Anda di halaman 1dari 14
PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN 0 Rayhan \ Jalan Raya Sadang - Subang No.KM. 17, Wantilan, Kec. Cipeundeuy, Kabupaten Subang, Jawa Barat 41272 2023 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya Panduan Penggunaan Implan Rumah Sakit Rayhan dapat terselesaikan sesuai dengan kebutuhan. Panduan Penggunaan Implan disusun sebagai upaya membantu pasien berpartisipasi balk dalam asuhan yang diberikan dan mendapatkan informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhan . Penggunaan implan di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari pelayanan Kesehatan yang berkembang seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang ilmu bedah. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan penggunaan implan di rumah sakit, disusun Panduan Penggunaan Implan sebagai acuan bagi seluruh pengguna pelayanan kepada pasien. Panduan ini akan dievaluasi kembali untuk dilakukan_perbaikan/penyempurnaan terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan dan bila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumahsakit. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun yang dengan segala upaya telah berhasil menyusun PanduanPenggunaan Implan Rumah Sakit Rayhan untuk dijadikan sebagai acuan dalam pelayanan. Subang, Direktur RS Rayhan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BABI DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP A. PEMILIHAN IMPLAN B. INDIKASI PEMASANGAN IMPLAN C. TATA CARA PELAYANAN PEMASANGAN IMPLAN PROSTETIK D. KELOMPOK POPULASI PASIEN PEMASANGAN IMPLAN PROSTETIK TEMPAT PELAYANAN PEMASANGAN IMPLAN PROSTETIK F. WAKTU PELAYANAN PEMASANGAN IMPLAN PROSTETIK m BAB Ill KEBIJAKAN BAB IV TATA LAKSANA, BABY DOKUMENTAS! NNNNRO ° PERATURAN DIREKTUR NOMOR 001/PER-DIR.O4/RH/VI/2023 TENTANG ASUHAN DAN PELAYANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT RAYHAN, PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN DI RUMAH SAKIT RAYHAN BABI DEFINISI Implan prostetik adalah suatu alat medis yang dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi uatu bagian biologis tubuh Surgical Checklist safety adalah daftar kegiatan yang harus dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan, kematian dan sentinel sehubungan dengan kegiatan operasi dengan cara pengecekan pasien dan kondisinya sebelum, selama dan sesudah operasi, alat kesehatan, obat-obatan, kesiapan perlengkapan operasi ‘sampai serah terima pasien di ruang pemulihan. Surgical Checklist terdiri dari sign jn, time out, dan sign out. Pemasangan implan prostetik adalah suatu kegiatan pemasangan alat medis untuk menggantikan struktur dan fungsi suatu bagian biologis tubuh. Mesh Hernia adalah jaring sintetis untuk menutup defek atau bagian lemah dinding yang menjadi rongga hemia, sebagai tempat merambatnya jaringan sehingga mencegah organ atau bagian organ masuk kembali ke rongga. Implan Orthopedi adalah alat medis yang digunakan oleh dokter spesialis bedah ortopedi untuk pengganti tulang penyangga fraktur dalam konteks ini, implan dapat ditempatkan didalam tubuh (internal) atau diluar tubuh (eksternal). Implan Urologi adalah tube (tabung/pipa / selang) yang dimasukkan ke dalam ureter untuk mencegah/ mengurangi obstruksi aliran urin dari ginjal. BABII RUANG LINGKUP A. PEMILIHAN IMPLAN Pemilihan jenis implan yang disediakan di RS Rayhan berdasarkan atas kebutuhan pasien dan kemampuan sarana dan prasana Rumah sakit. Pengadaan implan dilaksanakan satu pintu oleh bagian farmasi dengan menggunakan distributor resmi. Jenis Implan yang disediakan di Rumah Sakit. Rayhan adalah sebagai berikut 1 2 3 Implan bedah : mesh graft Implan orthopedi : wire, plate screw, protesa bipolar hip Implan urologi : DJ Stand B. INDIKASI PEMASANGAN IMPLAN 1 Pasien Hemia : adanya defek di bagian inguinal, scrotalis dan abdominal pada pasien dewasa, untuk mencegah relaps maka dilakukan pemasangan mesh graf. Pasien Orthopedi : adanya Fraktur pada ekstremitas atas dan baweh dan tulang lainnya. Dokter Orthopedi yang menentukan jenis dan ukuran implan yang akan dipasang Pasien Urologi : Urolithiasis, batu pada saluran kencing yang tidak dapat dikeluarkan tanpa tindakan operasi. C. TATA CARA PELAYANAN PEMASANGAN IMPLAN PROSTETIK : Perencanaan operasi dilakukan di poliklinik / IGD / ruang Rawat Inap DPJP melakukan asesmen untuk menentukan jenis operasi, lokasi operasi, jenis dan ukuran implan yang akan digunakan. DPJP melakukan informed Consent kepada pasien dan keluarga tentang keadaan pasien, rencana tindakan dan rencana asuhan pasca tindakan untuk mendapatkan persetujuan melakukan tindakan: DPJP melakukan penandaan lokasi operasi bila daerah operasi pada sisi miring kanan atau Kiri (laterality), struktur_ yang multipel_( jari tangan, jari kaki), atau multi level ( tulang belakang ) dan tidak perlu ditandai_ pada bayi prematur (menyebabkan tanda yang permanen ) Pembuatan resep oleh DPJP tentang kebutuhan implan yang akan digunakan. 2 6. Pasien diarahkan ke bagian admisi untuk mendapatkan penjelasaan tentang biaya pembelian alat implan dan biaya tindakan. 7. Setelah pasien/ keluarga setuju, maka bagian kamar operasi menghubungi farmasi untuk memesan implan sesuai kebutuhan, dengan mengisi formulir kebutuhan implan. 8. Bila Implan diterima tidak dalam kondisi steril, maka Implan yang akan dipasang harus disterilisasi di Rumah Sakit. Bila diterima dalam kemasan steril, maka harus dilakukan cross cek tanggal kadaluarsa sterlitasnya, 9. Pelaksanan pemasangan implan prostetik sesuai dengan prosedur yang aman yang ada di Rumah Sakit Rayhan. 10.Observasi pasca pemasangan implan prostetik dengan melakukan pemantauan Monitor Kondisi tanda — tanda vital pasien setelah tindakan, Mengobservasi kondisi tempat pemasangan implan prostetik yang dipasang 11, Perawatan yang dilakukan pasca pemasangan implan protestik memberikan pendidikan kesehatan tentang pantangan dan tindakan yang boleh dan tidak boleh digunakan. 12. Antisipasi resiko dari pemasangan implan prostetik terjadinya infeksi KELOMPOK POPULASI PASIEN PEMASANGAN IMPLAN PROSTETIK Pelayanan pemasangan implan prostetik sesuai dengan indikasi dan dapat dilakukan pada kelompok bayi, anak, dewasa sampai geriatri, sesuai dengan kemampuan rumah sak. TEMPAT PELAYANAN PEMASANGAN IMPLAN PROSTETIK Tempat pelayanan pemasangan semua implan prostetik di RS Rayhan hanya dapat dilakukan di Instalasi Kamar Operasi dengan memperhatikan keselamatan pasien. Bila dalam keadaan tertentu yang tidak memungkinkan untuk dilakukan di kamar operasi, maka dapat dilakukan di ruangan tertentu yang telah dipersiapkan sterilisari ruangannya sesuai dengan ketentuan PPI WAKTU PELAYANAN PEMASANGAN IMPLAN PROSTETIK Elektif /terencana —: 07.00 - 14.00 WIB 3 Emergency Dapat melakukan operasi CITO selama 24 jam sehari BAB III TATA LAKSANA STANDAR KETENAGAAN Tenaga kesehatan yang dapat melakukan prosedur pemasangan implan sesuai kompetensinya, dan telah mempunyai STR (Surat Tanda registrasi) dan SIP (Surat Ijin Praktek), seperti : 1 2. 3. 4. Dokter Spesialis Bedah Umum. Dokter Spesialis Orthopedi Dokter Spesialis Bedah Urologi . Perawat yang telah mengikuti pelatihan khusus sesuai kualfikasi operasi yang diikut Pre Operasi Rencana operasi dapat dilakukan dari IGD, poliklinik ataupun dari Ruang Perawatan . Dari IGD Persiapan pasien Pasien dilakukan asesmen oleh dokter IGD, dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, sehingga mendapatkan diagnose kerja. Dari diagnose kerja maka dokter jaga IGD melaporkan hasil asesmen kepada dokter spesialis, sehingga diputuskan untuk dilakukan pemasangan implan Lakukan Inform consent kepada pasien dan keluarga tentang diagnose kerja,rencana tindakan, keuntungan_tindakan, risiko_tindakan dan penatalaksanaan pasca tindakan termasuk penatalaksanaan nyeri pasca tindakan. Setelah keluarga setuju bila pemasangan implan menggunakan Anaestesi umum/ regional maka dokter spesialis/ dokter IGD membuat surat konsul kepada dokter anestesi pada form konsultasi dokter anestesi Untuk tindakan elektif, maka penandaan lokasi operasi dilakukan pada saat pasien datang di ruang perawatan atau di ruang induksi Untuk tindakan segera (cito)/ pada hari yang sama, maka operator langsung menandai lokasi pada tempat yang akan dioperasi Persiapan alat * Setelah keluarga setuju untuk dilakukan tindakan pemasangan implan maka, perawat IGD melakukan pendaftaran tindakan ke kamar operasi. * Perawat IGD mengisi formulir kebutuhan Implan pasien dan menyerahkan ke bagian kamar Operasi. 2. Dari Poliklinik. a. Persiapan Pasien ‘* Setelah dilakukan pemeriksaan maka, DPJP merencanakan persiapan untuk melakukan tindakan pemasangan implan pada tanggal tertentu. + DPUP melakukan Inform consent kepada pasien dan keluarga tentang diagnose kerja, rencana tindakan, keuntungan tindakan, risiko tindakan dan penatalaksanaan pasca tindakan termasuk penatalaksanaan nyeri pasca tindakan. ‘+ Untuk persiapan pasien elektif maka persiapan pasien dilakukan pada rawat jalan. « DPJP membuat surat konsultasi kepada dokter spesialis sesuai dengan kebutuhan pasien di rawat jalan, untuk persiapan tindakkan. Seperti konsultasi Anestesi, konsultasi penyakit dalam dan spesialis lain yang dibutuhkan. + Pada saat konsultasi anestesi,maka dr Anestesi mengisi formulir pra anestesi serta rencana anestesi yang akan dilakukan saat tindakan, Pada saat melakukan konsultasi pasien sudah membawa hasil pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti hasil laboratorium pre operasi ‘+ Dokter Anestesi melakukan informed consent kepada pasien/keluarga tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan sesuai formulir yang ada termasuk penatalaksanaan nyeri pasca tindakan. ‘+ Untuk tindakan elektif, maka penandaan lokasi operasi dilakukan pada saat pasien datang di ruang perawatan atau di ruang induksi ‘+ Untuk tindakan segera (cito)’ pada hari yang sama, maka operator langsung menandai lokasi pada tempat yang akan dioperasi * Bila pasien ditemukan memiliki masalah atau komplikasi medis maka dokter anestesi yang memeriksa pasien harus menyampaikan masalah atau komplikasi tersebut secara tertulis kepada dokter operator yang melakukan tindakan operatif. b. Persiapan alat. * Setelah keluarga setuju untuk dilakukan tindakan pemasangan implan maka, perawat poliklinik melakukan pendaftaran tindakan ke kamar operasi ‘+ perawat poliklinik mengisi formulir kebutuhan Implan pasien dan menyerahkan ke bagian kamar Operasi. + DPUP membuat resep Implan sesuai dengan kebutuhan Implan pasien 3. Dari ruang perawatan a. Persiapan Pasien ¥ Setelah OPJP memutuskan untuk dilakukan pemasangan Implan, maka DPJP melakukan Inform consent kepada pasien dan keluarga tentang diagnosa kerjarencana tindakan, keuntungan__tindakan, risikotindakan dan penatalaksanaan pasca tindakan termasuk penatalaksanaan nyeri pasca tindakan. Y Setelah keluarga setuju bila pemasangan implan menggunakan Anaestesi umum/ regional maka dokter spesialis membuat surat konsul kepada dokter anestesi pada form konsultasi dokter anestesi Y Sebelum dilakukan penandaan lokasi operasi kepada pasien harus diinformasikan terlebih dahulu dan pasien mengerti/ mengijinkan penandaan tersebut ¥ Dokter spesialis memberikan resep implan sesuai dengan impant yang di butuhkan Y Perawat ruang rawat inap melaporkan kepada perawat kamar operasi untuk mendaftarkan rencana operasi (dengan mencatat nama pasien, tanggal dan jam operasi, dokter operator dan jenis operasi) Y Selanjutnya perawat kamar operasi mengingatkan tim operasi dan melakukan tata laksana persiapan pasien operasi C. Di Kamar Operasi a. Perawat kamar operasi menulis rencana operasi di buku penjadwalan operasi dan papan tulis penjadwalan operasi b. Perawat kamar operasi menghubungi dokter operator untuk konfirmasi ulang tentang rencana operasi dan menghubungi tim operasi yang terkait ¢. Perawat kamar operasi mengingatkan kepada ruang rawat inap/poliklinik/IGD tentang persiapan operasi yang harus dilakukan meliputi: ‘+ Registrasi ulang untuk tindakan operasi 7 + Surat ijin operasi + Pemeriksaan penunjang yang diperlukan * Konsul dr anestesi/ spesic lis lain bila diperlukan + Kelengkapan status + Persiapan pasien, puasa,pencukuran sesuai indikasi, dan melepaskan gigi palsu serta membersihkan cat kuku jika ada d. Selanjutnya perawat kamar operasi mengecek status pasien dan melengkapi dokumen yang diperlukan e. Satu jam sebelum operasi pasien harus sudah berada di RR dengan diantar oleh perawat. f. Lakukan serah terima mengen kondisi pasien dan kelengkapan status antara perawat pengantar dengan perawat kamar bedah, lakukan pencocokan identifikasi pasien dan chek list pra bedah Q. Bila belum dilakukan penandaan lokasi operasi, Dokter spesialis melakukan penandaan lokasi operasi dengan disaksikan oleh perawat kamar operasi dengan melibatkan pasien h. Sebelum dilakukan penandaan lokasi operasi kepada pasien harus diinformasikan terlebih dahulu dan pasien mengerti/ mengijinkan penandaan tersebut i. Pastikan tepat lokasi dengan mengajukan pertanyaan kepada pasien mengenai daerah yang akan dilakukan operasi dengan mencocokkan pada BRIM dan data penunjang seperti radiologi oleh dokter. j. Siapkan implan yang akan dipasang sesuai yang dibutuhkan. pastikan implan sudah dalam keadaan steril sesuai dengan surgical safety checkist. k. Lakukan pencatatan pada buku khusus pemasangan implan, dengan mencatat identitas pasien, nama DPJP, diagnosis, tindakan, jenis implan yang dipasang dan nomor Batch/barcode oleh perawat sirkulasi. |. Barcode ditempelkan pada laporan operasi. m. Dokumentasikan dalam rekam medis pasien. Post Operasi Pasien post operasi dilakukan monitoring pasca anestesi umumy regional lokal sesuai dengan prosedur. Laporan operasi DPJP membuat laporan operasi dalam formulir khusus dan ditempelkan barcode alat implan pada laporan operasi. Laporan operasi harus diselesaikan sebelum pasien dipindahkan ke ruangan/dipulangkan. Instruksi khusus pada Pasien Pasca Tindakan 1. Pasca tindakan pemasangan implan protestik ‘a. Monitor kondisi tanda — tanda vital pasien setelah tindakan b. Mengobservasi kondisi tempat pemasangan implan prostetik yang dipasang c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pantangan dan tindakan yang boleh dan tidak boleh digunakan setelah operasi. 2. Pasca tindakan pemasangan DJ Stant a. Ada keluhan tidak nyaman pasca pemasangan namun menghilang seiring waktu. b. Minum yang cukup lebih kurang 1,5 liter perhari . Bila kurang minum, terkadang urin kemerahan, cukup dengan minum, banyak warna kemerahan urin akan menghilang d. DJ stent tidak boleh lebih dari 3 bulan terpasang. e. Kontrol post pemasangan DJ Stent setelah 1 minggu post operasi.. Tata Laksana Bila terjadi Recall Penarikan (recall) implan adalah tindakan yang dilakukan untuk menarik implan dari pelayanan disebabkan adanya potensi terhadap keselamatan pasien karena implan yang diedarkan mengalami kerusakan, kadaluarsa, tidak memenuhi syarat keamanan dan fungsi, ditarik dari peredaran oleh pemerintah atau produsen dan berdasarkan monitoring yang dapat membahayakan pasien. Penarikan (recall) implan dilakukan melalui prosedur di mana direktur rumah sakit mengeluarkan surat perintah penarikan (recall) implan dengan terlebih dahulu_melakukan konfirmasi kepada dokter penanggung jawab pasien pemasang implan terkait 9 penarikan implan dan rencana tindakan selanjutnya. Pasien kemudian dijadwalkan untuk dilaksanakan tindakan penarikan (recall) implan dan dilakukan informed consent ulang apabila terjadi tindakan pembedahan akibat penarikan kembali implan yang telah terpasang. Pihak produsen bertanggung jawab sepenuhnya apabila terdapat tindakan pembedahan kembali jika penarikan implan yang dilakukan diakibatkan kesalahan produsen. 10 BAB IV DOKUMENTASI A. DOKUMENTASI Dokumentasi pasien pemasangan implan dituliskan dalam berkas medis pasien. Untuk pasien yang langsung dilayani dokter bedah, aesemen prabedah menggunakan asesmen awal rawat inap, pada pasien yang diputuskan dilakukan pembedahan dalam proses perawatan, asesmen dilakukan dan dicatat dalam rekam medis. Sedangkan pasien yang dikonsultasikan ditengah perawatan oleh DP4P lain dan diputuskan operasi, maka asesmen prabedah juga dicatat di rekam medis pasien. Pasien dengan pemasangan implan mempunyai buku statistik khusus untuk memudahkan proses penelurusan bila terjadi penarikan alat (recall). Dalam statistik pasien pemasangan implan dicatat nama pasien, no telepon, alamat, DPUP, diagnose, jenis implan, no Batch dari alat implan dan lokasi pemasangan implan dan infeksi daerah operasi. B, PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN 1. Instalasi kamar operasi mempunyai buku khusus untuk dokumentasi pasien dengan pemasangan implan untuk memudahkan proses pelaporan bila terjadi kejadian yang tidak diharapkan terkait implan dan malfungsi Implan dan dicatat dalam laporan operasi (berkas rekam medis) 2. Instalasi Kamar operasi melaporkan secara teratur jumlah pasien pemasangan implan, infeksi daerah operasi akibat pemasangan implan setiap bulan. 3. Bila terjadi kejadian yang tidak diharapkan (KTD) agar dilaporkan pada PKRS. 4, Bila terjadi malfungsi implan maka harus dilaporkan pada PKRS dan rekanan. Ditetapkanydi Subang Pada Tanggal : 10 Juli 2023 « DIREKTUR, ve? ayhan dr. Towifah Fauziah Choerunisa, Sp.PK uu

Anda mungkin juga menyukai