Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TB PARU

DENGAN GAGAL GINJAL

OLEH :

NAMA : MEYLAN HULOPI

NIM : 751440118018

KELAS : III A KEPERAWATAN

DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2021
GEJALA PADA PASIEN TB PARU DENGAN GAGAL GINJAL :

- Anoreksia
- Berat badan menurun
- Demam yang berisfat intermiten
- Urinasi yang rendah
- Pasien juga dapat mengalami hematuria
- Pemeriksaan uji kulit mantoux adalah positif
- Pemeriksaan urin menunjukkan pyuria
- Pemeriksaan nilai GFR kurang dari 40ml/menit (Normal 85-134ml/menit)
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

- Klien Merasa kurang tenaga - Klien Anoreksia


- Klien Mengeluh lelah - Berat badan klien menurun
- Ortopneu - Demam yang bersifat
- Dispnea intermiten
- Urinasi yang rendah/Anuria - Suhu tubuh diatas nilai normal
- Urinasi yang rendah
- Distensi kandung kemih
- Berkemih tidak tuntas
- Pasien juga dapat mengalami
hematuria
- Pemeriksaan uji kulit mantoux
adalah positif
- Pemeriksaan urin
menunjukkan pyuria
- Pemeriksaan nilai GFR kurang
dari 40ml/menit (Normal 85-
134ml/menit)
- Edema anasarca atau edema
perifer
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI DIAGNOSA

1 Subjektif : TB Paru Hipertermia


-
Objektif : Volume darah
- Demam yang meningkat
bersifat intermiten
- Suhu tubuh diatas Gangguan fungsi
nilai normal ginjal

Gagal Ginjal

GFR Menurun

Ureum naik

Demam yang
bersifat intermiten

Hipetermia

2 Subjektif : TB Paru Retensi Urin


-
Objektif : Volume darah
- Urinasi yang meningkat
rendah/Anuria
- Distensi kandung Gangguan fungsi
kemih ginjal
- Pemeriksaan urin
menunjukkan
pyuria Gagal Ginjal

GFR Menurun

Ureum naik

Urinasi rendah

Anuria

Retensi Urin

3 Subjektif : Gagal Ginjal Hipervolemia


- Ortopneu Kronis
- Dispnea
Objektif Ketidakmampuan
- Urinasi yang ginjal
rendah/Anuria
- Edema anasarca mengekskresikan

atau edema urin

perifer
Retensi cairan Na
dan Elektrolit

Cairan tubuh
meningkat

Edema

Hipervolumia

4 Subjektif : TB Paru Keletihan


- Klien Merasa
kurang tenaga Volume darah
- Klien Mengeluh meningkat
lelah
Gangguan fungsi
Objektif : ginjal
- Tidak mampu
mempertahankan Gagal Ginjal
aktivitas rutin
- Klien Tampak
lesu GFR Menurun

- Demam yang
bersifat Ureum naik

intermiten
- Suhu tubuh Produk Eritropoitin

diatas nilai turun

normal
Anemia Renal

Keletihan

5 Subjektif : TB Paru Risiko Defisit


- Nutrisi
Objektif : Volume darah
- Klien Anoreksia meningkat
- Berat badan klien
menurun Gangguan fungsi
ginjal

Gagal Ginjal
GFR Menurun

Ureum naik

Anoreksia

Berat badan
menurun

Resiko Defisit
Nutrisi

6 Subjektif : TB Paru Resiko Perfusi Renal


- tidak efektif
Objektif : Volume darah
- Pemeriksaan meningkat
nilai GFR
kurang dari Gangguan fungsi
40ml/menit ginjal
(Normal 85-
134ml/menit) Gagal Ginjal
- Pemeriksaan
urin GFR Menurun
menunjukkan
pyuria Resiko Perfusi
Renal tidak efektif
RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


O

1 Hipertermi Setelah Manajemen hipertermia


dilakukan Observasi:
tindakan - identifikasi penyebab hipertima
keperawatan (mis. Dehidrasi, terpapar
selama 3x24 lingkungan panas, penggunaan
jam diharapkan incubator.)
termoregulasi - monitor suhu tubuh
membaik - monitor kadar elektrolit
dengan kriteria - monitor haluaran urine
hasil: - monitor komplikasi akibat

- Pucat hiperermia

menurun Terapeutik:

- takikardi - sediakan lingkungan yang dingin

menurun - longgarkan atau lepaskan pakaian

- takipnea - berikan cairan oral

menurun - ganti linen setiap hari atau lebih

- dasar kuku sering jika mengalami

sianotik hyperhidrosis (terlihat keringat

menurun berlebih)

- suhu tubuh - lakukan pendinginan eksternal

membaik (mis. selimut hipotermia atau

- suhu kulit kompres dingin pada dahi, leher,


membaik dada, abdomen, aksila)
- kadar - hindari pemberian antipiretik
glukosa atau aspirin
darah - berikan oksigen, jika perlu
membaik Edukasi:
- pengisian - anjurkan tirah baring
kapiler Kolaborasi:
membaik - kolaborasi pemberian cairan dan
- ventilasi elektrolit intravena, jika perlu
membaik
- tekanan
darah
membaik

2 Retensi Urin Setelah Kateterisasi Urine


Dilakukan Observasi :
intervensi - Periksa kondisi pasien (mis.
selama 3x 24 Kesadaran, tanda-tanda vital,
jam maka daerah perinel, distensi kandung
eliminasi urin kemih, inkontinensia urine, refleks
membaik, berkemih)
dengan kriteria Tetapeutik
hasil : - Siapkan peralatan, bahan-bahan
- sensasi dan ruangan Tindakan
berkemih - Siapkan pasien : bebaskan pakaian
meningkat bawah dan posisikan dorsal
- desakan rekumben (untuk wanita) dan
berkemih supine (untuk laki-laki)
(urgensi) - Pasang sarung tangan
menurun - Bersihkan daerah perineal atau
- distensi preposium dengan cairan NaCl
kandung atau aquadesh
kemih - Lakukan insersi kateter urin
menurun dengan urine bag
- berkemih - Isi balon dengn NaCl o,9% sesuai
tidak tuntas anjuran pabrik
(hesitancy) - Fikssi selang kateter diatas simpisis
menurun atau dipaha
- volume - Posisikan kantong urine
residu urin ditempatkan lebih rendah dari
menurun kandung kemih
- urin menetes - Berikan label waktu pemasangan
menurun Edukasi
- mengompol - Jelaskan tujuan dan prosedur
menurun pemasangan kateter urine
- frekuensi - Anjurkan menarik nafas saat
BAK insersi selang kateter
membaik

3 Hipervolumi Setelah Manajemen hipervolemia


a dilakukan Obsevasi
intervensi - Periksa tanda dan gejala
selama 3x24 hipervolemia (mis.
jam maka Ortopnea,dispnea,edema,JVP/CVP
hipervolumia meningkat,refleks hepatojugular
membaik positif,suara napas tambahan)
dengan dengan - Identifikasi penyebab
kriteria hasil : hipervolemia
- Output urin - Monitor status hemodinamik
meningkat (mis.frekuensi jantung,tekanan
- Membran darah,MAP,CVP,PAP,PCWP,
mukosa - CO,CI), Jika teredia
lembap - Monitor intake dan output cairan
meningkat - Monitor tanda hemokonsentrasi
- Asupan (mis.kadar
makanan natrium,BUN,hematokrit,
meningkat - berat jenis urine)
- Edema - Monitor kecepatan infus secara
menurun ketat
- Dehidrasi - Monitor efek samping diuretik
menurun (mis. Hipotensi ortor,
- Asites hipovolemia,
menurun hipokalemia,hiponatremia)
- Tekanan Terapeutik
darah - Timbang berat badan setiap hari
membaik pada waktu yang sama
- Frekuensi - Batasi asupan cairan dan garam
nadi - Tinggikan kepala tempat tidur 30-
membaik 40⁰
- Kekuatan Edukasi
nadi - Anjurkan melapor jika haluaran
membaik urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
- Tekanan - Anjurkan melapor jika BB
arteri rata bertambah >1 kg dalam sehari
rata - Ajarkan cara mengukur dan
membaik mencatat asupan dan haluaran
- Mata cairan
cekung - Ajarkan cara membatasi cairan
membaik Kolaborasi
- Turgor kulit - Kolaborasi pemberian diuretik
membaik - Kolaborasi penggantian
- Berat badan kehilangan kalium akibat diuretic
membaik - Kolaborasi pemberian continious
renal replacement therapy
(CRRT),jika perlu
4 Keletihan Setelah Menejemen Energi
Dilakukan Observasi :
intervensi - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
selama 3x 24 yang mengakibatkan kelelahan
jam, maka - Monitor kelelahan fisik dan
tingkat emosional
keletihan - Monitor pola dan jam tidur
menurun - Monitor lokasi dan
dengan kriteria ketidaknyamanan selama
hasil : melakukan aktivitas
- Verbalisasi Trerapeutik :
kepulihan - Sediakan lingkungan nyaman dan
energy rendah stimulus (mis. Cahaya,
meningkat suara, kunjungan)
- Tenaga - Lakukan latihan rentang gerak
meningkat pasif atau aktif
- Kemampuan - Berikan aktivitas distraksi yang
melakukan menenangkan
aktivitas - Fasilitasi duduk di sisi tempat
rutin tidur, jika tidak dapat berpindah
meningkat atau berjalan.
- Verbalisasi Edukasi :
lelah - Anjurkan tirah baring
menurun
- Lesu - Anjurkan melakukan aktivitas
menurun perawat jika tanda da gejala
- Pola kelelahan tidak berkurang
aktivitas - Ajarkan strategi koping untuk
membaik. mengurangi kelelahan.
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
5 Resiko Setelah Manajemen Nutrisi
Defisit Dilakukan Observasi :
Nutrisi intervensi - Indentifikasi status nutrisi
selama 3x 24 - Identifikasi alergi dan intoleransi
jam, maka makanan
Status Nutrisi - Identifikasi makanan yang disukai
membaik - Identifikasi kebutuhan kalori dan
dengan Kriteria jenis nutrient
hasil : - Monitor berat badan
- Porsi - Monitor hasil pemeriksaan
makanan laboratorium
yang - Terapeutik :
dihabiskan
- Lakukan orl hygiene sebelum
meningkat
makan, jika perlu
- Berat badan
- Sajikan makanan secara menarik
cukup
dan suhu yang sesuai
membaik
- Berikan makanan tinggi serat
- Indeks masa
untuk mencegah kostipasi
tubuh
- Berikan makanan tinggi kalori dan
membaik
tinggi protein
- Frekuensi
- Berikan suplemen makanan, jika
makan
membaik perlu.
- Nafsu Edukasi :
makan - Anjurkan posisi duduk, jika
membaik mampu
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan , jika perlu.

6 Resiko Setelah Pencegahan Syok


Perfusi Dilakukan Observasi :
Renal tidak intervensi - Monitor status kardiopulmonal
efektif selama 3x 24 (frekuensi dan kekuatan nadi,
jam maka frekuensi napas, TD, MAP)
perfusi renal - Monitor status oksigenasi
meningkat (oksimetri nadi, AGD)
dengan kriteria - Monitor status cairan (masukan
hasil : dan haluaran, turgor kulit, CRT)
jumlah urin - Monitor tingkat kesadaran dan
meningkat respon pupil.
nyeri abdomen Terapeutik :
menurun - Berikan oksigen untuk
tekanan darah mempertahankan saturasi oksigen
rata-rata > 94%
membaik - Persiapkan intubasi dan ventilasi
kadar urea mekanis, jika perlu
nitrogen darah - Pasang jalur IV, jika perlu
membaik
- Pasang kateter urin untuk menilai
kadar keratinin
produksi urin, jika perlu
plasma
- Lakukan skin test untuk mencegah
membaik
reaksi alergi.
tekanan darah Edukasi :
sistolik - Jelaskan tanda dan gejala awal
membaik syok
tekanan darah - Anjurkan melapor jika
diasolik menemukan/ merasakan tanda dan
membaik gejala awal syok
kadar elektrolik - Anjurkan memperbanyak asupan
membaik. cairan oral
- Anjurkan menghindari allergen
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian IV, jika
perlu
- Kolaborasi pemberian transfuse
darah, jika perlu
- Kolaborasi pemebrian
antiinflamasi, jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai