D. Laporan Kerja Praktek Seminar Fix
D. Laporan Kerja Praktek Seminar Fix
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi dan peranan yang wajib dilakukan oleh semua perguruan tinggi
di Indonesia meliputi tiga fungsi utama yaitu : fungsi pendidikan, fungsi
penelitian, dan fungsi pengabdian kepada masyarakat. Aktivitas studi yang
mencakup ketiga fungsi dan peranan perguruan tinggi tersebut diatas tampak pada
berbagai kegiatan akademik yang dilakukan oleh Program Studi Pendidikan
Teknik Elektro FT UMY, seperti : kuliah, praktikum, kerja praktik dan tugas akhir.
laporan nantinya.
A. Bagi mahasiswa
industri baik dari segi manajemen yang diterapkan, kondisi fisik, peralatan
4. Mendapatkan pengetahuan aplikasi yang lebih nyata, dalam arti tidak hanya
C. Bagi perusahaan
pengembangan yang bersifat positif dari hasil Kerja Praktik (KP) khususnya
A. Metode observasi
B. Metode interview
5
Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan cara tatap muka
C. Metode literatur
a. Bagian ketenagaan listrik adalah bagian yang penting dalam sebuah industri,
karena tanpa bagian ini proses produksi tidak dapat berjalan dengan baik.
d. Sebagian besar alat menggunakan tenaga listrik, sehingga tenaga listrik sangat
dibutuhkan.
BAB II
8
PROFIL PERUSAHAAN
lokasi bekas berdirinya pabrik gula Padokan, sekitar 5 kilometer sebelah selatan
kota Yogyakarta. Saham-saham dari perusahaan ini sekitar 75% dibeli oleh Sri
Sultan Hamengkubuwono IX dan 25% dibeli oleh pemerintah Republik Indonesia.
Pembangunan pabrik gula ini selesai pada tanggal 31 Maret 1958 dan diresmikan
oleh presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno.
2.3 PT. Madu Baru PG/PS Madukismo Satu-Satunya Pabrik Gula Dan
Alkohol Atau Spritus Yang Ada Di Provinsi DIY :
12
(PS) Madukismo.
Indonesia
perusahaan swasta
a. Produksi
Gula pasir dengan kualitas SHS IA (Suoerior Head Sugar) atau GPK (Gula
Kristal Putih). Mutu produksi dipantau oleh P3GI Pasuruan (Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia)
Mutu dipantau oleh balai penelitian kimia departemen perindustrian dan PT.
Sucoffindo Indonesia.
Tebu dipanen setelah cukup masak, didalam arti kadar gula (sakarosa)
maksimal, dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu,
dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor kemasakan koefisiensi
daya tahan dan lain-lain. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum giling
dimulai, tebu diangkat dari kebun dengan truck atau troli tebu. Pelaksanaan
tebang biasa dilaksanakan petani sendiri atau diserahkan pabrik dengan biaya
oleh petani sesuai kesepakatan dalam FMPG (Forum Masyarakat Produksi
Gula). Beberapa KUD yang mandiri telah dapat melaksanakan tebang angkut
sendiri. Kapasitas tebang harus sama dengan kapasitas giling agar tidak terjadi
stagnasi di emplasement yang akan menurunkan rendemen, dan sebaliknya
kekurangan tebu juga akan menyebabkan berhenti giling. Produksi ampas
berkurang, sehingga perlu subleksi BBM untuk lahan bakar stasiun boiler,
jumlah tebu ditebang per hari sekitar 3000 ton, alat transportasinya 80%
menggunakan truck, 20% dengan lori.
lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi
distasiun gilingan.
B. Pemurnian nira
C. Penguapan nira
d. Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam pan
kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai
yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D dipakai sebagai
bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan
menggunakan uap dengan tekanan vacuum sebesar 65 CmHg, sehingga suhu
didihnya hanya 65°c, jadi sakarosa tidak rusak akibat kena panas tinggi. Hasil
masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum
dipisahkan distasiun puteran, gula lebih dahulu didinginkan didalam palung
pendingin (kultrog).
16
E. Putaran gula
Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan
antara gula halus, gula kasar, dan gula normal dikirim ke gudang gula dan di
kemas dalam karung plastic (polipropoline), kapasitas 50 kg netto. Produksi
gula perhari tergantung dari rendemen gulanya, kalau rendemen 8% maka pada
kapasitas 3000 tth diperoleh gula 2400 ku atau 4800 sak.
diesel dan PLN sudah disinkronkan terlebih dahulu. Setelah itu ketiga generator di
sinkronkan agar memliki tegangan, frekuensi dan sudut phase yang sama sehingga
dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik. Jika sudah sinkron generator turbin
masuk (on) untuk menggantikan mesin diesel dan diesel di lepas. Jadi fungsi
mesin diesel hanya membantu PLN menyangga beban listrik pada saat awal start
akan dimulainya gilingan. Setelah itu hanya menjadi cadangan ketika pembangkit
dari PLN troble/padam, maka mesin diesel ini akan dihidupkan dan mensuplay
listrik.
Tetapi ketika musim giling telah selesai, PT. Madu Baru PG/PS
Madukismo untuk memenuhi kebutuhan listrik cukup menggunakan dari PLN dan
pembangkit 1 generator turbin saja sudah dapat memenuhi kebutuhan listrik tidak
perlu untuk menghidupkan 2 generator turbin yang lain. Dikarenakan beban
kebutuhan listrik tidak sebanyak pada saat musim giling.
g. Proses kristalisasi
i. Pengemasan
a. Reaksi Kimia
1. Alkohol teknis
2. Alkohol murni
Minimal kadar 95% bisa dipakai pada industri farmasi, kosmetik, dan
lain-lain.
3. Hasil samping
4. Pemakaian tetes
6. Rendemen
b. Masakan
c. Peragian
d. Penyulingan
rektifiser.
21
Minyak fuel (Amyl Alkohol) merupakan hasil samping pabrik sepritus, ini biasa
digunakan untuk bahan baku pembuatan Essence (Amylacetat).
a. Limbah padat
Debu yang terbawa keluar lewat cerobong asap, ditangkap dengan alat
penangkap debu (Dust Collector) dan ditampung dalam lori.
4. Blothong
Endapan kotoran dari nira tebu yang terjadi distasiun pemurnian nira
dipisahkan dengan alat rotary vacum filter, dimanfaatkan untuk pupuk
tanaman lain, bisa juga dimanfaatkan untuk bahan lain. Jumlahnya cukup
banyak, sekitar 100 ton/hari. Sekarang untuk bahan baku pupuk “Mix
Madros”.
a. Suara bising
Berasal dari bocoran uap yang berlebih distasiun uap, untuk meredam
suara tersebut, saat ini sudah dilengkapi dengan silencer (alat peredam suara)
disetiap ketel uap.
b. Limbah gas
Bau belerang dan bau busuk yang lain, ditanggulangi pada alat-alat
yang terkait (inhouse keeping).
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Kabag Instalasi PT. Madu Baru 2016
Adapun nama-nama personil Struktur Organisasi Kabag Instalasi PT. Madu Baru
Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
BAB III
25
LANDASAN TEORI
Baik arus bolak-balik maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-
alat pemanas.
kumparan
a. PLTA Plengan
b. PLTA Lamajan
29
tertanggal 27 Desember 1958 tentang nasionalisasi listrik dan gas milik Belanda,
dengan Undang-Undang tersebut maka seluruh perusahaan listrik dan gas milik
Belanda berada di tangan bangsa Indonesia.
Penetapan secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik
dan Gas berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik,
nomor 235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik dan
Gas yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
yang jatuh pada tanggal 3 Desember mengingat pentingnya semngat dan nilai-
nilai hari listrik, maka berasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan energi,
Nomor 1134 K/43/MPE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27
Oktober Hari Listrik Nasional.
BAB IV
b. Memiliki rendemen mekanis yang tinggi karena pada turbin uap tidak banyak
bagian yang bergerak dan gerakannya lebih teratur karena turbin uap bukan
merupakan gerakan translasi.
c. Menggunakan bahan bakar lebih efisien karena turbin uap tidak membutuhkan
bahan bakar secara langsung.
32
d. khusus pada pabrik industri gula penggunaan turbin uap sangat efisien
Untuk arah aliran uapnya aksial dimana uap mengalir ke dalam arah
sejajar terhadap sumbu turbin, serta terrmasuk jenis turbin tekanan lawan (back
pressure turbines), karena exhaust steam yang dihasilkan masih memiliki tekanan
dan suhu yang masih cukup relative tinggi sehingga uap tersebut dapat digunakan
untuk proses pemasakan yang kemudian dikondensatakan dan dikirim kembali
lagi ke boiler (ketel uap). Pemasangan poros turbin dipasang secara horizontal dan
dengan menggunakan roda gigi. Di PT. Madu Baru terdapat tiga buah turbin uap
penggerak generator listrik dengan jenis spesifik yang sama, dan berasal dari satu
perusahaan yaitu : VEB ELECTROMASCHINENBAU SACHSENWESH
DRESDEN yang berasal dari Jerman.
Generator ini digerakkan oleh turbin uap dengan uap yang dihasilkan dari stasiun
ketel dengan suhu 325°C, tekanan 15 Kg/cm2 dan kebutuhan uap rata-rata
sebanyak 14 ton/jam.
34
Gambar 3.4 Plat merk pada generator turbin di PT. Madu Baru
a. Daya : 1280 KW
Output generator adalah 3 fasa RST 400 Volt, 250 KW, 50 Hz untuk
masing-masing generator pertama dan kedua, sedangkan untuk generator ketiga
dan keempat masing-masing 400 Volt, 500 KVA, 400 KW, 50 Hz. Output
generator tersebut akan disinkronkan, dan dilakukan dengan dua bagian yaitu
37
4.7 Tujuan Sinkron Generator Turbin (PLTU) Dan Sinkron Diesel (PLTD)
Tujuan sinkron ini secara umum adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah kapasitas daya listrik saat terjadi kekurangan dalam
pelayanan beban.
2. Untuk mensuplai daya sesuai kebutuhan beban yang terpakai.
3. Untuk menjaga kontinuitas pelayanan beban jika terdapat generator yang harus
dihentikan untuk keperluan tertentu.
Pada PT. Madu Baru ini memiliki dua pembangkit yaitu PLTU dan
PLN, mesin diesel digunakan hanya untuk memulai start awal untuk membantu
PLN mensuplay listrik yang berada di PT. Madu Baru. Yang kemudian suplay
listrik dari PLN dan Mesin Diesel ini menyalakan sistem Ketel Uap yang
kemudian uap tersebut dapat menggerakan turbin sehingga generator dapat
bekerja dan menghasilkan arus listrik. Lalu ketiga generator di sinkronkan agar
mendapat tegangan, frekuensi, dan sudut phase yang sama agar dapat menjadi
suplay pembangkit listrik di PT. Madu Baru.
Jadi, PT. Madu Baru ini termasuk pabrik yang mandiri, dikarenakan
memliki suplay pembangkit listrik tersendiri untuk memenuhi kebutuhan listrik
yang digunakan untuk mengoperasikan semua alat maupun lampu penerangan dan
komponen-komponen lain yang menggunakan arus listrik.
a. Harus adanya tegangan yang sama antara pembangkit satu dengan yang lainnya
Gambar 5.1 One line diagram instalasi generator PT. Madu Baru
Gambar di atas dapat kita lihat bahwa dari beberapa pembangkit listrik
penyingkronannya digolongkan sesuai dengan jenisnya. Pembangkit utamanya
adalah tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan pembangkit cadangannya
adalah empat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Arus listrik yang
dihasilkan pembangkit utama sebelum masuk ke jalur instalasi akan melewati
trafo sebagai penurun tegangan yaitu dari tegangan 6300 Volt menjadi 220 Volt
(F-N) atau 400 Volt (F-F). Setelah tegangan diturunkan oleh trafo baru masuk ke
jalur instalasi utama (pusat beban). Arus dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) bisa langsung masuk ke jalur utama, karena dari keempat generator
tegangan outputnya sama, yaitu 220 Volt (F-N) atau 400 Volt (F-F).
dari masing-masing generator yang akan disinkronkan harus sama. Misalkan ada
dua buah generator G1 dan G2, masing-masing 3 fasa RST. Sebelum generator
disinkronkan, langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan pengaturan awal
untuk menyamakan tegangan output dan frekuensi dari masing-masing generator.
Misalnya pada tegangan 400 Volt frekuensi 50 Hz, maka kedua generator diatur
supaya outputnya benar-benar sama pada kondisi tersebut. Langkah selanjutnya
yaitu menyamakan fasa output, maksudnya adalah menggabungkan tiap-tiap
output generator pada fasa yang sejenis, yaitu fasa R G1 dengan fasa R G2, fasa S
G1 dengan fasa S G2 dan fasa T G1 dengan fasa T G2. Demikian maka output
dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) juga telah sama dan bisa langsung digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik perusahaan. Jika syarat-syarat diatas tidak dipenuhi,
kemungkinan akan terjadi kerusakan pada generator itu sendiri mengakibatkan
kerusakan pada piranti beban.
5. Sistem jaringan telah bertegangan dan pemisah pada bus sudah masuk.
5. Atur eksitasi agar tegangan generator sama dengan tegangan sistem. Atur
frekuensi dan sudut fasa dengan menggunakan kontrol governor agar
synchroscope berputar perlahan kearah fast.
6. Pada saat jarum synchroscope mendekati titik nol ( jam 12 ), tekan tombol
pemutus tenaga generator sehingga CB masuk pada saat jarum menunjuk
titik nol. Generator telah sinkron, selanjutnya atur beban dan cos phi.
1. Jika akan mensinkron mesin diesel generator, maka cek dulu tegangan dan
frekuensi dari generator yang akan masuk. Jadi frekuensi dan tegangan
diesel generator yang akan masuk harus sama dengan yang sudah masuk
(harus sesuai jala-jala induk).
3. Atur frekuensi diesel generator hingga frekuensi antar pembangkit sama, dan
juga lihat arah arus. Untuk disinkronkan arah arus harus searah jarum jam
(+), jika masih (-) maka tambah frekuensi diesel generator yang akan
masuk.
46
6. Setelah diesel bisa masuk sinkron, maka dapat dilakukan pembagian beban
antar pembangkit, yaitu dengan cara pengaturan frekuensiantar diesel
generator. Jadi diesel yang baru masuk naikkan frekuensinya dan yang
sudah msuk jaring di kurangi frekuensinya sehingga beban terbagi rata.
Setelah ketiga generator turbin uap (PLTU) sinkron dan bisa dijadikan
pembangkit listrik di PT. Madu Baru maka mesin tenaga diesel akan segera
dilepas karena lebih efisien menggunakan pembangkit dari PLTU dengan faktor-
faktor sebagai berikut yang menyebabkan PLTD ini tidak efisien :
c. Tidak ramah lingkungan (kebisingan dari suara yang ditimbulkan mesin diesel)
Berikut langkah-langkah melepas mesin diesel setelah PLTU sinkron dan dapat
bekerja secara optimal :
1. Jika diesel generator akan di lepas dari sinkron, maka langkah awal adalah
diesel yang akan di lepas dikurangi dulu bebannya dengan cara menurunkan
frekuensinya.
2. Setelah beban diesel generator kecil, maka diesel bias di lepas dari jala-jala
induk.
47
Jadi, setelah mesin diesel ini dimatikan secara manual, maka beban-
beban awal giling pada PT. Madu Baru akan di suplay listrik menggunakan
pembangkit Generator Tenaga Uap yang menggantikan mesin tenaga diesel
setelah di lepas. Dan mesin tenaga diesel ini akan dinyalakan kembali pada saat
PLN padam atau dalam perbaikan hanya sebagai cadangan suplay listrik di PT.
Madu Baru.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. PT. Madu Baru adalah sebuah perusahaan yang memproduksi gula pasir,
spiritus dan alkohol yang dulunya mengemban tugas menyukseskan program
pengadaan pangan nasional khususnya gula pasir.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) yang ada di PT. Madu Baru beroperasi pada saat musim giling/proses
penggilingan untuk mensuplai kebutuhan tenaga listrik dalam proses produksi.
Namun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) hanya digunakan saat awal
start giling atau menggantikan PLN jika pada saat giling listrik dari PLN
padam, sedangkan listrik dari PLN untuk memenuhi keperluan komputerisasi
dan penerangan pada bagian kantor, dan gedung yang bukan tempat proses
produksi.
3. Generator di PT. Madu Baru sebagian besar sudah lama, sehingga efisiensi alat
sudah berkurang.
4. Perawatan, perbaikan, dan pengkalibrasian peralatan, mesin-mesin dan alat
ukur yang digunakan selama produksi dilakukan setelah musim giling berhenti.
Pengkalibrasian dilakukan khususnya pada alat-alat ukur tekanan gas/uap yang
terdapat di ketel uap.
5. Sebelum penggilingan dimulai maka pada saat awal start giling perlu
dilakukannya sinkronisasi antara pebangkit listrik dari PLN, PLTU, PLTD.
6.2 Saran
Berdasarkan pengalaman selama Praktik Industri yang kami lakukan
di PT. Madu Baru Yogyakarta, penulis ingin menyampaikan beberapa saran
kepada pihak PT. Madu Baru Yogyakarta, Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta, dan juga para mahasiswa yang mudah-mudahan berguna untuk
perbaikan di masa mendatang.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa sebelum melakukan Praktik Industri hendaknya mencari informasi
terlebih dulu mengenai profil industri yang akan ditempati, apakah pada
bagian-bagian pabrik memiliki peralatan atau mesin yang cocok sebagai objek
penelitian Praktik Industri sesuai dengan ilmu yang dimiliki atau sesuai dengan
jurusannya.
50