Anda di halaman 1dari 12
BABI PENGERTIAN OTENTIK PANCASILA 1. LAHIRNYA ISTILAH PANCASILA. Bangsa Indonesia telah dijajah oleh Kerajaan Belanda selama kurang lebih tiga setengah abad lamanya. Pada tahun 1942 Keraja- an Jepang telah mengakhiri penjajahan Belanda di Indonesia, dan pada tahun itu pula mulailah Penjajahan Jepang atas tanah air kita, Baik Penjajahan Belanda maupun penjajahan Jepang itu membawa penderitaan lahir dan batin pada rakyat Indonesia, telah menimbulkan kebencian di samping memupuk rasa persa- tuan di kalangan bangsa Indonesia. Dengan bujukan yang berupa paksaan kepada pemimpin In- donesia supaya mau bekerja sama dengan Jepang demi kepen- tingan perangnya melawan Sekutu. Pemimpin-pemimpin kita me- nerima ajakan itu, di samping mempergunakan kesempatan itu untuk menggalang persatuan bangsa sehingga lebih kokoh dalam menyiapkan perjuangan selanjutnya mencapai Indonesia Mer deka. Menjelang akhir tahun 1944 bala tentara dari Dai Nippon GJepang) menderita kekalahan terus menemis dari serangan pihak Sekutu, Keadaan yang sangat menggembirakan pemimpin-pemim- pin bangsa Indonesia ini dipergunakan untuk mendesak pemerin- tah pendudukan Jepang agar segera memerdekakan Indonesia atau sekurang-kurangnya mengambil langkah-langkah Konkrit untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. @ Dipindai dengan CamScanner Pemerintahan Jepang menyadari peranannya semakin terdesak oleh Sekutu, mengetahui dengan pasti betapa bergeloranya seris. ngat kebangsaan dalam dada pemimpin-pemimpin Bangsa Indo- nesia bersama seluruh rakyat untuk merdeka. Oleh karena itu Pemerintah pendudukan Jepang menerima tuntutan pemimpin- Pemimpin Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Merdeka, War laupun pihak Jepang mengusahakan agar Indonesia merdeka itu tetap berada dalam lingkungan Asia Timur Raya di bawah pim. Pinan Pemerintah Pusat Kerajaan Jepang di Tokyo. Dalam bulan Juli 1944 situasi Jepang makin memburuk di Mana moral masyarakat mulai goyah, produksi perang merosot yang berakibat merosotnya persediaan senjata dan amunisi, di- susul dengan hilangnya sejumlah kapal-kapal domestik dan kapal perang. Situasi yang tidak menguntungkan itu menyebabkan Jatuhnya kabinet P.M. Toyo pada tanggal 17 Juli 1944 dan diganti- kan oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Untuk mempertahankan pengaruh Jepang itu di antara pen- duduk negeri-negeri yang dijajahnya ialah dengan janji yang mu- luk-muluk, seperti ’janji kemerdekaan Indonesia di kemudian hari’. Dengan taktik demikian maka pihak Jepang mengharapkan bahwa pihak Sekutu yang datang tidak akan disambut sebagai pembawa kebebasan rakyat, tetapi sebagai penyerbu terhadap negara mer- deka. Untuk pelaksanaan itu Parlemen Jepang (Teikoku Gekai) dalam sidang istimewanya pada tanggal 7 September 1944 men- janjikan bahwa "’kemerdekaan Indonesia di kemudian hari”. Dengan dipuku] mundurnya tentara Pendudukan Jepang dari Irian Timur, Kepulauan Solomon dan Marshall oleh tentara Se- kutu maka seluruh garis pertahanan Pasific terancam dengan me- nyusul kekalahan total, bahkan tentara Sekutu telah mendarat di beberapa kota di Indonesia seperti pelabuhan Balikpapan, Menghadapi saat situasi kritis itu, maka Pemerintah Militer Jepang di Jawa di bawah pimpinan Saiko Sijikan Kumaciki Ha- rada pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan Ppembentukan suatu badan untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdeka- 4 @ Dipindai dengan CamScanner Pemerintahan Jepang menyadari peranannya semakin terdesak