Anda di halaman 1dari 10

Sitti Rabiah, [Vol 6, No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN


MUTU PENDIDIKAN

Management of Higher Education in Improving the Quality of Education

Sitti Rabiah
Universitas Muslim Indonesia

ABSTRAK
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, harus ada keberlanjutan kinerja dan peningkatan
kualitas. Peningkatan kualitas berkelanjutan berfungsi sebagai langkah untuk mengatasi masalah pen-
didikan berkualitas rendah yang mengandalkan pendekatan konvensional. Pendekatan jaminan kualitas
memimpin institusi pendidikan tinggi untuk belajar dan menerapkan Manajemen Kualitas Total (TQM).
TQM adalah manajemen mutu terpadu yang dilakukan oleh setiap tingkat manajemen dan semua unit
dalam sistem organisasi yang bertujuan untuk memberikan layanan yang memuaskan kepada pelanggan.
Jadi setiap Pendidikan Tinggi harus mengoptimalkan manajemen untuk meningkatkan kualitas. Ada em-
pat lingkup manajemen pendidikan tinggi yang berhasil, seperti: (1) siswa merasa puas dengan layanan
pendidikan tinggi; (2) pelanggan pendidikan puas dengan layanan kepada siswanya; (3) pemegang sa-
ham merasa puas memiliki lulusan berkualitas tinggi dan memenuhi ekspektasi; (4) dosen dan staf puas
dengan layanan pendidikan tinggi di beberapa bidang: pembagian kerja, hubungan dan komunikasi anta-
ra dosen / pemimpin, karyawan, gaji / honor yang diterima dan layanan.

Kata Kunci : Manajemen, pendidikan tinggi, mutu pendidikan

ABSTRACT
In improving the quality of education, there should be sustainability of performance and quality
improvement. The sustainable quality improvement serves as the measure to overcome the problems of
low quality education which rely on conventional approaches. The quality assurance approach leads high-
er education institutions to learn and implement Total Quality Management (TQM). TQM is an integrated
quality management undertaken by every level of managementand all units within the organizational sys-
tem which aims at providing satisfactory service to the customer. So every Higher Education should opti-
mize management to improve quality. There are four successful scopes of higher educationmanagement,
such as: (1) students are satisfied with the higher education services; (2) educational customersare satisfied
with the service to its students; (3) stake holders are satisfied to have graduates with high quality and meet
theexpectation; (4) lecturers and staff are satisfied with the services of higher education in some areas:
division of labor, relationships and communication between lecturers/leaders, employees, salary/honor
received and service

Keywords : Management, Higher Education, Quality of Education

Sekretariat
Editorial: Kampus Fekon UNISMUH PALU - Palu 94118,
Sulawesi Tengah, Indonesia
Telp/HP: +6281245936241, Fax (0451) 425627
E-mail: jsm.fe.umpalu@gmail.com
OJS: http://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JSM

Jurnal Sinar Manajemen 58


Sitti Rabiah, [Vol 6,No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

PENDAHULUAN melaksanakan tugas dengan penuh semangat


Pendidikan dalam konsep pengem- dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksa-
bangan masyarakat merupakan dinamisasi naan pekerjaan sehingga menghasilkan jasa
dalam pengembangan manusia yang be- yang sesuai bahkan melebihi harapan
radab. Pendidikan tidak hanya terbatas ber- “pelanggan pendidikan”.
peran pada pengalihan ilmu pengetahuan Dengan paradigma kebijakan
(Transfer of knowledge) saja, namun juga pemerintah seiring dengan perkembangan
berfungsi mengembangkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
dan membentuk watak serta peradaban membawa perubahan di hamper semua aspek
bangsa yang bermartabat dalam rangka kehidupan manusia di mana berbagai perma-
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan salahan dapat dipecahkan dengan upaya pen-
untuk berkembangnya potensi mahasiswa guasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan
agar menjadi manusia yang beriman dan dan teknologi yang sangat bermanfaat bagi
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan manusia, namun di satu sisi peru-
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kre- bahan tersebut juga telah membawa manusia
atif, mandiri, dan menjadi warga negara ke dalam era persaingan global yang semakin
yang demokratis serta bertanggung jawab. ketat. Agar mampu berperan dalam per-
Dari fungsi dan tujuan pendidikan ini di- saingan global, maka sebagai bangsa kita per-
harapkan manusia Indonesia adalah manu- lu terus mengembangkan dan meningkatkan
sia yang berimbang antara segi afektif, kog- kualitas sumber daya manusianya. Pening-
nitif, dan psikomotor, dan dalam pen- katan kualitas sumber daya manusia merupa-
capaian tujuan pendidikan nasional, dunia kan keniscayaan yang harus dilakukan secara
pendidikan nasional dihadapkan pada satu “terencana, terarah, intensif, efektif, efisien,
masalah besar yakni peningkatan mutu dan dan produktif” dalam proses pembangunan.
relevansi pendidikan. Masalah ini menjadi Urgensitas peningkatan kualitas sumber daya
fokus yang paling penting dalam pem- manusia menjadikan pemerintah bersama
bangunan pendidikan nasional. kalangan swasta bersama-sama telah dan ter-
Pendidikan mempengaruhi secara us berupaya mewujudkannya melalui
penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. berbagai usaha pembangunan pendidikan
Dalam peningkatan kualitas manusia Indo- yang lebih berkualitas.
nesia, pemerintah tidak merupakan satu Peningkatan kualitas merupakan salah
sistem yang lepas dengan pihak swasta dan satu prasyarat agar manusia dapat memasuki
masyarakat. Hubungan pemerintah, era globalisasi yang penuh dengan persaingan
masyarakat dan swasta merupakan hub- yang sehat dan berkualitas. Di mana eksisten-
ungan yang tidak terpisahkan dalam peran- si Pendidikan Tinggi sebagai lembaga pendidi-
annya dalam meningkatkan pemerataan kan tidak akan lepas dari persaingan global
dan mutu pendidikan. tersebut. Untuk itu peningkatan kualitas
Untuk menjamin mutu dan kualitas merupakan agenda utama dalam meningkat-
pendidikan diperlukan perhatian yang seri- kan mutu Pendidikan Tinggi agar dapat
us, baik oleh penyelenggara pendidikan, survive dalam era global. Manajemen Mutu
pemerintah, maupun masyarakat. Sebab Terpadu merupakan konsep peningkatan mu-
dalam sistem pendidikan nasional sekarang tu secara terpadu di bidang manajemen.
ini, konsentrasi terhadap mutu dan kualitas Faktor yang menjadi penyebab rendahnya
bukan semata-mata tanggung jawab Pen- mutu pada pendidikan tinggi adalah karena
didikan Tinggi dan pemerintah, tetapi kurang optimalnya manajemen pendidikan
merupakan sinergi antara berbagai kompo- tinggi, keterbatasan sarana dan fasilitas pen-
nen termasuk masyarakat. Untuk dukung pembelajaran, serta masih ada SDM
melaksanakan penjaminan mutu tersebut, dosen yang belum S2 atau belum memenuhi
diperlukan kegiatan yang sistematis dan syarat. Penulis berasumsi bahwa
terencana dalam bentuk manajemen mutu. “mainstreamnya” adalah pada aspek mana-
Manajemen mutu dalam pendidikan jemen pendidikan tinggi itu sendiri.
merupakan cara dalam mengatur semua Berangkat dari asumsi itulah kemudian penu-
sumber daya pendidikan, yang diarahkan lis berhipotesis bahwa dengan perbaikan ma-
agar semua orang yang terlibat di dalamnya najemen dapat meningkatkan mutu pendidi-

Jurnal Sinar Manajemen 59


Sitti Rabiah, [Vol 6, No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

kan di Indonesia, khususnya pada pendidi- 1. Perencanaan (Planning)


kan tinggi. Perencanaan adalah proses untuk
menetapkan tujuan dan visi organisasi se-
KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI MANA- bagai langkah awal berdirinya sebuah organ-
JEMEN isasi. Fungsi perencanaan identik dengan
Kebijakan selalu dikaitkan dengan penyusunan strategi, standar, serta arah dan
publik (Wikipedia bahasa Indonesia). Ke- tujuan dalam mencapai tujuan organisasi.
bijakan Publik (Inggris: Public Policy) adalah
keputusan-keputusan yang mengikat bagi 2. Pengorganisasian (Organizing)
orang banyak pada tataran strategis atau Pengorganisasian berhubungan
bersifat garis besar yang dibuat oleh dengan bagaimana mengatur sumber daya
pemegang otoritas publik. Sedangkan baik manusia maupun fisik agar tersusun
menurut Nurcholis kebijakan sebagai kepu- secara sistematis berdasarkan fungsinya
tusan suatu organisasi yang dimaksudkan masing-masing. Dengan kata lain, fungsi or-
untuk mencapai tujuan tertentu, berisikan ganizing ini lebih menekankan pada
ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan bagaimana mengelompokkan orang dan
pedoman perilaku dalam hal: sumber daya agar menyatu.
1. Pengambilan keputusan lebih lanjut yang
harus dilakukan baik kelompok sasaran 3. Pengarahan (Directing)
ataupun (unit) organisasi pelaksanaan Fungsi manajemen dalam hal
kebijakan. pengarahan lebih menekankan pada upaya
2. Penerapan atau pelaksanaan dari suatu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kebijakan yang telah ditetapkan baik da- kinerja dengan optimal. Mulai dari pem-
lam hubungan dengan (unit) organisasi berian bimbingan kerja, motivasi, penjelasan
pelaksana maupun dengan kelompok tugas rutin, dan lain sebagainya.
sasaran yang dimaksudkan.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Kebijakan dapat berbentuk kepu- Fungsi pengendalian lebih fokus pa-
tusan yang dipikirkan secara matang dan da evaluasi dan penilaian atas kinerja yang
hati-hati oleh pengambil keputusan puncak selama ini telah dilakukan dan berjalan.
dan bukan kegiatan-kegiatan berulang yang Fungsi pengendalian akan melihat apakah
rutin dan terprogram atau terkait dengan terdapat suatu hambatan atau tidak dalam
aturan-aturan keputusan. proses mencapai tujuan organisasi.
Oleh sebab itu, untuk mencapai
MANAJEMEN tujuan organisasi, diperlukan peningkatan
Kata manajemen menurut asal katan- kinerja secara optimal.
ya (etimologis) berasal dari bahasa latin
manus+agere. Manus berarti tangan, KINERJA DOSEN
sedangkan agree berarti melakukan, Kinerja berasal dari kata Job Perfor-
digabungkan menjadi kata kerja managere mance atau Actual performance yang berarti
yang artinya menangani. Managere diter- prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
jemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam yang dicapai oleh seseorang. Pengertian
bentuk kata kerja to manage, dengan kata kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja
benda management, manager untuk orang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
yang melakukan kegiatan manajemen. Jika oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia fungsinya sesuai dengan tanggung jawab
menjadi manajemen atau pengelolaan. yang diberikan kepadanya. Performance atau
Menurut Syafaruddin mengemuka- kinerja merupakan hasil atau keluaran dari
kan bahwa manajemen sebagai suatu proses suatu proses. Kinerja merupakan kegiatan
pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang telah dicapai seseorang tenaga kerja
yang dimiliki organisasi melalui kerjasama dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
para anggota untuk mencapai tujuan organ- yang diberikan kepadanya. Dalam kamus
isasi secara efektif dan efisien. Secara umum besar bahasa Indonesia kinerja diartikan se-
fungsi manajemen terbagi menjadi 4 macam,
yaitu:

Jurnal Sinar Manajemen 60


Sitti Rabiah, [Vol 6,No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

bagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang yang penting dari hasil yang dicapai sehingga
diperlihatkan, atau kemampuan kerja. mengakibatkan kepuasan walaupun efektif
Kinerja adalah hasil yang diperoleh dinamakan tidak efisien. Sebaliknya, bila aki-
oleh suatu organisasi baik organisasi terse- bat yang dicari-cari tidak penting atau remeh
but bersifat profit oriented dan non profit maka kegiatan tersebut efisien.
oriented yang dihasilkan selama satu peri- 2. Otoritas (Wewenang)
ode waktu. Menurut Indra Bastian kinerja Otoritas adalah suatu komunikasi
adalah gambaran mengenai tingkat pen- atau perintah dalam suatu organisasi formal
capaian pelaksanaan suatu kegiatan/ yang dimiliki seorang anggota organisasi
program/kebijaksanaan dalam kepada anggota lain untuk melakukan suatu
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya.
organisasi yang tertuang dalam perumusan 3. Disiplin
skema strategis (strategic planning) suatu Disiplin adalah taat kepada hukum
organisasi. Berdasarkan pendapat terse- dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin
but, maka kinerja dapat digolongkan men- karyawan adalah kegiatan karyawan yang
jadi dua yaitu bersifat konkrit dan abstrak: bersangkutan dalam menghormati perjan-
(1) Kinerja yang bersifat konkrit adalah jian kerja dengan organisasi di mana dia
hasil kerja yang mudah dan langsung dapat bekerja.
dilihat, dibuktikan dan diukur. (2) Kinerja 4. Inisiatif
yang bersifat abstrak adalah hasil kerja yang Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya
tidak dapat dilihat dan diperlukan pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide
proses yang rumit untuk men- untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan
gukurnya, seperti tanggung jawab, loyalitas dengan tujuan organisasi.
dan lain-lain. Sedangkan menurut Nanang
Fattah mengemukakan bahwa: prestasi ker- KARAKTERISTIK KINERJA KARYAWAN
ja (Performance) adalah sebagai ungkapan Karakteristik orang yang mempunyai
kemampuan yang didasari oleh penge- kinerja tinggi adalah sebagai berikut:
tahuan, sikap dan keterampilan serta moti- 1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang
vasi dalam menghasilkan suatu kerja. tinggi.
Dengan demikian jabatan dosen se- 2. Berani mengambil dan menanggung resi-
bagai suatu profesi menuntut keahlian dan ko yang dihadapi.
keterampilan khusus di bidang pendidikan 3. Memiliki tujuan yang realistis.
dan pengajaran. Jadi, dosen adalah seorang 4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh
pendidik, maka keberadaan dosen bukan dan berjuang untuk merealisasi tujuann-
hanya kepada kewajiban menyampaikan ya.
materi (Transfer of knowledge) kepada ma- 5. Memanfaatkan umpan balik (Feed back)
hasiswa, akan tetapi juga berkewajiban skill yang konkrit dalam seluruh kegiatan ker-
dan nilai (transfer of skill and transfer of val- ja yang dilakukannya.
ue). Ini berarti bahwa tugas dosen tidak 6. Mencari kesempatan untuk merealisasi-
selesai pada aspek knowledge saja, pandai kan rencana yang telah diprogramkan.
ilmu pengetahuan dan dapat menyam-
paikan kepada mahasiswa, namun juga ha- Selain itu memiliki SDM yang tinggi
rus dapat menjadi teladan bagi maha- dan motivasi kerja yang tinggi juga merupa-
siswanya, perilaku yang dilakukan oleh kan karakteristik kinerja tinggi.
dosen harus menjadi cermin atau contoh
bagi mahasiswanya. INDIKATOR KINERJA KARYAWAN
Indikator untuk mengukur kinerja
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI karyawan secara individu ada enam indi-
KINERJA kator, yaitu:
1. Efektifitas dan efisiensi 1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari per-
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya sepsi karyawan terhadap kualitas peker-
bisa dicapai. Kita boleh mengatakan bahwa jaan yang dihasilkan serta kesempurnaan
kegiatan tersebut efektif tetapi akibat- tugas terhadap keterampilan dan kemam-
akibat yang tidak dicari kegiatan menilai puan karyawan.

Jurnal Sinar Manajemen 61


Sitti Rabiah, [Vol 6, No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang kurang memberikan perhatian kepada ma-


dihasilkan dinyatakan dalam istilah sep- hasiswa. Demikian pula waktu dan tenaga
erti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang dikeluarkan untuk meningkatkan mutu
yang diselesaikan. pembelajaran pun sangat sedikit.
3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat ak- “Sebaliknya seorang dosen yang memiliki
tivitas diselesaikan pada awal waktu SDM tinggi, dan komitmen tinggi biasanya
yang dinyatakan, dilihat dari sudut tinggi sekali motivasi kerjanya, maka waktu
koordinasi dengan hasil output serta me- yang disediakan untuk peningkatan mutu
maksimalkan waktu yang tersedia untuk pendidikan sangat banyak”.
aktivitas lain. Faktor yang mempengaruhi kinerja
4. Efektivitas. Merupakan tingkat dosen meliputi: SDM yang tinggi, penge-
penggunaan sumber daya organisasi tahuan, keterampilan, kecakapan, sikap dan
(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) perilaku pegawai. Adapun manfaat penguku-
dimaksimalkan dengan maksud ran kinerja berdasarkan modul akuntabilitas
menaikkan hasil dari setiap unit dalam kinerja instansi pemerintah lembaga admin-
penggunaan sumber daya. istrasi negara (adalah: (1) Memastikan pem-
5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang ahaman pada pelaksanaan dan ukuran yang
karyawan yang nantinya akan dapat digunakan untuk mencapai kinerja. (2) Me-
menjalankan fungsi kerjanya komitmen mastikan tercapainya rencana kerja yang
kerja. Merupakan suatu tingkat di mana telah disepakati. (3) Memonitor dan men-
karyawan mempunyai komitmen kerja gevaluasi pelaksanaan kerja serta melakukan
dengan instansi dan tanggung jawab kar- tindakan perbaikan kinerja. (4) Memberikan
yawan terhadap kantor. penghargaan dan hukuman yang objektif
atas prestasi pelaksanaannya yang telah
FUNGSI PENILAIAN KINERJA diukur sesuai dengan sistem pengukuran
Menurut Handoko mengemukakan kinerja yang telah disepakati. (5) Mengiden-
bahwa fungsi diadakannya penilaian kinerja tifikasi apakah kepuasan pelanggan telah
di setiap organisasi antara lain adalah se- terpenuhi. (6) Membantu memahami proses
bagai berikut: kegiatan instansi pemerintah. (7) Memasti-
1. Sebagai dasar untuk menentukan kepu- kan bahwa pengambilan keputusan dil-
tusan penggajian. akukan secara objektif. (8) Menunjukkan
2. Sebagai dasar umpan balik atas kinerja peningkatan yang perlu dilakukan. (9)
yang dilakukan seseorang atau ke- Mengungkap permasalahan yang ada. Se-
lompok. dangkan menurut Irham Fahmi fungsi mana-
3. Mengidentifikasi kekuatan dan kelema- jemen kinerja adalah mencoba memberikan
han karyawan yang dinilai. suatu pencerahan dan jawaban dari berbagai
4. Sebagai dasar pertimbangan untuk kepu- permasalahan yang terjadi di suatu organ-
tusan promosi. isasi baik yang disebabkan oleh factor inter-
5. Sebagai dasar pertimbangan untuk kepu- nal dan eksternal, sehingga apa yang dialami
tusan mutasi dan pemberhentian. pada saat ini tidak membawa pengaruh yang
6. Sebagai dasar pertimbangan untuk kepu- negatif bagi aktivitas perusahaan pada saat
tusan training dan pengembangan. ini dan yang akan datang. Dengan demikian,
7. Sebagai dasar pertimbangan untuk kepu- penilaian kinerja merupakan peninjauan
tusan penghargaan (reward). kembali atau evaluasi yang merujuk pada
8. Sebagai alat untuk memotivasi dan gambaran sistematik dan peninjauan kemba-
meningkatkan kinerja. li kinerja pekerjaan seseorang. Selain itu,
memberi umpan balik kepada dosen dengan
MANFAAT PENGUKURAN KINERJA tujuan memotivasi dosen tersebut untuk
Seorang dosen dapat dikatakan menghilangkan kemerosotan kinerja atau
profesional bilamana memiliki SDM tinggi, terus bekerja lebih tinggi sehingga terjadi
kemampuan tinggi (high level of abstract) peningkatan kinerja dosen.
dan motivasi kerja tinggi (heigh level of com-
mitment). Dosen yang memiliki SDM yang
rendah, komitmen yang rendah, biasanya

Jurnal Sinar Manajemen 62


Sitti Rabiah, [Vol 6,No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

PENGERTIAN MUTU tuk satu jenjang pendidikan atau me-


Kata “Mutu” berasal dari bahasa nyelesaikan program pembelajaran tertentu.
Inggris “Quality” yang berarti kualitas. Mutu Dari beberapa pengertian mutu di
berarti merupakan sebuah hal yang berhub- atas, dapat penulis simpulkan bahwa secara
ungan dengan gairah dan harga diri. Sesuai garis besar, mutu adalah keseluruhan ciri
keberadaannya, mutu dipandang sebagai atau karakteristik produk atau jasa dalam
nilai tertinggi dari suatu produk atau jasa. tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan
Mutu adalah derajat keunggulan suatu harapan “pelanggan pendidikan”. Apabila
produk atau hasil kerja, baik berupa barang kata mutu digabungkan dengan kata pen-
atau jasa. Terdapat banyak pengertian ten- didikan, berarti menunjuk kepada kualitas
tang mutu. Dalam Kamus Besar Bahasa In- product yang dihasilkan lembaga pendidikan
donesia, mutu adalah (ukuran) baik buruk atau pendidikan tinggi, yaitu dapat diidentifi-
suatu benda, kadar, taraf, derajat, atau kasi dari banyaknya mahasiswa yang mem-
kualitas (kepandaian, kecerdasan, dsb). Se- iliki prestasi, baik prestasi akademik mau-
mentara pengertian lain tentang mutu pun prestasi non akademik, serta lulusannya
dikemukakan oleh para ahli dilihat dari relevan dengan tujuan.
sudut pandang yang berbeda. Diantaranya Secara umum dapat dikatakan bah-
Edward Deming, mengatakan bahwa mutu wa mutu produk atau jasa itu akan dapat di-
adalah :“Apredictive degree of uniformity wujudkan bila orientasi seluruh kegiatan or-
and dependability at a low cost, suited to ganisasi tersebut berorientasi pada kepua-
the market”. Pendapat lain, seperti yang san pelanggan (customer satisfaction). Se-
disampaikan Joseph M. Juran, mutu ada- dangkan menurut Djam’an Satori penja-
lah:“Fitness for use, as judged by the user”. minan mutu adalah pemikiran yang didasar-
Kemudian Philip B. Crossby, mengatakan kan pada perlunya perlindungan terhadap
“Conformance to requirements” dan Ar- mereka pemakai produk barang atau jasa
mand V. Feigenbaum, mengatakan “Full cus- pelayanan. Konsumen tidak boleh dirugikan
tomer satisfaction”. dengan mendapatkan barang yang cacat,
Pada hakikatnya beberapa cepat rusak, atau tidak nyaman digunakan.
pengertian mutu tersebut adalah sama dan Penjaminan mutu pendidikan merupakan
memiliki elemen-elemen sebagai berikut: upaya untuk menyediakan layanan pembela-
pertama, meliputi usaha memenuhi atau jaran sedemikian rupa, sehingga konsumen
melebihi harapan pelanggan. Kedua, men- (mahasiswa) dapat mengembangkan potensi
cakup produk, jasa, manusia, proses dan dirinya secara optimal.
lingkungan. Ketiga, merupakan kondisi yang Dari beberapa pengertian mutu di
selalu berubah. Berdasarkan elemen- atas dapat penulis simpulkan bahwa secara
elemen tersebut maka mutu dapat didefin- garis besar, mutu adalah keseluruhan ciri
isikan sebagai suatu kondisi dinamis yang atau karakteristik produk atau jasa dalam
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan
proses dan lingkungan yang memenuhi harapan pelanggan.
bahkan melebihi harapan.
Sementara jika dilihat dari sisi pen- LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN MUTU
didikan, mutu pendidikan dapat diartikan Ciri-ciri manajemen mutu (sebagai
sebagai kemampuan pendidikan tinggi da- bentuk pelayanan pelanggan), sebagaimana
lam pengelolaan secara operasional dan yang dikehendaki dalam TQM adalah:
efisien terhadap komponen-komponen yang 1. Ketepatan waktu pelayanan
berkaitan dengan Pendidikan Tinggi, se- Setiap dalam melakukan tentunya ada
hingga menghasilkan nilai tambah terhadap target waktu yang ditentukan. Dalam
komponen tersebut menurut norma/ mencapai tujuan yang dirumuskan ten-
standar yang berlaku. Mutu pendidikan juga tunya harus tepat sesuai dengan waktu
mengandung pengertian yang ditentukan.
derajat keunggulan dalam pengel- 2. Akurasi Pelayanan
olaan pendidikan secara efektif dan efisien Dalam mencapai mutu pendidikan ten-
untuk melahirkan keunggulan akademis tunya ada ketepatan dalam pekerjaannya
pada mahasiswa yang dinyatakan lulus un- untuk mencapai tujuan tersebut, agar

Jurnal Sinar Manajemen 63


Sitti Rabiah, [Vol 6, No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

pekerjaannya mempunyai kualitas yang personil di Pendidikan Tinggi sehingga


baik. kegiatan dalam Pendidikan Tinggi dapat
3. Kesopanan dan keramahan berjalan dengan baik.
Dalam menjaga minat dan kepercayaan 10. Ketersediaan atribut pendukung
konsumen, maka dari Stakeholder pen- Menciptakan suasana yang nyaman antar
didikan diupayakan memberikan personil dalam lembaga pendidikan itu
keramahan dalam memberikan pela- harus dijaga, karena dengan kenyamanan
yanan sehingga akan membuat atau kon- tersebut akan memberikan keharmonisan
sumen selalu percaya terhadap kualitas dalam hubungannya dengan personil di
atau mutu dalam pendidikan tersebut. Pendidika Tinggi sehingga kegiatan dalam
4. Bertanggung jawab atas segala keluhan Pendidikan Tinggi dapat berjalan dengan
(Complain) pelanggan. baik.
Tanggung jawab atas segala keluhan
pelanggan yaitu masyarakat dan lain- MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU
lain adalah tanggung jawab Stakeholder PENDIDIKAN
dalam pendidikan. Keluhan sebagai ma- Ada tiga faktor penyebab rendahnya
sukan dan motivasi bagi Pendidikan mutu pendidikan yaitu: 1) Kebijakan dan
Tinggi dalam meningkatkan kualitas atau penyelenggaraan pendidikan nasional
mutu pendidikan. menggunakan educational production func-
5. Kelengkapan pelayanan tion atau input-input analisis yang tidak kon-
Kelengkapan pelayanan ini akan sisten; 2) Penyelenggaraan dilakukan secara
meningkatkan mutu atau kualitas pen- sentralistik; 3) Peran serta masyarakat khu-
didikan. Sarana prasarana yang memadai susnya orang tua dalam penyelenggaraan
dan lengkap akan menarik perhatian pendidikan sangat minim.
konsumen, dan juga dengan kelengkapan Untuk merealisasikan kebijakan di
sarana prasarana tentunya akan dapat atas maka Pendidikan Tinggi perlu
meningkatkan mutu pendidikan. melakukan manajemen peningkatan mutu.
6. Kemudahan mendapatkan pelayanan Manajemen Peningkatan Mutu selanjutnya
Pendidikan yang memberikan kemu- disingkat MPM ini merupakan suatu model
dahan dalam masyarakat akan mem- yang dikembangkan di dunia pendidikan,
berikan daya tarik terhadap masyarakat. seperti yang telah berjalan di Sedney, Aus-
Pelayanan yang diberikan kepada Pen- tralia yang mencakup: Quality Assurance dan
didikan Tinggi terhadap Mahasiswa atau Quality Control, dipadukan dengan model
masyarakat ini akan memberikan yang dikembangkan di Pittsbrurg, Amerika
penilaian terhadap konsumen atau mutu Serikat oleh Donald Adams, dkk. Semua pro-
di Pendidikan Tinggi. gram peningkatan mutu pendidikan tinggi
7. Variasi Layanan tidak akan berjalan efektif dan efisien tanpa
Pemberian layanan ini dalam mem- didukung dana yang memadai baik itu yang
berikan pelayanan tentunya terdapat berasal dari pemerintah, masyarakat, atau-
langkah-langkah yang variatif agar mutu pun dunia usaha.
pendidikan dapat tercapai. Langkah- Dari penjelasan di atas, dapat disim-
langkah yang variasi ini dibutuhkan keti- pulkan bahwa manajemen mutu adalah sua-
ka langkah yang dilakukan kurang ber- tu cara dalam mengelola suatu organisasi
hasil. yang bersifat komprehensif dan terintegrasi
8. Pelayanan Pribadi yang diarahkan dalam rangka memenuhi
Pelayanan pribadi ini adalah pelayanan kebutuhan pelanggan secara konsisten dan
terhadap pribadi masing-masing personil mencapai peningkatan secara terus-menerus
Pendidikan Tinggi. dalam setiap aspek aktivitas organisasi. Sasa-
9. Kenyamanan ran yang dituju dari manajemen mutu adalah
Menciptakan suasana yang nyaman antar meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki
personil dalam lembaga pendidikan itu produktivitas dan efisiensi melalui perbai-
harus dijaga. Karena dengan kenya- kan kinerja dan peningkatan mutu kerja agar
manan tersebut akan memberikan kehar- menghasilkan produk yang memuaskan atau
monisan dalam hubungannya dengan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Jurnal Sinar Manajemen 64


Sitti Rabiah, [Vol 6,No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

Dalam manajemen produksi, ada utama dari sebuah institusi adalah untuk me-
suatu mekanisme penjaminan agar produk menuhi kebutuhan dan keinginan pelang-
yang dihasilkan dapat memenuhi standar gannya. kepada para pelanggan sesuai
mutu. Untuk itu pengendalian mutu harus dengan standar mutu tertentu bukan hanya
dilakukan sejak awal perencanaan. Apabila dalam bentuk kualitas lulusannya. Pendidi-
pengendalian mutu dilakukan setelah kan yang bermutu tidak dapat hanya dilihat
produk dihasilkan bisa menghadapi resiko dari kualitas lulusannya, tetapi juga men-
terjadinya sejumlah produk yang tidak cakup bagaimana pendidikan tinggi mampu
sesuai dengan standar yang diharapkan. Da- memenuhi dan melayani kebutuhan pelang-
lam paradigma demikian, tujuan utama ma- gan sesuai dengan standar mutu yang berla-
najemen mutu adalah untuk mencegah dan ku.
mengurangi resiko terjadinya kesalahan Pelanggan di sini adalah pelanggan
dalam proses produksi, dengan cara mengu- internal, dosen dan karyawan lainnya, dan
sahakan agar setiap langkah yang dil- pelanggan eksternal yaitu mahasiswa dan
aksanakan selama proses produksi dapat pihak-pihak terkait di luar pendidikan tinggi
berjalan sebaik-baiknya sesuai standar. tersebut. Dengan demikian, pendidikan ting-
Dengan demikian, dalam manajemen mutu gi dikatakan bermutu apabila mampu mem-
bukan sekedar berupaya agar produk yang beri layanan sesuai atau bahkan melebihi
dihasilkan memenuhi standar mutu, tetapi harapan dosen, karyawan, mahasiswa dan
lebih difokuskan pada bagaimana proses pihak-pihak lain yang terkait seperti penyan-
produksi bisa terlaksana dengan baik, dang dana, pemerintah atau dunia kerja
sesuai dengan prosedur yang seharusnya pengguna lulusan.
dilakukan. Untuk memberikan jaminan ter-
Dengan proses produksi yang baik, hadap mutu dan kualitas, pendidikan tinggi
tentu akan dapat menghasilkan produk harus mengetahui dengan pasti apa yang
yang baik pula. Pendidikan yang bermutu dibutuhkan oleh pelanggannya. Pendidikan
dan berkualitas merupakan harapan dan tinggi hendaknya selalu berupaya mensiner-
dambaan bagi setiap warga negara. gikan berbagai komponen untuk
Masyarakat, baik yang terorganisir dalam melaksanakan manajemen mutu pendidikan
suatu lembaga pendidikan, sangat berharap yang dikelolanya agar dapat menjalankan
agar mahasiswa dan anak- anak mereka tugas dan fungsi kependidikan. Untuk itu,
mendapatkan pendidikan yang bermutu kerjasama dengan semua komponen pen-
agar kelak dapat bersaing dalam menjalani didikan tinggi dalam manajemen harus men-
kehidupan. Untuk menjawab harapan jadi prioritas. Komponen pendidikan tinggi
masyarakat tersebut, setiap pendidikan dimaksud adalah para dosen, karyawan, ma-
tinggi hendaknya selalu berupaya agar pen- hasiswa maupun masyarakat. Kerjasama
didikan yang dikelolanya dapat dengan komponen pendidikan tinggi dimak-
menghasilkan produk yang berkualitas, yai- sudkan untuk melibatkan dan mem-
tu produk yang dapat memuaskan para berdayakan mereka dalam proses organisasi
pelanggan. Praktek penyelenggaraan pen- baik dalam pembuatan keputusan maupun
didikan dapat dikiyaskan dengan proses pemecahan masalah.
produksi dalam sebuah perusahaan Hal ini merupakan salah satu bentuk
(industri).20 Hanya saja, produk yang pembaharuan pendidikan, yang memberikan
dihasilkan lembaga pendidikan dalam ben- kewenangan penuh kepada pendidikan ting-
tuk jasa. Oleh karena itu, lembaga pendidi- gi untuk menyelenggarakan pendidikan agar
kan dapat dikatakan sebagai perusahaan produk yang dihasilkan sesuai dengan ling-
jasa. kungan. Manajemen mutu menekankan
Dari perspektif ini, mutu dan kuali- keterlibatan maksimal berbagai pihak, se-
tas layanan (jasa) yang dihasilkan merupa- hingga menjamin partisipasi semua kompo-
kan ukuran mutu sebuah pendidikan tinggi, nen pendidikan yang lebih luas dalam peru-
yaitu sejauh mana kepuasan pelanggan ter- musan- perumusan keputusan tentang pen-
hadap jasa yang dihasilkan. Untuk itu dalam didikan. Hal ini dimaksudkan untuk men-
perguruan tinggi bisa dikatakan bermutu dorong komitmen mereka terhadap penye-
jika memang telah memenuhi standar, misi lenggaraan pendidikan. Yang pada akhirnya

Jurnal Sinar Manajemen 65


Sitti Rabiah, [Vol 6, No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

akan mendukung efektivitas dalam pen- agar produk yang dihasilkan memenuhi
capaian tujuan pendidikan tinggi. standar mutu, tetapi lebih difokuskan pada
Keberhasilan manajemen mutu da- bagaimana proses produksi bisa terlaksana
lam dunia pendidikan dapat diukur tingkat dengan baik, sesuai dengan prosedur yang
kepuasaan pelanggan. Pendidikan Tinggi seharusnya dilakukan agar dapat
dapat dikatakan berhasil jika mampu mem- menghasilkan produk yang memuaskan
berikan layanan sesuai harapan “pelanggan pelanggan, khususnya masyarakat pengguna
pendidikan”. jasa pendidikan.

PENTINGNYA MANAJEMEN MUTU PENUTUP


DALAM PENDIDIKAN Suatu kebijakan selalu dikaitkan
Otonomi daerah membawa dampak dengan publik. Kebijakan publik merupakan
pada pengelolaan pendidikan di daerah. keputusan-keputusan yang mengikat bagi
Dengan diberlakukannya otonomi pendidi- orang banyak pada tataran strategis atau
kan, diharapkan akan berpengaruh positif bersifat garis besar yang dibuat oleh
terhadap tumbuhnya lembaga pendidikan pemegang otoritas publik. Kinerja merupa-
yang berkualitas. Setiap lembaga pendidi- kan kegiatan yang telah dicapai seseorang
kan diharapkan mampu menggali sumber tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
daya dan potensi daerah berbasis keunggu- pekerjaan yang diberikan kepadanya. Keber-
lan lokal. Konsekuensi yang tidak bisa hasilan manajemen mutu dalam pendidikan
dihindarkan dari desentralisasi pendidikan tinggi dapat diukur melalui tingkat kepua-
tersebut, karena budaya dan potensi daerah saan pelanggan. Pendidikan tinggi dapat
yang sangat beragam, adalah lulusan yang dikatakan berhasil jika mampu memberikan
bervariasi. Oleh karena itu, upaya standar- layanan sesuai harapan “pelanggan pendidi-
isasi mutu dan jaminan bahwa penyeleng- kan” dan menghasilkan produk yang
garaan pendidikan memenuhi standar mutu memuaskan, khususnya masyarakat
harus menjadi fokus perhatian dalam upaya pengguna jasa pendidikan.
memelihara dan meningkatkan mutu pen-
didikan secara nasional. DAFTAR PUSTAKA
Untuk menjamin terselenggaranya Aedi, Nur. Dasar-Dasar Manajemen Pendidi-
pendidikan sesuai dengan standar mutu, kan. Bandung: CV. Pustaka Cendekia
diperlukan penilaian secara terus menerus Utama, 2012.
dan berkesinambungan terhadap kelayakan Ali, Mohammad. Guru dalam Proses Belajar
dan kinerja yang dilakukan dalam rangka Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alge-
melakukan perbaikan dan peningkatan mu- sindo, 2007.
tu pendidikan tinggi. Menurut Mohammad Bastian, Indra. Akutansi Sektor Publik, Edisi
Ali mengemukakan Pertama. Yogyakarta: Badan Penerbit
bahwa penilaian terhadap ke- Fakultas Ekonomi UGM, 2001.
layakan dan kinerja secara berkesinambun- Bendriyanti, Rita Prima, “Manajemen Mutu
gan tesebut tidak dapat dilepaskan kai- Layanan Akademik Dalam Meningkat-
tannya dengan manajemen, khususnya ma- kan Kompetensi Lulusan di
najemen mutu pendidikan tinggi, yang Perguruan Tinggi Swasta di Sri
mempunyai tujuan utama mencegah dan Winarsih, Kebijakan dan Implementa-
mengurangi resiko terjadinya kesalahan si Manajemen Pendidikan Provinsi
dalam proses produksi, dengan cara mengu- Bengkulu” TARBAWI , Volume 1. No.
sahakan agar setiap langkah yang dil- 01, (Januari – Juni 2015)
aksanakan selama proses produksi dapat Danim, Sudarwan. Visi Baru Manajemen
berjalan sebaik-baiknya sesuai standar. Sekolah; dari Unit Birokrasi ke Lem-
Dari paparan di atas, dapat ditarik baga Akademi. Jakarta: Bumi Aksara,
pemahaman bahwa untuk menjamin 2008.
pelaksanaan standarisasi mutu dan kualitas Fahmi, Irham. Manajemen Kinerja Teori dan
pendidikan, manajemen mutu mempunyai Aplikasi. Bandung: Alfabeta, 2010.
peranan penting. Sebab, kegiatan dalam ma-
najemen mutu bukan sekedar berupaya

Jurnal Sinar Manajemen 66


Sitti Rabiah, [Vol 6,No 1, 2019] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743

Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan


Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda-
karya, 2000.
———. Landasan Manajemen Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.
Handoko, Hani. Manajemen personalia dan
Sumber Daya Manusia. Yogyakar-
ta:BPFE, 1994.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen
Sumber Daya Manusia.Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2002.
Nugroho, Rian. Kebijakan Pendidikan yang
unggul. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008.
Nurcholis, dan Hanif. Teori dan Praktek
Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2007.
Nurlaila. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Penerbit Lep Khair, 2010.
Prawirosentono, Suryadi. Kebijakan kinerja
Karyawan. Yogyakarta: BPFE, 1999.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi.
Jakarta: Gramedia, 2006.
Sallis, Edward. Total Quality Management
in Education:Manajemen Mutu Pen-
didikan. Diterjemahkan oleh Ahmad
Ali Riyadi. 4 ed. Yogyakarta: IRCiSod,
2006.
Satori, Djam’an. Pengawasan dan Penja-
minan Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta, 2016.
Shulhan, Muwahid, dan Soim. Manajemen
Pendidikan Islam: Strategi Dasar
Menuju Peningkatan Mutu Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Teras, 2013.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. “Kamus
Besar Bahasa Indonesia.” Jakarta:
Balai Pustaka, 2002.
Umiarso, dan Imam Ghozali. Manajemen
Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidi-
kan. Yogyakarta: IRCISod, 2011.

Jurnal Sinar Manajemen 67

Anda mungkin juga menyukai