Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR PENDORONG MORO ISLAMIC LIBERATION

FRONT (MILF) UNTUK MENANDATANGANI


FRAMEWORK AGREEMENT OF BANGSAMORO (FAB)
DENGAN PEMERINTAH FILIPINA PADA TAHUN 2012

Yolanda Tandio1), Idin Fasisaka2), Ni Wayan Rainy Priadarsini3)


123)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Email: yolandatandio@gmail.com1, idinfasisaka@unud.ac.id2, rainypriadarsini@unud.ac.id3

ABSTRACT

The Philippine government has had a prolonged conflict with armed group in Mindanao,
South Philippines. One of the most influential groups in Mindanao is a MILF. MILF wants to
establish an independent and sovereign state in the Southern Philippines as a result of the
efforts of Christianization by the Philippine Government to cause land disputes and power shift.
However, it has never been realized until giving rise to various rebellions. The various peace
process has been done, such as the Tripoli Agreement, the Final Peace Agreement and the
Memorandum of Agreement on Ancestral Domain but always failed. Finally succeeded with the
signing of the Framework Agreement of Bangsamoro (FAB) in 2012 between the Philippine
government and the MILF. FAB will contain the guarantee of basic rights Bangsmoro by the
Government. This study shows that the motivating factor for MILF to sign FAB with the
Philippine Government is a political recognition given to the Bangsamoro, special autonomy, as
well as the creation of the Bangsamoro Basic Law that will include various things about the
basic rights to the Bangsamoro.

Keywords: Motivating factor, Political recognition


 

1. PENDAHULUAN selalu mengupayakan berbagai jalan damai


Ketidakstabilan politik dan ekonomi agar konflik yang terjadi dengan
seringkali menjadi alasan utama terjadinya Bangsamoro dapat terselesaikan.
berbagai konflik, baik itu konflik internal Pemerintah Filipina berusaha membuat
maupun eksternal. Filipina juga mengalami nota kesepakatan dengan Moro Islamic
konflik serupa, yaitu konflik antara Liberation Front (MILF).
Bangsamoro dengan Pemerintah Filipina itu
Konflik ini terjadi jauh sebelum Fiipina
sendiri. Bangsamoro bukan merupakan ras,
mencapai kemerdekaannya, yaitu sejak
etnis, waktu, atau geografis tertentu. penjajahan Spanyol hingga Amerika
Bangsamoro merujuk pada kelompok orang Serikat. Konflik bermula, ketika kedua
yang berafiliasi kepada agama tertentu, penjajah tersebut memiliki misi untuk
dalam hal ini adalah agama Islam (VOA melakukan Kristenisasi di Utara Filipina.
Islam). Konflik yang telah terjadi selama 4 Hingga akhirnya pada saatu Filipina telah
dekade ini membuat Pemerintah Filipina merdeka, konflik tetap berlangsung, yaitu
dengan adanya perpindahan penduduk Pemerintah memperkirakan MILF tersebar
Luzon dan Visayas ke Mindanao yang merata di seluruh Pulau Mindanao yang
dirancang dalam program kebijakan terdiri dari 1,6 juta orang-orang
pemerintah yang menyebabkan Manguindanao, 1,9 juta orang Maranao,
Bangsamoro merasa terpinggirkan dengan dan sisanya merupakan orang-orang Iranun
adanya pendatang tersebut (Guerra, 2010). dari Cotabato Utara dan Basilan. Hal ini
Perpindahan ini menyebabkan munculnya menunjukkan bahwa organisasi ini paling
sengketa lahan, pergeseran kekuasaan, banyak memperoleh dukungan dari
perpindahan ekonomi dari Bangsamoro ke masyarakat Bangsamoro dibandingkan
pendatang, dan stereotip dari pendatang dengan organisasi serupa lainnya, seperti
terhadap Bangsamoro (Guerra, 2010). MNLF, Abu Sayyaf, Bangsamoro Islamic
Freedom Fighter (BIFF), Justice for Islamic
Ketidakadilan terhadap kepemilikan
Movement, Ansar Khalifah Filipina (AKP),
tanah merupakan bagian dari beberapa
dan Moro Independent Movement (MIM).
indikator penyebab munculnya berbagai
gerakan separatis di Filipina Selatan yang Perspektif MILF adalah tetap konsisten
menginginkan kemerdekaan, salah satunya bahwa tujuan untuk memperoleh
adalah kelompok pemberontak terbesar kemerdekaan Bangsamoro ditempatkan
dan paling berpengaruh di Filipina yaitu sebagai kerangka dasar perjuangan melalui
Moro Islamic Liberation Front (MILF). MILF diplomasi. MILF berusaha untuk terus
merupakan perpecahan dari Moro National menyuarakan keinginan mereka kepada
Liberation Front (MNLF) dan dibentuk pada pemerintah melalui diplomasi. Namun,
tahun 1984 oleh Salamat Hasim, yang semua tuntutan yang disuarakan oleh MILF
awalnya merupakan Wakil Ketua dari tidak mendapat respon dari Pemerintah
MNLF. Filipina. Akibat dari tuntutan MILF tidak
didengar Pemerintah, maka MILF
Perjuangan MILF adalah untuk
melakukan pemberontakan dan
memperoleh kembali kemerdekaan yang
penyerangan terhadap warga sipil di
telah dirampas secara immoral dan illegal,
Filipina agar Pemerintah mau merespon
dan memperjuangkan penentuan nasib
tuntutan mereka. Antara tahun 2000 dan
sendiri (Right to self-determination). MILF
2010 diperkirakan sebesar 6.935 orang
memiliki 46 camp mujahidin (pejuang
telah menjadi korban. Kemudian pada
keadilan atau pejuang kemerdekaan) dan
tahun 2011 sekitar sekitar 2 juta penduduk
mengorganisir 120.000 prajurit bersenjata
telah mengungsi dan diperkiraan jumlah
dan tidak bersenjata serta ribuan pengikut
kematian terkait pertempuran berkisar
lainnya. Tentara MILF dikenal sebagai
120.000 orang (Lisa Huang, Victor
Bangsamoro Islamic Armed Forces (BIAF)
Musembi, dan Ljiljana Petronic: 2012).
yang terdiri dari 60% pasukan regular.
Berbagai penyerangan yang dilakukan oleh
Pemerintah Filipina sendiri memperkirakan
MILF membuat Pemerintah Filipina mencari
organisasi ini memiliki 8000 tentara.
berbagai cara untuk mengupayakan jalan diharapkan mampu benar-benar
damai demi mengakhiri penyerangan- menyelesaikan konflik yang terjadi di
penyerangan tersebut. Filipina Selatan.

