Anda di halaman 1dari 12

PENCAHAYAAN DI TEMPAT KERJA

A.  Definisi Pencahayaan


Menurut Kepmenkes No. 1405/MENKES/SK/XI/2002, pencahayaan
adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan merupakan salah satu
faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan
berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik
memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara
jelas dan cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi Sukini
dalam Setiawan (2012):
1.    Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat
energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan
pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar
ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari kedalam
ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian bangunan yang terbuka.
Sinar ini sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun
tembok pagar yang tinggi.
2.    Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber
cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila
posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan
alami tidak mencukupi.

B.  Kualitas Pencahayaan di Tempat Kerja

Kualitas pencahayan dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu (Karlen,


2008):

1.    Brightness Distribution


Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan. Suatu
rasio kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detil, tapi variasi
yang berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan timbulnya masalah.
Mata menerima cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi
sulit untuk memeriksa dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam
suatu daerah yang terang. Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja
utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. Untuk membantu
memelihara pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata tersebut
seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakang.
2.    Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang
berlebihan mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang
terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan
meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan
rasa sakit pada bagian kepala.
b. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan
adanya penghamburan cahaya dalam lensa mata. Orang-orang lanjut
usia kurang bisa untuk menerima cahaya seperti ini.
3.    Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari
sumber cahaya buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya yang
langsung berasal dari cahaya matahari. Kedua sumber tersebut dapat
menyebabkan rasio terang yang berlebihan dalam jangkauan penglihatan,
detil-detil penting yang tidak terlalu jelas.
4.    Background (Latar Belakang)
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat
sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang
mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan
menggunakan sekat-sekat.

C. Karakteristik Pencahayaan

Dalam dua dekade penerangan menggunakan foot-candle (setara 50 watt)


dan foot lambert. Namun, sekaang ada beberapa ukuran baru, diantaranya
(Quible, 2001) dalam Maryamah (2011) :
1. Equivalent spherical illumination, ESI digunakan untuk mengukur
tingkat efisensi sistem penerangan. Nilai ini dipengaruhi secara negatif
oleh silau dan pemantulan pada area kerja dan benda dimana karyawan
bekerja. ESI juga digunakan untuk memberikan ukuran tentang
keseragaman sistem cahaya.
2. Visual comfort probability merupakan rasio tingkat terang langsung.
Sumber cahaya yang dapat dilihat degnan mata telanjang atau
pemantulan yang terlihat menyebabkan penggunaan VCP berkurang.
Untuk itulah peletakan peralatan dan perlengkapan kantor juga perlu
memperhitungkan kondisi yang dimaksud, sehingga pegawai terhindar
dari kondisi tersebut.
3. Task illumination dinilai dengan menggunakan ukuran foot-candle, alat
ukur ini adakn mengukur jumaln cahaya pada area kerja. Ukuran ini tidak
mengukur kualitas datu daya lihat pegawai. Nilai TI yang tinggi
memastikan pencahyaan yang ckukup pada area kerja, khususnya ika
terjadi silau dan pemantulan. Keanyakan area perkantoran membutuhkan
nilai TI 100-150 foot candle.
D.   Sistem Pencahayaan

Badru Munir (2007) dalam Setiawan (2012) menjelaskan, bahwa ada 4


jenis pencahayaan yang di gunakan di kantor, antara lain
1. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan
keseluruh ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor.
Biasanya lampu jenis ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan
tersebut.
2. Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang
pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak
kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarng digunakan pada
kaentor-kantor di Indonesia karena alasan kepraktisan. Agar pencahayaan
baik maka disarankan agar jenis ini dapat dikombinasikan dengn ambient
lighting, sehingga pekerjaan yang tidak terlalau membutuhkan tinggat
penerangan tinggi cukup menggunakannya; sedangkan pekerjaa yang
mmbutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan menggunakan task lighting.
3. Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang
dituju. Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau
area lain yang membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau
pengunjung tidak tersesat.
4. Natural lighting, biasanya berasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta
cahaya lanit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi
pebagawai, namun cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam
keadaan mendug atau gelap.
Menurut Prabu dalam Sabir (2013), ada 5 sistem pencahayaan di ruangan,
yaitu:

1.    Sistem pencahayaan langsung (direct lighting)


Pada sistem ini 90%-100% cahaya diarahkan secara langsung ke
benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam
mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat
menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena
penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang
optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada di dalam
ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.
2.    Pencahayaan semi langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan langsung pada benda
yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit
dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan
langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding
yang diplester putih memiliki pemantulan 90%, apabila dicat putih
pemantulan antara 5%-90%.
3.    Sistem pencahayaan difus (general diffuse lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40%-60% diarahkan pada benda
yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit
dan dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-
indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya
keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih
ditemui.
4.    Sistem pencahayaan semi tidak langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan
dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah.
Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan
perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah
bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
5.    Sistem pencahayaan tidak langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90%-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan
dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh
ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya,
perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan
sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan
sedangkan kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang jatuh
pada permukaan kerja.
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan.
Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti
berikut:
Tabel . 1 Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja
Tingkat Pencahayaan
Jenis Kegiatan Keterangan
Minimal (Lux)
Pekerjaan kasar & 100 Ruang penyimpanan & ruang
tidak terus menerus peralatan/instalasi yang
memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
Pekerjaan kasar & 200 Pekerjaan dengan mesin &
terus menerus perakitan kasar
Pekerjaan rutin 300 Pekerjaan kantor/administrasi,
ruang kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun
Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja
dengan mesin kantor pekerja
pemeriksaan atau pekerjaan dengan
mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan/warna, pemprosesas,
tekstil, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus
Pekerjaan amat halus 1500 tidak Mengukir dengan tangan,
menimbulkan bayangan pemeriksaan pekerjaan mesin dan
perakitan yang sangat halus
Pekerjaan detil 3000 tidak Pemeriksaan pekerjaan dan
menimbulkan bayangan perakitan yang sangat halus
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/MENKES/SK/XI/2002
E.    Pencahayaan pada Pengguna Komputer
Dalam faktor kenyamanan dalam melakukan pekerjaan, aspek
pencahayaan merupakan faktor yang sangat penting dan perlu
dipertimbangkan. Tanpa adanya unsur cahaya, suatu pekerjaan yang akan
dilakukan akan menjadi tertunda dan bahkan tidak dapat dilakukan.
Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat
kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.

Tabel. 2 Rekomendasi Tingkat Pencahayaan pada Tempat Kerja dengan Komputer


Tingkat
Keadaan Pekerja
Pencahayaan (lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang terbaca 300
jelas
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang tidak 400-500
terbaca jelas
Tugas memasukan data 500-700
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/MENKES/SK/XI/2002

Dalam penggunaan stasiun kerja yang banyak menggunkan layar


tampilan, kilau cahaya yang dihasilkan dan ditampilkan oleh layar/monitor,
merupakan persoalan paling besar yang dapat mengurangi kenyamanan
seorang pengguna komputer. Salah satu cara untuk menghindari adanya kilau
cahaya adalah dengan memasang filter anti kilau, selain itu perangkat
pencahayaan yang digunakan harus diatur sedimikian rupa dan senyaman
mungkin. Untuk mencegah adanya berbagai keluhan pada mata, tujuan utama
perancangan pencahayaan untuk tempat layar tampilan diletakkan adalah
(Santorso, 2009)
1.    Menghindarkan pengguna dari cahaya terang langsung atau pantulannya.
2.  Memperoleh keseimbangan antara kecerahan (brightness) layar tampilan
dan kecerahan yang ada di depan pengguna. Hal yang paling penting
adalah menghindari adanya kecerahan pada bagian depan pengguna yang
berlebihan dibanding kecerahan layar tampilan. Demikian juga halnya
dengan kecerahan yang kurang dibanding kecerahan layar tampilan.
3.  Menghindari cahaya langsung atau cahaya pantulan yang langsung
mengenai layar tampilan.
4.  Memberikan keyakinan bahwa ada pencahayaan yang cukup untuk
pekerjaan yang tidak menggunakan layar tampilan.
Cahaya dalam sebuah ruangan dapat berupa:
1. Cahaya langsung yang berasal dari matahari yang menerobos masuk lewat
jendela atau berasal dari sumber cahaya buatan misalnya dari bola lampu.
2. Cahaya tidak langsung yang dipantulkan oleh tembok atau partisi, langit-
langit rumah atau plafon, lantai rumah, bahan-bahan yang ada di sekitar
layar tampilan, bagian dari atas meja yang digunakan, pakaian yang
digunakan oleh operator meskipun pengaruhnya sangat kecil.
Pengendalian cahaya yang berasal dari berbagai sumber cahaya seperti di
atas, memerlukan perhatian pada:
1. Perancangan lighting fixtures dalam arti arah pencahayaan dan kuat cahaya
yang dihasilkan.
2. Penutup jendela.
3. Penempatan lighting fixtures dan jendela relatif terhadap stasiun kerja.
4. Faktor refleksitas dari material tempat stasiun kerja di tempatkan.
Secara garis besar, pencahayaan ruang stasiun kerja perlu memperhatikan
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
1. Sebaiknya tempatkan sumber cahaya sedemikian rupa, sehingga pantulan
cahaya pada layar dapat diminimalisasi.
2. Gunakan penutup jendela yang mampu mengendalikan banyaknya cahaya
matahari yang masuk kedalam ruangan kerja yang digunakan. Usahakan
untuk menempatkan layar sedemikian rupa, sebaiknya bagian samping
layar diatur tata letaknya untuk menghadap ke jendela.
3. Tempatkan layar dengan benar, pastikan kilauan yang disebabkan oleh
sumber cahaya diatas kepala dapat dihindarkan.
4. Hindarkan menggunakan sumber cahaya yang sangat terang/berlebihan.
5. Gunakan pencahayaan secara tidak langsung, untuk menghindari adanya
bintik cerah pada layar tampilan yang merupakan pantulan dari suatu
sumber cahaya yang langsung mengenai layar.
F.     Penyakit Akibat Pencahayaan yang Buruk di Tempat Kerja

