Anda di halaman 1dari 50

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adanya kemajuan teknologi dan pembangunan di segala bidang


membawa peranan yang sangat penting bagi perindustrian, terutama pada negara
berkembang seperti Indonesia. Perkembangan industri yang semakin maju pada
suatu negara dapat memberi dampak positif bagi negara tersebut, seperti
meningkatnya pendapatan negara, peningkatan devisa negara, mengurangi
pengangguran, serta dapat bersaing dengan negara lain di bidang industri, dan
teknologi.

Pada dunia pendidikan tinggi, di dalam kampus alat dan bahan


praktik terbatas, maka dunia industri yang saat ini mengalami perkembangan yang
pesat dalam teknologinya membuat industri menjadi mitra yang strategis untuk
bekerja sama dalam bentuk praktik industri. Industri mendapat bantuan tenaga dan
pemikiran dari mahasiswa, di lain pihak mahasiswa dapat mengetahui
perkembangan teknologi yang berkembang di industri.

Kebijakan dan pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan


tentang reposisi pendidikan kejuruan menjelang tahun 2020 menuntut keberadaan
guru SMK memiliki kompetensi dalam memberi pendidikan dan pelatihan
kewirausahaan kepada peserta didik, memberi pembelajaran dengan pendekatan
berbasis produksi dengan memberi pengalaman nyata dan bermakna serta
mengembangkan unit produksi sekolah kepada siswa. Untuk memenuhi tuntutan
itu, pihak Fakultas Teknik UMY sebagai lembaga tenaga kependidikan (LPTK)
dan lembaga penghasil tenaga ahli madya, perlu membekali mahasiswanya
dengan kompetensi teknik berdasarkan pengalaman nyata di lapangan dan
kompetensi kewirausahaan melalui teori di kampus dan pengalaman langsung di
lapangan (industri). Pembelakan kedua kompetensi ini ditempuh dengan program
praktik industri.
2

Fungsi dan peranan yang wajib dilakukan oleh semua perguruan tinggi
di Indonesia meliputi tiga fungsi utama yaitu : fungsi pendidikan, fungsi
penelitian, dan fungsi pengabdian kepada masyarakat. Aktivitas studi yang
mencakup ketiga fungsi dan peranan perguruan tinggi tersebut diatas tampak pada
berbagai kegiatan akademik yang dilakukan oleh Program Studi Pendidikan
Teknik Elektro FT UMY, seperti : kuliah, praktikum, kerja praktik dan tugas akhir.

Kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah yang berorientasikan


untuk mendekatkan dunia kampus dengan dunia industri dan wajib ditempuh oleh
seluruh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan 1 bulan, dengan bobot kredit 2 SKS.
Dengan adanya kerja praktik diharapkan ada transfer informasi dan teknologi dari
industri ke institusi dalam hal ini mahasiswa yang belum dipelajari di kampus,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas kelulusan dalam hal
pengalaman dan keterampilan kerja.

1.2 Batasan Masalah

Agar dapat tercapainya sasaran yang diharapkan, maka dalam


pembuatan dan penyusunan laporan ini, penulis menetapkan batasan masalah
yang akan di bahasan dalam laporan Kerja Praktik (KP) ini adalah : Sinkonisasi
PLTU, PLN, dan DIESEL

1.3 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktik

a. Kerja praktik ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan program studi Strata ( SI ) pada jurusan Teknik Elektro,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

b. Untuk menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh

dibangku kuliah secara praktis dalam aplikasinya dilapangan, serta sebagai


3

landasan dan bekal dalam bekerja nantinya.

c. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menghayati proses

kegiatan perusahaan dan keterlibatan di dalamnya sehingga dapat membawa

pengalaman praktiknya dalam mengemban tugas di perusahaan nantinya.

d. Untuk memperoleh data-data yang akan dipergunakan didalam penyusunan

laporan nantinya.

1.4 Manfaat Kerja Praktik

Manfaat kerja praktik (kp) ini, adalah :

A. Bagi mahasiswa

1. Memperoleh kemampuan yang nyata tentang kondisi suatu perusahaan atau

industri baik dari segi manajemen yang diterapkan, kondisi fisik, peralatan

yang digunkan, kondisi karyawan, dan sebagainya.

2. Memperoleh pengalaman yang berguna untuk meningkatkan kemampuan

keterampilan keteknikan yang relavan pada jurusan Teknik Elektro,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan

tuntutan perkembangan dunia industri secara langsung.

4. Mendapatkan pengetahuan aplikasi yang lebih nyata, dalam arti tidak hanya

teori yang diperoleh pada saat di perkuliahan.

5. Untuk memperoleh perbandingan antara teori yang diperoleh pada bangku

kuliah dengan praktik yang sesungguhnya.

B. Bagi perguruan tinggi


4

1. Terjalin hubungan baik antara perguruan tinggi dengan perusahaan,

sehingga memungkinkan terjadinya kerja sama dalam bidang

ketenagakerjaan dan bidang-bidang lainnya.

2. Mendapatkan umpan balik yang berguna untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualitas perguruan tinggi khusus pada jurusan Teknik

Elektro, sehingga proses pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan akan

lebih disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi di perusahaan.

C. Bagi perusahaan

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga tercipta tenaga kerja

terdidik yang diharapkan dapat bersaing.

2. Dapat menjalin hubungan baik dengan perguruan tinggi khususnya jurusan

Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sebagai sarana tukar-menukar informasi dan adanya kemungkinan

pengembangan yang bersifat positif dari hasil Kerja Praktik (KP) khususnya

dalam bidang teknologi.

1.5 Metode Penngambilan Data

Metode pengambilan data dilakukan dengan enggunkan 3 metode, yaitu :

A. Metode observasi

Metode observasi adalah suatu metode pengambilan data dengan mengamati

objek secara langsung.

B. Metode interview
5

Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan cara tatap muka

dan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pihak perusahaan atau

pembimbing lapangan yang telah ditunjuk oleh pihak perusahaan.

C. Metode literatur

Metode literatur adalah metode pengambilan data dari buku-buku referensi

yang berhubungan dengan Generator Tenapa Uap.

1.6 Alasan Tempat Pemilihan Kerja Praktik Industri

PT. Madu Baru yang terletak di padokan, kelurahan Tirtonirmolo,


kecamatan Kasihan, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan
dan pembuatan gula sebagai produk utama, yang juga memproduksi alkohol dan
spiritus sebagai produk sampingan. Dalam proses produksinya, PT. Madu Baru
sudah menggunakan peralatan yang modern, meliputi : mesin listrik, sistem
kontrol dan didukung pula dengan sistem ketenagaan yang baik. Hal ini tentu saja
memiliki keterkaitan yang erat dengan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,
khususnya pada konsentrasi listrik industri dan kendali industri.

Untuk memenuhi hal tersebut, maka alasan yang menjadi dasar


penulis dalam pemilihan tempat praktik industri di PT. Madu Baru Yogyakarta
selain tersebut diatas adala antara lain :

a. Adanya kesesuaian./ keterkaitan antara program studi yang penulis ambil


(pendidikan teknik elektro) dengan pabrik PT Madu Baru.
b. PT. Madu Baru Yogyakarta merupakan perusahaan yang cukup besar serta
mempunyai bagian yang dapat digunakan untuk praktik industri.
c. Keinginan untuk lebih memperdalam dan melengkapi ilmu dan pengetahuan
yang telah diperoleh selama di kampus dalam pengaplikasiannya di dunia
nyata pada dunia industri.
6

d. Dengan praktik industri di PT Madu Baru diharapkan dapat membina


hubungan baik antara fakultas teknik UMY dengan PT. Madu Baru.

1.7 Alasan Pemilihan Bidang Yang di Pelajari


Dalam Pemilihan bidang yang dipelajari di PT. Madu Baru ini
berdasarkan pertimbangan relevansi dengan program studi yang diambil.
Sebenarnya ada banyak bagian bagian yang terkait dengan jurusan penulis
misalnya bagian generator pembangkit listrik, gilingan tebu, distribusi tenaga
listrik, mesin sentrifugal, pengepakan gula, dan bengkel listrik. Dalam hal ini
penulis memilih dalam bidang ketenagaan yaitu Unit Pembangkit Tenaga Listrik
yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembakit Listrik Tenga Diesel
(PLTD). Hal – hal ini yang menjadi pertimbangan kami antara lain :

a. Bagian ketenagaan listrik adalah bagian yang penting dalam sebuah industri,
karena tanpa bagian ini proses produksi tidak dapat berjalan dengan baik.

b. Perkembangan teknologi yang sangat pesat, sehingga sangat penting untuk


mengetahui seperti apa perkembangan yang ada di industri.

c. Bagian ketenagaan listrik mendukung proses perkuliahan, karena selain


mempelajari pembangkit listrik, di dalam bidang tersebut juga terdapat sistem
kendali untuk mengatur sistem pembangkit listrik.

d. Sebagian besar alat menggunakan tenaga listrik, sehingga tenaga listrik sangat
dibutuhkan.

1.8 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik Industri


7

Pelaksanakan Kerja Praktik di PT. Madu Baru PG/PS Madukismo


yang beralamat di Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2016 – 31 Agustus 2016.

BAB II
8

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. Madu Baru PG/PS Madukismo

Pada zaman pendudukan pemerintah Belanda, di Daerah Istimewa


Yogyakarta terdapat sekitar 17 pabrik gula, yang diantaranya adalah : Pabrik Gula
Melati, Pabrik Gula Medari, Pabrik Gula Cebongan, Pabrik Gula Gesikan, Pabrik
Gula Ganjuran, Pabrik Gula Kedaton, Pabrik Gula Padokan. Keseluruhan pabrik
tersebut dikelola dan diusahakan oleh pemerintah Belanda. Sekitar tahun 1942
pemerintah Indonesia dikuasai oleh Jepang, sehingga seluruh pabrik gula tersebut
diambil alih oleh pemerintah Jepang. Namun pabrik-pabrik gula tersebut tidak
dapat dioperasikan secara penuh karena keadaan belum kondusif sehingga dari 17
pabrik gula tersebut hanya sekitar 12 pabrik gula saja yang beroperasi, dan tidak
semua dari 12 pabrik gula tersebut dapat beroperasi secara sepenuhnya karena
areal tanaman tebu banyak yang digunakan untuk menanam palawija guna
memenuhi kebutuhan tentara Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai bangsa
Indonesia menyatakan kemerdekaannya.

Setelah merdeka tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah Indonesia


mengambil alih semua pabrik gula tersebut. Kondisi ini tidak berlangsung lama
karena kemudian terjadi agresi militer Belanda pada tahun 1949 yang
menyebabkan para gerilyawan Indonesia membumihanguskan pabrik-pabrik gula
yang ada di daerah Yogyakarta dengan maksud agar pemerintah Belanda tidak
dapat menguasai pabrik-pabrik gula tersebut. Tahun 1950 pemerintah Belanda
meninggalkan Indonesia sedangkan seluruh pabrik gula yang ada tinggal puing-
puingnya saja.

Pemerintahan Republik Indonesia telah berjalan normal, Sri Sultan


Hamengkubuwono IX, raja kraton NgaYogyakarta Hadiningrat, memprakarsai
pendirian kembali pabrik gula yang ada di Yogyakarta. Awalnya dibentuk PPPG
(Panitia Pendirian Pabrik Gula) yang bekerja sama dengan DPRD (Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah) Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya dibentuklah
9

BPPP (Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan) yang pada akhirnya diubah


menjadi YAKTI (Yayasan Kredit Tani Indonesia).

Pada awal berdirinya status perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas


(PT) yang didirikan tanggal 14 Juni 1955 dengan diberi nama “Pabrik-pabrik Gula
Madu Baru PT” (P2G Madu Baru PT) yang terdiri dari dua unit usaha : Pabrik
Gula (PG) Madukismo dan Pabrik Spiritus (PS) Madukismo. Pada tanggal 10
Maret 1997 kepemilikan saham 65% untuk Sri Sultan Hamengku Buwono X dan
35% untuk Pemerintah Indonesia.

Tahun 1962-1966, PT Madu Baru bergabung dengan perusahaan


Negara di bawah BPU PPN (Badan Pimpinan Umum-Perusahaan Perkebunan
Negara), karena adanya policy pemerintah Republik Indonesia yang mengambil
alih semua perusahaan perkebunan di Indonesia. Kemudian pada tahun 1966 BPU
PPN dibubarkan, Pabrik Gula yang berada di Indonesia boleh memilih tetap
sebagai perusahaan negara atau keluar menjadi perusahaan swasta (PT). PT. Madu
Baru memilih menjadi perusahaan swasta. Tahun 1966-1984, PT. Madu Baru
kembali menjadi perusahaan swasta dengan susunan direksi yang dipimpin Sri
Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Presiden Direktur. Pada Tanggal 4 Maret
1984 sampai dengan sekarang sampai diadakan kontrak dengan PT. Rajawali
Nusantara Indonesia yaitu salah satu BUMN milik departemen keuangan
Republik Indonesia untuk jangka waktu 10 tahun, kemudian pada tahun 1994
diperbaharui kembali kontrak manajemen sampai sekarang. Sejak tanggal 7
September 1998 nama P2G Madu Baru PT diubah menjadi PT. Madu Baru yang
telah disahkan oleh Departemen Kehakiman No. 02-24.342 HT 01-04.th 1998
tanggal 10 Nopember 1998.

PT. Madu Baru adalah satu-satunya pabrik gula dan pabrik


alkohol/spritus di DIY, yang mengemban tugas untuk menyukseskan program
pengadaan pangan nasional khususnya gula pasir. PT. Madu Baru memulai
produksi gula pada tahun 1958 dan alkohol/spritus tahun1959. PT. Madu Baru
berdiri dengan akte notaris dan dimulai pembangunannya pada tanggal 13 Juli
1955 dengan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pabrik gula ini dibangun di
10

lokasi bekas berdirinya pabrik gula Padokan, sekitar 5 kilometer sebelah selatan
kota Yogyakarta. Saham-saham dari perusahaan ini sekitar 75% dibeli oleh Sri
Sultan Hamengkubuwono IX dan 25% dibeli oleh pemerintah Republik Indonesia.
Pembangunan pabrik gula ini selesai pada tanggal 31 Maret 1958 dan diresmikan
oleh presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno.

Peresmiannya pada tahun 1958, PT. Madu Baru mulai mencoba


untuk berproduksi, namun ternyata proses produksinya belum berjalan lancar
sehingga dengan terpaksa tebu yang telah tersedia digilingkan ke pabrik gula
Gondang Baru, Klaten, Jawa Tengah. Mengatasi proses produksi gula yang belum
lancar tersebut maka beberapa mesin kemudian disempurnakan serta tenaga kerja
diberikan pelatihan sehingga secara perlahan pabrik mulai bisa berjalan lancar.

Gambar 2.1 Perusahaan PT. Madu Baru PG/PS Madukismo

2.2 Lokasi Perusahaan PT. Madu Baru PG/PS Madukismo


11

PT. Madu Baru terletak di 5 km sebalah selatan kota Yogyakarta


tepatnya di dusun Padokan, desa Tirtonirmolo, kecamatan Kasihan, Kabupaten
Bantul, Yogyakarta. Adapun alasan-alasan dipilihnya tempat tersebut adalah :

1. Padokan terhitung lebih dekat dengan kota Yogyakarta sehingga akan


memudahkan transportasinya.
2. Dipandang lebih baik bila suatu saat akan diadakan perluasan areal.
3. Daerah sekitar pabrik merupakan daerah persawahan sehingga lebih
menguntungkan dan sangat cocok untuk tanaman tebu.
4. Tenaga kerja ahli dan tenaga kerja kasar lebih mudah didapat.
5. Dekat dengan sungai, yaitu Kali Winongo, yang dipandang cukup untuk
memenuhi kebutuhan air bagi pabrik.
6. Masyarakat di sekitar areal pabrik telah berpengalaman dalam menanam tebu.

Peta lokasi PT. Madu Baru PG/PS Madukismo :

Gambar 2.2 Peta Lokasi PT. Madu Baru PG/PS Madukismo

2.3 PT. Madu Baru PG/PS Madukismo Satu-Satunya Pabrik Gula Dan
Alkohol Atau Spritus Yang Ada Di Provinsi DIY :
12

Dibangun : Tahun 1955

Atas prakarsa : Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Diresmikan : 29 Mei 1958 oleh Presiden Ir Soekarno

Mulai produksi : Pabrik gula tahun 1958

Pabrik spritus : Tahun 1959

Kontraktor utama : Machine Fabriek Sangerhausen, Jerman Timur

Satuan perusahaan : Perseroan terbatas, didirikan 14 Juni 1955

Diberi nama : Pabrik-pabrik Gula Madubaru PT. (P2G.Madubaru

PT), dan memiliki 2 pabrik, yaitu gula (PG)

Madukismo, Pabrik alcohol atau pabrik spritus

(PS) Madukismo.

Pemilik saham : Awal berdiri 75% milik Sri Sultan

Hamengkubuwono IX, 25% milik pemerintah RI.

Saat ini dirubah menjadi 65% milik Sri Sultan

Hamengkubuwono IX, 35% milik pemerintah RI.

2.4 Kronologis Status Perusahaan Dan Perubahan Manajemen

1955 – 1966 : Perusahaan swasta PT


13

1962 – 1966 : Bergabung dengan perusahaan Negara dibawah

BPU-PPN (Badan Pimpinan Umum-Perusahaan

Negara), karena adanya polisi pemerintah RI yang

mengambil alih semua perusahaan yang ada di

Indonesia

1966 : BPU-PPN Bubar PT. Madubaru memilih

perusahaan swasta

1966 – 1984 : PT. Madubaru menjadi perusahaan swasta susuan

direksi yang dipimpin Sri Sultan

Hamengkubuwono XI sebagai Presiden Direktur

4 Maret 1984 : Diadakan kontrak managgement dengan PT.

Rajawal Nusantara Indonesia (RNI)

24 Februari 2004 : PT. Madubaru menjadi perusahaan mandiri

a. Produksi

1. Produksi utama (dari PG. Madukismo)

Gula pasir dengan kualitas SHS IA (Suoerior Head Sugar) atau GPK (Gula
Kristal Putih). Mutu produksi dipantau oleh P3GI Pasuruan (Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia)

2. Produksi sampingan (dari PS. Madukismo)

a. Alkohol murni (kadar minimal 95%)


14

b. Spritus bakar (kadar 94%)

Mutu dipantau oleh balai penelitian kimia departemen perindustrian dan PT.

Sucoffindo Indonesia.

b. Panen (pasca panen)

Tebu dipanen setelah cukup masak, didalam arti kadar gula (sakarosa)
maksimal, dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu,
dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor kemasakan koefisiensi
daya tahan dan lain-lain. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum giling
dimulai, tebu diangkat dari kebun dengan truck atau troli tebu. Pelaksanaan
tebang biasa dilaksanakan petani sendiri atau diserahkan pabrik dengan biaya
oleh petani sesuai kesepakatan dalam FMPG (Forum Masyarakat Produksi
Gula). Beberapa KUD yang mandiri telah dapat melaksanakan tebang angkut
sendiri. Kapasitas tebang harus sama dengan kapasitas giling agar tidak terjadi
stagnasi di emplasement yang akan menurunkan rendemen, dan sebaliknya
kekurangan tebu juga akan menyebabkan berhenti giling. Produksi ampas
berkurang, sehingga perlu subleksi BBM untuk lahan bakar stasiun boiler,
jumlah tebu ditebang per hari sekitar 3000 ton, alat transportasinya 80%
menggunakan truck, 20% dengan lori.

2.5 Proses Pengolahan di PG/PS Madukismo

A. Pemerahan nira (extraction)

Tebu setelah ditebang dikirim ke stasiun gilingan (ekstraksi). Untuk


dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung
gula (nira menah) melalui alat-alat berupa unigrator mark IV digabung dengan
5 gilingan, masing-masing terdiri atas 3 rol dengan ukuran “36x64”. Ampas
yang diperoleh sekitar 30% tebu untuk bahan bakar tebu di stasiun ketel (pusat
tenaga), sedangkan nira mentah akan dikirim ke stasiun pemurnian unuk proses
15

lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi
distasiun gilingan.

B. Pemurnian nira

Madukismo menggunakan sistem sulfitasi, nira mentah ditimbang,


dipanaskan 70°-75°c, direaksikan dengan susu kapur dalam defektor dan
diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi sampai PH 7 kemudian dipanaskan lagi
sampai suhu 100°-105°c. Kotoran yang dihasilkan diendapkan dalam peti
pengendap (dorr clarifer) dan disaring menggunakan rotary vacum filter (alat
penapis hampa). Endapan padatnya (blothong) digunakan sebagai pupuk
oganik. Kadar gula dalam blothong ini dibawah 2%. Nira jernihnya dikirim ke
stasiun penguapan.

C. Penguapan nira

Nira jernih di pekatkan didalam pesawat penguapan dengan sistem


Quadruple Effect, yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan
secara bergantian. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan
menjai 64% dan disebut nira kental, yang siap dikristalkan distasiun
kristalisasi/stasiun masakan. Total luas bidang pemanas 5990 m VO. Nira
kental yang berwarna gelap ini di beri gas SO2 sebagai bleaching/pemucatan,
dan siap untuk dikristalkan.

d. Kristalisasi

Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam pan
kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai
yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D dipakai sebagai
bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan
menggunakan uap dengan tekanan vacuum sebesar 65 CmHg, sehingga suhu
didihnya hanya 65°c, jadi sakarosa tidak rusak akibat kena panas tinggi. Hasil
masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum
dipisahkan distasiun puteran, gula lebih dahulu didinginkan didalam palung
pendingin (kultrog).
16

E. Putaran gula

Alat ini berfungsi untuk memisahkan gula dengan larutannya (stroop)


dengan gaya sentrifugal.

F. Penyelesaian dan gudang gula

Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan
antara gula halus, gula kasar, dan gula normal dikirim ke gudang gula dan di
kemas dalam karung plastic (polipropoline), kapasitas 50 kg netto. Produksi
gula perhari tergantung dari rendemen gulanya, kalau rendemen 8% maka pada
kapasitas 3000 tth diperoleh gula 2400 ku atau 4800 sak.

2.6 Pembangkit Listrik Pabrik menggunakan Tenaga Uap dan PLN

Sebagai penghasil tenaga uap digunakan 5 buah ketel pipa air


newmark @ 6 ton/jam masing-masing 440 m² VO dengan tekanan kerja kg/cm
dan 1 buah ketel cheng-chen kapasitas 40 ton/jam. Uap panas yang dihasilkan
dipakai untuk menggerakan generator turbin yang kemduian turbin berputar dan
terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi listrik. Energi listrik ini yang
kemudian dipergunakan untuk menggerakakan alat-alat berat, memanaskan dan
menguapkan nira dalam pan penguapan, serta untuk pembangkit tenaga listrik
lainnya. Sebagai bahan bakar dipakai ampas tebu yang mengandung kalori sekitar
1800 kkl/kg dan kekurangannya ditambah dengan BBM.

Selain pembangkit listrik tenaga uap PG/PS Madukismo juga


berlangganan listrik dari PLN. Terdapat 2 PLN pada jalur selatan dan jalur utara
pada pabrik PT. Madu Baru PG/PS Madukismo. Yang masing-masing jalur
memiliki kapasitas 690 KVA. Jadi kedua pembangkit listrik ini dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan listrik yang dipergunakan oleh PT. Madu Baru PG/PS
Madukismo.

Jika pada start awal gilingan pembangkit ditambah dengan mesin


diesel untuk membantu PLN menyangga beban listrik yang sebelumnya mesin
17

diesel dan PLN sudah disinkronkan terlebih dahulu. Setelah itu ketiga generator di
sinkronkan agar memliki tegangan, frekuensi dan sudut phase yang sama sehingga
dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik. Jika sudah sinkron generator turbin
masuk (on) untuk menggantikan mesin diesel dan diesel di lepas. Jadi fungsi
mesin diesel hanya membantu PLN menyangga beban listrik pada saat awal start
akan dimulainya gilingan. Setelah itu hanya menjadi cadangan ketika pembangkit
dari PLN troble/padam, maka mesin diesel ini akan dihidupkan dan mensuplay
listrik.

Tetapi ketika musim giling telah selesai, PT. Madu Baru PG/PS
Madukismo untuk memenuhi kebutuhan listrik cukup menggunakan dari PLN dan
pembangkit 1 generator turbin saja sudah dapat memenuhi kebutuhan listrik tidak
perlu untuk menghidupkan 2 generator turbin yang lain. Dikarenakan beban
kebutuhan listrik tidak sebanyak pada saat musim giling.

2.7 Kualitas Produksi Gula

Kualitas gula produksi PT. Madu Baru PG/PS Madukismo masuk


klasifikasi SHS IA.
18

Tabel 2.6 Analisis Gula

Analisa PG. Madukismo Standard P3GI

Nilai remisi direduksi 70,20 70,00

Besar jenis butir (mm) 1,05 0,9-1,10

Kadar air % 0,08 0,10

Polarisasi 99,96 99,80

2.8 Proses Pengolahan Tebu

a. Pengangkutan hasil panen tebu

b. Tebu masuk ke pabrik dan diangkut dengan lori

c. Tebu masuk ke penggilingan 5x

d. Air tebu masuk ke bak penampungan

e. Ampas tebu yang akan digunakan sebagai bahan bakar

f. Tempat pemanas nira

g. Proses kristalisasi

h. Gula yang sudah mengkristal

i. Pengemasan

j. Gudang penyimpanan gula yang akan didistribusikan

2.9 Proses Pengolahan Alkohol dan Spritus

Didirikan bersama-sama PG. Madukismo pada tahun 1955 dengan


kontraktor dari Jerman Timur dan mulai berproduksi 1959 (1 tahun setelah PG.
19

berproduksi). Bahan bakunya tetes tebu (molasses), yang merupakan hasil


samping dari PG. Madukismo. Proses yang dipakai adalah peragian (fermentasi)
dan ragi yang dipakai Sacharomyces Cereviceae. Enzim yang dihasilkan oleh ragi
ini menambah gula yang masih ada dalam tetes menjadi alkohol dan gas Co2.

a. Reaksi Kimia

Saccarosa dihidrolisa menjadi glukosa

C12H22O11 + H2O 2C6H12O6

Glukosa bereaksi menjadi alkohol + Gas CO2

C6H1206 2C2H5OH + 2CO2 Alkohol

1. Alkohol dibedakan atas dasar kualitas

a. Proses produksi, terdiri dari 3 tahap :

1. Alkohol teknis

Yang masih mengandung aldehide, kadar ± 94% digunakan untuk


membuat spritus bakar.

2. Alkohol murni

Minimal kadar 95% bisa dipakai pada industri farmasi, kosmetik, dan
lain-lain.

3. Hasil samping

Minya fuse (amlaamy alcohol).

4. Pemakaian tetes

Rata-rata 1 hari 900 kwt.

5. Produksi rata-rata 25.000 1 alkohol / 24 jam, terdiri dari (90% alkohol

murni dan 10% alkohol teknis.


20

6. Rendemen

27% 1 alkohol / kwt tetes.

b. Masakan

Tetes di encerkan dengan air sampai kadar tertentu dan di


tambah nutrisi untuk pertumbuhan ragi sebagai sumber Nitrogen di pakai
pupuk urea dan sebagai sumber pospor di pakai pupuk NPK, PH di atur
sekitar 4,8 dengan H2SO4 agar tidak terjadi kontaminasi dari bakeri lain.

c. Peragian

Peragian di laksanakan mulai volume 3.1010,18000 liter dan


7500 liter, waktu peragian utama berkisar 50 – 60 jam dan kadar alkohol
sampai antara 9% sampai 10%.

d. Penyulingan

Adonan yang telah selesai di ragikan, di pisahkan alkoholnya


(disuling) di dalam pesawat penyulingan yang terdiri dari 4 kolom dan
penyulingan di lakukan dengan menggunakan tenaga uap dengan tekanan
0,5 kg/cm² suhu 120°C.

(i) Kolom Maische

1. Alkohol kasar kadar ± 45% masuk kolom vorloop.

2. Hasil bawah : Vinase dibuang.

(ii) Kolom Voorloop

1. Hasil atas : alkohol teknis kadar : 94% masih mengandung

aldehide, ditampung sebagai hasil.

2. Hasil bawah : alkohol muda kadar ± 25% masuk kekolom

rektifiser.
21

(iii) Kolom Rektifiser

1. Hasil atas : alkohol murni (prima 1) kadar minimal 95% di

tampung sebagai hasil.

2. Hasil tengah : alkohol muda yang mengandung minyak fusel,

masuk kolom nachloop.

3. Hasil bawah : lutter waser, air yang bebas alkohol, kadang-kadang

bila perlu sebagian di gunakan untuk menambah kolom voorloop

sebagai bahan penyerap alkohol dan sebagian dibuang.

(iv) Kolom Nachloop

1. Hasil atas : alkohol teknis kadar 90% ditampung sebagai hasil.

2. Hasil bawah : air yang bebas alkohol, dibuang

Minyak fuel (Amyl Alkohol) merupakan hasil samping pabrik sepritus, ini biasa
digunakan untuk bahan baku pembuatan Essence (Amylacetat).

2.9 Limbah Industri

PT. Madu Baru PG/PS Madukismo telah menyusun dokumen


amdalnya dan telah mendapat persetujuan dari pembinanya, sebagai berikut :

a. PG Madukismo : KA-SEL, SEL, RKL, dan RPL

Disetujuai oleh : Departemen pertanian RI

b. PS. Madukismo : PEL, RKL, dan RPL


22

Disetujui oleh : Departemen perindustrian RI

Jenis limbah industri yang timbul dan cara pengolahannya :

a. Limbah padat

1. Pasir atau lumpur

Kotoran yang terbawa nira mentah, dipisahkan dengan dorrchone,


dimanfaatkan untuk menguruk lahan atas permintaan masyarakat.

2. Abu ketel uap

Sisa pembakaran distasiun ketel uap, di tampung dengan lori dan


dimanfaatkan juga untuk uruk lahan yang memerlukan. Sekarang untuk bahan
baku pupuk.

3. Debu dari ketel uap

Debu yang terbawa keluar lewat cerobong asap, ditangkap dengan alat
penangkap debu (Dust Collector) dan ditampung dalam lori.

4. Blothong

Endapan kotoran dari nira tebu yang terjadi distasiun pemurnian nira
dipisahkan dengan alat rotary vacum filter, dimanfaatkan untuk pupuk
tanaman lain, bisa juga dimanfaatkan untuk bahan lain. Jumlahnya cukup
banyak, sekitar 100 ton/hari. Sekarang untuk bahan baku pupuk “Mix
Madros”.

b. Limbah cair bocoran minyak pelumas


23

Berasal dari pelumas mesin-mesin distasiun gilingan dan pelumas terbawa


pada air cucian kendaraan garasi pabrik. Bocoran minyak pelumas ini
dipisahkan dalam air limbah didalam penangkap minyak, kemudian ditampung
dalam drum-drum untuk dimanfaatkan lagi.

2.10 Gangguan Yang Lain

a. Suara bising

Berasal dari bocoran uap yang berlebih distasiun uap, untuk meredam
suara tersebut, saat ini sudah dilengkapi dengan silencer (alat peredam suara)
disetiap ketel uap.

b. Limbah gas

Bau belerang dan bau busuk yang lain, ditanggulangi pada alat-alat
yang terkait (inhouse keeping).

2.11 Struktur Organisasi

PT. Madu Baru PG/PS Madukismo sebagai perseroan terbatas (PT)


dipimpin oleh seorang direktur yang dalam pelaksanaan tugasnya di bantu oleh
kepala-kepala bagian, yang meliputi : Kabag. Keuangan & Administrasi, Kabag.
SDM & Umum, Kabag. Tanaman, Kabag. Instalasi, Kabag. Pabrikasi, Kabag.
Spritus, dan di bantu juga oleh Kasubag, Kasie dan para Kasubsi. Berikut struktur
organisasi yang ada di PG. Madu Baru :
24

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Kabag Instalasi PT. Madu Baru 2016

Adapun nama-nama personil Struktur Organisasi Kabag Instalasi PT. Madu Baru
Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Direktur : Ir. Rachmat Edi Cahyonno, MSi

2. Kabag. Instalasi : Eko Sudrajat

3. ST. Bangunan : Aris Sujatmoko, S.T

4. ST. P. Tengah & P. Belakang : Haris Subiantoro, S.T

5. Staf. P. Tengah : Sutarno

6. Staf. P. Belakang : M. Zulfan Hudaibi

7. ST. Kendali & Traktor : Nashruddin Abdus Salam, S.TP

8. ST. Gilingan : Iwantara, S.T

9. ST. Remise : Nursewan

10. ST. Listrik & Instrumentasi : Taufik Ramadhan, S.TP

11. ST. Besali : Mulyadi

BAB III
25

LANDASAN TEORI

3.1 Generator Turbin Uap (PLTU)

Pada dasarnya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah


pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan
energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik ini adalah generator yang
dihubungkan ke turbin yang di gerakkan oleh tenaga kinetik dari uap
panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan
bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFQ untuk start up awal.

Teori tentang generator berawal dari sebuah penelitian Michael


Faraday (1791-1867). Seorang ilmuan bekebangsaan inggris, membuat hipotesis
(dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus listrik. Untuk
membuktikan kebenaran hipotesis Michael Faraday.

Berdasarkan percobaannya, ditunjukkan bahwa gerakan magnet


didalam kumparan menyebabkan jarum galvanometer menyimpang. Jika kutub
utara magnet digerakkan mendekati kumparan, jarum galvanometer menyimpang
ke kanan. Jika magnet diam dalam kumparan, jarum galvanometer tidak
menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan menjauhi kumparan, jarum
galvanometer tersebut menunjukkan bahwa pada kedua ujung kumparan terdapat
arus listrik. Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut induksi
eletromagnetik. Adapun beda potensial yang timbul ada ujung kumparan disebut
gaya gerak listrik (GGL) induksi.

Generator (dinamo) merupakan alat yang prinsip kerjanya berdasarkan


induksi elektromagnetik. Alat ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday,
berkebalikan dengan motor listrik, generator adalah mesin yang mengubah energi
kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik pada generator dapat juga diperoleh
dari angin atau air terjun. Berdasarkan arus yang dihasilkan, generator dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu generator AC generator DC. Generator AC
menghasilkan arus bolak-balik dan generator DC menghasilkan arus searah (DC).
26

Baik arus bolak-balik maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-
alat pemanas.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya generator adalah alat yang


digunakan untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik dengan
menggunakan prinsip percobaan Faraday. Secara sederhana, generator bekerja
dengan prinsip memutar magnet dalam kumparan atau sebaliknya. Ketika magnet
digerakkan dalam kumparan maka terjadi perubahan fluks gaya magnet
(perubahan arah penyebaran medan magnet) didalam kumparan dan menembus
tegak lurus terhadap kumparan sehingga menyebabkan beda potensial antara
ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan listrik). Syarat utama, harus ada
perubaha fluks magnetik adalah dengan menggerakan magnet dalam kumparan
atau sebailiknya dengan energi dari sumber lain, seperti angin dan air yang
memutar baling-baling turbin untuk menggerakan magnet tersebut.

Sebagaimana percobaan Faraday, GGL induksi yang ditimbulkan oleh generator


AC dapat diperbesar dengan cara :

a. Memperbanyak lilitan kumparan

b. Menggunakan magnet permanen yang lebih kuat

c. Mempercepat perputaran kumparan, dan menyisipkan inti besi lunak ke dalam

kumparan

3.2 Mesin Tenaga Diesel (PLTD)

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah Pembangkit listrik


yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime
mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi
mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai
penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang
dipergunakan untuk memutar rotor generator.
27

Motor diesel dinamai juga motor penyalaan kompresi (compression


ignition engine) oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan
menyemprotkan bahan baker kedalam udara bertekanan dan temperature tinggi,
sebagai akibat dari proses didalam ruang baker kepala silinder.
Selain motor diesel dikenal juga jenis motor baker lainnya yaitu motor
bensin yang biasanya dinamai motor penyalaan bunga api (spark ignition engine)
oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dengan pertolongan bunga api
(listrik).
Jika dibandingkan dengan motor bensin, gas buang motor diesel tidak
banyak mengandung komponen beracun yang dapat mencemari udara. Selain dari
pada itu pemakaian bahan baker motor diesel lebih rendah (-/+ 25 %) dari pada
motor bensin, sedangkan harganyapun lebih murah sehingga penggunaan motor
diesel umumnya lebih hemat dari pada motor bensin sebagai penggerak mesin
industri. Ditinjau dari sisi investasi harga, motor diesel umumnya lebih mahal dari
motor bensin karena untuk kapasitas mesin yang sama motor diesel harus dibuat
dengan konstruksi dan berat yang lebih besar.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel biasanya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk daerah
baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan dan untuk memasok kebutuhan
listrik suatu pabrik. PLTD ini juga memiliki kekurangan maupun kelebihan pada
digunakan, berikut kelebihan dan kekurangan dari pembangkit PLTD :
a. Kelebihan penggunaan PLTD
1. Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya. Lokasi bisa dimana saja (pantai sampai pegunungan) dengan
kapasitas bisa disesuaikan
2. Efisiensi tinggi
3. Plan lay out sederhana
4. Sistem bahan bakar sederhana
5. Bisa distart dengan mudah dan cepat
6. Cara pengoperasian mudah tidak memerlukan operator banyak
7. Bisa ditempatkan dekat dengan pusat beban
28

b. Kekurangan penggunaan PLTD


1. Tidak ramah lingkungan
2. Kapasitas hanya sampai puluhan mw (megawatt)
3. Harga solar mahal (solar sebagai bahan utama PLTD)
4. Biaya pelumas tinggi
5. Tidak bisa dibebani overload pada waktu yang panjang
6. Kapasitas PLTD kecil

Kegunaan utama PLTD adalah penyedia daya listrik yang dapat


berfungsi untuk, pusat pembangkit, cadangan (stand by plant), beban puncak,
cadangan untuk keadaan darurat (PLN mati listrik). Dalam pembuatan PLTD,
terdapat faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada saat pemilihan lokasi PLTD,
diantaranya sebagai berikut :
a. Jarak dari beban dekat
b. Persediaan area tanah dan air
c. Pondasi
d. Kebisingan dan kesulitan lingkungan.

3.3 PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara)

Kelistrikan di Indonesia dimulai pada kahir abad ke -10, pada saat


beberapa perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan
pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk kemanfaatan
umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGN yang
semula bergerak dibidang gas memperluas usahanya di bidng listrik untuk
kemfaatan umum. Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda membentuk s’ Land
Waterkracht Bedrijven (LB) yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola
beberapa PLT antara lain :

a. PLTA Plengan
b. PLTA Lamajan
29

c. PLTA Bengkok Dago


d. PLTAUbrug dan Kracak di Jawa Barat
e. PLTA Giringan di Madiun
f. PLTA Tes di Bengkulu
g. PLTA Tonsea Lama di Sulawesi Utara
h. PLTA di Jakarta

Selain itu di beberapa Kotapraja di bentuk perusahaan-perusahaan


listrik dengan menyerahnya pemerintah Belanda kepada Jepang dalam Perang
Dunia II maka Indonesia dikuasai Jepang. Oleh karena itu perusahaan listrik dan
gas yang ada di ambil alih oleh Jepang dan semua personil dalam perusahaan
listrik tersebut di ambil alih oleh orang-orang Jepang.
Dengan jatuhnya Jepang ke tangan sekutu dan diproklamasikannya
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka kesempatan yang
baik ini dimanfaatkan oleh pemuda serta buruh listrik dan gas untuk mengambil
alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang dikuasai oleh Jepang. Setelah
berhasil merebut perusahaan-perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan
Jepang kemudian pada bulan September 1945, delegasi dari buruh / pegawai
listrik dan gas yang diketuai oleh Kobarsjih menghadap Pimpinan KNI pusat yang
diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil perjuangan
mereka. Selanjutnya delegasi Kobarsjih bersama-sama dengan pimpinan KNI
pusat menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan
listrik dan gas kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno dan kemudian
dengan penetapan Pemerintah tahun 1945 No. 1 tertanggal 27 Oktober 1945 maka
dibentuklah jawatan listrik dan gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga. Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-
perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda atau pemiliknya
semula. Para pemuda kemudian mengajukan mosi yang dikenal dengan Mosi
Kobarsjih tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas swasta kepada
pemerintah. Lalu dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 86 tahun 1958
30

tertanggal 27 Desember 1958 tentang nasionalisasi listrik dan gas milik Belanda,
dengan Undang-Undang tersebut maka seluruh perusahaan listrik dan gas milik
Belanda berada di tangan bangsa Indonesia.
Penetapan secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik
dan Gas berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik,
nomor 235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik dan
Gas yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
yang jatuh pada tanggal 3 Desember mengingat pentingnya semngat dan nilai-
nilai hari listrik, maka berasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan energi,
Nomor 1134 K/43/MPE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27
Oktober Hari Listrik Nasional.

BAB IV

ISI DAN PEMBAHASAN


31

4.1 Pemakaian Generator Turbin PT. Madu Baru

PT. Madu Baru PG/PS Madukismo adalah sebuah perusahaan yang


memproduksi gula, dalam melakukan proses induksi gula dibutuhkan energi
listrik yang cukup besar untuk menggerakkan peralatan-peralatan pabrik, terutama
pada saat musim giling tiba. Pemakaian tenaga uap pada PY. Madu Baru adalah
sebagai jantung dari perusahaan yang digunakkan untuk menggerakan generator
listrik 1, 2 dan 3. Selain itu juga turbin uap digunakan untuk menggerakan cane
cutter 1 dan 2, shredder hamer, gilingan (roll mill) 1 sampai 6, dan penggerak
pompa air ketel uap 1, 2 dan 3. Pada power house turbin menggerakan generator
untuk menghasilkan listrik yang biasanya disebut pembangkit generator tenaga
uap. Pada bagian generator listrik di PT. Madu Baru memiliki tiga buah turbin
penggerak generator.

Masing-masing turbin uap tersebut menggerakan sebuah generator


listrik yang menghasilkan daya 1200 KW X 3 = 3600 KW. Turbin penggerak
generator listrik ini akan beroperasi ketiga-tiganya pada saat musin giling tiba,
karena dibutuhkan energi listrik yang besar untuk menggerakkan peralatan pabrik
untuk keperluan giling dan operasional pabrik. Sedangkan pada saat tidak ada
proses penggilingan yang beroperas hanya satu turbin saja ini sudah mencukupi
kebutuhan listrik yang karena sudah dibantu juga oleh suplay listrik dari PLN.

Pemakaian turbin penggerak generator listrik karena didasari pada:

a. Ukuran lebih sederhana bila dibandingkan dengan mesin lain yang


menghasilkan daya yang sama.

b. Memiliki rendemen mekanis yang tinggi karena pada turbin uap tidak banyak
bagian yang bergerak dan gerakannya lebih teratur karena turbin uap bukan
merupakan gerakan translasi.

c. Menggunakan bahan bakar lebih efisien karena turbin uap tidak membutuhkan
bahan bakar secara langsung.
32

d. khusus pada pabrik industri gula penggunaan turbin uap sangat efisien

disebabkan uap yang dikeluarkan dari turbin dimanfaatkan untuk proses

pembuatan gula dan operasional juga perawatannya tidak terlalu suilt.

4.2 Jenis Generator Turbin Yang Digunakan


Generator tenaga uap yang digunakan oleh PT. Madu Baru PG/PS
Madukismo adalah jenis turbin impuls yang mana proses ekpansi dari flurida
kerja (proses penurunan tekanan) hanya terjadi didalam sudu-sudu tetap atau
nozel saja. Sedangkan untuk tingkat tekanan, turbin tersebut termasuk turbin
bertekanan bertingkat banyak (4 tingkat tekanan) dengan lima baris sudu gerak
yang terpasang pada rotor dalam hal ini uap mengalir melalui baris sudu gerak
pertama sampai ke sudu gerak empat. Tetapi sebelum mengalir ke setiap sudut
gerak berikutnya uap mengalir melalui sudut yang bersatu dengan rumah turbin
atau rumah tetap dan dengan katup yang bertingkat.

Gambar 3.1 Generator Turbin PT. Madu Baru (sisi samping)


33

Gambar 3.2 Generator Turbin PT. Madu Baru (sisi depan)

Untuk arah aliran uapnya aksial dimana uap mengalir ke dalam arah
sejajar terhadap sumbu turbin, serta terrmasuk jenis turbin tekanan lawan (back
pressure turbines), karena exhaust steam yang dihasilkan masih memiliki tekanan
dan suhu yang masih cukup relative tinggi sehingga uap tersebut dapat digunakan
untuk proses pemasakan yang kemudian dikondensatakan dan dikirim kembali
lagi ke boiler (ketel uap). Pemasangan poros turbin dipasang secara horizontal dan
dengan menggunakan roda gigi. Di PT. Madu Baru terdapat tiga buah turbin uap
penggerak generator listrik dengan jenis spesifik yang sama, dan berasal dari satu
perusahaan yaitu : VEB ELECTROMASCHINENBAU SACHSENWESH
DRESDEN yang berasal dari Jerman.

Generator sebagai pembangkit listrik Di PT. Madu Baru Yogyakarta


sebanyak tiga unit. Ketiga unit mempunyai spesifikasi yang sama, yaitu :

a. Merek Sachsenwesh buatan Jerman


b. Tegangan output 6300 Volt
c. Daya output 1200 KW atau 1600 KVA, Cos 0 = 0,8
d. Rotor kumparan bintang dengan putaran 1500 rpm.

Generator ini digerakkan oleh turbin uap dengan uap yang dihasilkan dari stasiun
ketel dengan suhu 325°C, tekanan 15 Kg/cm2 dan kebutuhan uap rata-rata
sebanyak 14 ton/jam.
34

Gambar 3.3 Panel control generator I,II,III (PLTU)

Bagian control panel ini berfungsi untuk mengontrol pembangkit


listrik tenaga uap (PLTU). Pada saat digunakan, pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) ini digunakan sebagai pembangkit utama, beda dengan pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD) digunakan sebagai cadangan, jika pembangkit utama ada
kerusakan atau juga bisa dapat menjadi cadangan pada saat PLN mati listrik.
35

Gambar 3.4 Plat merk pada generator turbin di PT. Madu Baru

3.4 Spesifikasi Generator Turbin Uap

1. Tipe generator turbin uap

a. Tipe turbin : Impuls atau aksi

b. Tipe sudut : De laval-zoelly

c. Tipe nozzle : Konvergen

d. Jumlah nozzle : 25 buah

e. Sudut nozzle : 20°

2. Daya dan putaran generator turbin uap

a. Daya : 1280 KW

b. Pengatur putaran : Governor hydraulic

c. Jumlah motor : 4 buah

d. Putaran normal : 6000 rpm

e. Putaran maksimal : 6600 rpm

3. Tekanan uap generator turbin

a. Jumlah pemakaian uap : 16 ton/jam


36

b. Tekanan uap baru : 15 kg/cm2

c. Tekanan uap bekas : 1,5 kg/cm2

d. Tekanan kerja pelumas : 1,16 kg/cm2

e. Tipe pelumas : Shell Turbo Oil T68


g. Suhu uap masuk : 320 °C

h. Suhu uap keluar : 120 °C

4.4 Pemakaian Mesin Diesel di PT. Madu Baru

Selain menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai


penghasil listrik utama juga dibantu dengan menggunakan Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD). Cara pemakaian motor diesel adalah motor stater yang ada
pada mesin diesel dihubungkan dengan sumber tegangan (baterai) jika dihidupkan
akan memutar poros mesin diesel sehingga mesin tersebut hidup. Ketika mesin
diesel hidup maka generator juga mulai bekerja karena pada poros mesin diesel
disatukan dengan poros generator. Poros generator adalah rotor yang berupa
electromagnet yang diberi tegangan mula oleh exiter. Tegangan mula dari exiter
ini mengakibatkan munculnya garis gaya magnet pada rotor. Garis gaya magnet
tersebut akan terpotong oleh kumparan konduktor yang ada pada stator, sehingga
pada stator muncul gaya listrik. Kedua ujung kumparan konduktor pada stator
dihubungkan diesel seperti layaknya mesin diesel biasa dengan bahan bakar solar,
Poros mesin diesel ke beban maka akan muncul arus ke beban. Tegangan mula
dari exiter akan bekerja pada saat generator mulai dihidupkan. Setelah generator
bekerja maka tegangan dari exiter akan diambil alih oleh sebagian tegangan
output yang dihasilkan oleh generator tersebut dengan bantuan saklar otomatis.

Output generator adalah 3 fasa RST 400 Volt, 250 KW, 50 Hz untuk
masing-masing generator pertama dan kedua, sedangkan untuk generator ketiga
dan keempat masing-masing 400 Volt, 500 KVA, 400 KW, 50 Hz. Output
generator tersebut akan disinkronkan, dan dilakukan dengan dua bagian yaitu
37

penyingkronan pertama generator pertama dan generator kedua disinkronkan,


sedangkan penyinkronan yang kedua yaitu generator ketiga dan generator
keempat. Masing-masing bagian penyinkronan tersebut mempunyai jalur instalasi
sendiri-sendiri atau tidak disinkronkan lagi. Output dari Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD) juga tidak disinkronkan dengan output dari Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), sehingga jika dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) bekerja maka Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ini berhenti dan
sebaliknya.

4.5 Jenis Mesin Diesel Yang Digunakan

Mesin Diesel yang digunakan di PT. Madu Baru PG/PS Madukismo


adalah menggunakan mesin diesel bermerk SKL dan Stamfoid, mesin diesel yang
bermerek SKL dapat menghasilkan 250 kva dan mesin diesel yang bermerk
stamfoid menghasilkan 450 kva. Kedua mesin diesel ini di gunakan secara
bersamaan pada saat awal start gilingan unuk membantu PLN mensuplay listrik
yang dipakai pada PT. Madu Baru. Sebelum kedua mesin diesel ini disatukan
dengan PLN maka perlu dilakukan terlebih dulu proses sinkronisasi agar
tegangan, frekuensi antara mesin diesel dan PLN sama. Selain untuk membantu
awal start gilingan tebu, mesin diesel ini juga dapat digunakan ketika listrik dari
PLN padam maka mesin diesel inilah yang menggantikan PLN.
38

Gambar 4.1 Mesin Diesel Stamfoid 450 kva

Gambar 4.2 Mesin Diesel SKL 250 kva

Gambar 4.3 Panel control tenaga diesel (PLTD

Bagian panel control ini berfungsi untuk mengontrol pembangkit


listrik tenaga diesel (PLTD). Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ini
digunakan sebagai pembangkit cadangan, beda dengan pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU) digunakan sebagai pembangkit listrik utama yang di guunakan PT.
Madu Baru. PLTD hanya digunakan pada saat awal start gilingan untuk membantu
PLN mensuplay listrik di PT Madu Baru setelah itu di gantikan oleh tenaga uap
(PLTU). Selain itu PLTD juga menjadi pembangkit cadangan apabila listrik dari
PLN mati maka digantikan sementara oleh PLTD ini.
39

Gambar 4.4 Plat merk mesin diesel Stamfoid 450 kva

Gambar 4.5 Plat merk mesin diesel SKL 250 kva

4.4 Spesifikasi Mesin Diesel


1. Mesin Diesel 450 kva (Stamfoid)
a. Merk : Stamfoid
b. Tegangan output : 400 Volt
c. Daya output : 400 kw atau 450 kva
d. Cos q : 0,8
e. Kumparan bintang : 1500 rpm
f. Frequensi : 50 Hz
40

2. Mesin Diesel 250 kva (SKL)


a. Merk : SKL
b. Tegangan output : 400 Volt
c. Daya output : 200 kw atau 250 kva
d. Cos q : 0,8
e. Kumparan bintang : 1500 rpm
f. Frequensi : 50 Hz

4.7 Tujuan Sinkron Generator Turbin (PLTU) Dan Sinkron Diesel (PLTD)
Tujuan sinkron ini secara umum adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah kapasitas daya listrik saat terjadi kekurangan dalam
pelayanan beban.
2. Untuk mensuplai daya sesuai kebutuhan beban yang terpakai.
3. Untuk menjaga kontinuitas pelayanan beban jika terdapat generator yang harus
dihentikan untuk keperluan tertentu.
Pada PT. Madu Baru ini memiliki dua pembangkit yaitu PLTU dan
PLN, mesin diesel digunakan hanya untuk memulai start awal untuk membantu
PLN mensuplay listrik yang berada di PT. Madu Baru. Yang kemudian suplay
listrik dari PLN dan Mesin Diesel ini menyalakan sistem Ketel Uap yang
kemudian uap tersebut dapat menggerakan turbin sehingga generator dapat
bekerja dan menghasilkan arus listrik. Lalu ketiga generator di sinkronkan agar
mendapat tegangan, frekuensi, dan sudut phase yang sama agar dapat menjadi
suplay pembangkit listrik di PT. Madu Baru.
Jadi, PT. Madu Baru ini termasuk pabrik yang mandiri, dikarenakan
memliki suplay pembangkit listrik tersendiri untuk memenuhi kebutuhan listrik
yang digunakan untuk mengoperasikan semua alat maupun lampu penerangan dan
komponen-komponen lain yang menggunakan arus listrik.

Ada juga syarat-syarat untuk proses sinkronisasi :


41

a. Harus adanya tegangan yang sama antara pembangkit satu dengan yang lainnya

b. Harus memiliki frekuensi yang sama

c. Pembangkit yang akan disinkronkan harus sefasa

d. mempunyai sudut phase yang sama

Gambar 5.1 One line diagram instalasi generator PT. Madu Baru

Gambar di atas dapat kita lihat bahwa dari beberapa pembangkit listrik
penyingkronannya digolongkan sesuai dengan jenisnya. Pembangkit utamanya
adalah tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan pembangkit cadangannya
adalah empat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Arus listrik yang
dihasilkan pembangkit utama sebelum masuk ke jalur instalasi akan melewati
trafo sebagai penurun tegangan yaitu dari tegangan 6300 Volt menjadi 220 Volt
(F-N) atau 400 Volt (F-F). Setelah tegangan diturunkan oleh trafo baru masuk ke
jalur instalasi utama (pusat beban). Arus dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) bisa langsung masuk ke jalur utama, karena dari keempat generator
tegangan outputnya sama, yaitu 220 Volt (F-N) atau 400 Volt (F-F).

Penyingkronan merupakan proses penggabungan output dari dua


generator atau digabungkan manjadi satu untuk memperoleh akumulasi total daya
yang lebih besar. Proses penyingkronan ini tidak bisa dilakukan sembarangan,
tetapi ada syarat-syarat yang harus di penuhi, yaitu tegangan, frekuensi dan fasa
42

dari masing-masing generator yang akan disinkronkan harus sama. Misalkan ada
dua buah generator G1 dan G2, masing-masing 3 fasa RST. Sebelum generator
disinkronkan, langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan pengaturan awal
untuk menyamakan tegangan output dan frekuensi dari masing-masing generator.
Misalnya pada tegangan 400 Volt frekuensi 50 Hz, maka kedua generator diatur
supaya outputnya benar-benar sama pada kondisi tersebut. Langkah selanjutnya
yaitu menyamakan fasa output, maksudnya adalah menggabungkan tiap-tiap
output generator pada fasa yang sejenis, yaitu fasa R G1 dengan fasa R G2, fasa S
G1 dengan fasa S G2 dan fasa T G1 dengan fasa T G2. Demikian maka output
dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) juga telah sama dan bisa langsung digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik perusahaan. Jika syarat-syarat diatas tidak dipenuhi,
kemungkinan akan terjadi kerusakan pada generator itu sendiri mengakibatkan
kerusakan pada piranti beban.

Output dari masing-masing generator sebelum masuk kejalur utama


dilewatkan pada Scading, MCCB dan ACB. Scanding adalah saklar 3 kutub yang
mempunyai kemampuan melewatkan arus yang besar dengan 2 keandalan ON dan
OFF. ACB (Air Circuit Breaker) adalah sama halnya dengan saklar, tetapi cara
menggerakkanya (meng-ON-kan dan meng-OFF-kan) berdasarkan prinsip kerja
dari elektris dan pneumatic. MCCB (Motorized Control Cicuit Breaker) adalah
mirip dengan ACB, perbedaanya yaitu pada ACB tenaga penggeraknya
menggunakan udara sedangkan pada MCCB tenaga penggeraknya menggunakan
motor.

4.8 Proses Sinkron Generator Dan Sinkron Diesel

a. Langkah-langkah sinkronisasi Generator

Sinkronisasi Generator adalah menggabungkan atau paralel beberapa


generator sehingga daya output generator menjadi satu.
43

Bila dua sistem tegangan bolak-balik ( AC ) akan di paralel, maka


kesamaan dari lima kondisi atau parameter berikut ini harus dipenuhi. Kondisi
tersebut adalah :
1. Tegangan
2. Frekuensi
3. Mempunyai sudut phase yang sama
4. Urutan fasa yang sama
5. Bentuk gelombang

Akibat jika syarat-syarat sinkronisasi tersebut tidak di terpenuhi :

1. Apabila generator mempunyai nilai tegangan lebih rendah dari bus,


menyebabkan terjadinya reverse power.
2. Apabila frekuensinya tidak sama maka akan menyebabkan kerusakan
mekanis sampai patah pada cransaft dikarenakan tekanan yang besar dan
secara tiba-tiba dan akan terjadi trip sampai kerusakan pada generator dan
pembangkit.
3. Apabila urutan fasa dan sudut fasa tidak sama maka generator tidak bisa
terhubung dengan bus. Jika hal ini dipaksakan maka generator akan
mengalami kerusakan.

Sebelum melakukan sinkronisasi generator dengan sistem jaringan (infinite


bus), pastikan bahwa :

1. Pemutus tenaga ( circuit breaker ) generator dalam keadan terbuka (CB


Open).

2. Pemutus tenaga sistem eksitasi generator dalam keadan terbuka (excitation


Off).
44

3. Mesin berputar pada putaran nominal dengan governor pada posisi


minimum.

4. Semua kondisi unit normal dan layak untuk di sinkronisaikan.

5. Sistem jaringan telah bertegangan dan pemisah pada bus sudah masuk.

Berikut proses sinkronisasi generator secara manual :

1. Naikkan putaran mesin dengan kontrol governor hingga putarannya sama


dengan kecepatan frekuensi sistem.

2. Periksa sistem eksitasi, kemudian masukan pemutus tenaga penguat medan


(field breaker ).

3. Naikan arus eksitasi, periksa tegangan generator bila tegangan generator


mencapai normal, masukan sistem pengatur tegangan (AVR ) ke posisi auto.

4. Masukan switch synchroscope keposisi manual. Dan lihat apakah kecepatan


mesin fast atau slow dibanding kecepatan sistem.

5. Atur eksitasi agar tegangan generator sama dengan tegangan sistem. Atur
frekuensi dan sudut fasa dengan menggunakan kontrol governor agar
synchroscope berputar perlahan kearah fast.
6. Pada saat jarum synchroscope mendekati titik nol ( jam 12 ), tekan tombol
pemutus tenaga generator sehingga CB masuk pada saat jarum menunjuk
titik nol. Generator telah sinkron, selanjutnya atur beban dan cos phi.

7. Matikan peralatan sinkronisasi dan selektor switch.


45

Pada PG/PS Madu Baru untuk melakukan proses sinkronisasi


pembangkit menggunakan manual synchron. Karena belum menggunakan alat
berupa autosynchronizer untuk memudahkan dalam melakukan proses sinkron
generator. Karena menggunakan manual sinkron maka harus membutuhkan
ketelitian dan kejelian dari operator untuk menyamakan tegangan dan frekuensi
output generator dengan tegangan dan frekuensi output pada bus.

b. Langkah-langkah sinkronisasi mesin diesel

Mesin Diesel yang digunakan di PT. Madu Baru PG/PS Madukismo


adalah menggunakan mesin diesel bermerk SKL dan Stamfoid, mesin diesel
yang bermerek SKL dapat menghasilkan 250 kva dan mesin diesel yang
bermerk stamfoid menghasilkan 450 kva. Kedua mesin diesel ini di gunakan
secara bersamaan pada saat awal start gilingan unuk membantu PLN
mensuplay listrik yang dipakai pada PT. Madu Baru. Sebelum kedua mesin
diesel ini disatukan dengan PLN maka perlu dilakukan terlebih dulu proses
sinkronisasi agar tegangan, frekuensi antara mesin diesel dan PLN sama.

Berikut merupakan proses sinkronisasi mesin diesel sesuai dengan


standart operasional procedure :

1. Jika akan mensinkron mesin diesel generator, maka cek dulu tegangan dan
frekuensi dari generator yang akan masuk. Jadi frekuensi dan tegangan
diesel generator yang akan masuk harus sama dengan yang sudah masuk
(harus sesuai jala-jala induk).

2. Setelah tegangan dan frekuensi sama, maka nyalakan kontak sinkron.

3. Atur frekuensi diesel generator hingga frekuensi antar pembangkit sama, dan
juga lihat arah arus. Untuk disinkronkan arah arus harus searah jarum jam
(+), jika masih (-) maka tambah frekuensi diesel generator yang akan
masuk.
46

4. Saat mensinkron, perhatikan sensor “zero voltage”, diesel boleh disinkron


saat sensor menunjuk angka “0” (nol). Karena hal ini menandakan bahwa
sinusoida pembangkit sudah sama.

5. Saat mengatur sensor “sensor voltage”, usahakan agar pergerakan jarum


penunjuk berjalan sangat pelan, sehingga memudahkan jalannya sinkron.

6. Setelah diesel bisa masuk sinkron, maka dapat dilakukan pembagian beban
antar pembangkit, yaitu dengan cara pengaturan frekuensiantar diesel
generator. Jadi diesel yang baru masuk naikkan frekuensinya dan yang
sudah msuk jaring di kurangi frekuensinya sehingga beban terbagi rata.

4.9 Melepas Diesel (PLTD) Setelah PLTU Sinkron

Setelah ketiga generator turbin uap (PLTU) sinkron dan bisa dijadikan
pembangkit listrik di PT. Madu Baru maka mesin tenaga diesel akan segera
dilepas karena lebih efisien menggunakan pembangkit dari PLTU dengan faktor-
faktor sebagai berikut yang menyebabkan PLTD ini tidak efisien :

a. Biaya pelumas dan bahan bakar solar yang cukup mahal

b. Tidak bisa dibebani overload dalam jangka yang panjang

c. Tidak ramah lingkungan (kebisingan dari suara yang ditimbulkan mesin diesel)

Berikut langkah-langkah melepas mesin diesel setelah PLTU sinkron dan dapat
bekerja secara optimal :

1. Jika diesel generator akan di lepas dari sinkron, maka langkah awal adalah
diesel yang akan di lepas dikurangi dulu bebannya dengan cara menurunkan
frekuensinya.

2. Setelah beban diesel generator kecil, maka diesel bias di lepas dari jala-jala
induk.
47

Jadi, setelah mesin diesel ini dimatikan secara manual, maka beban-
beban awal giling pada PT. Madu Baru akan di suplay listrik menggunakan
pembangkit Generator Tenaga Uap yang menggantikan mesin tenaga diesel
setelah di lepas. Dan mesin tenaga diesel ini akan dinyalakan kembali pada saat
PLN padam atau dalam perbaikan hanya sebagai cadangan suplay listrik di PT.
Madu Baru.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa penyusun selama melakukan Praktik Industri di


pabrik gula PT. Madu Baru Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
48

1. PT. Madu Baru adalah sebuah perusahaan yang memproduksi gula pasir,
spiritus dan alkohol yang dulunya mengemban tugas menyukseskan program
pengadaan pangan nasional khususnya gula pasir.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) yang ada di PT. Madu Baru beroperasi pada saat musim giling/proses
penggilingan untuk mensuplai kebutuhan tenaga listrik dalam proses produksi.
Namun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) hanya digunakan saat awal
start giling atau menggantikan PLN jika pada saat giling listrik dari PLN
padam, sedangkan listrik dari PLN untuk memenuhi keperluan komputerisasi
dan penerangan pada bagian kantor, dan gedung yang bukan tempat proses
produksi.
3. Generator di PT. Madu Baru sebagian besar sudah lama, sehingga efisiensi alat
sudah berkurang.
4. Perawatan, perbaikan, dan pengkalibrasian peralatan, mesin-mesin dan alat
ukur yang digunakan selama produksi dilakukan setelah musim giling berhenti.
Pengkalibrasian dilakukan khususnya pada alat-alat ukur tekanan gas/uap yang
terdapat di ketel uap.
5. Sebelum penggilingan dimulai maka pada saat awal start giling perlu
dilakukannya sinkronisasi antara pebangkit listrik dari PLN, PLTU, PLTD.

6.2 Saran
Berdasarkan pengalaman selama Praktik Industri yang kami lakukan
di PT. Madu Baru Yogyakarta, penulis ingin menyampaikan beberapa saran
kepada pihak PT. Madu Baru Yogyakarta, Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta, dan juga para mahasiswa yang mudah-mudahan berguna untuk
perbaikan di masa mendatang.

1. Bagi PT. Madu Baru Yogyakarta


49

a. Sistem pengangkatan tenaga kerja hendaknya lebih mengutamakan kemampuan


dan keahlian daripada hubungan keluarga, sehingga setiap bagian pada pabrik
dikendalikan oleh orang yang benar-benar berkompeten dan selalu up-grading
dalam usaha meningkatkan kualitas baik peralatan maupun proses produksinya,
guna memperoleh hasil dan kualitas yang diinginkan oleh PT. Madu Baru
Yogyakarta serta mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.

b. Sebaiknya disediakan daftar pembimbing lapangan beserta bidang keahliannya


sehingga bagi mahasiswa yang kerja praktik tidak bingung untuk mencari
pembimbing lapangan yang sesuai dengan judul yang akan dibahas dalam
laporan.
c. Untuk meningkatkan kesehatan serta keselamatan kerja pada karyawan PT.
Madu Baru hendaknya karyawan pabrik dilengkapi dengan peralatan
pengaman misalnya wajib menggunakan helm, masker, sarung tangan, sepatu
yang safety, dan penyumbat telinga yang bekerja dibagian alat-alat yang bising
contoh di pembangkit Generator turbin, ketel uap, dan diesel.

2. Bagi Fakultas Teknik UMY


a. Guna meningkatkan kompetensi serta pengalaman mahasiswa di dunia industri,
hendaknya program Praktik Industri dimaksimalkan dalam pelaksanaannya.
b. Pihak Universitas hendaknya menjalin kerjasama atau MoU dengan pihak
industri diseluruh Indonesia, sehingga dapat membantu kelancaran Praktik
Industri mahasiswanya.

3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa sebelum melakukan Praktik Industri hendaknya mencari informasi
terlebih dulu mengenai profil industri yang akan ditempati, apakah pada
bagian-bagian pabrik memiliki peralatan atau mesin yang cocok sebagai objek
penelitian Praktik Industri sesuai dengan ilmu yang dimiliki atau sesuai dengan
jurusannya.
50

b. Mahasiswa diusahakan mempelajari buku-buku ataupun literatur yang


mendukung bidang atau bagian yang ditekuni pada saat Praktik Industri,
sehingga akan memperlancar praktik maupun penyusunan laporannya.
c. Mahasiswa diharapkan dapat membuat hubungan yang baik dengan pihak
industri, sehingga dapat terbentuk hubungan kerjasama antara pihak akademis
dengan dunia industri dalam usaha meningkatkan kualitas industri dan sumber
daya manusia di Indonesia.
d. Disarankan untuk mempersiapkan diri sebelum menjalankan kerja praktik,
menerapkan sikap disiplin dalam menjalankan kerja praktik, mengikuti aturan
yang berlaku, berperan aktif dalam menjalankan kerja praktik, dan jangan malu
bertanya untuk bertanya kepada para pekerja jika menghadapi kebingungan
atau tidak mengertidalam menjalankan kerja praktik.

Anda mungkin juga menyukai