Anda di halaman 1dari 65

MODUL

MENGAPLIKASIKAN PRINSIP DASAR DESAIN


M.74100.001.02

SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA

2023
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Tujuan Umum 4
B. Tujuan Khusus 4
BAB II MENERAPKAN MATERI INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN
PENGETAHUAN DASAR DESAIN 5
A. Menentukan sumber informasi agar keabsahan informasi mengenai
pengetahuan dasar desain sesuai dengan kebutuhan ---------------------- 5
B. Tahapan kerja desain 5
BAB III PENGETAHUAN DASAR SENI RUPA ----------------------------------------------------- 7
A. Definisi Seni Rupa 7
B. Elemen dasar yang terkandung dalam seni rupa ------------------------------- 9
C. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam pengolahan elemen
desain/seni rupa 16
BAB IV PENGERTIAN DASAR DESAIN SEBAGAI BAGIAN DARI LINGKUP SENI RUPA- 18
A. Perbedaan seni dan desain 18
B. Definisi Desain Grafis/DKV 20
C. Fungsi utama dari Desain Grafis/DKV-------------------------------------------- 23
D. Prinsip dasar Desain Grafis/DKV -------------------------------------------------- 24
E. Mengaplikasi prinsip desain ke dalam karya desain -------------------------- 30
BAB V SEJARAH SENI RUPA DAN DESAIN ---------------------------------------------------- 39
A. Pengetahuan sejarah seni rupa dan desain ------------------------------------ 39
B. Ragam gaya desain 40
DAFTAR PUSTAKA 63
A. Dasar Perundang-undangan 63
B. Buku Referensi 63
C. Majalah atau Buletin 63
D. Referensi Lainnya 63
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ------------------------------------------------------------- 64
A. Daftar Peralatan/Mesin 64

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 2 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu mengaplikasikan
prinsip dasar desain dengan tepat dan benar.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi
mengaplikasikan prinsip dasar desain ini guna memfasilitasi peserta latih
sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Kemampuan dalam mengaplikasikan elemen dasar yang terkandung dalam
seni rupa.
2. Kemampuan dalam mengaplikasikan prinsip dasar Desain Grafis/DKV
3. Kemampuan dalam mengaplikasikan fungsi utama dari Desain Grafis/DKV

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 4 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

BAB II
MENERAPKAN MATERI INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN
PENGETAHUAN DASAR DESAIN

A. Menentukan sumber informasi agar keabsahan informasi mengenai


pengetahuan dasar desain sesuai dengan kebutuhan.

Sumber informasi merupakan penyedia sekumpulan informasi yang telah di


kelompokan berdasarkan masing - masing kategori. Sumber informasi bisa berupa
Perpustakaan, Majalah, Surat Kabar dan Website. Dalam era digital sekarang ini
informasi sangat mudah didapatkan, masyarakat yang berfikiran maju berusaha
untuk memenuhi kebutuhan akan informasi sebagai syarat dalam dalam persaingan
global, dan Internet merupakan salah satu alternatif baik untuk media pencari dan
penyebar informasi. Dengan media internet semua informasi yang di sediakan oleh
website atau Sumber – sumber informasi umum di masyarakat saat ini bisa dengan
cepat dalam menyebarkan sebuah informasi dan memiliki jangkauan tak terbatas
semasih di jangkau oleh jaringan internet.

Contoh sumber informasi Desain Grafis


Ada beberapa sumber informasi internet yang bisa menjadi sumber informasi
desain grafis, berikut contohnya :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis
2. https://idseducation.com
3. http://nasbahrygalleryedu.blogspot.com/
Masing – masing sumber informasi di atas memiliki ciri khas yang berbeda - beda.

B. Materi informasi tahapan kerja desain

Dalam Bahan kuliah Nasbahry Couto 2014, Desain adalah penyusunan rencana
atau konvensi /kesepakatan untuk pembangunan (pembuatan) suatu obyek atau
sistem (seperti cetak biru arsitektur, gambar teknik, proses bisnis , diagram sirkuit

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 5 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

dan pola jahitan baju ) Ralph, P. and Wand, Y. (2009). A proposal for a formal
definition of the design concept.
Desain memiliki konotasi yang berbeda dalam berbagai bidang (lihat disiplin
desain). Dalam beberapa kasus pembangunan/ pembuatan langsung dari suatu
objek ( seperti dalam tembikar, teknik , manajemen, dan desain grafis ) juga
dianggap sebagai desain.

Pada dasarnya, setiap mendesain apapun baik itu logo, packaging,


poster sangat disarankan menggunakan tahapan-tahapan kerja yang
benar supaya desain yang kita akan buat menghasilkan kualitas yang
optimal. Setiap desainer yang sudah berpengalaman mempunyai
kebiasaan / cara kerja nya sendiri. Misalnya saat mendesain bisa
langsung dari komputer atau juga membuat coretan dikertas untuk
menuangkan ide-ide mereka.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 6 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

BAB III
PENGETAHUAN DASAR SENI RUPA

A. Definisi Seni Rupa

Pemakaian istilah seni untuk pertama kalinya secara resmi di Indonesia adalah
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976), karangan Poerwadarminta yaitu
suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luar biasa seperti
sajak, lukisan dan sebagainya. Atau kecakapan menciptakan sesuatu yang elok dan
indah. Pemakaian istilah ini kemudian diikuti oleh kamus-kamus lainnya di Indonesia.
Istilah “seni” sebenarnya sudah lama dipakai dalam bahasa Melayu Lama yang
berarti “halus” atau “kecil”. Misalnya dalam buku Sejarah Melayu lama, karangan
Nuruddin ar- Raniri ditemukan kalimat “ jarum yang seni” (seni= halus atau kecil).
Menurut Couto (2008:79-100), Setiap zaman orang memahami seni itu berbeda-
beda, hal ini dibuktikan dari uraian di bawah ini. Dalam buku kritik seni, sejarah seni
dan artikel-artikel dan buku tentang seni yang terbaru seperti tulisan John Peter
Berger (1972, 2005), Jirousek (1995), atau Barnes (2009), atau buku-buku standar
seperti Atkins, Robert, (1990), Clark, John (1998). Florida, Richard (2002) Geertz,
Clifford. Hauser, Arnold.(1974, Jones, Cristopher, (1979), Rathus, Louis Fichner
(1994). Walker, John A,.(1989). Waterson, Roxana (1990), dapat menjelaskan
perbedaan pandangan budaya tentang pengertian seni, budaya, berikut bagaimana
Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain
Halaman: 7 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

produksi dan teknologinya dari berbagai disiplin ilmu seperti seni dan budaya, seni
rupa, desain, arsitektur dsb.

Untuk memahami seni maka muncul beberapa pertanyaan pokok berikut ini :
1. Dapatkah sebuah objek dianggap sebagai seni hari ini namun tidak dianggap
seni waktu karya itu diciptakan?
2. Apa kondisi yang harus dipenuhi agar sesuatu itu dengan fungsi tertentu dapat
dianggap sebagai kerja seni?
3. Harus seni itu indah (estetik)?
4. Harus seni mengkomunikasikan sesuatu atau menjadi sesuatu? Haruskah seni
itu dapat bercerita?
5. Harus seni dibuat dengan tangan?
6. Bagaimana dengan benda-benda yang diproduksi secara massal?
7. Harus sebuah karya seni hanya dibuat oleh seorang seniman?
8. Seorang seniman mengambil sepotong kayu apung dari pantai dan
menampilkannya di galeri, apakah itu dapat disebut sebuah karya seni?
9. Dalam kondisi apa fotografi itu dapat dianggap seni, dan kapan fotografi bukan
seni?
10. Dapatkah obyek menjadi seni jika orang yang membuat itu tidak bermaksud
bahwa itu tidak untuk menjadi seni?
11. Harus sebuah karya seni harus mengekspresikan perasaan atau emosi untuk
dianggap seni?
12. Apakah seni itu harus imitasi (tiruan) atau interpretasi dari alam?
13. Apakah seni harus terlihat "real / nyata"?
14. Dapatkah sebuah kursi, pakaian alat, kartu ucapan selamat, musik instrumen,
permadani, selimut menjadi seni?
15. Dalam kondisi apa objek itu seni atau bukan seni?
16. Apa benda pakai dapat menjadi sebuah karya seni?
17. Dapatkah benda yang ditemukan begitu saja dianggap sebagai sebuah patung?

Menurut Barnes, Bernadine (2009) nampaknya semua definisi seni, terbuka bagi
pertanyaan dan perdebatan. Ada beberapa hal yang perlu dan dapat dijelaskan.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 8 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Menurutnya, suatu definisi seni yang nampak benar bagi orang Barat pada abad 21
mungkin sangat berbeda dengan definisi seni budaya nonbarat (Timur), baik dalam
konteks masyarakat, komunitas, atau dalam periode sejarah yang berbeda-beda.
Definisi seni bagi masyarakat Barat yang terbuka, dan tidak terasa asing bagi
masyarakat Barat masa kini, seni bagi mereka adalah kategori umum seperti lukisan
dan patung.
Seni rupa adalah suatu wujud karya manusia yang mengandung unsur
keindahan. Keindahannya diserap dengan indra penglihatan seperti : seni lukis, seni
pahat, seni patung, seni grafis, seni lingkungan (environmental art), seni instalasi,
seni pertunjukkan (performing art), seni peristiwa (happening art) dan sebagainya.
Rasa senang ditimbulkan karena adanya keterpaduan dari unsur-unsur bentuk dari
karya tersebut seperti aneka warnanya, selangseling garis, aneka bentuk bidang-
bidangnya, kemiripan bentuk objek yang dilukiskannya dengan lukisannya, aspek
tematik yang diungkapkannya, keunikannya, teksturnya, dan lain-lain. Sedangkan
keindahan dalam pengertian sederhananya adalah sesuatu yang memberikan rasa
senang tanpa pamrih pada orang yang melihatnya. Kesenangan yang
ditimbulkannya muncul serta merta karena keindahan karya itu sendiri, bukan
karena ada kepentingan lain yang membuatnya merasa senang

B. Elemen dasar yang terkandung dalam seni rupa

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 9 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Komponen Gambar
Gambar merupakan komponen pertama dalam desain. Komponen gambar ini
bersifat universal dan sangat informatif. Berikut ini adalah elemen yang terkandung
dalam komponen gambar.

1. Titik

Titik adalah bagian terkecil dari suatu objek yang sulit didefinisikan. Bentukan
titik berasal dari bentukan lingkaran-lingkaran kecil, sehingga meskipun bentuk
asalnya adalah sebuah bidang lingkaran, dengan cara penyusunan menyebar dan
teratur, kesan yang dimunculkan bukan lagi lingkaran, namun lebih berkesan pola.
Bentuk titik pada desain bisa muncul dari bahan karya desain maupun penambahan
bentuk titik pada desain. Titik sering digunakan sebagai hiasan atau ornament. Titik
akan memberi kesan tertentu pada desain bergantung pada penyusunannnya. Titik
yang disusun berjajar akan memberikan kesan garis, titik yang disusun menyebar
memenuhi bidang akan member kesan isi ruang.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 10 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Titik bisa disebut titik jika ada pembanding di sekitarnya, sebuah bentuk
lingkaran kecil yang diterapkan di bidang yang lebar akan berkesan sebagai titik,
namun lingkaran kecil tersebut jika diletakkan di bidang yang diisi dengan lingkaran
lebih kecil lagi akan menghilangkan kesannya sebagai titik, sehingga bisa dikatakan
kemunculan titik dipengaruhi oleh lingkungannya.

2. Garis

Dalam desain, garis memiliki fungsi yang sangat besar, garis menjadi media
untuk mengungkapkan ide karya desain yaitu sebagai torehan dalam sketsa gambar
maupun sebagai gambar kerja. Garis juga memiliki fungsi estetik yang tinggi, garis
dapat difungsikan sebagai bagian dari desain itu sendiri baik sebagai strukturnya
maupun sebagai ornamen.

Karakter garis sangat beragam, namun disebut garis jika panjangnya lebih
menonjol dibandingkan dengan lebarnya. Garis akan memunculkan kesan tipis meski
hal tersebut bergantung dengan pembentukannya dan bentuk di sekitarnya.
Garis juga terbentuk dari batas atau limit suatu benda, batas sudut ruang, batas
warna, rangkaian masa dan sebagainya, garis yang demikian itu disebut garis semu.
Susunan beberapa warna yang berlapis, terdapat garis semu putih pembatas antar
warna.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 11 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Berdasarkan arahnya, garis atau kesan garis dapat dibedakan dengan sebutan
garis vertikal, garis horizontal, garis zig-zag, garis lengkung, garis radial dan garis
acak. Arah garis akan memberikan kesan tersendiri.
1. Gari horisontal akan memberi kesan berisi, tenang, pasti atau hal yang tak
bergerak.
2. Garis vertikal akan mengarahkan mata ke atas sehingga kesan yang
dimunculkan adalah kesan meninggi dan stabil. Garis tipis vertikal yang
disusun berjajar akan memberi kesan meninggi dan ramping. Garis tebal
vertical akan memberi kesan kokoh dan agung
3. Garis miring / Diagonal akan memberi kesan tidak stabil, sesuatu yang
bergerak atau dinamis.
4. Garis Lengkung / Kurva memberi kesan keanggunan, halus dan mengalir.

3. Bentuk / Shape

Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar yang bias
dikatakan sebagai bangun (shape). Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak
(rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Sedangkan bentuk plastis
(form) merupakan bentuk benda yang terlihat dan terkesan bisa dirasakan.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 12 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

4. Texture

Pengertian tekstur dalam seni rupa adalah nilai raba suatu permukaan, baik itu
nyata atau semu. Suatu permukaan mungkin kasar, halus, lunak, keras dan
sebagainya. Tekstur digunakan dalam seni lukis sebagai nilai tambah untuk
menciptakan kesan-kesan tertentu. Tekstur dapat berupa tekstur semu atau nyata,
tekstur semu dapat diolah dengan teknik-teknik tertentu dan dengan berbagai
media. Pembuatan tekstur semu lebih sulit dibandingkan dengan tekstur nyata.
Tekstur nyata dapat dengan mudah dibentuk, dalam seni lukis misalnya kita bisa
membuat tekstur kasar dengan menggunakan media kolase atau tempel Sehingga
dapat dengan cepat diperoleh tekstur tersebut. Dalam lukisan, tekstur sering
dijumpai pada jenis lukisan abstrak.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 13 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

5. Ilustrasi

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan,
fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek
dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk
menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis
lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.
Pada masa kini, ilustrasi semakin berkembang dengan penggunaan banyak
software pembantu sepertiAdobe Illustrator, Photoshop, CorelDraw, dan CAD.
Namun ilustrasi tradisional yang dibuat dengan tangan tetap memiliki nilai yang
tinggi

6. Warna

Dalam ilmu fisika warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu
cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 14 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

gelombang cahaya tersebut. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap
mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer.
Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang
dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Sebuah warna
dihasilkan karena adanya kemampuan ikatan kimia suatu pigmen untuk menyeleksi
gelombang cahaya yang diserap dan dipantulkan. Sebagai contoh, warna merah
yang pada buah apel adalah warna yang dipantulkan oleh pigmen tersebut,
sedangkan warna-warna lainnya hanya diserap saja, tidak dipantulkan (Marvel,
2010). Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi
sosial pengamatnya.

7. Ruang

Ruang dalam karya seni 3D bisa dirasakan langsung oleh sang penikmat
tersebut. Sedangkan dalam karya 2D ruang hanya bersifat semu atau maya karena
didapat dari kesan penggambaran seperti kecil-besar, datar-cekung, gelap-terang,
tajam-halus dan lain sebagainya yang memberikan kesan dekat atau jauh
(DeptOfField).

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 15 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

C. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam pengolahan elemen


desain/seni rupa

Penganut nirmana datar dan nirmana ruang cendrung melihat organisasi visual
hanya dari segi estetis, dimana kesatuan organisasi yang lebih enak dipandang mata
lebih penting seperti bagan di bawah ini.

Prinsip Organisasi Elemen Visual (Persepsi Bentuk)

Menurut model yang diperlihatkan pada gambar di atas, pembangkit bentuk


disusun melalui media, element-elemen seni, dan prinsip-prinsip organisasi, dengan
memakai keseimbangan (balance), gerak (movement), proporsi (proportion),

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 16 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

dominan (dominance) dan ekonomi untuk menghasilkan kesatuan. Model ini dan
salah satu yang dikembangkan yang setara/sejajar dengan dengan konsep–konsep
baru. Konsep dan prinsip ini diklarifikasi oleh penulis Ocvirk, Stinson, Wigg, and Bone
dalam bukunya Art Fundamentals sebagai berikut:
“Artists are visual formers with a plan. With their materials they arrange the
elements (lines. shapes, values. textures, and colors) for their structure. the
elements they use need to be controlled, organized, and integrated. Artist manage
this through the binding qualities of the principles of organization: harmony, variety,
balance, movement, proporton, dominance, economy, and space. The sum total of
these, assuming the artist’s plan is successful, equals unity. Unity in this instance
means oneness, an organization of parts that fit into the order of a whole and
become vital to it. Form is the complete state of the wholle. The artist produces this
overall condition using the elements of at structure, subject to the principles of
organization”. (Ocvirk,, Art Fundamentals (Dubuque JA: WM. C. Brown
Publishers,1990), hal. 17.]
Menurut Wallschlaeger (1991) model dan prinsip (gambar di atas) ini bukanlah
satu-satunya model untuk pembangkit bentuk sebab permasalahan pokok
pembangkit bentuk bukan pada masalah penglihatan terhadap kesatuan elemen
(unity), atau nilai-nilai estetik (aesthetica) seperti harmoni, keseimbangan yang
terletak pada bidang datar ( Artists are visual formers with a plan ) seperti yang
diuraikan Orvirk. Hal ini dapat dipahami teori unity (kesatuan bentuk) di atas ini
hanyalah satu pokok soal saja yang berkaitan dengan masalah penglihatan dan
pencitraan disamping pokok soal lainnya yang berkaitan dengan pencitraan
Artinya, pokok soal ini dapat dipakai, namun banyak pokok soal lain yang perlu
dikaji agar dapat memenuhi berbagai level kebutuhan, seperti masalah komunikasi,
ekonomi, pengembangan material untuk industri dan sebagainya. Adanya
perbedaan- perbedaan karakteristik ini, disebabkan adanya perbedaan masalah dan
pengetahuan yang dikembangkan oleh designer, seniman, arsitek dan hal ini
berhubungan dengan rambu-rambu dan teori yang melatar- belakanginya.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 17 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

BAB IV
PENGERTIAN DASAR DESAIN SEBAGAI BAGIAN DARI LINGKUP SENI RUPA
A. Perbedaan Seni dengan Desain
1. Seni Murni

Seni rupa murni adalah seni yang diciptakan semata-mata untuk dinikmati
keindahannya dan seringkali sebagai kepuasan batin pembuatnya. Dengan kata lain,
seni rupa murni lebih mengutamakan nilai estetika daripada nilai guna. Seni rupa
murni diciptakan tanpa mempertimbangkan fungsinya oleh karena itu karya seni
rupa murni cenderung lebih bebas dan memiliki nilai estetika yang tinggi misalnya
meliputi lukisan, patung, seni grafis, fotografi, instalasi, multi-media, seni suara, dan
performance art. Tentu saja masalah estetika adalah suatu hal yang relatif.
Bagi seniman, menghasilkan sebuah karya seni tidak hanya berdasar pada pesan
yang akan dihasilkan melalui sebuah karya, akan tetapi juga berdasarkan nilai atau
value dari karyanya. Sebuah karya seni yang baik tentu saja harus memiliki jiwa
yang mampu membuatnya tetap bernilai dari masa ke masa. Dalam berkarya,
seniman ibarat akan menggores sebuah kertas putih yang kosong sehingga karya
yang dihasilkan merupakan intuisi sang seniman. Biasanya, karya seni
merepresentasikan keadaan suatu fenomena sosial, budaya, politik, dan ekonomi
pada masa itu. selain itu karya seni juga bisa bersifat kritis atau bahkan hanya
bertujuan untuk estetika semata. Pesan dan nilai dari karya seni tidaklah tunggal
sehingga bebas dimaknai apapun oleh penonton sehingga bersifat multiinterpretatif.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 18 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

2. Desain

Desain sama halnya dengan seni terapan. Berbeda dengan seni rupa murni, seni
rupa terapan lebih memperhatikan fungsinya. Seni rupa terapan merupakan seni
yang diciptakan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Meski tidak terlalu
memperhatikan nilai estetika dan mengutamakan nilai guna, seni terapan pada
umumnya memiliki keindahan yang tidak kalah dari seni rupa murni. Karena seni
terapan mengutamakan nilai guna, maka seniman cenderung tidak bebas untuk
mengekspresikan diri. Meski demikian, pembuatan karya seni terapan harus
memperhatikan beberapa faktor yaitu keamanan, kenyamanan, nilai guna, dan juga
estetika. Contoh karya seni rupa terapan yang umum kita lihat adalah periklanan,
desain grafis, branding, logo, dan ilustrasi buku, dan lain sebagainya.
Namun dari banyak tulisan hari ini di Eropa maupun di Amerika, istilah seni
terapan ini tidak dipakai lagi dan dianggap kuno (archaic). Kemudian seni terapan
digantikan dengan istilah seni komersil yaitu seni yang bertujuan untuk menjual
produk. Selanjutnya juga sering disebut dengan bermacam istilah kreatif, seperti
ekonomi kreatif, industri kreatif dan sebagainya.
• Seni yang berhasil adalah kalau dapat diinterpretasikan maknanya secara
mendalam
• Desain yang berhasil adalah kalau interpretasinya tunggal dan sama bagi setiap
orang

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 19 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

B. Definisi desain grafis / DKV

1. Desain Grafis (Komunikasi Visual)

Adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk


menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Seni disain grafis mencakup
kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi,
ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.

Desain grafis terdiri dari 2 kata yaitu :

Desain memiliki arti rancangan


“Proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau
merangcang”

Grafis sendiri mengandung dua pengertian:


• Graphien (Latin = titik, garis, marka) yang kemudian menjadi Graphic Arts atau
Komunikasi Grafis
• Graphise Vakken (Belanda = pekerjaan cetak) yang di Indonesia menjadi Grafika,
diartikan sebagai percetakan.
“Titik atau garis yang berhubungan dengan cetak mencetak”

Jadi pengertian Desain Grafis adalah “pekerjaan dalam bidang komunikasi visual
yang berhubungan dengan grafika (cetakan) dan/atau pada bidang dua dimensi, dan
statis (tidak bergerak dan bukan time-based image)”.

Atau

“Kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, yang membutuhkan


pemikiran khusus individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga
menghasilkan gambar yang berguna”.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 20 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

2. Desain Interior

Adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,
mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur
lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain
produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

3. Desain Produk (Desain Produksi)

Adalah seni terapan di mana estetika dan usability (kemudahan dalam


menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desain industri
menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna
atau garis dan warna atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang
memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang,
komoditas industri atau kerajinan tangan.
Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain
Halaman: 21 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

4. Desain Multimedia

Merupakan pengembangan desain grafis statis. Desain Multimedia bekerja dan


menghasilkan karya yang tidak hanya dapat dinikmati secara visual, tetapi juga
audio. Dengan desain multimedia, memudahkan orang lain atau target untuk
menangkap kesan dan pesan yang disampaikan. Hasil kerja desain multimedia
seringkali berupa VCD, DVD atau perangkat penyimpan lainnya.
Pengambilan text, gambar, suara dan media sumber lainnya dapat menggunakan
kamera digital, mengunduh dari internet, kamera perekam video, dan sebagainya.
Kegunaan desain multimedia antara lain untuk membuat dokumentasi event,
curriculum vitae, demo produk, dan sebagainya.

5. Desain Komunikasi Visual

Lebih dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV


pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media
dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 22 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan
penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu
dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan
dengan indera penglihatan.
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik
itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga
akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan
tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga
kemampuan dari penerima pesan untuk menguraikannya.

C. Fungsi Utama Desain Grafis

Fungsi utama desain grafis adalah merancang solusi komunikasi visual melalui
program identitas, informasi dan persuasi yang sesuai tujuan yang ditetapkan
pemberi tugas kepada khalayak sasarannya dengan menggunakan media
konvensional (berbasis cetak) maupun non konvensional (non cetak).

Jika Anda ingin menjadi Desainer Komunikasi Visual yang baik, anda harus
memperhatikan 3 hal dalam Desain Komunikasi Visual yaitu :

1. Adapun Fungsi Desain Komunikasi Visual yaitu yang pertama sebagai sarana
Identifikasi

Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana
identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari
mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai
identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik
oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak
goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan
membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X
karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 23 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

2. Yang Kedua sebagai sarana informasi dan instruksi

Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan


menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk,
arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah.
Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada
waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan
dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-
hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum
seperti telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan
komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang
dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi visual
harus bersifat universal.

3. Dan yang terakhir adalah sebagai sebagai sarana presentasi dan promosi

Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi
adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata
(secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster.
Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu
makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan
kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya
adalah menjual suatu produk atau jasa.

D. Prinsip dasar Desain Grafis/DKV

1. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan
berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa.
Ada dua jenis keseimbangan tata letak desain yang bisa diterapkan:

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 24 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

a. Keseimbangan simetris/formal

Keseimbangan simetris terjadi apabila berat visual dari elemen-elemen desain


terbagi secara merata baik dari segi horizontal, vertikal, maupun radial.
Keseimbangan simetris mudah diterapkan. Keseimbangan simetris sulit untuk
membangkitkan emosi dari pembaca visual karena terkesan "terlalu direncanakan".

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 25 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

b. Keseimbangan asimetris/non-formal.

Keseimbangan asimetris terjadi ketika berat visual dari elemen desain tidak
merata di poros tengah halaman. Gaya ini mengandalkan permainan visual seperti
skala, kontras, warna untuk mencapai keseimbangan dengan tidak beraturan.
Keseimbangan asimetris lebih mungkin untuk menggugah emosi pembaca visual
karena ketegangan visual dan yang dihasilkannya. Ada perasaan gerakan dalam
asimetri , itulah sebabnya tampaknya lebih menarik dalam seni dan arsitektur
Semuanya tetap harus “seimbang” secara optis. Artinya, mata kita masih bisa
menerima eksperimen-eksperimen itu dalam satu kesatuan konsep. Bukan sebagai
sesuatu yang acak, tidak teratur dan cenderung justru merusak keeleganan desain.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 26 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

2. ALUR BACA / MOVEMENT

Alur baca diatur secara sistematis oleh desainer untuk mengarahkan “mata
pembaca” dalam menelusuri informasi, dari satu bagian ke bagian yang lain. Secara
universal umunya orang membaca dari kiri ke kanan kemudian dari atas kebawah.

3. PENEKANAN/ EMPHASIS

Penekanan dalam desain yaitu membuat suatu visual dalam desain terlihat
paling menonjol dari unsur visual lainnya, fungsinya untuk menarik audience.
Penekanan bisa dicapai dengan membuat judul atau illustrasi yang jauh lebih
menonjol dari elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 27 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Macam-macam emphasis :
 Perbandingan ukuran
 Latar belakang yang kontras dengan tulisan atau gambar
 Perbedaan warna yang mencolok
 Memanfaatkan bidang kosong
 Perbedaan jenis, ukuran, dan warna huruf

4. IRAMA / RHYTHM

Irama adalah pengulangan atau variasi dari komponen-komponen desain grafis.


Pengulangan tersebut bisa membentuk urutan gerakan, pola/pattern tertentu.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 28 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

5. Kesatuan

Kesatuan dalam seni umumnya diposisikan sebagai akhir dari proses desain
dimana seluruh elemen desain terlihat menyatu menyusun keindahan. Dalam
Desain Komunikasi Visual kesatuan bisa diartikan penglompokan visual ataupun
informasi seperti informasi tempat dan nama jalan dibuat berdekatan.

Macam – macam Unity :


1. Mendekatkan beberapa elemen desain
2. Dibuat bertumpuk
3. Memanfaatkan garis untuk pemisahan informasi
4. Perbedaan informasi
5. Perbedaan warna latar belakang

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 29 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

E. Mengaplikasi pengetahuan dasar desain ke dalam desain

1. Cara merumuskan gagasan tentang cara-cara tertentu dimana pengetahuan


tentang dasar desain desain digunakan dalam bekerja

Lihatlah di sekeliling anda, apa yang anda lihat? Sebuah buku, majalah atau
koran? Atau anda melihat kemasan makanan atau kaleng soda? Anda bahkan bisa
juga melihat brosur atau bilboard di pinggir jalan. Tanpa anda sadari semua yang
anda lihat adalah desain. Tak sulit untuk menemukan berbagai desain dalam
kehidupan sehari-hari. Barang-barang yang terdapat di sekitar anda baik di jalan,
rumah atau kantor dibuat dengan desain. Bahkan benda-benda tersebut dibuat oleh
seorang desainer yang amat mementingkan berbagai aspeknya.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 30 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Namun pastinya orang akan memperhatikan bahwa desain yang bagus akan
menonjol dengan sendirinya dan membawa pesan sebuah brand tanpa kesulitan.
Bentuk, fungsi serta kreativitas menyatu menjadi sebuah kombinasi yang mampu
menarik perhatian orang. Desain seringkali menjadi kekuatan besar dalam sebuah
bisnis. Desain lebih dari sekedar gambar menarik, estetika produk dan brand yang
kuat. Sebuah desain akan membuat sebuah bisnis mampu terhubung dengan
customernya. Saat ini customer mampu berpikir kritis untuk memilih brand serta
mereka memiliki pilihan yang beragam.

a. WARNA

1) Memulainya dengan Grayscale

Cara terbaik untuk bermain dengan warna adalah mulailah dari nol. Cobalah
desain dari cara yang paling mudah yaitu hitam putih. Saat desain sudah jadi dan
berpikir desain tersebut terlalu sederhana, barulah mencoba tambahkan beberapa
warna. Sedangkan jika ingin me-redesain, cobalah untuk menghilangkan beberapa
warna dan ingat tujuan pertama Anda saat membuat desain.

2) Selaraskan Warna

Harus ingat bahwa warna memiliki 3 sifat yaitu hue, saturation, dan value
(kadang disebut dengan lightness). Saturation menunjukkan betapa kaya warna,
sebagai contoh adalah neon adalah warna yg memiliki saturation tinggi, sedangkan
pastel adalah warna yang memiliki saturation rendah. Value menunjukkan seberapa

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 31 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

terang warna dari skala hitam dan putih. Sedangkan yang terakhir adalah hue. Hue
menunjukkan bagian warna pelangi mana warna tersebut. Contohnya seperti merah
atau hijau. Sebuah desain bisa memiliki 100 nuansa warna, dari pastel ke neon.
Tapi tentunya, warna pada desain harus direncanakan dengan baik. Karena jika
salah memadukannya, skema warna akan berantakan.

3) Skema Warna yang baik

Sebuah skema dibilang baik tentunya pasti memiliki karakteristik tersendiri.


Anggap saja sebagai sebuah kerangka atau pedoman untuk menjaga desain yang
konsisten.

Ini adalah salah satu skema yang dirancang dengan tema musim gugur.
Pemilihan warna hangat ini terasa benar dan berhubungan dengan temanya.

Dalam Photoshop, disediakan dua lapisan warna hitam dan putih. Modus
campuran setiap lapisan ditetapkan untuk “Soft Light.” Hitam paling gelap untuk
warna paling kanan, sehingga opacity layer hitam telah disesuaikan.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 32 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Untuk menyatukan warna, lapisan baru diciptakan dan diisi dengan warna
merah murni. Modus campuran ini ditetapkan untuk “Color” dan opacity nya
dipotong menjadi sekitar 40%. (Catatan: urutan lapisan sangat penting. Warna
akan berubah jika “warna” lapisan ditetapkan di bawah lapisan hitam-dan-putih).

Hal ini memberikan 15 warna untuk dipilih. Sehingga dapat mengambil empat
yang memiliki berbagai nada dan warna.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 33 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Terpilihlah empat warna yang telah dipilih. Tapi ingat! Variasi sangat penting,
sehingga tidak ada salahnya untuk bereksperimen dan tidak terpaku pada tips
desain ini.
4) Tekstur

Tekstur monokromatik (tekstur dengan hanya menggunakan satu warna) dan


pola memberikan dimensi halus untuk sebagian besar situs tanpa terjadinya bentrok
antara warna dan konten. Tapi bagaimana caranya membuat tekstur yang baik dan
menarik untuk dilihat?. Inilah tips desain untuk membuat latar belakang dengan
tekstur yang sederhana:
a) Fotolah lantai atau dinding yang memiliki kesan tersendiri.
b) Buka foto tersebut di Photoshop.
c) Duplikatkan background layer dan namakan dengan tekstur1.
d) Isi layer Anda dengan warna dari skema warna Anda.
e) Atur modus tekstur1 ke soft light dengan opacity sebanyak 30%.
f) Cobalah aplikasikan Anda dan lihat apa yang terjadi. Jika itu belum terlihat bagus,
cobalah bermain dengan opacitynya.

5) Gunakan Framework

Dalam pembuatan skema Anda harus dapat berpikir kedepan. Apakah grafis 1
bulan mendatang dapat didukung skema warna Anda? Solusi termudah adalah
untuk menemukan gambar yang sesuai dengan skema Anda . Ingat bahwa skema
warna memungkinkan untuk ruang gerak: selama warna utama gambar itu cocok,
gambar dapat sesuai. Tetapi, sedangkan tidak cocok, Anda bisa coba gunakan tips
desain ini:
a) Buka gambar tersebut di Photoshop
b) Kemudian buat layer baru. Dan set menjadi “Color” mode

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 34 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

c) Isi layer dengan warna dalam skema Anda


d) Set opacity warna layer menjadi 50%

b. Teori Asimetris

Keseimbangan Asimetris dapat memberi kesan santai dan casual. Tetapi,


penggunaan asimetris akan memiliki kesulitan tersendiri bagi desainer, karena ia
harus menentukan layout dengan teliti untuk memberikan kesan bahwa desain
tersebut seimbang. Contohnya yaitu :

1) Bully Entertainment

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 35 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Mungkin akan berpikir itu tidak akan berhasil untuk menghasilkan simetris yang
sempurna bukan? Tetapi sebagai permulaan mengenai gagasan teori ini, mereka
menghasilkan hasil yang cukup baik. Mereka membuat ukuran yang besar,
membuat ilustrasi desain yang baik, dan mengimbanginya dengan text. Ukuran
mereka memastikan mereka sangat terlihat. Inilah yang disebut keseimbangan
alami antara elemen tunggal yang besar dan alternative yang dikemas lebih padat.

2) Jorge Rigabert

Perhatikan side bar pada web. Hal tersebut dapat dikatakan asimetris, tetapi hal
tersebut dapat menyeimbangkan kolom konten. Tetapi tentunya tanpa latar
belakang gelap, side bar tidak akan menonjol.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 36 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Gambar untuk menyeimbangkan teks contohnya yaitu :


1) Cake Sweet Cake

Desain ini terlihat hampir sempurna keseimbangannya. Dan tidak takut untuk
menggunakan beberapa aspek asimetris. Perhatikan baik-baik, desain
menggunakan gambar kue yang sangat besar dan mengkombinasikannya dengan
teks. Dalam kasus ini, gambar kue tidak hanya memberitahukan bahwa ini adalah
toko kue, tetapi mereka juga memberikan gaya tertentu yang dapat mereka
tawarkan pada pelanggan. Hal tersebut dapat membuat pelanggan terasa nyaman
dan tertarik dengan ilustrasi ini.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 37 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

2) More Soda

Contoh ini juga menggunakan elemen desain asimetris berdasarkan gambar


besar yang dikombinasikan dengan teks. Gambar tersebut diciptakan dengan arti
keseluruhan pada gaya. Walaupun sedikit kurang fungsional, akan tetapi hal
tersebut membuat anda semakin penasaran dengan apa yang dimaksud dengan ini.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 38 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

BAB IV
SEJARAH SENI RUPA DAN DESAIN

A. Pengetahuan sejarah seni rupa dan desain


Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan
komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah
piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman
Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa
Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-
bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan
perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi
bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan
drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat
komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, Desain Komunikasi Visual baru berkembang sekitar tahun
1950-an. Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan
sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam
“seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman
visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan
teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang
memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan
dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain
majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan tersebut. Desainer komunikasi
visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi – dunia
periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan
masyarakat (public relations).
Desain Komunikasi Visual baru populer di Indonesia pada tahun 1980-an yang
dikenalkan oleh desainer grafis asal Belanda bernama Gert Dumbar. Karena
menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga
mengurusi moving image, audio visual, display dan pameran. Sehingga istilah

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 39 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

desain grafis tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian luas. Maka
dimunculkan istilah desain komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang ini.

B. Ragam gaya desain


1. Gaya Seni dan Desain
Gaya dalam seni rupa dibedakan berdasarkan prinsip pembuatannya.
Kemunculan suatu gaya atau kreativitas dalam rangka mendapatkan keunikan bisa
relatif bersamaan atau meneruskan gaya sebelumnya secara selaras atau
bertentangan. Seorang seniman seni rupa dalam proses perkembangannya bisa
saja berkreasi lebih dari satu gaya.

a. Realisme (1800-an)

Aliran ini memandang dunia sebagai sesuatu yang nyata. Lukisan adalah sejarah
bagi zamannya. Pelukis/pembuat karya seni bekerja berdasarkan kemampuan

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 40 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

teknis dan realitas yang diserap oleh indera penglihatannya. Fantasi dan imajinasi
harus dihindari.
Namun, pada perkembangannya terjadi dua kecenderungan. Ada yang memilih
objek yang bagus/enak dilihat, ada pula yang memilih objek yang jelek/tidak enak
dilihat (kumuh, mengerikan). Dari aliran ini berkembang aliran:

 Realisme Cahaya: Impresionisme.


 Realisme Baru/Sosial: Menggunakan objek dampak industri di perkotaan.
 Realisme Fotografis: Dikaitkan dengan keberadaan dan kekuatan untuk
menyamai hasil fotografi yang sangat detail dalam menangkap objek.

Tokohnya: Annibale Carracci, Gustave Courbert, Theodore Chasseriau, Thomas


Couture.

b. Naturalisme

Aliran ini dianggap bagian dari realisme yang memilih objek yang indah dan
membuai saja, secara visual seperti objek aslinya (fotografis).
Dalam perkembangannya cenderung memperindah objek secara berlebihan. Tokoh:
Rembrandt, George Cole, John Constable, Luis Alvarez Catala, William
Callow, Paul Alfred Curzon.
Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain
Halaman: 41 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

c. Romantisme (1818)

Yong Cao "Santa Monica"

Aliran ini mengembalikan seni pada emosi yang lebih bersifat imajiner. Awalnya
melukiskan kisah atau kejadian yang dramatis ataupun aktualitas piktorialnya selalu
melebihi kenyataan. Warna lebih meriah, gerakan lebih lincah, emosi lebih tegas.
Tokohnya: Theodore Gericault, Eugene Delacroix

d. Impresionisme/Realisme Cahaya/Light Painting (1874)

Aliran yang menggunakan konsep melukiskan berdasarkan usaha merekam efek


atau kesan cahaya yang jatuh/memantul pada suatu objek/benda, sehingga
menghindari garis atau kejelasan kontur. Cahaya yang dimaksud terutama berasal

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 42 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

dari matahari yang memiliki banyak spektrum warna. Cara melukisnya harus cepat
karena cahaya matahari yang terus bergerak/berubah dan dipengaruhi oleh cahaya.
Hal ini bisa membuat lukisan hanya selintas/tidak detail.
Tokohnya: Claude Monet, Aguste Renoir, Camille Pissarro, Paul Cezane.
Selanjutnya aliran ini berkembang menjadi Post Impresionis. Ini bukan aliran,
melainkan kelompok untuk menamai karya-karya pelukis yang mengembangkan
perenungan problem cahaya dengan lebih mendalam, sehingga mencari jalan
sendiri-sendiri.
Mereka menggabungkan keindahan alam dengan keindahan seni. Untuk itu harus
mengubah dulu unsur-unsurnya menjadi sesuatu yang lebih mengena. Misalnya
Henri Rosseau mengupayakan efek cahaya dengan stilasi. Paul Signac atau George
Seurat dengan kesabarannya membuat titik-titik warna yang bervariasi dan
berdekatan sehingga menimbulkan efek/kesan warna yang baru (Pointilisme).
Vincent van Gogh mengembangkan teknik ini secara ekspresif dengan
menggunakan teknik variasi garis-garis pendek berwarna.

e. Ekspresionisme (1900-an)

Aliran ini berusaha mengekspresikan aktualitas bukan hanya berdasarkan indera


penglihatan, tetapi juga dengan pengalaman batin. Luapan perasaan berupa
kesedihan atau tekanan batin lainnya yang mengalir deras menyebabkan kebebasan
teknik dalam melukiskannya, sehingga cenderung terjadi distorsi dan sensasi.
Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain
Halaman: 43 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Kesempurnaan bentuk objek yang biasa dilakukan berdasarkan pengamatan


secara visual tidak lagi menjadi pertimbangan estetika.
Tokohnya: Edward Munch, Ernst Barlach.

f. Fauvisme (1900-an)

Henri Matisse "Harmony in Red"

Aliran yang dipelopori oleh sekelompok seniman muda untuk membebaskan diri
dari batasan aliran sebelumnya, sehingga mendapat julukan Les Fauves (binatang
jalang) dari kritikus Prancis Louis Vauxcelles. Julukan tersebut malah dijadikan nama
aliran mereka. Namun, aliran ini tidak bertahan lama. Aliran ini menekankan pada
penggunaan garis kontur yang tegas dan berusaha mengembalikan warna pada
peranannya yang mutlak (tidak harus sesuai kenyataan). Dasarnya adalah
kegemaran melukis apa saja tanpa memikirkan isi dan maknanya.
Tokohnya: Henri Matisse, Andre Derain, George Rouault, Maurice de Vlaminck.

g. Kubisme (1907)
Aliran ini menyederhanakan bentuk-bentuk alam secara geometris (segitiga, segi
empat, lingkaran , oval, silinder, bola, kerucut, kubus, balok) dengan intuisi dan
rasionalitas.
Konsep dasarnya adalah menghadirkan tampilan secara serempak dan simultan
berbagai bagian objek, baik yang dilihat dari depan atau belakang yang tampak
atau tersembunyi. Tujuannya adalah untuk menunjukkan hubungan di antara
bagian-bagian itu.
Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain
Halaman: 44 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Tokohnya: Pablo Picasso, Max Beckman, Henri Moore, Fernand Leger, A.


Archipenko, Juan Gris.
Selanjutnya berkembang menjadi dua konsep sebagai berikut :
1) Kubisme Analitis

Max Beckman "The Night"

Objek dianalisis, dipecah, dan dipandang dari berbagai sudut kemudian dilukis atau
dibentuk sekaligus.

2) Kubisme Sintesis

Fernand Leger "The Bagerman"

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 45 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Objek seakan-akan disusun dari bidang/bentuk yang berlainan, saling tumpah


tindih sehingga membentuk tampilan yang unik.
Gmbr. 59 Aliran Kubisme Sintetis

h. Futurisme (1909)

Carlo Carra "Cio Che M'ha Detto Il Tram"


Seniman futuris berpandangan bahwa derajat kehidupan dapat dicapai melalui
aktivitas. Tema yang mengandung kesibukan dan kesimpangsiuran diangkat ke
dalam karyanya dalam bentuk kesan keindahan gerak yang dinamis
Tokohnya: Umberto Boccioni, Carlo Carra, Giacomo Balla, Marchel Duchamp.

i. Dadaisme (1916)

Istilah ini berasal dari bahasa anak-anak Perancis yang artinya kuda mainan.
Aliran ini mendukung Surealisme karena muncul dari alam bawah sadar sebagai
protes tidak adanya polarisasi nilai (baik/buruk) sosial dan etika akibat perang
dunia.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 46 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Hal inilah yang menyebabkan karya Dadaisme memiliki ciri sinis, konyol,
menggambarkan benda atau mesin sebagai manusia, mengikuti kemauan sendiri,
dan menolak estetika dalam karyanya. Kolase adalah salah satu dari sekian teknik
yang digunakan.
Tokohnya: Marchel Duschamp, Jean (Hans) Arp, Lazlo Mohoyi Nagy.

j. Surealisme (1937)

Aliran ini dipengaruhi oleh teori psikoanalisis Sigmund Freud yang menyatakan
bahwa alam pikiran manusia terdiri dari alam sadar (dalam kontrol
kesadaran/ingatan) dan bawah sadar (tidak dalam kontrol kesadaran/terlupakan).
Dalam karya aliran ini, alam nyata dan keserbabisaan mimpi terpadu, sehingga
menampakkan kesan aneh atau fantastik.
Selanjutnya terdapat dua kecenderungan, yaitu:

1) Surealisme Figuratif

Penampakannya masih realistik, meskipun tidak wajar, sehingga penguasaan


teknik masih diperlukan. Tokohnya: Carlo Carra, Gino Severini, Giorgio de Chirico,
Marc Chagal, Salvador Dali.

Marc Chagal "The Cattle Dealer"

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 47 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

2) Surealisme Abtraktisme

Sudah digayakan mendekati abstrak.Tokohnya: Joan Miro, Paul Klee, Wilfredo Lam.

Wilfredo Lam "The Jungle"

k. Abtrakisme (1940-an)

Aliran seni yang menggambarkan sebuah bentuk yang tidak berwujud atau
nonfiguratif. Sebenarnya kesan abstrak sudah nampak pada gaya Kubisme,
Futurisme, atau Surealisme, tapi mereka memiliki perbedaan konsep yang mendasar
Dalam aliran ini karya yang ada terdiri dari susunan garis, bentuk, dan warna yang
terbebas dari ilusi atas bentuk alam. Secara lebih umum Abtrakisme merupakan seni
saat bentuk-bentuk di alam tidak lagi berfungsi sebagai objek atau tema, tetapi
sebagai motif saja.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 48 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

1) Abstrak Ekspresionisme/Non-Figuratif

Ekspresi gejolak jiwa yang digambarkan secara spontan dan abstrak. Tokoh:
Ashile Gorky, Wassily Kandinsky, Roberto Matta.

2) Abstrak Geometris/Abstraksionisme/Non-Objektif

Konsepnya adalah mengabstraksikan objek geometris menjadi bentuk non-


objektif. Tokoh: Wassily Kandinsky. Selanjutnya berkembang menjadi lebih spesifik.
Terbagi menjadi:
a) Suprematis

Lebih mengutamakan supremasi perasaan murni dengan objek yang tidak


memusingkan. Tokoh: Kasimir Malevich.

Kasimir Malevich "Suprematism"


Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain
Halaman: 49 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

b) Neoplastisisme

Konsepnya adalah pembebasan esensi atau unsur seni rupa seperti garis dan
warna dari beban peniruan alam. Bidang datar tidak untuk memanipulasi gambaran
ruang. Pemurnian dan penyederhanaan ini diusahakan untuk mencapai
universalitas. Tokoh: Piet Mondrian.

Piet Mondrian "Composition with Red, Yellow, and Blue"

c) Konstruktivisme

Penganut aliran ini berusaha mengonstruksi bentuk tiga dimensi/trimatra yang


abstrak menggunakan bahan bangunan modern dari besi, kawat, kayu, dan plastik.
Tokoh: Vladimir Tatlin, Antonie Pevner, Naum Gabo, Alexander Calder, Max Bill.

Alexander Calder "Red Pointed Iron"

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 50 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

d) Optical Art

Unsur yang dipakai adalah bentuk geometris yang berulang. Garis, bentuk dan
warna diatur dengan akurasi yang tepat untuk memunculkan kesan tekstur atau
ruang yang dapat mengelabu penglihatan. Mengutamakan kesan ilmiah dan kurang
memperhatikan ekspresi. Tokoh: Victor Vasarely, Richard Anuszkiewicz.

Richard Anuszkiewicz "Entrance to Green"


Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain
Halaman: 51 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

l. Pop Art (1970-an)

Pop Art merupakan perkembangan seni yang dipengaruhi oleh transformasi


budaya populer yang terjadi di masyarakat. Budaya materialisme dan komersial
pada kota metropolis seperti: fotografi, film, model/desain, iklan tokoh idola,
merupakan sumber inspirasi yang memotivasi gerakan ini.
Pop Art sering menggunakan media campuran dalam karyanya. Misalnya lukisan
dengan gaya foto, berbagai kombinasi antara lukisan, ukiran, atau patung kayu,
logam, plastik, gibs, rongsokan, dan bahan lainnya. Pengaruh Dadaisme membuat
kita kadang tersenyum jika melihat tampilan karya seninya.
Tokoh: Audrey Flack, Bill Woodrow, James Rosenquist, Klimt Gustaf, Peter Blake,
Richard Hamilton, Robert Rouschenberg, Vladimir Baranov.

m. Post Modern/Kontemporer

Hingga kini masih terdapat perbedaan pendapat dalam menglasifikasikan gaya


dalam seni rupa sesudah periode modern. Kita akan menyederhanakan konsep
penglasifikasian tersebut bagi kepentingan pengetahuan siswa dengan
kecenderungan praktis.
Secara umum kontemporer berarti seni rupa yang berkembang sezaman dengan
penulis atau pengamat masa kini. Istilah ini merujuk pada waktu ketika banyak
Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain
Halaman: 52 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

terjadi trend yang mewarnai suatu masa. Pada periode ini juga terdapat pembagian
seni menurut konsumennya yaitu untuk kelas atas (high art) dan untuk kelas bawah
(low art). Adapun karya seni rupa post modern/posmodern dapat dibagi menjadi
sebagai berikut.

1) Posmodern Terapan/Modernisme
Dalam posmodern terapan, penampilan seni murni (lukisan, patung) tetap ada.
Namun, pada akhirnya keindahan motif dan desain menjadi inspirasi dan cenderung
digunakan untuk karya seni pakai keperluan manusia. Misalnya berupa arsitektur
bangunan, perabot rumah tangga, maupun benda-benda teknologi baru.
Sementara, klasifikasi seni modernisme antara lain sebagai berikut.

a) Art Nouveau/Art Deco

Gaya ini berkembang didasarkan dekorasi garis lengkung meliuk baik simestris
atau asimetris sebagai adaptasi bentuk ornamen dan wujud keterampilan
membentuk barang dengan mesin.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 53 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

b) Estetika Mesin

Konsepnya agak bertentangan dengan art deco. Benda atau karya yang dibentuk
dengan bantuan alat atau mesin tampil apa adanya tanpa ornamen yang rumit.

c) Gaya Internasional

Merupakan pengembangan konsep sebelumnya yang cenderung diterapkan pada


arsitektur bangunan.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 54 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

d) Gaya Aerodinamis

Gaya ini diterapkan untuk mendesain kendaraan berkecepatan tinggi agar


diperoleh tingkat aerodinamis yang maksimal. Namun, kemudian berkembang pada
benda seni pakai yang lain.

e) Hi-Tec

Desain dengan gaya ini dirancang praktis untuk kebutuhan barang-barang


teknologi tingkat tinggi agar mencapai tingkat efisiensi yang maksimal.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 55 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

f) Bio Desain

Gaya bio desain merupakan desain hi-tec yang lebih fleksibel atau luwes karena
diadaptasikan dengan bentuk yang ada di alam (hewan, tumbuhan, dan
sebagainya).

2) Posmodern Murni/Ekspresif

Gaya ini mungkin dapat diterapkan pada seni pakai, tetapi kecenderungannya
lebih digunakan untuk berekspresi/sensasi. Berikut ini adalah contoh seni
posmodern ekspresif.

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 56 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

2. Ragam gaya desain diaplikasikan sesuai Prinsip Dasar Desain

1. Brand Kemasan
a. Branding dan Kemasan meningkatkan mutu penjualan

Brand merupakan kunci utama untuk pembelian karena orang lebih loyal kepada
brand. Brand yang kuat saat ini haruslah unik agar lebih diingat orang. Brand yang
kuat tak perlu berusaha lebih dikarenakan mereka sudah memenangkan kompetisi
terhadap target market.

b. Branding dan Kemasan menarik perhatian pelanggan

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 57 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Produk yang dikemas dengan menarik di sebuah toko maka tentunya akan lebih
menarik perhatian pelanggan. Branding pada sebuah produk akan menunjukkan
profesionalitas dan kualitas produk. Branding pada produk bisa menggunakan print
ad yang tentunya mengedepankan desain sebagai senjata utama.
Banyak perusahaan yang mengadakan penelitian mengenai skema warna, desain
dan tipe dari kemasan produk yang paling menarik untuk pelanggan. Tak dipungkiri
lagi desain yang menarik pada kemasan produk memang membuat pelanggan
memilih brand atau produk.

c. Branding dan kemasan berbeda dengan produk lainnya

Desain branding dan kemasan yang bagus, menarik dan eye catching akan
membuat produk atau brand anda berbeda di tengah kompetisi produk lainnya.
Kemasan serta branding yang menarik akan membuat customer mampu
mengidentifikasi brand anda ditengah kompetisi dengan produk lainnya.

2. Desain Brosur

Desain brosur ternyata tidak menjadi monopoli perusahaan komersil saja.


Namun, usaha non profit atau NGO (Non-Governmental Organization) juga

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 58 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

memanfaatkan desain brosur untuk memperkenalkan kegiatan mereka kepada


masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh desain brosur :

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 59 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 60 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

3. Desain Kartu Nama

Desain – desain kartu nama ini tergolong tidak biasa. Mengapa demikian? Karena
desain kartu nama yang ditawarkan bukan sekedar kartu nama kotak seperti kartu
nama biasanya melainkan desain yang keren.

4. Desain Kemasan

Selain dengan membuat produk yang menarik, juga harus memperhatikan


bagaimana penampilan yang membungkus produk tersebut. Jika memiliki produk
yang bagus dan menarik, tetapi tidak membungkusnya dengan desain kemasan
yang indah, tidak akan mendapatkan perhatian pelanggan. Oleh karena itu, harus
membuat desain kemasan yang keren. Tidak ada salahnya untuk melepas aturan-
aturan dasar desain, dan mencoba membuat desain kemasan yang membuat orang-
orang meliriknya. Beberapa contoh kemasan yaitu :

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 61 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 62 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Desain Grafis / DKV M.74100.001.02

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
a. Undang-undang Ketenagakerjaan
b. Peraturan tentang hubungan industrial

B. Buku Referensi
a. Nasbahry Couto, Prinsip & Konsep Dasar Visual, 2007
b. Hendi Hendratman, Computer Graphic Design, 2017
c. NENI SULISTIAN, A.Md.T, Kementerian Ketenagakerjaan, Modul Menerapkan
Pengetahuan Dasar Desain, 2015

C. Majalah atau bulletin


-------

D. Referensi Lainnya
a. https://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis
b. https://idseducation.com
c. http://nasbahrygalleryedu.blogspot.com/
d. http://belajargrafisdesain.blogspot.com/2011/06/teori-warna-dasar.html
e. http://ilmunesia.com/mengenal-macam-macam-aliran-style-desain-grafis/
f. https://visualheritageblog.blogspot.com
g. http://komunita.widyatama.ac.id/desain-komunikasi-visual-ilmu-masa-depan

Judul Modul : Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain


Halaman: 63 dari 34
Prima Nurhuda Versi: 2019

Anda mungkin juga menyukai