Anda di halaman 1dari 21

TEORI DASAR

a. Pengertian Kalibrasi

Kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of


International Metrology (VIM) merupakan serangkaian kegiatan yang membentuk
hubungan antara nilai yang ditujukan oleh instrumen alat ukur atau sistem
pengukura, maupun nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai nilai yang
sudah diketahui yg berkaitan dr besaran yang di ukur dalam kondisi tertentu.

Sedangkan menurut Rouessac 2007 kalibrasi biasa dilakukan dng


membandingkan suatu standart yg terhubung dngn standar nasional ataupun
internasional dengan bahan bahan acuan tersrtifikasi.

(Pyzdek 2003) menuturkan prinsip kalibrasi alat ukur volume dilakukan


dgn mengukur bobot suatu volume air destilata yg dikeluarkan oleh alat ukur
volume. Bobot ini selanjutnya dibandingkan dgn bobot jenis air pd suhu
pengukuran volume tersebut dilakukan, sehingga dpt ditentukan nilai
ketepatannya.

(Patnaik 2004) kalibrasi alat ukur dilakukan guna menyesuaikan keluaran


atau indikasi dr suatu perangkat pengukuran volume agar sesuai dgn besaran dr
standart yang digunakan dlm akurasi tertentu.

Nilai yang telah diketahui ini biasa merujuk kepada suatu nilai dr
kalibrator atau standar, yang harus memiliki akurasi yang lebih tinggi drpada alat
ukur yang di tes, (biasa disebut unit under tes UUT). Pengukuran ini sesuai
dengan tujuan dr kalibarasi itu sendiri yakni untuk mencapai keterlusuran
pengukuran yang di evaluasi dgn skema dgn analisa ketidakpastian.

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur dgn
rancangnya. kalibrasi biasanya dilakukan dgn membandingkan suatu standar yang

2
terhubung dengan standar nasional maupun standar internasional dan bahan-bahan
acuan yang telah terverifikasi.

b. Tujuan Kalibrasi

Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketelusuran pengukuran sehingga


dari hasil pengukuran tersebut dapat dikaitkan/tertelusur sampai ke standar yang
lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan internasional.

c. Regulasi Kalibrasi Peralatan Medik


 SNI ISO/IEC 17025:2017
 Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium
kalibrasi.
 UU NO 44 → RS → 1 tahun sekali tentang Rumah Sakit.
 PERMENKES → NO.54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan.

d. Ketelusuran
Ketertelusuran adalah suatu proses yang menunjukkan bahwa skala alat
ukur (ukuran suatu bahan) sesuai dengan standar ukur tingkat nasional atau
internasional. Ketelusuran pengukuran didefinisikan sebagai sifat dari hasil
pengukuran atau nilai dari standar acuan yang dapat dihubungkan kesuatu standar
yang sesuai, biasanya berupa standar nasional atau internasional melalui rantai
perbandingan yang tidak terputus, yang masing-masing rantai memiliki nilai
ketidakpastian.
e. Ketidakpastian
Ketidakpastian pengukuran : suatu parameter yang berhubungan dengan
hasil pengukuran yang mengkarakteristikan (memberikan sifat) penyebaran nilai-
nilai layak yang dikaitkan pada besaran ukur.
Ketidakpastian baku : ketidakpastian dari hasil pengukuran yang
dinyatakan sebagai simpangan baku.
Evaluasi ketidakpastian baku tipe A : metode evaluasi ketidakpastian
baku dengan analisa statistik dari serangkaian pengamatan.

3
Evaluasi ketidakpastian baku tipe B : metode evaluasi ketidakpastian
baku dengan cara selain analisa statistik dari serangkaian pengamatan.
Ketidakpastian baku gabungan : ketidakpastian baku dari hasil
pengukuran bila hasil pengukuran diperoleh dari nilai sejumlah besaran lain,
ketidakpastian baku gabungan bernilai sama dengan akar kuadrat positif dari
jumlah semua suku yang merupakan varian atau kovarian besaran lain tersebut
yang telah diberi bobot sesuai dengan hasil pengukuran bervariasi terhadap
perubahan besaran tersebut.
Ketidakpastian bentangan : besaran yang mendefinisikan interval di
sekitar hasil pengukuran yang diharapkan mencakup sebagian besar distribusi
nilai yang dapat diberikan pada besaran ukur.
Faktor cakupan : faktor numerik yang digunakan sebagai pengali
terhadap ketidakpastian baku gabungan untuk memperoleh ketidakpastian
bentangan.

4
PRAKTEK MENGOPERASIKAN ALAT ELECTRICAL
SAFETY ANALYZER (ESA)

Gambar 1.1 Electrical Safety Analyzer


a. Pendahuluan :
 Fungsi ESA
Alat uji yang digunakan untuk menguji keselamatan (safety)
dari suatu peralatan kesehatan maupun rumah sakit yang berbasis
kelistrikan.
 Cara pengukuran ESA

Gambar 1.2 Cara Pengukuran Esa

5
b. Tujuan Praktek :
 Mahasiswa mengenal alat ESA
 Mahasiswa mengerti fungsi alat ESA
 Mahasiswa dapat mengoperasikan alat ESA

c. Alat dan bahan :


 Alat kesehatan : Centrifuge, Infuse pump, Syring pump
 Alat ESA
 Lembar Kerja

d. Prosedur Praktek

Gambar 1.3 Electrical Surgical Analyzer


1. Lakukan pendataan institusi dan alat, serta alat dan bahan yang akan di
gunakan.
2. Catat suhu dan kelembaban ruangan yang terbaca pada Thermohygrometer.
3. Hubungkan saluran keluaran pada alat yang akan di uji ke saluran masukan
pada alat kalibratornya.
4. Pastikan semua terhubung dengan baik.

6
5. Hidupkan peralatan ESA dengan menekan tombol ON.
6. Lakukakn pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat dan catat hasilnya pada
lembar kerja.
7. Lakukan pengukuran keselamatan listrik dengan menggunakan Electrical
Safety Analyzer sesuai dengan kelas dan tipe alat.
8. Lakukan pengukuran untuk akurasi aliran/flow sebagai berikut :
 Aturlah tombol pemilihan pada posisi FLOW, kemudian tekan ENT
(Enter).
 Hidupkan peralatan yang diuji dengan menekan tombol ON.
 Atur besarnya nilai aliran pada alat yang diuji sesuai dengan nilai yang
telah ditentukan pada lembar kerja.
 Tunggu beberapa saat sampai tanda PRIME pada kalibrator berubah
menjadi AUTOSTART atau START.
 Perhatikan nilai penunjukan pada alat kalibrator dan catat dalam lembar
kerja.

e. Contoh LK dan data hasil pengukuran pada LK


(-)
f. Kesimpulan hasil praktik
Berdasarkan praktik yang sudah kami lakukan, kami menyimpulkan
bahwa alat electrical safety analyzer (ESA) merupakan alat uji yang
digunakan untuk menguji keselamatan (safety) dari suatu peralatan kesehatan
maupun rumah sakit yang berbasis kelistrikan. Nah, kami mengetahui kalau
ESA sangatlah penting sebelum melakukan uji kelaikan/kalibrasi alat
kesehatan. Untuk pengoperasian dapat kami lakukan sesuai dengan bimbingan
dari dosen pengampu yang telah kami pelajari, seperti mengukur flow/aliran
kelistrikan, mengecek grunding dan kebocoran arus pada alat kesehatan yang
akan diuji dengan ESA.

Contoh Tabel parameter ukur alat ESA

7
PRAKTEK KALIBRASI TENSIMETER ANEROID/ JARUM

Gambar 1.4 Sphygmomanometer


a. Pendahuluan
 Fungsi tensimeter aneroid / jarum
Alat ini biasa yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yang
bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada
manset, dengan sistem non-invasive. Alat ini biasa disebut juga dengan tensi
meter. Tensimeter pertama kali diperkenalkan oleh dr. Nikolai Korotkov,
seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Sejak
itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar
pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau
sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat
ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan
meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh
dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih digunakan
sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak meragukan
untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini.

 Cara Kerja Sphygmomanometer (Tensimeter) Aneroid


Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga
pin P bergerak, gerakan dari pin P menyebabkan gigi G bergerak. Gerakan
gigi G ini akan menyebabkan jarum bergerak di seluruh muka manometer.
Di bawah jarum penunjuk terdapat pegas tipis yang berfungsi
mengembalikan posisi jarum ke nol kembali ketika katup dibuka perlahan-
lahan (udara dikeluarkan sedikit demi sedikit). Dengan demikian pembacaan
tekanan darah dicatat oleh pengguna.

b. Tujuan Praktek :
 Mahasiswa mengenal alat kalibrator Tensi meter aneroid/ jarum yaitu
DPM4
 Mahasiswa mengerti fungsi alat DPM4
 Mahasiswa dapat mengoperasikan alat DPM4

8
 Mahasiswa dapat mengkalibrasi alat tensimeter analog seperti tensimeter
jarum
c. Alat dan bahan :
 Alat kesehatan : tensimeter jarum
 Alat DPM4
 Thermogygrometer
 Lembar Kerja
d. Prosedur praktek :
A. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
B. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
C. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur Pressure Meter
2. Siapkan thermohygrometer
3. Siapkan Stopwatch
4. Siapkan alat bantu
D. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang
minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
E. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer

9
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
e. Contoh LK dan hasil pengukuran pada LK
Lampiran 1
f. Kesimpulan hasil praktek
Tekanan darah ketika jantung berkontraksi untuk memompa darah ke
arteri dan nadi disebut tekanan systole dan tekanan darah saat jantung
relaksasi. Sedagkan darah dari pembuluh darah  kembali ke pembuluh darah 
atau tekanan diastolenya . untuk mengukur tekanan darah menggunakan
Tensimeter. Tekanan darah pada tiap orang berbeda-beda dapat dipengaruhi
oleh beberapa factor seperti kesehatan,usia, dan penyakit .

10
PRAKTEK KALIBRASI SUCTION PUMP

Gambar 1.5 Suction Pump


a. Pendahuluan
 Fungsi Suction Pump
Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk menghisap
cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia.

 System Kerja Suction Pump


Prinsip kerja suction pump mirip dengan kerja pompa pada umumnya.
Proses penghisapan dilakukan dengan bantuan kekuatan motor. Adapun
tegangan motor yang dipilih dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Ada
tegangan 220 volt atau 100 volt. Adapun putaran yang dibutuhkan motor
adalah 145 rpm dengan 50/60 Hz.
Pemilihan motor yang digunakan harus didasarkan pada seberapa besar
tegangan pada rangkaian kapasitor. Adapun cara kerja suction pump tidak
hanya sebatas dipengaruhi oleh motor saja, tetapi juga dipengaruhi oleh
kekuatan hisap pada alat penghisap. Adapun alat penghisap yang bisa
digunakan ada dua jenis, yaitu jenis rotary dam jenis membran. Seberapa kuat
daya hisap dapat diatur melalui alat yang disebut dengan regulator. Besarnya
daya hisap biasanya disesuaikan dengan jenis cairan yang akan dihisap,
semakin kental maka daya yang dibutuhkan akan semakin kuat.
b. Tujuan Praktek :
 Mahasiswa mengenal alat kalibrator suction pump yaitu DPM4
 Mahasiswa dapat mengkalibrasi alat hisap atauu tekanan seperti suction pump
c. Alat dan bahan :
 suction pump
 Alat DPM4
 ESA

11
 Thermogygrometer
 Lembar Kerja
d. Prosedur Praktek :

a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan Alat Uji/Kalibrasi
1. Siapkan alat ukur Electrical Safety Analyzer
2. Siapkan alat ukur Digital Pressure Meter
3. Siapkan Thermohygrometer
d. Pendataan Administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang minimal
terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas Fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran Kondisi Lingkungan
1. Siapkan & Hidupkan Thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat Suhu & Kelembaban Akhir Kerja
4. Catat Tegangan Jala-jala
5. Catat tekanan udara

12
e. Contoh LK dan hasil pengukuran pada LK
Lampiran 2
f. Kesimpulan hasil praktek

Setelah mengetahui fungsinya secara lebih detail, kini saatnya kita


mengetahui bagaimana cara dan prinsip kerja alat ini. Prinsip kerja suction
pump mirip dengan kerja pompa pada umumnya. Proses penghisapan
dilakukan dengan bantuan kekuatan motor. Adapun tegangan motor yang
dipilih dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Ada tegangan 220 volt atau 100
volt. Adapun putaran yang dibutuhkan motor adalah 145 rpm dengan 50/60 Hz.
Pemilihan motor yang digunakan harus didasarkan pada seberapa besar
tegangan pada rangkaian kapasitor. Adapun cara kerja suction pump tidak
hanya sebatas dipengaruhi oleh motor saja, tetapi juga dipengaruhi oleh
kekuatan hisap pada alat penghisap.

13
PRAKTEK KALIBRASI CENTRIFUGE

Gambar 1.6 Centrifuge


a. Pendahuluan
 Fungsi Centrifuge
Centrifuge yaitu alat yang berfungsi untuk memutar objek atau sampel
dalam kecepatan tinggi, perputaran ini akan membuat partikel yang akan jadi
lebih berat lalu terkumpul menuju dasar tabung centrifuge.
 System Kerja Centrifuge
Centrifuge bekerja menggunakan prinsip sedimentasi, di mana percepatan
sentrifugal menyebabkan zat padat dan partikel untuk pindah ke luar dalam arah
radial.
Percepatan radial menyebabkan partikel-partikel padat dipaksa bergerak ke
bagian bawah wadah karena adanya gaya gravitasi.
Laju pengendapan suatu partikel yang tersuspensi tersebut dapat diatur dengan
meningkatkan atau menurunkan pengaruh gravitasional terhadap partikel.
Pengaturan laju pengendapan tersebut dilakukan dengan cara mengatur
kecepatan dan waktu putarannya setelah menempatkan wadah yang berisi sampel
ke mesin sentrifugasi tepatnya pada bagian rotor.
Jadi semakin cepat dan lama proses sentrifugasi, laju pengendapan sampel
akan semakin cepat dan terpisah, begitu pula sebaliknya.
Namun, pemisahan ini sangat tergantung pada ukuran dan berat jenis dari
suspensi. Nantinya, sampel akan terbagi menjadi dua, yaitu pelet dan supernatan.

14
Pelet adalah substansi hasil sentrifugasi yang memiliki berat jenis yang
lebih tinggi.
Sedangkan supernatan adalah substansi hasil sentrifugasi yang memiliki
berat jenis yang lebih rendah. Posisi dari substansi ini berada pada lapisan atas
dan berwarna lebih jernih

b. Tujuan Praktik
 Mahasiswa mengenal alat kalibrator centrifuge yaitu tachometer dan
timer
 Mahasiswa dapat mengkalibrasi alat putar yaitu Centrifuge
c. Alat dan bahan :
 Alat kesehatan : Patien Monitor
 Alat pasien simulator unisim (Rigel)
 ESA
 Thermogygrometer
 Lembar Kerja

d. Prosedur Praktek :
a. Persiapan dokumen
1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/Kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur tachometer
3. Siapkan alat ukur stopwatch
4. Siapkan thermohygrometer
c. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang
minimal terdiri dari :
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan

15
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu & kelembaban awal kerja
3. Catat suhu & kelembaban akhir kerj
4. Catat tegangan Jala-jala
e. Contoh LK dan hasil pengukuran pada LK
Lampiran 3
f. Kesimpulan hasil praktek
Kita dapat menyimpulkan bahwa Centrifuge merupakan alat untuk
memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel yang lebih berat
terkumpul ke dasar tabung centrifuge. Kita dapat mengetahui juga cara
pengoperasiannya dalam bidang medis contohnya pengoperasian pada
pasien. Dan juga kita dapat mengetahui cara kerja alat.

16
PRAKTEK KALIBRASI PATIENT MONITOR

gambar 1.7 patient monitor


a. Pendahuluan
 Fungsi Patient Monitor
Bedside Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor vital
sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperatur bentuk pulsa
jantung secara terus menerus.
 System Kerja Patient Monitor
 Lepaskan penutup debu.
 Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan.
 Hubungkan alat ke terminal pembumian.
 Hubungkan alat ke catu daya.
 Hidupkan alat dengan menekan/mamutas tombol ON/OFF.
 Set rentang nilai (range) untuk temperatur, pulse dan alarm.
 Perhatikan protap pelayanan.
 Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukani.
 Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode ke pasien dan
pastikan sudah terhubung dengan baik.
 Lakukan monitoring.
 Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave form,
pulse,temperatur, saturasi oksigen (SpO2), NiBP, tekanan
hemodinamik.
 Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan
tombol ON/OFF.

17
 Lepaskan hubungan alat dari catu dayan.
 Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumiano.
 Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkanp.
 Pastikan bahwa Bedside Monitor dalam kondisi baik dan siap
difungsikan lagi.
 Pasang penutup debu.
 Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula.
b. Tujuan Praktek :
 Mahasiswa mengenal alat kalibrator patien monitor (Bed Side Monitor)
yaitu unisim
 Mahasiswa dapat mengkalibrasi alat kalibrator patien monitor (Bed
Side Monitor) yaitu unisim
c. Alat dan bahan :
 Alat kesehatan : Patien Monitor
 Alat pasien simulator unisim (Rigel)
 ESA
 Thermogygrometer
 Lembar Kerja
d. Prosedur Praktek :

a. Persiapan dokumen

1. Metode kerja
2. Instruksi kerja
3. Lembar Kerja
4. Label
b. Persiapan alat yang akan diuji/kalibrasi
1. Siapkan alat yang akan diuji/kalibrasi
2. Periksa kelengkapan aksesori
c. Persiapan alat uji/kalibrasi,
1. Siapkan alat ukur keselamatan listrik
2. Siapkan alat ukur multi parameter simulator
3. Siapkan alat ukur NIBP monitor tester
4. Siapkan alat ukur SPO2 simulator
5. Siapkan thermohygrometer
d. Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang
minimal terdiri dari :

18
1. Catat identitas penguji
2. Catat nama alat
3. Catat merek
4. Catat model
5. Catat nomor seri
6. Catat ruangan
7. Catat tanggal pelaksanaan
8. Catat identitas fasyankes/pelanggan
e. Pengukuran kondisi lingkungan
1. Siapkan & hidupkan thermohygrometer
2. Catat suhu& kelembaban awal kerja
3. Catat suhu& kelembaban akhir kerja
4. Catat tegangan jala-jala
e. Contoh LK dan hasil pengukuran pada LK
Lampiran 4
f. Kesimpulan hasil praktek
Lakukan telaah teknis dan kesimpulan berdasarkan data pengamatan
pengukuran keselamatan listrik dan hasil kalibrasidengan merujk nilaia
ambang batas dan penyimpanan yang diijinkan (sesuai pedoman pengujian
dam kalibras Dep-Kes RI tahun 2001), serta nilai perhitugan ketidakpastian.
Kesimpulan telaah berupa : Alat Laik Pakai atau Alat Tidak Laik Pakai
(PERMENKES No.363/Menkes/PER/IV/1998)

19
PRAKTEK KALIBRASI INFANT WARMER

Gambar 1.8 Infant Warmer


a. Pendahuluan
 Fungsi Infant Warmer
Infant Warmer secara bahasa berarti alat untuk menghangatkan bayi. Alat
ini difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi bayi yang lahir dini
(Premature). Alat ini hanya sebagai tempat singgah sementara untuk menstabilkan
suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami hipotermia. Dengan adanya panas
(heater) yang dihasilkan oleh alat ini, maka bayi yang lahir tidak normal (warna
biru pada tubuhnya) dikarenakan suhu tubuh yang kurang akan merasa hangat.
Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau dirasa sudah normal, maka bayi dapat
dipindah ke bed bayi biasa.

 cara kerja infant warmer bayi :

 Sambungkan kabel ke stop kontak. Kemudian, hidupkan tombol yang ada


ON atau OFF dengan menekan tombol ON.
 Stelah itu, tunggu lampu indikator menyala. Perlu diingat lampu indikator
akan menyala apabila lampu unit sudah menyala. Maka pastikan terlebih
dahulu bahwa lampu unit telah menyala.

20
 Atur sektor seuai dengan suhu yang diinginkan. Dengan acuan suhu ruang+
suhu yang ada pada set sektor. Contohnya suhu ruang 26°C dan suhu yang
diinginkan 37°C maka suhu yang ada pada set sektor adalah 11°
Sebelumnya cek terlebih dahulu heater output dan increased
temperaturenya.
 Sebelum bayi dimasukkan ke dalam infant warmer usahakan bahwa alat ini
sudah dinyalakan terlebih dahulu selama 15-20 menit agar suhu menjadi
stabil.
b. Tujuan

Metode kerja ini dimaksudkan untuk melakukan kalibrasi dan atau


pengujian secara langsung (direct calibration) pada Infant warmer, dengan cara
melakukan pemeriksaan fisik, pengujian fungsi, Pengujian keselamatan listrik dan
pengukuran kinerja Suhu (oC) pada baby controlled mode pada titik ukur 36°C
dan skin sensor.
c. Alat Ukur Yang Digunakan

 Incubator analyzer
 Radiant warmer adapther
 Thermohygrometer
 Safety analyzer

d. Prosedur Pengujian
Persiapan dokumen
 Metode kerja
 Instruksi kerja
 Lembar kerja
 Label

Persiapan alat yang akandiuji/kalibrasi


 Siapkan alat yang akandiuji/kalibrasi
 Periksa kelengkapan aksesori
Persiapan alat uji/kalibrasi
 Siapkan Safety Analyzer
 Siapkan alat ukur incubator analyzer
 Siapkan thermohygrometer

Pendataan administrasi alat yang diuji/kalibrasi di lembar kerja yang


minimal terdiri dari:
 Catat identitas penguji
 Catat nama alat
 Catat merek
 Catat model
 Catat nomor seri

21
 Catatruangan
 Catat tanggal pelaksanaan
 Catat identitas fasyankes/pelanggan

Pengukuran kondisi lingkungan


 Siapkan & hidupkan thermohygrometer
 Catat suhu& kelembaban awal kerja
 Catat suhu & kelembaban akhir kerja
e. Contoh LK dan hasil pengukuran pada LK
Lampiran 4
f. Kesimpulan hasil praktek
Kita dapat menyimpulkan bahwa infant warmer dapat menghangatkan bayi
yang baru lahir.. Kita dapat mengetahui juga cara pengoperasiannya dalam
bidang medis contohnya pengoperasian pada pasien. Dan juga kita dapat
mengetahui cara kerja alat.

22

Anda mungkin juga menyukai