Anda di halaman 1dari 19

“MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN

KELUARGA”

Dosen Pembimbing: Kartin buheli, S.Kep, M.Kes

DISUSUN OLEH :

MEYLAN HULOPI
751440118018
3A D-III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Mengelola
Pengembangan Sumbar Daya Manusia” guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengambangan Sumber Daya Keluarga ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak juga kepada teman-temana Program Studi
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang telah membantu dan memotivasi kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah saya ini dapat menjadi acuan
atau referensi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Saya juga mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna menjadi evaluasi kedepannya dalam
membuat makalah.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Pendidikan Kesehatan.....................................................3
2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan............................................................5
2.3 Pentingnya Pendidikan Kesehatan Bagi Masyarakat.........................7
2.4 Pentingnya Penyuluhan Kesehatan....................................................8
2.5 Pengertian Keluarga...........................................................................9
2.6 Struktur Fungsi Pada Keluarga..........................................................11
2.7 Penyuluhan Kesehatan Pada Keluarga...............................................12
2.8 Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan Keluarga..........................13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan
kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaru-
hi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh
seseorangkepada oranglain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri
yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri. Bahwa yang harus
dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan
tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga Pengetahu-
an kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah
dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh
kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran
pendidikan kesehatan.
Rendahnya akses masyarakat atas informasi atau pendidikan kesehatan di
tengarai sebagai penyebab utama rendahnya akses masyarakat atas kualitas
layanan kesehatan. Selain itu perspektif pemerintah dalam membangun bidang
kesehatan ini perlu dibenahi dari paradigma sakit ke paradigma sehat dan dari
semangat memungut atau retribusi kepada semangat pelayanan.
Pendidikan kesehatan, yang dewasa ini lebih dikenal dengan promosi
kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Mengingat tujuan akhir promosi
kesehatan bukan sekdar masyarakat mau hidup sehat (wil-lingness), tetapi juga
mampu (ability) untuk hidup sehat, maka promosi kesehatan bukan sekedar

1
menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat
mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana masyarakat dan
keluarganya mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan. Sasaran
penyuluhan kesehatan mecakup banyak aspek salah satunya adalah keluarga.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko
tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan
sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemahaman mengenai pendidikan kesehatan?
2. Apa tujuan dari pendidikan kesehatan?
3. Bagaimana definisi dari penyuluhan kesehatan?
4. Bagaimana definisi dari keluarga?
5. Bagaimana penyuluhan kesehatan pada keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami Bagimana pemahaman mengenai pendidikan kesehatan
2. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan kesehatan
3. Mengetahui definisi dari penyuluhan kesehatan
4. Mengetahui definisi dari keluarga
5. Mengetahui penyuluhan kesehatan pada keluarga

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
didalam bidang kesehatan. Merupakan suatu kegiatan untuk membantu
individu, kelompok, atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau
perilakunya, untuk mencapai kesehatan secara optimal. Peran pendidikan
kesehatan :
1. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor lingkungan
Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun oleh
instansi baik pemerintah, swasta, maupun LSM. Banyak pula proyek peng
adaan saranasanitasi lingkungan dibangun untuk masyarakat. Namun,
karena perilaku masyarakat, sarana atau fasilitas sanitasi tersebut kurang
atau tidak dimanfaatkan dan dipelihara sebagaimana mestinya. Agar
sarana sanitasi lingkungan tersebut dimanfaatkan dan dipelihara secara
optimal maka perlu adanya pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
Demikian pula dengan lingkungan non fisik, akibat masalah-masalah
social banyak warga masyarakat yang menderita stress dangan gangguan
jiwa. Oleh karena itu baik dalam memperbaiki masalah social maupun
menangani akibat masalah social diperlukan pendidikan kesehatan.
2. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor perilaku
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk
menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya 
pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadarai atau mengeta
hui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindri
atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan bila mana sakit dan

3
kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari kesehatan bila mana 
sakit dan sebaginya.
Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat kesadaran / pengetahu
-an masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek kesehatan”
Pendidikan kesehatan juga penting untuk mencapai perilaku. Jadi
kesehatan bukan hanya disadari dan disikapi melainkan dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Peran pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan
Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah
Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan telah menyediakan
fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk pusat pelayanan kesehatan.
4. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas
Orang tua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam
mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang
sehat dan gizinya baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula pada
anaknya. Sebaliknya, kesehatan orang tua khususnya kesehatan ibu yang
rendah dan kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi
anaknya.
Oleh karena itu, pendidikan kesehatan diperlukan pada kelompok 
ini, agar masyarakat atau orang tua menyadari dan melakukan hal-hal
yang dapat mewariskan kesehatan yang baik pada keturunan mereka. 
Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari tiga
dimensi :

1) Dimensi sasaran
a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu
b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
masyarakat tertentu.
c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

4
2) Dimensi tempat pelaksanaan
a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan
keluarga
b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan
sasaran masyarakat atau pekerja.
3) Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
a. Pendidikan kesehatan promosi kesehatan, misalnya: peningkatan
gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus misalnya :
imunisasi
c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat
misalnya: pengobatan layak guna menghindari dari resiko
kecacatan.
d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi misalnya: dengan
memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.

2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan


Tujuan pendidikan kesehatan merupakan domain yang akan dituju
dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan memiliki beberapa
tujuan antara lain pertama, tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan
lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat pada individu,
keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,
mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu
menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa
yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yang

5
ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu
memutuskan kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat
dan kesejahteraan masyarakat.
Konsep Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah adalah
suatu penerapan konsep pendidikan di bidang kesehatan. Dilihat dari segi pen-
didikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pe-
ndidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep
pendidikan yang di aplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar
pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu ter
jadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih 
dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat.
Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai
makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di
dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan oranglain yang mempunyai
kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebihtahu dan
sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok
atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses
belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang
dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan
sesuatu. Namun demikian tidak semua perubahan itu terjadi karena belajar 
saja, misalnya perkembangan anak dari tidak dapat berjalan menjadi dapat ber
-jalan. Perubahanini terjadi bukan hasil proses belajar tetapi karena proses
kematangan. Dari uraiansingkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar
itu mempunyai ciri ciri: belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan
pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik
aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar adalah bahwa
perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk

6
waktu yang relative lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi kare-
na usaha dan disadari, bukan karena kebetulan. Bertitik tolak dari konsep
pendidikan tersebut maka konsep pendidikan kesehatan itu juga proses belajar
pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah
kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya.
Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan dan bagan di bawah,
pendidikan kesehatan di defenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan
kemampuan perilakunya, mereka untuk mencapai kesehatannya, kesehatan
mereka secara optimal. Disamping konsep pendidikan kesehatan tersebut di
atas, para ahli pendidikan kesehatan juga telah mencoba membuat batasan
tentang pendidikan kesehatan yang berbeda-beda sesuai dengan konsep
mereka masing-masing tentang pendidikan. Jadi tujuan pendidikan kesehatan
adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan
untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun
sosial.

2.3 Pentingnya Pendidikan Kesehatan Bagi Masyarakat


Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,
ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu 
berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti 
suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat
hidup danmelangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik
itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan 
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Pendidikan kesehatan sebenarnya telah menjadi bagian yang harus
diberikan kepada peserta didik. Pada kurikulum yang dibuat, pendidikan

7
kesehatan menjadi bagian dari mata pelajaran penjaskes, atau kependekan
dari pendidikan jasmani dan kesehatan. Akan tetapi pada prakteknya mata
pelajaran ini hanya terfokus pada bagian jasmani atau olahraganya saja,
sementara bagian kesehatan yang lainnya sering terabaikan oleh pihak guru.
Pihak sekolah maupun guru dalam proses pengajaran mata pelajaran
penjaskes mayoritas hanya terfokus pada pendidikan olah raga, baik teori
maupun prakteknya. Memang olah raga adalah bagian dari kesehatan, dan
olah raga dapat membentuk fisik menjadi sehat dan kuat. Tapi harus disadari
bahwa olahragahnya salah satu dari sekian banyak hal yang penting dalam
bidang kesehatan, olahraga juga hanya sebuah cara untuk menjaga kesehatan
fisik. Oleh karena itu sayangya kita memahami bahwa pembelajaran
kesehatan tidak terbatas padaolah raga saja, pembelajaran kesehatan harus
dapat diajarkan sampai pada prilaku sehat untuk dipraktekan dalam keseharian
para pelajar. Mungkin saja banyaknya pelajar sekolah sekarang yang
menunjukan polahidup tidak sehat seperti, merokok, minum minuman keras,
mengkonsumsi narkoba disebabkan kurangnya pemahaman mereka terhadap
kesehatan.
Mereka tak memahami seutuhnya tentang dampak kecil dan terburuk
dari apa yang mereka lakukan sekarang bagi masa depan mereka kelak. Bukan
kah sangat jelas, perlakuan mereka pada kesehatan dirinya sekarang  akan sa-
ngat menentukan kondisi kesahatan mereka di masa yang akan datang. Apalah
arti kecerdasan dan kepintaran jika kondisi kesehatan tidak stabil atau
buruk. Banyak kasus seseorang yang memiliki kecerdasan gagal memanfaatk-
annya atau kurang optimal.

2.4 Pentingnya Penyuluhan Kesehatan


Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan

8
tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara
individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam
mencapai tujuan hidup sehat.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa
yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan
meminta pertolongan.
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga,
Kelompok dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat
dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan
masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada
keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular,
keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang
buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada
kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok
masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia,
kelompok yang ada di berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak
sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas,
masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah
dan lain-lain.

2.5 Pengertian Keluarga


Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat,
akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh

9
salah satu anggota keluarga dapat memengaruhi anggota keluarga yang lain.
Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat memengaruhi
sistem keluarg tersebut dan memengaruhi komunitas setempat, bahkan
komunitas global. Sebagai contoh, apabila ada seorang anggota keluarga yang
menderita penyakit demam berdarah, nyamuk sebagai faktor penyebab dapat
menggigit keluarga tetangganya. Hal tersebut dapat memengaruhi sistem
keluarga tersebut dan memengaruhi komunitas tempat keluarga tersebut
menetap. Membangun Indonesia Sehat seharusnya dimulai dengan
membangun keluarga sehat sesuai dengan budaya keluarga.
Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga
untuk membangun keluarga sehat sesuai dengan budayanya. Perawat
berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan, konselor, pendidik, atau
peneliti agar keluarga dapat mengenal tanda bahaya dini gangguan kesehatan
pada anggota keluarganya. Dengan demikian, apabila keluarga tersebut
mempunyai masalah kesehatan, mereka tidak dating ke pelayanan kesehatan
dalam kondisi yang sudah kronis. Perawat keluarga memiliki peran yang
sangat strategis dalam pemberdayaan kesehatan keluarga sehingga tercapai
Indonesia Sehat 2010.
Program pemerintah dalam pemberdayaan keluarga di bidang
kesehatan belum mengikutsertakan perawat keluarga secara optimal. Oleh
karena itu, kita perlu mempertimbangkan adanya satu orang perawat keluarga
dalam satu kelurahan atau desa dalam membangun keluarga sehat. Asuhan
keperawatan tersebut tentunya dilaksanakan dengan melibatkan peran serta
aktif keluarga. Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Balion dan Maglaya (1978) mendefinisikan keluarga sebagai
dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan satu interaksi

10
satu sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya. Menurut Friedman (1998), definisi keluarga
adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk
saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih yang
dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya.

2.6 Struktur Fungsi Keluarga


Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan
informal. Misalnya, ayah mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga
dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan
pelindung keluarga. Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan
berkomunikasi, kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan
sistem pendukung di antara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan
kemampuan menyelesaikan masalah. Menurut Friedman (1999), lima fungsi
dasar keluarga adalah sebagai berikut:
1. Fungsi afektif
Fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling
mengasuh dan memberikan cita kasih, serta saling menerima dan
mendukung.
2. Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat
anggotakeluarga berinteraksi sosial, dan belajar berperan di lingkungan
sosial.

11
3. Fungsi reproduksi
Fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang,
pangan, dan papan.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan.

2.7 Penyuluhan Kesehatan Pada Keluarga


Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga agar keluarga
tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya, bila produktivitas keluarga
meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula. Tujuan
utama dalam memberikan penyuluhan dalam keluarga adalah untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
sehingga mereka dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya. Adapun
tujuan khusus dalam penyuluhan kesehatan keluarga, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya.

12
5. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.

2.8 Peran Perawat Dalam Promosi Kesehatan Keluarga


Dalam promosi kesehatan perawat memainkan berbagai peran penting
sebagai berikut:
1. Sebagai modal dalam berperilaku hidup bersih sehat dan berbudaya
(PHBSB)
2. Memfasilitasi keterlibatan klien dalam pengkajian, pelaksanaan, dan
pengevaluasian tujuan kesehatan.
3. Mengajarkan keluarga dalam strategi keperawatan diri untuk meningkatan
kekuatan fisik, meningkatkan nutrisi manajemen stress dan memperbaiki
hubungan dengan anggota keluarga yang lain.
4. Membantu individu keluarga dan komunitas untuk meningkatkan level
kesehatan
5. Mendidik keluarga sebagi konsumen pelayanan yang efektif
6. Membantu individu keluarga dan komunitas untuk mengembangkan dan
memilih opini promosi kesehatan.
7. Membimbing keluarga mengembangkan pemecahan masalah kesehatan.
8. Memperkuat keluarga dalam berperilaku promosi kesehatan
9. Advokasi dalam komunitas untuk perubahan peningkatan lingkungan
yang sehat.
10. Sebagai misionaris dalam PHBSB di keluarga dan komunitas.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
didalam bidang kesehatan. Merupakan suatu kegiatan untuk membantu individu,
kelompok, atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilakunya,
untuk mencapai kesehatan secara optimal. Peran pendidikan kesehatan mencakup:
Peran pendidikan kesehatan dalam faktor lingkungan, peran pendidikan kesehatan
dalam faktor perilaku, peran pendidikan kesehatan dalam pelayanan
kesehatan, peran pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas.
Tujuan pendidikan kesehatan merupakan domain yang akan dituju
dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan antara
lain pertama, tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat 
dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran
aktifdalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yag optimal.
Pentingnya pendidikan kesehatan menunjukan bahawa Hal tersebut
jelasdan bisa dibuktikan. Dengan kesadaran pentingnya akan kesehatan ini
diharapkanterbentuknya karakter-karakter pemuda yang tangguh secara otaknya
maupunsecara fisiknya. Akhirnya dengan keseriusan sekolah dan guru pada
pendidikankesehatan, diharapkan terbentuk peserta didik yang bukan hanya
memilikikecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual saja, tetapi juga memiliki
ragayang sehat dan kuat
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.

14
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan
yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas.
Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,
kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan sistem pendukung di
antara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan
menyelesaikan masalah. Menurut Friedman (1999), lima fungsi dasar keluarga,
yaitu fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan
fungsi perawatan kesehatan.

3.2 Saran
Diharapkan sosialisasi dari permerintah dan para ahli mengenai pendidik-
an kesehatan sangatlah penting dalam menciptakan lingkungan masyarakat yang
sehat dan gaya hidup yang sehat dilakukan secara terus-menerus dalam artian
lebih ditingkatkan yang sifatnya menyeluruh guna menciptakan perubahan
perilaku, lingkungan dan gaya hidup yang sehat.
Saya berharap agar para pembaca dapat lebih memahami mengenai
konsep dokumentasi dalam keperawatan sehingga ilmu yang didapatkan dapat
bermanfaat di masa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Febroll (2012).Pendidikan Kesehatan


Sumber http://febroll.blogspot.com/2012/04/pendidikan-kesehatan.html
(Diakses tanggal 01/11/2012 waktu 15.32.wib)
 
Geocities (2012), Prinsip- Prinsip Pendidikan Kesehatan
Sumber: http://www.geocities.ws/klinikikm/pendidikan-perilaku/prinsip.htm
  (Diakses tanggal 01/11/2012 waktu 12.30.wib)
 
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
PTRineka Cipta.
 
Notoatmojo, Soekidjo. (2003). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta.

Absah, Y. 2011. Penyuluhan Kesehatan.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf.
(diaskes tanggal 25 September 2016)

Effendy, Nasrul.1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC

16

Anda mungkin juga menyukai