Anda di halaman 1dari 144

PENGARUH VOLUME PEMBIAYAAN BAGI HASIL,

PEMBIAYAAN MURABAHAH, DAN PEMBIAYAAN


IJARAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN NON
PERFORMING FINANCING SEBAGAI VARIABEL
MODERASI PADA BANK UMUM SYARIAH

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:
DAMA FATMAESUKMA
NIM. 63010160060

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
PENGARUH VOLUME PEMBIAYAAN BAGI HASIL,
PEMBIAYAAN MURABAHAH, DAN PEMBIAYAAN
IJARAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN NON
PERFORMING FINANCING SEBAGAI VARIABEL
MODERASI PADA BANK UMUM SYARIAH

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:
DAMA FATMAESUKMA
NIM. 63010160060

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO

Yang Membuat Kita Kuat Adalah Doa,

Yang Membuat Kita Dewasa Adalah Masalah,

Yang Membuat Kita Maju Adalah Usaha

It always seems impossible

until it’s done

vii
PERSEMBAHAN

Kedua orang tua saya Bapak (Joko), Ibu (Jariyati), dan adik saya (Naiya Aqillasada)

serta keluarga besar yang senantiasa memberikan doa, support, semangat dan

kepercayaan selama ini.

Teman-teman dari kecil (Nia, Ita, Yuni, dan Martha) yang selalu memberikan

dukungannya.

Dosen pembimbing bapak Taufikur Rahman, M.Si.yang tidak henti-hentinya dengan

sabar memberikan arahan dan bimbingan sampai skripsi ini selesai.

Kepada teman-teman yang telah mendukung dan saling membantu berjalannya skripsi

ini hingga selesai (Fifah, Sansiaka, Mufida, Yesi, Aida, Ainu, dan Febi).

Dan teman-teman seperjuangan yang lain.

viii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala

puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan

inayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Volume Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Murabahah, dan

Pembiayaan Ijarah terhadap Profitabilitas dengan Non Performing Financing

(NPF) sebagai Variabel Moderasi” (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia

Tahun 2015-2019). Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini dapat bermanfaat bagi

seluruh kalangan masyarakat yang membutuhkan.

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Bapak Ari Setiawan, M.M. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

4. Bapak Taufikur Rahman, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi

arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi sekaligus pembimbing akademik yang

telah memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani perkuliahan di

IAIN Salatiga.

ix
5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan Bisnis

Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan wawasan kepada

penulis selama menempuh pendidikan.

6. Kedua orangtua, serta adik saya yang senantiasa memberikan doa dan semangat.

7. Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga angkatan 2016 terima kasih atas kebersamaan dan kegembiraannya selama

kuliah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya

pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan mempelajarinya. Aamiin.

Salatiga, 20 Juli 2020

Penulis

x
ABSTRAK
Fatmaesukma, Dama. 2020. Pengaruh Volume Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan
Murabahah, dan Pembiayaan Ijarah terhadap Profitabilitas dengan Non
Performing Financing sebagai Variabel Moderasi pada Bank Umum Syariah.
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah
IAIN Salatiga. Pembimbing: Taufikur Rahman, M.Si.
Penelitian ini dilatar belakangi dengan peranan perbankan yang menjadi tolak
ukur dalam kemajuan negara suatu negara, kemampuan bank syariah dalam
menghasilkan profit merupakan indikator penting dalam rangka mengukur kemampuan
bank syariah pada waktu sekarang dan yang akan datang. Dimana dalam hal ini bank
syariah menyalurkan dananya melalui pembiayaan-pembiayaan yang diberikan guna
mendapat profitabilitas yang maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pembiayaan (bagi hasil, murabahah, dan ijarah) terhadap ROA dengan NPF
sebagai variabel moderating studi kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2015-2019.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengakses data pembiayaan dan
rasio keuangan dalam annual report melalui website masing-masing bank. Populasi
dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2015-2019. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling
dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Data yang diperoleh kemudian diolah
dengan menggunakan alat bantu Eviews 10. Analisis ini meliputi uji stasioneritas, uji
asumsi klasik, uji regresi dan uji moderated regressieon analysis (MRA).
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel pembiayaan bagi hasil, pembiayaan
murabahah dan pembiayaan ijarah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
ROA. Berdasarkan uji moderated regression analysis (MRA) menunjukkan NPF mampu
memoderasi pengaruh pembiayaan murabahah terhadap ROA. Sedangkan NPF tidak
mampu memoderasi pengaruh pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan ijarah terhadap
ROA.

Kata Kunci: Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Ijarah,


Return On Asset (ROA), dan Non Performing Financing (NPF)

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

PENGESAHAN ............................................................ Error! Bookmark not defined.

MOTTO...................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix

ABSTRAK .................................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL....................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi

BAB I ........................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 12

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 13

D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 14

E. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 15

BAB II ........................................................................................................................ 17

A. Telaah Pustaka ................................................................................................. 17

xii
B. Kerangka Teori ................................................................................................ 27

C. Kerangka Penelitian ......................................................................................... 42

D. Hipotesis .......................................................................................................... 43

BAB III....................................................................................................................... 51

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 51

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 51

C. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 52

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 54

E. Definisi Konsep dan Operasional...................................................................... 56

F. Metode Analisis ............................................................................................... 60

G. Alat Analisis .................................................................................................... 69

BAB IV ...................................................................................................................... 71

A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................................. 71

B. Analisis Data ...................................................................................................... 73

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ................................................................. 89

BAB V ........................................................................................................................ 97

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 97

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 98

C. Saran ................................................................................................................ 98

xiii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 100

LAMPIRAN ............................................................................................................. 106

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1. Perkembangan Perbankan Syariah ............................................................ 3

Tabel 2. 1. Penelitian Sebelumnya ..............................................................................17

Tabel 3. 1. Daftar Sampel Bank Umum Syariah .........................................................53

Tabel 3. 2. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ..............................................60

Tabel 3. 3. Pengambilan Keputusan Autokorelasi .......................................................66

Tabel 4. 1. Statistik Deskriptif ....................................................................................72

Tabel 4. 2. Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level ........................................................74

Tabel 4. 3. Hasil Uji Chow .........................................................................................74

Tabel 4. 4. Hasil Uji Hausman ...................................................................................75

Tabel 4. 5. Pengujian Random Effect Model ...............................................................76

Tabel 4. 6. Kesimpulan Hasil Uji Penelitian ...............................................................84

Tabel 4. 7. Kesimpulan hasil Uji Multikolinieritas .....................................................86

Tabel 4. 8. Uji Autokorelasi Durbin-Watson dengan AR 1 .........................................87

Tabel 4. 9. Uji Heterokedastisitas ...............................................................................88

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Kerangka Penelitian.......................................................................... 41

Gambar 4. 1. Diagram Uji Normalitas.....................................................................85

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian suatu negara sangat didominasi dengan peranan perbankan

dalam suatu negara. Tolak ukur dalam kemajuan negara juga terlihat dari peran

perbankan. Dapat dikatakan apabila sektor perekonomian mengalami penurunan

maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi dengan menata sektor

perbankan, baiknya kondisi perbankan di negara tersebut maka berdampak baik

pula pada kondisi perekonomianya. Perekonomian yang memiliki sektor

perbankan yang menguntungkan akan lebih mampu menahan guncangan negatif

dan berkontribusi pada stabilitas sistem ekonomi (Athanasoglou dkk, 2008).

Secara umum bank berdasarkan prinsip transaksinya dibagi menjadi dua

yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional merupakan suatu

bank yang menerapkan imbalan berupa bunga atau beberapa imbalan dalam

presentase tertentu dari dana dalam periode tertentu baik penghimpunan dana

maupun dalam rangka penyaluran dananya serta menerapkan biaya untuk jasa

bank lainnya, berbeda dengan bank syariah yang menerapkan aturan perjanjian

yang berlandaskan hukum Islam antara pihak bank dan pihak lainnya yang

berlaku pada penghimpunan dana maupun penyaluran dananya memberikan dan

menggunakan imbalan berdasarkan hukum Islam, kemudian dalam aktivitasnya

1
2

tidak menerapkan sistem bunga, tidak pula membayar bunga kepada nasabah.

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi seperti bank

konvensional akan tetapi perbedaanya terletak pada prinsip-prinsip yang

berlandaskan syariah, dari prinsip-prinsip syariah pula bank syariah jauh dari

transaksi riba karena sistem riba berlawanan dengan prinsip yang dipegang oleh

bank syariah. Bank syariah tidak melakukan riba karena riba dilarang dalam

hukum islam (Jalil dan Rahman, 2010).

Keberadaan perbankan syariah di Indonesia pada hakikatnya mempunyai

prospek yang baik mengingat pangsa pasar yang dituju sangat luas. Hal ini

didasari dengan populasi masyarakat muslim di Indonesia yang sangat

mendominasi. Selain itu semakin banyaknya masyarakat yang memperhatikan

aspek islami ketika memilah produk yang ditawarkan karena menghindari riba,

ini menjadi peluang bagi industri keuangan syariah. Kelebihan lain yang dimiliki

oleh perbankan syariah yakni terletak pada penawaran produk pembiayaan yang

tidak mengandung riba karena berbasis pada margin kesepakatan dan bagi hasil.

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dari tahun ke tahun

mengalami pertumbuhan, tercatat melalui statistik Otoritas Jasa Keuangan pada

tahun 2019 terdapat 14 Bank Umum Syariah (BUS). Berikut merupakan data

perkembangan perbankan syariah di Indonesia selama 5 tahun terakhir:

Tabel 1.1

Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah di Indonesia

Tahun 2015-2019
3

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019


BUS 12 13 13 14 14
Sumber: www.ojk.go.id

Melalui tabel 1.1, terlihat jelas bahwa perkembangan dari tahun 2015-

2019 kelembagaan perbankan syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan

per tahunnya. Ditunjukkan dari tabel bahwa perbankan syariah di Indonesia

semakin mengalami pertumbuhan yang stabil. Namun, dengan pertumbuhan bank

syariah yang semakin maju tentu saja persaingan dengan bank konvensional juga

tidak bisa dianggap mudah. Bank Syariah diharapkan mampu bersaing melalui

aktivitas-aktivitasnya sehingga dapat unggul di pasar perbankan.

Pada hakikatnya bank syariah tidak hanya berfokus pada bisnis melainkan

kemampuan untuk menghasilkan profit dalam keberlangsungan entitas bisnis.

Kemudian, kemampuan bank syariah dalam menghasilkan profit inilah yang

menjadi indikator penting dalam rangka mengukur kemampuan bank syariah pada

waktu sekarang dan yang akan datang. Selain itu bank syariah dinilai sebagai

lembaga penting pada perekonomian sehingga diperlukan adanya pengawasan

kinerja yang sesuai oleh regulator perbankan. Salah satu indikator yang mampu

digunakan untuk mengukur kinerja suatu bank yaitu dengan melihat nilai

profitabilitasnya. Perbankan syariah dituntut mampu mengendalikan kinerja

keuangan dengan menjaga kinerja profitabilitas. Profitabilitas merupakan

kemampuan bank dalam menghasilkan laba.

Peranan dan fungsi dari perbankan syariah di Indonesia sangat penting,

sehingga pihak bank syariah diharapkan mampu meningkatkan kinerja guna


4

tercipta perbankan syariah yang sehat dan efisien. Profitabilitas yaitu salah satu

yang menjadi fokus utama yang selalu diamati dalam menjalankan suatu usaha,

khususnya perbankan. Hal ini dilatarbelakangi oleh bank dalam melaksanakan

kegiatan operasionalnya ingin memperoleh keuntungan yang maksimal. Maka

dari itu, bank akan selalu mengoptimalkan kinerja keuangan bank tersebut

(Suwarno dan Muthohar, 2018). Profitabilitas menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang

ada seperti kegiatan penjulan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan

sebagainya (Harahap, 2013).

Menurut Bank Indonesia salah satu ukuran untuk menilai profitabilitas

dari suatu bank adalah Return on Asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur

efisiensi dan efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Pentingnya ROA bagi bank dikarenakan

ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Perusahaan dengan

profitabilitas yang baik menunjukkan perusahaan mempunyai prospek yang baik,

perusahaan akan mampu mempertahankan kelangsungan perusahaan dalam

jangka panjang (Haryanto, 2016).

Kemampuan dalam menghasilkan keuntungan tentu akan memengaruhi

pertumbuhan Bank Syariah. Tingkat profitabilitas Bank Syariah yang tinggi

menggambarkan kinerja yang baik, terlebih dalam memperoleh keuntungan. Akan

tetapi, ketika tingkat profitabilitas rendah, maka menunjukkan tidak baiknya


5

kinerja pada Bank Syariah tersebut. Tingkat profitabilitas Bank Syariah yang baik

dilatarbelakangi dengan suksesnya kegiatan operasional yang dikelola bank, salah

satunya adalah kegiatan menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan.

Pembiayaan syariah adalah suatu bentuk dari penyediaan dana yang disertai

dengan kesepakatan dari pihak yang berkaitan untuk menentukan jangka waktu

pengembalian dan bagi hasil dengan jangka waktu tertentu. Menurut prinsipnya,

pembiayaan syariah dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu prinsip bagi

hasil, prinsip jual beli, prinsip ujroh, serta akad pelengkap (Karim, 2014), yang

mana semua prinsip tersebut bebas dari sistem bunga, karena menggunakan aturan

syariah. Dari keempat prinsip tersebut, terdapat 2 prinsip yang digunakan oleh

Bank Syariah dalam penyalurannya yaitu prinsip bagi hasil dan prinsip jual beli.

Pada pelaksanaanya, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dan pembiayaan

dengan prinsip jual beli ini sering digunakan oleh Bank Syariah.

Prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat

akad utama, yaitu akad musyarakah, mudharabah, muzara’ah, dan musaqah.

Meskipun demikian, akad yang paling banyak digunakan adalah akad musyarakah

dan mudharabah (Antonio, 2005). Nurhayati dan Wasilah (2011) menyatakan

bahwa secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik

dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar

nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi

kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana. Pembiayaan musyarakah

merupakan pembiayaan yang dilakukan oleh pihak bank dimana pihak bank
6

berperan sebagai pemilik dana atau ikut serta sebagai mitra usaha yang dikelola

oleh pihak lain. Sedangkan untuk keuntungannya sesuai dengan kesepakatan awal

perjanjian yang didasari seberapa besar modal yang telah di investasikan. Apabila

usaha tersebut gagal, maka kerugian akan ditanggung secara bersama-sama sesuai

dengan proporsi penyertaan modal (Rivai, 2010).

Melalui pembiayaan bagi hasil yang dikelola bank syariah, maka bank

syariah akan memperoleh pendapatan berupa bagi hasil yang menjadi bagian

bank. Penelitian Dyah, et al (2017) menyimpulkan bahwa pembiayaan

mudharabah dan pembiayaan musyarakah sama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat tingkat profitabilitas. Selanjutnya Rahayu, et al (2016)

mengatakan bahwa secara simultan pembiayaan bagi hasil mudharabah dan

musyarakah memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas dengan alasan

semakin tinggi pembiayaan bagi hasil maka akan semakin meningkatkan

profitabilitas. Berbeda dengan penelitian Riyadi dan Agung (2014) yang

menyimpulkan bahwa pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif terhadap

profitabilitas. Begitu pula dengan penelitian Fadhila (2017) mudharabah tidak

berpengaruh terhadap laba Bank Syariah Mandiri, hal ini diakibatkan karena pada

pembiayaan mudharabah akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh bank

sehingga laba yang didapat kemungkinan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Penelitian Faradilla, et al (2017) menyimpulkan musyarakah berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap profitabilitas.


7

Selain pembiayaan bagi hasil, bank juga mengelola pembiayaan jual beli

yang mana pembiayaan jual beli ini termasuk produk yang sangat diminati dalam

praktik pembiayaan perbankan syariah, terutama pembiayaan murabahah. Hal ini

dilatarbelakangi dengan mudahnya proses dan keuntungan yang didapatkan oleh

kedua belah pihak. Dikatakan mudah prosesnya karena secara teknis pembiayaan

ini merupakan jual beli barang secara tempo yang layaknya dilakukan masyarakat,

keuntungan untuk nasabah yakni terpenuhinya kebutuhan dan kepastian harga

yang tidak akan berubah seperti awal perjanjian pembiayaan, sedangkan

keuntungan bank yakni dengan adanya margin yang akan dimiliki bank.

Pembiayaan ini juga dinilai lebih mudah dan tidak memerlukan analisa yang rumit

(Ansyar, 2015).

Dalam prinsip jual beli (Karim, 2014) memaparkan bahwa Bank Syariah

memiliki 3 jenis akad diantaranya murabahah, salam dan istishna, akan tetapi

dalam praktiknya akad yang paling banyak digunakan adalah akad murabahah.

Murabahah yaitu penyaluran dana dalam bentuk jual beli, Bank Syariah akan

membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa lalu menjualnya kembali ke

pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang

ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut. Besarnya

angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran sama dengan harga pokok

ditambah margin yang disepakati. Akad selanjutnya yaitu salam, bank akan

membelikan barang yang dibutuhkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran

dilakukan di muka. Barang yang dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas
8

dan spesifik, dan penetapan harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara

kedua belah pihak. Sedangkan akad istishna merupakan akad kontrak jual beli

barang antara dua pihak berdasarkan pesanan dari pihak lain, dan barang pesanan

akan diproduksi sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya

dengan harga dan cara pembayaran yang disetujui terlebih dahulu (Ismail, 2013).

Pembiayaan jual beli ini memiliki pengaruh terhadap keuntungan Bank

Syariah, karena dengan adanya pembiayaan jual beli seperti murabahah yang

disalurkan bank kepada nasabah, maka bank berpotensi memperoleh return

pembiayaan serta margin keuntungan dari nasabah yang mana menjadi laba Bank

Syariah. Sehingga dengan meningkatnya pembiayaan murabahah yang

disalurkan, maka akan berpengaruh pula terhadap meningkatnya profitabilitas

(ROA) Bank Syariah. Sebagaimana dengan penelitian yang dilakukan Putra

(2018), Fadhila (2015), dan Faradilla, et al (2017) yang menyatakan bahwa

murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Berbeda

dengan penelitian Reinissa (2015), dan Fazriani (2017) yang menyatakan bahwa

pembiayaan murabahah berpengaruh negatif terhadap ROA, hal ini diakibatkan

karena pada pembiayaan murabahah akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan

oleh bank sehingga laba yang didapat kemungkinan tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

Selain pembiayaan bagi hasil dan murabahah, adapula pembiayaan ijarah

(leasing) dalam penelitian ini sebagai variabel independen. Soemitra (2009)

pembiayaan ijarah yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhan


9

nasabah untuk memiliki suatu barang/jasa dengan kewajiban menyewa barang

tersebut sampai jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Pada akhir

jangka waktu tersebut pemilikan barang dihibahkan kepada nasabah atau dibeli

oleh nasabah. Bank memperoleh margin keuntungan melalui pembelian kepada

pemasok dan upah sewa (ujroh) dari nasabah, sehingga melalui pembiayaan ijarah

tersebut, maka bank dapat meningkatkan profitabilitasnya yang diperoleh dari

margin keuntungannya. Sebagaimana dengan penelitian yang dilakukan Eprianti

(2017) dan Pratama (2017) yang menyimpulkan bahwa pembiayaan ijarah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Berbeda dengan

penelitian Amalia (2016) dan Faradilla (2017) yang menyatakan pembiayaan

ijarah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Dalam perbankan ketika volume pembiayaan yang diberikan mengalami

kenaikan, akan berdampak pula pada risiko memburuknya kualitas pembiayaan.

Hal ini dapat terlihat dari naiknya rasio Non Performing Financing (NPF). Non

Performing Financing (NPF) merupakan masalah kredit yang akan muncul

dikarenakan tidak mampunya kreditur untuk melunasi hutangnya. Besar kecilnya

pembiayaan bermasalah (Non Performing Finance) ini menunjukan kinerja suatu

bank dalam pengelolaan dana yang disalurkan. Apabila porsi pembiayaan

bermasalah membesar, maka hal tersebut pada akhirnya menurunkan besaran

pendapatan yang diperoleh bank (Ali, 2004). Untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan

oleh bank dipergunakanlah rasio NPF untuk mengukurnya. Secara umum, rasio
10

NPF atau tingkat kredit macet ini dapat dikatakan ketika NPF suatu bank itu

semakin rendah, maka keuntungan yang diperoleh oleh suatu bank akan

mengalami kenaikan begitu pula sebaliknya. Apabila NPF mengalami kenaikan

maka berdampak buruk pada profitabilitas karena naiknya nilai kredit macet

peluang untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang disalurkan oleh

Bank Syariah pun terhambat, karena penyalurannya tidak dapat maksimal.

Non Performing Finance (NPF) sangat berkaitan dengan pembiayaan

yang disalurkan oleh bank syariah, semakin rendah NPF pada Bank Syariah maka

semakin tinggi kualitas pembiayaan Bank Syariah, begitu pula sebaliknya.

Penelitian Afif (2014) mengatakan pembiayaan murabahah berpengaruh positif

terhadap pembiayaan bermasalah, disebabkan karena semakin tinggi pembiayaan

yang disalurkan maka bank syariah akan mempunyai risiko tidak tertagihnya

pembiayaan yang tinggi dan pada titik tertentu bank akan mengalami kerugian.

Begitu pula dengan penelitian Hanifah (2016) pembiayaan akad mudharabah

memiliki hubungan signifikan positif terhadap tingkat NPF pada jangka panjang.

Akan tetapi berbeda dengan penelitian Fazriani (2017) dimana murabahah

memiliki pengaruh negatif terhadap NPF, artinya bahwa semakin tinggi tingkat

pembiayaan murabahah yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya maka akan

berdampak pada penurunan risiko kredit macet nya atau NPF.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April

2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, yang menyatakan

bahwa bank dianggap tidak sehat apabila nilai NPF nya lebih dari 5%. Adanya
11

pembiayaan yang bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) dapat

berpengaruh pada kinerja keuangan bank umum syariah. Hasil penelitian

Mawaddah (2015) mengatakan Non Performing Finance (NPF) berpengaruh

langsung terhadap Return On Asset (ROA). Sedangkan penelitian

Almunawwaroh (2018) mengatakan bahwa Non Performing Financing (NPF)

berpengaruh negatif signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), karena tingginya

NPF mengakibatkan munculnya pencadangan yang lebih besar, sehingga pada

akhirnya modal bank menjadi berkurang yang dapat menghambat penyaluran

pembiayaan dan berkurangnya keuntungan bank. Sependapatan dengan Riyadi

(2014) NPF tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, hal ini dapat diartikan

bahwa berapapun kenaikan atau penurunan NPF tidak akan berpengaruh pada

kenaikan atau penurunan ROA.

Berdasarkan dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah diuraikan

diatas menunjukan hasil yang tidak konsisten dan dengan adanya research gap dan

fenomena gap tersebut maka perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Penelitian ini menggunakan NPF sebagai variabel moderasi. Variabel moderasi

merupakan suatu variabel yang memperlemah atau memperkuat hubungan antara

variabel satu dengan variabel lain. Pada penelitian ini NPF sebagai variabel

moderating pengaruh volume pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan jual beli

terhadap profitabilitas, hal ini dikarenakan NPF yang tinggi akan memengaruhi

penurunan profitabilitas pada bank, sehingga jumlah pembiayaan yang disalurkan

Bank Syariah pun berkurang. Disamping itu, penelitian ini mengacu pada
12

penelitian dari Wahyuni dengan judul “Pengaruh Volume Pembiayaan Bagi Hasil

dan Pembiayaan Murabahah terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah

dengan NPF sebagai Variabel Moderasi”. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya terletak variabel independennya dimana penelitian

sebelumnya hanya membahas pembiayaan bagi hasil dan jual beli sedangkan

penelitian ini menambahkan pembiayaan ijarah pada variabel independennya.

Selain itu, penelitian ini juga memilih periode 5 tahun terakhir sebagai objek

penelitian.

Berdasarkan paparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul Pengaruh Volume Pembiayaan Bagi Hasil,

Pembiayaan Murabahah, dan Pembiayaan Ijarah terhadap Profitabilitas

dengan Non Performing Financing sebagai Variabel Moderasi pada Bank

Umum Syariah.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian ini, penulis melakukan pembatasan

masalah agar penelitian ini tidak meluas. Dari pembatasan masalah tersebut, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh volume pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas

(ROA) pada bank umum syariah di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas (ROA)

pada bank umum syariah di Indonesia?


13

3. Bagaimana pengaruh pembiayaan ijarah terhadap profitabilitas (ROA) pada

bank umum syariah di Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh volume pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas

(ROA) yang dimoderasi Non Performing Financing (NPF)?

5. Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas (ROA)

yang dimoderasi Non Performing Financing (NPF)?

6. Bagaimana pengaruh pembiayaan ijarah terhadap profitabilitas (ROA) yang

dimoderasi Non Performing Financing (NPF)?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah

diatas adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh volume pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas

(ROA) pada bank umum syariah di Indonesia

2. Mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas (ROA)

pada bank umum syariah di Indonesia

3. Mengetahui pengaruh pembiayaan ijarah terhadap profitabilitas (ROA) pada

bank umum syariah di Indonesia

4. Mengetahui peran Non Performing Financing (NPF) dalam memoderasi

pengaruh volume pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas (ROA) pada

bank umum syariah di Indonesia


14

5. Mengetahui peran Non Performing Financing (NPF) dalam memoderasi

pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas (ROA) pada bank

umum syariah di Indonesia

6. Mengetahui peran Non Performing Financing (NPF) dalam memoderasi

pengaruh pembiayaan ijarah terhadap profitabilitas (ROA) pada bank umum

syariah di Indonesia

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai referensi dalam memperkaya wawasan mengenai konsep pembiayaan

dan kinerja keuangan perbankan, yang mana dapat memberikan teori-teori

untuk peneliti selanjutnya serta menambah sumber referensi.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk

mengembangkan ide dan menambah pengetahuan dengan teori yang sudah

ada, tentang perbankan syariah khususnya pembiayaan dan kinerja

keuangannya.

b. Bagi Pembaca
15

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan

pembaca dalam dunia perbankan serta bahan perbandingan dengan

peneliti lain.

c. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan

referensi atau informasi khususnya yang berkaitan dengan variabel dalam

penelitian ini.

d. Bagi Bank Syariah

Melalui penelitian ini dapat digunakan untuk bahan pertimbangan

bank syariah sebagai penentuan strategi-strategi dalam rangka

menyalurkan pembiayaan-pembiayaannya untuk memaksimalkan

pendapatan yang akan berpengaruh pada optimalnya profitabilitas.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini bertujuan sebagai gambaran

alur pemikiran penulis dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun sistematika

penulisan penelitian ini secara singkat adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab pertama ini penulis memaparkan tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori


16

Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi landasan

dalam penelitian ini, serta memuat penelitian terdahulu guna memperkuat

penelitian ini. Selanjutnya kerangka teori dan kerangka penelitian yang berupa

model hipotesis berbentuk gambar serta hipotesis yang memberi gambaran posisi

variabel dan pengaruh antar variabel dalam penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, populasi, sampel dan metode

pengambilan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, definisi konsep dan

operasional, variabel penelitian, serta metode analisis data.

BAB IV : Analisis Data

Dalam bagian ini menyajikan tentang analisa penelitian yang didalamnya

menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang telah ditemukan pada bab

sebelumnya sebagai jawaban dari masalah penelitian, serta pembahasan hasil

penelitian.

BAB V : Penutup

Pada bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan

penelitian, serta saran-saran yang diberikan oleh penulis kepada pihak-pihak yang

terkait.

Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan telaah pustaka

penelitian terdahulu dan menganalisis hasil pengujiannya. Melalui penelitian

sebelumnya, peneliti diharuskan mampu mengidentifikasi dan digunakan sebagai

acuan dalam melakukan penelitian ini. Adapun penelitian-penelitian terdahulu

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

No Peneliti dan Judul Variabel Hasil Perbedaan Penelitian


Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Profitabilitas
1. Dyah, dkk (2017) Independen: Pembiayaan 1) Menambah
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, mudharabah pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, dan murabahah sebagai
Pembiayaan Ijarah. pembiayaan variabel independen
Musyarakah dan Sewa musyarakah 2) Menambah NPF
Ijarah terhadap Dependen: berpengaruh sebagai variabel
Profitabilitas Profitabilitas. positif dan moderasi
signifikan 3) Menggunakan
terhadap periode terbaru
tingkat tingkat yaitu tahun 2015-
profitabilitas. 2019
2. Rahayu, dkk (2016) Independen: Pembiayaan 1) Menambah
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, mudharabah pembiayaan
Bagi Hasil musyarakah berpengaruh murabahah dan
Mudharabah Dan signifikan pembiayaan ijarah
positif

17
18

Musyarakah terhadap Dependen: terhadap sebagai variabel


Profitabilitas Profitabilitas profitabilitas, independen
pembiayaan 2) Menambah NPF
musyarakah sebagai variabel
berpengaruh moderasi
signifikan 3) Menggunakan
negatif periode terbaru
terhadap yaitu tahun 2015-
profitabilitas. 2019
3. Ian Azhar dan Arim Independen: Pembiayaan 1) Menambah
(2016) Pembiayaan jual beli pembiayaan ijarah
Pengaruh Pembiayaan jual beli, berpengaruh sebagai variabel
Jual Beli, Pembiayaan pembiayaan positif independen
Bagi Hasil, Dan Non bagi hasil, terhadap 2) Menggunakan NPF
Performing Finance dan NPF profitabilitas sebagai variabel
Terhadap moderasi
Profitabilitas (Studi Dependen: 3) Menggunakan
Kasus Pada Bank Profitabilitas periode terbaru
Umum Syariah Di yaitu tahun 2015-
Indonesia Periode 2019
2012 - 2014)
4. Faradilla, dkk. (2017) Independen: Musyarakah 1) Menambah NPF
Pengaruh Pembiayaan Murabahah, berpengaruh sebagai variabel
Murabahah, Istishna, Istishna, negatif dan moderasi
Ijarah, Mudharabah, Ijarah, signifikan 2) Menggunakan
dan Musyarakah Mudharabah, terhadap periode terbaru
terhadap Profitabilitas Musyarakah profitabilitas, yaitu tahun 2015-
Bank Umum Syariah mudharabah 2019
di Indonesia Dependen: tidak
Profitabilitas berpengaruh
terhadap
profitabilitas
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
5. Slamet Riyadi dan Independen: Pembiayaan 1) Menambah
Agung Yulianto Pembiayaan bagi hasil pembiayaan ijarah
(2014) bagi hasil, secara parsial sebagai variabel
Pengaruh Pembiayaan pembiayaan berpengaruh independen
Bagi Hasil, jual beli, negatif 2) Menggunakan NPF
Pembiayaan Jual Beli, FDR, NPF signifikan sebagai variabel
Financing to Deposit terhadap ROA moderasi
Ratio (FDR), dan Non Dependen: 3) Menggunakan
Performing Financing Profitabilitas periode terbaru
19

(NPF) terhadap yaitu tahun 2015-


Profitabilitas Bank 2019
Umum Syariah di
Indonesia
6. Anisya Dwi Fazriani Independen: Pembiayaan 1) NPF sebagai
dan Rimi Gusliana Mudharabah, mudharabah variabel moderasi
Mais (2017) Musyarakah, berpengaruh 2) Menggunakan
Pengaruh Pembiayaan dan negatif dan periode terbaru
Mudharabah, Murabahah signifikan yaitu tahun 2015-
Musyarakah, dan terhadap ROA, 2019
Murabahah terhadap Dependen: dan
Return on Assets ROA pembiayaan
melalui Non musyarakah
Performing Financing Intervening: berpengaruh
sebagai Variable NPF negatif
Intervening pada terhadap ROA
Bank Umum Syariah
yang terdaftar di OJK
7. Novi Fadhila (2015) Independen: Mudharabah 1) Menambah
Analisis Pembiayaan Mudharabah, tidak pembiayaan bagi
Mudharabah dan murabahah berpengaruh hasil (musyarakah)
Murabahah terhadap terhadap dan pembiayaan
Laba Bank Syariah Dependen: laba Bank ijarah sebagai
Mandiri Laba Syariah variabel independen
Mandiri 2) NPF sebagai
variabel moderasi
3) Menggunakan
periode terbaru
yaitu tahun 2015-
2019
8. Reinissa Ramadhani Independen: Pembiayaan 1) Menambah
(2016) Pengaruh Mudharabah, mudharabah pembiayaan ijarah
Pembiayaan musyarakah, tidak sebagai variabel
Mudharabah, murabahah berpengaruh independen
Musyarakah, dan signifikan 2) Menambah NPF
Murabahah Terhadap Dependen: terhadap ROA, sebagai variabel
Profitabilitas Bank Profitabilitas sedangkan moderasi
Syariah Mandiri pembiayaan 3) Menggunakan
musyarakah periode terbaru
berpengaruh yaitu tahun 2015-
signifikan dan 2019
positif
terhadap ROA
20

9. Amalia, N. (2016). Independen: Pembiayaan 1) Menambah NPF


Struktur pembiayaan Pembiayaan mudharabah sebagai variabel
dan pengaruhnya bagi hasil, dan moderasi
terhadap profitabilitas jual beli, musyarakah 2) Menggunakan
bank muamalat ijarah berpengaruh periode terbaru
indonesia dan bank terhadap yaitu tahun 2015-
syariah mandiri Dependen: profitabilitas 2019
Profitabilitas
Pengaruh Volume Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas
1. Novi Fadhila Independen: Pembiayaan 1) Menambah
(2015) Mudharabah, murabahah pembiayaan bagi
Analisis murabahah berpengaruh hasil (musyarakah)
Pembiayaan positif dan pembiayaan
Mudharabah dan Dependen: Laba terhadap laba ijarah sebagai
Murabahah Bank Syariah variabel independen
terhadap Laba Mandiri 2) NPF sebagai
Bank Syariah variabel moderasi
Mandiri 3) Menggunakan
periode terbaru
yaitu tahun 2015-
2019
2. Faradilla, dkk. Independen: Pembiayaan 1) Menambah NPF
(2017) Murabahah, murabahah sebagai variabel
Pengaruh Istishna, Ijarah, berpengaruh moderasi
Pembiayaan Mudharabah, positif dan 2) Menggunakan
Murabahah, Musyarakah signifikan periode terbaru
Istishna, Ijarah, terhadap yaitu tahun 2015-
Mudharabah, dan Dependen: profitabilitas 2019
Musyarakah Profitabilitas
terhadap
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia
3. Reinissa Independen: Pembiayaan 1) Menambah
Ramadhani (2016) Mudharabah, murabahah pembiayaan ijarah
Pengaruh musyarakah, berpengaruh sebagai variabel
Pembiayaan murabahah signifikan dan independen
Mudharabah, negatif 2) Menambah NPF
Musyarakah, dan Dependen: terhadap ROA sebagai variabel
Murabahah Profitabilitas moderasi
Terhadap 3) Menggunakan
Profitabilitas Bank periode terbaru
Syariah Mandiri yaitu tahun 2015-
2019
21

4. Anisya Dwi Independen: Pembiayaan 1) Menambah


Fazriani dan Rimi Mudharabah, murabahah pembiayaan ijarah
Gusliana Mais Musyarakah, berpengaruh sebagai variabel
(2017) dan Murabahah negatif independen
Pengaruh terhadap ROA 2) NPF sebagai
Pembiayaan Dependen: ROA variabel moderasi
Mudharabah, 3) Menggunakan
Musyarakah, dan Intervening: periode terbaru
Murabahah NPF yaitu tahun 2015-
terhadap Return on 2019
Assets melalui
Non Performing
Financing sebagai
Variable
Intervening pada
Bank Umum
Syariah yang
terdaftar di OJK
5. Ian Azhar dan Independen: Pembiayaan 1) Menambah
Arim (2016) Pembiayaan jual jual beli pembiayaan ijarah
Pengaruh beli, memberikan sebagai variabel
Pembiayaan Jual pembiayaan pengaruh independen
Beli, Pembiayaan bagi hasil, dan positif 2) Menggunakan NPF
Bagi Hasil, Dan NPF terhadap sebagai variabel
Non Performing profitabilitas moderasi
Finance Terhadap Dependen: 3) Menggunakan
Profitabilitas (Studi Profitabilitas periode terbaru
Kasus Pada Bank yaitu tahun 2015-
Umum Syariah Di 2019
Indonesia Periode
2012 - 2014)
6. Slamet Riyadi dan Independen: Pembiayaan 1) Menambah
Agung Yulianto Pembiayaan jual beli dan pembiayaan ijarah
(2014) bagi hasil, NPF tidak sebagai variabel
Pengaruh pembiayaan jual berpengaruh independen
Pembiayaan Bagi beli, FDR, NPF terhadap 2) Menggunakan NPF
Hasil, Pembiayaan profitabilitas sebagai variabel
Jual Beli, Dependen: moderasi
Financing to Profitabilitas 3) Menggunakan
Deposit Ratio periode terbaru
(FDR), dan Non yaitu tahun 2015-
Performing 2019
Financing (NPF)
terhadap
22

Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia
7. Rr. Nadia Arini Independen: Pembiayaan 1) Menambah
Haq (2015) Murabahah, bagi murabahah pembiayaan ijarah
Pengaruh hasil, NPF, berpengaruh sebagai variabel
Pembiayaan dan efisiensi positif independen
Efisiensi terhadap operasional signifikan 2) Menggunakan NPF
Profitabilitas terhadap sebagai variabel
Bank Umum Dependen: profitabilitas moderasi
Syariah Profitabilitas 3) Menggunakan
periode terbaru
yaitu tahun 2015-
2019
8. Puteri, dkk. (2014) Independen: Pembiayaan 1) Menggunakan NPF
Pengaruh Pembiayaan murabahah dan sebagai variabel
Pembiayaan Mudharabah, istishna moderasi
Mudharabah, Musyarakah, berpengaruh 2) Menggunakan
Musyarakah, Murabahah, positif dan periode terbaru
Murabahah, Istishna dan signifikan yaitu tahun 2015-
Istishna dan Ijarah Ijarah terhadap 2019
terhadap profitabilitas
Profitabilitas pada Dependen: (ROA)
Bank Umum Profitabilitas
Syariah di
Indonesia
Pengaruh Pembiayaan Ijarah terhadap Profitabilitas
1. Faradilla, dkk. Independen: Pembiayaan 1) Menambah NPF
(2017) Murabahah, ijarah tidak sebagai variabel
Pengaruh Istishna, Ijarah, berpengaruh moderasi
Pembiayaan Mudharabah, terhadap 2) Menggunakan
Murabahah, Musyarakah profitabilitas periode terbaru
Istishna, Ijarah, (ROA) yaitu tahun 2015-
Mudharabah, dan Dependen: 2019
Musyarakah Profitabilitas
terhadap
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia
2. Puteri, dkk. (2014) Independen: Ijarah 1) Menggunakan NPF
Pengaruh Pembiayaan berpengaruh sebagai variabel
Pembiayaan Mudharabah, positif dan moderasi
Mudharabah, Musyarakah, tidak 2) Menggunakan
Musyarakah, Murabahah, periode terbaru
23

Murabahah, Istishna dan signifikan yaitu tahun 2015-


Istishna dan Ijarah Ijarah terhadap 2019
terhadap profitabilitas
Profitabilitas pada Dependen:
Bank Umum Profitabilitas
Syariah di
Indonesia
3. Ninik, Eprianti Independen: Pembiayaan 1) Menambah
(2017) Pembiayaan Ijarah pembiayaan bagi
Pengaruh Ijarah berpengaruh hasil, dan
Pendapatan Ijarah positif dan pembiayaan
terhadap Dependen: signifikan murabahah sebagai
Profitabilitas Profitabilitas terhadap variabel independen
profitabilitas 2) NPF sebagai
variabel moderasi
3) Menggunakan
periode terbaru
yaitu tahun 2015-
2019
4. Amalia, N. (2016). Independen: Pembiayaan 1) Menambah NPF
Struktur Pembiayaan ijarah tidak sebagai variabel
pembiayaan dan bagi hasil, jual berpengaruh moderasi
pengaruhnya beli, ijarah terhadap 2) Menggunakan
terhadap profitabilitas periode terbaru
profitabilitas bank Dependen: yaitu tahun 2015-
muamalat Profitabilitas 2019
indonesia dan bank
syariah mandiri
5. Pratama, dkk. Independen: Pembiayaan 1) Menambah
(2017) Pembiayaan Ijarah pembiayaan
Pengaruh mudharabah, berpengaruh murabahah sebagai
Pembiayaan musyarakah, positif dan variabel independen
Mudharabah, ijarah signifikan 2) Menambah NPF
Pembiayaan terhadap sebagai variabel
Musyarakah dan Dependen: profitabilitas moderasi
Sewa Ijarah Profitabilitas (ROA) 3) Menggunakan
Terhadap periode terbaru
Profitabilitas yaitu tahun 2015-
2019
6. Lubis, Syarifah Independen: Pembiayaan 1) Menambah
Noor (2016) Mudharabah, ijarah pembiayaan
Analisis Pengaruh musyarakah, berpengaruh murabahah sebagai
Pendapatan ijarah variabel independen
Pembiayaan
24

Mudharabah, Dependen: positif dan 2) Menambah NPF


Musyarakah, dan Profitabilitas signifikan sebagai variabel
Sewa Ijarah terhadap moderasi
Terhadap ROA 3) Menggunakan
Profitabilitas periode terbaru
yaitu tahun 2015-
2019
NPF sebagai Moderasi Profitabilitas
1. Wahyuni (2016) Independen: NPF 1) Menambah
Pengaruh Volume Pembiayaan mempunyai pembiayaan ijarah
Pembiayaan Bagi bagi hasil, pengaruh yang sebagai variabel
Hasil dan pembiayaan signifikan independen
Pembiayaan murabahah dalam 2) Menggunakan
Murabahah memoderasi periode terbaru
terhadap Kinerja Dependen: pengaruh yaitu tahun 2015-
Keuangan Bank Kinerja volume 2019
Umum Syariah keuangan pembiayaan
dengan NPF murabahah
sebagai Variabel Moderasi: NPF terhadap
Moderasi kinerja Bank
Umum Syariah
2. Putri, N. K. (2016) Independen: NPF 1) Menambah
Analisis Pengaruh DPK, mempunyai indikator
DPK, Pembiayaan pembiayaan pengaruh pembiayaan
mudharabah dan mudharabah, dalam murabahah dan
musyarakah musyarakah memoderasi pembiayaan ijarah
terhadap pembiayaan sebagai variabel
Profitabilitas Dependen: terhadap independen
dengan NPF Profitabilitas profitabilitas 2) Menggunakan
sebagai moderasi perbankan periode terbaru
pada Bank Umum Moderasi: NPF syariah yaitu tahun 2015-
Syariah di 2019
Indonesia
3. Utami dan Putra Independen: NPL 1) Menggunakan
(2016) Kredit memperlemah pembiayaan bagi
Non Performing yang pengaruh hasil dan
Loan sebagai disalurkan kredit yang pembiayaan
Pemoderasi disalurkan murabahah, dan
Pengaruh Kredit Dependen: pada pembiayaan ijarah
yang Disalurkan Profitabilitas profitabilitas sebagai variabel
pada Profitabilitas perbankan. independen
Moderasi: NPL 2) Menggunakan
periode terbaru
25

yaitu tahun 2015-


2019
4. Safitri (2019) Independen: NPF tidak 1) Menambah
Pengaruh Murabahah, memoderasi indikator
Pembiayaan Mudharabah, pengaruh pembiayaan
Murabahah, dan pembiayaan murabahah, dan
Mudharabah, Musyarakah murabahah, pembiayaan ijarah
dan Musyarakah pembiayaan sebagai variabel
Terhadap Dependen: mudharabah, independen
Profitabilitas Profitabilitas dan 2) Menggunakan
dengan Non pembiayaan periode terbaru
Performing Moderasi: NPF musyarakah yaitu tahun 2015-
Financing (NPF) terhadap 2019
Sebagai Variabel profitabilitas
Moderasi pada BUS

5. Zaidan, F. (2019) Independen: NPF dapat 1) Menambah


Pendapatan Murabahah, memoderasi pembiayaan ijarah
Murabahah, Mudharabah, pengaruh sebagai variabel
Mudharabah, dan dan pendapatan independen
Musyarakah Musyarakah murabahah 2) Menggunakan
Terhadap terhadap periode terbaru
Profitabilitas Bank Dependen: profitabilitas. yaitu tahun 2015-
Dengan NPF Profitabilitas 2019
Sebagai Variabel
Moderating Moderasi: NPF
26

6. Anjarwati, Independen: NPF mampu 1) Menambah


Nor (2020) Pembiayaan memoderasi pembiayaan
Pengaruh mudharabah, pengaruh musyarakah pada
Pembiayaan murabahah, pembiayaan variabel independen
Mudharabah, ijarah murabahah dan 2) Menggunakan
Pembiayaan pembiayaan periode terbaru
Murabahah, dan Dependen: ijarah terhadap yaitu tahun 2015-
Pembiayaan Ijarah ROA ROA, dan NPF 2019
terhadap Return tidak mampu
On Asset (ROA) Moderasi: NPF memoderasi
dengan Non pengaruh
Performing pembiayaan
Financing (NPF) mudharabah
sebagai Variabel terhadap ROA
Moderasi

Sumber: Jurnal Penelitian terdahulu yang diolah 2020

Dari penelitian sebelumnya yang telah disebutkan dalam tabel 2.1, peneliti

menemukan adanya gap antara lain:

1. Berdasarkan penelitian terdahulu yang peneliti review, terdapat hasil yang

berbeda dalam masing-masing penelitian sehingga peneliti akan melakukan

penelitian lebih lanjut untuk menunjukkan hasil penelitian yang lebih baik.

2. Melalui penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang meneliti tentang

pengaruh volume pembiayaan bagi hasil, pembiayaan murabahah, dan

pembiayaan ijarah terhadap profitabilitas dengan Non Performing Financing

sebagai variabel moderasi


27

3. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada

objek penelitian yang mengacu kepada seluruh Bank Umum Syariah di

Indonesia periode 2015-2019, serta adanya variabel moderating yang ikut

mempengaruhi hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen, dan teknik analisis yang digunakan adalah Moderated Regretion

Analysis (MRA).

B. Kerangka Teori

1. Agency Theory

Jensen dan Meckling dalam Wahyuni (2016:3) mendefinisikan agency

theory sebagai teori hubungan diantara principal dan agen, dimana principal

telah mendelegasikan wewenang kepada agen dalam mengelola usaha serta

mengambil keputusan yang berkaitan. Agency Theory dikenal sebagai suatu

hubungan kontraktual keuangan yang melibatkan pihak pemilik dana dengan

pihak pengelola dana. Dalam penerapannya pemilik dana (principal) memberi

otorisasi terhadap managemen selaku agen (agency relationship), tetapi

kemudian terjadi perbedaan kepentingan. Kepentingan yang berbeda tersebut

dapat menyebabkan asimetri informasi dari agen terhadap principal.

Agency Theory dapat diterapkan dalam pembiayaan lembaga perbankan

syariah. Bank syariah sebagai principal mempercayakan nasabah sebagai

agen untuk mengelola dana dan akan mengembalikan dana yang telah

diberikan oleh bank syariah. Kepercayaan yang diberikan oleh bank syariah
28

kepada nasabah, mempunyai harapan agar nasabah bertindak sesuai dengan

tujuan bersama yang dibuat di awal akad pembiayaan sehingga bank syariah

ataupun nasabah dapat memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh

dari pembiayaan yang diberikan akan menjadi pendapatan dan akan

meningkatkan laba bank syariah sehingga profitabilitas dari bank syariah akan

meningkat (Nizar dan Anwar, 2015).

2. Bank Syariah

Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 2,

menyatakan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat. Disamping itu, penjabaran Perbankan Syariah dalam UU No. 21

tahun 2008 pasal 1 ayat 1 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Sementara pengertian Bank Syariah menurut Fahmi (2014) adalah Bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut

jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah. Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun

1992 tentang perbankan bahwa Bank Syariah adalah bank umum yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya


29

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Rivai (2007) dalam

menjalankan aktivitas bank syariah menganut pada prinsip-prinsip:

a. Prinsip keadilan, adalah prinsip tercermin dari imbalan atas dasar bagi

hasil dan pengembalian margin keuntungan yang akan disepakati

bersama.

b. Prinsip kemitraan, bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana,

nasabah pengguna dana, ataupun bank saat kedudukan yang sama antara

nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank sebagai

mitra usaha.

c. Prinsip ketentraman, yaitu produk-produk bank sesuai dengan prinsip dan

kaidah muamalah Islam, meliputi tidak adanya unsur riba serta penerapan

bank zakat harta.

d. Prinsip transparansi/keterbukaan, melalui laporan keuangan bank yang

terbuka secara kesinambungan dan nasabah dapat mengetahui tingkat

keamanan dana dan kualitas manajemen bank.

e. Prinsip universalitas, dalam mendukung operasionalnya bank tidak

membedakan suku, agama, ras, golongan agama dalam masyarakat

dengan prinsip Islam yaitu rahmatan lil ‘alamin.

f. Tidak ada riba.

g. Laba yang wajar.


30

Selain itu, Bank Syariah dibentuk berdasarkan tujuan tertentu. Menurut

Sumitro (1996) tujuan adanya bank Islam atau bank syariah adalah sebagai

berikut:

a. Mengarahkan ekonomi umat dalam bermuamalah secara Islam sehingga

terhindar dari praktik riba yang berdampak buruk bagi kehidupan ekonomi

umat.

b. Mencapai keadilan ekonomi antara orang miskin dan orang kaya sehingga

kesenjangan ekonomi dapat berkurang.

c. Meningkatkan kualitas hidup umat dengan adanya produk pembiayaan

sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan perekonomiannya

secara produktif dan optimal.

d. Membantu menanggulangi kemiskinan yang terjadi dalam kehidupan

perekonomian umat melalui kegiatan pembinaan dagang, pembinaan

usaha dan pengembangan modal melalui pembiayaan usaha.

e. Menjaga kestabilan moneter pemerintah. Aktifitas-aktifitas yang

dilaksanakan oleh bank syariah diharapkan mampu menghindarkan inflasi

yang dialami.

f. Menyelamatkan umat Islam dari ketergantungan terhadap bank

konvensional.
31

3. Pembiayaan

Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada

pihak lain untuk mendukung investasi yang direncanakan, baik dilakukan

sendiri maupun lembaga. Pembiayaan merupakan fungsi intermediasi bank,

dimana menyalurkan dana ke masyarakat berupa pembiayaan yang diperoleh

dari dana depositi masyarakat (Asiyah, 2014). Menurut Dahlan (2012),

pembiayaan (financing) merupakan istilah yang dipergunakan dalam bank

syariah, sebagaimana dalam bank konvensional disebut dengan kredit

(lending). Dalam kredit, keuntungan berbasis pada bunga (interest based),

sedangkan dalam pembiayaan (financing) berbasis pada keuntungan riil yang

dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (profit sharing). Sedangkan menurut

pasal 1 ayat 25 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah menyebutkan bahwa pembiayaan adalah penyediaan dana atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah tau sewa beli dalam bentuk

ijarah Muntahiya Bittamlik

c. Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’

d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah

dan atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan
32

atu diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

Fungsi pembiayaan menurut Asiyah (2014) antara lain meningkatkan

daya guna uang, meningkatkan daya guna barang, meningkatkan peredaran

uang, meningkatkan kegairahan berusaha, stabilitas ekonomi, jembatan untuk

meningkatkan pendapat nasional, serta pembiayaan bank syariah berfungsi

sebagai alat ekonomi internasional. Disamping itu, menurut Kasmir (2002)

secara umum jenis-jenis pembiayaan dapat dilihat dari berbagai segi,

diantaranya:

a. Jenis Pembiayaan Dilihat dari Segi Kegunaan

1) Pembiayaan investasi adalah pembiayaan yang biasanya digunakan

untuk perluasan usaha atau membangun proyek atau untuk keperluan

rehabilitasi.

2) Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan yang biasanya digunakan

untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

b. Jenis Pembiayaan Dilihat dari Tujuan

1) Pembiayaan konsumtif, bertujuan untuk memperoleh barang-barang

atau kebutuhan-kebutuhan lainnya guna memenuhi keputusan dalam

konsumsi.

2) Pembiayaan produktif, bertujuan untuk memungkinkan penerima

pembiayaan dapat mencapai tujuan yang apabila tanpa pembiayaan

tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan.


33

c. Jenis Pembiayaan Dilihat dari Jangka Waktu

1) Short term (pembiayaan jangka pendek), yaitu suatu bentuk

pembiayaan yang berjangka waktu maksimum satu tahun.

2) Intermediate term (pembiayaan jangka waktu menengah), yaitu suatu

bentuk pembiayaan yang berjangka waktu lebih dari satu tahun sampai

tiga tahun.

3) Long term (pembiayaan jangka panjang), yaitu suatu bentuk

pembiayaan yang setiap waktu dapat diminta kembali.

4) Demand loan adalah suatu bentuk pembiayaan yang setiap waktu

dapat diminta kembali.

Sementara itu, jenis pembiayaan menurut Muhamad, (2016) sebagai

berikut:

a. Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana

(shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan

kegiatan usaha tertentu yang sesuai syari’ah, dengan pembagian hasil

usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah

disepakati sebelumnya.

b. Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih

pemilik dana dan/atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai

syari’ah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak


34

berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian

berdasarkan proporsi modal masing-masing.

c. Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga

perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para

pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga

perolehan kepada pembeli.

d. Pembiayaan Salam

Salam merupakan transaksi jual beli berang dengan cara

pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai

terlebih dahulu secara penuh.

e. Pembiayaan Istishna’

Pembiayaan istishna’ adalah transaksi jual beli barang dalam

bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan

tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan

kesepakatan.

f. Pembiayaan Ijarah

Pembiayaan ijarah dapat dilakukan dengan dua pola, yaitu:

pertama, ijarah yang merupakan transaksi sewa menyewa atas suatu

barang dan/atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan

hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan

imbalan atas objek sewa yang disewakan. Ijarah dalam bahasa Inggris
35

disebut dengan kata “leasing”. Ijarah (leasing) didefinisikan sebagai

“a lease contract as well as a hire contract”. Al-ijarah (ijarah) yang

disebut juga lease contract dan hire contract. Ia berasal dari bahasa

Arab al-ajr dan merupakan turunan dari kata kerja ajara, serta termasuk

mashdar al-simȃ‟i. Secara bahasa ia berarti al-tsawȃb (ganjaran), al-

jazȃ‟ al-hasan (balasan atas kebaikan), al-jazȃ’ al hasan (balasan

atas perbuatan), dan al-‘iwadh (pergantian).

Kedua, Ijarah Muntahiya Bitamlik yaitu transaksi sewa menyewa

antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan

atas objek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak

milik objek sewa.

g. Pembiayaan Qardh

Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan

dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman

secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.

h. Pembiayaan Multijasa

Pembiayaan multijasa adalah transaksi yang melibatkan dua akad,

yaitu akad ijarah dan kafalah. Kafalah adalah transaksi penjaminan

yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga atau yang

tertanggung (makful lahu) untuk memenuhi kewajiban pihak kedua

(makful’anhu/ashil).
36

4. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan yang telah dicapai suatu

perusahaan dalam periode tertentu. Menurut Simorangkir (2004), laba

merupakan tujuan perusahaan yang paling penting karena dengan laba yang

cukup dapat dibagi keuntungan kepada pemegang saham dan atas persetujuan

pemegang saham sebagian dari laba disisihkan sebagai cadangan, yang

kemudian akan meningkatkan kredibilitas atau tingkat kepercayaan bank di

mata masyarakat.

Rasio profitabilitas menurut Dendawijaya (2009) adalah alat untuk

menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang

dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu rasio-rasio dalam katagori ini

dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Rasio

profitabilitas ialah rasio yang bertujuan untuk dapat mengetahui kemampuan

perusahaan didalam menghasilkan laba selama periode tertentu serta

memberikan gambaran mengenai tingkat efektifitas manajemen didalam

melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen dilihat dari laba

yang dihasilkan terhadap penjualan serta investasi perusahaan.

Macam-macam rasio profitabilitas menurut Dendawijaya (2009):

a. Return On Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar


37

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan asset.

b. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih bank

dengan ROE modal sendiri. Return On Equiy (ROE) ini merupakan

indikator rasio yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon

investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih

yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan rasio ini berarti

terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya

kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank

c. Rasio Beban Operasional

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional

dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan dengan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan

kegiatan operasinya.

d. Net Profit Margin (NPM)

Ratio Net Profit Margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat

keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan

yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio NPM ini mengacu

kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan


38

pemberian kredit yang dalam praktiknya memiliki berbagai risiko, seperti

risiko kredit (kredit bermasalah dan risiko kredit), bunga (negative

spread), kurs valas (jika kredit yang diberikan dalam valas) dan lain-lain.

Berdasarkan penjabaran teori diatas, peneliti menggunakan Return On

Asset untuk menghitung rasio profitabilitas. Return on Asset (ROA) adalah

rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum

pajak dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi

pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Hasibuan,

2001). Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total asset

dalam satu periode (Endraswati, Suhardjanto dan Krismiaji, 2014). Sehingga,

dapat dikatakan bahwa ROA adalah gambaran produktivitas bank dalam

mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan.

Tujuan dari penggunakan rasio ROA yaitu untuk mengukur

keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin besar Return on

Assets (ROA) suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan aset (Mawaddah, 2015). Hal ini dilatarbelakangi oleh tingginya

ROA berarti menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki kemampuan yang

besar dalam meningkatkan laba operasi apabila dikaitkan dengan dana dari

laba yang dikumpulkan.


39

Secara sistematis, ROA dirumuskan oleh Dendawijaya (2009) sebagai

berikut:

5. Non Performing Financing (NPF)

Dalam perbankan syariah kegagalan pembayaran angsuran biasa

dikatakan sebagai NPF (Non Performing Financing) adalah pembiayaan

bermasalah yang dialami oleh bank, pembiayaan bermasalah ini jelas akan

mempengaruhi kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan akan berdampak

pada laba yang akan didapat oleh bank (Riyadi, 2014). Non Performing

Financing (NPF) merupakan kegagalan pihak debitur memenuhi

kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bunga

yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit

(Dendawijaya, 2009).

Risiko pembiayaan atau pembiayaan bermasalah ini dapat disebabkan

oleh terlalu mudahnya bank memberikan pembiayaan atau melakukan

investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas

yang dimiliki oleh bank tersebut. Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat

timbulnya pembiayaan bermasalah dapat berupa (Dendawijaya, 2009):


40

a. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari

kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan

berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank.

b. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR (bad

debt ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi

yang mmburuk.

c. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif

yang diklarifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada

akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat

berpengaruh pada CAR.

d. Return On Asset (ROA) mengalami penurunan

e. Sebagai akibat dari komplikasi butir 2, 3, dan 4 tersebut adalah

menurunnya tingkat kesehatan bank berdasarkan perhitungan menurut

CAMEL.

Dalam mengatasi timbulnya kredit bermasalah pihak bank dapat

melakukan beberapa tindakan penyelamatan sebagai berikut (Dendawijaya,

2005: 83):

a. Rescheduling (penjadwalan kembali)

b. Reconditioning

c. Restructuring

d. Kombinasi 3R

e. Eksekusi
41

Selain itu, Non-Performing Financing merupakan rasio yang

dipergunakan untuk mengukur risiko terhadap kredit yang disalurkan dengan

membandingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang disalurkan (Kasmir,

2009). NPF bertujuan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan

yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas

pembiayaan bank syariah semakin buruk. Untuk mengukur NPF sesuai

instruksi Bank Indonesia dirumuskan sebagai berikut:

Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/ PBI/2004 tanggal 12

April 2004 mengenai sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum bahwa

bank dapat dikatakan sehat jika NPF dalam bank tersebut tidak melebihi 5%,

akibat dari NPF yang tinggi yaitu laba yang diterima bank akan menurun.

Tingkat NPF dapat dinilai melalui kriteria penilaian yang dibagi menjadi 5

peringkat, peringkat pertama dikatakan kategori lancar apabila NPF < 2%,

selanjutnya kategori dalam perhatian khusus apabila NPF berkisar antara 2%-

5%, kemudian 5%-8% yang dikatakan sebagai kategori kurang lancar, lalu

kategori diragukan ketika NPF berkisar 8%-12%, dan kategori terakhir yaitu

kategori macet dengan NPF lebih dari 12%.


42

C. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian yang dapat disusun dari kajian teoritis mengenai

pengaruh antara masing-masing variabel independen (pembiayaan bagi hasil,

pembiayaan murabahah dan pembiayaan ijarah) terhadap variabel dependen

(profitabilitas) dan pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen yang di perkuat maupun perlemah dengan variabel moderating.

Gambar 2.1
Pembiayaan Bagi
Hasil (X1)

Pembiayaan
Murabahah (X2) ROA (Y)

Pembiayaan Ijarah
(X3)

NPF (Z)
Sumber: konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini

Dari gambar 2.1 persamaan matematisnya sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z + b5(X1*Z) + b6(X2*Z) +

b7(X3*Z) + e

Keterangan:

Y = Profitabilitas (ROA)
43

a = Konstanta

b1-b7 = Koefisien Regresi

X1 = Pembiayaan Bagi Hasil

X2 = Pembiayaan Jual Beli

X3 = Pembiayaan Ijarah

Z = Non Performing Financing (NPF)

E = Error

D. Hipotesis

Menurut Wirartha (2006) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.

Dengan hipotesis peniliti menjadi jelas searah pengujiannya dengan kata lain

hipotesis membimbing peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan baik

sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data (Muhammad, 2008).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Volume Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Profitabilitas (ROA)

Pembiayaan bagi hasil dalam perbankan syariah dibagi menjadi dua

pembiayaan, diantaranya adalah pembiayaan mudharabah dan pembiayaan

musyarakah. Berdasarkan PSAK 105, mudharabah didefinisikan sebagai akad


44

kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana)

menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana)

bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka

sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya di tanggung oleh

pengelola dana. Sementara itu, musyarakah berdasarkan PSAK 106

didefinisikan sebagai kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk usaha

tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan sedangkan kerugian

berdasarkan porsi kontribusi dana.

Melalui pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang disalurkan oleh

Bank Syariah, maka bank akan memperoleh keuntungan nisbah bagi hasil

yang telah disepakati. Apabila pengelola dana mampu melaksanakan usaha

dengan baik, maka pendapatan bagi hasil dapat maksimal. Selain itu, semakin

besar penyaluran pembiayaan bagi hasil maka keuntungan yang diperoleh

bank juga akan semakin besar sehingga dapat meningkatkan profitabilitas dari

bank tersebut.

Penjelasan tersebut didukung oleh penelitian Dyah (2017) yang

menyatakan pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas, begitu pula

dengan penelitian Azhar dan Arim (2016) yang menyimpulkan bahwa

pembiayaan jual beli berpengaruh positif terhadap profitabilitas.


45

Dari uraian diatas maka hipotesis pertama (H1) yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

H1: Pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA)

2. Pengaruh Volume Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas

(ROA)

Dalam perbankan syariah, yang termasuk pembiayaan jual beli adalah

akad murabahah, akad istishna, dan akad salam. Menurut PSAK No.102

paragraf 05, murabahah didefinisikan sebagai akad jual-beli barang dengan

harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan

penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada

pembeli. Sedangkan akad istishna menurut Fatwa DSNMUI nomor: 06/DSN-

MUI/IV/2000 adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan

barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati

antara pemesan (Pembeli/Mustashni’) dan penjual (Pembuat/Penjual/Shani’).

Pembiayaan istishna diukur dengan penjumlahan seluruh pembiayaan istishna

yang disalurkan oleh bank syariah pada akhir tiap triwulan. Selanjutnya yaitu

akad salam, as-salam termasuk salah satu bentuk jual beli yang berbeda

dengan jual beli lain, karena dengan system kontan plus tertunda, yakni

dengan pembayaran kontan dan penyerahan barang tertunda (Al-mushlih dan

Shalah, 2001:194).
46

Pembiayaan murabahah merupakan produk lain dari perbankan syariah

sama halnya dengan pembiayaan bagi hasil. Tinggi rendahnya nilai

pembiayaan jual beli akan berpengaruh terhadap return yang dihasilkan.

Sebab dengan adanya pembiayaan jual beli yang disalurkan kepada nasabah,

bank mengharapkan akan mendapatkan return dan margin keuntungan atas

pembiayaan murabahah yang diberikan kepada nasabah yang kemudian

margin keuntungan tersebut menjadi laba bank syariah. Arah hubungan yang

timbul antara pembiayaan murabahah terhadap ROA adalah positif, karena

apabila pembiayaan murabahah yang disalurkan meningkat maka akan

meningkatkan ROA yang didapat oleh bank syariah (Riyadi 2014).

Penjelasan tersebut didukung oleh penelitian Fadhila (2015), dan Faradilla

(2017) yang mengatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif

dan signifikan terhadap profitabilitas. Dari uraian diatas maka hipotesis kedua

(H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2: Pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA).

3. Pengaruh Pembiayaan Ijarah terhadap Profitabilitas (ROA)

Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang

atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti

dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (Muhamad, 2015: 309).

Upah sewa inilah yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari


47

pembiayaan ijarah yang dapat meningkatkan profitabilitas bank syariah.

Maka semakin besar ijarah yang disalurkan maka semakin besar pula

profitabilitas yang diperoleh.

Penjelasan tersebut didukung oleh penelitian Eprianti (2017) dan Pratama

(2017) yang menyimpulkan bahwa pembiayaan ijarah berpengaruh positif

dan signifikan terhadap profitabilitas.

Dari uraian diatas maka hipotesis ketiga (H3) yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

H3: Pembiayaan ijarah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA).

4. Non Performing Financing (NPF) sebagai Variabel Moderasi

Penelitian ini menggunakan jenis variabel moderasi yang mana variabel

tersebut dapat memperlemah atau memperkuat variabel bebas dalam

mempengaruhi variabel dependen. NPF merupakan persentase dari

pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan Bank

Umum Syariah. Pembiayaan bermasalah ini jelas akan mempengaruhi kinerja

bank sebagai lembaga keuangan dan akan berdampak pada profitabilitas yang

diperoleh bank (Riyadi, 2014). Secara umum, semakin meningkatnya rasio

dari NPF maka pengaruhnya terhadap profitabilitas dan penyaluran

pembiayaan bank syariah akan semakin menurun.


48

a. NPF memoderasi Volume Pembiayaan Bagi Hasil terhadap

Profitabilitas

Pembiayaan bagi hasil dalam bank syariah turut membantu bank

syariah dalam menaikkan tingkat profitabilitas, pasalnya menurut Firdaus

(2009) dengan memperoleh pendapatan dari pembiayaan, maka

diharapkan profitabilitas bank akan meningkat. Dalam pelaksanaannya,

tentu ada faktor yang menjadi hambatan dalam mencapai laba yang

maksimal, salah satunya adalah NPF. Menurut IAI dalam SAK (2007)

NPF atau pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang pembayaran

angsuran pokok atau bagi hasil telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh

tempo, atau pembiayaan yang pembayarannya secara tepat waktu sangat

diragukan.

Semakin tinggi NPF pada suatu bank berarti menandakan bahwa bank

tersebut memiliki risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank. Ketika

NPF tinggi, penyaluran pembiayaan bagi hasil tidak maksimal yang akan

berdampak pula pada profitabilitas. Semakin besar NPF suatu bank akan

mengakibatkan profitabilitas (ROA) bank menjadi turun. Hal ini

disebabkan oleh meningkatnya biaya yang dikeluarkan bank yaitu biaya

pencadangan aktiva produktif yang dibutuhkan menjadi lebih tinggi

(Rivai, 2010). Penjelasan tersebut didukung oleh penelitian Diana (2019)

yang mengatakan bahwa NPF mampu memoderasi pembiayaan

Musyarakah terhadap ROA.


49

Dari uraian diatas maka hipotesis keempat (H4) yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

H4: Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh Volume

Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Profitabilitas (ROA).

b. NPF memoderasi Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas

Menurut Muhammad (2011:358) resiko pembiayaan muncul jika

bank tidak memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga dari

pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukannya.

Penyebab utamanya terjadi resiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya

bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu

dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian

kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan resiko

usaha yang dibiayai. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi bank

syariah mengeluarkan pembiayaan jual beli maka akan mengakibatkan

semakin tingginya resiko pembiayaan bermasalah yang dinilai dengan non

performing financing (NPF), dan ketika NPF tinggi maka profitabilitas

bank syariah akan turun. Penjelasan tersebut didukung oleh penelitian

Wahyuni (2016) NPF mempunyai pengaruh yang signifikan dalam

memoderasi pengaruh volume pembiayaan murabahah terhadap kinerja

Bank Umum Syariah.


50

Dari uraian diatas maka hipotesis kelima (H5) yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

H5: Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh Pembiayaan

Murabahah terhadap Profitabilitas (ROA).

c. NPF memoderasi Pembiayaan Ijarah terhadap Profitabilitas

Menurut Dendawijaya (2003), besarnya kredit bermasalah

menimbulkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh income dari

kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan

berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank. Hal tersebut merupakan sebuah

kerugian yang harus ditanggung oleh bank, karena tidak akan menerima

keuntungan dari pembiayaan dan berdampak pula pada profitabilitas. Jika

nilai NPF rendah maka penyaluran pembiayaan ijarah akan semakin

meningkat sehingga dapat menaikkan profitabilitas bank.

Penjelasan tersebut didukung oleh penelitian Anjarwati (2020)

yang menyatakan NPF mampu memoderasi pengaruh pembiayaan ijarah

terhadap ROA.

Dari uraian diatas maka hipotesis keenam (H6) yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

H6: Non Performing Financing (NPF) memoderasi pengaruh Pembiayaan

Ijarah terhadap Profitabilitas (ROA).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini tidak ada lokasi penelitian karena menggunakan data

sekunder. Penelitian ini mengambil data di website masing-masing perusahaan

perbankan syariah (annual report) yang digunakan sebagai sampel penelitian.

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April sampai Juli 2020 dengan meneliti

laporan keuangan Bank Umum Syariah selama lima tahun periode yaitu tahun

2015 sampai tahun 2019.

51
52

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sebagian seluruh kumpulan (orang, kejadian, produk)

yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan, populasi bisa

disebut sebagai totalitas subjek penelitian (Wijaya, 2013). Menurut Sugiyono

(2016) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi

bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlahyang ada pada obyek/subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek

atau obyek yang diteliti itu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 14

Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama periode

2015-2019.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

itu. Apa yang dipelajari di sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan


53

untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representative (mewakili) (Sugiyono, 2016).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009) purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive

sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan

suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan

sampel pada penelitian ini adalah, sebagai berikut:

a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan pada kurun

waktu penelitian periode 2015-2019.

b. Tersedia laporan keuangan, rasio-rasio serta data keuangan lainnya seperti

pembiayaan bagi hasil, murabahah, dan ijarah pada laporan keuangan

tahunan yang tersedia dan dipublikasikan pada masing-masing bank

selama lima tahun 2015-2019.

Berdasarkan karakteristik tersebut maka bank umum syariah yang dapat

dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 bank

umum syariah. Adapun bank umum syariah tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 3. 1.

Daftar Sampel Bank Umum Syariah

No. Nama Bank


1. Bank Muamalat Indonesia
54

2. Bank Rakyat Indonesia Syariah


3. Bank Jabar Banten Syariah
4. Bank Negara Indonesia Syariah
5. Bank Syariah Mandiri
6. Bank Panin Dubai Syariah
7. Bank Syariah Bukopin
8. BCA Syariah
Sumber: www.ojk.id

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

Data merupakan informasi yang akan diolah dan digunakan untuk

membuktikan kebenaran teori, menyimpulkan tentang sesuatu maupun

mencari jawaban atas hipotesa penelitian yang diajukan. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah

data suatu penelitian yang diambil dari suatu sumber atau dokumen tertentu,

tanpa harus melakukan pengumpulan di lapangan (Santosa, 2013).

Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yang di dapat melalui

artikel-artikel yang ada baik itu dari jurnal, buku maupun Laporan Keuangan

publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah dalam website

resmi Bank Indonesia, website Otoritas Jasa Keuangan, dan website resmi

masing-masing bank. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

jumlah pembiayaan bagi hasil, jual beli, ijarah, Return On Asset (ROA), dan
55

Non Performing Financing (NPF) pada kurun waktu Januari 2015 - Desember

2019.

Penelitian ini menggunakan analisis data panel dimana data panel

merupakan kombinasi antar data time series dan data cross section. Data cross

section adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap banyak

individu, sedangkan time series data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

terhadap suatu individu. Analisis regresi data panel adalah alat analisis regresi

dimana data dikumpulkan secara individu (cross section) dan diikuti pada

waktu tertentu (time series). Data panel merupakan gabungan dari data cross

section dan data time series (Mahulete, 2016). Data yang digunakan yaitu data

laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah yang dipublikasikan selama

tahun 2015-2019.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang digunakan merupakan data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia)

melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau

perusahaan, termasuk majalah jurnal, khusus pasar modal, perbankan, dan

keuangan (Ruslan, 2010). Data sekunder dapat diperoleh dari studi pustaka

atau dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan beberapa literatur yang

mendukung penelitian ini, seperti laporan keuangan tahunan yang


56

dipublikasikan oleh masing-masing bank, jurnal-jurnal pendukung penelitian,

data statistik, dan beberapa buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data

melalui observasi tidak langsung yaitu dengan mengumpulkan data-data

laporan keuangan Bank Umum Syariah tahun 2015-2019.

E. Definisi Konsep dan Operasional

Definisi Operasional variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang data penelitian

tersebut (Sugiyono, 2009). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang

berusaha mencari hubungan antara variabel independen terhadap variable

dependen. Selain itu, dalam penelitian ini terdapat tambahan variabel mediasi

yang digunakan untuk mengetahui hubungan secara langsung maupun tidak

langsung terhadap variabel independen dan variabel dependen.

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio

profitabilitas yang diukur menggunakan Return On Asset. Menurut

Dendawijaya (2009) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.


57

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan asset. Rasio ini dirumuskan oleh Dendawijaya (2009) sebagai

berikut:

2. Variabel Independen

a. Pembiayaan Bagi Hasil

Pembiayaan bagi hasil dalam perbankan syariah digolongkan

menjadi dua pembiayaan, yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan

musyarakah. Mudharabah adalah akad bagi hasil ketika pemilik dana

(shahibul mal) menyediakan modal 100% kepada pengusaha sebagai

pengelola (mudharib) untuk melakukan usaha/aktivitas produktif dengan

syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi sesuai kesepakatan

yang ditentukan sebelumnya (Ascarya, 2015). Sedangkan musyarakah

merupakan akad bagi hasil dimana dua atau lebih pengusaha pemilik

dana/modal bekerja sama sebagai mitra usaha, membiayai investasai

usaha baru atau usaha yang sudah berjalan. Mitra usaha pemilik modal

berhak ikut serta dalam manajemen perusahaan, tetapi itu tidak merupakan

keharusan. Para pihak dapat membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai

kesepakatan dan mereka juga dapat meminta gaji/upah untuk tenaga dan
58

keahlian yang merekaberikan untuk usaha tersebut (Ascarya, 2013).

Pembiayaan bagi hasil pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Pembiayaan bagi hasil = Mudharabah + Musyarakah

b. Pembiayaan Jual Beli

Pembiayaan jual beli dalam perbankan syariah digolongkan

menjadi beberapa pembiayaan, diantaranya pembiayaan murabahah dan

pembiayaan istishna. Syafi’i (2007) mengemukakan bahwa: “Murabahah

adalah akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan

yang disepakati”. Murabahah adalah menjual suatu barang dengan harga

pokok ditambah keuntungan yang disetujui bersama untuk dibayar pada

waktu yang ditentukan atau dibayar secara cicilan. Sedangkan Istishna

adalah akad jual beli antara pemesan atau pembeli (mustashni) dengan

produsen atau penjual (shani) barang yang diperjualbelikan harus dibuat

terlebih dulu dengan kriteria yang jelas. Dimana nasabah (pembeli)

mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual (bank) atas

jumlah yang telah dibayarkan dan penyerahan barang pesanan sesuai

dengan spesifikasi dan tepat waktu. Dalam praktiknya, konsumen

memesan rumah pada bank, dan bank memesan ke pengembang untuk

dibuatkan rumah. Dengan akad tersebut jual beli dapat dilaksanakan meski

objeknya belum ada. Istishna hampir sama dengan bai’ salam, bedanya

hanya terletak pada cara pembayarannya (Syafi’i, 2007).


59

Pembiayaan Murabahah = Jumlah Pembiayaan Murabahah

c. Pembiayaan Ijarah

Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu

barang atau jasa dalam waktu terte ntu melalui pembayaran sewa/upah,

tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Maksud

“manfaat” disini adalah berguna, yaitu barang yang mempunyai banyak

manfaaat dan selama menggunakannya barang tersebut tidak mengalami

perubahan atau musnah. Manfaat yang diambil tidak berbentuk zatnya

melainkan sifatnya dan dibayar secara sewa, misalnya, rumah yang

dikontrakkan/disewa, mobil disewa untuk perjalanan. Pada akhir sewa,

bank juga bisa saja menjual barang yang disewakannya tersebut kepada

nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal dengan Ijarah

Muntahiyyah Bittamlik (sewa yang diikuti perpindahan kepemilikannya).

Harga sewa dan harga jual d isepakati pada awal perjanjian (Muhamad,

2015). Indikator pengukur Ijarah adalah sebagai berikut:

Ijarah = Jumlah pembiayaan ijarah.

3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Non

Performing Financing (NPF). Menurut Riyadi (2014) NPF adalah

pembiayaan bermasalah yang dialami oleh bank, pembiayaan bermasalah ini


60

jelas akan mempengaruhi kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan akan

berdampak pada laba yang akan didapat oleh bank. Menurut Wardiantika

(2014) Non Performing Financing merupakan rasio antara pembiayaan yang

bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah,

berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang

termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet.

Rasio Non Performing Financing dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3. 2

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

No Variabel Indikator
1. Pembiayaan bagi Mudharabah + Musyarakah
hasil
2. Pembiayaan Jumlah Pembiayaan Murabahah
Murabahah
3. Pembiayaan Ijarah Jumlah Pembiayaan Ijarah
4. ROA

5. NPF

F. Metode Analisis

1. Uji Stasioneritas
61

Dalam penelitian ini menggunakan data sekuder, maka perlu dilakukan uji

stasioner. Sebuah data dikatakan stasioner jika memenuhi asumsi bahwa rata-

rata dan variansinya konstan sepanjang waktu serta kovarian antar dua data

runtut waktu tergantung pada kelambanan antara dua periode tersebut. Uji

yang digunakan adalah uji Unit Root Test yang dikembangkan oleh uji Levin,

Lin & Chu. Pengambilan keputusan pada uji stasioner adalah jika nilai

probabilitas <0.05 maka data tersebut bersifat stasioner (Winarno, 2015).

Sebaliknya, apabila nilai Prob*>0,005 maka data tidak stasioner. Berdasarkan

data yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah

periode 2015-2019.

2. Uji Ketetapan Model Regresi

Penelitian ini digunakan model regresi dengan data panel. Analisis regresi

berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel

independen atau lebih terhadap variabel dependen untuk membuktikan ada

atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel

independen atau lebih dengan variabel dependen (Adzimah, 2017). Untuk

memilih model regresi data panel yang tepat, ada beberapa uji yang perlu

dilakukan, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Chow
62

Uji Chow digunakan untuk memilih model pada regresi data panel,

yaitu memilih antara model efek tetap (fixed effect) dengan model efek

umum (common effect) (Batalgi, 2008).

b. Uji Hausman

Uji Hausman dilakukan untuk memilih model efek tetap (fixed

effect) dengan efek acak (random effect). Uji ini bekerja dengan menguji

apakah terdapat hubungan antara galat pada model (galat komposit)

dengan satu atau lebih variabel penjelas (independen) dalam model

(Batalgi, 2008).

Uji Chow dan uji Hausman digunakan untuk mengetahui dan

menguji hubungan antar variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model regresi linier

berganda dengan model Panel Least Squares (PLS). Hasil uji regresi yang

diperoleh nantinya akan digunakan untuk pengujian terhadap signifikansi

yang melipti uji T, uji F dan uji determinasi (R2). Untuk menentukan hasil

uji tersebut, peneliti melakukan pengujian dengan bantuan aplikasi eviews

10.

a) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2 merupakan

suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi (R2)

mencerminkan kemampuan variabel dependen. Tujuan analisis ini


63

adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variaabel independen

terhadap variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar

proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan

oleh variabel penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar

proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh variabel independen (Ghozali, 2005).

Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat

dari hasil kuadrat (pangkat dua) koefisien korelasi parsial. Sedangkan

untuk menguji variabel mana yang signifikan dapat dilihat dari

koefisin determinasi parsial yang terbesar dari kedua variabel

independen, karena variabel independen dalam penelitian ini lebih dari

satu, maka yang digunakan adalah R2.

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Sujarweni (2015), uji F adalah pengujian signifikansi

persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) secara bersama-sama terhadap

variabel tidak bebas (Y). Kriteria (Sujarweni, 2015): Jika p < 0,05,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika p > 0,05, maka Ho diterima dan

Ha ditolak.

c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)


64

Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2013).

Pengujian ini dilakukan dengan kriteria menggunakan significance

level 0,05. Uji beda t Test Paired dilakukan berdasarkan pengambilan

keputusan berdasarkan pada perbandingan t hitung dengan tabel:

1) Jika t-hitung> t-tabel, maka H1, H2, H3, H4 Diterima

2) Jika t-hitung< t-tabel, maka H1, H2, H3, H4 Ditolak

3) Jika t-hitung>-t-tabel, maka H1, H2, H3, H4 Diterima

4) Jika t-hitung>-t-tabel, maka H1, H2, H3, H4 Ditolak

Pada prinsipnya pengambilan keputusan berdasarkan pada t hitung

dan t tabel akan selalu menghasilkan kesimpulan yang sama. Namun,

untuk kemudahan dan kepraktisan menggunakan angka probabilitas

sering dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan inferensi.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan atas model regresi

pada penelitian ini. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan

dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best

Linier Unbiased Estimator), yang dihasilkan model regresi yang tidak bisa

dan handal sebgai penaksir (Bawono, 2006). Menurut Imam Ghozali (2013)

uji asumsi klasik terdiri dari:


65

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi

normal (Ghozali, 2018). Ada dua cara untuk melalukan uji normalitas

yaitu dengan menggunakan uji analisis grafik dan uji statistik. Dalam

penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode uji

statistik. Karena, uji normalitas dengan menggunakan uji grafik dianggap

kurang valid karena asumsi setiap orang dalam membaca grafik adalah

berbeda-beda. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan uji statistik parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S test) > 0,05.

Pengambilan keputusan untuk menentukan apakah suatu data berdistribusi

normal atau tidak adalah dengan mengamati nilai signifikansinya. Jika

signifikansi > 0,05 maka residual berdistribusi normal, sebaliknya jika

signifikansi < 0,05 maka residual tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2018), uji multikolonieritas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel independen. Menurut Gujarati (2007) untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menggunakan Uji Klein. Menurut

Uji Klein, apabila terjadi nilai korelasi yang lebih tinggi dari | 0.80 |,
66

multikolinearitas dapat diabaikan selama nilai korelasi tersebut tidak

melebihi Adjusted R-squared-nya.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya (Ghozali, 2013). Pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi (Ghozali, 2018) adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 3

Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi Tolak 0 < d < dl
positif
Tidak ada autokorelasi No decision dl ≤ d ≤ du
positif
Tidak ada autokorelasi Tolak 4 – dl < d < 4
negatif
Tidak ada autokorelasi No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
negatif
Tidak ada autokorelasi Tidak Ditolak du < d < 4 – du
positif atau negatif

d. Uji Heteroskedastisitas
67

Menurut Ghozali (2018), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:

melihat grafik plot, uji park, uji glejser dan uji white.

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

penelitian ini menggunakan metode uji White, yaitu meregres residual

kuadrat (U²t) dengan variabel independen, variabel independen kuadrat

dan perkalian (interaksi) variabel independen. Model regresi yang baik

adalah yang tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Pengambilan

keputusan didapatkan dari nilai R2 untuk menghitung c2, dimana c2 = n x

R2. Jika nilai c2 hitung < c2 tabel maka dapat disimpulkan tidak adanya

heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

4. Uji MRA (Moderated Regression Analysis)

Penelitian ini menggunakan variabel moderating. Menurut Ghozali (2013)

variabel moderating merupakan variabel independen yang akan memperkuat

atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap

variabel dependen. Uji interaksi merupakan salah satu cara untuk menguji

regresi dengan variabel moderating. Uji Interaksi (Moderated Regression

Analysis/ MRA) yaitu aplikasi dari regresi linear berganda dimana dalam
68

persamaannya mengandung unsur interaksi (perkalian dua/lebih variabel

independen). Moderated Regression Analysis menggunakan pendekatan

analitik yang mempertahankan integritas sample dan memberikan dasar untuk

mengontrol pengaruh variabel moderator.

Untuk melihat apakah bentuk moderasi tersebut murni moderasi (pure),

semu, prediktor, maupun potensial moderasi ditentukan berdasarkan

signifikansi Z dan masing-masing interaksinya (X1 Z, X2Z, X3Z),

karena Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan

aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya

mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen)

dengan rumus persamaan sebagai berikut (Ghozali, 2013).

Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z + b5(X1*Z) + b6(X2*Z) + b7(X3*Z)

+e

Keterangan:

Y = Profitabilitas (ROA)

a = Konstanta

b1-b7 = Koefisien Regresi

X1 = Pembiayaan Bagi Hasil


69

X2 = Pembiayaan Jual Beli

X3 = Pembiayaan Ijarah

Z = Non Performing Financing (NPF)

E = Error

Menurut Ghazali (2006), pengambilan keputusan hipotesis diterima apabila

nilai koefisien interaksi antara variabel moderating dan variabel independen

harus memenuhi signifikansi < 0.05.

Untuk menguji keberadaan Z apakah benar sebagai pure moderator, quasi

moderator, atau bukan variabel moderating sama sekali, dapat diamati dengan

kriteria sebagai berikut (Tambun, 2013):

a. Pure moderator, apabila pengaruh dari Z terhadap Y pada output pertama

dan pengaruh interaksi Z*X1 pada output kedua, salah satunya signifikan.

b. Quasi moderator, apabila pengaruh dari Z terhadap Y pada output pertama

dan pengaruh interaksi Z*X1 pada output kedua-duanya signifikan.

c. Bukan moderator, apabila pengaruh dari Z terhadap Y pada output pertama

dan pengaruh interaksi Z*X1 pada output kedua, tidak ada satupun yang

signifikan.

G. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eviews 10.

Eviews merupakan program komputer berbasis windows yang banyak dipakai


70

untuk analisis statistika dan ekonometri jenis runtun waktu (data panel). Data yang

didapat merupakan data kuantitatif di mana data dapat dinyatakan dalam bentuk

angka. Sehingga akan mudah diaplikasikan kedalam olah data.


BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Deskripsi Data

Objek dari penelitian ini berupa laporan tahunan atau annual report bank

umum syariah di Indonesia periode tahun 2015 sampai dengan 2019 yang

terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan mulai tahun 2015 dan masih beroperasi

sampai 2019. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model regresi

linier berganda dengan model Panel Least Squares (PLS). Teknik pengambilan

sampel menggunakan teknik Purposive sampling, sehingga telah ditetapkan

sampel yang diambil terdiri dari 8 (delapan) Bank Umum Syariah di Indonesia

yaitu Bank Syariah Mandiri, BCA Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah Bukopin,

BNI Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah, dan BJB Syariah.

Enam bank syariah lainnya tidak dimasukkan ke dalam penelitian karena

tidak memenuhi kriteria yaitu ada 6 bank, antara lain: Bank BTPN Syariah, Bank

Aceh Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, BPD NTB Syariah, Bank Mega

Syariah, dan Bank Maybank Syariah maka keenam bank tidak diikutsertakan

sebagai sampel dalam penelitian ini karena belum memenuhi syarat yaitu belum

menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2015-2019, serta rasio keuangan yang

71
72

dibutuhkan tidak memenuhi syarat penelitian. Penelitian ini menggunakan 40 data

pengamatan dari tahun 2015 sampai dengan 2019.

2. Deskripsi Statistik

Statistik deskriptif adalah gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maximum, minimum, sum, range,

kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2013:19).

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif

Statistik Standar
Observasi Mean Median Maksimum Minimum
Deskriptif Deviasi
Bagi Hasil 40 7.443,250 3.428,500 27.662,000 707,000 7.780,955
Murabahah 40 10.999,080 6.743,500 40.170,000 218,000 11.867,060
Ijarah 40 297,680 68,500 1.676,000 0,200 425,114
NPF 40 2,775 2,800 4,970 0,040 -0,246
ROA 40 0,497 0,575 1,820 -2,360 0,858
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020

Output hasil uji statistik deskriptif tersebut diatas menunjukkan jumlah data

pengamatan ada 40. Dengan penjabaran tiap variabel sebagai berikut:

1) Dari 40 data pengamatan nilai pembiayaan bagi hasil terkecil (minimum)

adalah 707,000 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 27.662,000. Nilai

median pembiayaan bagi hasil dari 40 data pengamatan adalah 3.428,500,

nilai rata-rata (mean) adalah 7.443,250 dengan standar deviasi sebesar

7.780,955.
73

2) Dari 40 data pengamatan nilai pembiayaan murabahah terkecil (minimum)

adalah 218.000 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 40.170,000. Nilai

median pembiayaan murabahah dari 40 data pengamatan adalah 6.743,500,

nilai rata-rata (mean) adalah 10.999,080 dengan standar deviasi sebesar

11.867.060.

3) Dari 40 data pengamatan nilai pembiayaan ijarah terkecil (minimum) adalah

0,200 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 1.676,000. Nilai median

pembiayaan ijarah dari 40 data pengamatan adalah 68,500, nilai rata-rata

(mean) adalah 297,680 dengan standar deviasi sebesar 425,114.

4) Dari 40 data pengamatan nilai NPF terkecil (minimum) adalah 0,040 dan nilai

terbesar (maksimum) adalah 4,970. Nilai median NPF dari 40 data

pengamatan adalah 2,800, nilai rata-rata (mean) adalah 2,775 dengan standar

deviasi sebesar -0,246.

5) Dari 40 data pengamatan nilai ROA terkecil (minimum) adalah -2,360 dan

nilai terbesar (maksimum) adalah 1,820. Nilai median ROA dari 40 data

pengamatan adalah 0,575, nilai rata-rata (mean) adalah 0,497 dengan standar

deviasi sebesar 0,858.

B. Analisis Data

1. Uji Stasioneritas

Dalam uji stasioneritas, uji yang digunakan adalah uji Unit Root dengan

uji Levin, Lin & Chu. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan
74

tahunan Bank Umum Syariah periode 2015-2019, maka hasil uji stasioneritas

untuk masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level

No. Variabel Prob.* Keterangan


1. Pembiayaan Bagi Hasil 0.0000 Data Stasioner
2. Pembiayaan Murabahah 0.0000 Data Stasioner
3. Pembiayaan Ijarah 0.0000 Data Stasioner
4. Return On Asset (ROA) 0.0000 Data Stasioner
5. Non Performing Financing 0.0000 Data Stasioner
(NPF)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa variabel independen

(pembiayaan bagi hasil, pembiayaan murabahah, dan pembiayaan ijarah), variabel

dependen (ROA), dan variabel moderasi (NPF) memenuhi ketentuan uji

stasioneritas pada level otomatis berdasarkan seleksi otomatis, yaitu memiliki

nilai probabilitas kurang dari 0.05.

2. Uji Ketetapan Model Regresi

a. Uji Chow

Tabel 4.3

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: FEM
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.


75

Cross-section F 3.630050 (7,26) 0.0073


Cross-section Chi-square 27.269720 7 0.0003

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020

Uji chow dilakukan untuk memilih antara comoon effects model dan

fixed effect model. Hasil output menunjukkan nilai prob.* 0.0073 < 0.05,

maka yang dipilih adalah fixed effect model.

b. Uji Hausman

Tabel 4.4

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: REM
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 6.901758 6 0.3300

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020

Uji hausman dilakukan untuk memilih metode terbaik antara fixed effect

atau random effect. Hasil output menunjukkan nilai prob.* 0.3300 > 0.05,

yang berarti metode terbaik yang harus digunakan adalah random effect
76

model. Uji ini digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara

galat pada model (galat komposit) dengan satu atau lebih variabel penjelas

(independen) dalam model (Batalgi, 2008: 310).

Setelah melakukan pengujian dengan uji Chow dan uji Hausman yang

memperoleh hasil output dengan nilai Prob* 0.3300 > 0.05, maka dipilih uji

random effect model. Uji ini digunakan untuk mengetahui dan menguji

hubungan antar variabel independen (pembiayaan jual beli, pembiayaan

murabahah, pembiayaan ijarah, dan variabel pemoderasi NPF) terhadap

variabel dependen (ROA). Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah

model regresi linier berganda dengan model Panel Least Squares (PLS). Hasil

uji regresi yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk pengujian terhadap

signifikansi yang melipti uji T, uji F dan uji determinasi (R2). Untuk

menentukan hasil uji tersebut, peneliti melakukan pengujian dengan bantuan

aplikasi eviews 10, sehingga hasil dari model regresi tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Pengujian Random Effect Model

Dependent Variable: ROA


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 18:20
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
77

WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) 0.203543 0.121391 1.676748 0.1066


LOG(MURABAHAH) 0.139860 0.089958 1.554732 0.1331
LOG(IJARAH) 0.045030 0.030676 1.467891 0.1551
LOG(BAGI_HASIL_NPF) -2.78E-05 5.96E-06 -4.660091 0.0001
MURABAHAH_NPF 5.69E-06 1.99E-06 2.853364 0.0088
IJARAH_NPF -4.43E-05 3.62E-05 -1.222889 0.2332
ROA(-1) 0.360274 0.247813 1.453817 0.1589
C -2.300322 0.367117 -6.265905 0.0000

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 1.74E-07 0.0000


Idiosyncratic random 0.558928 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.637382 Mean dependent var 0.531250


Adjusted R-squared 0.531618 S.D. dependent var 0.786781
S.E. of regression 0.538461 Sum squared resid 6.958558
F-statistic 6.026467 Durbin-Watson stat 2.079916
Prob(F-statistic) 0.000394

Unweighted Statistics

R-squared 0.637382 Mean dependent var 0.531250


Sum squared resid 6.958558 Durbin-Watson stat 2.079916

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020

Dalam pengujian Random Effect Model di atas, menggunakan model

dimana variabel-variabel yang ada dalam persamaan sudah ditransformasikan

dalam bentuk logaritma. Logaritma disini merupakan logaritma natural, yaitu

logaritma dengan basis e = 2.71828 (nilai e mendekati 2.71828). Transformasi

dengan menggunakan logaritma natural biasanya digunakan pada situasi

dimana terdapatnya hubungan tidak linier antara variabel penjelas

(independen) dengan variabel terikat (dependen). Transformasi logaritma


78

akan membuat hubungan yang tidak linier dapat digunakan dalam model

linier. Selain itu, transformasi logaritma dapat mengubah data yang pada

awalnya berdistribusi menceng atau tidak berdistribusi normal menjadi atau

mendekati distribusi normal.

Dalam penelitian ini, ROA memiliki persamaan sebagai berikut:

1. ROA =  + 1 Bagi Hasil + 2 Murabahah + 3 Ijarah + e

2. ROA =  + 1 Bagi Hasil + 2 Murabahah + 3 Ijarah + 4 Bagi Hasil*NPF

+ 5 Murabahah*NPF + 6 Ijarah*NPF

Maka model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian diatas dapat ditulis

sebagai berikut:

ROA = -2.300322 + 0.203543 pembiayaan_bagi_hasil + 0.139860 murabahah

+ 0.045030 ijarah

ROA = -2.300322 + 0.203543 pembiayaan_bagi_hasil + 0.139860 murabahah

+ 0.045030 ijarah -2.300322 + 0.203543 pembiayaan_bagi_hasil +

0.139860 murabahah + 0.045030 ijarah - 2.78E-05

pemb_bagi_hasil_npf + 5.69E-06 murabahah_npf - 4.43E-05

ijarah_npf

Persamaan model regresi moderasi di atas apakah memenuhi model kriteria

moderasi tertentu, dapat dijelaskan sebagai berikut:


79

1. Konstanta diperoleh sebesar -2.300322 yang berarti jika variabel

independen sama dengan nol (0), maka nilai ROA mengalami penurunan

sebesar 2.300322.

2. Koefisien regresi variabel pembiayaan bagi hasil diperoleh sebesar

0.203543 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel

pembiayaan bagi hasil meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan naik

sebesar 0.203543 dengan asumsi variabel lain di dalam model bernilai nol

(0).

3. Koefisien regresi variabel pembiayaan murabahah diperoleh sebesar

0.139860 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel

pembiayaan murabahah meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan naik

sebesar 0.139860 dengan asumsi variabel lain di dalam model bernilai nol

(0).

4. Koefisien regresi variabel pembiayaan ijarah diperoleh sebesar 0.045030

dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel pembiayaan

ijarah meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan naik sebesar 0.045030

dengan asumsi variabel lain di dalam model bernilai nol (0).

5. Koefisien regresi variabel pembiayaan bagi hasil yang dimoderasi NPF

diperoleh sebesar -2.78E-05 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti

jika variabel pembiayaan bagi hasil * NPF meningkat sebesar 1 satuan,

maka ROA akan turun sebesar 2.78E-05 dengan asumsi variabel lain di

dalam model bernilai nol (0).


80

6. Koefisien regresi variabel pembiayaan murabahah yang dimoderasi NPF

diperoleh sebesar 5.69E-06 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti

jika variabel pembiayaan murabahah * NPF meningkat sebesar 1 satuan,

maka ROA akan naik sebesar 5.69E-06 dengan asumsi variabel lain di

dalam model bernilai nol (0).

7. Koefisien regresi variabel pembiayaan ijarah yang dimoderasi NPF

diperoleh sebesar -4.43E-05 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti

jika variabel pembiayaan ijarah * NPF meningkat sebesar 1 satuan, maka

ROA akan turun sebesar 4.43E-05 dengan asumsi variabel lain didalam

model bernilai nol (0).

Berdasarkan tabel di atas ditunjukkan bahwa variabel pembiayaan bagi

hasil, pembiayaan murabahah, dan pembiayaan ijarah berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA, kemudian pembiayaan bagi hasil yang

dimoderasi oleh NPF berpengaruh negatif signifikan, dan pembiayaan

murabahah yang dimoderasi oleh NPF berpengaruh positif signifikan, serta

pembiayaan ijarah yang dimoderasi oleh NPF tidak berpengaruh terhadap

ROA.

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) adalah mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu. Nilai determinasi yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan


81

varibel-variabel dependen amat terbatas. Apabila nilai ajusted r 2 semakin

mendekati satu, itu artinya model regresi yang digunakan sudah semakin

tepat untuk memprediksi varibel-variabel dependen (Ghazali, 2013). Dari

hasil uji regresi pada tabel 4.5 diperoleh nilai Adjusted R-squared sebesar

0.531618 atau 53.31% itu artinya bahwa variabel independen yang

digunakan dalam model ini memiliki kemampuan menjelaskan variabel

dependen sebesar 53.31% sedangkan sisanya 46.69% dijelaskan oleh

variabel diluar model.

b. Uji F (Secara Simultan)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen. Uji ini bertujuan untuk menentukan

signifikan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Untuk menghitung nilai F tabel, tingkat signifikansi

yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of fredoom)

df= (N-k) dan (k-1) dimana N adalah jumlah observasi, k adalah jumlah

variabel termasuk intersip (Ghozali, 2009: 101).

Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil uji F

pada penelitian ini memiliki nilai koefisien sebesar 6.026467 dengan prob

(F-statistik) 0.000394 < 0.05 yang berarti variabel bebas (independen)

secara simultan (serempak) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap Return On Asset (ROA).


82

c. Uji T (Secara Individu)

Menurut Ghozali (2009:101) Uji t statistik digunakan untuk mengukur

seberapa jauh pengaruh antara variabel independen secara individual

dalam menerangkan variabel dependen. Berdasarkan uji regresi linier

berganda pada tabel 4.5 adalah sebagai beikut:

1) Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Return On Asset (ROA)

Berdasarkan tabel 4.5 variabel pembiayaan bagi hasil (X1)

dengan nilai Coefficient 0.203543 dan nilai prob. 0.1066 pembiayaan

bagi hasil (X1), nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha 0.05,

artinya variabel pembiayaan bagi hasil (X1) dapat dikatakan bahwa

secara statistik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Return On Asset (Y).

2) Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Return On Asset (ROA)

Berdasarkan tabel 4.5 variabel pembiayaan murabahah (X2)

dengan nilai Coefficient 0.139860 dan nilai prob. 0.1331 pembiayaan

murabahah (X2), nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha 0.05,

artinya variabel pembiayaan murabahah (X2) dapat dikatakan bahwa

secara statistik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Return On Asset (Y).

3) Pengaruh Pembiayaan Ijarah terhadap Return On Asset (ROA)

Berdasarkan tabel 4.5 variabel pembiayaan ijarah (X3) dengan

nilai Coefficient 0.045030 dan nilai prob. 0.1551 pembiayaan ijarah


83

(X3), nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha 0.05, artinya

variabel pembiayaan ijarah (X3) dapat dikatakan bahwa secara

statistik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return On

Asset (Y).

4) Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap ROA dengan NPF sebagai

variabel moderasi

Berdasarkan tabel 4.5 variabel pembiayaan bagi hasil yang

dimoderasi NPF (X4) dengan nilai Coefficient -2.78E-05 dan nilai

prob. 0.0001 pembiayaan bagi hasil yang dimoderasi NPF (X4), nilai

probabilitas lebih kecil dari nilai alpha 0.05, artinya bahwa secara

statistik pembiayaan bagi hasil yang dimoderasi NPF berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (Y).

5) Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap ROA dengan NPF

sebagai variabel moderasi

Berdasarkan tabel 4.5 variabel pembiayaan murabahah yang

dimoderasi NPF (X5) dengan nilai Coefficient 5.69E-06 dan nilai

prob. 0.0088 pembiayaan murabahah yang dimoderasi NPF(X5), nilai

probabilitas lebih kecil dari nilai alpha 0.05, artinya bahwa secara

statistik pembiayaan murabahah yang dimoderasi NPF berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Return On Asset (Y).

6) Pengaruh Pembiayaan Ijarah terhadap ROA dengan NPF sebagai

variabel moderasi
84

Berdasarkan tabel 4.5 variabel pembiayaan ijarah yang

dimoderasi NPF (X6) dengan nilai Coefficient -4.43E-05 dan nilai

prob. 0.2332 pembiayaan ijarah yang dimoderasi NPF(X6), nilai

probabilitas lebih besar dari nilai alpha 0.05, artinya bahwa secara

statistik pembiayaan ijarah yang dimoderasi NPF (X6) berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (Y).

Tabel 4.6

Kesimpulan Hasil Uji Penelitian

Hipotesis Kesimpulan
H1 Pembiayaan bagi hasil berpengaruh Ditolak
positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA)
H2 Pembiayaan murabahah berpengaruh Ditolak
positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA)
H3 Pembiayaan ijarah berpengaruh Ditolak
positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA)
H4 Non Performing Financing (NPF) Diterima
memoderasi pengaruh volume
pembiayaan bagi hasil terhadap
profitabilitas (ROA)
H5 Non Performing Financing (NPF) Diterima
memoderasi pengaruh pembiayaan
murabahah terhadap profitabilitas
(ROA)
H6 Non Performing Financing (NPF) Ditolak
memoderasi pengaruh pembiayaan
ijarah terhadap profitabilitas (ROA)
85

3. Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses

analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat

dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier

Unbiased Estimator), yang dihasilkan model regresi yang tidak bisa dan handal

sebagai penaksir (Bawono, 2006:115).

Uji asumsi klasik dari penelitian ini meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji normalitas data yaitu

dengan metode histogram > 0.05.

Gambar 4.1

Diagram Uji Normalitas


8
Series: Standardized Residuals
7 Sample 2016 2019
6
Observations 32

5 Mean -0.104028
Median -0.198893
4
Maximum 1.843727
3 Minimum -1.320152
Std. Dev. 0.775304
2 Skewness 0.685821
Kurtosis 3.226106
1

0 Jarque-Bera 2.576698
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Probability 0.275726

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020


86

Dari hasil pengujian, nilai Jarque-Bera 2.576 dan probabilitas 0.275 >

0.05, maka data dipastikan normal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,

2013: 105). Untuk mendeteksi adanya hubungan korelasi antar variabel

independen dalam penelitian ini dengan melihat koefisien antar masing-

masing variabel, hasil uji multikolonieritas dengan eviews 10 adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.7

Kesimpulan hasil Uji Multikolinieritas

No. R-Squared R2 pada persamaan Kesimpulan


utama = 0.637382
1. Pembiayaan Bagi Hasil Lebih Kecil Tidak Ada Penyakit
= 0.629758 Korelasi
2. Pembiayaan Murabahah Lebih Kecil Tidak Ada Penyakit
= 0.309526 Korelasi
3. Pembiayaan Ijarah = Lebih Kecil Tidak Ada Penyakit
0.265791 Korelasi
4. Pembiayaan Bagi Hasil x Lebih Kecil Tidak Ada Penyakit
NPF = 0.548643 Korelasi
5. Pembiayaan Murabahah Lebih Kecil Tidak Ada Penyakit
x NPF = 0.574204 Korelasi
6. Pembiayaan Ijarah x Lebih Kecil Tidak Ada Penyakit
NPF = 0.375341 Korelasi
87

Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji Klein nilai R2 variabel independen tidak

melebihi R2 variabel dependen sehingga data pada penelitian ini tidak

mengalami multikolonieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi

bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya) (Ghazali, 2006). Berikut adalah hasil uji

autokorelasi:

Tabel 4.8

Uji Autokorelasi Durbin-Watson dengan AR 1

Weighted Statistics

R-squared 0.637382 Mean dependent var 0.531250


Adjusted R-squared 0.531618 S.D. dependent var 0.786781
S.E. of regression 0.538461 Sum squared resid 6.958558
F-statistic 6.026467 Durbin-Watson stat 2.079916
Prob(F-statistic) 0.000394

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

Nilai dw adalah 2.079916 dibandingkan nilai dL 1,1754 dan dU 1,8538

dengan nilai 4-dU=2,1462 dan 4-dL=2,8246, nilai dw berada pada rentang


88

dU < dw < 4-dL = 1,8538<2,079916<2,1462 sehingga dapat dinyatakan tidak

ada masalah autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Uji heterokedastisitas menggunakan

uji White. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode uji White, yaitu

meregres residual kuadrat (U²t) dengan variabel independen, variabel

independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel independen.

Pengambilan keputusan didapatkan dari nilai R2 untuk menghitung c2,

dimana c2 = n x R2. Jika nilai c2 hitung < c2 tabel maka dapat disimpulkan

tidak adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Hasil uji heterokedastisitas

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9

Uji Heterokedastisitas

Dependent Variable: RESID^2


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 15:41
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
89

Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) -0.352766 0.266470 -1.323849 0.1980


LOG(MURABAHAH) -0.526127 0.646895 -0.813311 0.4240
LOG(IJARAH) 0.187249 0.168255 1.112889 0.2768
LOG(BAGI_HASIL_NPF) 0.762264 0.634238 1.201858 0.2411
MURABAHAH_NPF -6.76E-06 4.93E-06 -1.371504 0.1829
IJARAH_NPF -0.000211 0.000184 -1.146650 0.2628
ROA(-1) 0.668537 0.570806 1.171216 0.2530
C 0.128144 0.846729 0.151340 0.8810

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020

Dari hasil pengujian yang dilakukan nilai probabilitas variabel independen

> 0.05, maka dipastikan tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari

pembiayaan bagi hasil, pembiayaan murabahah, pembiayaan ijarah, terhadap

profitabilitas (ROA) dengan NPF sebagai variabel moderasi. Sampel yang

digunakan yaitu 40 data pengamatan bersumber dari 8 Bank Umum Syariah tahun

2015-2019 di Inodonesia.

Berikut merupakan hasil penelitian dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen:

1. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap Return On Asset (ROA)


90

Berdasarkan tabel 4.5 tingkat signifikan dari pembiayaan bagi hasil

menunjukkan nilai sebesar 0.1066 yang berarti lebih besar dari nilai alpha

0.05, artinya variabel pembiayaan bagi hasil (X1) dapat dikatakan bahwa

secara statistik tidak berpengaruh terhadap terhadap Return On Asset (Y). Hal

ini berarti menolak H1 yang menyatakan bahwa pembiayaan bagi hasil

berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Return On Asset (Y).

Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya nilai pembiayaan bagi hasil

yang disalurkan oleh bank tidak berpengaruh terhadap return yang dihasilkan

dan tidak akan mempengaruhi profitabilitas (ROA) yang didapat. Hal ini

disebabkan karena pembiayaan bagi hasil yang menggunakan sistem Profit

Loss Sharing, sehingga keuntungan yang didapat bergantung pada

keberhasilan usaha nasabah. Dengan demikian tidak mempengaruhi

keuntungan yang diperoleh bank.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Faradilla, dkk. (2017),

Slamet Riyadi dan Agung Yulianto (2014), dan Reinissa Ramadhani (2016)

yang menunjukkan hasil bahwa pembiayaan bagi hasil tidak berpengaruh

terhadap ROA. Dan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dyah, dkk (2017), Rahayu, dkk (2016), dan Amalia, N. (2016) yang

menyatakan bahwa pembiayaan bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap

ROA.

2. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Return On Asset (ROA)


91

Berdasarkan tabel 4.5 variabel pembiayaan murabahah (X2) dengan nilai

Coefficient 0.139860 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan

pembiayaan murabahah akan menaikkan tingkat ROA sebesar 0.139860.

Tingkat signifikan dari pembiayaan murabahah menunjukkan nilai sebesar

0.1331 yang berarti lebih besar dari nilai alpha 0.05, artinya variabel

pembiayaan murabahah (X2) dapat dikatakan bahwa secara statistik tidak

berpengaruh terhadap terhadap Return On Asset (Y). Hal ini berarti menolak

H2 yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan

siginifikan terhadap Return On Asset (Y).

Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya nilai pembiayaan

murabahah tidak berpengaruh terhadap return yang dihasilkan atau dapat

dikatakan tidak menaikkan maupun menurunkan ROA. Hal ini disebabkan

karena dalam pembiayaan murabahah terdapat risiko gagal bayar yang

dilakukan oleh nasabah. Dengan demikian tidak mempengaruhi keuntungan

yang diperoleh bank.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Reinissa Ramadhani

(2016), Anisya dan Rimi (2017) yang menyatakan bahwa pembiayaan

murabahah tidak berpengaruh terhadap ROA. Dan tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ian Azhar dan Arim (2016) yang

menunjukkan hasil bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA.

3. Pengaruh Pembiayaan Ijarah terhadap Return On Asset (ROA)


92

Berdasarkan tabel 4.5 tingkat signifikan dari pembiayaan ijarah

menunjukkan nilai sebesar 0.1551 yang berarti lebih besar dari nilai alpha

0.05, artinya variabel pembiayaan ijarah (X3) dapat dikatakan bahwa secara

statistik tidak berpengaruh terhadap terhadap Return On Asset (Y). Hal ini

berarti menolak H3 yang menyatakan bahwa pembiayaan ijarah berpengaruh

positif dan siginifikan terhadap Return On Asset (Y).

Hal ini menunjukkan bahwa ketika pembiayaan ijarah yang disalurkan

bank tinggi maka tidak akan menaikkan atau menurunkan ROA. Berdasarkan

lampiran data sekunder penelitian dapat dilihat bahwa pembiayaan ijarah

memiliki jumlah paling sedikit dibandingkan dengan pembiayaan -

pembiyaan lainnya, sehingga keuntungan yang didapatkan bank tidak

menaikkan atau menurunkan ROA.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Faradilla, dkk. (2017)

yang menyatakan bahwa pembiayaan ijarah tidak berpengaruh terhadap

ROA. Dan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puteri, dkk.

(2014) yang menunjukkan hasil bahwa pembiayaan ijarah berpengaruh

signifikan terhadap ROA.

4. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap ROA dengan NPF sebagai

variabel moderasi

Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dapat disimpulkan nilai koefisian

regresi perkalian pembiayaan bagi hasil dan NPF sebesar -2.78E-05

menyatakan bahwa setiap penurunan satu satuan rasio (pembiayaan bagi


93

hasil*NPF) akan menurunkan tingkat ROA sebesar 2.78E-05. Tingkat

signifikan dari pembiayaan bagi hasil*NPF menunjukkan nilai sebesar

0.0001 yang berarti tingkat signifikan lebih kecil dari nilai alpha 0.05,

artinya bahwa secara statistik pembiayaan bagi hasil yang dimoderasi NPF

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (Y). Hal ini

menunjukkan bahwa NPF mampu memoderasi hubungan pembiayaan bagi

hasil terhadap ROA sehingga H4 diterima.

NPF merupakan suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup lagi

membayar sebagian atau seluruh kewajibannya terhadap bank seperti yang

telah diperjanjikan (sesuai akad). Jika hal ini berlangsung terus-menerus

maka akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dalam menyalurkan

pembiayaan salah satunya adalah pembiayaan bagi hasil. Semakin turun nilai

NPF maka pembiayaan bagi hasil terhadap ROA akan meningkat secara

signifikan. Besarnya NPF mencerminkan tingkat pengendalian biaya dan

kebijakan pembiayaan yang dijalankan oleh bank, sehingga semakin baik

bank dalam menekan angka NPF maka akan berpengaruh terhadap jumlah

pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank yang berdampak pada

keuntungan yang diperoleh bank. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil

penelitian Wahyuni (2016).

5. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap ROA dengan NPF sebagai

variabel moderasi
94

Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dapat disimpulkan nilai koefisian

regresi perkalian pembiayaan murabahah dan NPF sebesar 5.69E-06 dan nilai

prob. 0.0088 pembiayaan murabahah yang dimoderasi NPF(X5), nilai

probabilitas lebih kecil dari nilai alpha 0.05, artinya artinya bahwa secara

statistik pembiayaan murabahah yang dimoderasi NPF berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Return On Asset (Y). Hal ini menunjukkan bahwa

NPF mampu memoderasi hubungan pembiayaan murabahah terhadap ROA

sehingga H5 diterima.

Dapat dilihat dari tabel 4.1 bahwa nilai minimum NPF sebesar 0.04 pada

BCA Syariah tahun 2017, jumlah pembiayaan murabahah yang disalurkan

sebesar 1557 dan menghasilkan ROA sebesar 1.2%, dan ketika NPF

mencapai nilai maksimum sebesar 4.97 pada BRISyariah tahun 2018 dan

pembiayaan murabahah yang disalurkan sebesar 11370 serta nilai ROA

mencapai titik minimum sebesar 0.43%. Sudah seharusnya pembiayaan yang

dikeluarkan itu adalah pembiayaan yang memang menunjang kegiatan yang

menghasilkan profit. Oleh karena itu harus seefisien mungkin. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin efisien bank dalam mengelola NPF maka

semakin efisien bank membuat dana atau modal yang tersedia semakin

banyak sehingga pihak manajemen dapat meningkatkan jumlah pembiayaan

murabahah. Sehingga pembiayaan murabahah dapat meningkatkan ROA.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Wahyuni (2016) yang

menyatakan bahwa NPF mempunyai pengaruh yang signifikan dalam


95

memoderasi pengaruh volume pembiayaan murabahah terhadap kinerja bank

umum syariah.

6. Pengaruh Pembiayaan Ijarah terhadap ROA dengan NPF sebagai variabel

moderasi

Berdasarkan hasil uji MRA tersebut dapat disimpulkan nilai koefisian

regresi perkalian pembiayaan ijarah dan NPF sebesar -4.43E-05 dan nilai

prob. 0.2332 pembiayaan ijarah yang dimoderasi NPF(X6), nilai probabilitas

lebih besar dari nilai alpha 0.05, artinya bahwa secara statistik variabel

pembiayaan ijarah dimoderasi oleh NPF berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap ROA (Return On Asset). Hal ini menunjukkan bahwa

NPF tidak mampu memoderasi hubungan pembiayaan ijarah terhadap ROA

sehingga H6 ditolak.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

semakin tinggi NPF yang dikeluarkan untuk penyaluran pembiayaan akan

menyebabkan menurunnya profitabilitas yang akan diterima. Hal ini

disebabkan karena tidak konsistenya antara kenaikan atau penurunan NPF

dengan volume pembiayaan ijarah yang dikeluarkan serta profitabilitas yang

dihasilkan. Sebagai contoh, pembiayaan ijarah Bank Syariah Bukopin pada

tahun 2019 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dari 44 menjadi

81, ROA yang dihasilkan mengalami kenaikan dari 0.02% menjadi 0.04%,

yang diikuti pula dengan kenaikan NPF dari 3.65% menjadi 4.05%. Hal

tersebut membuktikan bahwa kenaikan atau penurunan NPF tidak


96

mempengaruhi profitabilitas yang diterima oleh bank dari hasil penyaluran

pembiyaan ijarah.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap

pengumpulan, pengelolaan dan analisis data mengenai pengaruh volume

pembiayaan bagi hasil, pembiayaan murabahah, dan pembiayaan ijarah terhadap

profitabilitas (ROA) dengan Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel

moderasi. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini adalah:

1. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bagi hasil

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.

2. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.

3. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan ijarah

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.

4. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bagi hasil yang

dimoderasi NPF bepengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

5. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah yang

dimoderasi NPF bepengaruh positif signifikan terhadap ROA.

6. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan ijarah yang

dimoderasi NPF tidak berpengaruh terhadap ROA.

97
98

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat banyak sekali keterbatasan, antara

lain:

1. Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian masih terbatas, khususnya

teori yang menguatkan variabel ijarah. Serta, terbatasnya variabel independen

yang hanya menggunakan 3 variabel dalam penelitian ini.

2. Periode waktu penelitian masih terbatas, yakni annual report bank syariah

ditahun 2020, belum dipublikasikan pada saat periode penelitian. Sehingga

hasil yang diperoleh belum maksimal atau masih kurang update.

3. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder, sehingga

peneliti tidak bisa dan mengawasi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam

perhitungan.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada

penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian

ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:

1. Untuk peneliti selanjutnya terkait dengan profitabilitas di perusahaan perlu

melihat faktor-faktor lain atau mengembangkan lebih banyak menggunakan

variabel moderating, serta menambah obyek penelitian seperti UUS ataupun


99

BPRS dalam melakukan penelitan yang dapat mempengaruhi profitabilitas

Bank Umum Syariah.

2. Untuk pihak akademisi dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian

selanjutnya dengan kajian yang lebih mendalam. Selain itu diharapkan

kampus lebih menambah lagi referensi baik yang berupa jurnal atau buku-

buku yang terkait keuangan.

3. Bagi perusahaan sebagai bahan evaluasi perusahaan tentang faktor-faktor

yang mendukung maupun menghambat dalam pembiayaan-pembiayaan bank

syariah. Dengan memperhatikan rasio-rasio keuangan perusahaan yang

berpengaruh terhadap penyaluran pembiyaan, maka perusahaan akan lebih

akan lebih berhati-hati dalam menjaga dari resiko kerugian (NPF).

4. Bagi Otoritas Jasa Keangan (OJK) yang selaku regulator harus selalu

memantau setiap kinerja Bank Umum Syariah diseluruh Indonesia agar

perkembangan bank syariah di Indonesia terus meningkat.


DAFTAR PUSTAKA

Adzimah, Rani Himmatul. 2017. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan
Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan Murabahah
dengan Non Performing Financing (NPF) sebagai Variabel Moderating
(Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016).
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan
Syariah IAIN Salatiga.
Afif, Zaim Nur. 2014. Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Laba melalui
Variabel Intervening Pembiayaan Bermasalah Bank Umum Syariah di
Indonesia. JESTT Vol.1 No. 8.
Ali, H. Masyhud. 2004. Asset Liability Management. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Al-Muslih, Abdullah & Shalah ash-Shawi. 2001. Fikih Ekonomi Keuangan Islam.
Jakarta: Daarul Haq.
Almunawwaroh, M., & Marliana, R. 2018. Pengaruh CAR, NPF, dan FDR
terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1.
Amalia, N. 2016. Struktur pembiayaan dan pengaruhnya terhadap profitabilitas
bank muamalat Indonesia dan bank syariah mandiri. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi (JIRA) Vol. 5 No. 5.
Anjarwati, Nor. 2020. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan
Murabahah, dan Pembiayaan Ijarah terhadap Return On Asset (ROA)
dengan Non Performing Financing (NPF) sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2018). Other
thesis, IAIN SALATIGA.
Ansyar, Moh. 2015. Analisis Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Palu Tadulako. E-Jurnal
Katalogis, Vol. 3 No. 10.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2005. Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek. Gema
Insani Press: Jakarta.
Ascarya. 2013. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Press.
Asiyah, Binti Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta:
Teras.
Athanasoglou, Panayiotis P., Sophocles, N.Brissimis. dan Delis, Matthaios. D.
2008, “Bank-specific, industry-specific and macroeconomic determinants
of bank profitability”, International Financial Markets, Institutions and
Money, Vol. 18 No. 2.

100
101

Azhar, Ian dan Arim. 2016. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi
Hasil, Dan Non Performing Finance Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus
Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012 - 2014). Jurnal Aset
(Akuntansi Riset), Vol. 8 No.1.
Baltagi, B.H. 2008. Econometrics (4th ed). Verlag Berlin Heidelberg: Springer.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga.
Dahlan, Ahmad. 2012. Bank Syariah: Teoritik, Praktik, Kritik. Yogyakarta: Teras.
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi 2. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Djatmiko, B., & Rachman, D. A. 2015. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan
Murabahah Terhadap Non Performing Financing (NPF) (Studi Kasus Pada
Bank Umum Syariah Di Indonesia). STAR Study & Accounting Research
Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 12 No. 1.
DP, Reinissa Ramadhani. 2016. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,
Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Mandiri, Tbk. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 3 No. 2.
DSN MUI. 2003. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Edisi 2. DSN_MUI
dan Bank Indonesia
Dyah, A. Martika, L. D., & Rahmawati, T. 2017. Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah dan Sewa Ijarah terhadap
Profitabilitas. JRKA Vol. 3 Isue 1.
Endraswati, H., Suhardjanto, D., & Krismiaji. (2014). Boardof Directors and
Remuneration in Indonesia Banking. GSTF Journal on Business Review
(GBR), Vol. 3 No. 3.
Eprianti, N., & Adhita, O. (2017). Pengaruh Pendapatan Ijarah terhadap
Profitabilitas. Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah, Vol. 1
No. 1.
Fadhila, N. 2015. Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah terhadap
Laba Bank Syariah Mandiri. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, Vol. 15 No.
1.
Fahmi, Irham. (2014). Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi. Bandung:
ALFABETA.
102

Faradilla, dkk. 2017. Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Ijarah,


Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
di Indonesia. Jurnal Magister Akuntansi, Vol. 6 No. 3.
Fazriani, A. D., & Rimi G. M., 2017. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,
Musyarakah, dan Murabahah terhadap Return on Assets melalui Non
Performing Financing sebagai Variable Intervening pada Bank Umum
Syariah yang terdaftar di OJK. Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol. 16
No. 1.
Firdaus, H Rachmat & Maya Ariyanti. 2009. Manajemen Perkreditan Bank
Umum. Bandung: Alfabetta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS
21 Update LPS Regresi. Semarang: Badan penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25 edisi 9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanifah, Mutiara. 2016. Pengaruh Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad Terhadap
Non Performing Financing Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
Skripsi Institut Pertanian Bogor
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan Edisi 11.
Jakarta: Rajawali Pers.
Haryanto, Sugeng. 2016. Profitability Identification of National Banking Through
Credit, Capital Structure, Efficiency and Risk Level. Jurnal Dinamika
Manajemen. Vol. 7, No. 1.
Hasibuan, M. 2001. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Haq Rr. N. A. 2015. Pengaruh Pembiayaan dan Efisiensi terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah. Perbanas Review Vol. 1, No. 1.
Ismail. 2013. Perbankan Syariah. Jakarta: Pernada Media Grup.
Jalil, Abdul. Muhammad Khalllur Rahman. 2010. Financial Transaction in Islaic
Banking are Viable Alternatives to the Conventional Banking
Transactions’. International Journal of Business and Social Science, Vol.
1, No. 3.
Karim, Adiwarman A. 2014. Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan Edisi
Kelima. Rajawali Pers.
Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Lubis, Syarifah Noor. 2016. Analisis Pengaruh Pendapatan Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, dan Sewa Ijarah Terhadap Profitabilitas Bank
103

Umum Syariah di Indonesia Periode Tahun 2011-2014. Skripsi Program


Studi Strata 1 Manajemen Ekonomi.
Mahulete, Ummi K. 2016. Pengaruh DAU dan PAD terhadap Belanja Modal di
Kabupaten/Kota Provinsi Maluku. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Mawaddah, N. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Syariah. Jurnal Etikonomi Vol. 14, No. 2.
Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan
Kuantitatif.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muhammad. 2011. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP Sekolah Tinggi
Manajemen YKPN. 2013. Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta
Muhammad. 2015. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UMP APM YKPN.
Muhamad. 2016. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN
Nizar, Achmad Syaiful dan Moch. Khairul Anwar. 2015. Pengaruh Pembiayaan
Jual Beli Pembiayaan Bagi Hasil dan Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Syariah. Jurnal akuntansi.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2011. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Oktaviani. 2012. Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI terhadap
Penyaluran Kredit Perbankan. Skripsi. Program Sarjana (S1) Universitas
Diponegoro. Semarang.
Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 Tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Bank Indonesia.
Pratama, dkk. 2017. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan
Musyarakah dan Sewa Ijarah Terhadap Profitabilitas. Jurnal JRKA, Vol. 3
Issue 1.
Puteri, dkk. 2014. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah,
Istishna dan Ijarah terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. Vol. 8 No. 1.
Putra, P. 2018. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan
Ijarah terhadap Profitabilitas 4 Bank Umum Syariah Periode 2013-2016.
Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol. 14, No. 2.
Putri, N. K. 2016. Analisis Pengaruh DPK, Pembiayaan mudharabah dan
musyarakah terhadap Profitabilitas dengan NPF sebagai moderasi pada
Bank Umum Syariah di Indonesia. Thesis, STIE PERBANAS SURABAYA
104

PSAK No. 102 Tahun 2017, Tentang Akuntansi Murabahah mengatur


pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi
murabahah.
PSAK No. 105, Tentang Akuntansi Mudharabah.
PSAK No. 106, Tentang Akuntansi Musyarakah.
Rahayu, dkk. 2016. Pengaruh Pembiayaan Bagi-Hasil Mudharabah Dan
Musyarakah terhadap Profitabilitas. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol.33 No. 1.
Riyadi, S. Agung Yulianto. 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan
Jual Beli, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing
Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.
Accounting Analysis Journal 3 (4).
Rivai, Veithzal. 2010. ISLAMIC BANKING Sistem Bank Islam Bukan Hanya
Solusi Menghdapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi Berbagai
Persoalan Perbankan Dan Ekonomi Global. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Rivai, V. 2014. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pres
Safitri, Anggi. 2019. Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas dengan Non Performing Financing
(NPF) Sebagai Variabel Moderasi Pada Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia (Tahun 2013-2017). Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah
IAIN Salatiga.
Simorangkir, O.P. 2004. Pengantar lembaga keuangan Bank dan Non Bank.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Soemitra, A. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: ALFABETA.
Sujarweni, Wiratna. 2015. Metode Penelitian Bisnis Dan Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Sumitro, Warkum. 1996. Asas-Asas Bank Islam Dan Lembaga Terkait (MUI Dan
Tafakul) Di Indonesia. Rajawali Press: Jakarta
Suwarno, Rima Cahya dan Ahmad Mifdlol Muthohar. 2018. Analisis Pengaruh
NPF, FDR, BOPO, CAR, dan GCG terhadap Kinerja Keuangan Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2013-2017. Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam. Vol 6, No 1.
105

Syafi’i, M. A. 2007. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Gema Insani Press.
Jakarta.
Utami dan Putra. 2016. Non Performing Loan sebagai Pemoderasi Pengaruh
Kredit yang Disalurkan pada Profitabilitas. E-Jurnal Akuntansi, Vol 15, No
3.
Wahyuni, M. 2016. Pengaruh Volume Pembiayaan Bagi Hasil dan Pembiayaan
Murabahah terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan NPF
sebagai Variabel Moderasi. Jurnal EBBANK, Vol.7 No. 1..
Wardiantika, Lifstin & Rohmawati Kusumaningtias. (2014). Pengaruh DPK,
CAR, NPF, dan SWBI terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum
Syariah Tahun 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 2 No. 4.
Wijaya, T. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis-Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan
Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Jogjakarta: Andi
Offset.
Zaidan, F. 2019. Pendapatan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap
Profitabilitas Bank dengan NPF sebagai Variabel Moderating. Al-Urban:
Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam, Vol. 3, No. 1.
106

LAMPIRAN
107

LAMPIRAN 1
Data Sekunder Penelitian
Pembiayaan (Milyar Rupiah)
ROA NPF
Tahun Bank Bagi
Murabahah Ijarah (%) (%)
Hasil
2015 Bank Syariah Mandiri 13111 34807 806 0.56 4.05
2016 Bank Syariah Mandiri 16086 36198 907 0.59 3.13
2017 Bank Syariah Mandiri 20628 36233 787 0.59 2.71
2018 Bank Syariah Mandiri 23848 38355 607 0.88 1.56
2019 Bank Syariah Mandiri 27662 40170 367 1.69 1
2015 BCA Syariah 1330 1428 176 1.0 0.52
2016 BCA Syariah 1629 1495 292 1.1 0.21
2017 BCA Syariah 2030 1557 536 1.2 0.04
2018 BCA Syariah 2674 1706 517 1.2 0.28
2019 BCA Syariah 3499 1619 511 1.2 0.26
2015 BRI Syariah 6068 9780 46 0.77 3.89
2016 BRI Syariah 6456 10500 286 0.95 3.19
2017 BRI Syariah 6287 10457 1146 0.51 4.75
2018 BRI Syariah 7881 11370 1676 0.43 4.97
2019 BRI Syariah 11426 13192 1597 0.31 3.38
2015 Bank Syariah Bukopin 2037 2188 70 0.79 2.74
2016 Bank Syariah Bukopin 2469 2130 63 -1.12 4.66
2017 Bank Syariah Bukopin 1801 1629 55 0.02 4.18
2018 Bank Syariah Bukopin 2621 1462 44 0.02 3.65
2019 Bank Syariah Bukopin 3028 1489 81 0.04 4.05
2015 BNI Syariah 3358 13218 247 1.43 1.46
2016 BNI Syariah 4088 14821 115 1.44 1.64
2017 BNI Syariah 5314 16177 52 1.31 1.5
2018 BNI Syariah 8039 17694 344 1.42 1.52
2019 BNI Syariah 10977 18692 286 1.82 1.44
2015 Bank Muamalat 21244 17314 26 0.20 4.2
2016 Bank Muamalat 20919 16866 30 0.22 1.4
2017 Bank Muamalat 19863 19342 37 0.11 2.75
2018 Bank Muamalat 16287 15325 0.2 0.08 2.58
2019 Bank Muamalat 14756 13805 3 0.05 4.3
2015 Bank Victoria Syariah 707 303 2 -2.36 4.85
2016 Bank Victoria Syariah 928 237 3 -2.19 4.35
2017 Bank Victoria Syariah 932 322 5 0.36 4.08
2018 Bank Victoria Syariah 986 241 3 0.32 3.46
108

2019 Bank Victoria Syariah 1009 218 2 0.05 2.64


2015 BJB Syariah 1043 3663 67 0.49 4.39
2016 BJB Syariah 872 3707 55 0.63 4.92
2017 BJB Syariah 968 3504 30 0.63 2.85
2018 BJB Syariah 1209 3221 17 0.54 1.96
2019 BJB Syariah 1660 3528 13 0.6 1.5
Sumber: data sekunder yang diolah, 2020
109

LAMPIRAN 2
A. Uji Statistik Deskriptif

Date: 07/05/20
Time: 12:13
Sample: 2015 2019

BAGI_HASIL MURABAHAH IJARAH NPF ROA

Mean 7443.250 10999.08 297.6800 2.775250 0.497000


Median 3428.500 6743.500 68.50000 2.800000 0.575000
Maximum 27662.00 40170.00 1676.000 4.970000 1.820000
Minimum 707.0000 218.0000 0.200000 0.040000 -2.360000
Std. Dev. 7780.955 11867.06 425.1140 1.512890 0.858828
Skewness 1.091515 1.189477 1.868808 -0.246607 -1.600913
Kurtosis 2.897337 3.430114 5.936714 1.824603 6.511044

Jarque-Bera 7.960267 9.740708 37.65677 2.708031 37.63187


Probability 0.018683 0.007671 0.000000 0.258201 0.000000

Sum 297730.0 439963.0 11907.20 111.0100 19.88000


Sum Sq. Dev. 2.36E+09 5.49E+09 7048154. 89.26460 28.76584

Observations 40 40 40 40 40

B. Uji Stasioneritas
1. Stasioneritas Pembiayaan Bagi Hasil
Panel unit root test: Summary
Series: BAGI_HASIL
Date: 07/05/20 Time: 12:17
Sample: 2015 2019
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test

Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -9.86270 0.0000 8 40

2. Stasioneritas Pembiayaan Murabahah

Panel unit root test: Summary


Series: MURABAHAH
Date: 07/05/20 Time: 12:19
Sample: 2015 2019
110

Exogenous variables: Individual effects


Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test

Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -4.83304 0.0000 8 40
3. Stasioneritas Pembiayaan Ijarah
Panel unit root test: Summary
Series: IJARAH
Date: 07/05/20 Time: 12:21
Sample: 2015 2019
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test

Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -5.34199 0.0000 8 40

4. Stasioneritas NPF
Panel unit root test: Summary
Series: NPF
Date: 07/05/20 Time: 12:28
Sample: 2015 2019
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test

Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -34.2718 0.0000 8 40

5. Stasioneritas ROA

Panel unit root test: Summary


Series: ROA
111

Date: 07/05/20 Time: 12:23


Sample: 2015 2019
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test

Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -13.2564 0.0000 8 40

C. Uji Regresi

1. Uji Common Effect Model

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares
Date: 07/05/20 Time: 12:34
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

BAGI_HASIL -7.09E-05 8.15E-05 -0.870462 0.3903


MURABAHAH 8.31E-05 5.59E-05 1.486110 0.1467
IJARAH 0.001578 0.000825 1.913429 0.0644
BAGI_HASIL_NPF 8.74E-06 2.67E-05 0.327548 0.7453
MURABAHAH_NPF -1.66E-05 1.88E-05 -0.879549 0.3855
IJARAH_NPF -0.000317 0.000202 -1.573027 0.1253
C 0.212621 0.187874 1.131720 0.2659

R-squared 0.318359 Mean dependent var 0.497000


Adjusted R-squared 0.194425 S.D. dependent var 0.858828
S.E. of regression 0.770831 Akaike info criterion 2.474933
Sum squared resid 19.60796 Schwarz criterion 2.770487
Log likelihood -42.49867 Hannan-Quinn criter. 2.581796
F-statistic 2.568769 Durbin-Watson stat 0.867235
Prob(F-statistic) 0.037455

2. Uji Fixed Effect Model

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares
Date: 07/05/20 Time: 12:35
112

Sample: 2015 2019


Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

BAGI_HASIL 9.25E-05 0.000162 0.569507 0.5739


MURABAHAH -5.36E-05 0.000202 -0.264895 0.7932
IJARAH -0.000438 0.001174 -0.372962 0.7122
BAGI_HASIL_NPF -1.20E-05 2.68E-05 -0.446071 0.6592
MURABAHAH_NPF 6.08E-06 2.39E-05 0.254677 0.8010
IJARAH_NPF 1.76E-05 0.000261 0.067429 0.9468
C 0.574681 1.278547 0.449480 0.6568

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.655271 Mean dependent var 0.497000


Adjusted R-squared 0.482906 S.D. dependent var 0.858828
S.E. of regression 0.617577 Akaike info criterion 2.143190
Sum squared resid 9.916428 Schwarz criterion 2.734298
Log likelihood -28.86381 Hannan-Quinn criter. 2.356916
F-statistic 3.801654 Durbin-Watson stat 1.522804
Prob(F-statistic) 0.001826

3. Uji Random Effect Model

Dependent Variable: ROA


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 18:20
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) 0.203543 0.121391 1.676748 0.1066


LOG(MURABAHAH) 0.139860 0.089958 1.554732 0.1331
LOG(IJARAH) 0.045030 0.030676 1.467891 0.1551
LOG(BAGI_HASIL_NPF) -2.78E-05 5.96E-06 -4.660091 0.0001
MURABAHAH_NPF 5.69E-06 1.99E-06 2.853364 0.0088
IJARAH_NPF -4.43E-05 3.62E-05 -1.222889 0.2332
ROA(-1) 0.360274 0.247813 1.453817 0.1589
C -2.300322 0.367117 -6.265905 0.0000

Effects Specification
113

S.D. Rho

Cross-section random 1.74E-07 0.0000


Idiosyncratic random 0.558928 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.637382 Mean dependent var 0.531250


Adjusted R-squared 0.531618 S.D. dependent var 0.786781
S.E. of regression 0.538461 Sum squared resid 6.958558
F-statistic 6.026467 Durbin-Watson stat 2.079916
Prob(F-statistic) 0.000394

Unweighted Statistics

R-squared 0.637382 Mean dependent var 0.531250


Sum squared resid 6.958558 Durbin-Watson stat 2.079916
114

D. Uji Ketepatan Model


1. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FEM
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.630050 (7,26) 0.0073


Cross-section Chi-square 27.269720 7 0.0003

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 07/05/20 Time: 12:37
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

BAGI_HASIL -7.09E-05 8.15E-05 -0.870462 0.3903


MURABAHAH 8.31E-05 5.59E-05 1.486110 0.1467
IJARAH 0.001578 0.000825 1.913429 0.0644
BAGI_HASIL_NPF 8.74E-06 2.67E-05 0.327548 0.7453
MURABAHAH_NPF -1.66E-05 1.88E-05 -0.879549 0.3855
IJARAH_NPF -0.000317 0.000202 -1.573027 0.1253
C 0.212621 0.187874 1.131720 0.2659

R-squared 0.318359 Mean dependent var 0.497000


Adjusted R-squared 0.194425 S.D. dependent var 0.858828
S.E. of regression 0.770831 Akaike info criterion 2.474933
Sum squared resid 19.60796 Schwarz criterion 2.770487
Log likelihood -42.49867 Hannan-Quinn criter. 2.581796
F-statistic 2.568769 Durbin-Watson stat 0.867235
Prob(F-statistic) 0.037455

2. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: REM
Test cross-section random effects
115

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 6.901758 6 0.3300

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

BAGI_HASIL 0.000093 -0.000037 0.000000 0.3518


MURABAHAH -0.000054 0.000064 0.000000 0.5402
IJARAH -0.000438 0.000722 0.000001 0.1226
BAGI_HASIL_NPF -0.000012 -0.000002 0.000000 0.4378
MURABAHAH_NPF 0.000006 -0.000008 0.000000 0.3509
IJARAH_NPF 0.000018 -0.000174 0.000000 0.2006

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 07/05/20 Time: 12:39
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.574681 1.278547 0.449480 0.6568


BAGI_HASIL 9.25E-05 0.000162 0.569507 0.5739
MURABAHAH -5.36E-05 0.000202 -0.264895 0.7932
IJARAH -0.000438 0.001174 -0.372962 0.7122
BAGI_HASIL_NPF -1.20E-05 2.68E-05 -0.446071 0.6592
MURABAHAH_NPF 6.08E-06 2.39E-05 0.254677 0.8010
IJARAH_NPF 1.76E-05 0.000261 0.067429 0.9468

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.655271 Mean dependent var 0.497000


Adjusted R-squared 0.482906 S.D. dependent var 0.858828
S.E. of regression 0.617577 Akaike info criterion 2.143190
Sum squared resid 9.916428 Schwarz criterion 2.734298
Log likelihood -28.86381 Hannan-Quinn criter. 2.356916
F-statistic 3.801654 Durbin-Watson stat 1.522804
Prob(F-statistic) 0.001826
116

E. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
8
Series: Standardized Residuals
7 Sample 2016 2019
6
Observations 32

5 Mean -0.104028
Median -0.198893
4
Maximum 1.843727
3 Minimum -1.320152
Std. Dev. 0.775304
2 Skewness 0.685821
Kurtosis 3.226106
1

0 Jarque-Bera 2.576698
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Probability 0.275726

b. Uji Multikolinieritas

a. Bagi Hasil

Dependent Variable: LOG(BAGI_HASIL)


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 15:05
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(MURABAHAH) 0.611595 0.062599 9.770022 0.0000


LOG(IJARAH) 0.032033 0.029747 1.076818 0.2918
BAGI_HASIL_NPF 3.01E-05 4.19E-06 7.171720 0.0000
MURABAHAH_NPF -1.98E-05 2.38E-06 -8.337241 0.0000
IJARAH_NPF 1.72E-05 9.05E-06 1.897019 0.0694
ROA(-1) 0.068155 0.063284 1.076977 0.2918
C 2.971262 0.685870 4.332105 0.0002

Effects Specification
S.D. Rho
117

Cross-section random 0.596948 0.8736


Idiosyncratic random 0.227117 0.1264

Weighted Statistics

R-squared 0.629758 Mean dependent var 1.565073


Adjusted R-squared 0.540900 S.D. dependent var 0.318340
S.E. of regression 0.215697 Sum squared resid 1.163132
F-statistic 7.087227 Durbin-Watson stat 0.991322
Prob(F-statistic) 0.000171

Unweighted Statistics

R-squared 0.825946 Mean dependent var 8.374716


Sum squared resid 7.159799 Durbin-Watson stat 0.161043

b. Murabahah

Dependent Variable: LOG(MURABAHAH)


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 15:06
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) 0.312287 0.080807 3.864602 0.0007


LOG(IJARAH) 0.038595 0.025385 1.520371 0.1410
BAGI_HASIL_NPF -4.20E-06 2.82E-06 -1.487905 0.1493
MURABAHAH_NPF 4.00E-06 2.54E-06 1.576334 0.1275
IJARAH_NPF -1.38E-05 1.20E-05 -1.151864 0.2603
ROA(-1) -0.033629 0.081893 -0.410650 0.6848
C 5.689162 0.627465 9.066895 0.0000

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.790940 0.9803


Idiosyncratic random 0.112057 0.0197

Weighted Statistics

R-squared 0.309526 Mean dependent var 0.598535


Adjusted R-squared 0.143813 S.D. dependent var 0.151960
118

S.E. of regression 0.140609 Sum squared resid 0.494271


F-statistic 1.867837 Durbin-Watson stat 0.843521
Prob(F-statistic) 0.126387

Unweighted Statistics

R-squared 0.393885 Mean dependent var 8.470554


Sum squared resid 46.69297 Durbin-Watson stat 0.008929

c. Ijarah

Dependent Variable: LOG(IJARAH)


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 15:08
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) 0.601319 0.384533 1.563767 0.1304


LOG(MURABAHAH) 0.435745 0.247791 1.758519 0.0909
BAGI_HASIL_NPF -5.29E-05 2.92E-05 -1.809156 0.0825
MURABAHAH_NPF 2.19E-05 1.11E-05 1.964312 0.0607
IJARAH_NPF 0.000364 6.12E-05 5.937584 0.0000
ROA(-1) -0.014540 0.113136 -0.128515 0.8988
C -4.327471 2.169289 -1.994880 0.0571

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 1.770899 0.7685


Idiosyncratic random 0.972002 0.2315

Weighted Statistics

R-squared 0.265791 Mean dependent var 1.141869


Adjusted R-squared 0.089580 S.D. dependent var 1.050036
S.E. of regression 1.001901 Sum squared resid 25.09515
F-statistic 1.508372 Durbin-Watson stat 2.476177
Prob(F-statistic) 0.216207

Unweighted Statistics
119

R-squared 0.479039 Mean dependent var 4.314604


Sum squared resid 82.86604 Durbin-Watson stat 0.749885

d. Bagi_Hasil_NPF

Dependent Variable: LOG(BAGI_HASIL_NPF)


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 15:38
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) 0.838730 0.203413 4.123279 0.0004


LOG(MURABAHAH) 0.004477 0.213872 0.020934 0.9835
LOG(IJARAH) -0.087889 0.072188 -1.217514 0.2348
MURABAHAH_NPF 1.73E-05 2.85E-06 6.060031 0.0000
IJARAH_NPF 4.79E-05 3.92E-05 1.222932 0.2328
ROA(-1) -0.149380 0.068191 -2.190601 0.0380
C 1.901254 1.404800 1.353398 0.1880

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.738538 0.7504


Idiosyncratic random 0.425895 0.2496

Weighted Statistics

R-squared 0.548643 Mean dependent var 2.498828


Adjusted R-squared 0.440317 S.D. dependent var 0.602067
S.E. of regression 0.450418 Sum squared resid 5.071916
120

F-statistic 5.064756 Durbin-Watson stat 1.877344


Prob(F-statistic) 0.001597

Unweighted Statistics

R-squared 0.706180 Mean dependent var 9.019425


Sum squared resid 23.73078 Durbin-Watson stat 0.401240

e. Murabahah_NPF

Dependent Variable: MURABAHAH_NPF


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 15:39
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) -7100.970 6917.872 -1.026467 0.3145


LOG(MURABAHAH) 11184.84 2599.000 4.303516 0.0002
LOG(IJARAH) 212.4511 1217.678 0.174472 0.8629
LOG(BAGI_HASIL_NPF) 7981.788 3454.175 2.310765 0.0294
IJARAH_NPF 4.200177 1.589063 2.643179 0.0140
ROA(-1) -620.2289 1624.105 -0.381890 0.7058
C -85324.25 24190.40 -3.527195 0.0016

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 10308.19 0.4836


Idiosyncratic random 10653.09 0.5164

Weighted Statistics

R-squared 0.574204 Mean dependent var 12148.06


Adjusted R-squared 0.472013 S.D. dependent var 17094.95
S.E. of regression 12421.65 Sum squared resid 3.86E+09
F-statistic 5.618935 Durbin-Watson stat 0.876919
Prob(F-statistic) 0.000834

Unweighted Statistics

R-squared 0.695397 Mean dependent var 26462.67


Sum squared resid 7.87E+09 Durbin-Watson stat 0.429608
121

f. Ijarah_NPF

Dependent Variable: IJARAH_NPF


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 15:13
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) 218.2308 105.7281 2.064074 0.0495


LOG(MURABAHAH) -546.0347 184.8086 -2.954596 0.0067
LOG(IJARAH) 326.3906 108.5169 3.007741 0.0059
BAGI_HASIL_NPF 0.026624 0.042061 0.632991 0.5325
MURABAHAH_NPF 0.027630 0.015016 1.840112 0.0777
ROA(-1) -46.76876 64.44376 -0.725730 0.4747
C 1103.125 1289.552 0.855432 0.4004

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 2232.944 0.8157


Idiosyncratic random 1061.325 0.1843

Weighted Statistics

R-squared 0.375341 Mean dependent var 213.5679


Adjusted R-squared 0.225423 S.D. dependent var 1086.648
S.E. of regression 956.3594 Sum squared resid 22865582
F-statistic 2.503641 Durbin-Watson stat 1.987797
Prob(F-statistic) 0.049037

Unweighted Statistics

R-squared 0.451984 Mean dependent var 923.6889


Sum squared resid 63688906 Durbin-Watson stat 0.713659
122

c. Uji Autokorelasi

Dependent Variable: ROA


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 18:20
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) 0.203543 0.121391 1.676748 0.1066


LOG(MURABAHAH) 0.139860 0.089958 1.554732 0.1331
LOG(IJARAH) 0.045030 0.030676 1.467891 0.1551
BAGI_HASIL_NPF) -2.78E-05 5.96E-06 -4.660091 0.0001
MURABAHAH_NPF 5.69E-06 1.99E-06 2.853364 0.0088
IJARAH_NPF -4.43E-05 3.62E-05 -1.222889 0.2332
ROA(-1) 0.360274 0.247813 1.453817 0.1589
C -2.300322 0.367117 -6.265905 0.0000

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 1.74E-07 0.0000


Idiosyncratic random 0.558928 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.637382 Mean dependent var 0.531250


Adjusted R-squared 0.531618 S.D. dependent var 0.786781
S.E. of regression 0.538461 Sum squared resid 6.958558
F-statistic 6.026467 Durbin-Watson stat 2.079916
Prob(F-statistic) 0.000394

Unweighted Statistics

R-squared 0.637382 Mean dependent var 0.531250


Sum squared resid 6.958558 Durbin-Watson stat 2.079916
123

d. Uji Heterokedastisitas

Dependent Variable: RESID^2


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/05/20 Time: 15:41
Sample (adjusted): 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(BAGI_HASIL) -0.352766 0.266470 -1.323849 0.1980


LOG(MURABAHAH) -0.526127 0.646895 -0.813311 0.4240
LOG(IJARAH) 0.187249 0.168255 1.112889 0.2768
LOG(BAGI_HASIL_NPF) 0.762264 0.634238 1.201858 0.2411
MURABAHAH_NPF -6.76E-06 4.93E-06 -1.371504 0.1829
IJARAH_NPF -0.000211 0.000184 -1.146650 0.2628
ROA(-1) 0.668537 0.570806 1.171216 0.2530
C 0.128144 0.846729 0.151340 0.8810

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 7.57E-07 0.0000


Idiosyncratic random 1.264484 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.149793 Mean dependent var 0.321483


Adjusted R-squared -0.098184 S.D. dependent var 1.611933
S.E. of regression 1.689213 Sum squared resid 68.48260
F-statistic 0.604062 Durbin-Watson stat 1.333271
Prob(F-statistic) 0.746628

Unweighted Statistics

R-squared 0.149793 Mean dependent var 0.321483


Sum squared resid 68.48260 Durbin-Watson stat 1.333271
124
125
126

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dama Fatmaesukma


Tempat dan Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 26 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan : SD N Banyubiru 03 Lulus Tahun 2010
SMP N 1 Banyubiru Lulus Tahun 2013
SMA N 1 Ambarawa Lulus Tahun 2016

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 25 Juli 2020


Penulis,

Dama Fatmaesukma
NIM. 63010160060

Anda mungkin juga menyukai