oleh Sekutu, mengetahui dengan pasti betapa berge! loranya semia. ngat kebangsaan dalam dada pemimpin-pemimpin Bangsa Indo. nesia bersama seluruh rakyat untuk merdeka. Oleh Karena itu Pemerintah pendudukan Jepang menerima tuntutan Ppemimpin- Pemimpin Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Merdeka, Wa- laupun pihak Jepang mengusahakan agar Indonesia merdeka itu tetap berada dalam lingkungan Asia Timur Raya di bawah pim- pinan Pemerintah Pusat Kerajaan Jepang di Tokyo. Dalam bulan Juli 1944 situasi Jepang makin memburuk di mana moral masyarakat mulai goyah, produksi perang merosot yang berakibat merosotnya persediaan senjata dan amunisi, di- susul dengan hilangnya sejumlah kapal-kapal domestik dan kapal Perang. Situasi yang tidak menguntungkan itu menyebabkan jatuhnya kabinet P.M. Toyo pada tanggal 17 Juli 1944 dan diganti- kan oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Untuk mempertahankan pengauh Jepang itu di antara pen- duduk negeri-negeri yang dijajahnya ialah dengan janji yang mu- luk-muluk, seperti ’janji kemerdekaan Indonesia di kemudian hari’. Dengan taktik demikian maka pihak Je pang mengharapkan bahwa pihak Sekutu yang datang tidak akan disambut sebagai pembawa kebebasan rakyat, tetapi sebagai penyerbu terh: deka. Untuk pelaksanaan itu Parlemen Jepang (Teikoku Gekai) dalam sidang istimewanya pada tanggal 7 September 1944 men- janjikan bahwa "kemerdekaan Indonesia di kemudian hari”, Dengan dipukul mundurnya tentara Pendudukan Jepang dari Irian Timur, Kepulauan Solomon dan Marshall oleh tentara Se- kutu maka seluruh garis pertahanan Pasific terancam dengan me- nyusul kekalahan total, bahkan tentara Sekutu telah mendarat di beberapa kota di Indonesia seperti pelabuhan Balikpapan, Menghadapi saat situasi kritis itu, maka Pemerintah Militer Jepang di Jawa di bawah pimpinan Saiko Sijikan Kumaciki Ha- tada pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan suatu badan untuk menyelidiki usaha-usaha Persiapan kemerdeka- adap negara mer- 4 @ Dipindai dengan CamScanner an Indonesia yang disingkat menjadi siapan Kemerdekaan’ (Dokuritsu Jumbi Realisasi ini adalah perwujudan ja *Badan Penyelidikan Per- Cosakai). dua orang ketua muda dan 60 of diumumkan pada tanggal 29 April 1945, dengan ketua ialah DR. KRT. Rajiman Widiodiningrat. Ketua muda masing-masing: Syu- cokan Cirebon Itjibangase (Jepang) dan R. Surowo (Indonesia) serta RP. Suroso sebagai kepala Sekretariat Dokuritsu Jumbi Cosakai dengan dibantu oleh Toyohiko Masuda dan Mr. A.G, Pringgodigdo. Pada tanggal 28 Mei 1945 badan tersebut dilantik oleh pang- lima Tentara Jepang (Saiko Sijikan) yang beranggotakan 60 orang bangsa Indonesia itu antara lain: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. Dr. Kusumah Atmadja, Ki Hadjar Dewantoro, K.H. Abdul Kahar Muzakkir, Haii Agus Salim, Prof. Dr. R.M. Supono, Mr. Latuharhary, Mr. Achmad Subardjo, Otto Iskandar Dinata, Mr. A.A. Maramis, Drs. Yap Tjwan Bing, Liem Koen Hian, A, Baswedan. Badan penyelidikan ini terdiri atas dua bagian, yaitu Bagian Perundingan yang diketuai oleh Dr. KRT. Rajiman Widiodiningrat dan Bagian Tata Usaha yang diketuai oleh R.P. Suroso dengan wakilnya Mr. AG Pringgodigdo. Dalam sejarah hidupnya Badan ini hanya melaksanakan dua kali sidang, yaitu; . 1), Masa sidang kesatu: Tanggal 29 Mei 1945 s/d 1 Juni 1945. 