Penelitian Terdahulu M.K
Penelitian Terdahulu M.K
OLEH
vii
H. Tahapan-tahapan Penelitian ..................................................................... 46
B. Data Khusus
1. Data Tentang Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini di RA
Muslimat NU 049 Ngrupit II Jenangan Ponorogo .............................. 55
2. Data Tentang Bentuk-Bentuk Kegiatan Guru Untuk
Mengembangkan Motorik Kasar Anak Usia Dini di RA Muslimat
NU 049 Ngrupit II Jenangan Ponorogo ............................................... 57
3. Data Tentang Strategi Guru dalam Mengembangkan Kemampuan
Motorik Kasar Anak Usia Dini di RA Muslimat NU 049 Ngrupit II
Jenangan Ponorogo ............................................................................. 58
4. Matrik Hasil Penelitian ........................................................................ 59
BAB V PEMBAHASAN
A. Pembahasan tentang Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini di
RA Muslimat NU 049 Ngrupit II Jenangan Ponorogo ............................ 60
B. Pembahasan tentang Bentuk-Bentuk Kegiatan Guru Untuk
Mengembangkan Motorik Kasar Anak Usia Dini di RA Muslimat NU
049 Ngrupit II Jenangan Ponorogo ........................................................... 65
C. Pembahasan Tentang Strategi Guru dalam Mengembangkan Motorik
Kasar Anak Usia Dini di RA Muslimat NU 049 Ngrupit II Jenangan
Ponorogo .................................................................................................. 69
BAB VI PENNUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 74
B. Saran ........................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76
viii
BAB I
PENDAHULUAN
sistematika pembahasan.
Anak usia dini dikenal dengan masa golden age yakni mulai usia 0-8
tahun, hal inilah yang mendasari para guru TK/BA dalam memberikan
tubuh yang menggunakan otot sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh usia, berat badan dan perkembangan anak secara
pandai dalam aspek koginif yakni anak memahami dalam hal menulis
membaca dan berhitung saja dari pada melakukan keterampilan fisik secara
1
Suryadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani,
2011), 66.
1
2
misalnya gobak sodor, boy boy an, petak umpet, dst. Konsentrasi
dikenali pada saat anak berolahraga, menari, atau belajar menulis. Anak
2
Suryadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani, 2011), 66.
3
karena menabrak perabotan, jatuh dari kursi, pensil atau bukunya jatuh, dan
memperlihatkan kecanggungan.
energi rasakan dan dialaminya energi rangsangan tertentu oleh indera kita.
dalam sistem saraf pusat. Perkembangan pola motorik yang pertama kali
dipelajari oleh seorang individu adalah belajar motorik, yaitu respon otot
tertentu.3
3
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), 144.
4
belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik motorik yang bermakna
dan sesuai bagi anak didiknya. Guru juga perlu menentukan tingkat
tingkat keberhasilan yang terlalu tinggi sehingga anak sulit untuk mencapai
maka anak akan merasa tertekan karena ia tak dapat melakukan kegiatan
tersebut. Oleh sebab itu, guru perlu mempelajari tingkat kemampuan anak
4
Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik (Jakarta: Universitas Terbuka, 2015), 23.
5
Observasi RA Muslimat NU 049 Ngrupit II Jenangan Ponorogo dilaksanakn pada tahun 2020.
5
Ponorogo”.
B. Fokus Penelitian
motorik kasar anak usia dini di kelompok A usia 4-5 tahun, semester genap
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Ponorogo.
6
E.Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis
2. Secara Praktis
kasar.
F. Sistematika Pembahasan
masing-masing bab terdiri dari sub-bab yang saling berkaitan satu sama lain.
Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis
guru untuk Mengembangkan motorik kasar anak usia dini dan pembahasan
selanjutnya setelah bab peertama yaitu pendahuluan. Pada bab ini membahas
terkait telaah hasil penelitian terdahulu yang merupakan hasil dari penelitian
orang lain yang dijadikan rujukan pada penelitian ini kemudian membahas
tentang Kajian Teori yaitu teori-teori yang akan digunakan pada penelitian ini.
