Modul |:
Penganiar Hukum BisnisPENGERTIAN TENTANG HUKUM
Apakah hukum itu? Pendapat dari Van Apeldorn yang mengatakan
bahwa defenisi hukum sangat variatif sehingga tidak mampu
menggambarkan apa hukum itu yang sebenamya (lihat grortius,
thomas hobbes, kant dil) Immanuel Kant mencatat ada 200 pendapat
yang bervariasi tentang apakah hukum itu sebenarnya? Van Apeldorn
mengatakan bahwa ada 17 defenisi tentang hukum yang diberikan oleh
para ahli hukum.
Hukum adalah seperangkat aturan yang dibuat oleh badan_formil
(pemerintah) untuk’ warga negaranya dan bersifat memaksa serta
menimbulkan sanksi bila dilanggar.
1. Subjek Hukum
Subjek hukum adalah segala pendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum
terdiri dari:
1, Manusia Alamiah (Natural Person)
Manusia menjadi subjek hukum sejak saat ia dilahirkan (dalam keadaan
hidup) sampai saat ia meninggal dunia
Pengecualian ; Pasal 1 ayat (2) KUH Perdata
"Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap sebagai
telah dilahirkan, bila kepentingan hukum si anak menghendakinya”
Catatan :
Contoh penggunaan Pasal 1 ayat (2) KUH Perdata ini adalah dalam
persoaian warisan. Dalam hal seorang anak masih berada dalam
kandungan ibunya, sementara akan diadakan pembagian harta warisan.
Jka difihat dari kenyataannya si anak tadi bukan subjek hukum karena dia
belum lahir ke dunia ini. Akan tetapi dalam kasus ini kepentingan si anak
untuk mendapatkan bagian dari harta warisan memerlukan perlindungan
hukum, Oleh Karena itu, dalam kasus ini bayi yang masih dalam
kandungan tadi oleh hukum dianggap telah lahir ke dunia dan karenanya
dianggap sebagai subjek hukum.
Sehubungan dengan status sebagai subjek hukum, manusia dapat
melakukan kewenangan hukum yaitu melakukan perbuatan hukum.
Berdasarkan kemampuan melakukan kewenangan hukum, manusia
dikelompokkan atas :a. manusia yang cakap bertindak (dapat melaksanakan sendiri hak dan
kewajibannya)
b. manusia yang tidak cakap bertindak (tidak dapat melaksanakan sendiri
hak dan kewajibannya), terdiri dari manusia yang berada di bawah
umur dan yang berada di bawah pengampuan (Pasal 1330 KUH
Perdata).. e
Orang yang berada di bawah pengampuan dapat terjadi karena
kurang sehat akalnya, orang yang boros dan pemabuk, pailit, dl
Catalan; Orang yang sudah meninggal, maka selesailah sudah
kedudukannya menjadi subjek hukum dan tuntutan gugur demi hukum
(karena subjek hukum tidak eksis lagi) dan penghargaan (awards) adalah
peristiwa sosial dan bukan peristiwa hukum
2. Badan Hukum (Recht Person)
Yaitu kelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu yang dapat
menyandang hak dan kewajiban, antara lain :
a, Porseroan Terbatas (PT)
b. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ; Persero, Perjan, Perum
c. Koperasi
d. Firma
e. Yayasan
oN
il, Sumber Hukum
Tempat ditemukannya aturan-aturan yang dapat dijadikan hukum, terbagi
atas :
4. Sumber Hukum Materil, sumber hukum berdasarkan materi yang menjadi
hukum, Pada sumber hukum, masing-masing pakar pada bidang tertentu
berbeda tentang sumber hukum materil, misalnya pakar ekonomi akan
menyatakan bahwa upaya manusia memenuhi kebutuhan hidupnya
adalah sumber hukum secara materil, Pakar ilmu sosial akan menyatakan
bahwa peristiwa sehari-hari sebagai hasil inieraksi manusia satu sama
Iain adalah sumber hukurn secara materiil.
2. Sumber Hukum Formit, sumber hukum dilinat dari cara pembentukannya,
terdiri dari
1. Undang- Undang, dibagi atas dua pengertian, yaitu ;
a. Undang-Undang dalam arti materil, yaitu semua peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang sifatnya mengikat ;b. Undang- Undang dalam arti formil yaitu undang-undang yang
dibuat oleh Pemerintah (eksekutif), bekerjasama dengan DPR
(legisiatif.
2. Kebiasaan
Hukum kebiasaan merupakan sumber hukum yang tertua. Tidak
semua kebiasaan dapat dijadikan sebagai hukum kebiasaan. Suatu
= kebiasaan menjadi hukum kebiasaan apabila memenuhi syarat-syarat.
berikut :
a. suatu perbuatan yang berulang-ulang dilakukan dalam waktu yang
lama tanpa tethenti (/onga constituedo)
b. adanya kepercayaan pada masyarakat bahwa perbuatan tersebut
harus dilakukan (opinio necessitatis).
