Anda di halaman 1dari 5

a.

Geomorfologi
Geomorfologi regional Secara geografis Kabupaten Tolitoli dikelilingi oleh
perbukitan dan laut yang memiliki ketinggian wilayah antara 0 –2500 mdpl. Sebelah
utara merupakan pesisir pantai laut Sulawesi dan sebelah barat merupakan pantai selat
Makassar dengan beberapa pulau. Sedangkan sepanjang batas selatan terdapat barisan
pegunungan Bosagong yang memanjang dari barat ke timur. Terdapat juga pegunungan
Bukii Dako yang memanjang dari barat ke utara. Berdasarkan Peta Topografi Lembar
Baolan Skala 1 : 50.000 dan Peta Geologi skala 1:250.000 Lembar Tolitoli,
memperlihatkan Kabupaten Tolitoli mempunyai keadaan topografi yang bervariasi
umumnya berupa perbukitan dan pegunungan.
Pada bagian utara dan tengah memperlihatkan pola kontur yang sedikit renggang
dengan sedikit pola kontur rapat, hal ini diartikan sebagai daerah pinggir pantai yang
bersebelahan dengan daerah perbukitan. Sedangkan pada bagian barat terlihat pola kontur
renggang yang mengindikasikan daerah pantai, dan pada bagian timur dan selatan terlihat
pola kontur yang rapat dan runcing, yang mencerminkan daerah perbukitan dan
pegunungan dengan lereng terjal dan bergelombang Berdasarkan ciri topografi tersebut,
maka Kabupaten Tolitoli terbagi menjadi tiga wilayah yaitu dataran tinggi, daerah
perbukitan, daerah kaki pegunungan.
Lokasi daerah penyelidikan terletak di desa janja dengan koordinat 00o52’00” -
00o53’00” LS dan 120o52’00” - 120o53’30” BT Berdasarkan pendekatan morfometri,
daerah penyelidikan ini memiliki beda tinggi rata rata antara 90 – 210 meter, sehingga
berdasarkan klasifikasi relief van Zuidam (1985), daerah ini termasuk tipe morfologi
perbukitan bergelombang miring.
Tingkat pelapukan pada daerah penyelidikan inii relatif tinggi dengan tebal soil
kurang lebih 2,5 – 3 meter. Warna soil adalah coklat kemerahan Vegetasi di daerah ini
lebat. Tata guna lahan di daerah ini kebun warga. Pada Lintasan 1 Terdapat sungai
dengan arah aliran N 289o E dengan dimensi sungai yaitu lebar 1,70 m dan tinggi 2,40 m.
Pada Lintasan 2 arah aliran sungainya adalah N 185o E. Pada Lintasan 3 arah aliran
sungainya adalah N 108o E. Pada lintasan 4 arah aliran sungai N 250 o E. Batuan penyusun
daerah penyelidikan ini didominasi oleh sedimentasi yang terdiri dari bongkah - bongkah
batuan kuarsit dan lapisan soil yang berada di atasnya ( Gambar 1. Kenampakan Soil
pada Lintasan 1)

Gambar 1. Kenampakan Soil pada Lintasan 1


b. Litologi
Secara regional wilayah Kabupaten Tolitoli terdapat pada mandala geologi bagian Barat.
Berdasarkan peta geologi lembar Tolitoli, stratigrafi dan litologi batuan penyusun
wilayah ini berdasarkan umur paling muda hingga tua ialah sebagai berikut:
1. Aluvium (Qal)
Litologi terdiri dari material pasir, lanau, kerikil, lempung, dan kerakal. Endapan ini
tersingkap di daerah pesisir pantai dan daerah aliran sungai dengan ketebalan satuan
batuan mencapai puluhan meter. Batuan ini tersebar di daerah Tolitoli, Lais, Lalos,
dan Bangkir
2. Batu Gamping Terumbu (Ql)
Litologi terdiri dari batu gamping koral dan sebagian batu gamping lempung yang
lunak. Batuan ini umumnya tersebar di daerah Tanjung dan pulau-pulau kecil seperti
pulau Bambangala, pulau Lurungan, pulau Tengelangan.
3. Batuan Beku Granit (Qtv)
Litologi terdiri dari tufa, kuarsa, mika dan sedikit feldspar yang bersifat dasit. Batuan
ini tersebar di sebelah timur kota Tolitoli yang memanjang ke utara yang berbatasan
dengan Kabupaten Buol, serta penyebarannya memanjang dari Tinabogan sampai ke
arah timur Bangkir.
4. Batuan Sedimen Laut (Tms)
Litologi terdiri dari lanau, konglomerat, tufa, breksi vulkanik, batu pasir, dan lava
yang bersifat andesitik. Penyebaran formasi ini terdapat di bagian timur laut, yaitu
daerah Pinjang, Lakuan, dan Dampleas.
5. Formasi Tinombo (Tts)
Litologi batuan pada formasi ini umumnya bersifat rapuh karena sebagian tempat
formasi ini mengalami metamorfisme, terutama di sekitar jalur patahan. Formasi ini
terlihat dengan adanya per selingan antara lapisan batu pasir, batu lempung, bata
lanau dengan sisipan batuan vulkanik dan batu gamping. Penyebaran formasi ini
sangat luas diantaranya perbukitan di timur dan selatan kota Tolitoli, Lulalang dan
wilayah Sibaluton.
6. Batuan Vulkanik (Ttv)
Litologi dari batuan vulkanik atau batuan gunung api biasanya bersifat andesitik.
Terdiri dari batuan lain berupa breksi, andesit, basal, dan lava. Umumnya ukuran
kristal batuannya halus. Batuan ini tersebar sangat luas, yaitu memanjang ke utara
serta timur sampai mencapai Kabupaten Buol.
7. Kompleks Batuan Metamorf (km)
Litologi batuan ini terdiri dari sekis mika, sekis hijau, sekis amphibiolit, dan marmer.
Sekis mika lebih dominan dibanding sekis hijau dan batuan lainnya. Kompleks
batuan ini tersebar di Kabupaten Tolitoli pada bagian selatan batas Kabupaten Parimo
yaitu di sekitar Gunung Tinombala, Gunung Salusupande, dan Gunung Silondou.

Litologi daerah penyelidikan masuk dalam Komplek Metamorfic (km) berumur


Mesozoikum. Pada daerah ini didominasi oleh batuan kuarsit, Secara megaskopis batuan ini
memperlihatkan warna lapuk coklat kemerahan, warna segar putih kecoklatan, struktur
nonfoliasi, dan tekstur hornfelsik, mineral penyusun batuan ini kuarsa. Batuan ini dijumpai pada
Lintasan 1 1, Lintasan 3 dan Lintasan 4.
Gambar 2. Kenampakan Gambar 3. Kenampakan Gambar 4. Kenampakan
Batuan Kuarsit di Lintasan 1 Batuan Kuarsit di Lintasan 3 Batuan Kuarsit di Lintasan 4

c. Struktur Geologi
Struktur Geologi Regional daerah ini didominasi oleh lajur sesar Palu yang
berarah utara baratlaut. Bentuknya yang sekarang ialah menyerupai terban yang dibatasi
oleh sesar-sesar hidup. Sesar-sesar dan kelurusan lainnya yang setengah sejajar dengan
arah lajur Palu terdapat di pematang timur. Banyak sesar dan kelurusan lainnya yang
kurang lebih kurang tegak lurus. Sesar naik berkemiringan ke timur dalam kompleks
batuan metamorf dan dalam Formasi Tinombo menunjukkan akan sifat pemampatan
pada beberapa diantaranya sesar yang lebih tua. Sesar termuda yang tercatat terjadi pada
tahun 1968 didekat Tambu, timbul setelah ada gempa bumi, berupa sesar normal berarah
baratlaut yang permukaan tanahnya turun 5 meter. Pada bagian yang menurun, daerah
pantai seluas kira-kira 5 kilometer persegi masuk kedalam laut
Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan ini

Anda mungkin juga menyukai