Pencahayaan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan


gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Menurut Zaenab (2012)
pengaruh pencahayaan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan
kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja, kelelahan
mental, keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata dan
kerusakan indra mata. Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut
akan bermuara kepada penurunan performansi kerja, termasuk kehilangan
produktivitas, kualitas kerja rendah, banyak terjadi kesalahan dan kecelakan
kerja meningkat.
Pemakaian komputer dewasa ini semakin luas di segala bidang, baik di
perkantoran maupun di kehidupan pribadi seseorang. Namun, pemakaian
komputer secara berlebihan akan meningkatkan resiko gangguan kerja.
Lamanya penggunaan komputer dianjurkan tidak lebih dari 4 jam sehari
apabila melebihi waktu tersebut, mata cenderung mengalami kelelahan.
Kelelahan mata meningkat apabila kualitas dan kuantitas pecahayaan di ruang
kerja tersebut kurang baik (Maryamah, 2011).
Salah satu contoh yang sering terjadi di masyarakat khususnya di
tempat kerja terkait pencahayaan adalah pencahayaan pada layar monitor atau
pekerjaan yang selalu berhadapan langsung dengan komputer setiap hari.
Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh pencahayaan yang buruk pada
pengguna komputer adalah gangguan penglihatan atau computer vision
syndrome (CVS) atau dikenal dengan sindrom penglihatan komputer.
1.    Computer Vision Syndrome (CVS)
CVS merupakan sindroma gangguan mata akibat penggunaan
komputer dalam jangka waktu yang lama. Selain itu CVS didefinisikan
juga sebagai suatu kondisi sementara akibat memfokuskan mata pada
layar komputer untuk berlarut-larut, tanpa gangguan dari periode waktu.
CVS terjadi 64% sampai 90% dari pekerja kantor. Gangguan ini sangat
mungkin tidak menyebabkan kerusakan mata permanen. Tetapi, dapat
mempengaruhi kenyamanan pengguna komputer Izquerdo, (2010) dalam
Azkadina (2012).
Menurut penelitian yang dilakukan Kusumawaty, dkk pada tahun
2012 pada karyawan BNI Kota Makassar menyatakan bahwa makin lama
penggunaan komputer dengan pencahayaan yang buruk maka makin
berat gejala CVS yang terjadi. Selain itu Saputro, 2013 dalam penelitian
terhadap karyawan BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Jawa Tengah
menyatakan bahwa ada hubungan antara intensitas pencahayaan ruang,
intensitas pencahayaan lokal, jarang pandang dan durasi penggunaan
komputer terhadap kejadiab CVS dengan masing-masing ρ value <
0,005.
2.    Gejala CVS
Menurut Affandi, 2005 terdapat beberapa gejala yang terjadi pada
seseorang yang menderita CVS, antara lain:
a.    Mata tegang
Mata tegang adalah salah satu istilah kabur yang memiliki arti yang
berbeda-beda bagi banyak orang. Istilah yang dipakai oleh spesialis
mata untuk mata tegang adalah asthenopia, istilah itu sendiri adalah
istilah yang kabur. Di dalam lingkungan pemakaian komputer, mata
tegang dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan dan penglihatan
yang berbeda-beda.
b.    Sakit kepala
Sakit kepala adalah keluhan “tidak nyaman” lainnya dan keluhan itu
sering menjadi sebab utama mengapa orang menjalani pemeriksaan
mata. Para pengguna komputer lebih besar kemungkinannya
mengalami sakit kepala jenis otot tegang.
c.    Penglihatan kabur
Tajam penglihatan adalah kemampuan untuk membedakan antara
dua titik yang berbeda pada jarak tertentu. Bila pandangan diarahkan
ke suatu titik yang jaraknya < 6 meter, mekanisme pemfokusan mata
untuk menambah kekuatan fokus mata dan mendapatkan bayangan
yang jelas di retina harus diaktifkan. Kemampuan mata untuk
merubah daya fokusnya disebut akomodasi, yang berubah tergantung
usia. Suatu bayangan yang tidak tepat terfokus di retina akan
kelihatan kabur.
d.   Mata kering dan mengalami iritasi
Permukaan depan mata diliputi oleh suatu jaringan yang
mengandung kelenjar yang menghasilkan air, mukus dan minyak.
Ketiga lapisan itu disebut air mata yang membatasi permukaan mata
dan mempertahankan kelembaban yang diperlukan agar mata dapat
berfungsi dengan normal.
e.    Sakit pada leher dan punggung
Pada situasi kantor, penglihatan pekerja agak terhalang dan harus
menyesuaikan posisi tubuh untuk mengurangi beban pada sistem
penglihatan.
f.      Kepekaan terhadap cahaya
Mata dirancang untuk terangsang oleh cahaya dan mengontrol
jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata. Faktor lingkungan kerja
yang paling mengganggu adalah kesilauan. Ketidaknyamanan mata
karena kesilauan terutama disebabkan perbedaan terang cahaya pada
lapangan pandang. Sebaiknya sumber cahaya yang sangat terang
dihilangkan dari lapangan pandang dan diusahakan mendapat
pencahayaan yang relatif merata. Seseorang akan menghadapi risiko
yang lebih besar mengalami silau yang mengganggu bila sumber
cahaya lebih terang dan lebih dekat ke titik perhatian.
g.    Penglihatan Ganda
Ketika melihat sebuah objek yang jaraknya dekat, otot mata
mengkonvergensikan kedua mata ke arah hidung. Konvergensi
memungkinkan kedua mata untuk mempertahankan peletakan kedua
bayangan pada tempat yang setara di kedua retina. Bila kemampuan
untuk tetap mengunci posisi kedua mata hilang, mata akan tak searah
dan tertuju ke titik yang berbeda. Ketika kedua mata
mentransmisikan bayangan tersebut maka akan terjadi penglihatan
ganda.
3.    Langkah Pencegahan CVS
Beberapa faktor penting dalam mencegah atau mengurangi gejala
CVS harus dilakukan dengan komputer dan bagaimana komputer tersebut
digunakan. Ini termasuk kondisi pencahayaan, kenyamanan kursi, lokasi
bahan referensi, posisi monitor, dan penggunaan istirahat.
a.  Lokasi layar komputer. Kebanyakan orang merasa lebih nyaman untuk
melihat komputer ketika mata mencari ke bawah. Secara optimal, layar
komputer harus 15 sampai 20º di bawah tingkat mata (sekitar 4 atau 5
inch) yang diukur dari tengah layar dan 20 sampai 28 inch dari mata.
b. Bahan Referensi. Bahan-bahan bacaan lain harus ditempatkan di atas
keyboard dan di bawah monitor. Jika hal ini tidak mungkin, pemegang
dokumen dapat digunakan di samping monitor. Tujuannya adalah untuk
posisi dokumen sehingga tidak perlu memindahkan kepala untuk
melihat dari dokumen ke layar.
c.  Pencahayaan. Posisi layar komputer untuk menghindari silau, terutama
dari pencahayaan overhead atau jendela. Gunakan tirai atau gorden di
jendela dan mengganti bola lampu di lampu meja dengan lampu watt
lebih rendah.
d. Layar anti silau. Jika tidak ada cara untuk meminimalkan silau dari
sumber cahaya, pertimbangkan untuk menggunakan filter silau layar.
Filter ini mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan dari layar.
Instalasi filter anti-silau pada monitor bisa diatur sesuai dengan
kebutuhan. Selain itu, juga bisa menyesuaikan nuansa jendela dan
mengubah kontras layar dan kecerahan dapat membantu mengurangi
silau dan pantulan.
e. Posisi duduk kursi harus nyaman empuk dan sesuai dengan tubuh.
Ketinggian kursi harus disesuaikan sehingga kaki beristirahat datar di
lantai. Jika kursi memiliki lengan, mereka harus disesuaikan untuk
memberikan dukungan lengan saat mengetik. Pergelangan tangan tidak
harus beristirahat pada keyboard saat mengetik.
f.  Istirahat untuk mencegah kelelahan mata, cobalah untuk mengistirahatkan mata
ketika menggunakan komputer untuk waktu yang lama. Istirahatkan mata selama
15 menit setelah dua jam penggunaan komputer terus menerus. Juga, untuk setiap
20 menit melihat komputer, melihat ke kejauhan selama 20 detik untuk
memungkinkan mata berkesempatan untuk memfokuskan kembali.
g.  Berkedip. Untuk meminimalkan kesempatan untuk mengembangkan mata kering
ketika menggunakan komputer, berusaha untuk berkedip sering. Berkedip
membuat permukaan depan mata lembab.
h.    Pemeriksaan mata secara teratur dan melihat kebiasaan yang tepat dapat
membantu mencegah atau mengurangi perkembangan gejala yang terkait dengan
CVS.

Anda mungkin juga menyukai