan harus Produksi 10 5–6 1 3 50 • Utara-Selatan

sudah selesai sebelum Koleksi


Pringgan
8
4–5
4–5

1
– –
3
10
• Timur-Barat
• Pinggir kebun
penanaman
• Desain jalan dan parit dibuat
pada tahap perencanaan
(sebelum areal dibuka)
Skema Jalan di Perkebunan Kelapa Sawit
Contoh Peta Blok Sumber: LNK
Rencana Lokasi
Pembibitan
Ø Areal dengan topografi datar
(<15%)
Ø Dekat dengan sumber air
Ø Aman dan Mudah diawasi (dekat
dengan perumahan)
Ø Areal pembibitan = 1 – 1.5 % dari
luas areal pertanaman yang
direncanakan
Ø Perlu memperhitungkan
pemakaian jalan
Ø Untuk 1 ha pembibitan diperlukan
jalan pengawasan 200 m x 5 m
Ø Untuk areal 1000 ha diperlukan
pembibitan seluas 10-15 ha
Persiapan Areal Replanting
TAHAPAN PELAKSANAAN PEREMAJAAN

Mempertimbangkan: Non Endemik


Ganoderma
1) Penyusunan Rencana Peremajaan

ØPemetaan dan pendataan blok-blok tanaman yang akan


diremajakan
ØMenentukan waktu mulai kegiatan (disesuaikan dengan
masa tanam)

ØMenentukan waktu pemesanan bibit

ØMenentukan lokasi pembibitan

ØPersiapan sarana dan prasarana

ØWaktu penanaman disesuaikan dengan musim hujan


2) Persiapan Lahan

i. Pengolahan Tanah
Ø Memperbaiki sifat fisik tanah dan mempersiapkan media
tanam yang baik

Ø Tahan I dilakukan pembajakan 1 sedalam 30 cm,


diberakan selama 2-3 minggu untuk selanjutnya digaru
(garu 1)

Ø Tahap II dilakukan bajak 2 dengan arah menyilang dari


bajak 1, diikuti garu 2 setelah 2 minggu kemudian
OLAH TANAH
2) Persiapan Lahan

ii. Menumbang dan mencacah batang (Chiping)


Ø Pancang rumpukan

Ø Penumbangan dilakukan searah jalur tanam

Ø Cacahan pohon di susun pada bekas jalan panen,


disusun satu lapis

Ø Pencacahan dengan dimensi tebal 5-20 cm dengan sudut


potongan 45-60o
Ø Pencacahan dimaksudkan untuk mempercepat proses
dekomposisi/pembusukan
Pancang rumpukan
Penumbangan
Pola penumbangan dan penyusunan pohon dalam
rumpukan

Jalur Tanam Baru


Pencacahan
Pencacahan
2) Persiapan Lahan

iii. Rehabilitasi Infrastruktur

Ø Merehabilitasi bangunan pengawetan tanah/air pada areal


datar/rendahan (parit drainase, tapak timbun)
Ø Areal dengan kemiringan lereng 16-25% è tapak kuda/
tapak individu
Ø Teknik pengawetan tanah pada kemiringan lereng 26-30%
è teras kontur
Ø Rehabilitasi parit tata air ( mencegah genangan air,
menurunkan muka air tanah 40-60cm, ruang perkaran dan
mencegah pencucian pupuk)
Ø Perbaikan jembatan, gorong-gorong, titi panen, jalan
produksi, dan jalan koleksi --- sarana transportasi)
2) Persiapan Lahan

iv. Pengendalian Gulma

Ø Menggunakan herbisida sistemik


Ø Tahap 1, tingkat kematian gulma 90%
Ø Tahap 2, mengulang pada gulma yang tidak mati pada
tahap pertama
Ø Interval tahap 1 ke tahap 2: 21 hari
iv. Penanaman Kacangan penutup
tanah

Ø Bermanfaat untuk menekan serangan


hama penyakit (Oryctes
Rhynocheros), berfungsi untuk
konservasi tanah dan air, serta
sumber bahan organik
Ø Pada tahap ini, petani dapat memilih
apakah akan menanam kacangan
penutup tanah atau tanaman sela
(tanaman semusim).
Ø Jenis kacangan antara lain Pueraria
javanica, Centrosema pubescens,
Calopogonium caeruleum, dan
Mucuna bracteata
Cara penanaman kacangan:
üKacangan dapat diperbanyak dengan biji atau stek.
üDalam satu gawangan dibuat 3 - 5 jalur tanaman kacangan.
üSementara untuk penanaman kacangan dari stek atau semai,
dilakukan searah baris tanaman dengan populasi 200 - 400
stek/ha.
üSetiap gawangan minimal 2 baris tanaman kacangan (stek).
üUntuk Mucuna bracteata, jumlah pohon yang ditanam adalah
300-400 pohon/ha.
üPenyisipan dilakukan apabila kacangan yang ditanam di
lapangan mati sebanyak 10%.
üPupuk NPK 2 MST dan 50 kg/ha RP per 3 bln (1-6 bln)
3) Penanaman Kelapa Sawit
q Pola tanam
Pola penanaman menggunakan pola segitiga sama sisi dengan
jarak antar tanaman tergantung pada kondisi lahan, bahan
tanaman dan iklim
Pada areal berbukit dan berkontur, jarak antara
kontur merupakan proyeksi jarak antar barisan
a. Jarak tanam tidak tepat
b. Jarak tanam yg tepat

Sudut = 20 derajat
Cos 20 = 0.9
1/0.9 = 1.1
9.4 x 1.1 = 10.34 m
3) Penanaman Kelapa Sawit
q Penanaman kelapa sawit
v Memancang dan melubang (60 cm x 60 cm x 40 cm)
v Lubang tanam dibuat satu minggu sebelum tanam
v Tanah top soil dipisahkan dengan sub soil
v Berikan pupuk RP sebanyak 500-750 g pada lubang tanam satu
minggu sebelum tanam è merangsang perakaran tanaman
v Polibag dirobek dan dilepas sebelum bibit dimasukkan ke dalam
lubang tanam.
v Penanaman pada areal berteras 1 m dari dinding teras
v Penanaman umumnya disesuaikan dengan musim hujan, sehingga
tanaman yang baru ditanam bisa segera memperoleh air untuk
pertumbuhannya
3-5cm di bawah
Permukaan tanah
3) Penanaman Kelapa Sawit
q Konsolidasi Tanaman
• Penyisipan pada tanaman yang mati, rusak, tumbang, terserang hama d
an abnormal (1 bulan setelah tanam)
• Untuk mempermudah penyisipan (distribusi bibit) maka di buat ‘patok
pancang’ pada titik tanam dilokasi penyisipan
• Selama masa TBM, dilakukan inventarisasi sebanyak 2x (per semester)
• Menegakkan kembali dan memadatkan tanah pada tanaman yang m
iring/doyong
• Menyediakan stock bibit untuk penyisipan sebanyak 5% dari total bibit
yang di tanam, dengan tata cara sebagai berikut:
– Lubang tanam digali kembali dengan ukuran 60 x 60 x 40cm
– Bibit disiram dahulu sebelum dikirim ke lapangan
– Cara penanaman sama dengan penanaman baru
Perlu disisip
Perlakuan Khusus Untuk
Areal Endemik
Ganoderma
1. Olah Tanah & Sanitasi Akar-
Batang
§ Pengolahan tanah sebelum penumbangan
pohon melalui pembajakan tanah (Bajak 1)
dengan traktor dari Utara – Selatan dan Barat
ke Timur
§ Penumbangan pohon dan pengangkatan
bonggol dan akar ke permukaan tanah.
§ Batang kelapa sawit di cincang dengan alat
berat (chiping), sedangkan bonggol dibuang
dari areal peremajaan
§ Pengutipan akar dilakukan dengan cara
membersihkan akar yang tercecer dari
bonggol yang telah diangkat dari tanah
§ Pengolahan tanah kedua, dilakukan dengan
cara menggaru (garu 1). Arah Utara-Selatan
dan Timur –Barat, dilanjutkan dengan
pengutipan akar yang banyak tercecer di
permukaan tanah.
Sanitasi
Sumber
Inokulum
a. Pembuatan lubang dilakukan setelah akar
Sistem Lubang dibersihkan pada areal penanaman.
b. Membuat lubang tanam besar (3x3x0.8 m)
Tanam Besar dengan besar lubang tanam berukuran
0,6x0,6x0,6 m.
c) Aplikasi tandan kosong
sawit sebanyak 400 kg/
lubang dan Trichoderma
(Marfu) 400 gram/
lubang. Manfaat:
memperbaiki struktur
tanah lapisan atas
(generasi tanam kedua).

Sistem lubang tanam


besar, dilakukan pada
daerah tidak tergenang
atau bukan areal
rendahan
Terima Kasih
Aspek Teknis
Pemeliharaan TBM
Fase Tanaman Belum Menghasilkan
Prinsip: “Mempersiapkan tanaman agar menghasilkan
produksi yang optimal pada saat TM”

Ø Critical point:
§ Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM)
ü Definisi TBM pada kelapa sawit adalah masa sebelum panen, dimulai dari saat
tanam di lapangan sampai panen pertama (umumnya berlangsung 30-36
bulan).
ü Periode waktu TBM :
− TBM 0 : keadaan lahan sudah selesai dibuka, ditanami kacangan penutup
tanah dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap titik pancang.
− TBM 1 : tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan)
− TBM 2 : tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)
− TBM 3 : tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan)

ü Pengawasan Pekerjaaan:
§ Kondisi kacangan penutup tanah
§ Kondisi piringan pohon dan gawangan
§ Kondisi bangunan pengawetan tanah dan air
§ Kejadian HPT
§ Jumlah sisipan (norma 5% dr kerapatan pohon/ha planted area)
§ Kastrasi
§ Pemupukan (4T)
Prinsip: Membangun TBM yang Prima sehingga
memiliki produksi yang tinggi pada saat TM
Konsolidasi
Tanaman
Menginventarisasi tanaman (mati,
tumbang, terserang hama/penyakit)

Menegakkan tanaman dan


memadatkan tanah

Penyisipan tanaman

• Mengganti tanaman mati atau yang


terserang hama/penyakit
• Cara penanaman seperti tanaman baru
• Bibit untuk penyisipan disediakan ± 5%
• Penyisipan dilakukan maksimal hingga
tanaman berumur 5 tahun
Pemeliharaan
Kacangan
Penutup Tanah
• P 0 = menyingkirkan semua gulma
sebelum kacangan ditanam.
• P 1 = menyingkirkan semua gulma,
kacangan bersih dari gulma
(kacangan 100%) umur 0-6 bulan,
rotasi 2 minggu
• P 2 = kacangan 85%, rumput lunak
15%, umur 7-12 bulan, rotasi 3
minggu
• P 3 = kacangan 70%, rumput lunak
30%, umur 7- 12 bulan, rotasi 3
minggu
• P 4 = dongkel perdu, kacangan
campur rumput lunak, umur 13-
30 bulan, rotasi 4 minggu
• P 5 = babat layang, bebas dari
lalang dan anakan kayu
Pemeliharaan Piringan
& Pengendalian Gulma
v Membersihkan piringan pohon :
• Radius piringan : 1 m (TBM 1); 1,25 m
(TBM 2); & 1,50 m (TBM 3)
• Secara manual dengan rotasi 1-1,5 bulan
sekali (norma 2,5- 4 HK /ha /rotasi)
• Pemeliharaan secara kimia dianjurkan
mulai TBM 3 è 2 bulan sekali (glyphosate
300 cc /ha/rotasi )
v Pemeliharaan penutup tanah è P0, P1, P2, P3,
P4 dan P5
v Pengendalian gulma :
• Anakan kayu didongkel è mencabut
hingga ke akarnya
• Lalang “haram” hukumnya è wiping
dengan bahan glyphosate dengan rotasi
sebulan sekali.
Kastrasi
• Membuang seluruh bunga jantan dan bunga betina
• Dimulai pada saat tanaman mulai berbunga (umur
9-12 bulan)
• Rotasi 1 bulan sekali è norma kerja 2,5
HK/Ha/rotasi
• Kastrasi dihentikan setelah tanaman berumur 24
bulan è diharapkan umur 30 bulan panen standar

Manfaat kastrasi :
1. merangsang pertumbuhan vegetatif
2. mendapatkan buah dengan berat yang seragam
3. Sanitasi tanaman è mengurangi kemungkinan
serangan hama – penyakit.
Pentingnya Kastrasi Pada Masa TBM
Tujuan: Menkonsentrasikan “energi”
tanaman untuk pertumbuhan vegetatif.

Rerata berat
tandan

Sumber: Nizam (2015), AAL


Tunas Pasir
q Dilakukan 6 bulan sebelum TM (berumur
24 bulan bersamaan kastrasi terakhir)
q Pelepah kering dan pelepah yang
menempel di tanah dipotong memakai
dodos ukuran 5 – 7,5 cm ènorma kerja
1,5 – 3 HK/ha/ rotasi.
q Tunas pasir dilakukan sekalian untuk
pembersihan buah-buah busuk è buah
busuk dipotong, dikumpulkan di TPH, lalu
dibakar agar Marasmius sp tidak
menular
Dosis Pupuk Tunggal (gram/pokok) Dosis Pupuk Majemuk (gram/pokok)
Umur (bulan)*
Urea TSP MoP Dolomit Borax NPK 12-12-17-2+1TE Urea MOP Dolomit
1 100 200 0 250 0 675 - 250
2 150 0 250 0 0 - 200 250 -
3 250 250 0 250 0 825 250
5 250 0 250 0 0 - 250 250 -
7 250 250 250 250 50 825 250
9 500 250 250 0 0 825 350 300 -
12 500 500 500 500 0 1,650 500
15 500 500 500 500 0 1,650 200 350 500
18 750 500 750 500 50 1,650 500
21 750 0 750 500 0 - 350 500 500
24 1000 500 1000 1000 75 1,650 750 500 1,000
27 1250 750 1250 1000 0 2,450 750 500 1,000
30 1250 1000 1500 1250 75 3,275 750 750 1,250
Total 7500 4700 7250 6000 250 15475 3600 3400 6000

Pemupukan
Ø Pemupukan di TBM dilakukan sesuai dengan standard yang
dikeluarkan oleh PPKS è berdasarkan umur tanaman
Ø Pemupukan pada masa TBM bertujuan untuk membangun

TBM
vegetatif tanaman yang prima hingga siap untuk menghasilkan
produksi yang tinggi saat memasuki masa TM
Ø Pemupukan dilakukan di dalam piringan pohon
Pengandalian
Hama
§ Jenis hama yang sering menyerang
TBM è ulat pemakan daun kelapa
sawit (UPDKS), belalang, apogonia,
kumbang tanduk (Orytes
rhinoceros), tikus, babi dan gajah.
§ Sistem pengendalian yang
digunakan adalah sistem
pengendalian hama terpadu (PHT)
§ Penggunaan bahan kimia sintetik
sebagai tindakan terakhir dan dipilih
yang paling aman terhadap
lingkungan
Sarana Panen
v Umumnya Panen dilakukan setelah
tanaman berumur 30 bulan
v Areal dianggap telah menjadi tanaman
menghasilkan (TM) jika pohon yang
berbuah (matang panen) sebanyak 60%
dengan RBT 3 kg
v Sarana panen yang perlu dipersiapkan
adalah :
- Jalan pikul : interval 2 baris tanaman,
lebar 0,8-1 m
- Tempat pengumpulan hasil (TPH) setiap
5 gawangan
- Tangga-tangga panen dan jalan ereng-
ereng pada areal berlereng
- Titi panen pada areal rendahan
(berparit)
Terima Kasih
Aspek Teknis Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan
Fase Tanaman Menghasilkan
Prinsip: “Menggali potensi produksi setiap
pokok dan meminimalkan losses di lapangan”

Ø Critical point:
§ Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM)
+ kondisi iklim dan fisiologi
ü Kondisi piringan pohon dan gawangan,
tanaman maka diperoleh
ü Kondisi bangunan pengawetan tanah dan air, indikator:
ü Kejadian serangan HPT, üKondisi fruitset
ü Penyerbukan à Kondisi SPKS (Elaeidobius
kamerunicus Faust.), üCapaian jumlah (RJT) dan
bobot (RBT) tandan
ü Kondisi jalan dan infrastrukur penunjang jalan, menurut umur tanaman
ü Pemupukan (4T), à produktivitas
ü Manajemen Kanopi: tanaman
− umur ≤8 tahun: 48-56 pelepah segar di pohon üPotensi rendemen
− Umur > 8 tahun: 48 pelepah segar di pohon minyak dan inti sawit di
tingkat TT dan kebun
Fase Tanaman Menghasilkan
Prinsip: “Menggali potensi produksi setiap
pokok dan meminimalkan losses di lapangan”

Ø Critical point:
§ Produktivitas tanaman dan produktivitas lahan
ü Faktor pembentuk produktivitas tanaman Kategori fruitset (à RBT)
sebagai pembentuk potensi produktivitas tanaman,
− Rerata Berat Tandan à Fruitset dan Fruit to bunch (kg)
− Rerata jumlah tandan (tandan/pohon/tahun)
− Produksi per pohon (± 200 kg/pohon/tahun)
ü Capaian aktual produktivitas lahan (ton TBS/ha planted area/tahun)
dipengaruhi:
− Potensi produktivitas tanaman berbasis keragaan tanaman TM
(kg/pohon/tahun)
− Kerapatan pohon (pohon/ha planted area)
− Penggalian buah (panen dan angkut TBS)
− Masalah social: Kejadian pencurian, sengketa lahan, dll
ü Potensi produktivitas tanaman (kg/pohon/tahun) :
− Metode telling
− Metode pendugaan berbasis data capaian RBT, RJT, dan prediksi
iklim
A. Pengendalian Gulma

Prinsip:
Mengendalikan
pertumbuhan gulma di
piringan pohon,
pasar pikul, dan TPH
untuk mengurangi
kompetisi penyerapan
hara dan memudahkan
penggalian produksi.
B. Manajemen
Kanopi

Produksi pada tahun (umur)


Jumlah
5 6 7 8 Rerata
• Jumlah pelepah yang tinggal di pohon pelepah/
................kg (ton/ha/tahun)
adalah 48-56 pelepah (umur ≤8 tahun) pohon
dan 40-48 pelepah (umur >8 tahun). TBS/pohon.................
32 180.2 156.5 143.9 146.6 22.4
• Rotasi 6 – 8 bulan sesuai dengan kondisi
lapangan 40 181.3 199.6 174.5 180.2 26.3

• Pemotongan pelepah saat panen 48 214.8 237.1 177.2 231.9 30.8


seminimal mungkin 56 199.1 248.2 200.3 170.8 29.3
64 181.5 226.4 206.0 118.3 26.2
C. Pengendalian
Hama

q Jenis hama yang umum di TM: ulat


pemakan daun kelapa sawit
(UPDKS) dan tikus, ternak sapi.
q Pengendalian UPDKS dengan cara
PHT
• Monitoring UPDKS è
Pergunakan kimia hanya jika
sudah melampaui ambang batas
kritis.
• Memilih jenis insektisida dan
teknik aplikasi yang seaman
mungkin bagi parasitoid dan
predator
D. Pengendalian Penyakit

q Jenis penyakit yang umum di TM:


busuk pangkal batang
(Ganoderma boninense) dan
busuk buah (Marasmius
palmivorus)
q Pengendalian penyakit busuk
pangkal batang
• Menggunakan biofungisida
Marfu-P pada tanaman yang
terserang ringan
q Pengendalian penyakit busuk buah
• Mengatur kelembaban di
pohon dengan pemangkasan
pelepah sesuai dengan
standard
• Sanitasi tanaman dari pelepah
kering dan busuk
• Panen sesuai dengan rotasi
E. Pemupukan TM v Pemupukan pada masa TM
bertujuan untuk mencapai
status Hara Tanah, Tanaman
dan Produktivitas yang
Optimal sekaligus
mempertahankan status Hara
Tanah dan Tanaman secara
berkesinambungan.
v Menggantikan hara yang
hilang, termasuk hara yang
hilang terangkut panen
v Pemupukan dilakukan dengan
4T: Tepat Jenis, Tepat Dosis,
Tepat Waktu & Tepat Cara
Peran Penting
Pemupukan
Terhadap Produksi
Kelapa Sawit

Penelitian dilakukan pada 3 plot


percobaan (plot dengan pemupukan
secara continue, pemupukan
kembali setelah lama tidak dipupuk,
dan plot tanpa pemupukan)
Ketika pupuk dihentikan, lalu dilakukan
pemupukan kembali maka
“pemulihan produksi” akan
berlangsung cukup lama (hingga
tahun ke-5 baru bisa menyamai plot
yang dipupuk continue).
Kelapa sawit cenderung “me-recovery”
vegetatif terlebih dahulu baru
setelahnya generatif.

Sidhu et al., (2009)


Faktor Pertimbangan Kebijakan Pemupukan

1. Faktor Umur tanaman

2. Faktor Tanah/Lahan

3. Faktor Akses kemudahan panen,


Tujuan Akhir pengangkutan
Pemupukan Produksi Tinggi

4. Faktor Pupuk (Jenis, Kebutuhan,


cara, & teknologi Pupuk)

5. “Pupuk alternatif” ???


1. Faktor Umur Tanaman

Hubungan produksi dan umur tanaman


ü Protas puncak kelapa sawit
terjadi pada umur 11 – 15 tahun
ü Setelah umur 15 tahun protas
akan “landai” dan perlahan turun

Tanaman muda lebih


respon terhadap
pemupukan dibanding
tanaman tua

Ginting et al., (2013)

Skala prioritas
2. Faktor Tanah/Lahan

Kesuburan
Tanah

Butuh peningkatan
kapasitas

Bahan
organik

Learn how to classify the type of soil in your yard, what soil amendments to use, proper soil maintenance and gardenin… | Garden soil, Gardening tips, Types of soil (pinterest.com) Science of Agriculture
Topografi areal
Areal berbukit

Areal datar

Potensi Potensi
kehilangan kehilangan
pupuk à Produksi à tinggi
tinggi
3. Faktor Akses Kemudahan Panen dan Pengangkutan Produksi

Hubungannya dengan potensi


kehilangan produksi
4. Faktor Penentuan Jenis, Kebutuhan, Teknologi Pupuk

Salah satu faktor


Pupuk berlebih à Pemborosan, utama yang
pencemaran lingkungan, =
mempengaruhi
Kerugian
produksi

Pupuk kurang à
Tanaman kurang respon;
Produksi tidak optimal Biayanya mahal

Tidak dipupuk à
Produksi rendah

PUP
UK

Pemupukan Harus
Efektivitas
Rasional
Tinggi
5. “Pupuk Alternatif”

Semua bahan yang berasal dari makhluk hidup


Bahan organik
(C-H-O)

Berasal dari tumbuhan, hewan, limbah organik


lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
Pupuk organik berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya
dengan bahan mineral dan/atau mikroba, yang
bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara
dan bahan organik tanah serta memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah 70/Permentan/SR.140/10/2011

Produk biologi aktif terdiri atas mikroba yang


Pupuk Hayati dapat meningkatkan efisiensi pemupukan,serta
kesuburan dan kesehatan tanah

Pupuk An-organik CRF (controlled release fertilizer), SRF (slow Efektivitas dan Efisiensi
“dengan teknologi” release fertilizer), NF (nano-fertilizer), … Pupuk tinggi
Parameter Penting Iklim
FASE PERKEMBANGAN TANDAN

• Produktivitas kelapa sawit ( jumlah


tandan) akan sangat dipengaruhi oleh
faktor ekofisiologis.
• Kondisi ekofisiologis yang tidak optimal
pada fase-fase kritis akan menyebabkan
penurunan potensi jumlah tandan yang
terbentuk (garis merah).

(Dimodifikasi dari Woittiez et al, 2017)


Berdasarkan studi kasus 15 kebun di Sumut.

PENGARUH CH & Curah hujan dan hari hujan yang paling berpengaruh terhadap
HH TERHADAP produktivitas bulanan adalah curah hujan dan hari hujan 24
bulan sebelumnya (lag-24 bulan) à Fase Kritis I
PRODUKTIVITAS
CONTOH DAMPAK KEKERINGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS:

KEBUN X DI KALSEL

• Curah hujan hampir identik dengan


pola produktivitas bulanan pada
lag-18 bulan à mendekati Fase
Kritis I (Koefisien korelasi 0,5).
• Produksi tahun 2015 58.105 ribu
ton (protas 19,76 ton/ha). Pada
2016 produksi turun menjadi
48.817 ribu ton (protas 16,51
ton/ha). 2017 produksinya 50.375
ribu ton (16,73 ton/ha).
• Penurunan produksi 16% (tahun
n+1), 13% (tahun (n+2).
• Penurunan yang tidak signifikan
karena pemupukan sesuai dosis
dan adanya aplikasi tankos.

Lag-18 bulan
Dampak Kekeringan Terhadap
Kelapa Sawit
Dampak Cekaman Kekeringan
Pengaruh deficit air terhadap produktivitas
kelapa sawit (studi kasus di Lampung)
Ø Pekerjaan memotong

F. Panen tandan buah segar


(TBS) yang masak,
memungut/mengumpul
kan brondolan,
pengangkutan buah
dari pohon ke tempat
pengumpulan hasil
(TPH) serta
pengangkutan buah
dari TPH ke pabrik
Ø Jumlah dan mutu
minyak dipengaruhi
oleh tingkat dan
kematangan buah saat
panen
Ø Buah terlalu matang
atau busuk akan
menghasilkan minyak
dan FFA yang tinggi
FAKTOR PEMBENTUK
PRODUKSI
KELAPA SAWIT
q Manajemen Panen:
ü Tata cara panen
ü Pengangkutan (Jalan dan sarana panen)
ü Pengolahan

Ø Critical point:
§ Panen dan potensi rendemen di tingkat kebun:
ü Mutu buah à potensi rendemen di tingkat kebun
ü Mutu buah dipengaruhi:
− Bahan tanaman/klon
− Pemeliharaan tanaman (pemupukan dan kesempurnaan
penyerbukan)
− Iklim
ü Mutu panen, mutu angkut TBS ke PKS dan loses di PKS à koreksi
potensi rendemen di tingkat kebun!
ü Mutu panen: cara/teknik panen dan fraksi kematangan panen.
ü Mutu angkut TBS ke PKS dipengaruhi:
− Kondisi jalan dan kecukupan alat/kendaraan angkutan
− Kondisi PKS
PANEN

Untuk mencapai tujuan Ketentuan panen baik Sistem Panen,


Rotasi Panen, Kriteria Matang Panen,
panen yang baik maka Prosentase Brondolan, Perencanaan
dan Pengawasan Panen .
diperlukan komitmen
PAO
(Panen, Angkut, Olah) ANGKUT
Mengangkut sesegera mungkin hasil
panen ke pabrik untuk diolah

OLAH
Pengolahan hasil panen sesegera
mungkin di PKS
INTERAKSI FAKTOR PEMBENTUK
PRODUKSI KELAPA SAWIT
Terima Kasih PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)
INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE (IOPRI)
Jl. Brigjen. Katamso No. 51, Medan 20158
': +62 61 7862477, 7: +62 61 7862488
Since 1916 www.iopri.co.id

Anda mungkin juga menyukai