3, Traktat (Perjanjian internasional baik yang sifatnya bilateral, regional
maupun multilateral)
4, Yurisprudence (melihat putusan hakim terdahulu dengan analogi
kasus seperti dalam Common Law)
5. Doktrin (tidak semua ahli dapat membuat doktrin, hanya yang sudah
teruji_ kredibilitasnya secara akadémik dan scientific, misalnya
Prof.Sudargo Gautama dalam Hukum Perdata Internasional)
Dalam kegiatan bisnis (dunia usaha), perjanjian/ kontrak yang disepakati
para pinak adalah sumber hukum yang mengikat para pihak, layaknya seperti
Undang-Lndang
Saat ini untuk konsistensi dari sumber hukum yang dipergunakan, maka kita
mengacu kepada UU No.10 Tahun 2004 mengenai UU Tentang Pembuatan
Peraturan Perundang-Undangan. UU ini menggentikan TAP MRP No.VI
Tahun 2003 mengenai sumber hukum, dimana sebelumnya Peraturan
Daerah (Perda) juga dianggap sebagai salah satu sumber hukum.
Pasal i338 KUH Perdata
“Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya”
Catatan:
Hukum di indonesia yang masih menggunakan peninggalan hukum Belanda
yang berasal dari Romawi. Untuk perdata dikenal ada 4 buku yaitu: Buku |
tentang Person (pribadi yang menyangkut waris, nama, domisili dil), Buku Il
tentang Benda, Buku III tentang Perikatan (kontrak dil), dan Buku IV tentang
Pembuktian dan Daluwarsa.Ml, Perbuatan Hukum
Perbuatan yang dilakukan subjek hukum yang mempunyai akibat hukum.
Komponen perbuatan hukum terdiri dari :
4. Subjek hukum
2. Perbuatan hukum
3. Objek perbutan hukum
Dalam dunia usaha (bisnis), perbuatan hukum berbentuk perjanjian/ kontrak
yang dilakukan pelaku usaha.
Pasal 1313 KUH Perdata :
“Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan hukum dengan mana salu
orang mengikatkan dirinya terhadep satu orang lain atau lebih”
WV. Asas Hukum
Asas hukum adalah alam pikiran yang dirumuskan secara luas dan
mendasari adanya suatu norma hukum positip (CW. Paton)
‘Asas hukum adalah dasar-dasar umum yang berfungsi sebagai petunjuk arah
dalam pembentukan hukurn posi
Reherapa sifat atau karakter asas_hukum
4, asas hukum merupakan pikiran dasar atau latar belakang yang terdapat
dalam peraturan konkrit ;
2. asas hukum bersifat sangat umum dan luas ;
3. asas hukum umumnya tidak tertuang dalam bentuk nerma hukum kenkrit,
hanya sebagian kecil saja asas hukum yang terluang alau terwujud
langsung sebagai norma hukum kenkrit ;
4. asas hukum berakar pada kenyataan masyarakat dan berlandaskan pada
nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat ;
5. asas hukum berfungsi sebagai pedoman dalam pembentukan norm
hukum positip ;
6. asas hukum bersifat dinamis, berkembang mengikuti perasaan hukum
dan nilai-nilai dalam masyarakat ;
Beberapa Asas Hukum
‘A. Beberapa Asas Hukum dalam Hukum Perjanjian / Kontrak
Masalah perjanjian terdapat dalam -Buku Ill KUH Perdata tentang
Perikatan. Terdapat beberapa asas penting dalam hukum perjanjian/
hukum kontrak, antara lain :1. Asas kebebasan berkontrak (parti otonomie)
Bahwa setiap orang dapat memillh kepada siapa saja ia hendak
mengikatkan dirinya dan dalam hal apa saja ia akan mengikatkan
dirinya.
Asas ini merupakan karakter hukum perikatan yang bersifat terbuka
Artinya ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Buku III KUH Perdata
tentang Perikatan dapat dikesampingkan para pihak _ melalui
kesepakatan yang dibuat dalam perjanjian/ kontrak.
Batasan terhadap asas kebebasan berkontrak ini dimuat dalam Pasal
1254 KUH Perdata:
"Semua syarat yang bertyjuan melakukan sesuatu yang tak mungkin
terlaksana, sesuatu yang bertentangan dengan kesusilean baik, atau
sesuatu yang dilarang oleh undang-undang adalah batal dan berakibat
segala sesuatu yang digantungkan padanya tidak berkekuatan hukum”
2. Asas Keseimbangan
Kedudukan para pihak dalam perjanjian (debitur dan kreditur) harus
berada dalam keadaan seimbang.
Pasal 1321 KUH Perdata :
“Tiada kata sepakat yang sah apabila sepaket itu diberikan karena
kekhilapan atau diperolehnya dengan paksaan ataupun penipuan.”
3. Asas Konsensuil
Maksud asas konsensuil adalah cukup ada suatu kata sepakat dari
para pihak yang membuat perianjian tanpa dilkuti perbuatan hukum
lain, maka pesjanjian tersebut adalah sah
Pasal 1320 KUH Perdat:
“Untuk sahnya suati perjanjian diperluken empat syarat
4. sepakat para’pihak ;
2. cakap untuk membuat sutu perikatan ;
3. suatu hal tertentu
4. suatu sebab yang halel.
