Anda di halaman 1dari 74

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

SUKU DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN


KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU

RENCANA KERJA SYARAT-SYARAT


(RKS)

PEKERJAAN:

PENINGKATAN SARANA, PRASARANA DAN UTILITAS DI KABUPATEN


ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU – PEMBANGUNAN FASILITAS UMUM
(JASA KONSULTANSI PERENCANAAN)

TAHUN ANGGARAN 2023

DIBUAT OLEH:
KONSULTAN PERENCANA
PT. MIRANDA PRIMA KONSULTAN

RUKO PERMATA NO. 17/10


JL. BEKASI TIMUR IX KEL. RAWA BUNGA KEC. JATINEGARA
JAKARTA TIMUR
DAFTAR ISI
BAB I KETENTUAN TEKNIS UMUM
Pasal 1 Pemberi Tugas, Pengendali Teknis, Perencana………………………… 1
Pasal 2 Lingkup Pekerjaan …………………………………………………………………. 1
BAB II RENCANA KERJA PELAKSANAAN
Pasal 1 Ketentuan Umum ………………………………………………………………….. 3
Pasal 2 Rencana Kerja Pelaksanaan Pekerjaan ………………………………….. 3
Pasal 3 Organisasi Pelaksana Lapangan …………………………………………….. 4
Pasal 4 Tenaga Kerja Lapangan ………………………………………………………… 5
Pasal 5 Penyampaian Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ……… 5
Pasal 6 Bahan dan Peralatan …………….………………………………………………. 6
Pasal 7 Mobilisasi …………………..………………………………………………………… 7
Pasal 8 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ………………………………………………. 7
Pasal 9 Laporan Kemajuan Pekerjaan ………………………………………………… 8
Pasal 10 Perbedaan Ukuran ………………………………………………………………… 9
Pasal 11 Perubahan Pekerjaan ……………………………………………………………. 9
Pasal 12 Pengawasan …………………………………………………………………………. 10
BAB III PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pasal 1 Papan Nama Proyek ……………………………………………………………… 11
Pasal 2 Dokumentasi Pekerjaan ………………………………...……………………… 12
Pasal 3 Pekerjaan Pembersihan Lapangan ………………………………....……… 12
Pasal 4 Direksi Keet (Sewa Kantor dan Penginapan)…………………………… 13
Pasal 5 Pekerjaan Pembautan Gudang Proyek …………………………………… 13
Pasal 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi ……………………………………………………………..……………… 13
BAB IV SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1 Pekerjaan Tanah …………………………………………………………………… 15
Pasal 2 Pekerjaan Pondasi ………………………………………………………………… 20
Pasal 3 Pekerjaan Beton Instan ………………………………………………………… 20
Pasal 4 Pekerjaan Besi Tulangan ……………………………………………………….. 22

i
Pasal 5 Pekerjaan Bekisting ………………………………………………………………. 24
Pasal 6 Pengujian Bahan …………………………………………………………………… 25
BAB V SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1 Pekerjaan Beton Non Struktur……….. …………………………………….... 33
Pasal 2 Pekerjaan Pasangan Batu Bata …… …………………………………….... 35
Pasal 3 Pekerjaan Plesteran ………………………………………………………………. 39
Pasal 4 Pekerjaan Acian Dengan Semen Instan MU-200 ……………………… 42
Pasal 5 Pekerjaan Lantai Kerja ..………………………………………………………… 43
Pasal 6 Pekerjaan Lantai Floor Hardener ………………………………………….. 44
Pasal 7 Pekerjaank Wood Plan Camposite Ppanel ………………………………. 46
Pasal 8 Pekerjaan Atap Membran …………………………………………………..…. 48
Pasal 9 Pekerjaan Pengecatan …………………..…………................................ 49
Pasal 10 Pekerjaan Sgnage Eksterior…………………………………………..……….. 51
Pasal 11 Pekerjaan Paving Block ……….…………………………………………….. 52
Pasal 12 Pekerjaan Area Bermain Anak dan CPG Set . ………………………….. 53
Pasal 13 Pekerjaan Landscape ……………………………………………………………. 54
BAB VI SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL
Pasal 1 Pekerjaan Instalasi Listrik ……………………………………...................... 57

BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS


A. Spesifikasi Teknik ……………………………………………………………………………… 67
BAB VIII PENUTUP
A. Perubahan – perubahan …………………………………………………………………… 76
B. Penutup ……………………………………………………………………………………………. 76

ii
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

BAB I
KETENTUAN ADMINISTRASI UMUM

Pasal 1 Pemberi Tugas, Pengendali Teknis, Perencana

1. Pemberi Tugas adalah Kepala Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu selaku Pejabat
Pembuat Komitmen.
2. Perencana dalam kegiatan tersebut adalah h Suku Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan yang dimaksud adalah pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :

Perangkat Daerah : 1.04.0.00.0.00.01.0006 Suku Dinas


Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Bidang Urusan : 1.04 Urusan Pemerintahan Bidang Perumahan
dan Kawasan Permukiman
Program : 1.04.05 Program Peningkatan Prasarana,
Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
Kegiatan : 1.04.05.1.01 Urusan Pemyelenggaraan PSU
Permukiman
Sub Kegiatan : 1.04.05.1.01.02 Penyediaan Prasarana,
Sarana dan Utilitas Umum di Permukiman
untuk Menunjang Fungsi Permukiman
Penjabaran Aktivitas SK : 0008 Peningkatan Sarana, Prasarana, dan
Utilitas di Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu – Pembangunan Fasilitas Umum (Jasa
Konsultansi Perencanaan)
Nama Paket Kegiatan : Peningkatan Sarana, Prasarana, dan Utilitas di
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Kode Rekening : 5.1.02.02.08.0015 Belanja Jasa Konsultansi
Perencanaan Penataan Ruang - Jasa
Perencanaan Wilayah
Lokasi Kegiatan : Kelurahan Pulau Kelapa dan Kelurahan Pulau
Pari
Tahun anggaran : 2023

1
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 60 (enam puluh) hari


kalender atau sesuai dengan yang dinyatakan dalam Surat Perintah Kerja
(SPK) terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

2
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

BAB II
RENCANA KERJA PELAKSANAAN

Pasal 1 Ketentuan Umum

1. Penyedia Jasa Konstruksi harus mentaati ketentuan – ketentuan mengenai


kewajiban selaku pelaksana pekerjaan, menyiapkan/menyediakan Buku
Harian Lapangan (BHL), schedule pelaksanaan yang ditanda tangani
Direktur dan menjaga ketertiban lingkungan.
2. Jika Penyedia Jasa Konstruksi tidak dapat menerima/menyetujui
pendapat/perintah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengajukan keberatan – keberatan secara tertulis dalam
jangka waktu 3 x 24 jam.
3. Pengguna Barang/Jasa dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan adalah
perpanjangan tangan Kepala Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu selaku Pejabat
Pembuat Komitmen.
4. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan agar dibuatkan bobot prestasi kemajuan
dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan time schedule pelaksanaan.
5. Pada kegiatan pelaksanaan pekerjaan agar menjaga supaya lingkungan
kerja tetap nyaman.
6. Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memperbaiki atas beban biaya
sendiri terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, tidak sempurna
dalam pelaksanaannya setelah mendapat perintah direksi.
7. Menjaga dan mematuhi protokol kesehatan dalam upaya pencegahan
penularan virus Covid-19.

Pasal 2 Rencana Kerja Pelaksanaan Pekerjaan

1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
bersama- sama dengan Penyedia Jasa Konstruksi, perencana, Penyedia
Jasa Konsultansi Pengawasan, dan instansi terkait lainnya, terlebih
dahulu penyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat
perjanjian/kontrak.
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus menyelenggarakan rapat
persiapan pelaksanaan kontrak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
diterbitkannya SPMK.
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan, adalah :
(1) Organisasi kerja
(2) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
3
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

(3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan


(4) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
(5) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
(6) Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat
mengenai rencana kerja
(7) Penyusunan program mutu proyek

2. Penggunaan Program Mutu


a. Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh Penyedia Jasa
Konstruksi dan disetujui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada saat
rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lapangan.
b. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :
(1) Informasi pengadaan barang/jasa
(2) Organisasi proyek, Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Jasa
Konstruksi
(3) Jadwal pelaksanaan
(4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan
(5) Prosedur instruksi kerja
(6) Metode kerja dengan memperhatikan protokol Kesehatan

3. Pemeriksaan Bersama
a. Pada tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) bersama-sama dengan Penyedia Jasa Konstruksi dan
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan melakukan pemeriksaan
bersama.
b. Untuk pemeriksaan bersama ini, Pengguna Barang/Jasa dapat
membentuk panitia peneliti pelaksanaan proyek.

Pasal 3 Organisasi Pelaksana Lapangan

1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat


perjanjian/kontrak, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat organisasi
pelaksana lapangan dengan pembagian tugas, fungsi, dan wewenang yang
jelas tanggung jawabnya masing-masing.
2. Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian
bidang tugasnya masing-masing, sedangkan tenaga-tenaga ahlinya harus
memenuhi ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi perusahaan Penyedia Jasa
Konstruksi yang bersangkutan.

4
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

3. Untuk Pelaksanaan Pekerjaan/Proyek Penyedia Jasa Konstruksi menunjuk


penanggung jawab lapangan (Kepala Proyek), yang dalam penunjukannya
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Kepala Unit/Satuan Kerja.
4. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain
kepada wakil ataupun para penanggung jawab lapangan, di luar
pekerjaan/proyek yang bersangkutan.
5. Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung jawab
lapangan harus berada di lapangan pekerjaan kecuali berhalangan/sakit
dan Penyedia Jasa Konstruksi harus menunjuk/menempatkan
penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan.
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan
yang telah ditetapkan, maka Kepala Unit/Satuan Kerja berhak
memerintahkan kepada Penyedia Jasa Konstruksi supaya segera
mengganti dengan orang lain.

Pasal 4 Tenaga Kerja Lapangan

1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperkerjakan tenaga kerja yang terampil


dan berpengalaman, sesuai keahliannya dalam jumlah yang cukup sesuai
volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan ketertiban, kebersihan,
kesehatan dan keamanan lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas
sarana dan prasarana kerja memadai.
3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan tempat tinggal yang memadai
dan tidak mengganggu lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal
sementara di lokasi pekerjaan/proyek.
4. Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dalam bentuk daftar tenaga kerja yang dilampiri identitas
diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

Pasal 5 Penyampaian Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Minimum Perlengkapan dan Peralatan K3 yang digunakan antara lain:


1. Pemasangan Bendera K3, Bendera RI, dan Bendera Perusahaan.
2. Pemasangan sign-board K3 yang berisi slogan-slogan yang mengingatkan
perlunya bekerja dengan selamat.
3. Minimal Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan antara lain;
a. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia
terhadap pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan.

5
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

b. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki.
Setiap pekerja perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam
atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu
harus cukup kerja supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari
atas.
c. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan.
Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan
dari benda-benda keras dan mengangkat barang berbahaya.
d. Helm
Helm sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja untuk menggunakannya
dengan benar sesuai peraturan.
e. Masker
Masker sangat penting digunakan sebagai upaya mencegah penularan
virus Covid-19. Setiap pekerja wajib memakai masker kain 3 lapis atau
masker medis.
f. Kacamata
Kacamata sangat penting digunakan sebagai pelindung mata dan
sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja untuk menggunkan
ketika sedang melakukan pekerjaan pengelasan

Pasal 6 Bahan Dan Peralatan

1. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan


pekerjaan sesuai dalam surat perjanjian/kontrak adalah harus disediakan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
2. Bahan/ material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat
perjanjian/kontrak, RAB, gambar kerja, RKS, dan spesifikasi teknis yang
telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap
bahan dan peralatan tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berhak melakukan pengujian dan
menolak terhadap bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam

6
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan


dan persyaratan yang ditetapkan.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus
segera disingkirkan dari lokasi/lapangan proyek dalam waktu 2 (dua) hari
kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum
atau telah mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan, maka Penyedia Jasa Konstruksi
wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak
menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat
lagi di pasaran, maka Penyedia Jasa Konstruksi segera mengajukan bahan
dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan tertulis
dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Prosedur penggantian harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (5) di atas tidak
dapat dijadikan alasan untuk keterlambatan pekerjaan.
7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan
proyek adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi termasuk
tempat dan cara penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu
mobilisasi kerja di lapangan.

Pasal 7 Mobilisasi

1. Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
b. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
2. Mobilisasi peralatan terkait dan personil Penyedia Jasa Konstruksi dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
3. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 10
(sepuluh) hari kalender sejak diterbitkan SPMK.
4. Biaya angkutan kapal adalah biaya angkutan material, mobilisasi dan
demobilisasi semua peralatan kerja kontraktor/sub kontraktor ke lokasi
pekerjaan.

Pasal 8 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk membuat jadwal pelaksanaan


pekerjaan secara rinci, yang terdiri dari :

7
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

a. Time schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan


kemajuan bobot untuk setiap minggunya.
b. Pada time schedule dilengkapi pula dengan kurva “S”.
c. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek yang memiliki kompleksitas
tinggi harus dilengkapi dengan network planning.
d. Jangka waktu jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan
dalam surat perjanjian/kontrak.
e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh
mencakup seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan yang dapat
menggambarkan antara rencana dan realisasinya.
5. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak untuk
dapat diperiksa/disetujui oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan dan
disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
6. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan
selama masa pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di
ruangan rapat proyek.

Pasal 9 Laporan Kemajuan Pekerjaan

1. Laporan Harian
a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat
didalam buku harian lapangan (BHL) sebagai laporan harian pekerjaan
berupa rencanan dan realisasi pekerjaan harian.
b. Buku harian lapangan (BHL) berisi :
(1) Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan
(2) Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya
(3) Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan
(4) Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan
(5) Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan
(6) Catatan – catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan
c. Buku harian lapangan (BHL) disiapkan dan diisi oleh Penyedia Jasa
Konstruksi, dan diperiksa oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
dan dilengkapi catatan instruksi – instruksi dan petunjuk pelaksanaan
yang dianggap perlu dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).
d. Penyedia Jasa Konstruksi harus mentaati dan melaksanakan selaku
pelaksana proyek, terhadap instruksi, arahan dan petunjuk yang
diberikan Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan dalam Buku harian
lapangan (BHL).
8
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

e.
Jika Penyedia Jasa Konstruksi tidak dapat menerima/menyetujui
pendapat/perintah Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, maka
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan keberatan – keberatan
secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
f. Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki atas beban biaya sendiri
terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, tidak sempurna
dalam pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri atau yang
diperintahkan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan maupun
Kepala Unit/Satuan Kerja.
2. Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu
minggu, serta hal – hal penting yang perlu dilaporkan.
3. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan,
serta hal – hal penting yang perlu dilaporkan.

Pasal 10 Perbedaan Ukuran

1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran
yang ditulis dengan skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang
ditulis dengan angka.
2. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan atau Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) atau yang didelegasikan.
3. Jika terdapat perbedaan antara Gambar dengan RAB, maka yang dipakai
adalah yang tercantum dalam RAB.

