BABI
PENGERTIAN OTENTIK PANCASILA
1. LAHIRNYA ISTILAH PANCASILA.
Bangsa Indonesia telah dijajah oleh Kerajaan Belanda selama
kurang lebih tiga setengah abad lamanya. Pada tahun 1942 Keraja-
an Jepang telah mengakhiri penjajahan Belanda di Indonesia, dan
pada tahun itu pula mulailah Penjajahan Jepang atas tanah air
kita,
Baik Penjajahan Belanda maupun penjajahan Jepang itu
membawa penderitaan lahir dan batin pada rakyat Indonesia,
telah menimbulkan kebencian di samping memupuk rasa persa-
tuan di kalangan bangsa Indonesia.
Dengan bujukan yang berupa paksaan kepada pemimpin In-
donesia supaya mau bekerja sama dengan Jepang demi kepen-
tingan perangnya melawan Sekutu. Pemimpin-pemimpin kita me-
nerima ajakan itu, di samping mempergunakan kesempatan itu
untuk menggalang persatuan bangsa sehingga lebih kokoh dalam
menyiapkan perjuangan selanjutnya mencapai Indonesia Mer
deka.
Menjelang akhir tahun 1944 bala tentara dari Dai Nippon
GJepang) menderita kekalahan terus menemis dari serangan pihak
Sekutu, Keadaan yang sangat menggembirakan pemimpin-pemim-
pin bangsa Indonesia ini dipergunakan untuk mendesak pemerin-
tah pendudukan Jepang agar segera memerdekakan Indonesia atau
sekurang-kurangnya mengambil langkah-langkah Konkrit untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
@ Dipindai dengan CamScannerPemerintahan Jepang menyadari peranannya semakin terdesak
oleh Sekutu, mengetahui dengan pasti betapa bergeloranya seris.
ngat kebangsaan dalam dada pemimpin-pemimpin Bangsa Indo-
nesia bersama seluruh rakyat untuk merdeka. Oleh karena itu
Pemerintah pendudukan Jepang menerima tuntutan pemimpin-
Pemimpin Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Merdeka, War
laupun pihak Jepang mengusahakan agar Indonesia merdeka itu
tetap berada dalam lingkungan Asia Timur Raya di bawah pim.
Pinan Pemerintah Pusat Kerajaan Jepang di Tokyo.
Dalam bulan Juli 1944 situasi Jepang makin memburuk di
Mana moral masyarakat mulai goyah, produksi perang merosot
yang berakibat merosotnya persediaan senjata dan amunisi, di-
susul dengan hilangnya sejumlah kapal-kapal domestik dan kapal
perang. Situasi yang tidak menguntungkan itu menyebabkan
Jatuhnya kabinet P.M. Toyo pada tanggal 17 Juli 1944 dan diganti-
kan oleh Jenderal Kuniaki Koiso.
Untuk mempertahankan pengaruh Jepang itu di antara pen-
duduk negeri-negeri yang dijajahnya ialah dengan janji yang mu-
luk-muluk, seperti ’janji kemerdekaan Indonesia di kemudian hari’.
Dengan taktik demikian maka pihak Jepang mengharapkan bahwa
pihak Sekutu yang datang tidak akan disambut sebagai pembawa
kebebasan rakyat, tetapi sebagai penyerbu terhadap negara mer-
deka.
Untuk pelaksanaan itu Parlemen Jepang (Teikoku Gekai)
dalam sidang istimewanya pada tanggal 7 September 1944 men-
janjikan bahwa "’kemerdekaan Indonesia di kemudian hari”.
Dengan dipuku] mundurnya tentara Pendudukan Jepang dari
Irian Timur, Kepulauan Solomon dan Marshall oleh tentara Se-
kutu maka seluruh garis pertahanan Pasific terancam dengan me-
nyusul kekalahan total, bahkan tentara Sekutu telah mendarat di
beberapa kota di Indonesia seperti pelabuhan Balikpapan,
Menghadapi saat situasi kritis itu, maka Pemerintah Militer
Jepang di Jawa di bawah pimpinan Saiko Sijikan Kumaciki Ha-
rada pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan Ppembentukan
suatu badan untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdeka-
4
@ Dipindai dengan CamScannerPemerintahan Jepang menyadari peranannya semakin terdesak
oleh Sekutu, mengetahui dengan pasti betapa berge! loranya semia.
ngat kebangsaan dalam dada pemimpin-pemimpin Bangsa Indo.
nesia bersama seluruh rakyat untuk merdeka. Oleh Karena itu
Pemerintah pendudukan Jepang menerima tuntutan Ppemimpin-
Pemimpin Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Merdeka, Wa-
laupun pihak Jepang mengusahakan agar Indonesia merdeka itu
tetap berada dalam lingkungan Asia Timur Raya di bawah pim-
pinan Pemerintah Pusat Kerajaan Jepang di Tokyo.
Dalam bulan Juli 1944 situasi Jepang makin memburuk di
mana moral masyarakat mulai goyah, produksi perang merosot
yang berakibat merosotnya persediaan senjata dan amunisi, di-
susul dengan hilangnya sejumlah kapal-kapal domestik dan kapal
Perang. Situasi yang tidak menguntungkan itu menyebabkan
jatuhnya kabinet P.M. Toyo pada tanggal 17 Juli 1944 dan diganti-
kan oleh Jenderal Kuniaki Koiso.
Untuk mempertahankan pengauh Jepang itu di antara pen-
duduk negeri-negeri yang dijajahnya ialah dengan janji yang mu-
luk-muluk, seperti ’janji kemerdekaan Indonesia di kemudian hari’.
Dengan taktik demikian maka pihak Je pang mengharapkan bahwa
pihak Sekutu yang datang tidak akan disambut sebagai pembawa
kebebasan rakyat, tetapi sebagai penyerbu terh:
deka.
Untuk pelaksanaan itu Parlemen Jepang (Teikoku Gekai)
dalam sidang istimewanya pada tanggal 7 September 1944 men-
janjikan bahwa "kemerdekaan Indonesia di kemudian hari”,
Dengan dipukul mundurnya tentara Pendudukan Jepang dari
Irian Timur, Kepulauan Solomon dan Marshall oleh tentara Se-
kutu maka seluruh garis pertahanan Pasific terancam dengan me-
nyusul kekalahan total, bahkan tentara Sekutu telah mendarat di
beberapa kota di Indonesia seperti pelabuhan Balikpapan,
Menghadapi saat situasi kritis itu, maka Pemerintah Militer
Jepang di Jawa di bawah pimpinan Saiko Sijikan Kumaciki Ha-
tada pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan
suatu badan untuk menyelidiki usaha-usaha Persiapan kemerdeka-
adap negara mer-
4
@ Dipindai dengan CamScanneran Indonesia yang disingkat menjadi
siapan Kemerdekaan’ (Dokuritsu Jumbi
Realisasi ini adalah perwujudan ja
*Badan Penyelidikan Per-
Cosakai).
dua orang ketua muda dan 60 of
diumumkan pada tanggal 29 April 1945, dengan ketua ialah DR.
KRT. Rajiman Widiodiningrat. Ketua muda masing-masing: Syu-
cokan Cirebon Itjibangase (Jepang) dan R. Surowo (Indonesia)
serta RP. Suroso sebagai kepala Sekretariat Dokuritsu Jumbi
Cosakai dengan dibantu oleh Toyohiko Masuda dan Mr. A.G,
Pringgodigdo.
Pada tanggal 28 Mei 1945 badan tersebut dilantik oleh pang-
lima Tentara Jepang (Saiko Sijikan) yang beranggotakan 60 orang
bangsa Indonesia itu antara lain: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad
Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. Dr. Kusumah Atmadja, Ki Hadjar
Dewantoro, K.H. Abdul Kahar Muzakkir, Haii Agus Salim, Prof.
Dr. R.M. Supono, Mr. Latuharhary, Mr. Achmad Subardjo, Otto
Iskandar Dinata, Mr. A.A. Maramis, Drs. Yap Tjwan Bing, Liem
Koen Hian, A, Baswedan.
Badan penyelidikan ini terdiri atas dua bagian, yaitu Bagian
Perundingan yang diketuai oleh Dr. KRT. Rajiman Widiodiningrat
dan Bagian Tata Usaha yang diketuai oleh R.P. Suroso dengan
wakilnya Mr. AG Pringgodigdo.
Dalam sejarah hidupnya Badan ini hanya melaksanakan dua
kali sidang, yaitu; .
1), Masa sidang kesatu: Tanggal 29 Mei 1945 s/d 1 Juni 1945.
2), Masa sidang kedua: Tanggal 10 Juli 1945 s/d 16 Juli 1945,
@ Dipindai dengan CamScannertanggal 1 Juni 1945 yang membi-
carakan tentang Dasar Negara Indonesia Merdeka, Ir. ane
mengucapkan pula sebuah pidato tanpa teks mengenai sar In-
donesia Merdeka (Baru kemudian diberi nama "Lahirnya Panca-
sila’). .
Isi pidato Ir. Sockarna antara lain mengemukakan pentingnya
persatuan bangsa baik di saat memuncaknya pejuangan bangsa
maupun seteah kemerdekaan nanti. Bahwa Kemerdekaan adalah
jembatan Emas untuk mencapai tujuan bangsa, kita tidak usah
menunggu orang pandaj cukup banyak. Tak usah pula kita me-
nunggu sampai alat-alat yang diperlukan untuk berdirinya suatu
negara tersedia lengkap. Tetapi kemerdekaan politik itulah harus
terlebih dahulu kita peroleh! Lainnya dapat dikejar setelah ke-
merdekaan politik itu tercapai.
Dasar negara, yakni dasar untuk di atasnya didirikan Indonesia
Merdeka, haruslah kokoh kuat, sehingga tak mudah ditumbang-
kan. Dasar negara itu hendaknya ‘jiwa pikiran-pikiran sedalam-
dalamnya, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didiri-
kan Gedung Indonesia Merdeka yang kekal abadi.
Dasar negara Indonesia itu hendaknya mencerminkan kepribadian
Indonesia dengan sifat-sifat yang mutlak keindonesiaannya dan
selain itu dapat pula mempersatukan seluruh bangsa Indonesia
yang terdiri dari berbagai suku, aliran dan golongan penduduk.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Ir. Soekarno mengajukan 5
prinsip (asas) yang sebaik-baiknya sebagai Dasar Negara Indonesia
Merdeka, yakni:
1) Kebangsaan Indonesia.
2) Internasionalisme atau perikemanusiaan.
3) Mufakat atau demokrasi.
4) Kesejahteraan Sosial.
5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pada sidang hari keempat yaitu
Selanjutnya Ir. Soekarno menegaskan lagi sebagai berikut
ww. Dasar-dasar Negara telah saya usulkan lima bilaigantiga: ink
kah Panca Dharma?. .
Bukan, Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dhan
kewajiban, sedangkan kita membicarakan Dasar, Names en
6
@ Dipindai dengan CamScannerPanca Dharma, tetapi saya namakan in, it
, : i dengan petunjuk seorang
teman kita ahli bahasa namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas
atau dasar dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara
Indonesia kekal dan abadi.
Pancasila menurut tata bah:
. asa berarti Li . Panca ber-
arti lima, sedangkan sila bera ees
a ‘ti dasar Kesusilaan, Kelima prinsip
itu sebenarnya telah berurat-berakar dalam jiwa dan kalbu rakyat
Indonesia sejak berabad-abad sebelumnya,
Dalam pidato Ir. Soekarno tetsebut, beliau hanyalah sekedar
perumus, penyambung lidah dari keinginan-keinginan dari pera-
Saar-perasaan yang sudah lama terpendam, bisu dalam jiwa dan
kalbu rakyat Indonesia turun-temurun,
Mengenai nama dari kelima asas itu dikatakan oleh Ir. Soe
karno: "Tetapi saya namakan ini dengan Petunjuk seorang teman
kita ahli bahasa namanya ialah Pancasila",
Pidato penjelasan yang diucapkan oleh Ir. Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945 itu diterima baik oleh BPPK dan tanggal
1 Juni 1945 oleh Prof. Mr. AG. Pringgodigdo dianggap sebagai
lahirnya Pemakaian istilah Pancasila.
2. PARA PENGGALI PANCASILA.
Sejak tahun 1943 situasi angkatan perang Jepang di seluruh
daerah Pasifik makin lama makin memburuk, karena pasukan-
pasukannya pada umummya terdesak di semua front, sedangkan
man-powernya berangsur habis.
Situasi yang sedemikian memburuknya yang dialami pihak
Jepang, memaksa pihak Jepang mempercepat realisasi Janji kemer-
dekaan kepada rakyat-rakyat Asia yang diduduki negerinya, mes-
kipun kemerdekaan itu dalam lingkungan kemakmuran bersama di
Asia Timur Raya di bawah pimpinan Dai Nippon.
rapa bangsa ASia yang tadinya dijajah Jepang memperoleh
emetiians eer Birma dan Philipina sedangkan Indonesia
baru diber| janji kemerdekaan di kelak kemudian hari, ;
Dalam hubungan janji *Kemerdekaan’ tersebut maka pemim-
pin-pemimpin pergerakan Nasional Indonesia diberikan keluasan
1
@ Dipindai dengan CamScannerbergerak yang bermuara kepada lahirnya Dokuritsu Jumbi Cosakaj
tersebut pada tanggal 28 Mei 1945. «
Pada tanggal 29 Mei 1945 Panitia tersebut membuka sidangnya
yang pertama. Pada sidang pertama itulah Mr. Moh. Yamin menge-
mukakan pokok-pokok pikiran sebagai dasar filsafat Negara Indo-
nesia yang merdeka di kelak kemudian hari sebagai berikut:
1) Peri Kebangsaan.
2) Peri Kemanusiaan,
3) Peri Ketuhanan.
4) Peri Kerakyatan.
5) Kesejahteraan rakyat.
Setelah berpidato Mr. Moh. Yamin menyampaikan usul tertulis
mengenai Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Perlu dikemukakan bahwa lima asas Dasar Negara yang dikemu-
kakan oleh Mr, Moh, Yamin terdapat perbedaan antara yang di-
kemukakan secara lisan dan yang secara terfulis, baik perumusan
kata-katanya maupun sistematikanya.
Di dalam pembukaan dari Rancangan UUD itu tercantum peru-
musan lima asas dasar Negara sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan fakta secara lisan/pidato dan secara tertulis dari beliau
itu meyakinkan kepada kita, bahwa Pancasila tidaklah lahir pada
tanggal 1 Juni 1945, karena pada tanggal 29 Mei 1945 itu Mr.
Moh. Yamin telah mengucapkan pidato dan menyampaikan usulan
Rancangan UUD Negara Republik Indonesia yang berisi lima asas
dasar negara.
Bahkan perumusan Mr. Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945
itu hampir sama dengan pancasila yang terdapat dalam pembukaan
UUD 1945, di mana terdapat tiga sila yang perum ya dan
tempatnya sama dengan pancasila yang sekarang yaitu: sik 1, 1V,
8
@ Dipindai dengan CamScannerV, sedangkan yang berbeda ialah pada sila ke I dan III dalam sis-
tematikanya saja_yang bertukar nomor dengan perumusan yang
hampir sama dengan Pancasila yang sekarang.
Selanjuinya Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof, DR. Mr. Soepomo
dalam sidang itu berpendapat sebagai berikut:
a. Negara Indonesia Merdeka yang hendak didirjkan itu hendak-
nya merupakan Negara Nasional yang bersatu dalam arti to-
talitas. Maksudnya ialah Negara Indonesia Merdeka itu nanti
tidak akan mempersatukan dirj dengan golongan yang terbe-
sar, tetapi yang akan mengatasi segala golongan, baik golongan
yang besar maupun golongan yang kecil.
Setiap warganegara dianjurkan takluk kepada Tuhan, supaya
tiap-tiap waktu ingat kepada Tuhan. Sehubungan dengan
pokok pikiran itu beliau mengusulkan bahwa di dalam negara
Nasional yang bersatu, urusan agama akan terpisah dengan
urusan negara, yang dengan sendirinya urusan agama akan di-
serahkan kepada golongan-golongan agama yang bersangkutan.
c. Mengenai kerakyatan, beliau mengusulkan dibentuknya sis-
tem Badan Permusyawaratan dalam susunan Pemerintahan Ne-
gara Indonesia, Oleh karena itu Kepala Negara haruslah selalu
berhubungan erat dengan Badan Permusyawaratan tersebut
untuk senantiasa mengetahui dan merasakan keadilan dan
cita-cita rakyat,
d. Dalam lapangan ekonomi beliau mengusulkan agar sistem
perekonomian negara berdasarkan asas kekeluargaan, yaitu
sistem tolong menolong dan sistem koperasi. Asas ini merupa-
kan sifat dari masyarakat Timur termasuk masyarakat Indo-
nesia, Oleh karena itu haruslah dipelihara sebaik-baiknya.
e. Dalam hubungan antar bangsa beliau mengusulkan supaya
Negara Indonesia bersifat Negara Asia Timur Raya sebagai
anggota daripada kekeluargaan Asia Timur Raya.
Dengan pokok-pokok pikiran Prof. DR. Soepomo itu, kita
dapat casa adanya satu jiwa 3 hal untuk dasar negara ie
nesia Merdeka, meskipun tidak diuraikan secara terperinci sebagal-
mana yang diucapkan oleh Mr. Moh. Yamin.
9
@ Dipindai dengan CamScannerPada tanggal 1 Juni 1945, sidang hari keempat dari badan ter-
sebut Ir, Soekarno merumuskan konsep Pikiran dan sistematika
mengenai Dasar Filsafat Negara Indonesia Merdeka adalah sebagai
berikut:
1) Kebangsaan Indonesia.
2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan.
3) Mufakat atau Demokrasi.
4) Kesejahtcraan Sosial.
5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam sidang itulah untuk pertama kalinya disampaikan istilah
*Pancasila’ sebagai nama dari dasar bagi Negara Indonesia Merdeka.
Pemandangan umum dari sidang-sidang pertama Badan terse-
but tidak menghasilkan suatu kesimpulan atau perumusan, Badan
tersebut mengadakan semacam "reses’ selama lebih sebulan hingea
tanggal 10 Juli 1945.
Rumusan dan sistematika berikutnya dari ima dasar negara
Indonesia, tercantum dalam suatu piagam Mukadimah yang ke-
mudian dikenal sebagai 'Piagam Jakarta 22 Juni 1945’ (Jakarta
Chartered 22 Juni 1945),
Pada tanggal tersebut, 9 tokoh nasional Indonesia, sebagai
wakil-wakil golongan Islam dan Nasionalisme ialah: Ir. Soekarno,
Drs. Moh, Hatta, Mr. A, Maramis, Abikusno Cokrosuyoso, Abdul
Kahar Muzakkir, H. Agus Salim, Mr. Achmad Subardjo, KH. Wa-
hid Hasyim dan Mr, Moh. Yamin, merumuskan Pancasila di dalam
piagam Jakarta, yaitu:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
2) Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indo-
nesia.
Dalam sidang besar Badan Penyelidik tersebut pada tanggal 14
Juni 1945, telah menerima Piagam Jakarta 22 Juni 1945, sebagai
rancangan Mukadimah hukum dasar Negara Republik Indonesia.
10
@ Dipindai dengan CamScannerMulaj tanggal 10 Juli 1945 hingga tanggal 16 Juli 1945 Doku-
ritsu Jumbi Cosakai mengadakan sidangnya yang terakhir untuk
menyiapkan rancangan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia
Merdeka. Sidang itu membentuk beberapa panitia kecil yang ber
tugas melaporkan hasil karyanya kepada sidang pleno. Demikian-
lah sidang itu berhasil menelurkan sebuah rancangan Pembukaan
Undang-Undang Dasar, sekaligus dirumuskan sebuah rencana pro-
klamasi yang sangat Panjang. Adapun rancangan Pembukaan Un-
dang-Undang Dasar yang disahkan oleh sidang itu isinya berda-
sarkan Piagam Jakarta, termasuk rumusan dasar filsafat negara-
nya (Prof. Mr. H, Moh. Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang
Dasar 1945 halaman 276-284).
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia menyatakan
Kemerdekaan Indonesia dengan suatu proklamasi Kemerdekaan
itu merupakan sumber daripada segala sumber di dalam Negara
Republik Indonesia. Proklamasi itu pulalah yang menjadi landasan
hukum bagi Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).
Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar itu terkandung lima
dasar yang kini dikenal dengan nama Pancasila, yang rumusan-
nya telah mengalami sesuatu perubahan Sila Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
telah diganti dengan "Ketuhanan Yang Maha Esa’ atas prakarsa
Drs. Moh. Hatta. (Moh, Hatta, Sekitar Proklamasi 1969, halaman
59-60).
Realisasi perubahan tersebut sebagai jawaban dari usul pemim-
pin pergerakan Indonesia bagian Timur melalui LaksamanaTadashi
Maeda sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di
daerah kekuasaan Angkatan Darat.
Para pemimpin dari Indonesia bagian Timur itu berpendapat
bahwa rumusan sila pertama dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945,
hanyalah mengatur satu golongan saja dari bangsa Indonesia, se-
dangkan golongan lain tidak mendapat tempat dengan perumusan
demikian.
@ Dipindai dengan CamScannerDemikian para pengeali Pancasila mulai dari Mr. Moh. Yamin,
Prof. DR, Sospoms, Tr Soekarno dan Panitia 9 Tokoh Nasional
Indonesia tersebut, terkenal dengan hasilnya Piagam Jakarta
22 Juni 1945,
3. RUMUSAN PANCASILA YANG OTENTIK.
Kemerdekaan Indonesia yang diproklamitkan pada tanggal 17
Agustus 1945 disaksikan juga oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI), yaitu suatu badan warisan Jepang yang semen-
jak dilantik oleh Jepang belum pernah bekerja dan sebagai Badan
Perwakilan Rakyat darurat. Badan ini disempurnakan dengan wa-
kilkwakil daerah dan golongan sehingga lebih memenuhi syarat
sebagai Badan yang bersifat nasional (PPKI Gaya Baru).
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI Gaya Baru tersebut meng-
adakan sidangnya yang pertama dan telah mengambil keputusan
sebagai berikut:
a. Menetapkan dan mensahkan Pembukaan UUD 1945, yang
bahan-bahannya hampir scluruhnya diambil dari Rancangan
Pembukaan UUD yang disusun oleh Panitia 9 (Panitia Peru-
mus) pada tanggal 22 Juni 1945.
b. Menetapkan dan mensahkan UUD 1945 yang bahan-bahan-
nya hampir seluruhnya diambil dari Rancangan UUD yang di-
susun oleh Panitia Perancang UUD pada tanggal 16 Juli 1945.
c. Memilih dan menetapkan Ketua PPKI Gaya Baru Ir, Soekarno
dan Wakil Ketua PPKI Gaya Bam Drs. Moh. Hatta masing-
masing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indo
nesia.
Dengan fakta-fakta tersebut jelaslah bahwa:
a. Pancasila merupakan satu kesatuan dengan Pembukaan UUD
1945. .
b, Pancasila yang termasuk di dalam Pembukaan UUD 1945 di-
lahirkan secara sah (yakni berdasarkan Proklamasi) pada tang-
gal 18 Agustus 1945.
& Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu rang:
kaian yang bulat.
12
@ Dipindai dengan CamScannerDengan demikian jelaslah bahwa rumusan Pancasila yang
otentik : bukanlah ramusan dari Mr. Moh. Yamin, bukan rumus-
an Prof. DR. Soepomo, bukan rumusan Ir, Soekarno, bukanlah
pula rumusan Panijtia 9 Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Para peru-
mus itu adalah penggali-pengeali Pancasila dengan hasil galiannya
sebagai konsep belaka.
Untuk para perumus ini yang sudah berhasil mendapat petunjuk
Tuhan dengan hasil galiannya patutlah kita menjunjung tinggi
hasil karyanya yang gemilang, terutama kepada tokoh Ir. Soekarno
yang sudah mencapai taraf memberikan nama dengan istilah Pan-
casila yang juga diperolehnya dari seorang rekannya ahli bahasa.
Dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila yang otentik hasil
rumusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI Gaya
Baru) dalam sidangnya yang bersejarah itu pada tanggal 18 Agus-
tus 1945 yang kemudian menyatakan diri sebagai Komite Nasio-
nal Indonesia Pusat (KNIP).
Rumusan itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dengan ru-
musan sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusy awaratan/perwakilan,
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
13
@ Dipindai dengan CamScanner