Anda di halaman 1dari 2

Rukun akad bagi hasil (Mudharabah)

Dalam bahasa Arab, arti rukun adalah tiang penopang atau tiang sandaran penyangga utama.
Dalam istilah fiqh, rukun berarti sesuatu yang ada dalam suatu amalan yang harus dikerjakan,
jika ditinggalkan maka amalan tersebut batal atau tidak sah. Rukun merupakan sesuatu
pekerjaan yang harus dimulai sebelum melakukan pekerjaan. Rukun juga dapat dikatakan
sebagai sesuatu yang harus dikerjakan dalam memulai suatu pekerjaan. Adapun rukun akad
mudharabah ada empat, yaitu:1

1. Pelaku, terdiri dari atas: pemilik dana dan pengelola dana.


2. Objek mudharabah, berupa: modal dan kerja.
3. Ijab Kabul/serah terima.
4. Nisbah keuntungan.

Syarat bagi hasil (Mudharabah)

Syarat adalah segala hal yang mengakibatkan sesuatu menjadi tiada karena ketiadaanya. Syarat
juga merupakan suatu yang harus ada yang menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan, tapi
suatu itu tidak termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu. Sedangkan syarat-syarat Mudharabah,
ialah:

1. Modal berbentuk tunai, tidak boleh dalam bentuk barang karena barang tidak dapat
dipastikan taksiran harganya dan mengakibatkan ketidakpastian (gharar) besarnya
modal Mudharabah.
2. Modal tidak boleh dalam bentuk hutang, karena berarti tanpa setoran modal shahibul
maal tidak memberikan kontribusi apapun padahal mudharib telah bekerja.2

1
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salempa Empat, 2014), Edisi 3, hlm.132

2
Karim dan Adiwarman A., Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm.206
3. Modal harus diketahui dengan jelas jumlah dan jenisnya agar dapat dibedakan antara
modal yang diperdagangkan dengan keuntungan yang dibagikan untuk kedua belah
pihak sesuai kesepakatan.
4. Keuntungan yang menjadi bagian pekerja dan pemilik modal harus jelas prosentasenya.
5. Mudharabah bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat si pelaksana (pekerja) untuk
berdagang di negeri tertentu, komoditi tertentu, waktu tertentu, dengan orang tertentu
dan syarat-syarat lain.3

3
Abd. Somad, Membincang Riba dan Akad di Bank Syariah, (Yogyakarta: Juridika, 2004), Vol.19 No.1 Hlm.367

Anda mungkin juga menyukai