Anda di halaman 1dari 9
KAJIAN SINGKAT HUKUM KEUANGAN NEGARA “HUBUNGAN KELEMBAGAAN ANTARA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) DENGAN KEMENTERIAN KEUANGAN " |. Latar Belakang Rencana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja penanggulangan kemiskinan tahun 2010 sampai dengan 2014 terhadap beberapa Kementerian Negara dan Lembaga dengan meminta data anggaran dan realisasinya kepada Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam bentuk nota kesepahaman, menimbulkan polemik pemikiran terkait sisi konsep tugas dan fungsi kelembagaan BPK dalam hubungannnya dengan Menteri Keuangan sebagai wakil pemerintah dalam melaksanakan fungsi Bendahara Umum Negara. Polemik tersebut kiranya dapat ditengahi dengan dilakukan kajian secara konsepsional mengenai kedudukan dan tugas dan fungsi BPK dalam hubungannya dengan pemerintah Il, Pembahasan Dalam naskah asli Pasal 23 ayat (5) UUD 1945 menempatkan BPK sebagai lembaga yang memeriksa tanggung jawab keuangan negara agar orientasi BPK tidak lepas dari pemeriksaan yang bersifat makro strategis. Penyusun naskah asli UUD 1945 mempunyai pemahaman yang lebih strategis dan sangat memahami prinsip dasar efektivitas kinerja organisasi. Dengan fungsinya sebagai pemeriksa tanggung jawab keuangan negara, BPK menempatkan secara sejajar kedudukannya sebagai lembaga negara Perubahan UUD 1945 dan Undang-Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara melegitimasi perubahan fungsi pemeriksaan BPK yang tidak hanya ditujukan pada tanggung jawab keuangan negara, tetapi juga pengelolaan keuangan negara. Perubahan demikian jelas menciptakan disorientasi fungsi BPK yang melebar ke segala arah dalam melakukan pemeriksaan keuangan negara. Dari segi hukum keuangan publik, disorientasi fungsi pemeriksaan keuangan negara yang terlalu luas, akan melemahkan rentang kendali (span of control), inmodemisasi, penyalahgunaan wewenang, dan menjadi tidak tanggap terhadap munculnya penyimpangan keuangan negara secara efektit. Dengan kata lain, disoerientasi pemeriksaan keuangan negara yang dilegitimasi UUD 1945 hanya akan mendorong ketidakberdayagunaan BPK dalam menjangkau segi strategis tanggung jawab keuangan negara dibandingkan berkutat menjelajah segi teknis pengelolaan keuangan negara. Melebarnya fungsi BPK dalam pemeriksaan pengelolaan keuangan negara hendaknya tidak ditafsirkan bahwa BPK harus lebih banyak mengurusi mikro teknis dari pada makro strategis. Sebagai lembaga negara yang memeriksa tanggung jawab keuangan negara, BPK merupakan lembaga yang langsung mengawasi dan memeriksa kebijakan keuangan negara (fiscal policy audit) yang dilakukan pemerintah. Fungsinya yang sangat strategis dan terhormat tersebut menempatkan BPK sebagai lembaga negara yang sejajar dengan lembaga negara lainnya, termasuk pemerintah, dalam menjaga obyektivitasnya.* Selanjutnya kedudukan Kementerian Keuangan dalam tugasnya melaksanakan fungsi Bendahara Umum Negara, sesuai dengan Pasal 7 Undang-Undang Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan berwenang untuk menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas negara. Dalam menjalankan kewenangan dimaksud Menteri Keuangan mempunyai suatu sistem database untuk keperluan pengambilan keputusan baik pihak internal maupun ekstemnal. Keputusan untuk memberikan data tersebut tentu melekat pada kewenangan Menteri Keuangan selaku BUN yang telah diatur dalam undang-undang. Hubungan pemerintah dengan BPK sebagai pihak eksternal pemerintah telah diatur dengan jelas dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan paket Undang-Undang Keuangan Negara. BPK diberi kesempatan untuk melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan dari pemerintah, dan selanjutnya hasil pemeriksaan laporan keuangan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Perlu dipahami setelah BPK menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan kemudian DPR menyetujui Rancangan Undang Undang Pertangungjawaban Pelaksanaan APBN maka pada saat itu sebenarya proses siklus tahun anggaran sudah selesai. Disamping itu, memperhatikan asas perioditas anggaran, evaluasi kinerja pemerintah semestinya tidak dilakukan terhadap tahun-tahun anggaran yang telah lalu, karena tahun anggaran tersebut pada prinsipnya telah close setelah undang-undang tentang pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN ditetapkan. Apabila dipandang_perlu dilakukan evaluasi kinerja program-program pemerintah tahun yang lalu, sebaiknya evaluasi dilakukan secara mandiri oleh pemerintah sendiri dengan tujuan sebagai bahan perencanaan program pada tahun-tahun berikutnya : Ill, Kesimpulan dan Rekomendasi Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, maka: a. Fungsi BPK dalam pemeriksaan pengelolaan keuangan negara hendaknya tidak ditafsirkan bahwa BPK harus lebih banyak mengurusi mikro teknis dari pada makro strategis. Sebagai lembaga negara yang memeriksa tanggung jawab keuangan negara, BPK merupakan lembaga yang langsung mengawasi dan memeriksa kebijakan keuangan negara (fiscal policy audit) yang dilakukan pemerintah. b. memperhatikan tahun anggaran tersebut pada prinsipnya telah close dan mengingat keputusan untuk memberikan data tersebut melekat pada kewenangan Menteri Keuangan selaku BUN, seyogyanya tidak perlu ada nota kesepahaman antara kedua belah pihak dalam hal penggunaan data realisasi keuangan. * arifin P.Soeria Atmadja, Konservatisme Pemeriksaan Keuangan Negara, www.antikorupsi.org c. apabila dipandang perlu dilakukan evaluasi kinerja program-program pemerintah tahun yang lalu, sebaiknya evaluasi dilakukan secara mandiri oleh pemerintah sendiri dengan tujuan sebagai bahan perencanaan program pada tahun-tahun berikutnya. LEMBAR DISPOSISI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAMARAAN DIREKTORAT SISTEM PERMENDAHARAAN 'SUMDIF, PERATURAN PEMMINAAN PERBENDAUARAAN 1 B3 OKTOBER 28/5 Tel. Penerimaan surat la Segera [_ ] Biasa Raasia [ T. Kasi Perituran Pembinaan Perbendaharaan 1A 2. Kasi Peraturan Pemibinaan Pevbendaharaan 1 B 3 Kas Pe aiura’ Pembina Perbendaharaan TC Perbendaharaan | D | | # RastPetoran Penman 3, Sekrotaris Kasubait 7 (oer | | : | 2. Selesaikgn 10, Ingatkan | s.tonictiQas see EE]. sian | 4. Toi & Pendopa 12, Bicrakandgn Saya 5, Edarkan FYI. BearkarvUmumkan J 7. Unk Diketahu 15, Sesua Catatan | 8. Untuk Perhatian Canaan Disposish Cory 5 FP g DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN TANGGAL 1 23 OEt tot? NOAGENDA™ : (ay ue PERIHAL Kasubdit Peraturan & Pembinaan Perbendaharaan | Vv Kasubdit Peraturan & Pembinaan Perbendsharaan I Kasubdit Pengembangen aplikasi cee Kasubdit Pengelolaan Basis Oata & Oukungan IT 5 | Kasubdit Pengembangen Profesi& Program Pensiu 6 | Kasubbag Tata Usaha 7_[ Sekretaris Direktur i Osetuu © Koordinasikan dg__ O Teliti a Pendapat Teruskan ke Oselesaikan Perbanyek __ kali QO untuk oiketahui Edarkan Osimpan Monitor perkembengen O sesuai disp. dirjen Update daca O Kensepkan Jawaban Ingatkan Oypruk rerhatian Mandampingt Oteporkan Genin ase O pelajari ~ Catatan: ’ ) Gila bolum Ufaun fat, Livia, Way a iac ke Vit ME co DH - meee Mewakili Siapkan bahan Kembali ke saya IOO OOO O0000 Harap dihadiri rE KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARJO ll LANTALIII DAN IV JALAN BUDI UTOMO NO. 6 JAKARTA 10710 TELEPON (021) 244.0230 PSW 8855 FAKSIMILI (021) 3524550, SITUS : ww perbendaharaan.90id NOTA DINAS Nomor ND-523 /PB,7.4/2015 Dari Kepala Subdirektorat Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum Kepada Direktur Sistem Perbendaharaan Sifat : Segera Lampiran : Satu berkas Hal Kajian Hukum Keuangan Negara terkait Hubungan Kelembagaan antara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan Kementerian Keuangan Tanggal 22 Oktober 2015 Sehubungan dengan nota dinas Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan hal entry ‘meeting dan Pengkomunikasian Kriteria Pemeriksaan Kinerja Penanggulangan Kemiskinan, bersama ini kami sampaikan Kajian Hukum Keuangan Negara terkait Hubungan Kelembagaan antara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan Kementerian Keuangan Demikian kami sampaikan, mohon arahan Ibu. Syakran Rudy NIP 197505141996021003 } KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN (GEDUNG PRUJADI PRAPTOSUHARJO i LANTA Il JALAN BUDI UTOMO NO. 6 JAKARTA 10710 TTELEPON (021) 34-8230 PSW S655 FAKSIMIL (021) 2524550, SITUS : wu perbendaharzan god DITERIMA OLEH REDAKTUR DITERIMA BAGIAN KETIK ip DISELESAIAN OLEH DIKETIK OLEN surat P DIPERIKSA OLEH Syakran Rudy —_DIBACA OLEH wis DITERINA SAGLAN ARSIP BIPERIKSA OLEH DIKIRIM PADA TANGGAL DIAJUKAN KEMBALI PADA TANGGAL Hal: Kajian Hukum Keuangan Negara terkait Hubungan Kelembagaan | No. Agenda antara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan Kementerian Keuangan | NOMOR : ND- IPB.7/2015 Jakarta, Oktober 2015 NOTA Yth. Direktur Sistem Perbendaharaan NOTA DINAS DIAJUKAN : Kasubdit PPBH, Be Bs Syakran Rudy NIP 197505141996021003 Ditetapkan tanggal: Direktur Sistem Perbendaharaan R.M. Wiwieng Handayaningsih NIP 196202161984012001 JUMLAH LAMPIRAN PENJELASAN KONSEPINET SURAT TERLAMPIR NOTA DINAS. Nomor. ND4a0% /°B.6/2015 Yth, 1, Direktur Sistem Perbendaharaan 2. Direktur Transformasi Perbendaharaan ant 3. Direktur Pelaksanaan Anggaran : i Dari Oirektur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan ie | Hal Entry Meeting dan Pengkomunikasian Kriteria Pemeriksaan Kinerja i Penanggulangan Kemiskinan Lampiran 4 (satu) Berkas Tanggal \L Oktober 2015 Sehubungan dengan Surat’ dari Tortama KN Ill Nomor 326/S/XVI/10/2015 tanggal 4 Oktober 2015 hal Undangan Entry Meeting dan Pengkomunikasian Kriteria Pemeriksaan Kineria Penanggulangan Kemiskinan, bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1, BPK RI akan melaksanakan Pemeriksaan Kinerja Penanggulangan Kemiskinan kepada beberapa Kementerian NegaralLembaga - 2. Untuk melengkapi dan cross check terhadap deta pemeriksaan, BPK meminta‘tidta anggaran dan realisasinya atas program penanggulangan kemiskinan kepada Diljen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan. 3. Alas permintaan data sebagaimana tersebut pada poin 2 di atas, pada tanggal 8 Oktober 2018 BPK menyampaikan konsep "Pemyataen Kesepahamaniketidaksepahaman atad kriteria yang ditetapkan tim pemeriksa” yang antara lain berisi sub-sub kriteria dari data, yang diminta. 4. Selanjutnya Ditien Perbendaharaan diminta untuk menyatakan sepahamitidak sepahan, beserta alasannya terhadap kriteria data yang diminta dan menandatangani lembei pemyataan tersebut bersame Penanggungjawab Pemeriksaan BPK. 5. Setelah mempelajari konsep penyataen dimaksud, menurut hemat kami terdapet poin-pol kriteria yang peru mendapat _sumbang saren dan masukan dari Dit, Sisten}) Perbendaharaan, Dit. Transformasi Perbendaharaan, dan Dit, Pelaksanaan Anggaran 6. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, bersama ini kami sampaikan konsep "Pernyataa’ kesepahamaniketidaksepahaman atas kriteria yang ditetapkan tim pemeriksa” (terlampir untuk mendapatkan masukan, Kami mengharapken tanggapan/masukan dapat kami terim paling lambat tanggal 15 Oktober 2015. Demikian kami sampaikan. Atas perhatian Bapak/ibu, kami ucapkan t Dengan ini, saya selaku pihak manajemen K tim pemeriksa BPK-RI dalam pemeriksaan dengan rincian sebagai berilcut : alas seluruh/sebagian ‘kriteria ‘Yang ditetapkan ol ngelolaan Program Penangsulangan Kemiskinay TA 2010 sd. 201 No untuk digunakan untuk meng; upaya pem Keputusan atau langkah dalam mencapai korektif target 1.2.2-Pemi tingkat ke ierintah ki oa program ulangan kemiskinan Mengetahui Penangguagjawab Pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai