Anda di halaman 1dari 13
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS Nomor CROOL-Co HEF Jakarta, > Juli 2023 Lampiran 41 (satu) Lampiran Hal Evaluasi Kinerja Penyedia Jasa Konsultansi dan Konstruksi di Lingkungan Direktorat Prasarana Strategis Kepada Yth. Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi di Tempat ‘Sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi di lingkungan Direktorat Prasarana Strategis, Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka perlu disampaikan beberapa hal sebagai berikut a. Dalam tahap perencanaan, seringkali ketua tim dan tenaga abli konsultan perencana yang ditugaskan tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa secara kualitas dan kuantitas, Setain itu, tenaga ahli yang dimobilisasi tidak memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan dan tidak mengikuti dinamika perkembangan peraturan dan standar teknis bangunan gedung yang terbaru b. Pelaksanaan kontrak dengan sistem Kerjasama Operasional (KSO), khususnya pada penyelenggaraan proyek dengan skema rancang bangun (design & build), dalam tahap perencanaan tidak mempunyai pembagian kewenangan pekerjaan yang jelas sehingga terindikasi adanya ketidakadilan dalam pembagian tugas tersebut c. Dalam tahap pelaksanaan, konsultan pengawas dan manajemen konstruksi sering menurunkan ketua tim dan tenaga ahli yang tidak sesuai dengan kompetensi dan pengalamannya sehingga terjadi keterlambatan pengambilan keputusan yang berdampak pada terhambatnya pelaksanaan pekerjaan kontraktor. d. Penyedia jasa manajemen konstruksi merupakan perpanjangan tangan pengguna jasa yang bertanggung jawab mulai dari awal pelaksanaan konstruksi hingga selesai termasuk penyusunan IMB (izin Mendirikan Bangunan)\/PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) dan SLF (Sertifikat Laik Fungsi) Bangunan, Namun, penyedia jasa manajemen konstruksi seringkali bekerja layaknya penyedia jasa konsultan pengawas dimana penyedia jasa melepas tanggung jawab setelah kontrak berakhir. . Penyedia jasa konsultansi kurang mumpuni di bidang IT terutama dalam pengimplementasian Building Information Modelling (BIM), sehingga diperlukan adanya peningkatan kompetensi penyedia jasa. Dengan menyampaikan 5 (lima) poin di atas, kami berharap adanya evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Pengurus Nasional INKINDO serta Dewan Pengurus PERKINDO terhadap kinerja konsultan perencana, pengawas, dan manajemen konstruksi guna meningkatkan kemampuan agar dapat memberikan pelayanan dalam pekerjaan konstruksi dengan optimal dan sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku. Demikian surat ini disampaikan. Atas pethatiannya diucapkan terima kasin. NIP: 196605181993032002 Tembusan Direktur Jenderal Cipta Karya (sebagai laporan); Direktur Jenderal Bina Konstruksi. Direktur Bina Penataan Bangunan Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Ketua Umum Persatuan Konsultan Indonesia Nogaenps SIGAP MEMBANGUN NEGERI EVALUASI PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KONSTRUKS!I BANGUNAN GEDUNG QIPUPR Perencanaan Teknis (1-5) amines Tahapan perencanaan teknis diindikasi belum dilakukan secara lengkap dan mendetail, dimana desain dihasilkan belum dilengkapi dukungan data dan kajian yang memadai yang meliputi tahapan persiapan, survei, kajlan dan perhitungan, penyusunan rancangan, dan penyusunan dokumen DED Pemilihan metode kerja dan material yang digunakan pada penanganan rehabilitasi tidak memperhatikan kondisi bangunan eksisting, contoh perbaikan atap menggunakan rangka besi dan penutup atap genteng yang lebih berat dari material sebelumnya akan memberi beban lebih berat ke struktur bangunan eksisting, Pada Desain Siteplan, sering ditemukan penerapan jarak bebas (GSB, jarak bangunan ke batas persil, dan jarak antar bangunan) yang sering kali belum disesuaikan dengan Ketentuan Rencana Kota (KRK). Pada desain Ram, masih ditemukan kemiringan belum memenuhi maksimal 5° (1:12), belum dilengkapi railing 2 lapis, atau belum memenuhi lebar minimal dan lebar maksimal Pada desain Tangga, masih ditemukan ketinggian anak tangga lebih dari 18 cm (idealnya 16cm atau 17cm), serta jumlah dan perletakan tangga masih perlu diatur untuk memenuhi ketentuan jarak antar tangga maksimal 30, jarak tempuh maksimal evakuasi 45m, dan lintasan buntu maksimal 15m. Pada desain Toilet, masih ditemukan belum disediakannya toilet difabel sesuai standar desain, jumlah jamban dalam toilet belum sesuai proporsi pengguna, akses masuk utama Ke toilet masih menggunakan pintu (idealnya tanpa pintu), belum tersedianya toilet duduk ; PUPR Perencanaan Teknis (2-5) BEE 9. Terkait desain Air Bersih, kebutuhan air belum dihitung sesuai dengan jumlah pengguna, sumber air yang digunakan belum jelas dari sumur atau PDAM, perletakan lokasi sumur harus berjauhan dari resapan tangki septik, tinggi tangki air masih belum memadai untuk kebutuhan tekanan air di kran 40. Terkait desain Kelistrikan, masih ditemukan jalur instalasi listrik silang atau baris depan-belakang (idealnya jalur kiri-tengah-kanan), perletakan stop kontak perlu diatur sesuai indikasi perletakan furnitur/peralatan listrik untuk menghindari penggunaan stop kontak T atau kabel rol berlebih, serta masih diperlukan perhitungan kapasitas daya listrik sesuai kebutuhan peralatan listrik yang digunakan, 11. Terkait desain Tangki Septik, diperlukan perhitungan kapasitas buangan untuk tangki septik, perletakan tangki septik dan sumur resapan agar tidak berdekatan dengan posisi sumur air bersih 42. Terkait desain Struktur, masih ditemukan penggunaan besi polos untuk sengkang padahal sesuai SNI penggunaan pembesian untuk struktur harus menggunakan ulir serta masih digunakan mutu beton < fc 21,7 MPa 13. Terkait penggunaan Baja Ringan, masih ditemukan penggunaan tebal 0,75mm (hanya 1 ketebalan), padahal sesuai SNI penggunaan baja ringan disyaratkan 2 ketebalan yaitu 0,75mm (untuk batang tegak dan diagonal) dan 1,00mm (kaki kuda-kuda dan batang tarik) 14. Terkait komponen struktur tidak detail dan spesifikasi material tidak sesuai, perlu jadi perhatian terkait kelengkapan gambar denah, detail, dan potongan, spesifikasi mutu beton, ukuran besi tulang, dimensi balok, kolom dan plat 1s. _komponen MEP tidak detail dan spesifikasi material tidak sesuai, perlu jadi perhatian terkait kelengkapan gambar denah, detail, dan potongan, wiring diagram, tabel beban listrik, isometrik, dan kebutuhan instalasi, | vo] U c 0 a Perencanaan Teknis (3-5) Kelengkapan dokumen perencanaan Teknis (RAB, RKS, Laporan Perhitungan) 1. Kelengkapan RAB * Perhitungan volume dan item pekerjaan yang tidak sesuai, diperhatikan satuan yang digunakan, * Komponen SMI3 harus tersedia, ‘© Spesifikasi material yang digunakan tidak sesuai dengan DED dan RKS, 2. Kelengkapan RKS Penggunaan Regulasi dan Peraturan SNI belum terbarukan, masih banyak menggunakan yang lama, Lingkup kegiatan pekerjaan yang belum disesuaikan dengan yang direncanakan (copy-paste), 3. Kelengkapan Laporan Perhitungan Struktur tidak lengkap dan detail, perlu dilengkapi dengan data penyelidikan tanah (sondir/boring), daya dukung pondasi, settlement, perencanaan beban gempa, beban angin, dilatasi, mutu beton (fc’), dimensi tulangan (wajib ulir), dimensi kolom, balok, dan plat, MEP tidak lengkap dan detail, perlu dilengkapi dengan kebutuhan toilet, daya listrik, stop kontak, proteksi petir, grouping lampu, air bersih, air kotor, air bekas, penanganan air hujan, sumur resapan/ kolam retensi, 4. Ketidaksesuaian data antara RAB, DED dan RKS, perlu dilakukan sinkronisasi seluruh item pekerjaan, Perencanaan Teknis (4-5) mPUPS Fesrererrecy “aus | vouwe [aru 102 Stand yog Operon ieee Te aa = ‘Semis peegaon yang alan dsksanatan hans menghisi Sanda does = ee aes = Sundae Inti Kens, Pesan Nason aya yang ada habnganna oe = seoeepdapa abn | Teeter seca — 3 pus Pertuan Bahan Ganguandinonesia | fone nemeatanasr = ‘NPI PUB 1870 Peratsan rum Sahar Banga done | SS a >NS eraturan Semen Petand Indonesia | Teese ter gen Bi ary Bata Mara stag Baton Barginan | femepreplrie or PPPLISTS Pedoman Plumbing indonesia. | ——— ‘ | ~PUL‘STT ‘Puan tame | reoriset _-PanurenPommaron angen Bop doe | 3a ‘Saiinceonaees ie | AVAIL Peratiran Unum Instalasi Air | 1 Analisa perhitungan kebutuhan biaya masih taksiran, Penggunaan Standar peraturan belum di update 2. perlu di cek kembali satuan dan volume pekerjaan pada DED Perencanaan Teknis (s-5) | 12 standar perencanaan. Perencanaan struktur bangunan mengacu pada peraturan Indonesia bak yang sudah diperbaharui maupun peraturan yang telah ada sebelumnya. Peraturan Yang diacu antara tain ‘2. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lin Mi 17272013, , Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SII 1726 2012. ‘&_Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung SNI 2647-2013 1d, Spesifikas! untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNIO3-1729 2015, 2. MATERIAL 2b Semen Semen yang, digunakan merupakan semen Type | atau semen PCC (Portland Composite Cement} yang memenuhi standar; 2, SNI15.2049-1994 atau, b,_ ASTM.C595 kecualtipe S dan SA atau ASTM € 845 dan ASTM 1240 (yang mengunakan bahan tambah silica fume) Laporan perhitungan struktur masih menggunakan peraturan SSNI yang lama Pekerjaan bongkaran bangunan tidak dimasukkan dalam RAB, diserahkan ke pihak pemda untuk dilelangkan dan penghapusan aset Contoh Kasus Konsultan pengawas dan manajemen konstruksi sering tidak sesuai dengan kompetensi dan pengalamannya sehingga terjadi_penurunan kualitas dan techambatnya waktu konstruksi, Ujung ramp. bertemu dengan parit Posisi WC tidak sesuai ketentuan dan cenderung membahayakan Penggunaan balok yang terialu banyak - Pengecoran tidak sempurna menyebabkan tulangan mash terlihat dan berimplikasi kepada penurunan Kesalahan pengecoran dan penulangan pada sambungan kolom dan kekuatan struktur bangunan balok ‘Campuran beton tidak tepat menyebabkan pengecoran tidak sempurna Contoh Kasus Sie Ukuran kalom lebih besar dari sloof karena kesalahan pemasangan bekisting Kolom tidak rapih, diindikasikan karena bekist dilepas saat beton belum kering Contoh Kasus Kolom lantai 2 lebih besar daripada kolom lantai 1, dan tidak simetris Pelaksanaan pengecoran yang kurang tepat menyebabkan terjadinya honeycomb pada beton A SIGAP MEMBANGUN NEGERI Contoh Kasus Finishing bagian elevasi lantai Tidak ada saluran air di teoi atap schingga air akan langsung jatuh tidak rapi (seadanya) ke lantai RPUPR Perencanaan DED (Study Case) Pekerjaan perencanaan masih ada yang kurang kompeten ini salah satunya dapat dilihat dari kecepatan dan ketepatan pembuatan dokumen perencanaan. Dalam beberapa kasus perencanaan dengan sumber daya manusia yang tepat, maka DED dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Berikut beberapa contoh: UNU Yogyakarta Universitas Syiah Kuala Universitas Malikussaleh sim} Fish Perencana cepat dan tepat dalam melakukan revisi dan pperyesuaian terhadap standat ‘dan regulas! yang beriaku. Start Fi Perencanaan hingga saat ni masih beralan karena tim perencana cukup lama dalam rmelakukan perbailan, sehinge per sat ni (06/06/2023) bbelum selesai dokumen pperencenaannya. = [=] > Perencanaan lebih dar 2 tahu dikarenakan terhambat denga revisiperencanaan struktur ‘yang lama dan pengeriaan perbaikan cukup lama TERIMA KASIH )emonoupr © kemenu @kemenrure Gromenru © susoid

Anda mungkin juga menyukai