Pasal 11 Perubahan Pekerjaan

1. Pada dasarnya volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak
harus dilaksanakan. Apabila karena sesuatu hal volume dan atau item
pekerjaan tidak dapat dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dengan
pertimbangan yang bisa dipertanggungjawabkan, maka terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan dari Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasanmaupun Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
2. Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan
yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi yang didasarkan atas Berita
Acara Peninjauan Lapangan yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi
serta Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan. Adapun Berita Acara
Perubahan tersebut ditanda tangani bersama Penyedia Jasa Konstruksi,
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasandan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).
9
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

3. Jika dimungkinkan item atau volume pekerjaan yang telah mendapat


persetujuan untuk tidak dilaksanakan dapat dilakukan pengalihan
pekerjaan. Item dan volume pekerjaan baru ditetapkan bersama dan
dituangkan dalam Berita Acara Tambah Kurang dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas.

Pasal 12 Pengawasan

1. Pengawasan dilakukan secara terus menerus selama berlangsungnya


pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
menempatkan seseorang penanggung jawab teknis yang dianggap cakap
dan mampu untuk menjalankan tugas dan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut serta mengerti dalam bidang bangunan, listrik, air serta dapat
mewakili Perusahaan atau Penyedia Jasa Konstruksi untuk menerima dan
melaksanakan Perintah/petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan.
2. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan
pada ayat 1 (satu) pasal ini, maka Pejabat Pembuat Keputusan (PPK)
berhak memerintahkan kepada Penyedia Jasa Konstruksi agar segera
mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman sesuai dengan
bidang pekerjaan yang

10
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

BAB III
PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pasal 1 Papan Nama Proyek

1. Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini di


tempat yang mudah dilihat umum.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya
pelaksanaan pekerjaan dan dilepas kembali setelah mendapat persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
3. Bentuk dan ukuran papan nama proyek ditetapkan sebagai berikut :
a. Papan nama proyek terbuat dari banner digital printing dengan ukuran
lebar 240 cm dan tinggi 120 cm.
b. Papan nama dipasang pada dinding bedeng/gudang dengan
ketinggian disesuaikan kondisi lapangan dan mudah dilihat oleh
masyarakat umum.
c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.

PEMERINTAH PROVINSI
Logo Pemda DKI JAKARTA
SUKU DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN Logo Unit
DKI
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU

Nama

240 cm

11
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

Pasal 2 Dokumentasi Pekerjaan

1. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK) menugaskan Penyedia Jasa Konstruksi untuk membuat foto – foto
dokumentasi untuk tahapan – tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
2. Foto proyek dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi sesuai petunjuk Penyedia
Jasa Konsultansi Pengawasan, disusun dalam 4 (empat) tahapan tetapi
tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu sebagai berikut :

Tahap I Bobot Papan nama proyek dan keadaan lokasi


0% - 25%
Bobot
Tahap II 25% - 50% Pekerjaan pendahuluan dan bongkaran

Bobot
Tahap III 50% - 75 % Pekerjaan konstruksi

Tahap IV Bobot Pekerjaan finishing / detail / seluruh


75% - 100% pekerjaan selesai

3. Foto proyek tiap tahapan tersebut diatas dibuat 3 (tiga) set dilampirkan
pada saat pembayaran prestasi pekerjaan, yang masing – masing adalah
untuk
a. Satu set untuk Kepala Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
b. Satu set untuk Penyedia Jasa Konstruksi
c. Satu set untuk Peneydia Jasa Konsultansi Pengawasan
4. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama
sesuai dengan petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan atau
Kepala Unit/Satuan Kerja.
5. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan
singkat, dan penempatan dalam album disahkan oleh Kepala Unit /
Satuan Kerja, untuk teknis penempelan / penempatan dalam album
ditentukan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan.
6. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force
majeure diambil 3 (tiga) kali.

Pasal 3 Pekerjaan Pembersihan Lapangan

1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan pembersihan lokasi dari


segala sampah dan material yang tidak diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan.

12
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

2. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan untuk menebang,


memotong, atau merusak pohon dan tanaman yang berada pada daerah
yang akan digali, atau yang jelas berada di dalam area kegiatan.
3. Apabila oleh karena sesuatu alasan terpaksa harus ditebang atau dipotong,
maka Penyedia Jasa Konstruksi harus memperoleh persetujuan dari
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan dan izin secara tertulis dari instansi
yang berwenang.
4. Pohon – pohon dan tanaman yang tidak boleh ditebang dan kemungkinan
akan rusak akibat pelaksanaan pekerjaan, harus dilindungi dengan tiang –
tiang kayu yang kokoh dan dikat dengan kawat sehingga pohon tersebut
dapat terlindungi dengan baik.

Pasal 4 Direksi Keet (Sewa Kantor dan Penginapan)

Direksi keet berupa penyewaan bangunan yang difungsikan sebagai kantor


dan tempat peristirahatan Penyedia Jasa Konstruksi. Bangunan tersebut
minimal memiliki dua ruangan, yang salah satu ruangannya dapat digunakan
sebagai ruang rapat. Lokasi bangunan yang disewa sebagai direksi keet harus
diinfokan kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan dan diketahui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Pasal 5 Pekerjaan Pembuatan Gudang Proyek

Pembuatan gudang bahan harus sedemikian baiknya, sehingga bahan-bahan


yang disimpan dan akan digunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-
lain. Lantai gudang dari papan dan mempunyai ketinggian minimal 30 cm dari
permukaan tanah, serta dinding dan atapnya tidak boleh bocor.

Pasal 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi

a. Pekerjaan bongkaran meliputi pekerjaan bongkar kolom, dinding, pondasi,


dan pagar BRC.
b. Peralatan bongkar menjadi tanggung jawab Penyedia.
c. Penyedia harus memperhatikan kedaan sekeliling lokasi pekerjaan serta
keselamatan pengguna lahan tempat bongkaran.
d. Penempatan hasil bongkaran/ puing-puing tidak boleh mengganggu
tahapan selanjutnya dan lingkungan sekitar.
e. Penyedia wajib memperbaiki atau mengganti dengan yang baru apabila ada
bagian- bagian bangunan yang rusak akibat pembongkaran tersebut dengan
semua biaya ditanggung Penyedia.

13
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

f. Sebelum memulai pekerjaan, selambat- lambatnya 3 (tiga) hari, Penyedia


harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan meliputi metode kerja, jumlah
tenaga kerja dan alat dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

14
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

BAB IV
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1 Pekerjaan Tanah

1. Macam dan Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan pembongkaran
Meliputi pekerjaan pembongkaran dan pemindahan semua jenis sisa
bangunan atau konstruksi, baik diatas maupun dibawah permukaan
bangunan.
b. Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk struktur.
Meliputi pekerjaan perataan tanah di daerah yang akan didirikan
bangunan, jalan perkerasan, struktur site lainnya dan pertamanan.
c. Penggalian.
Meliputi penggalian tanah untuk:
▪ Kolom
▪ Saluran-saluran, dan lain-lain
d. Pengurugan, meliputi:
▪ Pengurugan kembali tanah yang diganti dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan struktur sesuai peraturan/ persyaratan yang ditentukan.
▪ Peninggian untuk pembentukan tanah.
▪ Urugan pasir dibawah lantai setebal 10 cm, kecuali ditentukan lain.
e. Pemadatan
Meliputi pemadatan kembali tanah yang selesai diurug dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi/ struktur dan peninggian untuk
pembentukan tanah.
f. Pembentukan muka tanah.
Meliputi pembentukan tanah dimana bangunan akan didirikan dan
sekitarnya sesuai dengan ketinggian menurut gambar rencana.
Catatan:
• Selama pelaksanaan pekerjaan dan masa pemeliharaan harus selalu
diadakan tindakan pengecekan, baik terhadap genangan air atau air
yang dapat menyebabkan terjadinya erosi, pencegahan ini termasuk
pembuatan tanggul-tanggul dan parit-parit sementara, sumur-sumur
penampungan, pengadaan pompa air dan tindakan yang dapat
dilakukan untuk keperluan tersebut. Termasuk juga pencegahan
terhadap masuknya air hujan atau air dari daerah sekitarnya dan
sebagainya.
• Kontraktor harus menjaga semua sarana umum yang masih digunakan
seperti saluran air dan air minum, gas, listrik, dan lain-lain yang
dijumpai, bila sampai terjadi kerusakan maka kontraktor harus
memperbaikinya atau bila karena terdapatnya sarana-sarana itu
15
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

kelancaran pekerjaan akan terganggu, ia harus memindahkannya


tanpa adanya biaya tambahan dari Pemberi Tugas.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan Pembongkaran
1) Kontraktor harus menggali dan memindahkan dari lokasi semua
sisa bangunan dan lain-lainnya yang ada, baik diatas maupun
dibawah tanah.
2) Semua benda-benda yang ditemukan menjadi milik Proyek.
3) Bila benda-benda tersebut diizinkan untuk dibuang, maka
Kontraktor harus membuang semua benda-benda tersebut sesuai
dengan peraturan setempat.
b. Pekerjaan Tanah Halaman dan Tanah Untuk Struktur
1) Melengkapi dan menyediakan tenaga kerja yang terlatih, peralatan
yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
2) Menyusun rencana kerja secara grafis disertai penjelasan-
penjelasan tentang jenis, kualitas dan kapasitas perkakas yang
akan digunakan pada metoda kerja, cara pengangkatan dan
distribusi ke tempat-tempat penimbunan dan penyimpanan, lokasi
gudang-gudang, los kerja, dan sebagainya serta jumlah tenaga
kerja yang digolongkan tingkatan keterampilan.
3) Memperbaiki saluran dan drainase sementara untuk menjaga
erosi, memperbaiki keadaan tanah bangunan (bila perlu)
membentuk permukaan tanah (granding) menurut garis-garis
kedalaman, ketinggian dan kemiringan sesuai dengan gambar
rencana.
4) Sisa-sisa kayu, akar, batu-batuan dan lain-lain harus dibuang
sebelum dilakukan pengupasan lapisan teratas (top soil) pada
daerah yang akan dibangun, pengupasan tersebut minimal 3 m
diluar garis bangunan. Untuk tanah bekas ladang, pengupasan
tersebut sedalam 20 cm sedangkan untuk tanah bekas sawah,
minimal sedalam 30 cm. Tanah hasil kupasan ini hanya boleh untuk
mengurug daerah-daerah di luar bangunan.
5) Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil, maka lapisan atas ini
harus digali sampai kedalaman tertentu dan diganti dengan tanah
yang baik atau sirtu (pasir dan batu gunung) atau mengadakan
usaha perbaikan tanah.

c. Penggalian
1) Lapisan humus harus dibersikan sedalam 30 cm atau apabila
lapisan humus harus dibersikan sedalam 30 cm atau apabila
lapisan humus tersebut lebih dari 30 cm maka pembuangan humus
16
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

maksimal sedalam 1 meter sehingga bebas dari sisa-sisa tanah


bawah (subsoil) bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-
semak dan bahan lainnya.
Pengupasan (stripping) dengan kedalaman rata-rata 30 cm dan
akan digunakan sebagai lapisan penutup untuk urugan sekeliling
bangunan. Jika tebal tanah humus lebih besar dari 30 cm, seluruh
tebal humus harus digali dan digunakan kembali sebagai urugan
lapisan penutup, seperti diuraikan diatas, dan biaya yang
diakibatkan dianggap telah masuk dalam kontrak dan tidak dapat
diajukan sebagai tambahan biaya. Humus dinyatakan sebagai
setiap lapisan tanah yang langsung berada di atas permukaan
tanah, dapat berisi atau berubah warna oleh akar-akar atau bahan-
bahan organik lainnya yang akan mempengaruhi stabilitas dari tiap
bangunan yang ada di atas tanah tersebut.
Sesudah pembersihan halaman, lapisan atas, tanah liat, tumbuh-
tumbuhan dan lumpur dari akibat air, harus dihilangkan. Bilamana
lapisan tanah humus telah digali dan cocok untuk digunakan
sebagai bahan pelapis, humus tersebut harus dikumpulkan dulu
untuk digunakan kembali. Sisa tanah humus harus diambil dan
dibuang keluar halaman. Pembuangan dan pengangkutan menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Biaya apapun untuk pembuangan
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Biaya apapun untuk
pembuangan dan pengangkutan dianggap sudah termasuk dalam
seluruh kontrak.
2) Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang,
kedalaman, kemiringan dan lingkungan yang diperlukan untuk
pelaksanaan seperti yang dinyatakan dalam gambar atau seperti
yang diperlukan untuk pemindahan tanah macam apapun yang ada
dan tidak dibutuhkan lagi, dan galian tanah tersebut akan
digunakan baik untuk urugan atau dibuang tergantung instruksi
Pemberi Tugas.
3) Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan
semua pasangan lainnya dibawah tanah Seperti: Rollag atau sloof,
semua saluran-saluran, septictank dan pembebasan, penanaman
pohon dan lain-lain yang harus dilakukan sesuai rencana gambar.
4) Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan
bila terjadi, pengurugan kembali harus dilakukan dengan tanpa
biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
5) Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1
horizontal da 1 vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar
perencanaan. Pada bagian-bagian galian yang dianggap mudah
longsor, kontraktor harus mengadakan tindakan pencegahan
17
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

dengan memasang papan-papan atau dengan cara lain.


Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat longsornya tanah dengan
alasan apapun menjadi tanggungan Kontraktor.
6) Pengeringan Tempat Kerja
Untuk pelaksanaan tempat kerja terutama galian pondasi harus
dalam keadaan bebas air. Untuk itu kontraktor harus menyediakan
alat-alat pengeringan dalam keadaan siap pakai dengan dya dan
jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.
d. Bahan Urugan
1) Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug
yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dari sumber
yang dapat persetujuan dari perencana. Tanah bekas galian
umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan kecuali
tanah tersebut memenuhi syarat sebagai bahan urugan dan
mendapat persetujuan dari perencana.
2) Bahan urugan yang mengandung tanah organik, akar-akaran,
sampah dan lain-lain tidak boleh dipergunakan untuk urugan.
e. Pekerjaan Urugan
1) Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan
dikeruk sebelum pekerjaan urugan dimulai. Pada saat pengerukan
dan pengurugan daerah ini harus dikeringkan.
2) Setelah lapisan tanah dikupas, daerah bangunan tersebut harus
dipadatkan hingga mencapai 90% kepadatan maksimum paling
sedikit sedalam 15 cm sebelum urugan dilaksanakan.
3) Untuk daerah bukan bangunan, sebelum pelaksanaan urugan
tanah harus digiling hingga mencapai 80% kepadatan maksimum
sedalam 15 cm. Untuk dapat menentukan kadar air optimum dan
jumlah gilasan yang dibutuhkan gu kepadatan maksimumna
mencapai kepadatan maksimum, harus dilakukan “Pemadatan
Percobaan” dengan bahan timbunan dan perkakas yang akan
digunakan.
4) Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak
melebihi 30 cm, setiap lapis harus dipadatkan dengan hand
compactor.
5) Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dulu sebelum-
sambil digilas-dipadatkan
6) Setiap tanah harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan
segala macam sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis
tanah berbutir (tanah ading atau tanah berpasir dan tidak terlalu
basah).
7) Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat
(compactor) dan tidak dibenarkan hanya menggunakan timbris.
18
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

8) Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau


disingkirkan.
9) Pemadatan selama hujan deras tidak boleh dilakukan jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air,
kontraktor harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sehingga dapat dipadatkan kembali. Ketinggian
pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai
yang tercantum digambar kerja.
10) Urugan pasir
Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah semua lantai setebal
10 cm dan dibawah rabat setebal 10 cm kecuali ditentukan lain
dalam gambar. Lapisan pasir harus dipadatkan dengan disiram air
dan diratakan.
f. Pekerjaan Pemadatan
Penjelasan tentang pekerjaan ini tidak terpisah dan berhubungan
dengan pekerjaan pengurugan. Selama pemadatan kontraktor harus
memperbaiki pekerjaan pemadatan dengan bahan yang sesuai dengan
persyaratan.
g. Pembentukan Tanah
1) Muka tanah tempat bangunan harus dibentuk menurut garis-garis
dan ketinggian/ kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar
rencana.
2) Pada pembentukan tanah bertangga, atau bila akibat dari perataan
tanah terjadi suatu talud (tebing) maka harus diusahakan
pengamanan pada tebing yang rawan untuk mencegah terjadinya
longsoran dan melimpahnya air hujan/ air tanah ke daerah yang
lebih rendah. Dengan kata lain, daerah kerja harus selalu bebas air.
3) Pada daerah yang akan ditempatkan plat beton, pengerasan,
pembentukan permukaan akhirnya tidak boleh menyimpang lebih
dari 1,5 cm dari ketinggian yang telah ditetapkan.
4) Daerah yang akan ditanami atau dibiarkan terbuka
penyimpangannya tidak boleh lebih dari 3 cm dari ketinggian yang
ditentukan.
5) Untuk pencegahan longsor dan erosi harus dibuatkan parit
sementara dengan kemiringan 2%.
6) Perataan tanah dilakukan sampai minimal 3 m, dari dinding luar
bangunan yang dilaksanakan, kecuali bila dinyatakan lain dalam
gambar (lihat gambar kontur)
h. Pekerjaan Tanah Untuk Pondasi
1) Galian tanah pondasi harus sesuai dengan gambar.

19
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

2) Dalam hal kondisi tanah mengandung lumpur atau humus yang


cukup dalam, maka jenis tanah tersebut harus dibuang/ dibongkar
dan diadakan perbaikan struktur tanah pondasi.

Pasal 2 Pekerjaan Pondasi

A. Pondasi Tapak/ Setempat

a. Pekerjaan pondasi telapak/beton cor meliputi pondasi pada gazebo,


kanopi, dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
b. Pondasi Telapak menggunakan beton instan dengan mutu beton K-250,
setelah galian mencapai peil sesuai dengan gambar rencana dan telah
mendapat persetujuan Pengawas/Direksi
c. Tulangan besi yang digunakan berdiameter 13 mm dengan jarak
sengkang 100 mm.

B. Pondasi Strauss Pile

1. Spesifikasi Bahan :
Spesifikasi bahan yang digunakan terdiri dari besi, beton instan dan air
yang harus sesuai dengan yang telah disyaratkan dalam pasal
pekerjaan beton bertulang.

2. Syarat-syarat pelaksanaan :
Pemasangan Pondasi Strausspall yang terbuat dari beton bertulang
dilakukan melalui berapa tahap :
a) Tentukan titik/patok yang sesuai dengan yang diinginkan oleh
perencana untuk penempatan beton strausspal atau kolom dengan
bambu/dolken.
b) Boring tanah sesuai dengan ukuran dan dalamnya.
c) Menyetel pembesian, setelah selesai disetel pembesian itu
dimasukkan kedalam tanah yang sudah dibor, kemudian barulah
dicor menggunakan beton instan K-250
d) Membuat adukan beton instan K-250 dan dimasukkan kedalam
buis beton.

Pasal 3 Pekerjaan Beton Instan

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton bertulang menggunakan meliputi :
- Pekerjaan pondasi : Beton instan mutu K-300
20
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

- Pekerjaan sloof : Beton instan mutu K-300


- Pekerjaan Plat lantai : Beton instan mutu K-300
- Pekerjaan Balok : Beton instan mutu K-300

b. Spesifikasi Bahan
Semua bahan yang dipergunakan jenis kualitas yang baik.
- Beton Instan
Mutu beton instan yang digunakan harus sesuai dengan RAB dan gambar
kerja, serta telah disetujui oleh pengawas.
- Air
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di
lapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-
bahan kimia (asam alkali), tidak mengandung organisme yang dapat
memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-
syarat Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI
2847:2013.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak
dapat berubah dan bergeser pada waktu adukan dituangkan.
Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan tebal selimut
beton terhadap ukuran yang ditentukan.
2. Tulangan untuk beton harus menggunakan besi / tulangan yang baru,
bersih dari segala kotoran termasuk karat-karat yang ada harus
dibersihkan terlebih dahulu.
3. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat
adukan kembali. Sedangkan adukan yang sudah mengalami perubahan
kekerasan tidak diperkenankan dipakai lagi.
4. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap
kelurusan, baik arah vertikal maupun horisontal.
5. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan mengecor beton
sebelum bekisting dan pasangan besi beton diperiksa dan disetujui
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan.
6. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama
3 x 24 jam setelah pengecoran.
7. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan- pekerjaan lain.
8. Bila terjadi kerusakan Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh
biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

21
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

9. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu


dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih
(sesuai ketentuan dalam PBI 1971).

Pasal 4 Pekerjaan Besi Tulangan

1. Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton harus terdiri dari baja lunak dan baja sedang
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2. Bahan tersebut dalam segala hal
harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 07-2052-2002, PBI - 1971.
Standard Jepang klas SR-24 atau British Standard No. 785 - 1938. Grade
yang dipergunakan adalah ST-37 dengan katagori U-39 yang sesuai dengan
tabel 3.7.1. PBI – 1971 dan mengandung unsur vanadium 0.03 – 0.08
sesuai persyaratan ASTM A 706.

2. Toleransi dimensi dan berat tulangan


Dimensi dan berat tulangan berdasarkan referensi table 1 untuk tulangan
polos dan tatbel 2 untuk tulangan sirip dan harus mempunyai toleransi
sesuai dengan peraturan SNI 07-2052-2002.

Acuan untuk tulangan polos:

22
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

Acuan untuk tulangan sirip:

Dengan toleransi berat untuk tulangan polos dan sirip adalah sebagai
berikut:

a. Penyambungan tulangan.
Panjang penyambungan harus dilakukan sebagai berikut :
1. Kolom struktur :
- Batang polos minimal 40 D
- Batang ulir minimal 40 D
2. Balok struktur :
- Tulangan tarik batang polos minimal 180 cm.
- Tulangan tarik batang ulir minimal 90 cm.
- Tulangan tekan batang polos minimal 120 cm.
- Tulangan tekan batang ulir minimal 60 cm.
Kecuali yang tidak ditentukan di atas dan yang tercantum di dalam
gambar, dalam segala hal tidak boleh kurang dari 60 cm.

b. Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah
dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang
panjang.

23
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

c. Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak,
kotoran, cat, karat lepas, kulit giling, adukan beton yang melekat atau
bahan-bahan lain yang merusak harus dihilangkan dan dibersihkan
dengan kompressor sebelum pengecoran. Semua tulangan harus
dipasang dengan posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah atau
bergeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan.
Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat.

d. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton harus sesuai
dengan PBI - 1971 yaitu yang mempunyai kekuatan leleh minimal 2400
kg/cm2. Jika besi beton tersebut tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan Syarat-syarat dan Syarat-
syarat Pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat-syarat
itu tidak boleh dipakai, dan Kontraktor harus menyingkirkannya dari
tempat pekerjaan.

e. Selimut beton.
Ukuran minimal selimut beton harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002
pasal 9.7 yaitu :

Jenis struktur Dimensi Tebal selimut


Tulangan beton
Sloof ≤ D16 4,0 cm
Kolom dan balok beton yang D19 – D 56 5,0 cm
berhubungan dengan cuaca
≤ D16 4,0 cm
Kolom dan balok beton yang Semua 4,0 cm
tidak berhubungan dengan tulangan
cuaca
Pelat dan dinding yang tidak ≤D36 2,0 cm
berhubungan dengan cuaca D44 – D56 4,0 cm

Pasal 5 Bekisting

1. B a h a n.
Bekisting harus dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari
beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus cukup
mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan gaya lain yang

24
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

diterima tanpa berubah bentuk.Cetakan harus dibuat dari papan-papan


yang bermutu baik, dipakai kayu terentang tebal minimum 3 cm.

2. Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan
beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa
hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan
pengecoran tanpa merusak konstruksi.

3. Alat untuk membersihkan.


Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji,
potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain.

4. Ukuran.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di
semua tempat untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.

5. Steiger.
Steiger cetakan dibuat dari kayu dolken dengan diameter minimum 7 cm.
Pemakaian bahan lain harus seijin Pengawas Lapangan.

6. Pelapis cetakan.
Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan dari merk
yang telah disetujui dapat dipergunakan Minyak pelumas, yang
sudah/belum dipakai, tidak boleh digunakan .

Pasal 6 Pengujian Bahan

1. Umum
a. Kontraktor harus melakukan segala pengujian termasuk membuat
contoh benda uji sesuai dengan yang disyaratkan. Metoda, cara dan
tempat pengujian diusulkan oleh kontraktor untuk persetujuan
pengawas.
b. Kontraktor harus melakukan pengujian sesuai dengan metoda, cara dan
tempat pengujian yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas.
Pelaksanaan pengujian yang tidak memenuhi syarat tidak akan diterima
dan kontraktor harusmelaksanakan pengujian ulang, selanjutnya
mengevaluasi hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil yang diinginkan.

25
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

c. Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik


untuk semua bahan yang diuji, dan pengujian harus dilakukan secara
berkala.

2. Laboratorium Pengujian
1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, kontraktor wajib mengusulkan
suatu laboratorium penguji untuk melaksanakan pengujian material yang
akan digunakan pada proyek ini. Laboratorium ini bertanggung jawab
untuk melakukan semua pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Kontraktor harus menyediakan peralatan penguji di lapangan berikut
dengan tenaga ahli yang menguasai bidangnya.
1) Alat penguji agregat kasar dan agregat halus.
2) Alat pengukur kadar air (moisture content) dari agregat
3) kelacakan beton (slump)
4) Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk merawat
benda uji pada temperatur normal dan terhindar dari sengatan
matahari

3. Pengujian Beton
a. Pengujian (testing). Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan
PBI 1971 Bab 4.8 atau ASTM. termasuk pengujian-pengujian susut
(slump) dan pengujian-pengujian tekanan.

Nilai slump untuk pekerjaan:


a. Sloof : 8 - 10
b. Kolom, balok, pelat : 10 - 12

Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok


adukan tersebut tidak boleh dipakai.
Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai
dengan prosedur-prosedur dalam PBI - 1971.

4. Benda uji beton


Benda uji harus diberi kode/tanda yang menunjukan tanggal pengecoran,
lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji harus
diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton readymix, maka
benda uji harus diambil sebelum beton digunakan ke lokasi pengecoran,
sesuai dengan yang disyaratkan pengawas.

5. Jumlah benda uji beton


a. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m 3
beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama.
26
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

Benda uji harus berbentuk kubus berukuran sisi 15 cm. benda uji
bentuk lainnya dapat digunakan jika disetujui oleh pengawas.
Selanjutnya pengambila benda uji sebanyak 2 buah dilakukan setiap
7m3 beton. Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh pengawas
dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan.

b. Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang
digunakan setiap 7m3 harus diambil minimal satu kali. Pada setiapkali
pengambilan contoh beton harus dibuat dari dua buah specimen kubus.
Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua
specimen ini yang diuji pada umur beton yang ditentukan, yaitu umur 7
hari dan 28 hari.

6. Evaluasi kulitas beton berdasarkan hasil uji beton


a. Deviasi standar
Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah
hasil test kubus. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus kurang
dari 30 buah harus dikoreksi dengan factor pengali seperti yang
tercantum dalam tabel berikut :

S=
( f c − f cr )
N −1

Jumlah benda uji Faktor pengali (S)


(N) buah
≤15 1,16
20 1,08
25 1,03
≥30 1,00

b. Kuat tekan rata-rata target f cr yang digunakan sebagai dasar dalam


menentukan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang
terbesar dari formula berikut
f 'cr = f c '+ 1, 64S atau f 'cr = f c '+ 2, 64S − 40 kg cm2

c. Kuat tekan sesungguhnya


Tingkat kekuatan suatu beton dikatan tercapai dengan memuaskan jika
kedua persyaratan dipenuhi :
i. Nilai rata-rata dari semua pasang hasil uji yang masing-masing terdiri
dari 4 uji kuat tekan tidak kurang dari ( fc '+ 0,82S ) .

27
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

ii. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)
mempuyai nilai dibawah 0,85 fc '
Bila salah satu dari kedua syarat diatas tidak dipenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan
berikutnya rekomendasi pengawas.

d. Pengujian tidak merusak (Non destructive tests)


Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak
dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh pengawas, kontraktor harus
melaksanakan pengujian yang tidak merusak yang dapat terdiri dari
hammer test, pengujian beban dan lain-lain. Semua biaya pengujian ini
menjadi tanggung jawab kontraktor. Lokasi dan banyaknya pengujian
ditentukan secara khusus dengan melihat kasus per kasus.

7. Pengujian besi beton

a. Sebelum beton dipesan, kontraktor wajib mengambil benda uji besi


beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai
dengan diameter dan mutu yang digunakan. Selanjutnya benda uji besi
beton harus idambil dengann disaksikan oleh pengawas sebanyak 2
buah untuk setiap 20 ton untk masing-masing diameter besi beton. Uji
besi beton terdiri dari uji tari dan uji lentur.

b. Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh pengawas. Contoh besi beton yang diambil untuk
pengujian tanpa disaksikan pengawas tidak diperkenankan dan hasil
uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya tanggung
jawab kontraktor.

c. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukan tanggal
pengiriman, lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan
lain-lain data yang perlu dicatat.

d. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji kurang memuaskan, maka
pengawas berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih
besar dari yang ditentukan diatas, dengan beban biaya ditanggung oleh
kontraktor.

e. Kontraktor membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari


laboratorium penguji untuk diserahkan kepada pengggawas dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas
besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.
28
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

8. Syarat-syarat pelaksanaan.

a. Lingkup dan macam pekerjaan.


Pekerjaan meliputi tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.
Pekerjaan meliputi :
▪ Pekerjaan Sloof.
▪ Pekerjaan struktur plat, kolom, dan balok beton.

b. Gambar kerja beton


Kontraktor harus membuat beton dengn kualitas sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, antara lain ukuran, mutu dan
pengamannya selama pelaksanaan. Sebelum hal ini, kontraktor harus
membuat gambar kerja yang menjabarkan secara lebih detail gambar
rencana yang menjabarkan secara lebih detail gambar rencana yang
ada, agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan atau ketidak sesuaian
dengan rencana. Gambar kerja tersebut harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari pengawas

c. Metode pelaksanaan
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus mengusulkan metode
pelaksanaan yang berkaitan dengan pekerjaan ini untuk disetujui oleh
pengawas. Jika dipandang perlu, maka pengawas berhak untuk
menunjuk tenaga ahli diluar yang ditunjuk kontraktor untuk membantu
mengevaluasi semua usulan kontrator, dan semua biaya yang timbul
menjadi beban kontraktor. Sebelum semua tahap pelaksanaan
berikutnya timbul menjadi beban kontraktor. Sebelum semua tahap
pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, kontraktor harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari pengawas.

Laporan harus diberikan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum


pekerjaan dilaksanakan. Hal khusus akan didiskusikan secara lebih
mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua tahap
pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas, sehingga
mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk
pemeriksaan.

d. Sloof pondasi.
1) Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada posisi
sesuai dengan gambar rencana.
2) Stek-stek tulangan kolom harus distel setepat-tepatnya sebelum
pengecoran beton dilaksanakan
29
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

e. Lobang-lobang dan blok-blok kelos.


Pemborong harus menentukan tempat dan membuat lobang-lobang,
memasang kayu keras untuk paku atau klos-klos, angker dan
sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu
halus. Alat yang salah penempatannya harus dipindahkan jika memang
diperintahkan oleh Pemberi Tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus
dibuat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

f. Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah
(cumulative). Ukuran masing-masing bagian harus seksama dalam -
0,50 dan + 0,50 cm.

g. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran.


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-
bagian utama dari pekerjaan, Pemborong harus memberitahukan
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan dari pihak Pengawas.
Jika tidak mendapat persetujuan dari Pengawas dan pengecoran tidak
disetujui, maka Pemborong dapat diperintahkan untuk membongkar
beton yang telah dicor atas biaya sendiri.

h. Pengangkutan adukan.
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat
dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan
tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter.

i. Pembersihan cetakan dan alat-alat.


Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus
dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan
dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan
air sebelum dicor.

j. Pengecoran.
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu
hujan, kecuali jika Pemborong mengambil tindakan-tindakan
mencegah kerusakan.

30
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

k. Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator)
yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1
menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan
dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal,
vibrator harus dekat ke cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga
dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh
menggetarkan suatu bagian adukan lebih dari 24 detik.
Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan ke
bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.

l. Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin
dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk
mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan
sebagai berikut:
1) Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi
terus menerus sampai cetakan dibongkar.
2) Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama
14 hari berturut-turut menggunakan karung goni.

m. Pembongkaran cetakan.
Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah waktu minimal yang
dicantumkan di bawah ini :
▪ Sloof minimum 7 hari
▪ Kolom dan balok (cetakan tepi) minimum 14 hari
▪ Pelat minimum 21 hari

Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan


bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi
beton seluruhnya terletak pada Pemborong dan perhatian Pemborong
mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke PBI - 1971 dalam pasal
yang bersangkutan. Pemborong harus memberitahu Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti
Pemborong lepas dari tanggung jawabnya.

31
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

n. Pembulatan pinggiran.
Pinggiran dari plat beton pada jalan corridor/pavement dan lain-lain
harus dibulatkan dengan alat-alat yang cocok dengan lingkaran
perbulatan kira-kira 0,5 cm.

o. Perubahan konstruksi beton.


Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan mempunyai wewenang untuk menolak
konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
▪ Konstruksi beton yang sangat keropos.
▪ Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
▪ Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
▪ Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

p. Campuran dan pengambilan contoh (sampling).


1) Untuk mencapai mutu beton sesuai dengan PBI 1971, Pemborong
harus melakukan percobaan-percobaan membuat design mix
campuran-campuran sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton
berukuran : 15 x 15 x 15 cm pada umur 28 hari, harus mempunyai
kekuatan hancur karakteristik minimal yang direferensikan PBI
1971, bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang
nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton struktur. Kubus
percobaan harus dibuat sejumlah 20 buah dan dibuat paling
sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan
waktunya. Referensi pasal 4.6. PBI 1971.
2) Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling
sedikit tiga buah kubus percobaan. Pengetesan kubus percobaan
tersebut hanya boleh dilakukan di Lembaga-Lembaga Penelitian
Bahan Bangunan resmi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan
Analisa kekuatan berdasarkan pada rumus statistik sebagaimana
tertera dalam PBI - 1971, pasal 4.7. ayat 1 s/d 5.

32
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

BAB V
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1 Pekerjaan Beton Non Struktur

1. Lingkup Pekerjaan.
a) Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat‐alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan
hasil yang baik dan sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok
untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan
struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.

2. Persyaratan Bahan.
a) Beton Instan K-250
Mutu beton instan yang digunakan harus sesuai dengan RAB dan
gambar kerja, serta telah disetujui oleh pengawas
b) Air.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan‐bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI‐3 pasal 10. Apabila dipandang
perlu Direksi Pekerjaan / Konsultan Manajemen Konstruksi dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
c) Besi Beton.
Digunakan mutu U 24 )16,U39 = 016. Besi harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih‐serpih. Penampang
besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI‐2 (PBI 1971). Bila
dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi
beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor.

3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.

a) Mutu beton.
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang
adalah K-250 dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
PBI‐1971.

b) Pembesian.
- Pembuatan tulangan‐tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait‐kait dan pembuatan sengkang (ring),
persyaratannya harus sesuai PBI‐1971.
33
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan


dengan gambar konstruksi.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas
dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton
sesuai dengan ketentuan dalam PBI‐1971.
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lapangan kerja dalam waktu 24 Jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi Pekerjaan / Konsultan Manajemen Konstruksi.
c) Cara pengadukan.
- Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
- Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Manajemen
Konstruksi.
- Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi
dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru.
Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.
d) Pengecoran Beton.
- Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan‐cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran ‐ ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi Pekerjaan/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat
dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang‐sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada
hari berikutnya maka tempat pemberhentian tersebut harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Manajemen Konstruksi.
e) Pekerjaan Acuan / Bekisting.
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran‐ukuran
yang telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan‐
perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah
bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari
kotoran‐ kotoran potongan kayu, tanah / lumpur dan sebagainya,
sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton.
- Bahan‐bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan
tetap terjamin sesuai persyaratan.
- Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40
mm.
- Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat‐syarat
34
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

yang ditentukan dalam NI‐2 (PBI tahun 1971).


- Beton harus dilindungi dari pengaruh panah, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan, harus diperhatikan.
- Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah
pengecoran.
f) Contoh Bahan.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
memberikan contoh‐contoh material misalnya : besi, koral,
pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan / Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Contoh‐contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan /
Konsultan Manajemen Konstruksi, akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor ke site.
g) Syarat‐syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
- Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalamkeadaan
utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih
didalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan
berlabel pabriknya.
- Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup,
kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan pabrik.
- Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
- Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor
wajib mengganti atas beban Kontraktor.
h) Syarat‐syarat Pengamanan Pekerjaan.
- Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda
keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
- Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan‐ pekerjaan lain.
- Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus
selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu)
minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI‐1971).

Pasal 2 Pekerjaan Pasangan Batu Bata

1. Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan
pasangan dinding/sekat ruang yang menggunakan bata merah, kolom
praktis, balok praktis, lintel dan ring balok praktis sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.

35
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

Uraian/Persyaratan Teknis lain yang berkaitan untuk pelaksanaan


pekerjaan ini adalah Pasal Adukan Semen Pasir.

2. Ketentuan
a. Pelaksanaan
1) Pasangan berapen (Pasangan bata di bawah permukaan tanah)
memakai adukan semen pasir 1: 3.
2) Pasangan bata kedap air (1 : 3) dipasang pada dinding-dinding
dapur, pantry, kamar mandi dan daerah lembab/basah.
b. Pasangan bata biasa memakai adukan semen pasir 1 : 5.
1) Jika tidak ditentukan lain, sistim ikatan pasangan bata 1/2 batu
adalah "Ikatan Silang" dimana lapisan satu dengan lapisan di
bawahnya harus berbeda setengah panjang bata.
2) Pada pasangan satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun
secara ikatan Vlaams.
c. Kualifikasi Tenaga Kerja
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus menggunakan
atau mempekerjakan tenaga kerja yang benar-benar ahli di dalam
teknik pemasangan batu dan bata.
d. Peralatan
Pasangan bata harus tegak dan siku sesuai yang direncanakan, maka
di dalam pelaksanaannya Kontraktor harus menggunakan peralatan
kerja yang memadai dan men-cukupi seperti alat ukur teodolit,
waterpass, selang dan benang ukur serta memasang Patok-
patok/Papan Pedoman.
e. Standarad dan Peraturan yang berlaku adalah :
1) PUBBI
2) Peraturan Umum Bangunan Nasional
3) SNI
f. Penyerahan
Sebelum di laksanaan, Kontraktor harus menyerahkan :
a. Contoh-contoh bahan yang akan dipakai di dalam Pelaksanaan.
b. Contoh pasangan Bata.
g. Contoh-contoh tersebut diperlukan untuk persetujuan pemakaian dan
pelaksanaannya.

3. Bahan
Pasangan Bata
a) Bata ringan 1/2 batu ukuran 10x20x60cm dan 1batu ukuran
20x20x60cm dari produk/merk Setara dengan ex. Power Block, Celcon,
dan Hebel.
b) Spesifikasi Bata Ringan :
Panjang : 600 mm
Tinggi : 200 mm
Tebal : 100 mm
Berat Jenis Normal : 600 Kg/ m3
Berat Jenis Kering : 550 Kg/ m3
Daya Tekan : 4.25 Kg/cm2
36
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

c)
Bahan spesi/perekat dengan semen khusus/instant produk/merk
Setara dengan Mortar Utama / Prime Mortar, antara lain:
- Perekat Bata ringan : Setara dengan MU-380 / PRO-889 / PM
100
- Plesteran Dinding bata / bata ringan : Setara dengan MU-301 / PRO-
879 / PM 200
- Acian Permukaan Plesteran : Setara dengan MU-200/PRO-
869/PM210
4. Pelaksanaan
a. Umum
1) Pasangan bata dilaksanakan diatas permukaan pondasi/sloof
betonsesuai elevasi dan jalur yang ditentukan dalam gambar
rencana, permukaan bidang pasangan harus dalam keadaan
bersih dari segala macam kotoran yang dapat menghambat
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
2) Pasangan bata biasa adukan semen pasir 1 : 3 atau 1 : 5
penggunaannya menurut ketentuan yang telah ditetapkan dalam
gambar rencana, dengan siar pemasangan 1cm.
b. Pasangan bata ringan
1) Pasangan bata ringan menggunakan spesi khusus dari produk
seperti tersebut diatas dikemas dalam zak dengan berat tertentu.
2) Penggunaannya cukup dengan menambahkan air pada tempat
adukan, kemudian diaduk hingga merata dan mencapai kekentalan
tertentu/plastis.
3) Pasangan bata ringan diperkuat dengan angkur besi dia. 8mm,
tertanam dalam pasangan bata ringan 30cm dan pada kolom
praktis atau ring balok tertanam 10 cm dipasang tiap jarak 60cm.
4) Tebal spesi atau perekat untuk pasangan bata ringan maximal 1 cm
(10mm), untuk siar tegak dan siar horizontal.
c. Pasangan bata biasa (bata merah)
1) Pasangan bata harus rapat adukan ( diantara pasangan bata satu
dengan lainnya tidak berongga (terisi adukan ).
2) Untuk pedoman kedataran atau waterpas pasangan bata, tiap-tiap
kali pemasangan benang pedoman tidak boleh lebih dari 20cm di
atas pasangan.
3) Tebalnya siar Pasangan bata biasa + 1cm (10mm), maximal
15mm.
4) Untuk pasangan bata harus dilindungi dari pengaruh langsung sinar
atau panas matahari, serta harus dijaga kondisi kelembabannya
dengan membasahi permukaan pasangan selama 1 minggu.
5) Jika terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain
lubang/bukaan harus dibuatkan kolom praktis atau lintel, hingga
pasangan bata tidak mengganggu kusen.
6) Untuk melanjutkan pekerjaan pasangan bata di tempat tersebut
diatas, semua rangka kosen harus terpasang lebih dahulu.
7) Semua siar antara rangka kayu/kosen harus diisi dengan adukan
sekurang-kurangnya tebal 1cm.
d. Lubang untuk instalasi dan alat-alat listrik
37
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

1) Tempat-tempat yang harus dibuat lubang akan dipersiapkan dulu


yaitu menyumbat lubang terebut dengan potongan pipa pvc baik
diameter besar maupun kecil.
2) Dimana diperlukan pasangan pipa atau alat-alat yang ditanam
dalam dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada
pasangan bata (sebelum diplester).
3) Pada pahatan tersebut, setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang dinding
tersebut.
e. Angkur/stek Besi Beton
Pada pertemuan antara dinding bata dengan kolom/dinding beton pada
arah vertikal harus dipasang angkur/stek besi beton yang ditanam ke
dalam struktur beton dengan menggunakan angkur besi beton 80 mm
sepanjang 40cm, dipasang setiap 40cm, ujung yang lainnya masuk ke
dalam pasangan bata sedalam 25cm. Bila angkur tersebut di atas
belum disiapkan bersamaan pada pelaksanaan pekerjaan beton,
sebagai gantinya digunakan plat besi strip ukuran 25mm x 3mm
sepanjang 36cm dibuat siku (L) dipasang pada kolom/dinding beton
dengan menggunakan paku ramset minimal 2(dua) buah. Besi strip L
tersebut dipasang setiap 50cm dengan besi yang masuk ke bata
sepanjang 25cm.
f. Sloof, Ring Balok, Kolom Praktis
1) Perkuatan pasangan dinding bata, dipasang penguat beton berupa
balok dan kolom praktis dengan ukuran penampang bujur sangkar
setebal bata (+ 11cm untuk pasangan 1/2 batu dan 22cm untuk
pasangan 1 batu), Beton tersebut dengan Mutu B.1 menurut PBI
tahun 1971 dengan komposisi campuran volume 1 semen : 2 pasir
: 3 koral serta dengan tulangan besi beton U.24 sebanyak 4 x dia.
10 mm, sengkang 80 mm jarak min. 15 cm.
2) Letak pasangan kolom/balok beton praktis pada setiap
persilangan/pertemuan pasangan dinding bata,tepi pasangan
dinding bata dan pertemuan dinding bata dengan kusen-kusen
pintu/jendela.
3) Ketentuan lain yang membatasi pasangan kolom/balok praktis
adalah jarak pasangan kolom/balok yang terdekat maximum
4,00M dan dengan luas pasangan dinding bata mak-simum 12 m2.
4) Pasangan kolom dan balok beton praktis tersebut harus diperkuat
dengan angker pada ujung-ujung pertemuan balok, kolom atau
lantai beton yang menjadi struktur utama dari bangunan.
g. Persediaan Perletakan untuk Meja Beton Wastafel/Bak Cuci
Untuk pelaksanaan pembuatan meja beton yang digunakan sebagai
perletakanwastafel/bak cuci, pada pasangan dinding harus dipasang
balok/kolom praktis dari beton, lengkap dengan stek-stek besi beton
sebagai persediaan untuk pembuatan meja beton atau dapat juga
dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan pasangan dinding.

38
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

5. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan
1) Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang cacat, perbaikan
dilaksanakan secara hati-hati dan benar hingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
2) Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada
waktu Pelaksanaan, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Biaya
yang ditimbulkan oleh pekerjaan perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
3) Pengamanan
Kontraktor harus melakukan perlindungan terhadp pekerjaan yang
telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan. Biaya
yang ditimbulkan oleh pengamanan pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

6. Syarat Penerimaan
Apabila pekerjaan setelah diterima terjadi kerusakan/cacat atau lainnya,
wajib diperbaiki oleh Kontraktor atas biaya sendiri.

Pasal 3 Pekerjaan Plesteran

1. U M U M
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan adukan yang disebutkan
dalam gambar.

2. REFERENSI
Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam :
NI - 2 - 1971.
NI - 3 - 1970.
NI - 8 - 1972.

3. MATERIAL
Semua bahan harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dan kebutuhan
persyaratan yang tercantum di- bawah ini :

3.1. P a s i r
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih, bebas dari tanah liat,
lumpur atau campuran-campuran lainnya sesuai dengan:
NI - 3 Pasal. 14.
NI - 2 Bab. 3.3.

3.2. S e m e n
Semen yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
membatu dan dalam zak yang tertutup seperti diisyaratkan dalam NI -
8.
Hanya sebuah merek dari satu jenis semen yang boleh digunakan
dalam pekerjaan.
39
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

3.3. A i r
Harus bersih, segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti, minyak, asam dan unsur organik. Kecuali dinyatakan lain,
Kontraktor harus menyediakan air kerja atas biaya sendiri.

4. PERENCANAAN

4.1. Campuran ("Mixes") Adukan Dan Plester


Perencanaan campuran dan pengetesan dapat dilaksanakan dalam
waktu 1 minggu. Tidak ada penambahan waktu yang dapat diberikan
kepada Kontraktor atas perencanaan dan pengetesan campuran
plester dan adukan ini.

4.1.1. Plester/Adukan type A ( 1 pc : 4 ps ).

Penggunaan :
Semua dinding beton maupun bata dan dinding - dinding lain
yang diharuskan memakai plester kedap air. Seperti terdapat
dalam gambar.

4.1.2. Plester/Adukan type B ( 1 pc : 5 ps ).

Penggunaan :
Semua dinding-dinding beton maupun batu bata yang akan
diplester yang tidak termasuk kelompok 1.1.

4.2. A c i a n

Acian menggunakan semen instant MU-200, acian hanya


digunakan pada dinding-dinding terplester yang akan di cat.

5. PELAKSANAAN

5.1. U m u m.
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan per- alatan yang
memadai. Persiapkan dan bersihkan permukaan-permukaan yang
akan diplester, dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak plesteran.
Tukang-tukang plester yang dinilai tidak cakap, karena pekerjaannya
yang buruk harus diganti dengan baik.
Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini
harus disingkirkan dari pekerjaan. Pekerjaan plesteran harus rata
pada bidang pemasangannya. Pekerjaan yang tidak rata harus
diperbaiki mengikuti petunjuk Direksi Pengawas. Tebal plesteran
yang dimaksudkan, kecuali bila lain adalah 20 mm dengan toleransi
minimum tebal 15 mm dan maximum tebal 25 mm. Bilamana
ketebalan toleransi ini ternyata dilampaui karena kondisi
permukaan dinding, maka permukaan dinding harus diperbaiki.
40
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

5.2. Pencampuran
a. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam
waktu 45 menit. Adukan / plesteran dapat dipakai sampai
sebatas adukan/plester tersebut tidak dapat lagi diolah (lebih
kurang 90 menit setelah adukan jadi).

b. Membuat campuran adukan / plester tanpa mesin pengaduk


hanya dapat dilaksanakan dengan izin direksi pengawas.

c. Membuat campuran adukan / plester dengan mesin pengaduk


(molen). Bak molen harus benar-benar bersih. Isikan setengah
jumlah air yang diperlukan berikut pasir, lalu tambahkan semen
sementara bak pengaduk berputar, kemudian isikan air sesuai
kebutuhan.

5.3. Pemasangan Adukan/Plesteran


a. Adukan pasangan bata : lihat pekerjaan pemasangan bata Bab. V

b. Plesteran.
b.1. Plesteran ke dinding bata biasa.
Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu,
minyak, cat dan bahan-bahan lain Yang dapat mengurangi
daya ikat plester.
Pasang lapisan plester setebal yang di syaratkan (20 mm).
Ratakan dengan roskam kayu. Basahkan selama lebih
kurang tiga hari.

b.2. Plesteran ke permukaan beton.


• Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekisting,
debu, minyak-minyak, cat, dan lain bahan yang dapat
mengurangi daya ikat plesteran. Basahi beton dengan
air sehingga jenuh. Tunggu sampai aliran air sampai
berhenti.
• Pasangan acian setebal 2 - 3 mm, kasarkan
permukaannya, kemudian pasangkan plester sebelum
acian mengering.
• Ulangi "a" lalu pasangkan plester dalam ketebalan /
keretakan yang disyaratkan dalam gambar.
• Bilamana acian diperlakukan, pasang, sesuai untuk
acian.

6. KESIMPULAN

Dengan mengikuti persyaratan-persyaratan diatas maka mendapatkan


hasil permukaan dinding yang rata dan tidak bergelombang.

41
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

Pasal 4 Pekerjaan Acian Dengan MU-200

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan acian pada plesteran dinding bata dan
atau dinding beton , baik internal maupun ekternal (termasuk dinding dalam
shaft), dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.

2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai
dengan standar acuan produk
1. SNI - 2 - 1971
2. SNI - 3 - 1970
3. SNI - 8 - 1974
4. DIN 18550

3. Bahan-bahan
Semen instan MU-200 (untuk acian pada plesteran dinding bata) ini
merupakan campuran semen, filler dan aditif. Semen instan ini harus
dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-murnian/kotoran supaya
menghasilkan acian dengan kekuatan yang dibutuhkan, daya tahan yang
tinggi dan penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke
Arsitek untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai. Semen instan MU-
MU-200 siap digunakan dengan menambahkan air. Air harus bersih dan
memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama seperti yang harus tercapai
untuk pekerjaan beton.

4. Metode Pelaksanaan
a. Alat kerja : Roskam baja, jidar panjang dari baja atau alumunium, hand
mixer, bak adukan.
b. Persiapan dan Pelaksanaan :
1) Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak diaci.
2) Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan
acian.
3) Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan, kotoran
& minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
4) Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diaci dengan
air.
5) Pekerjaan acian harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
6) Jika acian menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak
rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau
retak, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk
diperbaiki atas biaya Kontraktor.
c. Pengadukan Bahan :
1) Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 14,0 – 14,5 liter untuk
tiap kantong MU-250 dan 12,0 – 13 liter untuk tiap kantong MU-
200 (40 kg).
2) Masukan adukan kering MU-250/MU-200 kedalam bak adukan.
Aduk campuran di atas hingga rata.
42
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

3) Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci
dahulu sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan.
d. Aplikasi untuk acian :
1) Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang
kemudian diratakan dengan jidar panjang.
2) Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung
kerataan dasar permukaannya.

5. Pelaksanaan Pekerjaan
Semua permukaan yang akan menerima acian harus cukup keras untuk
menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari debu-
debu dan barang-barang/materi yang lepas. Perhatian yang baik harus ada
selama pelaksanaan untuk menghindari acian yang masih basah jatuh atau
bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai,
pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa mengakibatkan
timbulnya noda/kotor.

6. Catatan
Untuk finishing akhir acian cukup menarik roskam searah (horizontal atau
vertikal) dan tidak dianjurkan untuk menekan, memutar atau bahkan
menggosok dengan sobekan kertas semen atau bahan lain yang meresap
air.

Pasal 5 Pekerjaan Lantai Kerja

1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan‐bahan peralatan
dan alat‐alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b) Pekerjaan lantai screed dilakukan meliputi bawah finishing lantai
keramik, penutup dan lapisan dasar waterpoofing dan untuk seluruh
detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a) Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type dari satu
hasil produk yang disetujui Direksi Pengawab serta memenuhi syarat‐
syarat dalam NI‐8 SII 0013‐8± dan ASTM C150‐78A.
b) Pasir harus memenuhi syarat‐syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982
pasal 11 dan SII 0404‐80.
c) Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR
P18‐303 dan NZS 3121/1974.
d) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam NI‐2, NI‐8 dan PUBI 1982.

43
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Bahan‐bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh‐contohnya kepada Konsultan MK
dan atau Pemberi Tugas/Pemilik untuk mendapatkan persetujuan.
b) Apabila dianggap perlu Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas/Pemilik
dapat meminta untuk mengadakan tes‐tes laboratorium yang dilakukan
terhadap contoh‐contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan bahan. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung
jawab Kontraktor/Pemborong sepenuhnya.
c) Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton
tumbuk atau plat beton telah dibersihkan dari segala kotoran debu dan
bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.
d) Setelah dibersihkan alas lapisan dibasahi (semalam dan setelah kering
dilapis cairan semen calbond (air semen maksimum 20 menit,
selanjutnya screed dicor).
e) Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC (semen) dan
pasir yang memenuhi syarat‐syarat seperti yang telah ditentukan.
f) Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian PC (semen) tanpa
campuran bahan lain yang dilapiskan keseluruh permukaan lantai dan
diratakan tebal acian minimal 2 mm setelah diratakan dan dilicinkan.
g) Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 4 cm atau
sesuai yang ditentukan oleh Konsultan MK dan atau Pemberi
Tugas/Pemilik dari adukan 1 pc : 5 pasir. Permukaan lantai screed
harus betul‐betul rata kecuali bila disyaratkan lain beban cacat (retak‐
retak).
h) Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan alas lantai screed
harus dibersihkan dengan sikat kawat dan air supaya agregat muncul
dan memberi ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah
membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang disetujui
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas/Pemilik.

Pasal 6 Pekerjaan Lantai Floor Hardener

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan floor hardener meliputi pekerjaan pada Lantai yang dinyatakan
dalam Gambar Kerja.

2. Spesifikasi Bahan
Bahan floor hardener bersifat non metallic, anti slip, anti gores, tahan
terhadap minyak, lemak, bahan kimia dan berfungsi sebagai lapisan
permukaan akhir / finishing lantai.

Jika bahan/material floor hardener dan primernya terdiri dari dua komponen
atau lebih, maka perbandingan antara komponen komponen tersebut
dalam sebuah campuran harus mengikuti spesifikasi pabrik. Pengadukan
harus mengikuti spesifikasi pabrik, dilakukan dengan alat pengaduk
mekanis sampai campuran tersebut homogen, bebas dari gumpalan
gumpalan dan berbentuk bubur yang halus.
44
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

2. Persyaratan Pelaksanaan
1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan floor hardener, permukaan lantai
harus bersih dan bebas debu, minyak, air dan noda maupun kotoran
lainnya. Peil atau elevasi permukaan tersebut harus sesuai gambar
pelaksanaan dan sudah disetujui oleh Direksi/Pengawas. Apabila
dari bahan material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
yang beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka
Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya
Masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada
waktu pelaksanaan pekerjaan.

3.2. Semua pelaksanaan pemasangan harus didasarkan pada petunjuk


dari pabrik pembuat bahan-bahan tersebut dan harus mampu
memberikan tambahan perkerasan permukaan lantai.
a. Lantai beton dasar harus memiliki kadar minimun semen sebesar
300 kg/m3 dan didisain untuk mengurangi segregasi dan kontrol
terhadap bleeding. Water cement ratio sebaiknya rendah dan
ditambahkan bahan plasticizer Conplast untuk memudahkan
pelaksanaan pengecoran.
b. Lantai beton harus padat dan rata dan dikerjakan sesuai dengan
standard pengerjaan lantai beton yang baik dan benar dimana
resiko terjadinya retak susut/kering sudah dikurangin dengan
adanya siar-siar pada jarak tertentu dan kerataan permukaan
dengan menggunakan dudukan bekisting yang kuat dan kaku
serta jidar yang rata dan kaku.
c. Bila air yang naik ke permukaan beton yang baru selesai dicor
sudah tidak kelihatan lagi (telah melewati setting time) maka
bahan floor hardener ini dapat ditaburkan secara merata dengan
dosis rata-rata 5 kg/m2 atau sesuai yang disyaratkan.
d. Aplikasi floor hardener ini harus terus berlangsung tanpa terputus
hingga didapatkan kondisi lantai dasar yang mengeras pada
kondisi dibebanin injakan kaki sedalam 3-6 mm. Setiap kelebihan
air di permukaan (Bleeding water) harus menguap seluruhnya.
e. Pada area pengecoran yang luas sangat direkomendasikan untuk
membuat metode pengecoran secara bertahap dan memastikan
bahwa lokasi pengecoran dapat dilaksanakan dengan tenaga
kerja dan dosis bahan floor hardener yang cukup secara terus
menerus sampai selesai.
f. Floor hardener ditaburkan secara bertahap dengan dosis 2/3
bagian dahulu dan ketika bahan menjadi berwarna gelap secara
merata akibat absorpsi air dari lantai dasar maka dapat segera
digosok (di-trowel).
g. Setelah itu 1/3 bagian sisanya ditaburkan secara merata diatas
permukaan beton. Jika bahan mulai meresap dan menjadi
berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air dari lantai dasar
maka dapat segera di-trowel.

45
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

h. Finishing akhir harus menggunakan mesin trowel pada saat beton


sudah mengeras dan kuat menahan beban mesin tanpa
mengalami kerusakan agar didapatkan permukaan yang lebih
padat
i. Setelah pekerjaan hardener selesai maka harus segera diberi
lapisan Concure (Curing Compound) untuk mengurangi terjadinya
penguapan air beton. Pada area yang terbuka sebaiknya setelah
dicuring dilindungi lagi dengan karung basah untuk mengurangi
terjadinya retak susut.
j. Lantai yang sudah dikerjakan tidak boleh terkena air hujan selama
48 jam dan sebaiknya tidak dipakai selama 1 (satu) minggu. Jika
akan segera dibebani dengan lalu lintas yang berat dalam 2 (dua)
minggu pertama umur beton maka sebaiknya dilindungi dengan
multipleks plywood.
k. Pembersihan dilakukan dengan air dan vacum cleaner.
l. Bagian bagian yang retak dan berlubang harus diperbaiki /
ditambal.
Lantai harus padat, keras dan kering betul. Pelaksanaan lapisan
Floor Hardener segera setelah campuran siap dan memenuhi
persyaratan tersebut diatas dan dilaksanakan dengan pemakaian
alat sikat/ kuas, roller, scrapt / alat yang disyaratkan oleh pabrik
pembuat.
m. Perawatan / Curing dan Perbaikan
Selang waktu dari selesainya pelaksanaan pelapisan hingga
pemakaian lantai, minimal 7 [tujuh] hari atau sesuai spesifkasi
pabrik. Selama waktu perawatan tersebut tidak diperkenankan
adanya pembebanan dan lalu lintas. Pelaksanaan pelapisan floor
hardener harus dengan cermat dan seksamasehingga peil finish
permukaan sesuai gambar kerja.

Pasal 7 Pekerjaan Wood Plank Composite Panel

1. Syarat dan Kondisi


a. Wood Plank Composite Panel adalah material Dekorasi, tidak
disarankan digunakan sebagai material struktural dalam kondisi
apapun.
b. Pemasangan Wood Plank Composite Panel mengacu pada buku
Panduan Pemasangan Wood Plank Composite Panel
c. Demi alasan keselamatan, Pasanglah selalu papan tambahan
(supporting board) untuk pemasangan Wood Plank Composite Panel
Deck 12” diatas struktur rangka dengan ketinggian lebih dari 50 cm
diatas permukaan tanah (dari titik +/- 0.00)
d. Jangan memasang Wood Plank Composite Panel di area yang basah
terus-menerus.
e. Pada saaat melakukan pengecatan (finishing) mengikuti standarisasi
dari produsen cat yang disarankan.
f. Untuk Teknisi

46
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

1) Pada saat merancang bangunan dengan ketinggian lebih dari 23m,


dipertimbangkan untuk ketahanan angin.
2) Wood Plank Composite Panel adalah material dekorasi, sehingga
setiap pemasangan Wood Plank Composite Panel harus terpasang
pada struktural (rangka atau beton)
3) Penting untuk menambahkan rangka untuk area sambungan.
Dimana berfungsi agar dapat disekrup lebih dari 2.5cm
4) Pada area sambungan harus diberi jarak 3-5mm, untuk
menghindari keretakan/kerusakan pada area sambungan.
5) Ikuti panduan pemasangan Wood Plank Composite Panel agar
mendapatkan hasil yang benar.
6) Hubungi tim Teknikal untuk konsultasi mengenai pemasangan.

2. Untuk Aplikator
a. Gunakan ukuran rangka yang sesuai dengan aplikasi dan standar yang
disarankan.
b. Jarak sekrup dari ujung panel (tepian) minimal 2.5 cm, hal ini untuk
menghindari retak
c. Penting untuk menambahkan rangka untuk area sambungan. Dimana
berfungsi agar dapat disekrup lebih dari 2.5cm
d. Penggunaan rangka kayu disarankan menggunakan paku berbentuk
“T” (T-Head)
e. Penggunaan rangka :
• Berikan lapisan anti karat (Coating) sebelum melakuka
pemasangan Wood Plank.
• Penggunaan rangka kayu, disarankan kayu sudah kering
sepenuhnya dan sudah bebas rayap.
f. Pemotongan dapat menggunakan gergaji tangan atau gergaji mesin
dengan menggunakan mata pisau untuk keramik/beton.
g. Gunakan alat-alat perlindungan seperti masker dan sarung tangan pada
saat pemotongan.
h. Area sambungan hanya ditutupi dengan Sealant PU
i. Dilarang menggunakan bahan dasar Gipsum untuk area sambungan
dan lubang sekurp.
j. Angkat dan pindahkan material di posisi yang aman dengan tenaga
kerja yang cukup untuk menghindari kecelakaan.
k. Konsultasikan kepada team Teknikal Conwood untuk pemasangan
dengan fungsi yang berbeda, guna menghindari kerusakan pada saat
pemasangan.

❖ Peringatan
1. Gunakan Wood Plank Composite Panel hanya sebagai material
dekorasi seperti plafon, dinding, lantai dan dekoratif.
2. Ikuti panduan instalasi dan gunakan peralatan dan perlengkapan
yang standard.
3. Dilarang memakan atau memasukan ke dalam mulut dan jangan
menghirup debu pada saat melakukan pekerjaan pemasangan
Wood Plank Composite Panel..
47
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

4. Jika debu masuk ke mata, segera cuci dengan air. Jika kondisi
memburuk silahkan hubungi dokter.
5. Periksa dan Gunakan Selalu Panduan Instalasi Terbaru.
6. Buku Panduan Pemasangan Wood Plank Composite Panel ini
diperbarui secara berkala, untuk informasi terbaru dan
pemasangan yang efektif. Pelaku pemasangan, desain, pengawas
dan lain lain harus memahami Panduan Pemasangan Conwood ini.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bersihkan area yang akan dipasang, pastikan kering dan sudah diaci
dengan level yang baik. Beton lantai sudah kering sepenuhnya.
b. Untuk pemasangan eksterior, dibuat kemiringan (sloop) untuk meng-
hindari air menggenang.
c. Untuk pemasangan interior, semen lantai harus rata dan halus (diaci).
Dipastikan tidak ada area yang bergelombang.
d. Susun Wood Plank Decorative Deck pada lantai, untuk pemasangan
eksterior buat arah kemiringan (sloop) untuk buangan air.
e. Gunakan bor kayu atau beton ukuran 3mm dan buat lubang dengan
jarak 2.5cm dari pinggiran dan setiap jarak 50cm untuk selanjutnya.
Pengeboran ini hanya sebagai penanda posisi plug sekrup (fischer).
f. Angkat papan dan tandanya akan terlihat. Lalu gunakan bor semen no
6mm untuk membuat lubang sedalam 3 cm di lantai semen.
g. Masukkan plustic plug (paku fischer) S6 pada setiap titik yangsudah
dibor.
h. Susun kembali Wood Plank Decorative Deck. Lalu buat lubang
oversink dengan bor 8.5mm sedalam 5mm. Lalu pasang sekrup dan
tutup bekas oversink tersebut dengan Oaker (semen grout).
i. Untuk pemasangan eksterior, pada area sambungan diberi jarak jarak
3-5mm. Sekrup harus dipasang sejarak 2.5cm dari pinggiran pada
posisi tengah saja.

Pasal 8 Pekerjaan Atap Membran

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
ini, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Melaksanakan pekerjaan pemasangan membrane, sehingga diperoleh
hasil yang baik dan memuaskan.
c. Tahapan pekerjaan meliputi:
1) Persiapan bahan membrane sesuai spesifikasi
2) Pemasangan membrane pada area kanopi yang telah ditentukan
dan sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas/ pengawas lapangan.

2. Standart Pekerjaan (Mock Up)


1. Sebelum pemasangan membrane dimulai, Kontraktor harus melakukan
pemasangan membrane pada satu bidang tertentu.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh dan cara pengerjaan.
48
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up akan ditentukan


oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pemberi Tugas
/ Pengawas Lapangan, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar
minimal keseluruhan pekerjaan pemasangan membrane.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli
/ aplikator yangberpengalaman dan telah terbiasa memesang kanopi
membrane.
4. Bahan yang dipakai adalah membrane dengan ketebalan 750 gsm
Merk HEYTEX, AGTEX, SERGE FERRARI (PERANCIS).

Pasal 9 Pekerjaan Pengecatan

1. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan serta "Finishing" pada
semua permukaan sesuai dengan gambar, daftar-daftar dan persyaratan.

2. Referensi
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut :
• Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
• NI - 3 – 1970
• NI - 4

3. Materail
Jenis-jenis cat yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
a) Cat untuk tembok :
Plamur, wall sealer, cat dasar, cat akhir.
b) Cat untuk kayu : kwalitas setara Glotek
Menie, Plamur, cat dasar, cat akhir.
c) Cat untuk besi hitam dan besi galvanis.
Cat Dasar : cat Epoxy, Zinkcromate
d) Cat tahan air.
e) Cat tahan oli.

4. Pelaksanaan
• Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng- kaleng yang masih
disegel, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan
perencana/Pengawas, Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna-
warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan
persetujuan Pengawas.
• Kontraktor sudah harus memperlihatkan contoh dari bahan cat
yang akan digunakan disertai Surat Jaminan Kwalitas dari Pabrik
pembuat atau agen-agen penjual yang ditunjuk oleh pabrik tersebut
untuk disetujui Pengawas.
• Sebelum penggunaan dari cat ini kontraktor harus sudah mengerti
betul tentang cara-cara penggunaannya sesuai rekomendasi Pabrik
yang bersangkutan.
• Pekerjaan Pengecatan tidak boleh dimulai :
49
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

❖ Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas.
❖ Sebelum bagian-bagian yang retak-retak, pecah diperbaiki atau
kotoran-kotoran dibersihkan.
❖ Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah,
lembab atau berdebu.
❖ Sebelum didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada
dinding atau bagian - bagian yang akan dicat.
❖ Kontraktor bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan
harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-
urutan pekerjaan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar (under
oats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
❖ Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dalam
pengecatan.
❖ Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk-petunjuk
dari Pabrik pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan
Pengawas.
4.1. Cat Tembok Dalam
• Tembok baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu
mengering. Setelah permukaan tembok kering maka persiapan
dilakukan dengan membersihkan permukaan tersebut terhadap
pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat
pada tembok baru, dengan ampelas (emerald paper)
kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
• Sesuai dengan yang direkomendasikan dari pabrik pembuat.
• Untuk lapisan plamur dipakai produk Danapaint atau setara
pada bagian-bagian dimana reaksi dengan alkali sedangkan
untuk dinding yang lembab/basah diberi Lapisan Wall Sealer.
• Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan
campuran kira-kira 15% air.
• Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plammur lagi,
dan diamplas bila setelah kering.
• Pengecatan akhir dengan Kwalitas setara produk VINILEX,
berulang kali (2 atau 3 kali) sampai mencapai warna yang
dikehendaki.
• Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller".
• Warna akan ditentukan kemudian.

4.2. Cat Tembok Luar


• Seperti halnya dengan cat tembok dalam.
• engecatan akhir dengan cat khusus luar (highly water resistant
exterior wall paint),
• Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller".
• Warna akan ditentukan kemudian dan mendapat persetujuan
Pengawas.

50
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

Pasal 10 Pekerjaan Signage Eksterior

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pelengkap tambahan ornament dan signage meliputi pengadaan,
pemasangan semua bahan perlengkapan ornament-ornament
dipergunakan di dalam pekerjaan yang terdiri dari:
• Pekerjaan ornament cutting.
• Pekerjaan signage luar.

2. Spesifikasi Bahan
Semua bahan dasar yang digunakan sebagai ornamen dan signage harus
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini.
Apabila tejadi perubahan atau penggantian hardware akibat dari pemilihan
merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada MK untuk
mendapatkan persetujuan.

Signage luar (exterior)

Bahan dasar dari Akrilik dengan ukuran huruf yang cukup besar dengan
ketebalan 8 mm denga dibungkus oleh plat aluminium 1 mm, dengan
rangka dalam. Dudukan serta rangka harus dalam kondisi baik dan presisi.
Dibagian dalam ada instalasi lampu led sesuai kebutuhan standar sebuah
signage. Apabila tejadi perubahan atau penggantian hardware akibat dari
pemilihan bahan , Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada MK
untuk mendapatkan persetujuan.

3. Persyaratan Pelaksanaan
Pekerjaan Cutting Signage Dan Ornamen.

a. Sawing.
Sawing adalah proses pengerjaan pemotongan benda kerja dengan
mengggunakan pisau bulat bergerigi yang berputar, proses ini
digunakan hampir untuk semua jenis bahan termasuk non logam,
seperti kayu plastik .

b. Drilling.
Proses pengerjaan manufacturing pemotongan benda kerja untuk
pembuatan lubang / penampang buat melingkar pada benda padat,
pisau yang digunakan matabor yang berputar dan menusuk memasuki
benda kerja. Mata bor berputar dengan kecepatan tertentu yang
disesuaikan tetapi benda kerja diam.

c. Turning
Proses bubut permesinan dengan pahat potong tidak berputar . biasa
disebut sebagi pekerjaan multi fungsi sebagai mesin bubut. Sabagi
perataanpermukaan, membuat poros lurus, membuat poros tirus,
eksentrik, dan bor.

51
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

d. Planning
Shaping , mesin ketam untuk proses pekerjaan bidang rata, cembung,
atau cekung. Dengan letak poisisi datar, tegak atau miring. Dimana
mesin perkakas mempuntai gerakan lurus bolak balik secara horisontal,
ada juga yang vertikal. Prinsip kerja mesin perkakas ini adalah benda
kerja di jepit dalam keadaan diam, pahat bergerak lurus bolak balik
unutuk melakukan penyayatan.

e. Milling
Mesin perkakas yang menghasilkan bidang datar dimana pisau
berputar dan benda kerja bergerak melakukan langkah
pemakanan.umumnya menghasilkan bentuk bidang datar kerena
pergerakan dari meja mesin perkakas khusus. Pekerjaan yang dapat
dihasilkan adalah permuaan datar, alur, rodagigi.

Semua jenis pekerjaan cutting harus mlkukan langkah2 yang baik dan
benar, untuk menghasilkan hasil cutting yang berkualitas. Untuk bentuk
perakitan seperti proses pengecatan, pengeleman setan pencetakan
bisa dilihat di standar kerja di atas.

Pasal 11 Pekerjaan Paving Block

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block
seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alatalat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehinggadiperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
c. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “sub
grade” danlantai kerja sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.
d. Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air seperti yang
ditunjukkan dalam

2. Persayaratan Bahan
a. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SII,
terutama pada hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.
b. Material paving blok yang digunakan setara dengan merek Conblock
Indonesia atau lainnya,
c. ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat

3. Persyaratan TeknisPelaksanaan Pekerjaan


a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkanuntuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
52
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

harus baru, kualitas terbaikdari jenisnya dan harus disetujui Konsultan


Pengawas / Pemberi Tugas.
c. Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas tanah, maka lapisan
pasir urug sub grade dan lantai kerja di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan)
dan memiliki kemiringan permukaan 2,5 % dan telah mempunyai daya
dukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalamgambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
d. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya harus
dikerjakan dan diselesaikan sebelum pekerjaan paving blok
dilaksanakan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing dari pola paving block untuk disetujui Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar
siar-siar), harus sama lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail
gambar serta petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas, yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebarnya, untuk
siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
g. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus menggunakan
key block dan pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus
sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
h. Areal pemasangan paving block harus dipadatkan dengan plate vibrator
ukuran plate 0,3 - 0,5 m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2,0
ton. Pemadatan dilakukan 3 kali sebelum siar-siar di isi pasir, setelah
itu dipadatkan dan diratakan beberapa kali dengan roller 3 ton.
i. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai
dan terkunci.
j. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan
perbedaaan ketinggian.
k. setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
l. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen
maupun oli.
m. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya
pekerjaan, seluruh area paving block harus tertutup dari lalu lintas dan
pekerjaan lainnya.

Pasal 12 Pekerjaan Area Bermain Anak dan CPG Set

1. Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan struktur area bermain anak dan
pemasangan alat bermain anak (Children Playground Set). Pekerjaan ini
harus dilaksanakan oleh Sub Penyedia barang dan jasa Spesialis dan harus
dijamin dengan garansi minimal 5 tahun dan asuransi tanggung gugat
produk (product liability insurance) selama masa alat terpasang.
2. Luasan area playground disesuaikan dengan area aman bermain peralatan
yang dipasang.
53
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

3. Elevasi permukaan pondasi lantai playground harus sama dengan titik


elevasi lantai bangunan. Pengecualian dapat diberikan untuk lokasi yang
rawan banjir atas persetujuan pengawas dan mengetahui PPK.
4. Pondasi lantai Playground menggunakan konstruksi Rubber floor dan sub-
drainase, yaitu pasangan lantai kerja, dan disesuaikan dengan standar
kebutuhan pemasangan CPG-Set. Setelah cor beton mengering, lantai area
playground harus ditutup oleh Rubber Floor dengan tebal minimal 5 CM.
Permukaan bermain (Play surfacing) tidak licin pada saat kondisi basah,
cepat menyerap air, tahan panas dan hujan, serta mudah dalam perawatan.
5. Peralatan bermain harus didesain dengan unsur inklusif bagi anak-anak
usia 2-15 tahun termasuk difable. Alat permainan outdoor harus memiliki
cketahanan terhadap segala kondisi cuaca.

Pasal 13 Pekerjaan Landscape

1. Meliputi :
semua pekerja, bahan-bahan dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk
pekerjaan landscaping sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Secara lebih
terperinci pekerjaan ini antara lain ialah :
a. Penyediaan dan penanaman tanaman.
b. Perawatan tanaman

2. Syarat-syarat :
a. Kontraktor harus mengunjungi lapangan dan memperhatikan pekerjaan
saluran pekerjaan untuk syarat-syarat pekerjaan tanaman.
b. Pengawasan : semua bahan-bahan dan pekerjaan harus diawasi
sampai mendapat persetujuan dan Konsultan Pengawas.

3. Bahan-bahan
Contoh dari semua bahan dan tanaman harus diberikan kepada Konsultan
Pengawas dan approval material dari PPTK guna mendapatkan persetujuan
sebelum pekerjaan ini dimulai.

4. Tata Kerja
a. Pekerjaan media tanah/tanam :
1) Sebelum diberi pupuk dan ditanami, tanah dalam pot harus diolah
hingga lapisan atas setebal 15 cm menjadi gembur.
2) Tanaman hias diberi pupuk pupuk kandang dan pupuk buatan
sesuai konsistensi atau petunjuk pada kemasan.
3) Pada saat menanam taburkanlah campuran pupuk kandang,
tanah asli dan pupuk buatan dengan kositensi sesuai kemasan,
disekitar akar sampai rata dengan tanah.

b. Cara menanam :
1) Umum : penanaman baru boleh dimulai setelah
pekerjaan perataan, peninggian dan penurunan tanah selesai
dan disetujui Konsultan Pengawas.

54
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

2) Pohon-pohon : sesudah ditanam, pohon ditopang dan


ditimbun tanah setinggi 30 cm.

c. Penanaman Rumput/Lempengan Rumput dan Pemeliharaan.


1) Semua rumput yang disuplai oleh kontraktor haruslah dari jenis
Zoysia matrella (Rumput Manila)dan/atau Cynodon dactylon
(Rumput Bermuda) yang sehat dan vigor dari sumber yang
disetujui sesuai dengan yang tertera di BOQ. Rumput atau
lempengan rumput harus dipotong bujur sangkar dengan ukuran
sekitar 15x15 cm, dan tebal 5 cm. Semua rumput harus bersih
dari gulma atau rumput liar (khususnya Mimosa pudica/putri malu
dan rumput teki) dan sampah.
2) Lempengan rumput tidak boleh terpecah menjadi potongan-
potongan kecil untuk penanaman.
3) Lempengan rumput harus diletakkan bersisian pada tanah
dengan jarak antaranya tidak lebih dari 2 cm.
4) Rumput harus ditanam pada area yang telah disiapkan segera
sesudah pengiriman untuk mencegah kerusakan.
5) Segera menyiram area rumput setelah penanaman. Penyiraman
dalam jumlah yang cukup untuk membasahi lempengan.
6) Setelah rumput dan tanah yang disiram sudah agak mengering,
giling atau tumbuk area rumput untuk memastikan ikatan yang
baik antara lempengan dan tanah serta menghilangkan
ketidakteraturan ketinggian (bumpy).
7) Siram dua kali sehari dengan tekanan siram yang lembut agar
kondisi tanah tetap lembab dan rumput tidak mudah rusak.
Selanjutnya berikan rumput pupuk organik minimal satu bulan
sekali agar pertumbuhannya maksimal. Hal lain yang tak kalah
penting adalah perhatikan apakah ada gulma di sekitar rumput.
Jika ada, segera cabuti gulma sampai ke akarnya.
8) Lakukan pemangkasan berkala yaitu 2 s.d 3 bulan sekali agar
regenerasi daun bisa sempurna. Pastikan rumput tidak terlalu
sering diinjak dan tidak terganggu oleh gangguan rumput liar atau
serangga, seperti semut dan ulat.

5. Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan yang bersangkutan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya
b. Pemasangan bahan-bahan yang ada harus mengikuti gambar
pelaksanaan dan petunjuk dari Konsultan Pengawas.

6. Perawatan :
a. Perawatan dimulai sesaat sesudah penanaman harus terus menerus
dilakukan sampai akhirnya masa pemeliharaan dari bangunan atau
sampai penyerahan berakhir.
b. Tanaman wajib dirawat dengan menyiram air, menyemprot anti hama
dan lain-lain yang diperlukan. Tanaman yang mati harus diganti.
55
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

c. Tanaman harus dirawat sedemikian rupa hingga tumbuh dengan baik.


Bagian yang tidak tumbuh dengan baik harus diolah dan ditanami lagi.

56
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

BAB V
SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1 Pekerjaan Instalasi Listrik

1. Bahan.
a. Bahan dan Pengerjaan
Seluruh peralatan, bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
baru dan bahan harus tahan terhadap iklim tropis. Seluruh pekerjaan
harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan.
b. Contoh bahan.
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh bahan
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana, Seluruh
biaya ditanggung Pemborong.
c. Proteksi bahan dan peralatan
Seluruh bahan dan peralatan harus diproteksi secara memadai oleh
Pemborong, sebelum, selama pengerjaan dan sesudah selesai instalasi
(dalam masa garansi). Bahan dan peralatan yang mengalami kerusakan
akibat pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak memadai
ditolak untuk instalasi dalam proyek.
d. Peralatan yang disebutkan dengan produk pabriknya adalah :
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture accessories dan lain-lain
yang dianggap perlu dan dipersyaratkan dengan nama dalam
persyaratan ini maka Pemborong wajib menyediakan sesuai dengan
peralatan yang disebutkan dengan produknya seperti tersebut di atas.
Untuk peralatan yang tidak disebutkan/ dipersyaratkan nama
pabriknya, maka pemborong harus menyediakan dan menyerahkan
lengkap dengan keterangan-keterangan dan katalognya atau tetap
berpegang pada standard-standard negara/Internasional lainnya.
e. Lampu.
• Lampu TL.
Tegangan nominal disesuaikan dengan tegangan setempat,
dengan wattage sesuai gambar kerja.
• Lampu TL 1x18, 2 x 18, 1x36, 2x36 watt lengkap balast elektronik.
f. Armature lampu/Fixture
Armature TL 1x 18, 2 x 18, 1x36, 2x36 watt lengkap balast elektronik.
• Finishing : terdiri dari prime coating, finishing coating, warna putih,
oven
• Dilengkapi dengan capasitor .
57
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

• Pemasangan menempel plafond, atau disebut lain pada gambar.


Komponen Philips.
g. Saklar
Saklar, stop kontak menggunakan merek Phillips / Panasonic jenis
inbow.
Saklar dipasang pada ketinggian 150 cm dari lantai. Sedangkan stop
kontak dipasang pada ketinggain 40 cm dari lantai.
h. Kabel-kabel
1) Kabel tenaga/daya (NYY)
- Kabel berinti 5 inti untuk 3 phase 3 inti. 1 inti untuk arde.
- Untuk kabel dengan luas inti 6 mm² sampai dengan 185 mm²,
inti harus dibuat dari multi stranded multi core kabel.
- Tahan isolasi sama dengan di atas dengan lapisan metal sheet
dihilangkan. Karakteristik: ketahanan isolasi 1000 V.
- Kabel untuk instalasi dari panel ke peralatan, dari panel ke
fixture (Instalasi luar/penerangan luar), dan dari panel ke panel.
2) Kabel instalasi penerangan/General Outlet (NYM)
Kabel instalasi penerangan/general outlet yang dipasang dalam
conduit. Kabel berisolasi PVC, multi/single core kabel inti dari
copper.
3) Kabel instalasi pompa (NYYHY)
Kabel instalasi penerangan/general outlet yang dipasang dalam
conduit. Kabel berisolasi PVC, multi/single core kabel inti dari
copper.

2. Syarat/Cara pelaksanaan
a. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus
dikerjakan oleh perusahaan pemborong yang dapat dipercaya,
berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan tersebut terdaftar
sebagai instalatir.
b. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut “Peraturan
Umum Instalasi Listrik” di Indonesia, peraturan PLN edisi yang berlaku
sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah
setempat dan standard-standard/kode-kode lain yang diakui. (VDE, DIN,
PUIL).
c. Shop drawing.
Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi bahan
pemborong diharuskan menyerahkan shop drawings harus termasuk
katalog data dari pabriknya. Literatur mengenai uraian-uraian diagram
pengkabelan, data ukuran dimensi, data pembuatan dari nama serta

58
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

alamat yang terdekat dari servis dan group perusahaan pemeliharaan


yang tetap menyediakan persediaan /stock suku cadang yang terus
menerus, shop drawings harus diberi catatan dari Pemborong, yang
menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan
spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan. Data untuk setiap sistem
harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh koordinasi
komponen untuk setiap peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari
keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan sistem, menyerahkan
sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar shop drawing
harus dibuat sebanyak 4 (empat) set. Shop drawings yang harus
diajukan adalah:
1) Panel daya (PP).
2) Panel-panel penerangan.
3) Detail-detail pemasangan lampu.
d. Acces opening
Pemborong harus menyediakan acces opening (bukaan-bukaan) untuk
inspeksi dan pemeliharaan dari instalasi listrik.
Bukaan (acces opening) terdapat pada konstruksi bangunan seperti
dinding-dinding, langit-langit, dst. Pembukaan harus dilengkapi dengan
fasilitas penutup yang tepat bagi permukaan peralatan, penutup harus
dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan
pada permukaan yang berdekatan.
e. Pengecatan.
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan
pengecatan di lapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh
permukaan yang cacat harus diperbaiki ataupun pengecatan kembali
untuk memperoleh hasil pengecatan yang uniform. Apabila peralatan
belum dicat dari pabrik, pemborong harus bertanggung jawab atas
pengecatan peralatan tersebut.
f. Gambar pemasangan yang sebenarnya
Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap
gambar-gambar pada lapangan yang mana harus diberi t yang tepat
pada lokasi dari seluruh jenis sistem out let, panel/kabinet, peralatan,
pengkabelan, dst. Dengan dimensi yang diambil dari patokan center
colom (as kolom). Pemborong harus melengkapi gambar pemasangan
yang sebenarnya (“as installed”) dari instalasi.
g. Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti yang
disebutkan dan harus melakukan percobaan seperti operasi
sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem. Peralatan, material dan

59
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan/cacat/salah


harus diganti/dibetulkan dan percobaan diulangi untuk operasi
sebenarnya/normal/benar. Seluruh pengkabelan, instalasi dan
peralatan dicek dan dites oleh PLN. Pemborong harus bertanggung
jawab untuk memperoleh persetujuan PLN bagi pemasangan sistem
jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban Pemborong.
h. Data suku cadang.
Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat
lapangan, pemborong harus menyerahkan kepada pengawas daftar
lengkap dari suku cadang (spare parts) dan menyerahkan untuk
masing-masing bagian disertai dengan daftar harga satuan dari suku
cadang yang disebutkan dalam spec yang harus dilengkapi oleh
Pemborong dengan biaya dari Pemborong.
i. Peraturan hak patent.
Pemborong harus melindungi owner terhadap semua klaim atau
tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan
dengan merk dagang atau nama produksi, hak cipta, pada semua
material, peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.
j. Kebersihan.
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa
material yang tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan
harus menyelesaikannya tiap-tiap bagian dari instalasi secara teratur
serta rapi segera.
k. Built in insert, sleeves dan perlengkapannya.
Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan built
in dalam beton atau pekerjaan konstruksi. Lengkapi keterangan
mengenai instruksinya, dimensi lay out dan keperluan informasi lainnya
bagi pekerjaan instalasi yang sesungguhnya.
1) Kotak pencabangan /penyambungan.
Semua kotak pencabangan/penyambungan dibuat dari bahan-
bahan yang sama dengan konduit, dengan ukuran minimum
sebesar kotak outlet, dan dilengkapi dengan penutup. Kotak harus
dipasang terbenam dalam tembok dengan penutup rata tembok,
kecuali pemasangan atas plafond.
2) Konduit harus dilengkapi dengan :
- Konduit lurus (straight).
- Konduit belok (elbow)
- Sambungan (socket).
- Gland.
- Klem.

60
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

3) Klem untuk konduit dipasang tiap jarak kurang lebih 1,50 m.


Jumlah kabel dalam konduit sesuai dengan regulasi PUIL-2000.
Penyambungan/pencabangan kabel.
- Penyambungan harus dilakukan di dalam kotak penyambungan
yang khusus dibuat untuk itu.
- Tidak diperkenankan adanya penyambungan gear box, panel.
Sambungan harus disolder atau dibaut secara mekanis dan
teguh.
4) Warna kabel.
Warna isolasi kabel harus sesuai dengan standard PUIL.
Kabel-kabel di dinding.
Semua out going/coming kabel/konduit kabel/dari/ke panel, harus
dimasukkan /diletakkan di dalam rak kabel. Rak kabel dipasang
mulai dari ujung atas panel sampai dengan plafond dan kebawah
mulai dari ujung bawah panel sampai dengan lantai kerja, kecuali
ditunjukkan lain dalam gambar.
5) Gambar-gambar.
Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya
serta persetujuan dari keperluan instalasi, instalasi harus berkaitan
dengan konstruksi dan detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-
gambar lainnya harus berkaitan dengan detail yang berhubungan
dengan masing-masing pekerjaan. Pemborong harus melengkapi
seluruh keperluan lebih lanjut seperti keperluan “Shop drawing”
dan gambar-gambar detail.
6) Instalasi kabel dalam bangunan.
a) Jenis kabel.
- Untuk instalasi penerangan dan outlet biasa dipergunakan
kabel NYM ukuran minimum 3x2,5mm atau NYY 3X4mm.
- Untuk instalasi daya dipergunakan kabel NYY ukuran
minimum 3X4 mm² atau NYM 3x2,5mm.
- Kualitas kabel produk = Kabel Metal, Supreme, Kabelindo,
Tranka.
b) Konduit.
Instalasi kabel harus dimasukkan di dalam konduit. Jenis
konduit yang dipergunakan memakai pipa menurut ketentuan
PLN setempat.
c) Lampu.
Lampu dipasang menempel pada plafond atau beton. Harus
dilengkapi dengan dengan dudukan yang kuat.
d) Switch lampu.

61
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

Switch lampu dipasang tenggelam di dinding dengan


ketinggian kurang lebih 1,5 m dari lantai kerja.
e) Outlet biasa (General Purpose Outlet).
Outlet dipasang tenggelam di dinding dengan ketinggian
kurang lebih 0,3 m dari lantai kerja, kecuali pada daerah
basah, ketinggian tidak kurang dari 1,5 m dari lantai kerja.
7) Panel daya.
• Panel dipasang free standing/wall mounting.
• Untuk panel dengan ukuran tinggi maksimum kurang lebih
1,80 m, tebal maksimum kurang lebih 0,40 m, panel harus
dibuat di atas rangka besi profil U (50 x 50) dan diangker pada
dudukan beton setinggi kurang lebih 0,50 m dari lantai kerja.
• Untuk panel dengan ukuran yang lebih tinggi dan lebih tebal
panel harus dibaut pada rangka besi U(100 x 100) dan
diangker pada lantai.
• Tinggi maksimum panel dari lantai 1,80 m.
• Panel harus mempunyai ventilasi secukupnya dengan sistem
ventilasi sesuai dengan regulasi.

62
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS

No Keterangan Jenis/Mutu/Dimensi/Kapasitas Produki


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Papan Nama Proyek • Banner digital printing Lokal
bahan flexy China 280 gsm
• Dimensi 90 x 45 cm
SMK3
1 Spanduk • Bahan frontlite korea Lokal
doft440 gr
• Dmensi 90 x 45 cm
2 Poster • Bahan art paper Lokal
• Dimensi A3
3 Papan informasi K3 Dimensi 90 x 120 cm
4 Helm Pelindung • SNI ISO MSA
(Safety helmet) • Dengan fastrack
5 Helm Pelindung SNI NHK, GM, INK
6 Masker pelindung Filter karbon aktif Lokal
pernafasan dan
mulut
7 Sarung Tangan Bahan latex anti slip sherlock
(Safety gloves)
8 Sepatu Bahan Karet Legion
keselamatan Karet
(safetyboots)
9 Rompi keselamatan • Bahan polyester SNI
(Safety vest) • Dengan scotlight
10 Kacamata SNI Safeguard Apollo,
Pengaman Safeguard Olympus,
Safeguard Zeus
11 Pembatas area • Warna hitam kuning Tonata
• 1 roll Panjang 300 m
12 Rambu-rambu K3 • Bahan akrilik
• Dimensi 20 x 30 cm
13 Lampu/ alat Lampu sorot LED 300 watt Lokal
penerangan
sementara

67
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

No Keterangan Jenis/Mutu/Dimensi/Kapasitas Produki


14 Bendera K3 • Bahan abutai Lokal
• Dimensi 90 x 135 cm
15 Kartu identitas • Kartu bahan PVC ukuran 86 Lokal
pekerja x 54 mm
• Dengan holder kartu
16 Lampu Darurat • Rechargeable Lokal
• LED 16 buah total 8 watt +
0,5 watt LED (senter)
17 APAR 3 Kg) • Foam SNI
• 3 kg
B. PEKERJAAN PLAZA
STRUKTUR
1 Bekisting • Kayu kelas III/IV Meranti, kriung, pinus
• Tripleks tebal 9 mm
• Uk. 1220 x 2400 mm
2 Besi Beton ukuran sesuai gambar rencana Full SNI, KS, Mastersteel,
BSB
3 Wiremesh ukuran sesuai gambar rencana Full SNI, KS, Mastersteel,
BSB
4 Beton Instan Mutu Beton K-250 Dunia Mortar, Decon,
Jayamix
ARITEKTUR
1 Bata Merah 50 x 100 x200 mm SNI
2 Plesteran Dunia mortar, Mortar
Utama, Global Union
3 Aci Beton MU-250 Dunia mortar, Mortar
Utama, Global Union
4 Aci Tembok MU-300 Dunia mortar, Mortar
Utama, Global Union
5 Beton Decorative • Lapisan pasir 5 cm • PT CRP KIMIA
• Lantai kerja K-B0 5 cm KONSTRUKSI
• Beton K 250 • BRICKFORM TEXMURA
• Besi Wiremesh M8 • PT NIAGA ARTHA
CHEMCONS
6 Pipa Galvanis • Dia, 2 inch tebal 2 mm SNI
• Dia, 1 inch tebal 2 mm

68
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

No Keterangan Jenis/Mutu/Dimensi/Kapasitas Produki


7. Tenda Membran Weight : 750 g/m
- Heytex, Serge Ferari,
standard format length : 50
- Siom
– 300 lm
- Tensile strength (warp/weft) :
280/280 daN/5 cm – EN ISO
1421
- Tear strength (warp/weft) :
30/28 daN – DIN 53.363
- Finish : Formula S2
fluorinated varnish weldable
- Solar transmission : 13,5%
8. Wood Plank • Tebal: 1.1 cm Conwood
Composite Panel • Lebar: 20 cm
• Panjang: 305 cm
• Berat: 9.04 kg/buah
9 Cat Exterior Jenis : Dulux Weathershield,
• Acrylic emulsion Jotun Jotashield, Propan
Weathershield untuk exterior
10 Cat Dasar Besi Cat Exposy Nippon Paint, Dana Paint,
11 Cat Besi • Semi gloss Kansai, Nippon Paint,
• Warna putih Ftalit
12 Cat Line /Marking • Pengecatan garis dan Propan
Area Parking marka jalan, trotoar, lantai
69ystem dll.
• Diaplikasikan eksterior atau
interior
• Tahan abrasi
• Mudah diaplikasikan
• Water Based
13 Paving Block Conblok Heksagon, mutu K-
300
Warna sesuai gambar kerja
Bahan dasar campuran beton
Toleransi dimensi mengacu
pada BS6717-1 : 1993
Mutu produk mengacu pada
SNI 03 – 0691 – 1996
Kategori peringkat 1
Kuat tekan rata-rata :

69
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

No Keterangan Jenis/Mutu/Dimensi/Kapasitas Produki


Kuat tekan rata-rata : Masterblok, Asiacon,
- Tebal 8 cm = 450 kg/cm², Cisangkan
- Tebal 10 cm = 500 kg/cm²
Penyerapan air rata-rata 3%
Ketahanan aus rata-rata 0.09
mm/menit
Diproduksi menggunakan
mesin otomatis dengan
70ystem vibrating dan
compressing
Proses produksi dilengkapi
dengan alat pengendali
kandungan air (water moisture
control) dan teknologi
pengembunan (fogging)
C. PEKERJAAN PLAY GROUND
STRUKTUR
1 Bekisting • Kayu kelas III/IV Meranti, kriung, pinus
• Tripleks tebal 9 mm
Uk. 1220 x 2400 mm
2 Besi Beton ukuran sesuai gambar rencana Full SNI, KS, Mastersteel,
BSB
3 Wiremesh ukuran sesuai gambar rencana Full SNI, KS, Mastersteel,
BSB
4 Beton Instan Mutu Beton K-250 Dunia Mortar, Decon,
Jayamix
Arsitektur
1 Bata Merah 50 x 100 x200 mm SNI
2. Plesteran MU-301 Dunia mortar, Mortar
Utama, Global Union
3 Aci Tembok MU-300 Dunia mortar, Mortar
Utama, Global Union
4 Beton Decorative • Lapisan pasir 5 cm • PT CRP KIMIA
• Lantai kerja K-B0 5 cm KONSTRUKSI
• Beton K 250 • BRICKFORM
Besi Wiremesh M8 TEXMURA
• PT NIAGA ARTHA
CHEMCONS

70
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

No Keterangan Jenis/Mutu/Dimensi/Kapasitas Produki


5 Wood Plank • Tebal: 1.1 cm Conwood
Composite Panel • Lebar: 20 cm
Type sliding • Panjang: 305 cm
• Berat: 9.04 kg/buah

• Tebal : 2.5 cm
• Lebar : 10 cm
• Panjang : 305 cm
• Berat : 9.76 kg/buah
6 Rubber Floor 50x50x2,5 cm (merah dan Happy Play, SipRubber
biru)
7 Cat Exterior Jenis : Dulux Weathershield,
Acrylic emulsion Jotun Jotashield, Propan
Weathershield untuk exterior
8 Saluran/ Gorong- Box Culvert uk. 80 x 80 x 100 Asiacon, SCG, Adimix
gorong
Pekerjaan Lain-lain
1 Jungkat-jungkit 1 HDPE dan LLDPE anti UV food PT. Inovasi Wahana Anak
kursi grade, kombinasi besi galvanis
dan powder coating
2 Integrated set HDPE dan LLDPE anti UV food PT. Inovasi Wahana Anak
playground grade, kombinasi besi galvanis
dan powder coating
C. PEKERJAAN LAPANGAN BASKET
Struktur
1 Cerucuk/ Dolken Dia. 8-10 cm Kayu Gelam
2 Besi Beton ukuran sesuai gambar rencana Full SNI, KS, Mastersteel,
BSB
3 Wiremesh ukuran sesuai gambar rencana Full SNI, KS, Mastersteel,
BSB
4 Beton Instan Mutu Beton K-300 Dunia Mortar, Decon,
Mutu Beton K-250 Jayamix
Arsitektur
1 Beton Decorative • Lapisan pasir 5 cm • PT CRP KIMIA
• Lantai kerja K-B0 5 cm KONSTRUKSI
• Beton K 250 • BRICKFORM TEXMURA
Besi Wiremesh M8 PT. NIAGA ARTHA
CHEMCONS

71
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

No Keterangan Jenis/Mutu/Dimensi/Kapasitas Produki


2 Floor Hardener Campuran semen, pigmen, - Sika Cahpdur Natural
aditif dan agregat mineral 25 Kg Floor Hardener
mineral siap pakai. Partikel - AM 83
dipilih secara khusus untuk - MU-700 Floor
menghasilkan bentuk, Hardener
gradasi, kualitas fisik dan
kinerja mekanik yang tinggi.

Spesifikasi :
- Kemasan : 25 Kg
- Bentuk : Bubuk
- Warna : Natural
- Konsumsi : 3 kg to 6 kg per
m2
- Curing Time
> Foot traffic : 1 – 2 hari
> light vehicle traffic : 7 –
10 hari
> Fully cured after : 28 hari

Permukaan haru terlindungi


untuk mencegah dari
pengeringan dini, mekar dan
rusak.
- Massa Jenis : ~1.4 kg/
3 Pipa Galvanis • Dia, 2 inch tebal 2 mm - SNI
(Tiang Backstop)
• Dia. 3 inch tebal tebal 4 mm
(Tiang Net)
4 Kawat Harmonika • Tebal : 2,8 mm - SNI
Lapis PVC • Tinggi : 1 m
Warna Hijau
5 Jaring Net • Uk, 9,1 m x 1 m - Mikasa, Mitzuda, Ogio
Bahan HDPE 2,5 mm
6 Cat Lapangan Voly Jeniis: Cat Tennokote - Propan, Puffin, Nippon
• Paint
7 Cat Dasar Besi Cat Exposy - Nippon Paint, Dana
Paint,

72
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

No Keterangan Jenis/Mutu/Dimensi/Kapasitas Produki


8 Cat Besi • Semi gloss Kansai, Nippon Paint,
• Warna Hijau (Tiang Ftalit
Backstop)
• Warna Kuning (Tiang Net)
9 Tempat Duduk • Material Composite PT. Tasblock Industry
• Uk. 150 cm x 54 cm x 53 Indonesia
cm
• Seat Height 45 cm
D. PEKERJAAN CANOPY
STRUKTUR
1 Cerucuk/ Dolken Dia. 8-10 cm Kayu Gelam
2 Besi Beton ukuran sesuai gambar Full SNI, KS, Mastersteel,
rencana BSB
3 Wiremesh ukuran sesuai gambar Full SNI, KS, Mastersteel,
rencana BSB
4 Beton Instan Mutu Beton K-300 Dunia Mortar, Decon,
Jayamix
ARSITEKTUR
1 Aci MU-200 Dunia mortar, Mortar
Utama, Global Union
2 Wood Plank • Tebal: 1.1 cm Conwood
Composite Panel • Lebar: 20 cm
Type sliding • Panjang: 305 cm
Berat: 9.04 kg/buah
3 Pipa Galvanis • Dia, 3 inch tebal 3,2 mm SNI
4 Cat Dasar Besi • Cat Exposy Nippon Paint, Dana
Paint,
5 Cat Besi • Semi gloss Kansai, Nippon Paint,
• Warna putih Ftalit
6 Tenda Membran - Weight : 750 g/m Heytex, Serge Ferari,
- standard format length : 50 Siom
– 300 lm
- Tensile strength (warp/weft) :
280/280 daN/5 cm – EN ISO
1421
- Tear strength (warp/weft) :
30/28 daN – DIN 53.363
- Finish : Formula S2
fluorinated varnish weldable
73
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

No Keterangan Jenis/Mutu/Dimensi/Kapasitas Produki


Solar transmission : 13,5% Heytex, Serge Ferari,
Siom
MEP
1 Lampu Sorot LED 20 watt Philips

E. PEKERJAAN GAZEBO
STRUKTUR
1 Cerucuk/ Dolken Dia. 8-10 cm Kayu Gelam
2 Besi Beton ukuran sesuai gambar Full SNI, KS, Mastersteel,
rencana BSB
3 Wiremesh ukuran sesuai gambar Full SNI, KS, Mastersteel,
rencana BSB
4 Beton Instan Mutu Beton K-300 Dunia Mortar, Decon,
Jayamix
ARSITEKTUR
1 Aci MU-200 Dunia mortar, Mortar
Utama, Global Union
2 Wood Plank • Tebal: 1.1 cm Conwood
Composite Panel • Lebar: 20 cm
Type sliding • Panjang: 305 cm
• Berat: 9.04 kg/buah

• Tebal : 2.5 cm
• Lebar : 10 cm
• Panjang : 305 cm
Berat : 9.76 kg/buah
3 Acrillic Tebal 10mm Lokal

MEP
1 Lampu Strip LED Philips
2 Lampu Outdoor 20 Watt Philips

74
Pekerjaan Peningkatan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – Pembangunan Fasilitas
Umum (Jasa Konsultansi Perencanaan)

BAB VIII
PENUTUP

A. Perubahan ‐ Perubahan

Apabila ada perubahan dari ketentuan‐ketentuan tersebut diatas, karena sesuatu hal
harus seijin Konsultan MK dan Pemberi Tugas.

B. PENUTUP

1. Semua peraturan dan persyaratan mengenai pekerjaan konstruksi, / elektrikal,


dan mengenai bahan‐bahan yang berlaku namun belum tercantum, tetap
mewajibkan Kontraktor Pelaksana untuk mematuhinya.
2. Apabila terdapat perbedaan penafsiran pengertian mengenai pasal‐pasal pada
Persyaratan teknis ini akan dilakukan penetapan di lapangan oleh Konsultan MK.
3. Demikian Persyaratan teknis ini dibuat untuk menjadi pedoman bagi pelaksana
pekerjaan seperti tersebut di atas

Jakarta, Maret 2023


Menyetujui, Dibuat oleh:
Kepala Suku Dinas Perumahan Rakyat dan PT. MIRANDA PRIMA KONSULTAN
Kawasan Permukiman
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Darnawati Sembiring Euis Nurmilla, ST


NIP. 196808191996102001 Direktur Utama

75

Anda mungkin juga menyukai