Catatan :
Apabila syarat poin 1 dan 2 (syarat subjektif) tidak dipenuhi, maka
dapat mengakibatkan suatu persetujuan dapat dibatalkan. Pengerlian
dapat dibatalkan berarti tidak batal dengan sendirinya, artinya
5diperlukan tindakan pembatalan (gugatan) untuk membatalkannya.
Semua perbuatan hukum yang dilakukan sebelum ditetapkannya
pembatalan atas perjanjian yang bersangukutan adalah sah.
Apabila point 3 dan 4 (syarat objektif) tidak terpenuhi, maka dapat
mengakibatkan perjanjian yang bersangkutan batal demi hukum.
Pengertian batal demi hukum ini berarti perjanjian tersebut batal
dengan sendirinya tanpa perlu tindakan pembatalan. Dalam kondisi
seperti ini hukum menganggap tidak pernah terjdi perjanjian antara
para pihak.
Syarat Perjanjian:
1 & 2: sepakat para pihak dan kecakapan para pihak : maka dapat
dibatalkan melalui permintaan via pengadilan. Dan sepanjang belum
dibatalkan maka perjanjian tersebut masih berlaku.
3 & 4: adanya objek yang diperjanjikan dan causa yang halal: batal
demi hukum, misalnya jual beli ganja. Perjanjian tersebut dianggap
tidak pernah ada dan tidak ada akibat hukumnya.
Pengecualian asas konsensuil:
Asas ini tidak berlaku apabila ditentukan suatu formaiitas tertentu untuk
beberapa macam perjanjian dengan ancaman batel jika formalitas
tersebut tidak terpenuhi. Perjarjian semacam ini disebut perjanjian
formal,
Contoh : perjanjian jual beli benda tidak bergerak (misalnya tanah)
harus dilakukan dengan akta notaris/ PPAT.
Hibah atas benda tidak bergerak (misainya tanah) harus
dilakukan berdasarkan akta notaris/ PPAT.
. Asas Terbuka
Segala perjanjian yang terjadi tidak terikat dengan nama yang ada
ataupun ditentukan dalam KUI| Perdata
Contch : perjanjian jual beli, sewa menyewa, perjanjian untung-
untungan (asuransi), dan lain-lain,
Untuk nama baru sesuai dengan perkembangan jaman: misalnya
Leasing (sewa bell), factoring untuk anjak piutang yang masih
menggunakan SK Menteri,
Catatan :
Perjanjian dapat dibuat dengan menggunakan nama yang ada di dalam
KUH Perdata maupun nama lain yang tidak diatur dalam KUH Perdata.
6Beberapa nama perjanjian yang diatur dalam KUH Perdata antara lain
perjanjian jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, dil.
Yang menjadi unsur terpenting dalam perjanjian adalah maksud para
pihak yang dituangkan dalam pasal-pasal perjanjian,bukan pada nama
yang diberikan pada perjanjian tersebut.
Pasal 1342 KUH Perdata menjelaskan bahwa jika kata-kata sualu
perjanjian telah jelas maka tidak diperkenankan untuk menyimpang dari
isi perjanjian tersebut dengan jalan penafsiran
Pasal 1343 KUH Perdata
Jika kata-kata suatu persetujuan dapat diberikan berbagai macam
penafsiran, harus aipilin menyeliciki maksud kedua belah pihak yang
membuat persetujuan itu, dari pada memegang teguh arti-arti kata
menurut huruf. -
. Asas Itikad Baik
Setiap persetujuan/ perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik
(Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata.)
Itikad baik dapat dibedakan atas
2. itikad baik dalam pengertian subiektif ; teraantung pada sikap bathin
atau kejujuran pada saat perbuatan hukum ditakukan ;
b. itikad baik dalam pengertian objektif; itikad baik ini didasarkan pada
norma kepatutan yang diakui dan berlaku dalam masyarakat
. Asas Pacta Sun Servanda
Perjanjian yng dibuat oleh para pihak adalah mengikat bagi mereka
seperti layaknya undang-undang (Pasal 1338 KUH Perdata)
Perjanjian/ kontrak hanya mengikat para piiiak yang membuatnya
(menyepakatinya). Perjanjian tersebut’ tidak dapat menimbulkan
kerugian pada pihak ketiga dan pihak ketiga tidak dapat mengambil
manfaat dari perjanjian tersebut, kecuali dalam hal-hal yang diatur
pasal 1317 KUH Perdata.
Pasal 1347 KUH Perdata:
Lagipun diperbolehkan juga untuk meminta ditetapkannya suatu jnji
guna kepentingan pihak ketiga, apabila suatu penetapan janji yang
dibuat oleh seseorang untuk dirinya sendin, atau suatu pemberian yang
dilakukannya kepada seorang /ain, memual suatu janji seperti itu.Siapa yang telah memperjanjikan sesuatu seperti itu tidak boleh
menariknya kembali, apabila pihak ketiga tersebut telah menyatakan
hendak mempergunakannya.”
Conteh : Si A menjual mobil kepada B dengan suatu perjanjian bahwa
selama satu bulan mobil itu boleh dipakai oleh C.
Jadi sifatnya adalah Assesoris atau tambahan dari perjanjian tersebut.
Pengecualian lain yaitu Pasal 1316 KUH Perdata tentang Perjanjian
Jaminan Pihak Ketiga ;
Misalnya: Perjanjian Bortocht: atau jaminan pihak ke 3 yang tidak turut
dalam pekerjaan tetapi hanya menjamin. Ataupun asuransi, dimana
anak akan menerima jaminan tanpa ikut dalam perjanjian utama.
B, Beberapa Asas Hukum Benda
Pengaturan masalah hukum benda terdapat dalam Buku Il KUH Perdata
tentang Kebendaan.
Aturan-aturan dalam Buku il KUH Perdata sepanjang mengenai bumi, air
serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya telah dicabut oleh UU
No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Fokok Agraria.
K n yang tidak tumt dicabut dalam Buku Il tersebut adalah
mengenai hypotix. Selanjutnya mengenai hypotik.tethadap tanah diubah
menjadi hak tanggungan berdasarkan UU No. 4 tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan atas Tanah Beserta Benda yang Berkaitan dengan Tanah.
Pasai 24 Ayat (1) UU No. 4 tahun 1996
“(1) Hak tanggungan yang ade sebelum berlakunya undang-undang ini
yang menggunakan ketentuan hypotik atau creditverband berdasarkan
Pasal 57 UU No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria diakui, dai selanjutnya berlangsung sebagai hak tanggungan
‘menurut undang-undang ini szmpai dengan berakhimya hak tersebut.”
Beberapa informasi untuk mengerti sistim hukum di Indonesia:
~ Buku I! KUH Perdata mengatur tentang tanah termasuk hak tanggungan.
- Buku Il KUH Perdata, sepanjang mengenai bumi, air dan kekayaan alam
lainnya dinyatakan dicabut dan kemudian memberlakukan UU Pokok Agraria
No S/Tahun 1960 untuk mengaturnya. Kecuali mengenai hypoteek tetap
berlaku.- Hypoteek tetap berlaku berdasarkan Buku I] KUH Perdata karena dalam
Pasal 57 UUPA No 5/1960 dinyatakan bahwa: mengenai hak tentang
hypoteek tersebut kelak akan diatur melalui suatu undang udang. Maka oleh
sebab isi pasal 57 tersebut, maka dikeluarkanlah suatu undang undang
tentang Hak Tanggungan yaitu dalam UU No 4/1996 yaitu: Undang Undang
Tentang Hak Tanggungan.
- Dalam UU No 4/1996 dinyatakan bahwa hypoteek dalam BW dinyatakan
tidak berlaku kecuali:
- Hypoteek yang masih berlangsung sampai habis masa berlakunya.
- Hypoteek atas kapal laut dan pesawat udara, hal ini disebabkan karena
ternyata dalam UU No 4/1996 hak tanggungan yang diatur hanya mengenai
tanah dan benda benda yang berkaitan dengan tanah (misalnya HGB, HGU
all) — Hak Ulayat tidak). Oleh sebat itu, ‘hypoteek tentang kapal laut dan
udara masih menggunakan BW dan ketentuan lainnya yang khusus.
Ketentuan hypotik yang dicabut berdasarkan UU No. 4 tahun 1996 adalah
hypotik atas tanah. Dengan demikian ketentuan-ketentuan tentang hypotik
alas kapal laut dan pesawat terbang tetap berlaku.
Beberapa Asas Penting Dalam Hukum Benda, antara lain :
1. Asas Terbuka, dalam arti pendaftaran -atas “hak-hak’ yang: telah
diperoleh dapat dipublikasikan kepada masyarakat umum,
Asas ini disebut juga dengan asas publisitas.
2. Asas Spesialitas, yailu bahwa barang yang didaftarkan tersebut
harus jelas letak, ukuran dan batasnya.
3. Asas Droit de Suite yaitu bahwa hak atas benda tersebut mengikuti
kemanapun benda itu berada. Jadi seorang pemilik tanah_ tidak
pernah menjaga tanahnya untuk selamanya, la dapat berada di luer
lanahnya tersebut . karena ia merupakan pemilik yang telah tercatat
namanya dengan sah.
Benda dapat dibedakan antara benda tetap (benda tidak bergerak), benda
tidak tetap (benda bergerak) dan hak milik Intelektual (benda tidak tuduh
pasal 503 KUHPerdata).Benda tidak bergerak (benda tetap) meliputi :
1. Benda tidak bergerak karena sifatnya, antara lain adalah : tanah
(pekarangan) dan segala sesuatu yang ada di atasnya dan segala
sesuatu yang berada di dalamnya (Pasal 506 KUH Perdata)
2. Benda tidak bergerak karena peruntukkannya =~
Benda jenis ini sebenarnya benda bergerak akan telapi karena
peruntukkannya benda tersebut dikategorikan sebagai benda tidak
bergerak, misalnya benda-benda atau mesin-mesin yang diperuntukkan
dalam suatu pabrik, benda-benda yang diperuntukkan di dalam rumah
seperti cermin yang terpasang di dinding atau lemari, lukisan-lukisan,
dil. (Pasal 507 KUH Perdata)
3. Hak-hak atas tandh, antara lain hak pakai hasil atau hak pakai benda
tak bergerak, hak pengabdian tanah, hak numpang karang, hak usaha,
dil (Pasal 508 KUH Perdata).
4, Benda tidak bergerak karena hukum menetapkan demikian.
Benda ini sebenarnya benda bergerak, tetapi oleh karena terpenuhi
suatu kondisi tertentu maka hukum mengkategorikan benda tersebut
sebagai benda tidak bergerak.
Contoh : kapa-kapel yang berbobot 20 m3 atau lebih yang telah
didaftarkan menuret hukum adalah benda tidak bergerak (benda tetap)
Jika kapal tersehut tidak didaftarkan. maka benda tersebut @igolongkan
pada benda bergerak (benda tidak tetap) =m.
Walaupun kapal terdafiar pada syahbandar, bukan hal ini yang
dimaksud karena pada dasarnya semua kapal adalah wajib cidaftarkan
pada syahbandar.
Benda bergerak —meliputi benda bergerak yang Karena sifatnya dapat
dipindahkan ataui berpindah serta hak-hak atas benda bergerak
Pentingnya pembedaan benda antara benda tetap dan benda tidak tetap
(Pasal 504 KUHPerdata) berkaitan dengan beberapa hal berikut:
4. Peralihan Hak
Peralihan hak atas benda tidak tetap (benda bergerak) dapat dengan
penyerahan biasa (dibawah tangan).
Misalnya dalam jual beli jam tangan. Dengan diserahkannya jam
tangan tersebut maka telah terjadi peralihan hak.
Sedangkan penyerahan hak atas benda tetap (benda tidak bergerak)
ditakukan dengan memperoleh prosedur hukum tertentu (penyerahan
hukum/levering Yuridis) misalnya penyerahan hak atas tanah
40dilakukan dihadapan PPAT dan didaftarkan kepada Badan
Pertanahan Nasional.
Dalam jual beli tanah misalnya, jika tanah tersebut dijual di bawah
tangan dan diserahkan tanpa akta autentik (akta PPAT, misalnya)
maka hak kebendaan atas tanah tersebut sebenarnya tetap berada
pada penjual, meskipun tanah tersebut sudah diserahkan dan dikuasai
oleh pembeli. Penyerahan hak ini sah jika diikuti prosedur hukum yang
telah ditentukan untuk jual beli tanah.
2, Masalah Lembaga Jaminan
Benda-benda ‘tidak tetap dapat dijaminkan dengan menggunakan
Jembaga gadai dan fidusia. Benda-benda tetap dapat dijaminkan
dengan menggunakan lembaga hak tanggungan, hypotik atas kapal
dan pesawat udara.
Tanah untuk fiducia masih diterima sepanjang yang tidak diatur oleh
Hak Tanggungan (UU No 4/1996) misalnya Hak Ulayat, tanah yang
tidak atau belum didaftarkan Karena tidak disebut dalam Hak
Tanggungan, demikian juga hek sewa dalam 1 kios di mall
Rumah susun dapat menjadi hak milik walapun sifatnya kolektif.
tan Tamb:
Gadai (Pand) : objeknya adalah benda bergerak, objeknya-berada
ditangan kreditur dan boleh dilakukan dibawah tangan.
Hak Tanggungan (Hypoteek): objeknya benda tak bergerak, objek
tetap berada ditangan debitur dan harus dengan. akta autentik (Akta
Pengikatan Hak Tanggungan) dan bisa ditenggungkan secara
bertingkat (H 1 dan H 2 dst.)
Fiducia Eigendom Overdracht: objeknya benda bergerak dan hak atas
tanah yang diatur tidak termasuk Hak Tanggungan (UU No 4/1996).
Objeknya berada ditangan debitur.
Fiducia: jaminan benda bergerak yang masih boleh digunakan oleh pemi
misalnya: toko dengan isinya.
UU No 42, Tentang Fiducia Tahun 2000:
‘Semua hak diluar hak tanggungan (HM, HGU, HGB dan Hak Pakai) boleh
difiduciakan,
Tanah adalah dikuasai oleh negara jadi formalitasnya harusiah melalui
prosedur yang ditetapkan oleh negara. Oleh sebao itu tanah tidak boleh
"digadaikan. Bilapun digadaikan maka dalam tempo 7 bulan dapat diambil
olen debitur kembali karena dianggap hasinya sudah mencukupi untuk
dikembalikan kepada kreditur. (SK MenAgraria No.)
Dalam UU Hak Tanggungan No 4/1996, maka sepanjang tidak dinyatakan
secara explisit maka tidak boleh ditanggungkan (yang boleh misalnya: HM,
HGU, HGB, Hak Pakai dil).
Hak Ulayat tidak boleh. Hak Ulayat sendiri masih diakui oleh Hukum Adat
dan UU PA No 5/1960 hanya harus memenuhi 3 syarat yaitu: diakui oleh
lembaga adat, digunakan untuk kepentingan adat dan harus jelas batas
batasnya. Keputusan yang dipergunakan adalah Per Men Agraria No 5/1998.
Hak hak atas tanah berdasarkan UUPA No 5/1960, Pasal 16 : yaitu Hak Milik,
Hak GB, Hak GU, Hak Pakai yahg kesemuanya dapat menjadi hak
tanggungan dalam UU No 4/1996. Kemudian ada hak Pengelolaan, Hak
Mengambil Hasil Hutan, Hak Ulayat dan lainnya yang dapat difiduciakan
karena tidak dinyatakan daiam UU No 4/1996
3. Masalah Daluarsa
Benda tidak tetap mempunyai waktu daluarsa selama 5 tahun
- Benda tetap mempunyai waktu daluarsa selama 30 tahun
sika dalam waktu lima tahun seseorang tidak menguasai benda bergerak
miliknya maka menurut hukum orang tersebut telah-kehilangan hak ataas
benda tersebut.
Contoh : jika seseorang kehilangan jam tangan (benda kergerak) maka orang
tersebut dapat menuntut dimana pun jam tangan tersebut berada dan pada
sipapun berada. Jika lewat waktu selama lima tahun, orang tersebut tidak
dapat lagi melakukan tuntutan karena haknya atas benda tersebut telah
gugur. Waktu daluarsa ini untuk benda tidak bergerak (benda tetap) berlaku
selama tiga puluh tahun).
Kadaluarsa adalah bersifat sebagai kepastian hukum, bila tidak maka setiap
orang dapat menuntut pada setiap waktu, Ada 2 sifat kadaluarsa, yaitu
akusitif dimana karena kadaluarsa akan menimbulkan kepemilikan hak
inkuisitif dimana karena kadaluarsa maka kehilangan hak baru.
4, Masalah berlakunya pasal 197 BW.
Terhadap benda tidak tetap berlaku pasal 1977 BW yang _menyatakan
bahwa barang siapa yang menguasainya maka dia diangap sebagai
pemilik, ketentuan ini tidak berlaku terhadap benda tetap. Jaci meskipun
orang lain menguasai sebidang tanah milik orang lain, menurut hukum orang
yang menguasai atau mengusahai tanah tersebut bukan sebagai pemilik.
12Hal ini sejalan dengan sistem pendaftaran tanah di Indonesia yang menganut
stelsel negatif. Arlinya orang yang namanya tercantum di dalam surat bukti
kepemilikan atas tanah (misalnya sertifikat) belum tentu sebagai pemilik jika
bisa dibuktikan sebaliknya. Stelsel positif maka berarti bahwa yang terdaftar
adalah mutlak sebagai pemilik tanah tersebut.
PENGERTIAN TENTANG HUKUM BISNIS
1, Pengertian Hukum Bisnis.
Dalam sistem hukum Indonesia, masalah-masalah yang berkaitan dengan
dunia usaha diatur dalam kitab undang-undang hukum dagang (KUHD) dan
Kitab undang-undang ‘hukum perdata (KUH Perdata). KUHD merupakan
ketentuan khusus (/ex specialis) dan KUH Perdata merupakan ketentuan
umum (lex generalis).
Namun meskipun demikian, sesuai dengan perkembangan masyarakat,
maka dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga
banyak praktek-praktek yang tumbuh dan berkembang dalam dunia usaha
tidak ada ditur dalam KUHD maupun KUH Perdata. Seberapa perkembangan
baru yang tidak terdapat dalam KUHD maupun KUH Perdata misalnya
tentang penanaman modal, pasar modal, trust, perdagangan komoditi
beriangka, dan lain sebainya. Kesemua bidang tersebut tidak dapat
janakau oleh hukum dagang, maka muncul istilah “hukum bisnis’ yang
ngkau persoaln-persoalan yang belum terjangkau
dalam KUHD ataupun KUH Perdata ami
Istilah “Hukum Bisnis" (Business Law) metupakan istilah yang sudah cukup
dikenal baik dalam dunia hukum nasional maupun dalam skala internasional.
Hukum Bisnis berarti sekumpulan norma-norma dan asas-asas yang
berkenaan dengan suatu bisnis (Munir Fuady, 1996 : 2).
Bisnis secara umum berarti suatu kegiatans dagang, industri atau keuangan.
Semua kegiatan tersebut dihubungkan dengan produksi dan pertukaran
barang atau jasa, dan urusan-urusan keuangan yang bertalian dengan
kegiatan-kegiatan tersebut (Abdurrachman, 1991 : 150),
Dalam pengertian lain, bisnis diartikan sebagai perusahaan komersial, profesi
atau perdagangan yang didirikan dengan tujyan untuk memperoleh
keuntungan. Suatu bisnis diciptakan oleh entrepreneur yang menempatkan
uangnya dalam resiko tertentu untuk mempromosikan usaha tertentu dengan
‘motif untuk mendapatkan keuntungan yang besar (Friedman, 1987 : 66).
13I, Ruang Lingkup Hukum Bisnis
Ruang lingkup hukum bisnis dapat dilihat dari beberapa komponen berikut:
a
e
Pelaku Bisnis
Pelaku bisnis dapat berupa orang perorangan dan badan hukum usaha
baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum.
Berdasarkan pelaku bisnis ini, hukum bisnis mencakup berbagai bidang
hukum, antara lain:
hukum tentang Perseroan Terbatas;
hukum tentang BUMD, BUMN Perseron,:Perjan: Perum:
hukum tentang Yayasar
hukum tentang Koperasi:
hukum tentang CV: Firma, Perseron Perdat
paege
Perbuatan Pelaku Bisnis
Dari segi perbuatan pelaku bisnis, hukum bisnis dapat melipuli antara lain:
a Hukum kontrak
Hukum tentang ekspor-impor
Hukum tentang lingkungan hidup
Hukum tentang perizinan
Hukum tentang perpajakan
Hukum tentang ketenagakeriaan
Hukum persaingan usaha
Hukum penanaman modal
Hukum tentang pasar modal
~sza-0a0e
Aset (Harta Kekayaan) Pelaku Bisnis
Harta kekayaan pelaku bisnis dapat berupa benda tetap, benda tidak
tetap dan hak kekayaan intelektual.
Aspek ini meliputi berbagai bidang hukum, antara lain:
a. hukum tentang benda
b. hukum agraria (hukum tanah)
c. hukum_ tentang kekayaan intelektual (hak cipta, paten, merek, disain
industri, dil) ;
d. hukum jaminan
Permodalan(Pembiayaan)
Aspek permodalan atau pembiayaan pelaku usulan dapat meliputi
berbagai bidang hukum, antara !ain:
a. hukum perbankan
b. hukim pembiayaan non perbankan, antara lain:
+ hukum tentang leasing - yaitu sewa bell
14+ hukum tentang modal ventura — yaity bagi hasil, ikut modal dan
menikmati keuntungan
+ hukum tentang factoring — yaitu take over, tidak boleh person,
pembeli harus memiliki jjin dan membentuk perusahaan yang
khusus untuk melakukan take over tersebut. Istilah lain adalah
anjak piutang, dimana satu perusahaan membeli piutang yang
belum jatuh tempo dari suatu perusahaan dan membelinya lebih
kecil dari nilai piutang tersebut, misalnya menerima dengan nitai 90
% dari 100 % nilai piutang dengan membayarkannya terlebih
dahulu.
ll. BEBERAPA PILIHAN BADAN HUKUM UNTUK BERBISNIS
FIRMA
Pengertian Firma: tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nana bersama (Pasal 16 KUHD)
Biasanya nama Firma diambil dari salah satu nama peserta persekutuan,
misalnya Fa. Salim Bersaudara, dil. Pemakaian nama ini tidak mengikat,
yang terpenting adalah tidak bertentangan dengan hukum, keteitiban umum
dan kesusilaan ;
peserta persekutuan firma bertanggungjawab dan dapat dipakai untuk
memenuhi kewjiban-kewajiban persekutuan firma terhadap pihak keliga ;
Status hukum ;
KUHD tidak memberikan keterangan yang jelas tentang status hukum Firma.
Calam praktek umumnya Firma diktegorikan bukan sebagai badan hukum.
Hal ini karena pendiriannya tidak memerlukan pengesahan dari pemerintah
(cq Menteri Kehakiman)
CV (COMMANDITER VENOOTSCHAP)
Pengertian :
Persekutuan Komanditer adalah persekuluan secara melepas uang yang
juga dinamakan persekutuan komanditer didirikan antara satu orang atau
lebih sekutu yang secara tanggung menanggung bertanggungjawab untuk
seluruhnya kepada pihak satu, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas
uang kepada pihak lain (Pasal 19 ayat (1) KUHD)
15Berdasarkan pengertian tersebut, sekutu dalam Persekutuan komanditer
dibagi atas 2 bagian :
1. Sekutu Komplementer
Sekutu komplementer adalah sekutu aktif atau sekulu yang mengurus
persekutuan (sekutu pengurus, sekutu. pemelihara). Sekutu ini aktif
menjalankan perusahaan serta berfanggungjawab terhadap pihak ketiga.
‘Tanggungjawab sekutu ini adalah tanggungjawab pribadi untuk
keseluruhan (termasuk harta pribadi bertanggung jawab untuk kewajiban
persekutuan) ;
2. Sekutu Komanditer
Sekutu ini hanya menyerahkan uang. Sekutu komanditer tidak ikut
mengurus persekutuan dan tidak boleh mencampuri tugas sekutu
komplementer (Pasal 20 KUHD). Tanggungjawab sekutu ini hanya
sebatas modal yang disetor ke persekutuan. Apabila sekutu komanditer
mencampuri urusan sekutu. komplementer, maka tanggungjawabnya
diperluas menjadi tanggung jawab pribadi seperti sekutu komplementer
(Pasal 21 KUHD) ;
Perubahan tersebut tidak mewajibkan adanya mekanisme seperti RUPS di
PT yang wajib meminta persetujuan pemegang saham yang lainnya.
Pendirian CV tidak mewaiibkan menggunakan akta. notaris tetapi saat ini
pada umumnya untuk menjadi bukti adanya perjanjian. tersebut maka para
pihak melakukannya dengan Akta Notaris untuk lebih memastikan keabsahan
perjanjian diantara mereka,
Status hukum ;
KUHD tidak memberikan keterangan yang jelas tentang status hukum
Persekutuan Komanditer. Dalam praktek umumnya dikategorikan bukan
sebagai badan hukum. Hat ini karena pendiriannya tidak memeriukan
pengesahan dari pemerintah (cq Menteri Kehakiman).
KOPERASI - Lihat UU No 25/1992 dan UKM UU No 9/1995
Koperasi merupakan suatu badan usaha berbentuk badan hukum yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Tanggungjawab;
‘Ada pada semua anggota koperasi. Tanggungjawab ini bisa terbatas dan
tidak terbatas, ketentuannya sebagaimana diatur dalam anggaran dasar.
Bagi anggota yang tanggungjaawabnya terbatas, maka kerugian yang terjadi
hanya dapt dibebankan paga kekayaan koperasi
16PERUSAHAAN NEGARA
a. menjalankan public services atau pelayanan kepada masyarakat. Usaha
berbentuk Perjan ini difitkk beratkan pada pelayanan masyarakat,
sehingga semata-mata tidak untuk mencari keuntungan ;
b. Menjadi bagian dari Departemen/ Direktorat Jenderal’ Direktoral/
Pemerintah Daerah tertentu. Modal Perjan termasauk bagian dari
anggaran belanja yang menjadi hak departemen yang bersangkulan ;
c. Tidak dipimpin oleh suatu Direksi tetapi oleh seorang kepala yang
merupakan bawahan suatu bagian dari Departement Direktorat Jenderall
Direktorat/ Pemerintah Daerah ;
d. Pengawasan dilakukan secara hirarki dan fungsional ;
. Perum (Perusahaan (Negara) Umum) ~contoh
2.
Ciri-ciri pokok =
1. Melayani keperitingan umum sekaligus mencari keuntungan ;
2. Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan UU ;
3. Pada umumnya bergerak di bidang jasa-jasa vital (public ulilties)
4. Mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta kebebasan bergerak seperti
perusahaan swasta, untuk mengadakan atau masuk ke dalam suatu
perjanjian, kontrak-kontrak dan hubungan-hubungan dengan penisahaan
lainnya ; —_
5. Dapat dituntut dan menuntut, serta hubungan hukumnya diatur secara
hubungan hukum perdata ;
6. Modalnya seluruhnya diktasai oleh negara dan dapat menerima dana
atau kredit dalam dan luar negeri atau obligasi dari masyarakat ;
7. Dipimpin oleh suatu Direksi ;
8 Policy management ada pada direksi akan tetapi kebijaksanaan keuangan
ada pada menteri yang membawahi ;
9. Pegawainya adalah pegawai perusahaan negara yang diatur secara
tersendiri di luar ketentuan yang berlaku bagi PNS atau perusahan swasta
atau Usaha Negara Perseroan ;
3, Perusahaan Negara Perseroan ~Contoh:
Ciri-ciri pokok
berstatus sebagai badan hukum swasta ;
hubungan-hubungan usahanya diatur menurut hukum perdata ;
makna usahanya untuk mencari keuntungan ;
Modalnya secara keseluruhan atau sebagian dikuasai oleh negara dan
dengan demikian dapat melakukan join dengan pihak swasta (nasional
atau asing) ;
AEN
75. Sebagai suatu usaha yang berdiri sendiri, dalam arti tidak memperoleh
fasilitas dari negara ;
Dipimpin oleh suatu direksi yang mempunyai keahlian tertentu ;
Pengangkatan direksi berdasarkan keablian, bukan berdasarkan jabatan
dalam pemerintahan ;
8. Peranan pemerintah hanya sebagai pemegang saham ;
No
BHMN Untuk Perguruan Tinggi
Status: Badan Hukum
Ada perkembangan baru dalam cara negara mengelola seluruh assetnya
termasuk dalam dunia pendidikan. Sebelumny universitas negeri di danai dari
APBN dan kemudian manajemennya menjadi kewenangan Menteri
Pendidikan, Saat ini terjadi perubahan yang cukup signifikan karena
pendidikan akan diserahkan menjadi otonom oleh universitas masing-masing
didaerah menjadi BHMN (Badan Hukum Milik Negara — contohnya : UI, ITB,
IPB bahkan USU. Harus dapat dibedakan dengan tujuan BUMN - Badan
Usaha Millk Negara yang sifatnya mencari keuntungan atau profit oriented.
Terdapat beberapa komentar ketidak setujuan mengenai peralihan status ini
karena universitas diminta untuk meingeiola dan mendapatkan dana sendiri
dengan tujuan lebih profesional tetapi pada saat yang sama mengurangi
beban biaya negara. Beberapa universitas mencari penghasiian dari berbagai
sumber tetapi yang paling sering adalah dari biaya SPP mahasiswa
Diharapkan Universitas yang telah beralih status menjadi BHMN akan
mendapatkan dana dengan cara lain, misainya mengelola usaha atau
menjadi pusat riset bekerja sama dengan perusahaan yang membutuhkan
YAYASAN
Menurut UU No.16 Tahun 2601 dan Perubahannya dalam UU No.28 Tahun
2004 akan dijelaskan kemudian dalam modul yang lebih terperinci.
18