Summary KomMas
Summary KomMas
Disusun Oleh :
JAKARTA 2019
Periklanan TV merupakan satu bentuk promosi yang tak terpisahkan dari dunia
bisnis modern saat ini . Televisi merupakan media iklan yang ideal yang mempunyai
jangkauan luas , pemirsa beragam, pesan cepat sampai dan memungkinkan pemasang
iklan lebih kreatif ( Lamb,2000). Iklan diyakini sebagai bagian penting dari upaya –
upaya pemasaran terpadu untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan profit
perusahaan / organisasi. Tujuan periklanan adalah untuk membentuk kesadaran
merek , preferensi merek dan akhirnya ekuitas merek. Dibutuhkan waktu yang cukup
lama dan dana yang cukup besar untuk sampai pada tujuan periklanan tersebut.
Sementara itu , munculnya merek – merek pesaing di pasar lokal maupun dipasar
global menjadi tantangan tersendiri bagi upaya periklanan yang dilakukan perusahaan
dalam mewujudkan ekuitas merek yang diharapkan. Untuk itu, salah satu caranya
adalah dengan selalu mengembangkan periklanan yang kreatif,cerdik dan menarik.
Periklanan dapat bermakna sebagai alat penting untuk membentuk kesadaran
merek (brand awarness ) preferensi merek,ekuitas merek dan bahkan kesetiaan merek
(brand loyalty) serta untuk merangsang penjualan produk – produknya. Lamb ( 2003)
mendefinisikan : Advertising as any form of impersonal , paid communication in which
the sponsor or company identified (bentuk komunikasi bukan pribadi yang dibayar
dimana sponsor atau perusahaan diidentifikasi). Sementara itu, O’Guinn (2003)
mendefinisikan sebagai : Advertising is a paid, mass mediated attempt to persuade
( periklanan adalah upaya untuk membujuk melalui media massa yang dibayar ).Jadi
menurut O ‘ Guinn periklanan adalah satu bentuk komunikasi yang paling tidak harus
mengandung 3 komponen dasar yakni bentuk kumunikasi tersebut harus dibayar ( must
be paid), harus disampaikan pada audiens melalui media massa dan bentuk
kumunikasi tersebut harus merupakan upaya untuk membujuk ( must be attempting
persuasion). Ralph Alexander dalam Belch & Belch (2003 ) mendefinisikan sebagai :
advertising defined as any paid form of non personal communication about an
organization , product, service, or idea by identified sponsor . ( Periklanan didefinisikan
sebagai bentuk komunikasi non personal tentang sebuah organisasi, produk, jasa
ataupun ide dengan sponsor yang teridentifikasi). Agar periklanan dapat mencapai
respons audiens seperti yang diinginkannya, periklanan harus dilakukan dengan
kreatif.Periklanan yang kreatif dapat diwujudkan dengan melalui proses kreatifitas
periklanan. Belch & Belch ( 2004) menyatakan bahwa advertising creativity is the ability
to generate fresh, unique, and appropriate ideas that can be used as solutions to
communications problems ( kreatifitas periklanan adalah kemampuan menjadikan ide –
ide yang segar,unik dan tepat yang dapat digunakan sebagai solusi problem – problem
kumunikasi). Untuk menjadikan ide yang tepat efektif, dan kreatif , ide harus relevan
dengan audiens target. Untuk bisa menciptakan iklan yang efektif harus diawali
dengan pemahaman program pemasaran produk yang akan diiklankan, karena
iklan merupakan bagian dari kegiatan pemasaran. Dengan mempelajari data tentang
produk, harga, distribusi, pasar sasaran, serta persaingan, dapat mencari masalah
masalah apa yang mungkin dihadapi serta bagaimana mengatasinya. Jawaban
permasalahan tersebut dapat membawa kepada penemuan ide besar (the big
idea) yang akan menjadi dasar dalam pengembangan proses terbentuknya iklan.
Selanjutnya dilakukan suatu pengembangan strategi periklanan yaitu menuangkan ide
besar tersebut kedalam bentuk nyata suatu iklan baik di media cetak, media
elektronik maupun media luar ruang.
Pengembangan Strategi Kreatif
Sebuah strategi kreatif berfokus pada apa yang dikatakan atau dikomunikasian pesan
periklanan serta memandu seluruh pesan yang digunakan dalam kampanye periklanan.
Beberapa strategi dapat dipilih untuk dapat melakukan kreatifitas periklanan. Strategi
apapun yang dipilih, yang terpenting adalah sebuah periklanan harus mampu
memposisikan merek dibenak konsumen / audiens seperti yang diharapkannya. A
shimp (2003) menyatakan bahwa pada dasarnya terdapat 6 ( enam ) strategi periklanan
yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan orientasinya, yaitu orientasi
fungsional,orientasi pada simbol / pengalaman dan orientasi pada dominasi kategori
produk.
1. Functional Orientation Yakni strategi periklanan yang berorientasi pada kebutuhan
konsumen pada manfaat kongkret /fisik / tangible dari suatu produk yang diiklankan.
Bentuk strategi periklanan yang dilakukan adalah Unique Selling Proposition
(Pernyataan Penjualan Yang Unik). Shimp ( 2003: 270) menyatakan :”…..with the
unique selling proposition ( USP ) advertiser make a superiority claim based on
unique produk attribute that represents a meaningful, distinctive consumer
benefit”( dengan unique selling proposition pengiklan mengklaim keunggulan
mereknya atas atribut produk yang memberikan arti dan manfaat berbeda bagi
konsumen). Strategi ini dikembangkan oleh Rosser Revess, seorang konsultan di
biro iklan Ted Agency, digambarkan dalam bukunya yang sangat berpengaruh “
Reality In Advertising”. Strategi ini ini sangat cocok dilakukan oleh perusahaan
dengan produk yang memiliki manfaat fisik yang menjadi keunggulan kompetitifnya,
dan sukar ditiru oleh perusahaan lain. Dalam periklanan di pertelevisian kita ,
periklanan pasta gigi “ Sensodyn” menerapkan strategi ini. Sensodyn merupakan
pasta gigi yang diformulasikan khusus untuk perawatan gigi yang sensitif. Dalam
iklan tersebut Sensodyn menggunakan keunikan manfaat fisik yang tidak dimiliki
oleh pasta gigi merek lain, yakni secara khusus diformulasikan untuk gigi yang
sensitif, sedang pasta gigi lain umumnya didesain untuk memutihkan gigi,
mencegah gigi berlubang atau mencegah plak maupun keropos gigi. 2. Symbolic
Experiential Orientation. Adalah kelompok strategi periklanan yang lebih berorientasi
pada simbol /pengalaman dan kebutuhan psikososial lainnya. Misalnya yang
berorientasi pada pembentukan Brand Image, Resonansi ataupun Emosional.
1.Brand Image Strategy. Strategi ini berusaha membangun image ( citra) dan
identitas merek dengan menghubungkannya dengan suatu symbol tertentu.Strategi
ini dipopulerkan oleh David Ogilvy dalam bukunya ” Confessions of an Advertising
Man”.Strategi ini sangat cocok dilakukan oleh merek - merek yang bersaing pada
produk yang relatif homogen, memiliki perbedaan fisik relatif kecil. Misal pada
kategori produk soft drink, rokok maupun blue jeans. Malboro menggunakan
pendekatan ini. Serial iklan rokok Malboro secara konsisten menampilkan seorang
cowboy sebagai ikon produk tersebut. Cowboy disimbolkan sebagai
kebebasan,jantan dan berkepribadian. Maka dengan melekatkan brand image
“cowboy” pada rokok Malboro, produsen rokok tersebut mungkin berharap bahwa
brand image (citra) Malboro yang tertanam di benak audiens konsumen adalah
bahwa Malboro rokoknya para lelaki jantan, bebas dan berkepribadian, atau juga
bahwa laki – laki yang jantan seharusnya merokok Malboro. 2.Resonance Strategy.
Shimp (2003) menyatakan:“resonant advertising rather seek to present
circumstance or situation that find counterpart in the real or imagined experiences of
the target audience”. ( strategi resonansi mencoba untuk menghadirkan situasi atau
keadaan yang ada dalam kenyataan ataupun khayalan bawah sadar seseorang).
Semantara itu, Parente ( 2004) juga menyatakan bahwa strategi resonansi berusaha
membangkitkan kesan pengalaman seorang audien akan makna yang relevan /
signifikan terhadap keberadaan suatu merek produk. Sekedar contoh, kampanye
periklanan “ the always Coca Cola” sudah berjalan beberapa tahun. Ketika pertama
kali iklan itu dilaksanakan (1992) di Amerika, hanya sedikit masyarakat yang
berhasil terpengaruh oleh eksposur iklan ini. Dengan terus menggaungkan dua kata
pendek tersebut (always Coca Cola ), beberapa tahun kemudian dua kata tersebut
menjadi frase , slogan idiom yang sangat akrab ditelinga audiens dan lebih kaya
makna. Hasilnya,kini orang akan selalu mengkaitkan produk Coca Cola dengan
perasaan positif atau gembira. Untuk sebagian orang Coca Cola dianggap memberi
manfaat,dan bagi yang lainnya Coca Cola adalah minuman yang menyenangkan. 3.
Emotional Strategy. Strategi ini berusaha menjangkau audiens secara lebih
mendalam melalui sentuhan emosional baik, harapan ataupun kegairahan. Pada
dasarnya pembelian suatu merek seringkali terjadi karena dorongan faktor
emosional. Daya tarik emosional ini akan sangat sukses bila digunakan pada produk
yang tepat yakni untuk produk fashion, permata, kosmetik,kesehatan .Sido Muncul
menggunakan artis / tokoh – tokoh pintar ( smart endoser) seperti Subronto Laras,
Ikang Fauzi, Anna Maria, untuk mengiklankan produk Tolak Angin.”Orang pintar
Minum Tolak Angin”. (Palupi & Pambudi:2006).Iklan ini dapat dikategorikan
menggunakan daya tarik emosional. Pertama,dengan slogan ”Orang pintar Minum
Tolak Angin” , Sidomuncul berusaha memancing emosi pemirsa, agar orang –orang
yang merasa termasuk golongan orang pintar atau ingin menjadi orang pintar dan
sehat, tertarik mengkomsumsi produk tersebut. Kedua, penggunaan tokoh –tokoh
pintar diharapkan mampu menjadi daya tarik emosional tersendiri sekaligus menjadi
brand personality produk tersebut. 3. Categori Dominance Orientation Kelompok
periklanan ini berorientasi untuk mencapai dominasi sebuah merek atas pesaing
pada kategori produk yang sama. 1. Generic Stategy Dalam strategi ini pengiklan
tidak menyerukan perbedaan unik mereknya , ataupun mengklaim keunggulan
mereknya dibandingkan merek pesaing. Namun pengiklan membuat satu klaim yang
tuntutannya bersifat generic ( umum). Strategi ini sangat cocok untuk suatu merek
yang telah mendominasi pasar. Sebagai gambaran seperti yang dilakukan oleh
Campbells. Campbells mendominasi pasar sup siap saji di Amereka serikat ,
dengan pangsa pasar hampir 70 % dari seluruh produk sup kalengan yang ada di
pasaran. Sejak itu ( awal 1990 –an ), mereka menyadari bahwa sebenarnya mereka
masih dapat meningkatkan pangsa pasarnya ( market share ) dengan kampanye
periklanan yang memuji kebaikan makan sup dengan menyatakan “ Soup is Good
Food “, tanpa menyatakan orang untuk membeli sup kalengan dari Campells .
2. Preemtive Strategy. Dilakukan untuk menunjukkan keunggulan sebuah merek dalam
suatu kategori produk tertentu. Bisa jadi merek pesaing juga memiliki manfaat dan
atribut yang mirip dengan produk Anda , namun mereka tidak mengkampanyekan
manfaat atau atribut tersebut, maka Anda dapat mendahuluinya ( preemptive )
dengan menjadi “pihak yang pertama kali “ beriklan dengan klaim manfaat dan
atribut kunci yang menonjol tersebut. Sebagai gambaran, produsen obat Visine yang
beriklan “get the red out”(menghilangkan mata merah).Semua obat mata didesain
untuk menyembuhkan mata merah , namun dengan membuat klaim tersebut pada
kesempatan yang pertama, Visine telah membuat sebuah statement cerdas dan
strategis yang mengarahkan konsumen untuk mengasosiasikan produk penghilang
merah mata hanya pada merek Visine, bukan pada merek obat mata yang lain.
Disamping itu secara legal dan etika klaim tersebut nantinya sudah tak boleh
digunakan lagi oleh merek produk obat mata lainnya. Dalam praktek tidak ada
sebuah strategi yang pelaksanaannya murni. Keenam strategi tersebut tidak bersifat
mutually exlusif. Sadar ataupun tidak, seorang pengiklan kadang melakukan dua
atau lebih strategi periklanan diatas secara simultan.
Menurut O’Guinn dkk (2008) dalam buku Agus Hermawan (2012:75), terdapat 10
prinsip iklan yang efektif dimana prinsip efektivitas ini belum tentu bisa diterapkan pada
semua iklan:
1. Buatlah Khalayak Tertarik (Grab People)
Sebuah iklan yang baik harus mampu membuat khalayak tertarik dengan segera. Hal
ini sangat penting, dalam arti bahwa iklan harus mampu meraih perhatian sesegera
mungkin dalam sedetik. Tujuan utama iklan perusahaan adalah untuk membuka
kemungkinan sebanyak mungkin dengan iklan yang menarik (eye-catching) dalam
ruang dan waktu terbatas. Paksalah khalayak sasaran untuk mengambil keputusan
segera sebelum ia beralih. Pada hakikatnya semakin spesifik iklan akan semakin baik
mengakomodasi pelanggan potensial.
2. Jadilah Cerdas dan Kreatif (Be Cleaver and Creative)
Kecerdasan dan kreativitas diperlukan untuk menarik khalayak dan mewujudkan merek
dengan cara yang positif. Perusahaan yang baik harus memikirkan hal ini dan secara
ekstrem membuat yang cerdas serta melakukan studi mendalam untuk menciptakan
iklan kreatif, karena iklan yang kreatif mencerminkan perusahaan yang cerdas. Para
pesaing juga akan berupaya untuk menghasilkan iklan yang kreatif, dan mereka siap
utuk bersaing. Pemasar dengan dukungan ide kreatifnya, hanya akan memiliki
kesempatan untuk memenangkan persaingan dengan menyajikan iklan yang belum
pernah dilihat sebelumnya.
3. Bicaralah Dengan Lantang (Speak Loudly)
Semakin lantang kita berbicara, semakin banyak orang yang mendengarkan. Konsep
yang sama diterapkan dalam iklan. Perusahaan ingin menyampaikan sesuatu kepada
khalayak sasaran, dan ingin didengarkan. Hal tersebut dapat dicapai dengan berbagai
cara, di antaranya dengan meningkatkan intensitas frekuensi iklan, ukuran besar, warna
dan latar belakang iklan, keunikan dibandingkan dengan iklan lainnya, dan sebagainya.
Hal ini merupakan metode yang luar biasa untuk membuat produk senantiasa diingat,
karena elemen provokatif dalam iklan juga merupakan elemen untuk menjual produk.
Meskipun mudah dinyatakan, hal ini cukup sulit dilaksanakan.
4. Jangan Membuat Mereka Berpikir (Terlalu Banyak) – Dont Make Them Think (Too
Much)
Salah satu panduan umum, khususnya dalam desain web, adalah jangan membuat
orang berpikir. Pemasar perlu mendapatkan berbagai cara yang tepat, tetapi tidak
seharusnya membuat orang berpikir terlalu banyak. Penyederhanaan isi pesan penting
agar orang mengetahui bahwa iklan sudah memberikan gambaran utuh dalam otak
konsumen ketika mereka melihatnya.
5. Warna Yang Menarik Tetapi Tetap Masuk Akal (Colors That Pop Make Sense)
Tergantung pada iklannya, pemasar biasanya menginginkan warna atau iklan yang
trendi dan tidak ketinggalan zaman. Pilihan warna sangatlah penting sebagai aspek
periklanan. Pemasar yang baik sadar bahwa pilihan warna harus sesuai dengan cita
rasa merek. Warna harus mewakili lingkungan dimana iklan berada. Dorong keinginan
khalayak dengan warna, namun jangan sampai membuat mereka terganggu dengan
warna yang berlebihan. Pilihan warna yang tepat bergantung pada jenis iklan. Jika kita
ingin membuat ilustrasi iklan yang mereknya “menyenangkan”, menggunakan berbagai
warna cerah bisa jadi pilihan. Jika iklannya lebih serius, penggunaan skema warna
yang digunakan biasanya lebih sederhana.
6. Informatif (Be Informatif)
Setiap iklan harus menyatakan suatu pesan. Iklan merupakan visualisasi pesan. Iklan
Gudang Garam, FedEx dengan mobil truk bergerak, dengan penampilan hanya pada
merek tanpa pesan lain. Iklan itu hanya mencermikan satu pesan bagi yang melihatnya,
namun pesan itu tersampaikan untuk menarik khalayak.
7. Buatlah Agar Menonjol dan Mudah Diingat (Stand Out And Be Memorable)
Menjadi unik dan mudah diingat adalah dua komponen dari iklan yang baik. Iklan
komersial harus unik dan secara keseluruhan berbeda dari iklan yang lain, dengan
tetap menjaga prinsip keaslian kreasi (orisinal), Jika kampanye iklan berlangsung tanpa
dikenal oleh masyarakat, maka segala upaya akan sia–sia.
8. Berikanlah Cita Rasa (Give Off A Feeling)
Setiap perusahaan dan merek memiliki perasaan atau nada. Perusahaan perlu
menunjukkannya melalui iklan. Orang-orang harus mampu memahami cita rasa yang
dimiliki perusahaan hanya dengan melihat iklan.
9. Tunjukkan, Bukan Bercerita (Show, Not Tell)
Salah satu ciri iklan yang baik adalah menunjukkan sesuatu alih-alih menceritakan
sesuatu. Caranya adalah dengan memvisualisasikannya sebagai perwujudan dari
konsep yang ada pada teks.
10. Gunakan Humor: Gunakan Pengandaian (Use Humor:Use A Metaphor)
Humor merupakan teknik yang berguna untuk menarik orang terhadap suatu iklan.
Pengandaian/metafora dapat menjadi cara yang bagus untuk menambah humor.
Namun humor tidak selalu tepat, meski cocok digunakan untuk sebagian produk,
terkadang humor tidak tepat digunakan dalam iklan merk perusahaan tertentu.
Setiap ide dapat tampak kreatif dimata Anda jika Anda belum pernah
memikirkannya sebelumnya, tetapi esensi dari ide kreatif adalah tak seorang
pun yang pernah memikirkannya sebelumnya. Jadi aturan pertama adalah jangan
melakukan hal-hal yang telah dilakukan orang lain. Pada dasarnya, ide kreatif
diartikan sebagai “Suatu pilihan cara yang menarik untuk mengekspresikan posisi
merek dalam suatu format iklan”. Kepentingan nyata dari ide kreatif berasal dari
kesadaran adanya kesulitan orang-orang kreatif dalammenyeder-hanakan kata-kata
bagi posisi merek dalam suatu iklan di media. Sebagai contoh, pernyataan positioning
Volvo adalah salah satu bentuk ide kreatif mereka : “Volvo is the Brand of Prestige Car
that Provides Safety and Performance”. (Arti bebasnya: Volvo adalah Merek Mobil yang
Prestisius yang Menawarkan Kenyamanan dan Penampilan).Sesungguhnya, komponen
yang sangat melengkapi suatu strategi kreatif adalah ide kreatif, isi pesan, dan
taktik eksekusinya di mana secara bersama-sama harus dijadikan instrumen
dalam meraih tujuan komunikasi merek dan posisi merek, rumusnya :
(Ide Kreatif + Isi Pesan + Eksekusi) X MediaSchedule=Tujuan-tujuan Komunikasi
dan Posisi Merek
Isi pesan (apa yang dikatakan) umumnya didiktekan oleh manajer secara ringkas
padaagensi untuk dijadikan rumusan dalam bentuk pernyataan tujuan-
tujuankomunikasi dan posisi yang diinginkan merek. Karena itu, agensi lah yang
bertanggung jawab dalam mencari cara bagaimana isi pesan, ide kreatif, dan taktik
eksekusi tersebut dapat disampaikan dalam cara yang paling baik.
Disusun Oleh :
JAKARTA 2019
Pengertian Konsep
Pengertian perencanaan media periklanan dapat dijelaskan berdasarkan konsep-
konsep dasarnya, sebagai berikut :
Perencanan
Pengertian perencanaan secara sederhana adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan keadaan sekarang maupun
keadaan sebelumnya. (http://www.waspada.co.id/)
Perencanan merupakan keputusan mengenai tujuan / sasaran yang akan dicapai.
Media
Merupakan sarana / alat dalam menyampaikan pesan-pesan iklan dari komunikator
kepada khalayak sasaran atau konsumen.
Periklanan
Merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan penyampaian iklan.
Iklan
1. Merupakan pesan-pesan mengenai produk / jasa yang disampaikan pada
masyarakat / khalayak dengan tujuan tertentu.
2. Iklan; ialah pesan komunikasi pemasaran tentang sesuatu produk yang disampaikan
melalui sesuatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada
sebagian atau seluruh masyarakat.
Perencanaan media adalah proses penentuan serangkaian keputusan yang dibuat
dalam penyampaian pesan kepada khalayak sasaran (pembeli atau pengguna produk
atau brand atau jasa).
Cakupan (coverage) mengacu pada jumlah audience potensial yang dapat menerima
pesan melalui kendaraan media. Dengan demikian, cakupan menyangkut audience
yang berpotensi untuk dijangkau sedangkan jangkauan jumlah audience yang
sebenarnya. Frekuensi (frequency) adalah jumlah berapa kali audience terekspos oleh
suatu kendaraan media dalam suatu periode waktu tertentu.
Pembelian media atau media buying adalah pelaksanaan dari suatu rencana media.
Staf pembelian media melakukan negosiasi dengan perwakilan media cetak, media
penyiaran dan media lainnya dalam upaya untuk mendapatkan kontrak yang efektif dari
segi biaya dan dapat memenuhi tujuan media. Media dengan harga termurah bukanlah
faktor terpenting dalam pembelian media; faktor terpenting adalah pengembalian
investasi yang dikeluarkan perusahaan yang hanya bisa dicapai jika media
bersangkutan dapat memberikan efek maksimal kepada audience yang dituju.
George dan Michael Belch menyebutkan bahwa perencanaan dan strategi media
memusatkan perhatian pada upaya untuk menentukan cara terbaik dalam
menyampaikan pesan yang terdiri dari empat langkah yaitu:
Sedangkan menurut Tom Duncan bahwa proses perencanaan media terdiri dari empat
langkah :
1. Mengidentifikasi target media (media targeting)
2. Menentukan tujuan media (media objective)
3. Menentukan strategi media (media strategy)
4. Penjadwalan penempatan media (scheduling media placement)
Perencana media harus memahami secara geografis dimanakah lokasi dari target
audience. Hal ini sangat penting untuk menentukan pemilihan media berdasarkan
kemampuan media menjangkau suatu wilayah.
Misalnya, untuk mencapai 5000 rumah tangga sasaran di suatu kota dengan populasi
100.000 rumah tangga maka media yang dapat mengirim pesan langsung menuju ke
alamat (seperti surat), akan lebih cocok dibandingkan menggunakan media massa.
Tetapi jika target audience adalah sebesar 50.000 maka menggunakan media massa
akan lebih efektif.
Pertanyaan penting yang harus dijawab terkait dengan penentuan tujuan media adalah
sebagai berikut :
· Seberapa besar jangkauan (reach) pesan dan target jangkauan (targeted reach)
pesan yang diinginkan ?
· Berapa banyak frekuensi pesan dan frekuensi efektif yang akan disampaikan ?
· Berapa besar bobot yang dapat diberikan pada suatu kendaraan media (GRP,
TGRP) ?
Tujuan media menggambarkan apa yang ingin dicapai suatu perusahaan berkenaan
dengan penyampaian pesan suatu merek produk. Tujuan komunikasi pemasaran
menjelaskan apa yang diinginkan perusahaan atas pikiran, perasaan dan tindakan
konsumen terhadap produk perusahaan. Tujuan media menjelaskan bagaimana
pemasar menyampaikan pesannya kepada konsumen sedemikian rupa sehingga pesan
menghasilkan efek terhadap pikiran, perasaan dan tindakan konsumen.
Sering terjadi bahwa keputusan mengenai aspek kreatif suatu pesan iklan dibuat
sebelum tujuan media ditentukan. Jika hal seperti ini dilakukan, perusahaan beresiko
kehilangan kesempatan untuk menyampaikan pesannya secara efektif kepada
konsumennya. Dengan demikian perencanaan media dan perencanaan kreatif harus
dilaksanakan secara terpadu.
Kita telah mengetahui bahwa analisa situasi diperlukan dalam menentukan tujuan
pemasaran dan tujuan komunikasi, dan untuk dapat mencapai tujuan komunikasi
diperlukan tujuan media (media objectives) yang hanya dapat dicapai setelah
melakukan analisa situasi media (media situation analysis). Dengan demikian tujuan
media direncanakan dan disiapkan untuk mencapai tujuan komunikasi dan tujuan
pemasaran. Tujuan media adalah sasaran bagi program media dan harus dibatasi pada
konsumen yang dapat dicapai melalui strategi media.. Untuk memberikan gambaran
yang lebih aktual berikut contoh sederhana dalam penentuan tujuan media;
Langkah pencapaian :
· Memanfaatkan media televisi dan media cetak yang mampu menjangkau 80% dari
target konsumen selama periode 1 tahun.
· Frekuensi iklan dilakukan secara merata dengan penekanan pada event-event hari
besar nasional.
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab pada tahap penentuan strategi media
adalah :
Strategi media menjelaskana antara lain bauran media (media mix) yang membahas
mengenai media apa yang digunakan dan seberapa banyak. Dalam hal ini anggaran
selalu mempengaruhi pemilihan strategi media, dan karena banyak pilihan media yang
tersedia maka keputusan akhir mengenai media apa yang dapat digunakan seringkali
dipengaruhi oleh anggaran. Instrumen yang dapat digunakan untuk membantu dalam
membuat perbandingan biaya diantara berbagai media secara obyektif adalah CPM
(cost per thousand) dan CPP (cost per point).
Untuk menentukan media yang paling tepat namun dengan harga yang paling efisien
untuk menyampaikan pesan produk diperlukan pemahaman mendalam terhadap
seluruh atribut yang dimiliki setiap media dan juga biaya yang harus dikeluarkan. Selain
itu juga dibutuhkan pemahaman yang menyeluruh mengenai target audience masing-
masing media.
Strategi media tidak saja membahas masalah identifikasi media yang akan digunakan
dan bagaimana anggaran yang tersedia dibelanjakan untuk iklan, misanya
“menggunakan setengah anggaran untuk iklan televisi, seperempat untuk iklan surat
kabar dan seperempat lagi untuk media luar ruang.” Strategi media seperti ini bukanlah
strategi media yang baik dan bermanfaat. Suatu strategi media yang baik harus
menyatakan bagaimana media dapat membantu menciptakan suatu pengalaman merek
(brand experience) bagi konsumen dan calon konsumen. Strategi media yang baik
membutuhkan seleksi dan penggunaan media yang kreatif.
1. Jangkauan
Persentasi audiens sasaran yang diekspos sekurang-kurangnya satu kali dengan
pesan pemasang iklan selama jangkauan waktu tertentu (biasanya empat minggu)
disebut jangkauan (reach). Dengan kata lain jangkauan merepresentasikan jumlah
pelanggan sasaran yang menerima pesan pemasang iklan satu kali atau lebih selama
priode waktu empat minggu.
Ada beberapa faktor yang menentukan jangkauan, kampanye pemasangan
iklan. Secara umum, jika suatu jadwal media menggunakan media ganda dan bukan
media tunggal, maka lebih banyak orang yang akan dijangkau. Pada umumnya,
semakin banyak media yang digunakan, semakin besar kesempatan suatu pesan iklan
sampai kepada orang-orang yang perilaku medianya berbeda. Faktor berikutnya adalah
jumlah dan keragaman sarana media yang digunakan. Lalu, jangkauan dapat
ditingkatakan dengan mmbedakan bagian-bagaian hari yang digunakan untuk
mengiklan suatu merek.
Jangkauan itu sendiri merupakan tujuan yang tidak memadai untuk perencanaan
media karena tidak bisa menyatakan suatu mengenai seberapa sering pelanggan
sasaran dihadapkan pada pesan pemasang iklan. Karenanya, frekuansi exprosure
periklanan juga harus dipertimbangkan.
Cara terbaik dalam menjangkau target konsumen yang menjadi dasar
perencanaan media disebut dengan “target jangkauan” (targeted reach). Menurut
Duncan (2005), target jangkauan memiliki pengertian the portion of a communication
vehicle’s audiensice that is ini a brand’s target market (bagian audiensi dari suatu
kendaraan komunikasi yang menjadi target pasar suatu merk). Misalkan, sebuah
perusahaan pembuat minyak pelumas (oli) untuk kendaraan bermotor roda empat ingin
memasarkan produknya di suatu kota dengan target konsumen adalah para pemilik
kendaraan bermotor roda empat yang ada di kota itu. Perusahaan kemudian
memasang iklan pada suatu surat kabar setempat yang memiliki jangkauan 400.000
rumah tangga di kota tersebut. Jika hanya 100.000 dari pelanggan surat kabar itu
adalah sekitar 25% (100.000:400.000 = ¼ = 25%) dari keseluruhan target konsumen
yang ada atau hanya seperempat dari jangkauan surat kabar tersebut.
2. Frekuensi
Frekuensi adalah “the number of times one is exposed the media vehicle,not
necessary to the ad itself ( berapa banyak seseorang terekspos oleh media,belum
termasuk ekpos iklan).pengertian lain dari frekuensi adalah The average number of
times those who are reached have an opportunity to be exposed to a brand message
within a specified time period ( jumlah waktu rata-rata mereka yang terjangkau memiliki
peluang terekspos oleh pesan merek dalam suatu periode tertentu).
Pada umumnya,perencana media selalu mengusulkan frekuensi pesan lebih dari
satu kali untuk memastikan agar target konsumen terekspos oleh pesan iklan.terdapat
tiga alasan untuk ini.pertama,audiens selalu lebih memperhatikan program daripada
iklan.kedua,frekuensi yamg cukup akan meningkatkan peluang suatu pesan untuk
dimengerti konsumenn,semakin kompleks suatu iklan maka semakin banyak frekuensi
yang dibutuhkan.ketiga,frekuensi yang tinggi memungkinkan pesan untuk lebih diingat
audiens.
Pada dasarnya tidak ada patokan yang pasti mengenai frekuensi penanyangan
iklan.untuk menentukan berapa kali suatu iklan harus muncul pada suatu media agar
dapat menimbulkan efek,seorang perencana media harus mempertimbangkan tiga
faktor penting yang mencakup 1).faktor pemasaran 2). Fator pesan 3).faktor media.
1. faktor pemasaran,mencakup hal-hal sebagai berikut:
Sejarah merek ( brand history ) apakah merek suatu produk merupakan merek
baru ataukah merek yang sudah cukup lama? Mereka baru membutuhkan
frekunsi iklan yang lebih tinggi dibandingkan merek yang lama.
Loyalitas merek,semakin tinggi loyalitas konsumen kepada suatu merek,maka
akan semakin rendah frekuensi iklan.
Siklus pembelian ( purchase cycle ),produk dengan siklus pembelian yang lebih
pendek,yaitu produk yang tidak sering dibeli memerlukan frekuensi yang lebih
tinggi untuk mempertahankan kesadaran konsumen terhadap produk
bersangkutan ( to maintain top of mind awareness)
Siklus penggunaan ( usage cycle),suatu produk yang cepat habis dikonsumsi
akan mendorong konsumen untuk segera membeli kembali dan karenanya
memerluka frekuensi iklan yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang
tidak cepat habis dikonsumsi.
Persaingan iklan,suatu produk memerlukan frekuensi iklan yang lebih tinggi jika
intensitas promosi produk pesaing juga tinggi.
Target konsumen,kemampan konsumen untuk memahami dan menerima pesan
memilki pengaruh lain pada frekuensi iklan.semakin rendah kemampuan
konsumen memahami pesan iklan akan memerlukan frekuensi yang semakin
tinggi.
3. Bobot
Tujuan ketiga dari perumusan rencana media adalah menentukan berapa bobot
periklanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan periklanan. Groos Rating Points
(GRPs), merupakan indicator jumlah bobot kotor, atau hanya bobot (weight), yang
dapat disampaikan jadwal periklanan tertentu. Istilah gross adalah kuncinya. Jumlah
GRPs menunjukkan gross coverage atau duplicated audience yang diekspos terhadap
jadwal periklanan tertentu.
4. Kontinuitas
Tujuan umum keempat yang harus dipenuhi oleh perencana media adalah waktu
pemasang iklan. Kontinuitas meliputi bagaimana perwakilan dialokasikan selama
ditayangkannya suatu kampanye periklanan. Isu dasarnya adalah: haruskah anggaran
media didistribusikan secara merata selama priode kampanye periklanan; haruskah
anggaran itu dihabiskan dalam priode yang terkonsentrasi untuk mencapai pengaruh
yang paling banyak; atau apakah beberapa jadwal lain di antara kedua ekstrim ini harus
digunakan? Seperti biasa, penentuan apa yang terbaik tergantung pada situasi pasar
produk khusus. Meskipun demikian, jadwal periklanan yang seragam umumnya
menghasilkan terlalu sedikit bobot periklanan pada suatu waktu. Di sisi lain, jadwal yang
sangat terkonsentrasi menyebabkan exprosure yang berlebihan selama masa tayang
iklan dan tidak ditayangkannya iklan pada waktu lainnya.Para pemasang iklan
mempunya tiga alternative umum yang berhubungan dengan pengalokasian anggaran
selama berlangsungnya kampanye; jadwal yang continue, pulsing, dan fighting.
5. Pertimbangan Biaya
Para perencana media berusaha untuk mengalokasikan anggaran iklan dengan
cara yang efisien dari segi biaya untuk memenuhi tujuan lainnya. Salah satu indicator
efisiensi media yang paling penting dan yang digunakan secara universal adalah criteria
biaya per seribu. Biaya per seribu (disingkat CPM = cost-per-thousand, dimana M
merupakan angka romawi untuk 1.000) adalah biaya untuk mencapai 1.000 orang.
Ukuran tersebut dapat didefinisikan kembali sebagai biaya untuk menjangkau 1.000
orang. Ukuran tersebut dapat didefinisikan kembali sebagai biaya untuk menjangkau
1.000 anggota audiens sasaran, kecuali orang-orang yang berada diluar pasar sasaran.
Ukuran yang diperbaiki ini disebut CPM-TM. CPM dan CPM-TM dihitung dengan
membagi biaya iklan dengan sirkulasi media dalam pasar total (CPM) atau pasar
sasaran (CPM-TM).
Duncan mengemukakan pengertian strategi media sebagai: ideas abot how media
objectives will be accomplished through the selection of various combination of media .
[3] (Ide atau gagasan mengenai bagaimana tujuan media akan dicapai melalui seleksi
berbagai kombinasi media). Menurutnya setiap tujuan media dapat memiliki lebih dari
satu strategi media. Strategi media menjelaskan antara lain bauran media (media mix)
yang membahas mengenai media apa yang akan digunakan dan seberapa banyak.
Dalam hal ini, anggaran selalu mempengaruhi pemilihan strategi media, dan karena
banyak pilihan media yang tersedia maka keputusan akhir mengenai media apa yang
akan digunakan seringkali dipengaruhi oleh anggaran. Instrumen yang dapat digunakan
untuk membantu dalam membuat perbandingan biaya diantara berbagai media secara
objektif adalah CPM (cost per thousand) dan CPP (cost per point).
Untuk menentukan media yang paling tepat namun dengan harga yang paling efisien
untuk menyampaikan pesan produk diperlukan pemahaman mendalam terhadap
seluruh atribut yang dimiliki setiap media dan juga biaya yang harus dikeluarkan. Selain
itu dibutuhkan pemahaman menyeluruh mengenai target audien masing-masing media.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, setiap media memiliki kekuatan dan
kelemahannya masing-masing. Tabel berikut menunjukkan berbagai atribut yang
dimiliki media yang perlu diperhatikan perencana media ketika memutuskan media apa
yang paling bisa diandalkan dalam mencapai tujuan media.
Strategi media tidak saja membahas masalah identifikasi media yang akan digunakan
dan bagaimana anggaran yang tersedia dibelanjakan untuk iklan, misalnya
“menggunakan setengah anggaran untuk iklan televisi, seperempat untuk iklan di surat
kabar dan seperempat lagi untuk media luar ruang.” Strategi media seperti ini bukanlah
strategi media yang baik dan bermanfaat. Suatu strategi media yang baik harus
menyatakan bagaimana media dapat membantu menciptakan suatu pengalaman merek
(brand experience) bagi konsumen dan calon konsumen. Strategi media yang baik
membutuhkan seleksi dan penggunaan media yang kreatif.
Kelemahan :
- Biaya lebih mahal
- Mungkin terjadi eksposur yang berlebihan
- Membatasi jenis media yang dapat digunakan
Kelebihan :
- Mencakup seluruh keunggulan dari dua metode sebelumnya.
Kelemahan :
- Tidak dibutuhkan bagi produk-produk yang bersifat musiman