Bab 2 Parotis P1337430216222
Bab 2 Parotis P1337430216222
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Parotis
Kelenjar liur dibagi 2 yaitu kelenjar liur mayor dan minor. Kelenjar liur
sublingual. Kelenjar liur minor terdiri dari 600-1000 kelenjar yang tersebar
PAROTID
GLAND
STENSEN’S
DUCT
STERNOCLEIDOMASTOID
WHARTON’S
MUSCLE
DUCT
MASSETER
MUSCLE
SUBMANDIBULAR
MYLOHYOID
GLAND
MUSCLE
5
6
Bagian lateral hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutan.
Jaringan ikat dan jaringan lemak dari fasia leher dalam membungkus
anterior kelenjar. Duktus ini keluar dari permukaan lateral otot masseter,
menembus jaringan lemak pipi dan otot businator. Ujung saluran ini berada
di mukosa pipi rongga mulut, berhadapan dengan gigi molar kedua bagian
anterior kelenjar dan pada duktus Stensen. Kelenjar ini dijumpai berkisar
20%. Secara anatomi lobus kelenjar parotis merupakan struktur yang saling
lobus superfisialis atau lateral dan lobus profunda atau medialis. Kedua
saluran parotis dan otot masseter. Vena maxilaris dan vena temporalis
serabut saraf ini memasuki kelenjar parotis setelah melewati ganglion otik
limfe ini merupakan saluran dari kelenjar parotis, liang telinga luar, daun
telinga, kulit kepala, kelopak dan kelenjar air mata. Lapisan kedua dari
kelenjar limfe terdapat pada bagian dalam jaringan kelenjar parotis dan
merupakan saluran dari kelenjar parotis, liang telinga luar, telinga tengah,
nasofaring, dan palatum mole. Kedua sistem ini mengalir ke sistem limfe
Fungsi utama dari kelenjar liur adalah produksi air liur. Air liur diproduksi
di sel-sel asinus, dikirim secara aktif dan disimpan oleh sel-sel duktal. Sel-sel
8
cairan yang dihasilkan lebih encer dan rendah kadar musinnya, tetapi tinggi
kadar enzimnya. Produksi air liur setiap hari 500 sampai 1500 milliliter.10 Air
melindungi dari trauma kimia, mekanik dan suhu. Informasi rasa juga
dihantarkan dengan bantuan air liur. Air liur mengandung komponen organik
C. Saraf Fasialis
pada identifikasi dan pemeliharaan saraf ini. Saraf fasialis keluar dari tulang
medial dari fisura timpanomastoid, yaitu antara tip mastoid dengan liang
9
telinga luar. Pada tempat ini arteri stilomastoideus berjalan tepat di lateral
D. Patologi
Gejala tumor ini tidak spesifik, secara klinis saja tidak dapat dibedakan
antara tumor jinak dan ganas. Pada umunya pasien datang selain karena
adanya massa di parotis juga pasien mengeluh wajah yang tidak simetris
seperti CT scan atau MRI, maka biopsi aspirasi jarum halus akan
lambat dengan jangkitan kelenjar getah bening kurang dari 15% namun
pada yang berdiferensiasi buruk. Metastasis jauh dapat dijumpai pada paru,
tulang dan hati. Sebanyak 25% jenis adenoid kistik, mukoepidermoid dan
terpilih, terutama apabila lokasi tumor pada lobus superfisialis. Tetapi bila
tumor ini berada atau dekat pada lobus di bawahnya, maka tindakan
preservasi saraf VII. Diseksi rutin kelenjar getah bening leher tidak
foton, elektron ataupun campuran dari keduanya. Digunakan dua buah filter
untuk foton yang diberikan dari anterior dan posterior oblik. Elektron
diberikan tegak lurus pada daerah tumor. Dosis pada daerah yang masih
terlihat tumor adalah 70 Gy dan pada daerah tumor pascabedah 60-66 Gy.
E. Presentasi Umum
Tumor kelenjar ludah umumnya dimulai dengan massa tanpa rasa sakit
yang semakin bertambah. Tumor kelenjar ludah jinak biasanya hadir sebagai
massa yang tumbuh perlahan tanpa rasa tidak nyaman. Neoplasma parotid
liur minor sebagai massa tanpa rasa sakit di bawah mukosa yang sehat.
terkait (saraf wajah, saraf lidah), fiksasi ke kulit atau jaringan dalam (massa
tetap), limfadenopati ipsilateral. Tumor kelenjar liur ganas yang paling ganas
terlihat pada pasien berusia 50-60 tahun, 2% pada anak-anak <10 tahun,
F. Stadium
Mastoid T2
process
T1 Facial nerve
Isthmus of
2−4 cm
parotid gland
Lingual nerve Facialnerve
Hypoglossal nerve
Mylohyoid mucsle Masseter
mucsle
? 2cm
T3 T3
Mandible Masseter
Medial pterygoid Medial pterygoid muscle
mucsl
Masseter
e muscle Skin
muscle
Tumor
Parotid gland Parotid gland
> 4cm
Facial nerve
Carotid
Ear artery Skull
canal base
ekstraparenchymal.
ekstraparenchymal.
2017)
G. Radioterapi
1. Dasar Radioterapi
a. Memberikan dosis radiasi yang tepat dan terukur pada volume tumor
yang ditentukan.
2. Tujuan Radioterapi
a. Kuratif
b. Paliatif
c. Preventif
3. Jenis-Jenis Radioterapi
radiasi mempunyai jarak dengan target yang dituju atau berada di luar
tubuh. Sumber radiasi yang dipakai adalah sinar-X atau foton yang
b. Brakhiterapi
tubuh. Sumber radiasi yang dipakai adalah Iridium-192 dan nama alat
c. Radiasi Interna
14
a. Dosis yang diberikan 180-200 cGy per fraksi yang diberikan 5 kali
lapangan radiasi.
5. Prosedur Radioterapi
onkologi
6. Indikasi
b. Tahap III-IV
e. Kekambuhan
c. Tumor rekuren
d. Eksisi subtotal
radiasi yang mana sumber radiasi tersebut terletak pada suatu jarak tertentu
dari tubuh atau area organ yang disinar. Area target pada radiasi eksterna
selain tumor primer juga ditujukan pada daerah kelenjar getah bening yang
area dan jangkauan yang luas ini akan menimbulkan resiko terpaparnya
16
radiasi pada jaringan sehat sekitar tumor. Resiko ini dapat menimbulkan efek
akut maupun lanjut, sehingga dalam terapi radiasi terdapat suatu limitasi
antara lain luas lapangan penyinaran dan adanya organ vital sekitar tumor
2. Modalitas Radioterapi
a. Pesawat Cobalt-60
yang tepat.
18
1) Source housing
2) Kolimator
kecil.
3) Time Set Up
partikel tersebut akan memliki energi kinetik yang tinggi pada arah
c. Pesawat Simulator
20
mengenai lokasi tumor, organ kritis sekitar, arah radiasi yang akan
radiasi.
titik awal sampai titik akhir dengan syarat ada potongan yang melalui
e. Verifikasi Radioterapi
digunakan pada kanker kepala dan leher dan saat ini dianggap wajib
untuk jenis tumor lain yang melibatkan wilayah kepala leher seperti
perbatasan lapangan. Set-up error bervariasi antara 1,6 dan 4,6 mm.
anatomi berpotensi penting pada kanker kepala dan leher dan dapat
tambahan pada setiap bahu seperti yang di kepala. Hal ini sangat
fossa supraclavicula.
sangat penting ketika target volume sangat kecil atau ketika booster
3. Teknik Penyinaran
Elektron
Foton
bekas luka
set-up.
mandibula.
digunakan
Gambar 2.6 Teknik double wedge untuk Kanker parotis (Murat, 2010)
Dosis terapi :
radiologis (-)
CTV : tumor
I. Pertanyaan Penelitian
kelenjar parotis?