2), Masa sidang kedua: Tanggal 10 Juli 1945 s/d 16 Juli 1945, @ Dipindai dengan CamScanner tanggal 1 Juni 1945 yang membi- carakan tentang Dasar Negara Indonesia Merdeka, Ir. ane mengucapkan pula sebuah pidato tanpa teks mengenai sar In- donesia Merdeka (Baru kemudian diberi nama "Lahirnya Panca- sila’). . Isi pidato Ir. Sockarna antara lain mengemukakan pentingnya persatuan bangsa baik di saat memuncaknya pejuangan bangsa maupun seteah kemerdekaan nanti. Bahwa Kemerdekaan adalah jembatan Emas untuk mencapai tujuan bangsa, kita tidak usah menunggu orang pandaj cukup banyak. Tak usah pula kita me- nunggu sampai alat-alat yang diperlukan untuk berdirinya suatu negara tersedia lengkap. Tetapi kemerdekaan politik itulah harus terlebih dahulu kita peroleh! Lainnya dapat dikejar setelah ke- merdekaan politik itu tercapai. Dasar negara, yakni dasar untuk di atasnya didirikan Indonesia Merdeka, haruslah kokoh kuat, sehingga tak mudah ditumbang- kan. Dasar negara itu hendaknya ‘jiwa pikiran-pikiran sedalam- dalamnya, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didiri- kan Gedung Indonesia Merdeka yang kekal abadi. Dasar negara Indonesia itu hendaknya mencerminkan kepribadian Indonesia dengan sifat-sifat yang mutlak keindonesiaannya dan selain itu dapat pula mempersatukan seluruh bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, aliran dan golongan penduduk. Berdasarkan pemikiran tersebut, Ir. Soekarno mengajukan 5 prinsip (asas) yang sebaik-baiknya sebagai Dasar Negara Indonesia Merdeka, yakni: 1) Kebangsaan Indonesia. 2) Internasionalisme atau perikemanusiaan. 3) Mufakat atau demokrasi. 4) Kesejahteraan Sosial. 5) Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada sidang hari keempat yaitu Selanjutnya Ir. Soekarno menegaskan lagi sebagai berikut ww. Dasar-dasar Negara telah saya usulkan lima bilaigantiga: ink kah Panca Dharma?. . Bukan, Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dhan kewajiban, sedangkan kita membicarakan Dasar, Names en 6 @ Dipindai dengan CamScanner Panca Dharma, tetapi saya namakan in, it , : i dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia kekal dan abadi. Pancasila menurut tata bah: . asa berarti Li . Panca ber- arti lima, sedangkan sila bera ees a ‘ti dasar Kesusilaan, Kelima prinsip itu sebenarnya telah berurat-berakar dalam jiwa dan kalbu rakyat Indonesia sejak berabad-abad sebelumnya, Dalam pidato Ir. Soekarno tetsebut, beliau hanyalah sekedar perumus, penyambung lidah dari keinginan-keinginan dari pera- Saar-perasaan yang sudah lama terpendam, bisu dalam jiwa dan kalbu rakyat Indonesia turun-temurun, Mengenai nama dari kelima asas itu dikatakan oleh Ir. Soe karno: "Tetapi saya namakan ini dengan Petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah Pancasila", Pidato penjelasan yang diucapkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 itu diterima baik oleh BPPK dan tanggal 1 Juni 1945 oleh Prof. Mr. AG. Pringgodigdo dianggap sebagai lahirnya Pemakaian istilah Pancasila. 2. PARA PENGGALI PANCASILA. Sejak tahun 1943 situasi angkatan perang Jepang di seluruh daerah Pasifik makin lama makin memburuk, karena pasukan- pasukannya pada umummya terdesak di semua front, sedangkan man-powernya berangsur habis. Situasi yang sedemikian memburuknya yang dialami pihak Jepang, memaksa pihak Jepang mempercepat realisasi Janji kemer- dekaan kepada rakyat-rakyat Asia yang diduduki negerinya, mes- kipun kemerdekaan itu dalam lingkungan kemakmuran bersama di Asia Timur Raya di bawah pimpinan Dai Nippon. rapa bangsa ASia yang tadinya dijajah Jepang memperoleh emetiians eer Birma dan Philipina sedangkan Indonesia baru diber| janji kemerdekaan di kelak kemudian hari, ; Dalam hubungan janji *Kemerdekaan’ tersebut maka pemim- pin-pemimpin pergerakan Nasional Indonesia diberikan keluasan 1 @ Dipindai dengan CamScanner bergerak yang bermuara kepada lahirnya Dokuritsu Jumbi Cosakaj tersebut pada tanggal 28 Mei 1945. « Pada tanggal 29 Mei 1945 Panitia tersebut membuka sidangnya yang pertama. Pada sidang pertama itulah Mr. Moh. Yamin menge- mukakan pokok-pokok pikiran sebagai dasar filsafat Negara Indo- nesia yang merdeka di kelak kemudian hari sebagai berikut: 1) Peri Kebangsaan. 2) Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan. 4) Peri Kerakyatan. 5) Kesejahteraan rakyat. Setelah berpidato Mr. Moh. Yamin menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Perlu dikemukakan bahwa lima asas Dasar Negara yang dikemu- kakan oleh Mr, Moh, Yamin terdapat perbedaan antara yang di- kemukakan secara lisan dan yang secara terfulis, baik perumusan kata-katanya maupun sistematikanya. Di dalam pembukaan dari Rancangan UUD itu tercantum peru- musan lima asas dasar Negara sebagai berikut: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa. 2) Kebangsaan Persatuan Indonesia. 3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab. 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan fakta secara lisan/pidato dan secara tertulis dari beliau itu meyakinkan kepada kita, bahwa Pancasila tidaklah lahir pada tanggal 1 Juni 1945, karena pada tanggal 29 Mei 1945 itu Mr. Moh. Yamin telah mengucapkan pidato dan menyampaikan usulan Rancangan UUD Negara Republik Indonesia yang berisi lima asas dasar negara. Bahkan perumusan Mr. Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 itu hampir sama dengan pancasila yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945, di mana terdapat tiga sila yang perum ya dan tempatnya sama dengan pancasila yang sekarang yaitu: sik 1, 1V, 8 @ Dipindai dengan CamScanner V, sedangkan yang berbeda ialah pada sila ke I dan III dalam sis- tematikanya saja_yang bertukar nomor dengan perumusan yang hampir sama dengan Pancasila yang sekarang. Selanjuinya Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof, DR. Mr. Soepomo dalam sidang itu berpendapat sebagai berikut: a. Negara Indonesia Merdeka yang hendak didirjkan itu hendak- nya merupakan Negara Nasional yang bersatu dalam arti to- talitas. Maksudnya ialah Negara Indonesia Merdeka itu nanti tidak akan mempersatukan dirj dengan golongan yang terbe- sar, tetapi yang akan mengatasi segala golongan, baik golongan yang besar maupun golongan yang kecil. Setiap warganegara dianjurkan takluk kepada Tuhan, supaya tiap-tiap waktu ingat kepada Tuhan. Sehubungan dengan pokok pikiran itu beliau mengusulkan bahwa di dalam negara Nasional yang bersatu, urusan agama akan terpisah dengan urusan negara, yang dengan sendirinya urusan agama akan di- serahkan kepada golongan-golongan agama yang bersangkutan. c. Mengenai kerakyatan, beliau mengusulkan dibentuknya sis- tem Badan Permusyawaratan dalam susunan Pemerintahan Ne- gara Indonesia, Oleh karena itu Kepala Negara haruslah selalu berhubungan erat dengan Badan Permusyawaratan tersebut untuk senantiasa mengetahui dan merasakan keadilan dan cita-cita rakyat, d. Dalam lapangan ekonomi beliau mengusulkan agar sistem perekonomian negara berdasarkan asas kekeluargaan, yaitu sistem tolong menolong dan sistem koperasi. Asas ini merupa- kan sifat dari masyarakat Timur termasuk masyarakat Indo- nesia, Oleh karena itu haruslah dipelihara sebaik-baiknya. e. Dalam hubungan antar bangsa beliau mengusulkan supaya Negara Indonesia bersifat Negara Asia Timur Raya sebagai anggota daripada kekeluargaan Asia Timur Raya. Dengan pokok-pokok pikiran Prof. DR. Soepomo itu, kita dapat casa adanya satu jiwa 3 hal untuk dasar negara ie nesia Merdeka, meskipun tidak diuraikan secara terperinci sebagal- mana yang diucapkan oleh Mr. Moh. Yamin. 