1. Enno Wardan dari UIN Medan, Sumatra Utara Tahun 2017 yang
motorik kasar pada saat melakukan tari kreasi pada siklus I anak
atau dengan presentase 76,47%, dengan nilai rata-rata 82,41. Hal ini
8
9
tali dengan ketinggian 20 cm. Anak yang sudah melakukan lompat tali
6
Enno Wardani, Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia 5- 6 Tahun Melalui
Kegiatan Tari Kreasi di TK Negeri Pembina Atu Lintang, Kecamatan Atu Lintang, Kabupaten
Aceh Tengah, Skripsi, Jurusan PAUD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Sumatra Utara, 2017.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pdf/13081
1556.pdf&ved=2ahUKEwjl_YuxzJvpAhUayzgGHa_dCwsQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw3IX
tCaEZSSauP7uOfnmtd8. (Diakses 05 November 2019).
10
motorik kasar yang diamati dalam kegiatan lompat tali pada Siklus I
kasar dapat dilihat pada saat sebelum tindakan diperoleh 14,28% atau
2 anak dari 14 anak pada kriteria baik, pada Siklus I diperoleh 71%
atau 10 anak dari 14 anak pada kriteria baik, dan Siklus II diperoleh
93% atau 13 anak dari 14 anak pada kriteria baik. Anak dapat
dengan baik.
kualitatif.7
7
Pravista Indah Sari, Upaya Meningkatakan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Lompat
Tali Pada Kelompok A di TK Aba Ngabean 1 Tempel Sleman, Skripsi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.uny.ac.id/23969/1/Pravis
ta%2520Indah%2520Sari_10111244016.pdf&ved=2ahUKEwiqpuKKzZvpAhUWVH0KHTOxDZ
4QFjAAegQIBRAC&usg=AOvVaw2ZNunv0BNOBWXMjqWToSNB (Diakses 09 November
2019).
11
3. Anna Sovianjari dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Thun 2014 yang
motorik kasar dengan aspek keaktifan pada siklus I 66,6% dan pada
8
Anna Sovianjari, Upaya Mengembangkan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan
Bermain Simpai Bagi Peserta Didik Di BA AIsiyah Sucen 3 Salam Magelang Jawa Tengah, Skripsi
Mahasiswa Jurusan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sunan Kali Kalijaga Yogyakarta, 2014.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uin-
suka.ac.id/14162/2/BAB%2520I%252C%2520IV%252C%2520DAFTAR%2520PUSTAKA.pdf&
ved=2ahUKEwjLmMH5zZvpAhUOfX0KHcJOAzYQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw1q7P-
7kbAyfwAeBHU8jYuj (Diakses 09 November 2019).
12
merupakan gerakan merespon baik itu secara sadar maupun tidak sadar;
9
Nurhudaya, Strategi Meningkatkan Motorik Kasar Anak Melalui Senam Ceria Di Tk
Aisiyiyah Paddumpu Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-Toli” Artikel Fakultas Agama
13
peneliti yaitu, persamaan judul yang diteliti yaitu terkait strategi dalam
dilakukan guru.
5. Tri Yuliana dari Universitas Nusantara PGRI Kediri Tahun 2020 yang
Usia Dini Usia 4-5 Tahun Melalui Tari Payung Gembira” dengan hasil
tahun melalui tari payung gembira yang digunakan, maka strategi guru
sebagai berikut :
payung gembira;
didiknya;
internal sekolah;
10
Tri Yuliana, Strategi Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun Melalui
Tari Payung Gembira, Jurnal Program Studi PGRA Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2020.
http://jurnal.stitnualikmah.ac.id/index.php/seling/article/download/629/509 (diakses 15 Februari
2021).
15
B. Kajian Teori
1. Guru
guru memiliki satu kesatuan peran dan yang tidak terpisahkan, antara
antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Keempat
lainnya, (2) guru mata pelajaran, jika ia hanya memiliki tugas untuk
untuk memilih karier di masa depan yang sesuai dengan bakat dan
perpustakaan sekolah, dan (5) guru ekstra kulikuler, yakni guru yang
dan sebagainya.
11
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat, 2015), 11-12.
17
2. Motorik Kasar
hal-hal yang lebih sulit. Oleh karena itu anak dalam belajar
12
Janice J.Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, terj. Arif Rakman (Jakarta:
Kencana, 2015), 200.
13
Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2015), 13.
18
14
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD : Tinjauan Teoritik dan Praktik
(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), 38.
19
kemandirian.15
diinginkan. 16
keterampilan17
15
Tadkiroatun Musfiroh, Memilih, Menyusun, Dan Menyajikan Cerita Untuk Anak Usia Dini,
(Yogyakarta: TIARA WACANA, 2010), 6-7.
16
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya,
(Jakarta: Kencana, 2011), 164.
17
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid I Edisi Keenam, trj. Meitasari Tjandrasa
dan Muslichah Zarkasih, .(Jakarta : Erlangga 1978), 156.
20
1. Kematangan
tersebut.
2. Gizi
18
Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2015), 28
21
4. Jenis kelamin
5. Latihan
6. Motivasi
7. Pengalaman
8. Urutan perkembangan
diri dengan teman sebayanya. Bila hal ini terus berlanjut maka
19
Kamtini, Motorik Kasar Anak Usia Dini, (Medan : Media Persada, 2014), 28.
20
Aida Farida, Urgensi Perkembangan Motorik Kasar Pada Perkembangan Anak Usia Dini
Raudhah Vol.4 No.5, 2016, 8.
21
Ibid, 8.
23
Motorik
2) Mencari jejak.
7) Berjalan ditempat.
8) Lompatan kanguru.
mangkok.
bola kembali.
cara melompatinya.22
meliputi:
pesawat terbang.
22
Novan Ardi Wiyani, Majemen Paud Bermutu: Konsep Dan Praktik Mmt Di Kb, Tk/Ra
(Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2015), 29-31.
25
secara terkoordinasi
(kewajaran/kealamian).
23
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 137 Tahun
2014.
26
1) Imitation (peniruan)
3) Presition (Ketelitian)
sebagainya.
4) Articulation (Perangkaian)
5) Naturalization (Kewajaran/Kealamian)
gerak fisik motorik pada tahap ini, anak tidak serta merta
24
Suyadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani, 2011), 73-75
29
istilah anak usia dini baru muncul pada tahun 2003-an ketika
25
Richard Decaprio,Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik Di Sekolah, (Jogjakarta, DIVA Press,
2013), 55-61.
30
masyarakat luas.
tahun. 27
yang meliputi bayi yakni 0-1 tahun, usia dini yakni usia 1-5
seterusnya. 28
26
Ibid, 21.
27
Tadkiroatun Musfiroh, Memilih, Menyusun, Dan Menyajikan Cerita Untuk Anak Usia Dini,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), 1.
28
Ibid, 2.
31
masa pendatag. 29
anak-anak.
29
Ibid, 2.
30
Tadkiroatun Musfiroh, Memilih Menyusun Dan Menyajikan Cerita Untuk Anak Usia Dini
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), 2
31
Ibid, 2.
32
puber.
32
Ibid, 3.
33
Ibid, 4.
33
bermasalah.35
34
Ibid, 5.
35
Tadkiroatun Musfiroh, Memilih Menyusun Dan Menyajikan Cerita Untuk Anak Usia Dini
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), 5.
BAB III
METODE PENELITIAN
hasil penelitian dan kajian teori. Pada bab ini membahas mengenai metode
deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti
36
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2018), 3.
34
35
teori yang relevan dan teori-teori tersebut memiliki kaitan yang erat
B. Kehadiran Peneliti
37
Ibid, 3
38
Ibid, 163.
36
C. Lokasi Penelitian
Data dan Sumber data utama dalam penelitian ini adalah sebuah redaksi
dan berupa tindakan sedangkan sumber data tertulis statistik dan foto
berikut :
39
Ibid, 163.
37
1. Observasi
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2015), 308.
41
Ibid, 309.
42
Ibid,
38
2. Wawancara
hatinya peneliti sosial. Bila dilihat dijurnal dalam ilmu sosial, maka
43
Ibid, 309.
44
Ibid, 318-319
39
3. Dokumentasi
untuk mengambil data tentang profil sekolah visi misi tujuan, data
45
Ibid, 336.
40
dalam penelitian jenis apapun adalah merupakan cara berfikir. Hal itu
Dalam hal ini Nasution menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak
Huberman.
46
Ibid,
47
Ibid,
41
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,
Data
Collection
n Data
display
Data
reduction
Conclusions
drawing/verifying
tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data
dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain ang dipandang ahli.
2. Penyajian Data
naratif.49
48
Ibid, 339.
49
Ibid, 341.
43
dengan teks yang naratif juga berupa, grafik, matrik, network (jejarng
kredibel. 51
memenuhi :
keputusan-keputusannya.
50
Ibid, 341.
51
Ibid, 345.
52
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018),
171.
44
tersebut.
tersebut.53
53
Ibid, 324
45
yang dilakukan. 55
54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2015), 377.
55
Ibid, 377.
46
H. Tahap Penelitian
1. Tahap Pra-Lapangan
56
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2018), 127-136.
47
b. Memasuki lapangan
57
Ibid, 137-140.
58
Ibid, 140-143.
59
Ibid, 144.
48
sumber lainnya.
hipotesis itu didukung atau tidak oleh data yang benar. Dalam hal
peneliti. Dalam hal ini peneliti hendaknya tetap berpegang teguh pada
60
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2018), 248.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
Penelitian. Pada bab ini membahas terkati temuan peneliti disaat melakukan
penelitan dilapangan meliputi Diskripsi data umu yang membahas Sejaran Singkat
Berdirinya Lokasi penelitian, dan juga Profil penelitian. Sedangkan Diskripsi Data
Ponorogo
akan pendidikan anak, yang pada saat itu tahun 1978 lembaga pendidikan
Jenangan, Ponorogo.
49
50
Nahdlatul Ulama, yang dibangun atas tanah wakaf dari Bapak Mangun
Rasyid dengan luas tanah ± 200 m². Pada masanya pembangunan gedung
ini tidak lepas dari unsur pemerintah Desa, Pemuda karang taruna, dam
warga masarakati sekitar yang selalu mendukung demi lancar dan suksesnya
II Jenangan Ponorogo dikepalai oleh Ibu Siti Marchamah pada tahun 1978
hingga 1995, periode kedua dikepalai oleh ibu Sulastri pada tahun 1995-
2006, dilanjutkan periode ketiga dikepalai oleh ibu Dra. Sri Haryuni mulai
semakin berjalannya waktu semakin menjadi lebih baik dan maju. Dari
Madrasah diniyah, kini telah memiliki gedung baru yang luas dan sara
telah terdaftar sebagai anggota Yayasan Bina Bakti Wanita dengan nomor
Terakreditasi B.
51
2. Profil Lembaga
NSS 101235020092
Terakreditasi B
Kabupaten Ponorogo
Kecamatan Jenangan
Desa Ngrupit
Telepon 081259777068
Bakti Wanita 61
61
Lihat transkrip Dokumentasi 01/D/11-1/2020
52
3. Letak Geografis
b. Misi :
62
Lihat transkrip Dokumentasi 02/D/11-1/2020
53
minat murid.
sebagai berikut :
Ponorogo
menyenangkan.
Ponorogo
a. Kondisi Pendidik
Ponorogo berjumlah 2 orang. Meliputi dari dua guru satu guru merangkap
sebagai kepala sekolah. dari semua guru telah selesai pendidikan strata1
atau S1.
b. Peserta Didik
anak.
63
Lihat Transkrip Dokumentasi 03/D/11-1/2020
55
6. Sarana Prasarana
guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang bermain, 1 toilet, dan juga halawan
7. Struktur Organisasi
beragam berdasarkan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Dra. Sri
“kemampuan motorik kasar anak usia dini juga dipengaruhi oleh fisik
hanya 1 yang berkembang sesuai harapan (BSH). Dapat dilihat pada tabel
berikut :
Indikator :
Kategori Penilaian :
BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik
2. Data tentang Bentuk-Bentuk Kegiatan yang Dilakukan Guru untuk
kegiatan Tari Payung dan kegiatan diluar kelas melewati rintangan pada
kegiatan itu peserta didik mengikuti dengan antusias dan senang hati.64
Kasar Anak
64
Transkrip Observasi 02/O/15-I/2020.
65
Transkirp Wawancara 03/W/07-I/2020
66
Transkirp Wawancara 06/W/-8-I/2020
59
Strategi Guru
dalam Bentuk-bentuk kegiatan guru dalam
Mengembangkan Mengembangkan kemampuan motorik
Motorik Kasar kasar anak usia dini di RA Muslimat
Anak Usia Dini di NU 049 Ngrupit II Jenangan Ponorogo
RA Muslimat NU
049 Ngrupit II 1. Senam
Jenangan 2. Berjalan Melewati Rintangan
Ponorogo 3. Lempar tangkap bola
4. Berlari
5. Bergelantungan
Gambar 4.1 Berikut ini adalah matrik hasil penelitian terkatit tentang strategi guru
dalam Mengembangkan motorik kasar anak usia dini di RA Muslimat NU 049
Ngrupit II Jenangan Ponorogo
BAB V
PEMBAHASAN
peneliti. Pada bab ini membasa terkati keselarasan atau kesenjangan antara teori
dengan temuan peneliti dilapangan. Pada bab ini menjabarkan terkait rumusan
masalah Perkembangan motorik kasar anak usia dini, bentuk-bentuk kegiatan guru,
dan Strategi guru dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini.
otot tertentu pada anak yang dapat membuat anak mampu meloncat,
memanjat, berlari, berdiri dengan satu kaki dan bahkan dapat melakukan
hal-hal yang lebih sulit. Oleh karena itu anak dalam belajar motorik kasar
67
Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik (Jakarta: Universitas Terbuka, 2015), 13.
60
61
sederhana.68
sekolah selain memberikan ilmu dan pelajaran kepada anak-anak guru juga
kasar anak dapat diketahui dari usia, aktifitas kesehariannya, dan juga
68
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD Tinjauan Teoritik dan Praktik
(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), 38.
69
Janice J.Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, terj. Arif Rakman (Jakarta:
Kencana, 2015), 200.
62
sangat berbeda dengan anak yang berusia 3 atau 4 tahun karena semakin
anak tumbuh besar otot-otot kasar juga akan mengikuti. Disisi lain rentan
waktu anak mulai awal masuk sekolah juga sangat berpengaruh. Karena
1. Kematangan
2. Gizi
Anak dengan asupan gizi yang baik, secara kondisi fisik anak juga
rendah. Cara terbaik adalah dengan mengatur pola makan anak dan rajin
olah raga. Salah satu faktor yang dapat memicu obesitas adalah faktor
keturunan. Jika anak malas bergerak maka lemak akan tertimbun dan
4. Jenis kelamin
63
menyusul.
5. Latihan
baik perlu dilakukannya latihan dan bimbingan dari orang tua dan guru.
6. Motivasi
anak.
7. Pengalaman
pada anak.
8. Urutan perkembangan
gerakan yang belum terarah kepada yng lebih terarah kemudian sampai
64
menjadi suatu hal yang harus diperhatikan guru, Tri Yuana menggunakan
media tari payung, melalui tari payung diperlukan sebuah strategi yang
sebuah kegiatan. 71
gizi anak, kondisi fisik anak apakah gemuk atau kurus, jenis kelamin,
harapan hanya 1 anak yang lain masih dalam taraf mulai berkembang.
70
Kamtini, Motorik Kasar Anak Usia Dini, (Medan : Media Persada, 2014), 28.
71
Tri Yuliana, Strategi Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun
Melalui Tari Payung Gembira, Jurnal Program Studi PGRA Universitas Nusantara PGRI Kediri,
2020. http://jurnal.stitnualikmah.ac.id/index.php/seling/article/download/629/509 (diakses 15
Februari 2021).
65
kemampuan motorik kasar anak usia dini adalah 1) Senam pagi mengikuti
tidak dapat dilihat melalui empat aspek, yaitu (1) berjalan atau walking
kaki, berjalan pada garis lurus, dan berdiri dengan satu kaki; (2) berlari
72
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD : Tinjauan Teoritik dan Praktik
(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), 38.
66
Usia Dini terkait perkembangan Motorik Kasar anak usia 4-5 Tahun
meliputi :
terkoordinasi
2. Mencari jejak.
73
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 137 Tahun 2014..
67
7. Berjalan ditempat.
8. Lompatan kanguru.
11. Berjalan dengan papan titian maju, mundur, kesamping, dan sambil
membawa benda.
melompatinya.74
berjalan ditempat dan gerakan koordinaso atara tangan kaki dengan anggota
tubuh, kemudian juga ada kegiatan lempar tangkap bola, menari. Juga
Dari hasil observasi peneliti Pada waktu itu bertepatan pada rabu 08
yang mampu dan ada juga yang kurang mampu. bahwa pada dasarnya anak
74
Novan Ardi Wiyani, Majemen Paud Bermutu: Konsep Dan Praktik Mmt Di Kb, Tk/Ra
(Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2015), 29-31.
69
konsentrasi ilmu yang disampaikan guru akan masuk didalam telinga, dicerna
dalam melaksanakan kegiatan bermain dan belajar guru harus terus memantau
dan mengawasi bagaimana perkembangan anak itu, karena dengan begitu akan
mengerti anak yang sudah berkembang sesuai harapan dengan yang belum.
usia dini pada kegiatan senam, pertama guru terlebih dulu membuka dengan
lagu dan gerakan supaya anak berbaris dengan rapi dan berkarak sesuai yang
70
ditentukan. Setelah itu kemudia guru memberikan contoh gerakan disisi lain
Disamping itu ada guru pendamping yang terus mengawasi anak-anak agar
gerakan supaya anak konsentrasi, dan juga mengulangi hal yang sama
menentukan dan membuat rintangan apa yang ingin dilalui anak, kemudia
anak dibariskan dan diberi penjelasan supaya anak paham, setelah itu guru
rintangan yang dibuat berjalan lurus diatas garis, melewati jaring laba-laba,
bola kepada anak untuk dikembalikan lagi, lemparan bola guru dilakukan
secara bergantian dari satu anak ke anak yang lain. Kegiatan ini melatih
konsentrasi anak; 3) Lomba lari dengan temannya ini salah satu kegiatan
anak untuk memacu motivasi dan daya sain anak untuk bergerak. Kegiatan
ini sangan mudah untuk dilakukan pertama anak dibariskan dalam satu baris
Disini yang harus diperhatikan guru adalah kondisi fisik tubuh anak. Karena
71
tanpa terjatuh.
peniruan yang dilakukan anak masih dalam bentuk global dan tidak
Tahap ketiga ketelitian. Pada tahap ini pendidik harus mencermati setiap
membuat urutan yang tepat dan mencapai sesuatu (hasil) yang diharapkan.
mereka.75
75
Richard Decaprio,Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik Di Sekolah (Jogjakarta: DIVA Press,
2013), 55-61.
72
latar belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik motorik yang
bermakna dan sesuai bagi anak didiknya. Guru juga perlu menentukan
untuk mencapai maka anak akan merasa tertekan karena ia tak dapat
melakukan kegiatan tersebut. Oleh sebab itu, guru perlu mempelajari tingkat
yang lancar atau luwes. Dave mengembangkan teori Bloom ini dengan
dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang lebih tinggi. Kelima
naturalization (kewajaran/kealamian).77
anak menguasai gerak tubuhnya terdapat lima tahapan yang harus dilalui
76
Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik (Jakarta: Universitas Terbuka, 20015), 23
77
Suyadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani, 2011), 73-75.
73
gerakan yang kaku sampai pada gerakan yang lancar atau luwes, artinya
kasar anak dan juga perlu diperhatikan guru terlebih dulu yaitu
kurang dikuasai anak. Selain itu waktu juga sangan perlu dalam hal melatih
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
Dini Kelas A usia 4-5 tahun mayoritas mulai berkembang (MB) yakni
meliputi :
74
75
B. Saran
maksimal.
kasar anak.
harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Beaty, Janice J. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, terj. Arif Rakman.
Jakarta: Kencana, 2015.
Kamtini. Motorik Kasar Anak Usia Dini. Medan : Media Persada, 2014.
Wiyani, Novan Ardi. Majemen Paud Bermutu: Konsep Dan Praktik Mmt Di Kb,
Tk/Ra. Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2015.
Yuliana, Tri. Strategi Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5
Tahun Melalui Tari Payung Gembira, Jurnal Program Studi PGRA
78