Anda di halaman 1dari 17

Pedoman Program USILA 2023

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Pasal 138 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


menetapkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia ditujukan untuk menjaga
agar para lanjut usia tetap sehat dan produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu
pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi
kelompok lanjut usia untuk tetap dapat hidup mandiri dan produktif secara sosial dan
ekonomis. Disamping hak atas kesehatan Lanjut Usia juga mempunyai hak yang sama
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan
kesejahteraan Lanjut Usia diarahkan agar Lanjut Usia tetap diberdayakan sehingga dapat
berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi, keterampilan, usia
dan kondisi fisik dari Lanjut Usia tersebut.

B. TUJUAN PEDOMAN

1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan Usila di Puskesmas dan jaringannya.

2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan Usila, peran dan fungsi ketenagaan,
sarana dan prasarana di Puskesmas dan jaringannya.
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan Usila yang bermutu di Puskesmas
dan jaringannya.
c. Tersedianya acuan bagi tenaga pelayanan Usila puskesmas untuk bekerja secara
profesionalisme memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien/ klien di
Puskesmas dan jaringannya.

C. SASARAN PEDOMAN
Tenaga pelayanan Usila di Puskesmas dan Tenaga Kesehatan lainnya di Puskesmas dan
jaringannya.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini adalah Penyelenggaraan Pelayanan
kesehatan Usila di dalam gedung maupun luar gedung di Puskesmas Mlandingan

E. BATASAN OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (Usila) merupakan salah satu bagian dari unit
pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
1|Page
Pedoman Program USILA 2023

kesehatan lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan
berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.
Beberapa batasan pengertian yang dapat memberikan kemudahan dalam memahami
beberapa istilah dalam Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019,
sebagai berikut:
1. Pra lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 45-59 tahun.
2. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60-69 tahun, dan lanjut usia
risiko tinggi adalah lanjut usia dengan usia >70 tahun atau usia >= 60 tahun dengan
masalah kesehatan
3. Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berkenaan dengan diagnosis dan
pengobatan atau hanya pengobatan kondisi dan gangguan yang terjadi pada lanjut usia.
4. Pasien Geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan
akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan multidisiplin yang
bekerja secara interdisiplin.
5. Perawatan Jangka Panjang (Long Term Care/LTC) bagi lanjut usia menurut WHO
adalah kegiatan yang dilakukan oleh care giver (pengasuh/pelaku rawat) informal atau
profesional untuk memastikan bahwa lanjut usia yang tidak sepenuhnya mampu merawat
diri sendiri, dapat menjaga kualitas tertinggi kehidupannya, sesuai dengan keinginannya,
dan dengan kemungkinan memiliki kebebasan, otonomi, partisipasi, pemenuhan
kebutuhan pribadi serta kemanusiaan.
6. Perawatan di rumah (home care) bagi lanjut usia adalah perawatan yang diberikan
kepada lanjut usia yang tidak sepenuhnya mampu merawat dirinya sendiri, hidup sendiri
atau bersama keluarga namun tidak ada yang mengasuh. Perawatan diberikan oleh care
giver (pengasuh/pelaku rawat) informal atau profesional, dengan home nursing
(kunjungan rumah) oleh perawat profesional.L
7. Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lanjut usia adalah
Puskesmas yang melakukan pelayanan kesehatan kepada pra lanjut usia dan lanjut usia
meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat.
8. Kelompok Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat,
yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah,
swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan
pada upaya promotif dan preventif.L
9. Lanjut usia berkualitas adalah lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif dan produktif.

2|Page
Pedoman Program USILA 2023

10. Lanjut usia sehat adalah lanjut usia yang tidak menderita penyakit atau walaupun
menderita penyakit tetapi dalam kondisi yang terkontrol.
11. Lanjut usia mandiri adalah lanjut usia yang memiliki kemampuan untuk melakukan
aktifitas sehari-hari secara mandiri
12. Lanjut usia aktif adalah lanjut usia yang masih mampu bergerak dan melakukan
pekerjaan sehari-hari tanpa bantuan orang lain dan beraktifitas dalam kehidupan
sosialnya seperti mengikuti pengajian, arisan, mengajar dan sebagainya.
13. Lanjut usia produktif adalah lanjut usia yang mempunyai kemampuan untuk berdaya
guna bagi dirinya dan atau orang lain.
14. Pembinaan kesehatan lanjut usia adalah bimbingan atau arahan terkait program
kesehatan lanjut usia yang dilakukan oleh tingkatan yang lebih tinggi agar dapat
terlaksana sesuai kebijakan dan standar yang ada.
15. Pelayanan kesehatan lanjut usia adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu wadah dan merupakan upaya preventif, promotif,
kuratif, serta rehabilitatif bagi lanjut usia.
16. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya.
17. Perilaku CERDIK adalah perilaku yang bertujuan untuk pencegahan penyakit tidak
menular berupa C : Cek kesehatan secara berkala, E : Enyahkan asap rokok, R : Rajin
aktifitas fisik, D : Diet sehat dengan kalori seimbang, I : Istirahat yang cukup, dan K :
Kelola stress
18. Perilaku gizi seimbang adalah empat pilar gizi seimbang yang meliputi mengonsumsi
pangan beraneka ragam, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik,
mempertahankan dan memantau berat badan normal.

S : Subjectif. Pengumpulan data klien melalui anamnese tanda gejala subjektif yang
diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, atau keluarga meliputi data : identitas
umum, keluhan, penyakit, riwayat penyakit, riwayat penyakit keturunan, riwayat
psikososial, pola hidup
O : Objectif. Pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab, dan test
diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (tanda KU dan fital sign)
A : Assesment. Diagnosa sementara atau diagnosa lanjutan yang ditegakkan
berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan.
P : Perencanaan. Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang

3|Page
Pedoman Program USILA 2023

F. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan Usila di puskesmas diperlukan peraturan
perundang-undangan pendukung ( legal aspect ). Beberapa ketentuan perundang-undangan
yang digunakan adalah sebagi berikut :
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standart Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahaun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2019 tentang Standart Pelayanan Minimal
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional
Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019

Unsur-unsur pengkajian paripurna lanjut usia di Puskesmas


Pada kajian identitas lansia, selain jati diri pribadi juga harus ditanyakan masalah
ekonomi,sosial, lingkungan, dengan siapa pasien tersebut tinggal atau siapakah orang
terdekat yang harus dihubungi bila terjadi sesuatu hal, dll.
Pada komponen anamnesis, selain keluhan utama dan riwayat penyakit juga harus
ditanyakan riwayat operasi, riwayat pengobatan (baik dari dokter maupun obat bebas),
riwayat penyakit keluarga, anamnesis gizi sederhana serta anamnesis sistem. Anamnesis
sistem amat penting.

Komponen pemeriksaan terdiri dari:

a. Pemeriksaan Tanda Vital


Pemeriksaan tanda vital sangat dianjurkan untuk betul-betul memperhatikan derajat
penurunan atau perubahan kesadaran (bila ada). Pemeriksaan tekanan darah dan frekuensi
denyut jantung harus dilakukan pada posisi berbaring dan duduk serta berdiri (bila
memungkinkan); hipotensi ortostatik lebih sering muncul pada pasien Lanjut Usia dan
geriatri.

b. Pemeriksaan Jasmani
Pemeriksaan jasmani dilakukan menurut sistematika sistem organ mulai dari sistem
kardiovaskular, sistem pernapasan, sistem gastrointestinal, sistem genitourinarius, sistem
muskuloskeletal, sistem hematologi, sistem metabolikendokrinologi dan pemeriksaan
neurologik.

c. Penilaian Status Gizi

4|Page
Pedoman Program USILA 2023

Penilaian status gizi diawali dengan deteksi dini menggunakan MNA, dilanjutkan
dengan catatan asupan gizi, pengukuran IMT (jika masih dapat berdiri tegak), atau
mengukur panjang depa, tinggi lutut, atau tinggi duduk (jika pasien tidak dapat berdiri
tegak).
59
d. Pemeriksaan Status fungsional
Pemeriksaan status fungsional diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan aktivitas
hidup sehari – hari secara mandiri. Contoh, bangun dari posisi berbaring, duduk, berjalan,
mandi, berkemih, berpakaian, bersolek, makan, naik-turun tangga dan buang air besar.
Karena penyakit akut yang menyerang, biasanya pasien geriatri akan mengalami penurunan
status fungsional, misalnya dari mandiri menjadi ketergantungan ringan atau sedang, dari
ketergantungan ringan menjadi ketergantungan sedang sampai berat bahkan ketergantungan
total. Dalam menetapkan derajat ketergantungan seseorang maka perlu dicatat bahwa data
yang diperoleh dari keterangan langsung harus disesuaikan dengan data dari keluarga yang
tinggal bersama pasien serta dari pengamatan langsung oleh tenaga kesehatan. Penentuan
status fungsional ini harus dilakukan dengan cermat, seyogyanya dengan mengikut sertakan
keluarga dan diamati sendiri. Penentuannya perlu dilakukan beberapa kali untuk
mengevaluasi kemajuan maupun kemunduran yang mungkin terjadi. Status fungsional
diperiksa dengan menggunakan indeks ADL’s Barthel, Test Up and Go

e. Penilaian Status psikososial


Penilaian status psikososial lanjut usia mengalami berbagai permasalahan psikologis yang
perlu diperhatikan oleh dokter, perawat, keluarga maupun tenaga kesehatan. Penanganan
masalah secara dini akan membantu lanjut usia dalam melakukan strategi pemecahan
masalah. Perubahan status psikososial yang sering terjadi pada lanjut usia adalah mature,
dependent, self hater, angry, angkuh, dan lain-lain.

f. Penilaian Status sosial


Penilaian status sosial yaitu untuk menilai perlakuan orang-orang yang ada di sekitar lanjut
usia yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan mental lanjut usia seperti
perlakuan yang salah terhadap lanjut usia (mistreatment/abuse), dan menelantarkan lanjut
usia (neglected). Di samping itu penilaian status sosial dapat menemukan potensi keluarga
yang dapat dimanfaatkan untuk membantu pemulihan pasien.

g. Pemeriksaan status kognitif


Pemeriksaan status kognistif merupakan penapisan untuk demensia (pikun); modalitas yang
paling sederhana adalah Abbreviated Mental Test (AMT), mengkategorikan menjadi
gangguan kognitif ringan, sedang dan berat.

5|Page
Pedoman Program USILA 2023

h. Pemeriksaan status mental


Pemeriksaan status mental dilakukan dengan penapisan ada tidaknya depresi. Untuk
standardisasi juga dipergunakan modalitas sederhana. Untuk menjaring masalah gangguan
mental emosional secara umum dilakukan pemeriksaan metode 2 menit. Bila ada indikasi
depresi dilakukan pemeriksaan GDS dan bila ada indikasi demensia dilakukan pemeriksaan
MMSE.

1) Metode 2 menit
Tahap 1: keluhan utama pasien (disampaikan secara
spontan)1
a) Mengalami sukar tidur
b) Sering merasa gelisah
c) Sering murung/menangis sendiri
d) Sering was-was/khawatir
Bila jawaban > 1 YA, lanjutkan ke pertanyaan tahap 2

Tahap 2: Pertanyaan aktif, ditanyakan apakah keluhan itu


berlangsung :
a) Lebih dari 3 bulan/timbul 1 kali dalam satu bulan
b) Karena adanya masalah dan banyak pikiran
c) Disertai dengan minat kerja/nafsu makan yang
menurun
d) Ada gangguan/ masalah dalam keluarga/ masyarakat
e) Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran
dokter
f) Ada gangguan pada kesadaran, fungsi kognitif
g) Cendrung mengurung diri
Bila lebih dari satu jawaban YA, berarti ada gangguan mental emosional dengan atau
tanpa disertai kelainan organic

2) Geriatric Depresion Scale (GDS)


Pemeriksaan ini digunakan untuk melakukan skrining awal gangguan depresi

3) Mini Mental State Examination (MMSE)


Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kognitif global sebagai alat penapis
demensia. Pada saat pemeriksaan perlu dipertimbangkan umur dan lama pendidikan.
62

6|Page
Pedoman Program USILA 2023

i. Pemeriksaan penunjang, dilakukan sesuai dengan kebutuhan.


Dari hasil pengkajian paripurna, selanjutnya Lanjut Usia
tersebut akan terbagi menjadi beberapa kelompok, yakni
a. Lanjut Usia sehat dan mandiri;
b. Lanjut Usia sehat dengan ketergantungan ringan;
c. Lanjut Usia sehat dengan ketergantungan sedang;
d. Lanjut Usia dengan ketergantungan berat/ total;
e. Lanjut Usia pasca-rawat (dua minggu pertama);
f. Lanjut Usia yang memerlukan asuhan nutrisi; atau
g. Lanjut Usia yang memerlukan pendampingan (memiliki masalah psiko-kognitif).

Berdasarkan kelompok tersebut akan dilakukan program


yang sesuai bagi Lanjut Usia tersebut, meliputi:
a) Kelompok a (lanjut usia sehat dan mandiri) dan kelompok b (lanjut usia sehat dengan
ketergantungan ringan) dapat langsung mengikuti program Lanjut Usia dalam Ruang
tertentu.
b) Lanjut Usia yang tergolong kelompok c (lanjut usia sehat dengan ketergantungan
sedang) dan kelompok d (lanjut usia dengan ketergantungan berat/ total) harus mengikuti
program layanan perawatan di rumah (home care service) bila perlu melibatkan pelaku
rawat/pendamping (caregiver) atau mungkin perlu dirujuk ke RS.
c) Untuk kelompok e (lanjut usia pasca-rawat dua minggu pertama), kelompok f (lanjut
usia yang memerlukan asuhan nutrisi), dan kelompok g (lanjut usia yang memerlukan
pendampingan, memiliki masalah psiko-kognitif) dengan status fungsional mandiri dapat
dilayani di ruang kegiatan, sedangkan lanjut usia dengan derajat ketergantungan ringan
sampai sedang harus dipantau dokter selama mengikuti program di ruang kegiatan.

Pelayanan bagi Lanjut Usia Sehat


Lanjut usia yang sehat adalah lanjut usia berdasarkan hasil pengkajian paripurna geriatri
masuk dalam kategori kelompok 1 dan 2 yaitu lanjut usia yang bebas dari ketergantungan
kepada orang lain atau tergantung pada orang lain tapi sangat sedikit, atau mempunyai
penyakit yang terkontrol dengan kondisi medik yang baik. Dari hasil pengkajian paripurna
geriatri, bagi Lanjut Usia sehat atau kelompok 1 dan 2 sesuai pengelompokan di atas akan
diberikan pelayanan di ruang kegiatan Lanjut Usia dengan berbagai kegiatan seperti:

a) Latihan fisik (senam lanjut usia, senam osteoporosis dan lain-lain)


b) Latihan fisik sesuai kebutuhan individu/kelompok
c) Stimulasi kognitif
d) Edukasi, konseling, dan bila perlu pemberian makanan tambahan

7|Page
Pedoman Program USILA 2023

e) Pemberian makanan tambahan


f) Penyuluhan kesehatan primer
g) Berinteraksi sosial
Kegiatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Puskesmas denga jadwal
direncanakan oleh Puskesmas. Dimana kegiatan dapat dilakukan 1 sampai 2 kali/ minggu
atau 1 sampai 2 kali perbulan sesuai kesepakatan.

8|Page
Pedoman Program USILA 2023

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya kegiatan program USILA adalah seorang bidan, dan diharapkan
memenuhi kualifikasi sebagai berikut :
1. Bidan yang bertugas dan aktif memberi pelayanan di wilayah puskesmas baik sebagai
bidan di desa, Pustu, Puskesmas maupun jejaring Puskesmas
2. Mampu dan terampil dalam pelaksanaan klinis profesi bidan dan program USILA
3. Dapat bekerja dalam tim
4. Memenuhi standart kompetensi kebidanan melalui pendidikan minimal D3 Kebidanan
5. Memiliki STR dan SIKB
6. Telah mengikuti program orientasi

B. Distribusi Ketenagaan
1. Bikor adalah seorang bidan yang berkedudukan di Puskesmas, bertanggung jawab
terhadap pengelola dan penanggung jawab program USILA di wilayah Puskesmas
2. Bidan Desa adalah seorang bidan yang ditempat kan di Desa , Pustu / Polindes /
Ponkesdes yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan program USILA
3. Selain ditempatkan di desa, bidan juga ditemptkan di Puskesmas untuk melaksanakan
kegiatan program USILA di Puskesmas

C. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
- Pemeriksaan kesehatan USILA di tingkat layanan puskesmas
- Pelayanan kesehatan USILA di posyandu
- Pembinaan Posyandu USILA
- Prolanis
- Senam Usila
- Refreshing kader Usila
- Pencatatan dan pelaporan

9|Page
Pedoman Program USILA 2023

BAB III
STANDART FASILITAS

Pembinaan klinis dan manajemen secara terarah dan sistematis dilakukan oleh Bidan
Koordinator (Bikor) dan dilaksanakan dengan memaksimalkan kegiatan penyeliaan (supervisi)
fasilitatif yang dilakukan secara berkesinambungan dan tepat sasaran. Hal ini merupakan kata
kunci dan upaya peningkatan standart fasilitas pelaksanaan Program USILA dan mencakup
acuan dalam menerapkan standar klinis profesi bidan dan manajemen program USILA serta
acuan untuk melaksanakan pemantauan (monitoring) dan evaluasi program.
Dalam pelaksanaannya dilengkapi dengan buku paket pelatihan dan daftar tilik untuk
penyeliaan fasilitatif program USILA, yaitu:
1. Buku Acuan Penyeliaan Fasilitatif Program USILA.
2. Buku Panduan Sistem Informasi Manajemen (piranti lunak pengolahan data USILA).
3. Buku Daftar Tilik Tingkat Puskesmas Perawatan Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan
USILA

10 | P a g e
Pedoman Program USILA 2023

BAB IV
TATA LAKSANA KEGIATAN PELAYANAN USILA

A. LINGKUP KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Program pembinaan kesehatan usia lanjut merupakan upaya usaha
pengembangan Puskesmas yang lebih mengutamakan upaya promotif, preventif, dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Program kesehatan usia lanjut di Puskesmas meliputi : Aspek pembinaan dan
pelayanan kesehatan yaitu :
1.PROMOTIF
Pembinaan pada usia lanjut dibagi atas komponen kgiatan pokok:
a. Sasaran langsung dengan menyelenggarakan paket pembinaan terhadap kelompok
usia lanjut berdasarkan umur
b. Sasaran langsung: melalui upaya penyuluhan (KIE)
2.PREVENTIF
Pemeriksaan dini dan pemeliharaan kesehatan
3.KURATIF
pengobatan terhadap usia lanjut, termasuk rujukan ke Rumah Sakit
4.REHABILITATIF
Merupakan upaya untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional
serta kemandirian usia lanjut

pelayanan kesehatan dikelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional. Kartu menuju sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan
pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (Deteksi Dini)/ ancaman
masalah kesehatan yang dihadapi.

Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut di kelompok sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari( activity of daily living) meliputi kegiatan
dasar dalam kehidupan, seperti makanan/ minuman, berjalan, mandi, berpakaian ,
naikturun tempat tidur, buang air kecil/ besar dan sebagainya
b. Pemeriksaan status mental, pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosiaonal,
dengan mengguanakan pedoman metode 2menit (lihat KMS Usia Lanjut)
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukurantinggi badan
dan di catat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT)

11 | P a g e
Pedoman Program USILA 2023

d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta


perhitungan denyut nadi selama 1 menit
e. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan dan atau di temukan kelainan
pada pemeriksaan bitir 1 dan 4
f. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan
rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah keseshatan yang
dihadapi oleh individu dan atau kelompok Usia Lanjut
g. Kunjungan rumah oleh kader di sertai petugas bagi anggota kelompok Usial Lanjut yang
tidak datang dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
h. Kegiatanolahraga antara lain senam Usia Lanjut untuk meningkatkan kebugaran

12 | P a g e
Pedoman Program USILA 2023

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan Lansia di Puskesmas
dibuat dalam rencana usulan kegiatan ( RUK ) yang selanjutnya dibahas pada pertemuan
Lokakarya Mini lintas program di Puskesmas , kemudian di hasilkan kesepakatan dalam bentuk
rencana pelaksanaan kegiatan ( RPK ).

13 | P a g e
Pedoman Program USILA 2023

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas


perlu di perhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan

14 | P a g e
Pedoman Program USILA 2023

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan Puskesmas dan lintas sektor
terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.

15 | P a g e
Pedoman Program USILA 2023

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan lansia di Puskesmas di monitor dan di evaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketetapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Tercapainya indicator kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas
4. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap tiwulan

16 | P a g e
Pedoman Program USILA 2023

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi pengelolah lansia di Puskesmas dan lintas
sektor terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan lansia di Puskesmas. Untuk
meningkatkan efektifitas pemanfaatan pedoman pelayanan lansia di Puskesmas ini,
hendaknya pengelola lansia Puskesmas dapat menjabarkannya dalam protap ( prosedur
tetap ) yang berisi langkah-langkah dari setiap kegiatan sesuai kondisi Puskesmas. Selain itu
dengan pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang
kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan lansia di Puskesmas

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai

  • SOP Validasi Data Lansia 2023
    SOP Validasi Data Lansia 2023
    Dokumen2 halaman
    SOP Validasi Data Lansia 2023
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • KAK Validasi
    KAK Validasi
    Dokumen3 halaman
    KAK Validasi
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Kak 1
    Kak 1
    Dokumen3 halaman
    Kak 1
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • LHK KR Bumil Dewi Yuliana
    LHK KR Bumil Dewi Yuliana
    Dokumen2 halaman
    LHK KR Bumil Dewi Yuliana
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Sop Penyuluhan
    Sop Penyuluhan
    Dokumen2 halaman
    Sop Penyuluhan
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Dokumentasi
    Dokumentasi
    Dokumen1 halaman
    Dokumentasi
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • LHK KR Bumil Ariyani 2
    LHK KR Bumil Ariyani 2
    Dokumen2 halaman
    LHK KR Bumil Ariyani 2
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • SPPD
    SPPD
    Dokumen1 halaman
    SPPD
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Upt Puskesmas Arjasa
    Upt Puskesmas Arjasa
    Dokumen2 halaman
    Upt Puskesmas Arjasa
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Ppi 2020
    Ppi 2020
    Dokumen5 halaman
    Ppi 2020
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Rekap PKP 2021
    Rekap PKP 2021
    Dokumen3 halaman
    Rekap PKP 2021
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi Lansia April 2022
    Evaluasi Lansia April 2022
    Dokumen17 halaman
    Evaluasi Lansia April 2022
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Foto Skreening
    Foto Skreening
    Dokumen6 halaman
    Foto Skreening
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Rekap PKP 2020
    Rekap PKP 2020
    Dokumen1 halaman
    Rekap PKP 2020
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Cipta Menu
    Cipta Menu
    Dokumen4 halaman
    Cipta Menu
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat
  • Askep Agustus Ketowan 2022
    Askep Agustus Ketowan 2022
    Dokumen2 halaman
    Askep Agustus Ketowan 2022
    SRI RUQAYYAH NURINA
    Belum ada peringkat