Tercatat berbagai perjanjian antara


Bangsamoro dengan Pemerintah Filipina 2. TINJAUAN PUSTAKA
telah dirancang dan ditandatangani, seperti 2.1 Kajian Pustaka
Perjanjian Tripoli, Final Peace Agreement Kajian pustaka pada penelitian ii terdiri
(FPA), dan Memorandum of Agreement on dari dua, yaitu yang pertama menggunakan
Ancestral Domain (MOA-AD). Namun penelitian yang ditulis oleh Fatimah
perjanjian-perjanjian tersebut selalu Saprianingsih dengan judul: “Resolusi
mengalami kegagalan hingga Konflik dan Gerakan Separatisme GAM di
menyebabkan berbagai pemberontakan Aceh: Studi Kasus Peran Crisis
yang dilakukan Bangsamoro sebagai Management Initiative (CMI) sebagai
bentuk kekecewaan mereka. Pemerintah Mediator Konflik antara Pemerintah RI
Filipina kembali mengupayakan jalan damai dengan GAM di Aceh. Penelitian tersebut
agar pemberontakan serta berbagai menjelaskan mengenai akar konflik yang
penyerangan dapat dihentikan. terjadi antara GAM dan Pemerintah RI
hingga melahirkan sebuah kesepakatan
Akhirnya pada tahun 2012 Pemerintah
yang diberi nama Memorandum of
Filipina berusaha membuka kembali dialog
Understanding (MoU) Helsinki yang
dengan MILF untuk membicarakan konflik
ditandatangani di helsinki, Finlandia.
yang terjadi. Dalam dialog kesepakatan
tersebut Bangsamoro yang diwakilkan oleh Faktor Pendorong GAM mau duduk
MILF mengajukan berbagai tuntutan yang bersama dengan Pemerintah RI hingga
mereka inginkan. Tidak hanya menandatangani MoU adalah adanya
Bangsamoro, Pemerintah Filipina juga bencana alam gempa bumi dan Tsunami di
mengajukan tuntutan dalam dialog tersebut. Aceh yang membuat mereka sadar bahwa
Setelah melalui dialog yang panjang, merka tidak mampu mengembalikan
akhirnya disepakatilah bahwa Pemerintah keadaan Aceh seperti semula tanpa
Filipina akan menjamin hak-hak dasar bantuan Pemerintah. Selain itu, adanya
Bangsamoro dalam berbagai hal. Atas kebijakan Presiden Susilo Bambang
kesepakatan itulah, maka MILF mau Yudhoyono yang lebih menekankan dialog
menandatangani nota kesepakatan yang dari pada penggunaan kekerasan. Dan
diajukan oleh Pemerintah Filipina. Nota yang terpenting adalah diberikannya
Kesepakatan tersebut ditandatangani pada sebuah otonomi khusus bagi Aceh sebagai
tanggal 15 Oktober 2012 dan diberi nama sebuah upaya resolusi konflik agar konflik
Framework Agreement of Bangsamoro yang terjadi dapat dihentikan.
(FAB). Nota kesepakatan yang telah
ditandatangani oleh kedua belah pihak
Kajian Pustaka yang kedua Kedua penelitian tersebut digunakan
menggunakan penelitian yang ditulis oleh sebagai acuan dalam menulis penelitian ini,
Azmi Muttaqin yang berjudul: “Otonomi karena penelitian tersebut memiliki
Khusus Papua: Sebagai Upaya Merespon kesamaan pola dalam penelitian yang
Konflik dan Aspirasi Kemerdekaan Papua”. ditulis oleh peneliti.
Penelitian ini juga menjelaskan mengenai
2.2. Political Recognition (Pengakuan
akar konflik yang terjadi di Papua hingga
Politik)
penyelesaian konflik seperti penelitian yang
ditulis oleh Fatimah Saprianingsih. Pengakuan politik merupakan sesuatu
Masyarakat Papua menganggap bahwa hal yang sangat penting bagi sebuah kaum
kekuasaan Indonesia atas Papua sesuai minoritas. Melalui pengakuan politik,
dengan misi UNTEA tidaklah legitimate. kelompok minoritas akan merasa benar-
Mereka menganggap bahwa kemerdekaan benar ada dan dihormati sebagai bagian
Papua telah dideklarasikan pada dari masyarakat secara menyeluruh.
pengibaran bendera Morning Star (Bintang Pengakuan politik juga dapat dikatakan
Kejora) pertama kali pada 1 Desember mampu meminimalkan diskriminasi
1961. Mereka menginginkan terhadap sebuah kelompok minoritas atas
dikembalikannya kemerdekaan Papua yang budaya maupun kultur yang mereka anut.
dulu. Charles Taylor mengemukakan bahwa
masalah terbesar dalm multikulturalisme
Untuk meredam keinginan Masyarakat
adalah pentingnya pengakuan (recognition)
papua tersebut, Pemerintah mengupayakan
terhadap identitas bagi kelompok-kelompok
berbagai jalan, yaitu dengan memberikan
yang terpinggirkan (subaltern). Selain itu,
Papua sebuah otonomi khusus bagi Papua.
Taylor juga berpendapat bahwa dalam
Melalui otonomi khusus tersebut,
dunia internasional yang multicultural, tiap
Pemerintah memberikan kesempatan bagi
negara bangsa akan saling bersaing pada
kaum minoritas untuk terlibat aktif dalam
aspek budaya demi mendapatkan
dalam politik, menawarkan prospek bagi
pengakuan secara politis. Karena
kaum minoritas mempertahankan
pengakuan politis merupakan motor
kebudayaannya, meningkatkan
penggerak utama tumbuhnya identitas
kesempatan untuk lahir dan terbangunnya
kebangsaan dan rasa nasionalisme yang
koalisi antar etnis, dan memberikan
menjadi symbol kebanggaan dari sebuah
kesempatan yang luas bagi daerah-daerah
negara bangsa (Charles Taylor, 1992)
yang berpotensi terpecah belah untuk
Selain Charles Taylor, Will Kymlicka
mengusahakan jalan keluar secara
juga berpendapat bahwa dalam negara
konstitusional. Secara tidak langsung, hal-
bangsa yang multikultural, identitas harus
hal tersebutlah yang membuat Papua
diberikan kepada kaum minoritas sebagai
akirnya mau untuk meredam keinginan
suatu pengakuan terhadap hak universal
mereka.
mereka sebagai warganegara secara
keseluruhan, walaupun memiliki strategis, yaitu antara opsi merdeka dan
kebudayaan maupun adat istiadat yang opsi perlingungan hak-hak kaum minoritas.
berbeda dengan masyarakat secara Selain itu, otonomi juga dianggap sebagai
keseluruhan dalam sebuah negara (Will sebuah mkanisme yang mampu menjamin
Kymlicka, 2001). hak-hak dasar dalam sebuah wilayah. Dan
yang terpenting adalah otonomi sebagai
2.3. Otonomi Khusus alternatif dalam penyelesaian konflik yang
Secara operasional, otonomi terbukti secara efektif mampu diterima
didefinisikan sebagai pemberian sebagai bentuk kompromi win to win
mekanisme pemerintahan sendiri secara solution oleh pihak yang bertikai.
internal kepada wilayah atau sekelompok
orang yang dengan hal tersebut mengakui 2.4. De-escalation Conflict (De-
sebagian pemberian kemerdekaan dan eskalasi Konflik)
kebebasan dari pengaruh pemerintah De-eskalasi konflik merupakan tahapan
nasional dan/atau pemerintah pusat dimana konflik masih menyebabkan banyak
(Streiner, 1991: 1542 dalam Cornell, 2007: korban jiwa berjatuhan, pihak yang bertikai
249). Dalam perspektif Hukum harus menemukan waktu yang tepat untuk
Internasional, otonomi menunjuk pada memulai (entry point) proses resolusi
sebagian wilayah negara yang memiliki hak konflik. Tahap ini masih melibatkan
untuk mengatur diri sendiri dalam beberapa berbagai bentuk kontak senjata. resolusi
kewenangan melalui penerapan hukum dan konflik akan tercapai apabila kedua belah
peraturan tanpa menyatakan memiliki pihak benar-benar menginginkan adanya
negara sendiri (Cornell, 2007: 249). resolusi konlik
Dengan demikian otonomi secara Konsep tentang entry point ini dapat
implisit mengakui hak-hak khusus sebuah ditemukan dalam tulisan Zartman (1985)
wilayah untuk memiliki hak, kewenangan, tentang kondisi hurting stalemate. Kondisi
dan tanggungjawab yang secara hurting stalemate dapat dikenali dengan
administratif yang sebagian terpisah dari adanya keterbukaan kedua belah pihak
pemerintah pusat. Konsepsi otonomi yang agar mau berunding demi menurunkan
digunakan di dalam makalah ini meliputi kerugian yang terjadi akibat dari adanya
otonomi dalam berbagai aspek, termasuk peperangan. Konsep ini didukung oleh
otonomi wilayah, otonomi budaya dan Bloomfield, Nupen dan Haris (2000). Entry
otonomi finansial. point berlaku ketika adanya pihak yang
Pemberian otonomi khusus dapat menurunkan ekskalasi konflik (Kriesberg,
dikatakan sebuah sebuah upaya untuk 1991).
menyelesaikan permasalahan maupun Setelah berhasil menemukan entry
koflik yang ada (resolusi konflik). Hal itu point maka tahap kedua ialah mengijinkan
dikarenakan otonomi dapat ditempatkan adanya pihak luar untuk meringankan
sebagai sebuah posisi yang paling beban korban akibat konflik yang terjadi
(Anderson, 1996). Usaha selanjutnya 3. METODELOGI PENELITIAN
adalah menciptakan suasana yang kondusif Penelitian ini menggunakan metode
untuk melakukan transformasi sosial dan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
politik. Misalnya mengijinkan kelompok kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan
yang bertikai untuk mencapai pemahaman suatu fenomena ataupun konflik yang
timbal-balik dan mengesksploarsi berbagai terjadi dalam bentuk narasi. Penelitian ini
bentuk alternative peredaman konflik. akan menggambarkan konflik yang terjadi
Alternatif ini dapat dilakukan dengan di Filipina Selatan, yaitu antara
menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Bangsamoro dengan Pemerintah Filipina.
Contoh aktualnya dikemukakan oleh Penelitian ini dipilih karena penulis ingin
Rothman (1992) yang menawarkan empat menggambarkan faktor apa saja yang
komponen utama proses problem-solving. mendorong MILF untuk menandatangani
Komponen pertama adalah masing- FAB dengan Pemerintah Filipina pada
masing pihak mengakui keberadaan pihak tahun 2012.
lain untuk melakukan komunikasi tingkat Jenis sumber data yang digunakan
awal. Komponen kedua adalah masing- untuk mendapatkan informasi dalam
masing pihak memberikan informasi yang penelitian ini adalah sumber data sekunder.
benar kepada pihak lain tentang akar Data sekunder merupakan data yang
konflik, trauma-trauma yang timbul selama diperoleh secara tidak langsung dari
konflik, serta kendala-kendala yang sumber data asli. Data tersebut bisa
menghambat terjadinya resolusi konflik. berasal dari catatan, seperti buku, web
Komponen ketiga adalah kedua belah pihak resmi, jurnal, maupun bulletin yang sifatnya
secara bertahap menemukan pola interaksi dokumentasi (Silalahi 2012). Pengumpulan
yang diinginkan untuk mengkomunikasikan data yang dilakukan dalam penelitian ini
signal-signal perdamaian. Dan komponen diperoleh dari jurnal, buku, berita, baik itu
terakhir adalah problem-solving workshop koran ataupun internet. Penelitian ini
yang berupaya menyediakan suatu disajikan dalam bentuk narasi. Data-data
suasana yang kondusif bagi pihak-pihak yang diperoleh akan lebih mudah dipahami
bertikai untuk melakukan proses resolusi jika disajikan dalam bentuk narasi. Dalam
konflik. penelitian ini penulis akan menggambarkan
Konsep de-eskalasi konflik ini dapat faktor apa yang mendorong MILF mau
digunakan untuk menggambarkan konflik menandatangai FAB dengan Pemerintah
yang terjadi di Filipina hingga upaya Filipina.
perjanjian dapat ditemukan untuk
mengakhiri konflik yang ada. Upaya 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
perjanjian yang dilakukan tersebut 4.1 Konflik antara Pemerintah dengan
mencerminkan konflik yang ada mulai Bangsamoro
dapat diatasi. Konflik yang terjadi di Filipina Selatan
yang melibatkan Bangsamoro telah
berlangsung selama 4 dekade. Awalnya dan huramentados (pembunuh)
konflik yang terjadi melibatkan Bangsamoro (Wiharyanto, 2011: 39). Pada dasarnya,
dengan para penjajah yang menginginkan Amerika juga ingin memasukkan kaum
adanya Kristenisasi di wilayah Filipina Muslimin ke dalam arus utama masyarakat
Selatan. Konflik tersebut terjadi jauh Filipina di Utara dan mengasimilasi kaum
sebelum Filipina mendapatkan Muslim kedalam tradisi dan kebiasaan
kemerdekaannya. Setelah Filipina orang-orang Kristen.
mendapatkan kemerdekaannya, barulah Pada periode peralihan, mulailah
konflik tersebut melibatkan Pemerintah terjadi perebutan tanah akibat adanya
Filipina. Konflik antara Pemerintah Filipina program pemukiman besar-besaran bagi
dengan Bangsamoro ini akibat dari adanya orang-orang Utara dengan tujuan untuk
modernisasi yang dibawa oleh orang-orang menghancurkan keragaman (homogenity)
Amerika. Namun, Bangsamoro tidak mau dan keunggulan jumlah Bangsamoro di
menerima modernisasi tersebut dan tetap Mindanao serta berusaha
mempertahankan agama serta kebudayaan mengintegrasikan mereka ke dalam
mereka. Sejarah konflik di Filipina Selatan masyarakat Filipina secara umum yang
ini akan dibagi menjadi 3 periode, yaitu memeluk agama Kristen.
Periode Sebelum Merdeka, Periode Kepemilikan tanah yang begitu mudah
Peralihan, dan Periode Setelah Merdeka. dan mendapat legalisasi dari pemerintah
Pada periode Sebelum Merdeka, tersebut mendorong migrasi dan
Spanyol dan Amerika Serikat melakukan pemukiman besar-besaran bagi orang-
penjajahan di Filipina. mereka memiliki misi orang Utara ke Mindanao. Banyak pemukin
yang sama, yaitu sama-sama ingin yang datang, seperti di Kidapawan,
melakukan Kristenisasi di Filipina. Setelah Manguindanao, mengakui bahwa motif
berhasi melakukan Kristenisasi di Filipina utama kedatangan mereka ke Mindanao
Utara, mereka berusaha melakukan adalah untuk mendapatkan tanah.
Kristenisasi di Filipina Selatan, yaitu Pulau Dan yang terakhir adalah periode
Mindanao yang menganut agama Islam. setelah merdeka. Walaupun Filipina telah
Namun usaha mereka mengalami mendapatkan kemerdekaannya,
kegagalan karena umat Muslim Mindanao Bangsamoro tetap mengalami berbagai
tidak menerima hal itu dan tetap ingin bentuk diskriminasi dan marjinalisasi oleh
mempertahankan kebudayaan serta adat Pemerintah mereka sendiri seperti
istiadat mereka yang telah lama mereka kemiskinan, sulitnya memperoleh lapangan
anut sehingga terjadilah perang antara pekerjaan dan rendahnya tingkat
umat Muslim Mindanao dan para penjajah. pendidikan di wilayah Moro, bahkan tidak
Hingga akhirnya mereka di-stigmatisasi jarang diskriminasi telah mengarah kepada
(julukan terhadap hal-hal yang buruk) kekerasan militer.
sebagai "Moor" (Moro). Moro memiliki arti Pemerintah tetap memasukkan
orang yang buta huruf, jahat, tidak bertuhan wilayah Mindanao kedalam wilayah
administratif Filipina dan tidak merespon itu, adanya program pemerinta
dengan petisi-petisi yang diajukan oleh yangmelakukan migrasi besar-besaran
orang-orang Moro. Pemerintahan Manuel warga Filipina Utara ke selatan juga
Quezon tidak memerdulikan tuntutan dilakukan untuk mengasimilasi
orang-orang Moro di Mindanao, dan Bangsamoro kedalam masyarakat Filipina
bahkan menempatkan Mindanao sebagai secara keseluruhan untuk menghancurkan
salah satu aset penting untuk perbedaan yang ada di Filipina. Akibat dari
menyelesaikan masalah yang ada di Luzon adanya migrasi inilah yang kemudian
dan Visayas seperti masalah pertanahan memunculkan perebutan sumber daya
dan investasi ekstratif maupun agraris. yang ada di Filipina Selatan, seperti
Kebijakan itu diambil karena Mindanao misalnya lahan untuk pemukiman.
merupakan wilayah yang mempunyai Perebutan sumber daya tersebut
ketersediaan lahan sangat luas dan sumber menyebabkan Bangsamoro merasa tidak
daya alam untuk investasi yang besar. pernah diakui sebagai masyarakat asli yang
Pemeritah kemudian merancang program sejak dulu mendiami pulau Mindanao.
untuk melakukan perpindahan penduduk Bangsamoro yang tidak pernah mendapat
Luzon dan Visayas ke Mindanao (Guerra, pengakuan akhirnya memunculkan rasa
2010). dendam akibat dari adanya rasa
Adanya berbagai tindakan diskriminasi terpinggirkan oleh pemerintah. Atas dasar
yang dilakukan menyebabkan munculnya itulah, muncullah berbagai organisasi
berbagai pemberontakan yang dilakukan masyarakat yang menjadi representasi dari
oleh Bangsamoro terhadap Pemerintah, Bangsamoro, salah satunya adalah MILF.
salah satunya adalah Moro Islamic MILF melakukan pemberontakan sebagai
Liberation Front (MILF). MILF meerupakan bentuk protes dan rasa kekecewaan
sebuah organisasi yang didirikan sebagai terhadap Pemerintah Filipina yang tidak
suatu bentuk representatif dari Bangsamoro pernah berlaku adil hingga menjatuhkan
secara meluas. MILF terbentuk karena banyak korban jiwa akibat pemebrontakan
adanya perlakuan diskriminatif pemerintah tersebut.
Filipina atas muslim Moro yang
menginginkan dibentuknya sebauh negara 4.2 Upaya Penyelesaian Konflik antara
independen di Filipina Selatan. Pemerintah dengan Bangsamoro
Dari ketiga periode tersebut, dapat Berbagai upaya telah dilakukan
dilihat bahwa pada setiap periode, pemerintah untuk meredam konflik
Pemerintah Filipina selalu berusaha untuk tersebut. Seperti pada masa pemerintahan
menghilangkan identitas yang melekat Presiden Ferdinand Marcos telah
pada Bangsamoro. Penghilangan identitas diupayakan berbagai cara untuk
tersebut dilakukan dengan cara melakukan memendam pemberontakan tersebut.
upaya Kristenisasi bagi Bangsamoro yang Seperti misalnya kampanye yang dilakukan
mendiami Filipina bagian selatan. Selain Marcos untuk menarik simpati
Bangsamoro, seperti melakukan mengupayakan jalan damai dengan MILF
pembangnunan ekonomi Filipina diberbagai dan melahirkan Final Peace Agreement
sektor pasca baku hantam yang terjadi, (FPA) pada 2 September 1996 yang isinya
serta dibangunnya tempat ibadah bagi mengenai genjatan senjata. Namun,
umat Muslim di Manila dan kota-kota perjanjian tersebut hanya bertahan selama
lainnya di Filipina, serta diakuinya libur hari 3 tahun. Pada tahun 2000, dibawah
raya umat Muslim. kepemimpinan Presiden Joseph Estrada
Kampanye yang dilakukan oleh perjanjian tersebut dibatalkan (Thomas
Marcos menghasilkan sebuah perjanjian McKenna, 1998). Joseph Estrada yang
damai, Perjanjian tersebut diberi nama lebih memilih tindakan koersif dengan tidak
Perjanjian Tripoli (Tripoli Agreement) yang memberi dukungan penuh terhadap
ditandatangani pada tahun 1976. Isi perjanjian damai tersebut akhirnya
kesepakatan tersebut adalah menjamin mengumumkan “perang habis-habisan”.
prinsip dasar otonomi Islam di Filipina Perang kembali terjadi antara MILF dan
Selatan dan pembentukan Autonomous Pemerintah selama bertahun-tahun tanpa
Region in Muslim Mindanao (ARMM). adanya solusi untuk mengakhirinya.
Namun perjanjian ini mengalami kegagalan, Kemudian pada tahun 2001, Presiden
karena ARMM yang merupakan isi dari Estrada digulingkan karena kerugian besar
Perjanjian Tripoli telah dibuat, namun tidak yang dihadapi negara akibat perang
benar-benar dilaksanakan sebagaimana tersebut.
kesepakatan yang disepakati kedua belah Pada era kepemimpinan Gloria Arroyo,
pihak. Selain itu, Pemerintah Filipina juga Memorandum of Agreement on Ancestral
menganggap Perjanjian Tripoli melanggar Domain (MOA-AD) dirancang untuk
Konstitusi 1973 mengenai Subdivisi menghentikan penyerangan-penyerangan
Teritorial dan politik Filipina. Akibatnya, yang terjadi. Perjanjian ini akan berisi
Bangsamoro menyatakan jihad tentang pengaturan wilayah kekuasaan
(berjuang/berusaha keras) terhadap ARMM yang dulu telah dibuat sesuai
Pemerintah. Namun, keputusan ini tidak dengan Perjanjian Tripoli akan diperluas.
mendapat dukungan dari masyarakat Bangsamoro juga diberikan lebih banyak
Bangsamoro secara keseluruhan. Hingga kontrol wilayah dan sumber daya di bawah
akhirnya Bangsamoro yang lebih konsep hak asasi manusia dengan
mendukung untuk tetap meneruskan upaya kewenangan membentuk pasukan
damai dengan Pemerintah dibaawah kepolisian. Namun, perjanjian tersebut
bendera MILF. dibatalkan sepihak oleh Pemerintah Filipina
Bangsamoro dibawah bendera MILF ketika akan ditandatangani karena ada
kembali berjuang untuk mendapatkan hak- tekanan dari berbagai pihak untuk
hak mereka. Setelah bertahun-tahun membatalkan perjanjian tersebut.
angkat senjata, akhirnya Pemerintah Pemerintah beranggapan bahwa MILF
dibawah Persiden Fidel V. Ramos kembali memiliki hubungan dengan jaringan teror
Al-Qaeda dan tidak mampu membuktikan Perundingan tersebut melahirkan sebuah
bahwa mereka tidak ada hubungan dengan perjanjian yang ditadatangani kedua belah
jaringan tersebut. Akibatnya, MILF kembali pihak pada 15 Oktober 2012. Perjanjian
melakukan penyerangan-penyerangan tersebut diberi nama Framework
sebagai suatu bentuk kekecewaan Agreement of Bangsamoro (FAB).
terhadap pemerintah (Global Muslim, 2011)
Penyerangan-penyerangan yang 4.3.Faktor Pendorong Moro Islamic
dilakukan oleh MILF membuat Malaysia Liberation Front (MILF) untuk
sebagai pihak yang diminta untuk menandatangani Framework Agreement
menengahi konflik melakukan ancaman of Bangsamoro (FAB) dengan
serius terhadap MILF. Menurut Mohagher Pemerintah Filipina Pada Tahun 2012
Iqbal (ketua panel perdamaian MILF), Dirancang serta ditandatanganinya
Malaysia mengancam tidak akan mau berbagai perjanjian tidak serta merta
menengahi konflik yang terjadi jika MILF mampu meredam konflik yang ada.
tetap menginginkan untuk mendirikan Berbagai perjanjia yang ditandatangani
negara independen. Akibat ancaman oleh kedua belah pihak selalu mengalami
tersebut, maka MILF mulai berpikir kembali. kegagalan hingga pemberontakan terus
MILF akhirnya memilih untuk dapat terjadi. Malaysia, sebagai salah satu
memerintah sendiri secara efektif dengan negara yang menawarkan untuk menjadi
intervensi sedikit dari pemerintah pusat di mediator mulai mendekati MILF agar
Filipina Selatan (dikutip Reuters pada menghentikan segala bentuk aksi
2010). pemberontakan dan mau untuk duduk
Mohagher Iqbal selaku ketua panel bersama Pemerintah mencari solusi agar
perdamaian MILF, akhirnya menyodorkan konflik dapat diatasi.
formula baru perjanjian, yaitu pendirian
Mohagher Iqbal selaku ketua panel
semacam negara bagian seperti Amerika
perdamaian MILF, akhirnya menyodorkan
Serikat, tak sepenuhnya lepas dari
formula baru perjanjian, yaitu pendirian
pemerintah pusat. Dengan adanya formula
semacam negara bagian seperti di Amerika
baru perjanjian, Iqbal menjabarkan bahwa
Serikat, tak sepenuhnya lepas dari
negara bagian ini tidak akan memiliki
pemerintah pusat. Dimana negara bagian
kewenangan atas pertahanan nasional,
ini akan memiliki pasukan bersenjata untuk
kebijakan luar negeri, mata uang, dan
keamanan internal. Kewenangan atas
kantor pos yang sudah dikontrol oleh
pertahanan nasional, kebijakan luar negeri,
pemerintah pusat. Namun, negara bagian
mata uang, dan kantor pos yang sudah
ini akan memiliki pasukan bersenjata untuk
dikontrol pemerintah pusat akan tetap
keamanan internal. Berbekal draft tersebut,
diatur oleh pemerintah pusat. Berbekal draft
MILF dan Pemerintah Filipina kembali
tersebut, MILF dan Pemerintah Filipina
membuka dialog damai dibawah
kepemimpinan Presiden Benigno Aquino.
kembali membuka dialog damai dibawah Pada 24 April 2012, pintu damai
kepemimpinan Presiden Benigno Aquino. akhirnya terbuka. Kedua belah pihak
menandatangani sebuah lay out sudut
Dialog antara MILF dengan Pemerintah
pandang umum mengenai prinsip-prinsip
Filipina tersebut diawali dengan
dasar. Kemudian pada 28-30 Mei 2012,
dibentuknya sebuah badan ad-hoc untuk
Pemerintah Filipina dan MILF setuju untuk
menjadi mediator dalam konflik ini. Badan
memperbaiki posisi masing-masing dalam
tersebut bernama International Contact
agenda substantif, termasuk dalam
Group (ICG), yang berdiri pada 15
pembagian kekayaan, pembagian
September 2009. Kemudian pada Januari
kekuasaan dan pemerintahan, transisi dan
2011, pertemuan informal pertama antara
normalisasi untuk entitas politik otonom
kedua belah pihak diadakan. Pada 9
baru yang akan menggantikan ARMM.
Febuari 2011, perundingan kedua diadakan
dengan membicarakan perundingan damai Pada 8-11 Agustus 2012, isu mengenai
antara MILF dengan Pemerintah Filipina. pembagian kekayaan dan kekuasaan dapat
MILF menyampaikan keinginan dan diselesaikan. Kemudian pada 5-8
tuntutan mereka kepada Pemerintah September 2012, pembicaraan penjajakan
(Philstar, 2014) kembali dilakukan. Pada 2-7 Oktober 2012,
Pemerintah Filipina dan MILF menyepakati
Pada 4 Agustus 2011, kedua belah
persetujuan kerangka kerja bersama.
pihak melakukan pertemuan di Narita,
Hingga pada akhirnya tanggal 15 Oktober
Jepang. Presiden Benigno Aquino meminta
2012, Pemerintah Filipina dan MILF
melakukan pertemuan informal dengan
menandatangani kerangka kerja tersebut,
ketua MILF Al Haj Murad untuk
yang diberi nama Framework Agreement of
memberikan perspektif dan visinya tentang
Bangsamoro (FAB). FAB ditandatangani
penyelesaian konflik di Mindanao, karena
oleh pengacara Marvic Leonen, perunding
Presiden Benigno Aquino ingin
utama Pemerintah, dengan Mohagher
mempercepat perjanjian perdamaian untuk
Iqbal, utusan MILF di Istana Malacanang,
mengakhiri konflik yang berkepanjangan.
Manila (Philstar, 2014)
Setelah itu, pada 22 Agustus 2011,
Pemerintah menyerahkan sebuah proposal Berbekal pengalaman dari perjanjian-
kepada MILF. Pada 3 November 2011, perjanjian sebelumnya yang selalu
Pemerintah dan MILF bertemu di Kuala mengalami kegagalan, maka MILF benar-
Lumpur, Malaysia untuk membicarakan benar berhati-hati agar kegagalan yang
pemberontakan yang terjadi di Basilan dan pernah terjadi tidak terulang kembali.
Zamboanga pada saat itu. Kemudian pada Tentunya ada faktor yang mempengaruhi
Januari hingga Maret 2012, pembicaraan MILF mau menandatangani FAB, yang
penjajakan antara kedua belah pihak membuat mereka merasa diuntungkan
kembali diadakan terkait perjanjian damai dengan adanya perjanjian tersebut. Faktor-
yang akan dilakukan (Philstar, 2014) faktor tersebut akan dapat dilihat melalui isi
dari FAB. FAB akan berisi beberapa poin sebagai orang yang buta huruf, jahat, tidak
penting, yaitu mengenai Hak-hak Dasar bertuhan (huramentados), dan tukang
Bangsamoro, Wilayah, Hukum Dasar bunuh.
Bangsamoro, Pembagian Pendapatan dan
Beberapa poin yang tercantum dalam
Kekayaan, Transisi dan Implementasi, dan
kesepakatan juga dapat dikatakan sebagai
Normalisasi.
sebuah pengakuan politik (Political
Isi dari FAB tersebut mencerminkan Recognition), seperti pengakuan hak-hak
bahwa beberapa poin penting yang dasar bagi Bangsamoro yang menyangkut
terkandung didalamnya memang memiliki hak untuk hidup, hak untuk kebebasan
perbedaan dengan perjanjian-perjanjian berekspresi sesuai dengan agama dan
sebelumnya yang telah dirancang dan keyakinan, hak untuk kebebasan berbicara,
ditandatangani oleh MILF dan Pemerintah hak untuk mengekspresikan pendapat
Filipina. Poin terpenting yang terkandung politik, hak untuk kebebasan tempat tinggal,
dalam FAB terletak pada adanya hak untuk bebas dari segala bentuk
pengakuan Bangsamoro sebagai sebuah pelecehan agama dan etnis, serta hak
entitas politik baru yang diberi nama untuk masyarakat adat yang harus
“Bangsamoro” menggantikan ARMM, serta dihormati.
adanya perumusan Undang-undang Dasar
Pengakuan politik atau Political
Bangsamoro yang akan menjadi dasar
Recognition bagi Bangsamoro membuat
hukum bagi bangsamoro yang didalamnya
Bangsamoro merasa bahwa keberadaan
akan berisi tentang pemberian otonomi
mereka sebagai sebuah etnis minoritas
khusus bagi bangsamoro. Kedua poin
diakui, dihargai, serta dianggap sebagai
tersebut dapat dikatakan sebagai faktor
bagian dari masyarakat Filipina secara
pendorong MILF mau menandatangani
menyeluruh, seperti yang dikemukakan
FAB dengan Pemerintah Filipina pada
oleh Charles Taylor bahwa masalah
tahun 2012.
terbesar dalm multikulturalisme adalah
Pengakuan politik (Political pentingnya pengakuan (recognition)
Recognition) yang mencakup pengakuan terhadap identitas bagi kelompok-kelompok
Bangsamoro sebagai sebuah entitas baru yang terpinggirkan (subaltern). Selain itu,
yang diberi nama “Bangsamoro” Taylor juga berpendapat bahwa dalam
menggantikan ARMM merupakan sebuah dunia internasional yang multicultural, tiap
hal yang penting bagi Bangsamoro. Melalui negara bangsa akan saling bersaing pada
pengakuan, Bangsamoro merasa diakui aspek budaya demi mendapatkan
sebagai sebuah kelompok yang mendiami pengakuan secara politis. Karena
wilayah di Filipina bagian selatan. Selain pengakuan politis merupakan motor
itu, melaui pengakuan Bangsamoro penggerak utama tumbuhnya identitas
sebagai sebuah entitas politik baru, kebangsaan dan rasa nasionalisme yang
Bangsamoro tidak lagi distigmatisasi
menjadi symbol kebanggaan dari sebuah Selain Pengakuan Politik, dalam FAB
negara bangsa (Charles Taylor, 1992) kali ini pemberian otonomi khusus juga
masih menjadi satu faktor pendorong
Selain Charles Taylor, Will Kymlicka
Bangsamoro untuk menandatangani FAB.
juga berpendapat bahwa dalam negara
Otonomi khusus yang diberikan kepada
bangsa yang multikultural, identitas harus
bangsamoro dalam FAB ini menyerupai
diberikan kepada kaum minoritas sebagai
negara bagian di Amerika Serikat sehingga
suatu pengakuan terhadap hak universal
Filipina Selatan tetap menjadi bagian dari
mereka sebagai warganegara secara
negara Filipina secara utuh. Dengan
keseluruhan, walaupun memiliki
adanya pemberian otonomi khusus ini,
kebudayaan maupun adat istiadat yang
Bangsamoro akan lebih leluasa untuk
berbeda dengan masyarakat secara
mengatur wilayah mereka sendiri. Selain
keseluruhan dalam sebuah negara (Will
itu, pemberian otonomi khusus ini juga
Kymlicka, 2001).
memberikan Bangsamoro kewenangan
Ditandatanganinya FAB ini membuat dalam hal merancag hukum dasar mereka
Bangsamoro merasa dihargai, terlebih sendiri sesuai dengan adat istiadat yang
dengan diakuinya mereka sebagai sebuah melekat pada diri mereka. Hukum dasar
entitas politik baru, Bangsamoro Bangsamoro akan diatur dalam UUD
mempunyai wewenang untuk membuat Bangsamoro (Bangsamoro Basic Law),
hukum mereka sendiri yang sesuai dengan dalam hukum dasar ini Bangsamoro akan
syariah Islam dibawah payung Bangsamoro memiliki bentuk menteri dan memiliki
Basic Law (BBL). Selain itu, pengakuan sistem peradilan syariah. Dengan adanya
atas hak-hak dasar mereka juga diakui otonomi khusus ini, Bangsamoro juga akan
dalam FAB ini. Seperti misalnya hak untuk memiliki kewenangan dalam hal pembagian
kebebasan berekspresi sesuai agama dan pendapatan dan kekayaan.
keyakinan mereka, hak untuk memiliki
Pemberian otonomi ini tentunya tidak
kesempatan yang sama tanpa adanya
begitu saja diberikan, akan ada banyak
diskriminasi, hak untuk bebas dari segala
pertimbangan-pertimbangan terkait hal ini.
bentuk pelecehan agam dan etnis, serta
Otonomi diletakkan pada posisi paling
hak-hak dasar lainnya yang telah tercantum
strategis, yaitu di antara opsi merdeka di
dalam FAB. Pengakuan akan adanya
satu sisi dan perlindungan hak-hak
Bangsamoro sebagai sebuah entitas politik
minoritas di sisi lain. Selain itu, otonomi
merupakan hal baru yang tercantum dalam
dikatakan sebagai alternatif penyelesaian
perjanjian ini, yang tidak ada dalam
konflik yang terbukti secara efektif mampu
perjanjian-perjanjian sebelumnya, sehingga
diterima sebagai bentuk kompromi win to
pengakuan ini dikatakan sbagai faktor
win solution oleh pihak-pihak yang bertikai
pendorong yang sangat penting hingga
(dalam hal ini negara dan pihak
MILF mau menandatangani FAB.
pemberontak). Kemenangan akan
diperoleh oleh kedua belah pihak, baik kembali pada kondisi dimana mereka dapat
pemerintah maupun kelompok etnis. mencapai kualitas hidup yang mereka
Pemerintah tetap bisa mempertahankan ingikan. Selain itu, normalisasi juga
integritas teritorialnya dan kelompok etnis memiliki tujuan untuk memastikan
mendapatkan kebebasan lebih besar untuk keamanan manusia di Bangsamoro melalui
memerintah sendiri. pengurangan dan pengendalian
penggunaan senjata api di daerah serta
Otonomi khusus yang diberikan oleh
pembubaran tentara swasta dan kelompok
Pemerintah Filipina dalam FAB ini benar-
bersenjata lainnya.
benar mewakili keinginan yang selama ini
diingikan oleh Bangsamoro secara Pertimbangan-pertimbangan itulah
keseluruhan. melalui otonomi khusus, yang mendasari disepakatinya perjanjian
Bangsamoro memiliki berbagai damai antara Pemerintah dengan MILF.
kewenangan lebih yang selama ini tidak Dengan diakuinya Bangsamoro sebagai
pernah mereka dapatkan. Karena dalam sebuah entitas politik baru yang diberikan
perjanjian-perjanjian sebelumnya, sebuah otonomi khusus oleh Pemerintah
pemeberian otonomi khusus bagi mereka Filipina. melalui pemberian otonomi khusus
masih terlihat rancu. ini, Bangsamoro akan memiliki
kewenangan lebih dalam mengatur wilayah
FAB kali ini juga mencantumkan
mereka sendiri. Selain itu, Bangsamoro
mengenai transisi dan implementasi serta
juga akan memiliki hukum dasar yang
normalisasi, dimana kedua poin ini
mengatur hukum di wilayah bangsamoro
dicantumkan untuk mengawal serta
yang akan tercantum dalam UUD
mengawasi jalannya proses perdamaian di
Bangsamoro (Bangsamoro Basic Law)
Filipina Selatan. Dalam poin transisi dan
dengan model peradilan berdasarkan
implementasi, akan dibentuk komisi transisi
syariah. Atas dasar itulah MILF sebagai
dengan fungsi menyususn UUD
perwakilan Bangsamoro mau
Bangsamoro, mengamandemen konstitusi
menandatangani sebuah kerangka kerja
Filipina, serta mengkoordinasi setiap
yang diberi nama Framework of
bentuk program pengembangan.
Bangsamoro (FAB), yang ditandatangani
Kemudian, pada akhir periode transisi,
pada 15 Oktober 2012 di Istana
Pemerintah Filipina dan MILF, bersama-
Malacanang, Filipina.
sama dengan Malaysia sebagai fasilitator
dan Tim Pemantau Pihak Ketiga, akan Adanya berbagai upaya yang dilakukan
mengadakan pertemuan untuk meninjau, pemerintah untuk meredam konflik ini
menilai, dan mengevaluasi pelaksanaan menunjukkan bahwa konflik yang terjadi di
kesepakatan. Sedangkan pada poin Filipina berada pada masa de-eskalasi
normalisasi, para pihak setuju bahwa konflik. De-eskalasi konflik terjadi ketika
normalisasi sangat penting dilakukan. konflik yang ada mulai mengalami
Melalui normalisasi, masyarakat akan dapat penurunan hingga akhirnya kedua belah
pihak memilih untuk duduk bersama memperoleh kembali kemerdekaan yang
membicarakan konflik yang terjadi serta telah dirampas secara immoral dan illegal,
solusi apa yang akan diambil untuk dan memperjuangkan penentuan nasib
meghentikan konflik tersebut. sendiri (Right to self-determination). MILF
berusaha untuk terus menyuarakan
Ditandatanganinya FAB antara
keinginan mereka kepada pemerintah
Pemerintah Filipina dan MILF juga
melalui diplomasi. Namun, semua tuntutan
menunjukkan suatu bentuk de-eskalasi
yang disuarakan oleh MILF tidak mendapat
konflik. Karena melalui perjanjian yang ada,
respon dari Pemerintah Filipina. Akibat dari
berarti konflik yang terjadi dapat diatasi
tuntutan MILF tidak didengar Pemerintah,
dengan baik. Faktor pendorong MILF untuk
maka MILF melakukan pemberontakan dan
menandatangani FAB ini terletak pada poin
penyerangan terhadap warga sipil di
yang tercantum dalam FAB, yaitu diakunya
Filipina agar Pemerintah mau merespon
Bangsamoro sebagai sebuah entitas politik
tuntutan mereka.
baru, diberikannya otonomi khusus di
Filipina Selatan, serta adanya payung Pemerintah berupaya meredam konflik
hukum yang diberi nama Bangsamoro tersebut dengan merancang
Basic Law (Undang-undang Dasar menandatangani berbagai perjanjian,
Bangsamoro) yang akan mengatur segala seperti Tripoli Agreement pada 1976, Final
bentuk hak-hak dasar bagi Bangsamoro. Peace Agreement (FPA) pada 1996, dan
Dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong Memorandum of Agreement on Ancestral
ini termasuk kedalam bentuk faktor Domain (MOA-AD) pada 2008. Namun
intangible, dimana faktor ini merupakan perjanjian tersebut juga mengalami
faktor yang tidak dapat terlihat, namun kegagalan dan menyebabkan berbagai
dapat dirasakan. pemberontakan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melalui usaha yang panjang


untuk meyakinkan kembali Bangsamoro
5.1 Kesimpulan
agar konflik dapat terselesaikan, akhirnya
Konflik yang terjadi antara
Pemerintah Filipina berhasil membuka
Bangsamoro dengan Pemerintah Filipina
kembali dialog dan menandatangani
telah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun
sebuah kerangka kerja yang diberi nama
lalu, yaitu sejak zaman penjajahan. Konflik
Framework Agreement of Bangsamoro
tersebut dibagi menjadi 3 periode, yaitu
(FAB) dengan MILF pada 15 Oktober 2012.
periode sebelum merdeka, periode
peralihan, dan periode sesudah merdeka. FAB berisikan tentang pembentukan
Namun, Moro Islamic Liberation Front sebuah entitas politik baru yang diberi
(MILF) baru terbentuk setelah Filipina nama “Bangsamoro dengan diakunya
mendapatkan kemerdekaannya. berbagai hak-hak dasar Bangsamoro terkait
Perjuangan MILF adalah untuk kebebasan hidup, beragama, berekspresi,
serta bebas dari segala bentuk diskriminasi. pihak. Pemerintah diharapkan agar selalu
Selain itu, FAB juga mencantumkan terbuka dengan Bangsamoro terkait
pemberian sebuah otonomi khusus, dimana kebijakan-kebijakan yang diambil, agar
melalui pemberian otonomi khusus ini tidak memunculkan kesalahpahaman yang
Bangsamoro akan memiliki kewenangan berujung pada pemberontakan kembali.
lebih dalam mengatur wilayah mereka Selain itu, dibutuhkan juga sebuah
sendiri serta pemberlakuan hukum dasar badan untuk mengawasi perjanjian yang
Bangsamoro akan dicantumkan pada UUD telah disepakati agar semua tindakan dan
Bangsamoro. kebijakan yang diambil sesuai dengan isi
dari perjanjian yang telah ditandatangani
Tidak mudah membuat Bangsamoro
oleh kedua belah pihak. Melalui FAB,
untuk menandatangani kembali sebuah
diharapkan konflik yang telah terjadi
perjanjian dengan Pemerintah mengingat
berpuluh-puluh tahun dapat terselesaikan.
berbagai perjanjian sebelumnya selalu
Diharapkan pula langkah Pemerintah
mengalami kegagalan. Adanya sebuah
sesuai dengan isi perjanjian FAB, agar
pengakuan entitas politik baru yang diberi
Bangsamoro mendapatkan keadilan
nama Bangsamoro dan pemberian otonomi
mereka sebagai kaum minoritas.
khusus dari Pemerintah dikatakan sebagai
faktor pendorong hingga MILF sebagai
DAFTAR PUSTAKA
wakil Bangsamoro akhirnya mau
Bloomfield, David., Nupen, Charles., dan
menandatangani Framework Agreement of Haris, Peter.. “Proses-proses
Bangsamoro dengan Pemerintah Filipina di Negosiasi” dalam Haris, Peter dan
Reilly, Ben. (eds.). Demokrasi dan
Istana Malacanang, Filipina pada 15 Konflik yang Mengakar: Sejumlah
Oktober 2012. Peristiwa penandatangan Pilihan Negosiator (Jakarta:
International IDEA, 2000).
FAB ini menunjukkan bahwa konflik yang Crocker, Chester A (et.al)(eds.). Managing
terjadi telah mengalami fase de-eskalasi Global Chaos: Sources of and
Responses to International Conflict
konflik, dimana konflik sudah mulai dapat (Washington, D.C.: USIP Press,
diatasi hingga perjanjian mampu 1996)

ditandatangani oleh kedua belah pihak. Development, Bangsamoro. 2015. Chapter


2.
5.2 Saran http://bangsamorodevelopment.org/w
p-
Konflik Filipina dengan Bangsamoro content/uploads/2015/05/CHAPTER-
menjadi konflik berkepanjangan karena 2_BDP-Integrative-Report.pd diakses
pada 22 Oktober 2016
tindakan Pemerintah Filipina yang tidak G. Fenwick, Charkes. (1965). International
konsekuen dengan segala perjanjian yang Law, 4th Edition. New York: Appleton
Century Croft,.
telah ditandatangani. Sikap Pemerintah
Guerra, Lizzie. (2010). Mindanao Conflict:
yang selalu tidak memenuhi isi dari
Structural dpispowerment in the
perjanjian yang telah ditandatangani pada Southern Phiippines. Dikutip dari
http://www.usfca.edu/uploadedFiles/
akhirnya akan selalu memunculkan
Destintions/College_of_Arts_and_Sci
kesalahpahaman diantara kedua belah ences/Undergraduate_Progams/Peac
e_and_Justice_Sudies/Student_Rese Philstar. Timeline Government Republic of
arch/Philippines.pdf. Diakses pada Philippine.
14 Febuari 2016 http://www.philstar.com/headlines/20
14/01/26/1283079/timeline-grp-milf-
Huang, Lisa., Musembi, Victor., Petronic, peace-negotiations. Diakses pada 28
Ljiljana. (2012). The State-Moro November 2016
Conflict in the Philippines. Dikutip dari Rothman, J. From Confrontation to
http://www4.carleton.ca/cifp/app/serv Cooperation: Resolving Ethnic and
e.php/1392.pdf yang diakses pada 13 Regional Conflict (Newbury Park, CA:
Febuari 2016 Sage, 1992).
Saprianingsih, Fatimah. (2011). Resolusi
Kompasiana. Penyebab Perang. Konflik dan Gerakan Separatisme
http://www.kompasiana.com/prespetif GAM di Aceh: Study Kasus Peran
.com/penyebab- CMI sebagai Mediator Konflik antara
perang_5500bc62813311dd17fa7c92 Pemerintah RI dan GAM di Aceh.
. Diakses pada tanggal 18 Febuari Skripsi. Dikutip dari
2016 http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bit
Kriesberg, Louis. Constructive Conflict: stream/123456789/24120/1/FATIMA
Form Escalation to Resolution (New H%20SAPRIANINGSIH.pdf diakses
York: Rowman & Littlefield, Publ., pada tanggal 17 Agustus 2016
1998). Silalahi, Ulber.(2012). Metode Penulisan
Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama
Kymlicka, Will. 2001. Politics int the Taylor, Charles. 1992. The Politics of
Vernacular: Nationalism, Recognition. Dalam Amy Gutman
Multinationalis, and Citizenship. (Eds). Multikulturalism, Eximining the
Oxford: Univerity Press. Dikuti dari Politics of Recognition. Princeton:
https://construcciondeidentidades.file Princeton University Press. Dikutip
s.wordpress.com/2015/02/will- dari
kymlicka-politics-in-the-vernacular_- http://elplandehiram.org/documentos/
nationalism-multiculturalism-and- JoustingNYC/Politics_of_Recognition
citizenship-oxford-university-press- .pdf Diakses pada 11 Oktober 2016
2001.pdf Diakses pada 12 Oktober Wiharyanto, A Kardiyat. 2011. Sejarah Asia
2016 Tenggara Dari Awal Tumbuhnya
McKenna, Thomas M. (1998). Muslim Nasionalisme Sampai Terbangunnya
Rulers and Rebels: Everyday Politics Kerjasama Asean. Yogyakarta:
and Armed Separatism in the Dharma.
Southern Philippines. Berkeley: Zatman, William I.. Ripe for Resolution:
University of California Press Conflict and Intervention in Africa
(New York: Oxford University Press,
Mohtar Mas’oed [Editor], Colin Mac 1985).
Andrews. Cetakan Ketujuh Belas.
(2006). Perbandingan Sistem Politik.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. Halaman 58  

Muslim, Global. 2011. Siapa Radikal Siapa


Teroris.
http://www.globalmuslim.web.id/2011/
05/siapa-radikal-siapa-teroris-
pembantaian.html?m=0. Diakses
pada 28 November 2016
Muttaqin, Azmi. Otonomi Khusus Papua:
Sebuah Upaya Merespon Konflik dan
Aspirasi Kemerdekaan Papua.
Jurnal. Dikutip dari
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/p
olitika/article/viewFile/6064/5172
diakses pada 17 Agustus 2016

Anda mungkin juga menyukai