Anda di halaman 1dari 22

159

TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

HUBUNGAN ANTARA DISTRESS DAN DUKUNGAN


SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA DALAM MENYUSUN SKRIPSI

Sekar Ratri Andarini 1


Anne Fatma 1
1
Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sahid Surakarta

Abstract

Delay the preparation of the thesis can be regarded as academic procrastination, which
is kind of delays that made the tasks related to formal academic (Joseph Ferrari, 1995).
Students who feel distress and perform procrastination of the thesis work, need to get support
from the people around him.
The purpose of this study to determine the relationship between social support to
students with academic procrastination in writing his thesis.
Subjects in this study Sahid University of Surakarta student in 2005-2007 and the forces
working on thesis or final project. Sampling was purposive sampling with the measuring tool of
procrastination scale, scale stress and social support scale.
Based on calculations between social support variables with the variable academic
procrastination obtained a correlation coefficient (r) 0.603, p = 0.000 (p <0,05). While distress
variables with academic procrastination variable obtained correlation coefficient (r) of 0.318, p
= 0.046 (p <0,05). The results showed there was a significant negative relationship between
social support with academic procrastination

Keywords : Distress and Social Support, Procrastination.


160
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

Abstrak

Menunda penyusunan skripsi dapat dikatakan sebagai prokrastinasi akademik, yaitu


jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan akademik
(Joseph Ferrari, 1995). Mahasiswa yang merasakan distress dan melakukan prokrastinasi
terhadap pengerjaan skripsinya, perlu mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa dalam menyusun skripsi.
Subjek dalam penelitian ini mahasiswa Universitas Sahid Surakarta angkatan tahun
2005-2007 dan proses mengerjakan skripsi atau tugas akhir. Pengambilan sampel yakni
purposive sampling dengan alat ukur skala prokrastinasi, skala stress dan skala dukungan
sosial.
Berdasarkan hasil perhitungan antara variabel dukungan sosial dengan variabel
prokrastinasi akademik diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,603; p = 0,000 (p<0,05).
Sedangkan variabel distress dengan variabel prokrastinasi akademik diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0,318; p = 0,046 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan
negatif yang signifikan antara dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik.

Kata kunci : Distress dan Dukungan Sosial, Prokrastinasi Akademik.


161
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

PENDAHULUAN ketrampilannya dalam memahami,

Latar Belakang Masalah menganalisis, menggambarkan, dan


menjelaskan masalah yang berhubungan
Mahasiswa adalah sebutan yang
dengan bidang keilmuan yang
diberikan kepada individu yang sedang
diambilnya. Skripsi merupakan
menuntut ilmu di perguruan tinggi
persyaratan untuk mendapatkan status
(Indie, dalam Nur Lailatul M, 2008).
sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi
Mahasiswa dipersiapkan menjadi
Negeri (PTN) maupun Perguruan
sumber daya manusia yang mampu
Tinggi Swasta (PTS) yang ada di
menghadapi persaingan global,
Indonesia
sehingga sampai saat ini mahasiswa
(http://id.wikipedia.org/wiki/Skripsi,
masih menjadi tumpuan dan harapan
diakses Juli 2011).
bangsa. Mahasiswa wajib mengambil
skripsi sebagai syarat untuk lulus dan Mahasiswa yang sedang

memperoleh gelar sarjana. Skripsi menempuh pendidikan di perguruan

merupakan karya ilmiah yang ditulis tinggi dituntut untuk menyelesaikan

oleh mahasiswa program sarjana pada studinya dalam jangka waktu yang telah

akhir masa studinya berdasarkan hasil ditentukan. Tuntutan tersebut dapat

penelitian, atau kajian kepustakaan, atau berasal dari orangtua yang ingin segera

pengembangan terhadap suatu masalah melihat anaknya memperoleh gelar

yang dilakukan secara seksama yang dapat dibanggakan, tuntutan

(Darmono dan Hasan, 2005). institusi akademik, tuntutan biaya dari


perguruan tinggi, teman-teman, dosen,
Skripsi juga disebut Tugas
maupun keinginan dari diri sendiri.
Akhir bagi beberapa jurusan atau
Tuntutan ataupun keinginan tersebut
program studi. Skripsi dibuat agar
akan mempengaruhi sikap mahasiswa
mahasiswa mampu menyusun dan
dalam menyelesaikan studinya sesuai
menulis suatu karya ilmiah sesuai
dengan batas waktu yang telah
dengan bidang ilmunya. Mahasiswa
ditentukan. Namun, pada kenyataannya
yang mampu menulis skripsi dianggap
mahasiswa mengalami tantangan dan
mampu memadukan pengetahuan dan
162
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

hambatan dalam proses penyelesaian stres yang bersifat negatif (distress)


studinya. Hambatan tersebut misalnya dapat menjadikan mahasiswa malas
rasa malas, adanya mis-komunikasi mengerjakan skripsi, kehilangan
dengan dosen pembimbing, kesulitan motivasi, menunda pengerjaan skripsi,
memperoleh bahan (referensi), sampai memutuskan untuk tidak
kurangnya sarana dan prasarana, menyelesaikan skripsi.
kurangnya dukungan, ketidakmampuan Banyak mahasiswa yang sedang
mengatur waktu, serta adanya aktivitas menyusun skripsi merasa diberi beban
lain seperti bekerja paruh waktu. berat, akibatnya kesulitan-kesulitan
Mahasiswa yang merasa yang dirasakan tersebut berkembang
terbebani dan tidak tenang dalam menjadi perasaan negatif yang akhirnya
pengerjaan skripsi akan mengalami dapat menimbulkan ketegangan,
stres. Menurut Agus Hardjana (1994) kekhawatiran, stres, rendah diri,
stres merupakan pengalaman pribadi, frustrasi, dan kehilangan motivasi yang
subyektif dan perorangan. Stres yang akhirnya dapat menyebabkan
terjadi pada individu ada yang bersifat mahasiswa menunda penyusunan
positif dan negatif. Stres yang optimal, skripsinya, bahkan ada yang
berperan dan berdampak positif serta memutuskan untuk tidak menyelesaikan
konstruktif bagi individu, disebut skripsinya (Zainun Mu’tadin, 2002).
eustress. Stres yang bersifat buruk Menunda penyusunan skripsi dapat
adalah stres yang merusak dan dikatakan sebagai prokrastinasi
merugikan bagi individu, yang akademik, yaitu jenis penundaan yang
kemudian disebut distress. Stres yang dilakukan pada jenis tugas formal yang
bersifat positif (eustress) dapat berhubungan dengan akademik (Joseph
menjadikan mahasiswa bersemangat Ferrari, 1995). Prokrastinasi dapat
dalam menulis skripsi, termotivasi dikatakan sebagai suatu penundaan atau
untuk mengerjakan skripsi yang lebih kecenderungan menunda-nunda
baik, dan berusaha mempercepat memulai suatu kerja, namun
pengerjaan skripsinya. Sementara itu, prokrastinasi juga bisa dikatakan
163
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

sebagai penghindaran tugas dan mengambil cuti akademik selama lebih


ketakutan untuk gagal dalam dari satu semester untuk bekerja
mengerjakan tugas (Ghufron, dalam Rin sampingan, kendala biaya perkuliahan,
Fibriana, 2009). mengurus rumah tangga bagi
mahasiswa yang telah menikah, dan
Masyarakat Indonesia masih
sebagainya. Idealnya, mahasiswa
suka menunda-nunda pekerjaan. Hal ini
angkatan 2005 dan 2006 sudah lulus
ditulis oleh jurnalis Eddy Prastyo
dan menyandang gelar sarjana, karena
(2011) dalam situs media
sebagian mahasiswa angkatan 2007
http://www.suarasurabaya.net/
sudah mulai mengajukan judul
mengenai penelitian yang pernah
skripsi/tugas akhir, bahkan ada yang
dilakukan oleh Prof. Dr. Bagus
sudah dalam proses pengerjaan. Pada
Siaputra, S.Psi, dosen Fakultas
awalnya mahasiswa cukup bersemangat
Psikologi Universitas Surabaya pada
saat menempuh skripsi, namun seiring
232 mahasiswa yang menunda-nunda
berjalannya waktu mahasiswa yang
mengerjakan skripsi. Kerugian yang
mengalami hambatan tertentu
ditimbulkan akibat menunda-nunda
cenderung melakukan prokrastinasi
pengerjaan skripsi itu ternyata sampai
terhadap skripsinya.
triliunan rupiah per semesternya,
Mahasiswa belum menyadari
dihitung dari penambahan biaya kuliah
bahwa hal itu akan memperlambat
dan biaya hidup selama menempuh
tujuan mereka untuk menyandang gelar
kuliah.
sarjana. Menurut Alyna (2004)
Berdasarkan data yang diperoleh
kebiasaan prokrastinasi yang dilakukan
dari Biro Administrasi Akademik
secara berulang-ulang dan terus
Kemahasiswaan Universitas Sahid
menerus sampai tertanam dalam pikiran
Surakarta (2011), sekitar 11%
bawah sadar dan menjadi bagian
mahasiswa angkatan tahun 2005 dan
permanen dari perilaku individu sendiri.
sekitar 32% mahasiswa angkatan tahun
Orang yang melakukan prokrastinasi
2006 dinyatakan belum lulus,
mempunyai kesulitan untuk melakukan
dikarenakan sebagian mahasiswa
164
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

sesuatu sesuai dengan batas waktu yang interpersonal, ternyata masih


telah ditentukan, sering mengalami mengakibatkan kuatnya penundaan dan
keterlambatan, mempersiapkan diri pengalihan terhadap aktivitas lain ketika
secara berlebihan, maupun gagal dalam mereka mengerjakan skripsi.
menyelesaikan tugas sesuai batas waktu Bozo, et al (2009) menyatakan
(Nugroho, dalam Nur Lailatul M, 2008).
dukungan sosial dapat melindungi
Penelitian prokrastinasi individu dari gangguan kesehatan
akademik yang dilakukan oleh mental, seperti depresi. Sedangkan
Anggraeini, dkk (2005) menemukan individu yang kurang memiliki
bahwa separuh subjek yang diteliti dukungan sosial cenderung lebih rentan
mengalami stres yang tinggi selama terkena gangguan fisik dan psikologis.
mengerjakan skripsi. Namun, stres Dukungan sosial dapat diperoleh dari
tersebut tidak menimbulkan masalah anggota keluarga, teman sebaya,
pada intelektual subjek serta tidak anggota kelompok, instistusi setempat,
mengganggu hubungannya dengan dan lingkungan sekitar.
orang lain. Jika dilihat dari aspek Menurut Lestariningsih (dalam
intelektual dan hubungan interpersonal Rin Fibriana, 2009) dukungan sosial
dari stres, subjek justru berada pada juga mempengaruhi prokrastinasi
kategori rendah. Ternyata lebih dari akademik pada mahasiswa, dengan
separuh mahasiswa yang sedang adanya dukungan sosial sangat efektif
mengerjakan skripsi kurang mengalami membantu individu khususnya
gejala-gejala stres yang bersifat mahasiswa untuk menyelesaikan studi.
intelektual dan hubungan interpersonal. Apabila individu memperoleh dukungan
Tapi, pada indikator penundaan dan sosial berupa perhatian, ia akan lebih
pengalihan terhadap aktivitas lain mempunyai kemantapan diri yang baik
subjek tetap berada pada kategori tinggi. serta memiliki sikap yang dapat
Artinya, walaupun mahasiswa kurang menerima kenyataan, dapat
mengalami gejala-gejala stres yang mengembangkan kesadaran diri,
bersifat intelektual dan hubungan berpikir positif, memiliki kemandirian,
165
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

dan mempunyai kemampuan untuk Rumusan Masalah


memiliki serta mencapai segala sesuatu Berdasarkan uraian latar belakang,
yang diinginkan. maka dapat dirumuskan masalah
Mahasiswa yang merasakan sebagai berikut:
distress dan melakukan prokrastinasi
1. Apakah ada hubungan antara
terhadap pengerjaan skripsinya, perlu
distress dengan prokrastinasi
mendapatkan dukungan dari orang-
akademik?
orang di sekitarnya. Dukungan sosial
memberikan perasaan ”berguna” pada 2. Apakah ada hubungan antara
diri individu, karena individu merasa dukungan sosial dengan
dirinya dicintai dan diterima. Dukungan prokrastinasi akademik?
berupa masukan, saran, petunjuk, Tujuan Penelitian
umpan balik maupun bantuan yang
Tujuan dari penelitian ini adalah:
diberikan oleh keluarga, teman, sahabat,
dan lingkungan sekitar diharapkan dapat 1. Untuk mengetahui hubungan

membantu mahasiswa menyelesaikan antara distress dengan

studi yang ditempuhnya sesuai waktu prokrastinasi akademik pada

yang telah ditargetkan. Berdasarkan mahasiswa dalam menyusun

uraian di atas, peneliti ingin mengetahui skripsi.

lebih lanjut mengenai hubungan distress 2. Untuk mengetahui hubungan


dan dukungan sosial dengan antara dukungan sosial dengan
prokrastinasi akademik. Oleh karena itu, prokrastinasi akademik pada
peneliti mengajukan judul ”Hubungan mahasiswa dalam menyusun
antara Distress dan Dukungan Sosial skripsi.
dengan Prokrastinasi Akademik pada
Manfaat Penelitian
Mahasiswa dalam Menyusun
penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Skripsi”
masukan dan sarana introspeksi diri
dalam hal penundaan skripsi/tugas
akhir, sehingga diharapkan lebih
166
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

memahami apa yang menyebabkan kegagalan untuk memulai melakukan


penundaan dan bagaimana cara yang maupun menyelesaikan suatu tugas atau
tepat untuk menyikapi tugas tersebut aktivitas pada waktu yang ditentukan.
serta mampu mempertanggung Mereka melihat prokrastinasi sebagai
jawabkan tugasnya agar sikap suatu perilaku yang berasal dari
prokrastinasi tidak berlarut-larut. pikiranpikiran irrasional yang telah
menjadi kebiasaan (traits).
LANDASAN TEORI
Pengertian Akademik
Pengertian Prokrastinasi
Berdasarkan Keputusan Menteri
Istilah prokrastinasi menunjuk pada
Pendidikan Nasional RI Nomor
suatu kecenderungan menunda-nunda
178/U/2001, akademik merupakan
penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan
sebuah penyampaian ilmu yang
(Brown & Holtzman, dalam Rin
diarahkan terutama pada penguasaan
Fibriana, 2009). Menurut Joseph Ferrari
dan pengembangan disiplin ilmu
(1995) prokrastinasi merupakan
pengetahuan,teknologi, dan/atau seni
keputusan yang dibuat-buat ketika kita
tertentu, yang mencakup program
bertindak, kecenderungan yang
pendidikan. Program Pendidikan
berlawanan dengan dorongan hati dan
Akademik adalah program pendidikan
bertindak tanpa pertimbangan yang
matang. yang diarahkan terutama pada
penguasaan ilmu pengetahuan,
Prokrastinasi berarti perilaku penundaan
teknologi, dan seni. Program
tugas, tanpa memperhatikan alasan
Pendidikan Akademik terdiri dari
melakukan penundaan, sehingga
Program Sarjana, Program Magister,
prokrastinasi dapat dibedakan menjadi
dan Program Doktor.
prokrastinasi yang menguntungkan dan
yang menimbulkan masalah (Burka & Pengertian Prokrastinasi Akademik

Yuen, dalam Nur Lailatul M, 2008). Schouwenberg (dalam Nur Lailatul M,


Albert Ellis dan William Knaus (2004) 2008) mengatakan bahwa prokrastinasi
menyatakan prokrastinasi sebagai suatu akademik sebagai suatu perilaku
167
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

penundaan dapat termanifestasi dalam dikategorikan dua macam, yaitu faktor


indikator tertentu yang dapat diukur dan internal dan faktor eksternal.
diamati. Joseph Ferrari (1995) membagi a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor
prokrastinasi menjadi 2 jenis tugas, yang terdapat dalam diri individu yang
yaitu prokrastinasi akademik dan non mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-
akademik. Prokrastinasi akademik
faktor itu meliputi kondisi fisik dan
adalah jenis penundaan yang dilakukan kondisi psikologis individu.
pada jenis tugas formal yang
b. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor
berhubungan dengan akademik,
diluar individu yang ikut mempengaruhi
misalnya tugas sekolah atau kursus.
kecenderungan timbulnya prokrastinasi
Prokrastinasi non akademik adalah
pada seseorang, antara lain: gaya
penundaan yang dilakukan pada jenis
pengasuhan orangtua, kondisi
tugas non formal atau tugas yang
lingkungan yang laten, kondisi
berhubungan dengan kehidupan sehari-
lingkungan yang mendasarkan pada
hari, misalnya tugas rumah tangga,
penilaian akhir, serta dukungan sosial.
tugas sosial, tugas kantor, dan
Kondisi fisik mahasiswa yang lelah
sebagainya.
dapat menghambatnya untuk
Berdasarkan uraian di atas,
mengerjakan tugas akademiknya,
prokrastinasi akademik adalah perilaku
berkaitan dengan konsep dalam
menunda-nunda pengerjaan tugas-tugas
berperilaku (Ajzen, dalam Tondok, dkk,
formal yang berhubungan dengan
2008).
akademik pada waktu yang telah
ditetapkan, yang dilakukan secara sadar Ciri-ciri Prokrastinasi
oleh individu tersebut. Schouwenberg (Joseph Ferrari, 1995)
Faktor yang Mempengaruhi menyebutkan perilaku prokrastinasi
Prokrastinasi menurut beberapa indikator :

Menurut Joseph Ferrari (1995) faktor a. Penundaan untuk memulai


faktor yang mempengaruhi maupun menyelesaikan kerja pada
prokrastinasi akademik dapat tugas yang dihadapi.
168
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

b. Seorang prokrastinator menunda- tugas, hampir atau selalu mengalami


nunda mengerjakan walaupun ia masalah karena tingkat kecemasan yang
tahu bahwa tugas yang tinggi, berkaitan dengan tugas menunda
dihadapinya harus segera atau meninggalkan tersebut, penundaan
diselesaikan dan berguna bagi untuk memulai maupun menyelesaikan
dirinya. kerja pada tugas yang dihadapi,
keterlambatan dalam mengerjakan
c. Keterlambatan dalam
tugas, kesenjangan waktu yang
mengerjakan tugas. Seorang
dimilikinya antara rencana dengan
prokrastinator melakukan hal-hal
kinerja aktual, melakukan aktivitas lain
yang tidak dibutuhkan dalam
yang lebih menyenangkan daripada
penyelesaian tugas, tanpa
menyelesaikan tugas yang harus
memperhitungkan keterbatasan
dikerjakan.
waktu yang dimilikinya.

d. Kesenjangan waktu yang Pengertian Distress

dimilikinya antara rencana dengan Stres adalah respon individu


kinerja aktual. Seorang terhadap keadaan-keadaan dan
prokrastinator mempunyai peristiwaperistiwa yang mengancam
kesulitan dalam menyelesaikan dan menekan individu serta mengurangi
sesuatu dalam batas waktu yang kemampuankemampuan mereka
telah ditentukan. menghadapinya (John Santrock, 2002).
Stressor merupakan suatu sumber stres.
e. Melakukan aktivitas lain yang
Stres bersumber dari frustrasi dan
lebih menyenangkan daripada
konflik yang dialami individu yang
menyelesaikan tugas yang harus
dapat berasal dari berbagai bidang
dikerjakan.
kehidupan manusia (Ardani dkk., 2007).
Berdasarkan uraian di atas,
Jeffrey Nevid, et al (2005)
prokrastinasi mempunyai ciri-ciri antara
berpendapat bahwa stres merupakan
lain: memiliki kecenderungan hampir
suatu tuntutan yang mendorong
selalu atau selalu meninggalkan tugas-
organisme untuk beradaptasi atau
169
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

menyesuaikan diri. Sumber-sumber kebingungan tentang apa yang


psikologis dari stres tidak hanya harus dilakukan.
menurunkan kemampuan kita untuk c. Sumber distress kelompok.
menyesuaikan diri, tetapi secara tajam Banyaknya karakteristik
juga mempengaruhi kesehatan kita. kelompok dapat menjadi stressor
yang kuat pada sebagian
Sumber-sumber Distress
individu.
Menurut Gibson (dalam Nur
Lailatul M, 2008) sumber-sumber Aspek-aspek Distress

distress adalah sebagai berikut: Aspek-aspek distress menurut


Crider (Nur Lailatul M, 2008) terbagi
a. Sumber distress berupa
atas tiga bentuk, yaitu:
lingkungan fisik, yaitu adanya
masalah-masalah dalam a. Disrupsi emosional, biasanya
pekerjaan teknis. berwujud keluhan-keluhan seperti
b. Sumber distress individu, tegang, khawatir, marah, tertekan, dan
berupa role conflict (konflik perasaan bersalah.
peranan) yang terjadi bila b. Disrupsi kognitif. Fungsi kognitif
penyesuaian terhadap harapan adalah faktor kedua dari aktifitas
atau keinginan bertentangan psikologis yang mengalami gangguan
dengan situasi yang ada atau akibat reaksi terhadap stres. Gejala yang
role ambiquity (keterpaksaan
nampak adalah pada fungsi berpikir,
peranan), yaitu berkurangnya imajinasi mental, konsentrasi, dan
pemahaman atas role-role dan ingatan.
kewajiban yang dimiliki
c. Disrupsi fisiologis. Komponen ketiga
seseorang untuk melaksanakan
reaksi terhadap distress adalah
pekerjaan, dan terjadi bila
terganggunya pola-pola normal dari
peranan seseorang dalam
aktivitas fisiologis. Gejala yang timbul
sesuatu hal tidak jelas, yang
biasanya sakit kepala/nyeri otot,
akan mengakibatkan
170
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

menurunnya gairah belajar dan cepat berpikir, imajinasi mental, konsentrasi,


lelah. ingatan, serta pikiran yang meloncat-
loncat. Aspek fisiologis menyangkut
Menurut Gibson (dalam Nur
masalah-masalah fisik seperti denyut
Lailatul M, 2008) aspek-aspek
jantung yang tidak teratur,
pengukuran distress dapat
meningkatnya kadar gula dalam tubuh,
dikelompokkan menjadi 3 :
sakit kepala/nyeri otot, menurunnya
a. Aspek emosional, yaitu perasaan
gairah belajar dan cepat lelah.
yang dapat dirasakan oleh individu yang
mengalami, misalnya perasaan gelisah,
kecewa, dan frustrasi. Pengertian Dukungan Sosial

b. Aspek kognitif, menyangkut aktivitas Dukungan sosial dapat diartikan


kognitif seperti sulit konsentrasi, pikiran sebagai informasi yang diperoleh dari
yang meloncat-loncat. orang lain bahwa individu dicintai,
diperhatikan, dihargai, dan dipandang
c.Aspek fisiologis, menyangkut masalah
sebagai hubungan dalam komunikasi
masalah fisik seperti: denyut jantung
dan saling bertanggungjawab (Cobb,
yang tidak teratur, meningkatnya kadar
dalam Rin Fibriana, 2009).
gula dalam tubuh.
Dukungan sosial menurut
Berdasarkan uraian di atas,
Gibson (Nur Lailatul M, 2008) adalah
aspek-aspek distress meliputi aspek
kesenangan, bantuan, yang diterima
emosional, aspek kognitif, aspek
seseorang melalui hubungan formal dan
fisiologis. Aspek emosional yaitu
informal dengan yang lain atau
perasaan yang dapat dirasakan oleh
sekelompok. Pierce (dalam Robert Kail
individu yang mengalami, misalnya
& John Cavanaugh, 2000)
perasaan gelisah, kecewa, frustrasi,
mendefinisikan dukungan sosial sebagai
tegang, khawatir, marah, tertekan, dan
sumber emosional, informasional atau
perasaan bersalah. Aspek kognitif.
pendampingan yang diberikan oleh
menyangkut aktivitas kognitif, gejala
orang- orang disekitar individu untuk
yang nampak adalah pada fungsi
171
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

menghadapi setiap permasalahan dan peran sosial akan menentukan


krisis yang terjadi sehari- hari dalam keefektifan dukungan.
kehidupan. d. Permasalahan yang dihadapi.
Dukungan sosial yang tepat
Michael Dimatteo (2004)
dipengaruhi oleh kesesuaian
mendefinisikan dukungan sosial sebagai
antara jenis dukungan yang
dukungan atau bantuanyang berasal dari
diberikan dan masalah yang ada.
orang lain seperti teman, tetangga,
e. Waktu pemberian dukungan.
teman kerja dan orang- orang
Dukungan sosial akan optimal di
lainnya.
satu situasi tetapi akan menjadi
Faktor yang Mempengaruhi tidak optimal dalam situasi lain.
Dukungan Sosial Lamanya pemberian dukungan.

Faktor yang mempengaruhi dukungan Lamanya pemberian dukungan

sosial menurut Cohen dan Syme (Rin tergantung pada kapasitas.

Fibriana, 2009) adalah sebagai berikut: Aspek Dukungan Sosial


a. Pemberian dukungan. Pemberi House (dalam Rin Fibriana, 2009)
dukungan adalah orang-orang membagi dukungan sosial menjadi 4
yang memiliki arti penting aspek:
dalam pencapaian hidup sehari-
a. Dukungan emosional, mencakup
hari.
ungkapan empati, kepedulian, dan
b. Jenis dukungan. Jenis dukungan
perhatian terhadap orang yang
yang akan diterima memiliki arti
bersangkutan.
bila dukungan itu bermanfaat
b. Dukungan penghargaan, terjadi lewat
dan sesuai dengan situasi yang
ungkapan hormat atau penghargaan
ada.
c. Penerimaan dukungan. positif untuk orang itu.
Penerimaan dukungan seperti c. Dukungan instrumental, mencakup
kepribadian, kebiasaan, dan
bantuan langsung pada orang
172
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

bersangkutan sesuai dengan yang berhubungan dengan akademik (Joseph


dibutuhkan. Ferrari, 1995).

d. Dukungan informatif, mencakup Menurut Alyna (2004)


nasehat, petunjuk, saran-saran, atau kebiasaan prokrastinasi yang dilakukan
umpan balik. secara berulang-ulang dan terus
menerus sampai tertanam dalam pikiran
Hubungan antara Distress dan
bawah sadar dan menjadi bagian
Dukungan Sosial dengan
permanen dari perilaku individu sendiri.
Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa yang mengalami distress
Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi
kebanyakan menjadi pelaku
Mahasiswa yang merasa
prokrastinasi (procrastinator) dengan
terbebani dan tidak tenang dalam
menunda-nunda skripsinya.
pengerjaan skripsi akan mengalami
Mahasiswa yang sedang menulis
stres. Stres yang bersifat positif
skripsi diharapkan dapat menyesuaikan
(eustress) menjadikan mahasiswa
diri dengan proses belajar yang ada saat
bersemangat dalam menulis skripsi,
penyusunan skripsi. Proses belajar
termotivasi untuk mengerjakan skripsi
dalam skripsi berlangsung secara
yang lebih baik, dan berusaha
individual, kondisi tersebut berbeda
mempercepat pengerjaan skripsinya.
ketika mahasiswa mengikuti mata
Sedangkan stres yang bersifat
kuliah yang umumnya dilakukan secara
negatif (distress) menjadikan
klasikal. Proses belajar secara
mahasiswa malas mengerjakan skripsi,
individual menuntut mahasiswa untuk
kehilangan motivasi, menunda
dapat mandiri dalam mencari
pengerjaan skripsi, sampai memutuskan
pemecahan dari masalah-masalah yang
untuk tidak menyelesaikan skripsi.
dihadapinya. Manusia sebagai makhluk
Menunda penyusunan skripsi dapat
sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa
dikatakan sebagai prokrastinasi
bantuan orang lain. Apalagi orang yang
akademik, yaitu jenis penundaan yang
sedang menghadapi masalah, pada saat
dilakukan pada jenis tugas formal yang
saat itulah seseorang akan mencari
173
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

dukungan sosial dari orang sekitarnya. diminimalisasi perilakunya dengan


Oleh karena itu, seorang mahasiswa dukungan sosial dari orang terdekatnya.
yang sedang menyusun skripsi
Hipotesis
memerlukan dukungan sosial dari
Berdasarkan uraian di atas, maka
orang-orang terdekatnya untuk
hipotesis yang diajukan adalah sebagai
meminimalisasi distress dan memompa
semangat yang menurun. Dukungan berikut:
sosial dapat diperoeh dari keluarga, 1. Ada hubungan positif antara distress
teman sebaya, dosen, maupun dengan prokrastinasi akademik.
lingkungan sekitarnya.
2. Ada hubungan negatif antara
Dukungan sosial juga dukungan sosial dengan prokrastinasi
mempengaruhi prokrastinasi akademik akademik.
pada mahasiswa, dengan adanya
METODE
dukungan sosial sangat efektif
membantu individu khususnya Definisi Operasional Variabel

mahasiswa untuk menyelesaikan studi. Penelitian

Apabila individu memperoleh dukungan Prokrastinasi Akademik


sosial berupa perhatian emosional, ia
Prokrastinasi akademik adalah
akan lebih mempunyai kemantapan diri
perilaku menunda-nunda pengerjaan
yang baik serta memiliki sikap yang
tugas-tugas formal yang berhubungan
dapat menerima kenyataan, dapat
dengan akademik pada waktu yang
mengembangkan kesadaran diri,
telah ditetapkan, yang dilakukan secara
berpikir positif, memiliki kemandirian,
sadar oleh individu tersebut. Ciri-ciri
dan mempunyai kemampuan untuk
prokrastinasi akademik meliputi:
memiliki serta mencapai segala sesuatu
penundaan untuk memulai maupun
yang diinginkan (Lestariningsih, dalam
menyelesaikan tugas, menunda-nunda
Rin Fibriana, 2009). Dengan demikian,
saat mengerjakan, adanya kesenjangan
mahasiswa yang mengalami distress
waktu antara rencana dengan
dan melakukan prokrastinasi dapat
pengerjaan tugas, serta melakukan
174
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

aktivitas lain yang lebih menyenangkan Populasi, Sampel, dan Teknik


daripada mengerjakan tugas. Pengambilan Sampel

Distress Populasi

Distress adalah hasil dari respon Populasi dalam penelitian ini adalah
terhadap stres yang bersifat tidak sehat, mahasiswa S1 Universitas Sahid
negatif, dan bersifat merusak yang Surakarta angkatan tahun 2005, 2006,
berkaitan erat dengan emosi negatif dan 2007 yang berjumlah 136 orang.
yang menunjukkan kemarahan pada
Sampel
orang lain. Aspek-aspek distress
Sampel dalam penelitian ini
meliputi: aspek emosional, aspek
berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut :
kognitif, dan aspek fisiologis.
a. Mahasiswa angkatan tahun 2005-
Dukungan Sosial
2007
Dukungan sosial adalah sumber
b. Proses mengerjakan skripsi atau tugas
emosional, informasional, dan
akhir.
pendampingan sebagai dukungan atau
bantuan yang berasal dari orang lain Teknik Pengambilan Sampel &
seperti teman, tetangga, teman kerja dan Metode dan Alat Pengumpul Data
orang-orang lainnya yang diterima Teknik pengambilan sampel dalam
seseorang melalui hubungan formal dan penelitian ini adalah purposive
informal bahwa individu dicintai, sampling. Alat pengumpul data dalam
diperhatikan, dihargai, dan dipandang penelitian ini menggunakan tiga skala
sebagai hubungan dalam komunikasi yaitu: skala prokrastinasi akademik,
dan saling bertanggungjawab. skala distress, dan skala dukungan
Dukungan tersebut meliputi: dukungan sosial.
emosional, dukungan penghargaan,
PEMBAHASAN
dukungan instrumental, dan dukungan
informatif. Berdasarkan hasil perhitungan
antara variabel distress dengan variabel
prokrastinasi akademik diperoleh nilai
175
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

koefisien korelasi (r) sebesar 0,318; p = pengerjaan skripsi akan mengalami


0,046 (p<0,05). Hasil tersebut stres. Stres yang bersifat negatif
menunjukkan ada hubungan positif (distress) menjadikan mahasiswa malas
yang signifikan antara distress dengan mengerjakan skripsi, kehilangan
prokrastinasi akademik. Hal ini berarti motivasi, menunda pengerjaan skripsi,
variabel distres dapat digunakan sebagai sampai memutuskan untuk tidak
prediktor (variabel bebas) untuk menyelesaikan skripsi (Agus Hardjana,
memprediksikan atau mengukur 1994). Distress membuat mahasiswa
variabel prokrastinasi akademik. rentan untuk melakukan prokrastinasi
Semakin tinggi distress maka semakin akademik.
tinggi prokrastinasi akademik, begitu Berdasarkan hasil perhitungan
pula sebaliknya semakin rendah distress antara variabel dukungan sosial dengan
maka semakin rendah prokrastinasi variabel prokrastinasi akademik
akademik. diperoleh nilai koefisien korelasi (r)
Prokrastinasi menjadikan sebesar 0,603; p = 0,000 (p<0,05). Hasil
mahasiswa terbiasa menunda-nunda tersebut menunjukkan ada hubungan
tugas akademiknya termasuk dalam negatif yang signifikan antara dukungan
mengerjakan skripsi. Hal tersebut sosial dengan prokrastinasi akademik.
merupakan kebiasaan buruk dalam studi Hal ini berarti variabel dukungan sosial
yang dapat menimbulkan kerusakan dapat digunakan sebagai prediktor
pada kinerja akademik mahasiswa (variabel bebas) untuk memprediksikan
termasuk di dalamnya kebiasaan belajar atau mengukur variabel prokrastinasi
yang buruk, motivasi belajar menurun, akademik.
nilai akademik jelek, bahkan membawa Semakin tinggi dukungan sosial
pelakunya pada kegagalan yang fatal maka semakin rendah prokrastinasi
atau drop out (Semb, Glick, & Spencer akademik, begitu pula sebaliknya
dalam Nur Lailatul M, 2008). semakin rendah rendah dukungan sosial
Mahasiswa yang merasa maka semakin tinggi prokrastinasi
terbebani dan tidak tenang dalam akademik.
176
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

Dukungan sosial merupakan sebesar 95, ini berarti bahwa


sumber emosional, informasional atau prokrastinasi akademik pada subjek
pendampingan yang diberikan oleh penelitian tergolong sedang, artinya
orang orang disekitar individu untuk subjek tidak terlalu sering menunda
menghadapi setiap permasalahan dan mengerjakan tugas akademiknya, waktu
krisis yang terjadi sehari-hari dalam yang direncanakan oleh subjek dengan
kehidupan (Pierce, dalam Robert Kail & pelaksanaan tugasnya tidak begitu lama
John Cavanaugh, 2000). jaraknya, dan subjek hanya kadang
kadang melakukan aktivitas lain yang
Dukungan sosial juga
lebih menyenangkan daripada
mempengaruhi prokrastinasi akademik
mengerjakan tugas akademiknya.
pada mahasiswa, dengan adanya
dukungan sosial sangat efektif Variabel distress mempunyai
membantu individu khususnya rerata empirik sebesar 71,20 dan rerata
mahasiswa untuk menyelesaikan studi. hipotetik sebesar 75, ini berarti bahwa
Apabila individu memperoleh dukungan distress pada subjek penelitian
sosial berupa perhatian emosional, Ia tergolong sedang, artinya aspek distress
akan lebih mempunyai kemantapan diri yang dialami subjek tidak terlalu besar,
yang baik serta memiliki sikap yang aspek tersebut meliputi aspek
dapat menerima kenyataan, dapat emosional, kognitif, dan fisiologis.
mengembangkan kesadaran diri, Aspek emosional seperti perasaan
berpikir positif, memiliki kemandirian, gelisah, kecewa, dan frustrasi pernah
dan mempunyai kemampuan untuk dirasakan subjek namun tidak begitu
memiliki serta mencapai segala sesuatu sering. Aspek kognitif seperti sulit
yang diinginkan (Lestariningsih, dalam konsentrasi tidak begitu banyak
Rin Fibriana, 2009). dirasakan subjek, dan aspek fisiologis
seperti denyut jantung yang tidak teratur
Berdasarkan hasil analisis
atau perilaku makan yang berlebihan
diketahui variabel prokrastinasi
tidak terlalu dialami oleh subjek.
akademik mempunyai rerata empirik
sebesar 86,93 dan rerata hipotetik
177
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

Variabel dukungan sosial variabel lain yang belum disertakan


mempunyai rerata empirik sebesar dalam penelitian ini ataupun dengan
71,55 dan rerata hipotetik sebesar 60, menambah atau memperluas ruang
ini berarti bahwa dukungan sosial pada lingkup penelitian.
subjek penelitian tergolong tinggi,
SIMPULAN
artinya subjek mendapatkan dukungan
Berdasarkan hasil analisis data dan
yang besar dari orang-orang di
pembahasan yang telah dilakukan dari
sekitarnya yang meliputi dukungan
emosional seperti ungkapan empati atau penelitian ini, maka dapat ditarik
perhatian, dukungan penghargaan kesimpulan sebagai berikut:
seperti ungkapan hormat atau 1. Ada hubungan positif yang signifikan
penghargaan positif, dukungan antara distress dengan prokrastinasi
instrumental seperti bantuan langsung, akademik, ditunjukkan oleh nilai
dan dukungan informatif seperti korelasi (r) sebesar 0,318; p = 0,046
nasehat, petunjuk, atau umpan balik. (p<0,05). Hal ini berarti bahwa semakin
Hasil penelitian ini tinggi distress maka semakin tinggi
menunjukkan ada hubungan positif prokrastinasi akademik, begitu pula
yang signifikan antara distress dengan sebaliknya, semakin rendah distress
prokrastinasi akademik, dan ada maka semakin rendah prokrastinasi
hubungan negatif yang signifikan antara akademik.
dukungan sosial dengan prokrastinasi 2. Ada hubungan negatif yang
akademik. Namun, generalisasi dari signifikan antara dukungan sosial
hasil-hasil penelitian ini terbatas pada dengan prokrastinasi akademik,
populasi tempat penelitian dilakukan, ditunjukkan oleh nilai korelasi (r)
sehingga bila ingin diterapkan pada sebesar 0,603; p = 0,000 (p<0,05). Hal
ruang lingkup yang lebih luas dengan ini berarti bahwa semakin tinggi
karakteristik yang berbeda perlu dukungan sosial maka semakin rendah
dilakukan penelitian lagi dengan prokrastinasi akademik, begitu pula
menggunakan atau menambah variabel- sebaliknya, semakin rendah dukungan
178
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

sosial maka semakin tinggi Anggraeni, M., Deceu B.P., Yulita


prokrastinasi akademik. Kurniawaty, 2005, Hubungan
Stres dengan Prokrastinasi
3. Prokrastinasi akademik pada subjek
Akademik pada Mahasiswa yang
penelitian tergolong sedang,
sedang Mengerjakan Skripsi
ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar
(Studi pada Mahasiswa Fakultas
86,93 dan rerata hipotetik sebesar 95.
Psikologi UIN SUSKA RIAU),
Distress pada subjek penelitian
Jurnal Psikologi UIN SUSKA,
tergolong sedang, ditunjukkan oleh
Vol.4, No.ISSN.1978-3655,
rerata empirik sebesar 71,20 dan rerata
No.1, Fakultas Psikologi UIN
hipotetik sebesar 75. Dukungan sosial
SUSKA, Riau, Indonesia.
pada subjek penelitian tergolong tinggi,
ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar Ardani, T.A., Rahayu, I. T., Yulia S.,
71,55 dan rerata hipotetik sebesar 60. 2007, Psikologi Klinis, Graha
Ilmu, Yogyakarta, Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bozo, Özlem, Toksabay, N, Oya
Agus Hardjana, 1994, Stres Tanpa
Kürüm, 2009, Activities of Daily
Distres, Seni Mengolah Stres,
Living, Depression, and Social
Kanisius,Jakarta, Indonesia.
Support Among Elderly Turkish
Albert Ellis, William Knaus, 2004,
People, The Journal of
Overcoming Procrastination,
Psychology, Vol.143,
New American Library, New
No.ISSN.1940-1019, No.2,
York, America.
Hal.193-205,
Alyna, 2004, Pengaruh Pelatihan http://www.tandfonline.com.
Manajemen Diri terhadap Sikap Diakses 09 November 2011 |
Prokrastinasi Akademik, Kognisi 11.30 AM.
Majalah Ilmiah Psikologi,
Darmono, Hasan, 2005, Menyelesaikan
Fakultas Psikologi UMS,
Skripsi dalam Satu Semester,
Surakarta, Indonesia
Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, Indonesia.
179
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

Eddy Prastyo, 2011, Orang Indonesia Nur Lailatul Maghfiroh, 2008,


Suka Menunda-nunda Pekerjaan, Hubungan antara Distress
http://www.suarasurabaya.net/, dengan Prokrastinasi
Diakses 03 September Akademik pada Mahasiswa yang
2011│08.23 PM. sedang Menyusun Skripsi,
John Santrock, 2002, Life-Span Skripsi, Fakultas Psikologi UMS,
Development, Edisi 5, Erlangga, Surakarta, Indonesia.
Jakarta, Indonesia. Rin Fibriana, 2009, Prokrastinasi
Joseph Ferrari, 1995., Self Akademik Ditinjau dari Motivasi
Handicapping by Procrastinator Berprestasi dan Dukungan
: Protecting Self-Esteem, Social Sosial, Skripsi, Fakultas
Esteem, or Both?, Journal Psikologi UMS, Surakarta,
Research in Personality, Vol.25. Indonesia.
No.2, Hal.245-261, Robert Kail, John Cavanaugh, 2000,
http://www.sciencedirect.com. Human Development : A Life
Diakses 09 November 2011 | Span View, Wadsworth,
02.30 PM. Belmont, USA.
Michael Dimatteo, 2004, Social Support
and Patient Adherence to
Medical

Treatment : A Meta-Analysis, Health


Psychology, Vol. 23, No.2,
Hal.207-218,
http://psycnet.apa.org. Diakses
25 Oktober 2011│05.20 PM.

Nevid, J.S., Rathus, S.A., Greene, B.,


2005, Psikologi Abnormal, Edisi
5, Erlangga, Jakarta, Indonesia.
180
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013

Anda mungkin juga menyukai