9 @ Dipindai dengan CamScanner Pada tanggal 1 Juni 1945, sidang hari keempat dari badan ter- sebut Ir, Soekarno merumuskan konsep Pikiran dan sistematika mengenai Dasar Filsafat Negara Indonesia Merdeka adalah sebagai berikut: 1) Kebangsaan Indonesia. 2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan. 3) Mufakat atau Demokrasi. 4) Kesejahtcraan Sosial. 5) Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sidang itulah untuk pertama kalinya disampaikan istilah *Pancasila’ sebagai nama dari dasar bagi Negara Indonesia Merdeka. Pemandangan umum dari sidang-sidang pertama Badan terse- but tidak menghasilkan suatu kesimpulan atau perumusan, Badan tersebut mengadakan semacam "reses’ selama lebih sebulan hingea tanggal 10 Juli 1945. Rumusan dan sistematika berikutnya dari ima dasar negara Indonesia, tercantum dalam suatu piagam Mukadimah yang ke- mudian dikenal sebagai 'Piagam Jakarta 22 Juni 1945’ (Jakarta Chartered 22 Juni 1945), Pada tanggal tersebut, 9 tokoh nasional Indonesia, sebagai wakil-wakil golongan Islam dan Nasionalisme ialah: Ir. Soekarno, Drs. Moh, Hatta, Mr. A, Maramis, Abikusno Cokrosuyoso, Abdul Kahar Muzakkir, H. Agus Salim, Mr. Achmad Subardjo, KH. Wa- hid Hasyim dan Mr, Moh. Yamin, merumuskan Pancasila di dalam piagam Jakarta, yaitu: 1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. 2) Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Persatuan Indonesia. 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 5) Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indo- nesia. Dalam sidang besar Badan Penyelidik tersebut pada tanggal 14 Juni 1945, telah menerima Piagam Jakarta 22 Juni 1945, sebagai rancangan Mukadimah hukum dasar Negara Republik Indonesia. 10 @ Dipindai dengan CamScanner Mulaj tanggal 10 Juli 1945 hingga tanggal 16 Juli 1945 Doku- ritsu Jumbi Cosakai mengadakan sidangnya yang terakhir untuk menyiapkan rancangan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Merdeka. Sidang itu membentuk beberapa panitia kecil yang ber tugas melaporkan hasil karyanya kepada sidang pleno. Demikian- lah sidang itu berhasil menelurkan sebuah rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar, sekaligus dirumuskan sebuah rencana pro- klamasi yang sangat Panjang. Adapun rancangan Pembukaan Un- dang-Undang Dasar yang disahkan oleh sidang itu isinya berda- sarkan Piagam Jakarta, termasuk rumusan dasar filsafat negara- nya (Prof. Mr. H, Moh. Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 halaman 276-284). Pada tanggal 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia menyatakan Kemerdekaan Indonesia dengan suatu proklamasi Kemerdekaan itu merupakan sumber daripada segala sumber di dalam Negara Republik Indonesia. Proklamasi itu pulalah yang menjadi landasan hukum bagi Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar itu terkandung lima dasar yang kini dikenal dengan nama Pancasila, yang rumusan- nya telah mengalami sesuatu perubahan Sila Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya telah diganti dengan "Ketuhanan Yang Maha Esa’ atas prakarsa Drs. Moh. Hatta. (Moh, Hatta, Sekitar Proklamasi 1969, halaman 59-60). Realisasi perubahan tersebut sebagai jawaban dari usul pemim- pin pergerakan Indonesia bagian Timur melalui LaksamanaTadashi Maeda sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan Angkatan Darat. Para pemimpin dari Indonesia bagian Timur itu berpendapat bahwa rumusan sila pertama dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945, hanyalah mengatur satu golongan saja dari bangsa Indonesia, se- dangkan golongan lain tidak mendapat tempat dengan perumusan demikian. @ Dipindai dengan CamScanner Demikian para pengeali Pancasila mulai dari Mr. Moh. Yamin, Prof. DR, Sospoms, Tr Soekarno dan Panitia 9 Tokoh Nasional Indonesia tersebut, terkenal dengan hasilnya Piagam Jakarta 22 Juni 1945, 3. RUMUSAN PANCASILA YANG OTENTIK. Kemerdekaan Indonesia yang diproklamitkan pada tanggal 17 Agustus 1945 disaksikan juga oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yaitu suatu badan warisan Jepang yang semen- jak dilantik oleh Jepang belum pernah bekerja dan sebagai Badan Perwakilan Rakyat darurat. Badan ini disempurnakan dengan wa- kilkwakil daerah dan golongan sehingga lebih memenuhi syarat sebagai Badan yang bersifat nasional (PPKI Gaya Baru). Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI Gaya Baru tersebut meng- adakan sidangnya yang pertama dan telah mengambil keputusan sebagai berikut: a. Menetapkan dan mensahkan Pembukaan UUD 1945, yang bahan-bahannya hampir scluruhnya diambil dari Rancangan Pembukaan UUD yang disusun oleh Panitia 9 (Panitia Peru- mus) pada tanggal 22 Juni 1945. b. Menetapkan dan mensahkan UUD 1945 yang bahan-bahan- nya hampir seluruhnya diambil dari Rancangan UUD yang di- susun oleh Panitia Perancang UUD pada tanggal 16 Juli 1945. c. Memilih dan menetapkan Ketua PPKI Gaya Baru Ir, Soekarno dan Wakil Ketua PPKI Gaya Bam Drs. Moh. Hatta masing- masing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indo nesia. Dengan fakta-fakta tersebut jelaslah bahwa: a. Pancasila merupakan satu kesatuan dengan Pembukaan UUD 1945. . b, Pancasila yang termasuk di dalam Pembukaan UUD 1945 di- lahirkan secara sah (yakni berdasarkan Proklamasi) pada tang- gal 18 Agustus 1945. & Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu rang: kaian yang bulat. 12 @ Dipindai dengan CamScanner Dengan demikian jelaslah bahwa rumusan Pancasila yang otentik : bukanlah ramusan dari Mr. Moh. Yamin, bukan rumus- an Prof. DR. Soepomo, bukan rumusan Ir, Soekarno, bukanlah pula rumusan Panijtia 9 Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Para peru- mus itu adalah penggali-pengeali Pancasila dengan hasil galiannya sebagai konsep belaka. Untuk para perumus ini yang sudah berhasil mendapat petunjuk Tuhan dengan hasil galiannya patutlah kita menjunjung tinggi hasil karyanya yang gemilang, terutama kepada tokoh Ir. Soekarno yang sudah mencapai taraf memberikan nama dengan istilah Pan- casila yang juga diperolehnya dari seorang rekannya ahli bahasa. Dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila yang otentik hasil rumusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI Gaya Baru) dalam sidangnya yang bersejarah itu pada tanggal 18 Agus- tus 1945 yang kemudian menyatakan diri sebagai Komite Nasio- nal Indonesia Pusat (KNIP). Rumusan itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dengan ru- musan sebagai berikut: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa. 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Persatuan Indonesia. 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusy awaratan/perwakilan, 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 13 @ Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai