Anda di halaman 1dari 5

“Semangat Gotong-royong Menjadi Kunci SuksesPembelajaran di Masa Pandemi Covid-

19”
Oleh
Herman Aswanda,S.Pd,Gr
Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada SMP YPPK Santo Donbosco Fakfak

Pandemi covid-19 merupakan bencana yang tak terduga bagi seluruh umat manusia di
seluruh dunia. Tak ada seorang pun yang mampu memprediksi sebelumnya bahwa wabah ini akan
melanda dunia dengan begitu hebatnya. Hampir seluruh sendi kehidupan manusia merasakan
dampaknya. Tatanan kehidupan begitu porak-poranda. Pertahanan di bidang kesehatan di hampir
seluruh negara tak sanggup membendungnya. Angka pasien yang terpapar dan meninggal sangat
tinggi. Hal ini menuntut setiap pemangku kebijakan di setiap negara mengeluarkan kebijakan
tertentu dengan tujuan memutus rantai penyebaran virus ini. Beberapa kebijakan yang begitu
populer kita dengar adalah “lockdown total” seperti di Wuhan-China dan Italia serta “karantina
wilayah” seperti yang diterapkan di Vietnam.
Di Indonesia pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menghambat laju penyebaran
covid-19 seperti kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan karantina wilayah seperti
karantina RT, desa, kelurahan atau kecamatan. Penerapan kebijakan ini tentu berbeda dengan apa
yang diterapkan di negara lain mengingat bentuk geografis Indonesia adalah negara kepulauan. Hal
ini mengakibatkan laju penyebaran virus akan sangat berbeda antara pulau yang satu dengan pulau
yang lain sehingga cara penanganannya pun akan berbeda. Maka itu setiap propinsi dan kabupaten
diberikan hak untuk membuat kebijakan sesui dengan kondisi setempat lewat tim satgas
penanganan dan penanggulangan covid-19 dengan tetap berpegang teguh pada arahan dan
kebijakan pusat.
Kabupaten fakfak sebagai bagain dari daerah yang terdampak wabah covid-19 sejak bulan
Maret 2020 telah melakukan tindakan pencegahan dan penanganan penyebaran covid-19. Adapun
kegiatan yang telah dilakukan adalah membentuk tim satgas covid-2019 pada tingkat kabupaten,
melakukan penutupan terbatas bandara dan pelabuhan, menerapkan pembelajaran dan ibadah dari
rumah, melakukan penyemprotan jalan dan fasilitas umum, melakukan sosialisasi bahaya dan
pencegahan covid-19 serta melakukan persiapan tempat karantina bagi yang terpapar.
Bupati Fakfak, Bpk Drs. Muhammad Uswanas, M.Si melalui surat nomor
443/659/BUP/2020 tertanggal 24 Maret 2020 mengistruksikan penutupan bandara dan pelabuhan
secara terbatas. Penutupan terbatas ini dimaksudkan untuk membatasi jalur “keluar-masuk” orang di
kabupaten Fakfak. Yang diperbolehkan masuk dan keluar adalah kapal barang dan pesawat kargo
sebagai pengangkut logistik sembako dan alat kesehatan. Hal ini cukup efektif untuk
mengendalikan angka pasien yang terinfeksi covid-19 mengingat kedua jalur ini adalah pintu masuk
dan keluar kabupaten fakfak.
Penerapan pembelajaran dari rumah merupakan upaya untuk melaksanakan “Physical
distancing” dan juga pembatasan perkumpulan massa di suatu tempat sebagai salah satu cara
memutus rantai penyebaran covid-19. Penerapan sistem ini mengakibatkan adanya perubahan
drastis dalam bidang pendidikan di kabupaten Fakfak. Pembelajaran yang dahulunya tatap muka
total dalam kelas kini harus bergeser ke sistem pembelajaran jarak jauh. Akibatnya metode dan
strategi pembelajaran berubah. Perubahan ini menimbulkan kepanikan psykologis tidak hanya pada
murid tetapi juga pada guru sehingga terjadi kekurangan dimana-mana. Hal itu bisa dimaklumi
mengingat adanya perubahan sistem dalam waktu singkat tanpa ada persiapan yang matang
sebelumnya.
Adapun kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran jarak jauh selama periode
Maret sampai Juni 2020 adalah:
1. Guru dan siswa belum siap dengan sistem daring/online. Banyak guru dan siswa belum
menguasi IT dengan baik. Guru masih membutuhkan pelatihan begitupun dengan siswa yang
masih butuh bimbingan. Akan tetapi keadaan memaksa mereka sudah harus melaksanakan
proses pembelajaran jarak jauh. Akibatnya guru dan siswa seakan-akan melaksanakan uji coba.
Maka hasilnya pun belum maksimal.
2. Ketersedian jaringan internet yang tidak merata di kabupaten Fakfak. Masih banyak kampung
yang belum terjangkau jaringan. Hal ini menyulitkan siswa yang tinggal di kampung-kampung
untuk mengikuti pembelajaran secara daring.
3. Siswa SMP YPPK Santo Donbosco Fakfak berasal dari bermacam-macam kondisi ekonomi.
Perbedaan kondisi ekonomi ini berakibat pada tidak semuanya siswa memiliki alat penunjang
seperti handphone dan laptop. Sebagai akibatnya tidak semua siswa mampu melakukan
pembelajaran secara daring/online.
Melihat situasi ini maka di SMP YPPK Santo Donbosco Fakfak diterapkan “blended system”
atau sistem pembelajaran gabungan yakni daring dan luring. Pemilihan sistem ini diambil sebagai
sebuah langkah untuk melayani semua kebutuhan belajar siswa tanpa adanya deskriminasi dalam
dunia pendidikan di sekolah. Pembelajaran daring diperuntukkan bagi siswa yang memiliki sarana
seperti handphone atau laptop serta tempat tinggal mereka dapat dijangkau oleh jaringan internet
sedangkan pembelajaran luring diperuntukkan bagi siswa yang tidak memiliki sarana untuk
mengakses pembelajaran dan atau tempat tinggalnya tidak dapat dijangkau oleh jaringan.
Sistem pembelajaran daring pada SMP YPPK Santo Donbosco dilakukan dengan memanfaatkan
beberapa aplikasi seperti SMS (pesan singkat), whatshapp, googleclassroom dan zoom. Penggunaan
beberapa aplikasi ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa dan guru dalam membangun
komunikasi sebagai media pembelajaran dalam sistem pembelajaran jarak jauh. Hal ini perlu agar
guru maupun siswa dapat memilih aplikasi termudah dan termurah untuk dioperasikan. Pada sisi
lain sistem pembelajaran luring dilakukan dengan cara guru menyiapkan materi dalam bentuk print-
out kemudian siswa akan datang menjemput materi tersebut setiap hari senin. Ketika siswa datang
mengambil materi maka disaat itu juga mereka akan menyerahkan tugas sebelumnya. Kesempatan
ini biasanya digunakan oleh beberapa siswa sebagai waktu untuk berkonsultasi. Mereka akan
bertemu dengan guru mata pelajaran jika mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-
tugas sebelumnya.
Jadwal pembelajaran selama pandemi covid-19 pada SMP YPPK Santo Donbosco mengalami
perubahan. Pada saat masa normal sebelas mata pelajaran diajarkan dalam sepekan tetapi dimasa
pandemi ini dibagi dalam tiga kelompok yaitu:
 Kelompok 1 yakni mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, agama, penjaskes, dan bahasa
Indonesia.
 Kelompok 2 yakni matematika, prakarya dan seni budaya.
 Kelompok 3 yakni Ilmu pengetahuan social, pendidikan kewarganegaraan, bahasa inggris,
dan mulok bahasa iha.
Setiap kelompok tersebut mempunyai waktu selama sepekan. Itu berarti bahwa mata pelajaran
kelompok satu mempunyai waktu untuk menyanyikan materi dan tugas selama satu pekan
begitupun kelompok dua dan kelompok tiga. Pembagian ini dipandang perlu agar siswa tidak
kewalahan dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh. Ini penting agar proses pembelajaran tetap
menyenangkan dan tidak menyita waktu siswa lebih banyak dari waktu ketika bersekolah secara
normal.
Pelaksanaan proses pembelajaran di tengah pandemi membutuhkan pendekatan tertentu agar
pembelajaran tidak menjadi tekanan baru bagi siswa di tengah situasi yang sulit ini. Maka itu
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari pihak guru diantaranya adalah:
1. Guru harus paham bahwa setiap kompetensi dasar tidak semuanya membutuhkan tes.
Tugas guru adalah membuat siswa memiliki pengetahuan baru dan memastikan bahwa
siswa tetap bersemangat untuk belajar dan bukan membuat mereka stress atau frustasi.
2. Pembelajaran di masa pandemi tidak harus menuntaskan kurikulum. Itu berarti bahwa
guru tidak perlu memaksakan semua kompetensi dasar harus diajarkan. Yang perlu guru
lakukan adalah bagaimana membuat siswa tetap memiliki keinginan untuk belajar di
masa pandemi. Kehadiran guru untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran jarak jauh
jauh lebih berharga dari pada menuntaskan kurikulum.
3. Guru harus jelih dalam memutuskan penggunaan pendekatan dan strategi pembelajaran
yang paling efektif di masa pandemi. Guru harus tahu situasi dan kondisi siswa. Guru
dalam hal ini pihak sekolah tidak boleh memutuskan sepihak sistem pembelajaran yang
digunakan. Mereka harus memutuskan lewat kesepakatan bersama dengan orang tua.
Di tengah situasi seperti ini dimana semua sistem berubah maka pembiayaan operasional
kegiatan sekolah banyak yang tak terduga. Rancangan anggaran dan pendapatan belanja sekolah
(RKAS) yang ditetapkan di awal tahun banyak mengalami perubahan pada penerapannya.
Beruntung Menteri Pendidikan lewat permendikbud 19 tahun 2020 memberikan keleluasaan kepada
kepala sekolah untuk mengelolah dana operasional sekolah (BOS) selama masa kedaruratan
pandemi covid-19. Kehadiran permendikbud ini sebagai perubahan atas permendikbud 8 tahun
2020 tentang juknis BOS regular seakan menjadi mentari di gelapnya pandemi covid-19.
Pembiayaan pembelajaran yang membengkak selama masa pandemi serta pembayaran honor bagi
tenaga kependidikan yang mandek sebagai akibat dari tidak lancarnya pembayaran SPP dapat
ditutupi oleh dana BOS tanpa melalui proses yang rumit sebagai hasil dari penyederhanaan aturan.
Hadirnya pandemi covid-19 tidak boleh memudarkan semangat belajar apalagi membuat
siswa putus sekolah. Peristiwa pandemi ini harus dijadikan sebagai titik perubahan dalam dunia
pendidikan di Indonesia secara khusus di papua. Sudah saatnya papua keluar dari stigma
terbelakang dalam dunia pendidikan. Momen ini harus dijadikan pijakan awal untuk melangkah
maju. Pembelajaran di sekolah sudah harus menerapkan proses pembelajaran berbasis teknologi
atau setidak-tidaknya sistim pembelajaran campuran (blended system). Tatap muka perlu tetapi
tugas-tugas sudah harus dikerjakan secara daring agar siswa terbiasa menggunakan teknologi.
Merdeka belajar sudah harus digalakkan dengan masif. Pembelajaran di abad ini tidak boleh lagi
hanya dibatasi oleh ruang kelas berukuran 7 meter x 9 meter serta hanya mengandalkan buku
pegangan lusuh yang merupakan warisan beberapa angkatan tetapi pembelajaran dapat terjadi
dimana dan kapan saja.
Peristiwa hari ini dimana orang tua mengambil alih banyak tugas guru di rumah harus
menjadi poin permenungan bahwa sesungguhnya rumah adalah tempat pendidikan yang pertama
dan utama. Karakter anak akan terbentuk lewat kondisi yang ada dalam rumah mereka masing-
masing. Pada sisi lain kejadian ini harus menyadarkan guru untuk semakin kreatif dalam membagi
ilmu. Guru abad modern tidak boleh monoton lagi. Mereka harus menguasai IPTEK agar mereka
tetap mempunyai kharisma di hadapan muridnya.
Dan akhirnya Kemauan untuk maju menjadi kunci dalam perubahan. Setiap pribadi yang
terlibat dalam dunia pendidikan yakni pemerintah, pihak sekolah, siswa serta orang tua siswa harus
bahu membahu untuk memulai. Segala sesuatu pada awalnya sulit. Tetapi dengan ketekunan kita
pasti bisa. Sikap gotong royong sebagai roh bangsa Indonesia harus kita pegang teguh di masa
pandemi ini. Kemauan untuk membantu yang lain sangat perlu. Pemerintah harus turun aktif
membantu sekolah. Kepala dinas di daerah sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat harus
kerja di lapangan bukan dari balik meja dinas. Pihak sekolah harus keluar dari kelas dan
menjangkau siswanya serta siswa dan orang tua siswa harus berpartisipasi aktif. Hanya dengan
begitu maka perubahan dalam dunia pendidikan bisa berhasil. Maka sudah saatnya kita memulai.
Kalau bukan sekarang kapan lagi.

Anda mungkin juga menyukai