Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336238212

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR SUNGAI RIUAPA DAN DAMPAKNYA


TERHADAP LINGKUNGAN

Article  in  JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL · April 2019


DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86

CITATIONS READS

5 1,154

3 authors, including:

Bokiraiya Latuamury
Pattimura University
32 PUBLICATIONS   44 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PERANAN PEMODELAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DALAM STUDI ILMU LINGKUNGAN View project

The thesys research View project

All content following this page was uploaded by Bokiraiya Latuamury on 28 January 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR SUNGAI RIUAPA DAN DAMPAKNYA
TERHADAP LINGKUNGAN

THE CHEMICAL QUALITY ANALYSIS OF THE WATERS OF RIUAPA RIVER AND ITS
IMPACT ON THE ENVIRONMENT

Elna Soukotta1), Robert Ozsaer2) dan Bokiraya Latuamury3)


1)
Mahasiswa Program Magister Prodi Manajemen Hutan, Universitas Pattimura
2,3)
Dosen Program Magister Prodi Manajemen Hutan, Universitas Pattimura
Email : soukottaelna12@gmail.com
Diterima: 4 Februari 2019 Disetujui: 20 Maret 2019

Abstrak
Wae Riuapa merupakan sungai utama pada DAS Wae Riuapa yang banyak dimanfaatkan untuk
keperluan irigasi pertanian, perikanan tambak serta kebutuhan domestik seperti mandi dan cuci.
Sebagai ekosistem perairan terbuka yang mengalir, sungai Riuapa mendapat input dari luar
sejak di hulu hingga ke hilir berupa limbah domestik, limbah sisa industri,limbah pertanian dan
input dari gangguan bencana alam seperti erosi dan longsor. Studi dilakukan untuk
mengidentifikasi kualitas air dengan mengukur tingkat pencemaran air baik di aliran sungai
maupun di bantaran sungai khususnya sifat kimia air. Hasil analisis Rancangan Acak Lengkap
Faktorial (RALF) model (3x2x3), menunjukkan adanya pengaruh letak stasiun dan musim
terhadap kadar variabel BOD, COD, Nitrit dan Chlor pada air sungai maupun air sumur yang
melampaui batas ambang baku mutu sehingga berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan di
sekitarnya. Perubahan tutupan lahan atas DAS Wae Riuapa turut berpengaruh terhadap fluktuasi
debit air hujan dan proses pengenceran bahan pencemar sehingga menurunkan kualitas air
sungai yang terindikasi pada peningkatan nilai BOD dari 2,9 mg/l pada musim kemarau menjadi
4,6 mg/l pada musim hujan, COD pada musim kemarau 2,9 mg/l menjadi 21,3 mg/l pada
musim hujan, Nitrit dari 0,0001 mg/l pada musim kemarau menjadi 0,0022 mg/l pada musim
hujan.

Kata kunci : DAS Waeriuapa, kualitas air, variabel kimia, dampak lingkungan.

Abstract
Riuapa river is an integrated part of Waeriuapa Watershed that usefull for people around the
area as agriculture irrigation, livestock, fresh water fish pond, and other domestic use for people
activities. As an open watershed ecosystem, that flow into the sea, the river of Watershed was
received various input from outside, either from upland to the estuary. Those input were domestic
household waste, farming activities waste, and input from land erosion and land slide. The study was
conducted to identify water quality through polutant level measurement, in the river and in the flood
plain, especially for Chemical polutant element. Red waste, farming activities waste, and input from land
erosion and land slide. The study was conducted to identify water quality through polutant level
measurement, in the river and in the flood plain, especially for Chemical polutant element. Result of
analisys using Statistical Analisys, namely, Factorial Design in Randomized Completly Design ( 3x2x3),
as follows: Location of station in the river and Season factor was significant influence the
chemical variable of BOD, COD, Nitrite, and Chlor in the river, and shallow well as well, at the
level of beyond National Water Quality Standard, and affected environmental around the area.
Changging of upper land cover of Waeriuapa Watershed was significant effected to water debit,
fluctuation of rainfall and effected to liquidity process of water quality, that increase of BOD
from 2.9 mg/l in dry season to 4.6 mg/l in rainy season; COD from 2.9 in dry season to 21.3
mg/l in rainy season; Nitrite content of 0.0001 mg/l in dry season to 0.0022 mg/l in rainy
season.

Keywords: Waeriuapa watershed; Water quality; Chemical Variable; Environmental Impact.

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 86


ISSN ONLINE: 2621-8798
PENDAHULUAN air tersebut (Asdak, 2010). Indikator yang
dipakai untuk mengukur kualitas kimia air
Air merupakan kebutuhan pokok yang
yaitu berupa pH, BOD, COD, DO, total
tidak bisa terlepas dari kebutuhan manusia.
fosfat, Nitrat, nitrit, logam-logam seperti
Peningkatan jumlah penduduk dengan
cadmium, tembaga, seng, besi, mangan,
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
amoniak, dan khlorida.Analisis kualitas air
masyarakat juga mempengaruhi jumlah dan
dengan mengukur parameter kimia air
kualitas air bersih. Persoalan yang muncul
sungai Riuapa dan dampaknya terhadap
adalah proses penggunaan dan pembuangan
lingkungan dengan melihat perubahan
air dari aktivitas keseharian masyarakat,
tutupan lahan atas DAS Wae Riuapa
kemudian menjadi air limbah dan langsung
merupakan tujuan utama dari penelitian ini.
dibuang ke lingkungan sungai tanpa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
menjadi bahan pertimbangan dan masukan
DAS Wae Riuapa merupakan salah
bagi pengelolaan DAS Wae Riuapa dalam
satu DAS di wilayah kabupaten Seram
upaya pembangunan yang berwawasan
Bagian Barat (SBB) yang berperan penting
lingkungan danmemformulasi kebijakan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di
dalam pengendalian pencemaran dan upaya
berbagai sektor, dari kebutuhan air untuk
pemeliharaan kualitas air DAS Wae Riuapa.
minum sampai air irigasi. Namun sebagai
METODE PENELITIAN
ekosistem perairan terbuka yang mengalir,
sungai Riuapa mendapat input dari luar Penelitian dilakukan di sungai
sejak di hulu hingga ke hilir berupa limbah Riuapa kabupaten Seram Bagian Baratyang
domestik, limbah sisa industri, limbah merupakan sungai utama di DAS Wae
pertanian, peternakan dan input dari Riuapa.Penelitian ini menggunakan metode
gangguan bencana alam seperti erosi dan survei, analisis laboratorium, dan
longsor. Hal ini dapat menurunkan kualitas wawancara responden.Penelitian dilakukan
air sungai, mempengaruhi biota perairan, dengan membagi sungai Riuapa menjadi 3
dan secara luas merugikan kehidupan segmen yaitubagian hulu ,tengah dan hilir
manusia. dimulai dari desa Rambatu, Kecamatan
Kualitas air sungai merupakan kondisi Inamosol sampai desa Waimital dan
kualitatif yang diukur berdasarkan Kairatu kecamatan Kairatu dengan 15 titik
parameter tertentu dan dengan metode lokasi pengambilan sampel air yaitu satu
tertentu sesuai peraturan perundangan yang titik di sungai dan 2 titik pada bantaran kiri
berlaku. Kualitas air sungai dapat dan kanan sungai serta 2 titik pada sumur
dinyatakan dengan parameter fisika, kimia gali yang ada di bantaran sungai dengan
dan biologi yang menggambarkan kualitas radius < 200 m (Gambar 1). Penentuan

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 87


ISSN ONLINE: 2621-8798
stasiun (segmen) pengambilan sampel pengaruh musim ke-k, ∑ijk = galat akibat
dilakukan dengan metoda Purposive perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k pada
sampling dengan 2 x ulangan yaitu pada kelompak ke-i, I = 1,2,..., s ( s = stasiun). J
musim penghujan dan musim kemaraudan = 1,2,..., b ( b = jarak bantaran),
didasarkan pada pola penggunaan lahan, K= 1,2,..., m (m = musim), Dengan :
intensitas aktivitas masyarakat dan jarak Faktor s = stasiun pengukuran (15 stasiun),
dari sungai dengan tetap memperhatikan Faktor m = musim (musim hujan dan
kemudahan akses, biaya dan waktu (Tabel kemarau), Faktor b = jarak bantaran (50m,
3). Analisis sampel air dilakukan di 100m, 150m).
Laboratorium Balai Teknik Kesehatan
Selain itu, data sekunder berupa data
Lingkungan Provinsi Maluku. Evaluasi
iklim DAS Wae Riuapa diperoleh dari
kualitas air mengacu pada PP No. 82 Tahun
BMKG Staklim Kairatu dan data hidrologi
2001 tentang baku mutu air golongan II dan
DAS Wae Riuapa dari Balai Sungai
Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang
Provinsi Maluku.
baku mutu air untuk sanitasi. Hasil evaluasi
kualitas air dikaitkan dengan tata guna HASIL DAN PEMBAHASAN
lahan di kawasan DAS Wae Riuapa dan
Hasil pengukuran kualitas kimia air sungai
aktivitas masyarakat yang berada di
Riuapa disajikan pada tabel.1
sekitarnya melalui overlay peta lokasi
penelitian dengan Peta Tata Guna Lahan 1. Biochemical Oxygen Demand
DAS Wae Riuapa dan pengamatan (BOD)
langsung di lapangan. Analisis statistik
Biochemical Oxygen Demand
untuk mengidentifikasi dampak kualitas air
(BOD) adalah jumlah oksigen terlarut
sungai terhadap faktor lingkungan
dalam air yang digunakan bakteri untuk
menggunakan Rancangan Faktorial dalam
proses oksidasi bahan organik seperti
Acak Lengkap (RALF) dengan Formula
karbohidrat, protein, bahan organik dari
sebagai berikut :
sumber alami dan polusi dan dinyatakan
Yijkl = µ + Si + Bj + Mk + SiBj + dalam mg/L atau (ppm) (Hacth et al., 1997,
SiMk+BjMk+ SiBjMk +∑ijk dalam Desmawati, 2014).

Dimana Yijkl = hasil akibat perlakuan


ke –j, perlakuan ke-k dan perlakuan ke-l
pada kelompok ke-i, µ= nilai tengah
umum, Si = pengaruh stasiun ke-i, Bj =
pengaruh jarak bantaran ke-j, Mk=

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 88


ISSN ONLINE: 2621-8798
Gambar 1. Lokasi penelitian

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kualitas kimia Air Sungai Riuapa Kabupaten Seram Bagian Barat

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 89


ISSN ONLINE: 2621-8798
Hasil analisis BOD antara musim terjadi pengenceran zat-zat pencemar yang
hujan dan musim kemarau relatif bervariasi berupa limbah domestik dan tinja hewan
untuk semua titik sampling. Analisis BOD dalam air sungai Riuapa maupun dalam
pada musim hujan berkisar antara 2,9 mg/l – saluran irigasi petani serta juga
4,6 mg/l dan rata-rata BOD musim hujan 3,5 terkontaminasi ke sumur warga.Hal ini
mg/l. Kadar BOD tertinggi (4,6 mg/l) pada senada dengan pendapat Hacth et al., 1997,
musim hujan terdapat di lokasi sampling dalam Desmawati, (2014) yakni bahwa
WR.8(Saluran Irigasi tengah 1), dan kadar tingginya kadar BOD dalam air sungai
BOD terendah (2,9 mg/l) terdapat di titik mengindikasikan banyaknya bakteri yang
sampling WR.5(Daerah Tambak Ikan), WR.6 terdapat di air. Interaksi musim hujan dan
(Gedung Putih Irigasi II), dan WR.10 musim kemarau terhadap kadar BOD
(Saluran Irigasi tengah 2). Sementara analisis menunjukkan pada musim hujan di semua
BOD pada musim kemarau berkisar antara stasiun pengamatan kadar BOD meningkat
1,5 mg/l - 2,9 mg/l dengan kadar BOD rata- dan pada musim kemarau kadar BOD
rata 2,1 mg/l. Kadar BOD tertinggi musim menurun secara signifikan. Variasi
kemarau (2,9 mg/l) terdapat pada lokasi kandungan BOD pada musim hujan dan
sampling WR.13(Wae Riuapa Hilir 3), dan kemarau disajikan pada Gambar 2.
kadar BOD terendah pada musim kemarau
(1,5 mg/l) terdapat pada lokasi sampling
WR.5 (Daerah tambak Ikan) dan WR. 11
(Wae Riuapa Hilir 3).
Berdasarkan baku mutu kelas II PP
No. 82 Tahun 2001, BOD yang
dipersyaratkan adalah ± 3 mg/l. BOD musim
hujan rata-rata melebihi ambang baku mutu
sementara BOD untuk musim kemarau relatif
Gambar 2.Grafik Kadar BOD kualitas kimia
dibaambang baku mutu. Kenaikan kadar air di DAS Wae Riuapa Kab. SBB
BODtinja hewan dalam air sungai Riuapa
Nilai BOD digunakan untuk
maupun dalam saluran irigasi petani serta
menentukan tingkat pencemaran di suatu
juga terkontaminasi ke sumur warga. Hal ini
perairan hal ini sebagai indikasi bahwa terjadi
senada dengan terjadi pengenceran zat-zat
proses oksidasi oleh bakteri. Air yang bersih
pencemar yang berupa limbah domestik dan
dan dapat digunakan adalah memiliki kadar
pada musim hujan mengindikasikan bahwa

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 90


ISSN ONLINE: 2621-8798
oksigen yang cukup dan tidak mengandung dan limbah domestik dalam air sehingga
banyak bakteri yang dapat membahayakan membuat konsentrasi COD meningkat. Hal
jika dikonsumsi. ini didukung oleh pendapat Efendi, (2003),
yang mengatakan bahwa kadar COD
1. Chemical Oxygen Demand (COD)
menggambarkan jumlah total oksigen yang
COD menggambarkan jumlah total
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
organik secara kimiawi, baik yang dapat
bahan organik secara kimiawi, baik yang
didegradasi secara biologis maupun yang
dapat didegradasi secara biologis maupun
sukar didegradasi secara biologis menjadi
yang sukar didegradasi secara biologis
CO2 dan H2O. Tingginya kadar COD ini
menjadi CO2 dan H2O.
mengindikasikan tingginya kadar bahan
Hasil analisis COD antara musim
pencemar yang terdapat dalam air sungai.
hujan dan musim kemarau relatif bervariasi
Berdasarkan baku mutu kelas II PP
untuk semua titik sampling. Kadar COD
No. 82 Tahun 2001 COD yang dipersyaratkan
pada musim hujan berkisar antara 5,4 mg/l –
adalah ± 25 mg/l. Hasil analisis COD untuk
21,3 mg/l dan rata-rata COD musim hujan
musim hujan dan musim kemarau pada
9,3 mg/l. Kadar COD tertinggi (21,3 mg/l)
semua lokasi sampling berada dibawah
pada musim hujan terdapat pada lokasi titik
ambang baku mutu. interaksi musim hujan
sampling WR.12(Wae Riuapa Hilir 2), dan
terhadap kadar COD cukup tinggi sedangkan
kadar COD terendah (5,4 mg/l) terdapat pada
musim kemarau kadar COD menurun untuk
titik sampling WR.15(Saluran Irigasi Hilir).
semua titik sampel seperti disajikan pada
Sementara analisis COD pada musim
Gambar.3.
kemarau berkisar antara 2,9 mg/l - 18,6 mg/l
dengan kadar COD rata-rata 5,8 mg/l. Kadar
COD tertinggi musim kemarau (18,6 mg/l)
terdapat pada lokasi titik sampling
WR.1(Hulu Wai Riuapa 1), dan kadar COD
terendah pada musim kemarau (2,9 mg/l)
terdapat pada lokasi titik sampling
WR.5(Daerah Tambak Ikan) .Tingginya
kadar COD pada lokasi Hulu dan hilir Wae
Gambar 3. Kadar COD kualitas kimia air di
Riuapa disebabkan karena banyak serasah DAS Wae Riuapa Kab. SBB
daun dan ranting (sampah organik) yang jatuh

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 91


ISSN ONLINE: 2621-8798
Nilai parameter COD lebih besar dari semua lokasi sampling berada dibawah
nilai BOD, karena COD menghitung semua ambang baku mutu. interaksi musim hujan
kebutuhan oksigen untuk proses oksidasi, terhadap kadar nitrit lebih tinggi daripada
sedangkan BOD hanya memperhitungkan interaksi musim kemarau, kecuali stasiun
oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri saja WR.12 kadar nitritnya berlawanan dimana
(Effendi, 2003). pada musim hujan rendah dan meningkat
secara signifikan pada musim kemarau.
2. Nitrit (NO2)
seperti disajikan pada Gambar 4.
Hasil analisis Nitrit (NO2) antara
musim hujan dan musim kemarau relatif
bervariasi untuk semua titik sampling.
Analisis nitrit pada musim hujan berkisar
antara 0,0005 mg/l – 0,0022 mg/l dan rata-
rata nitrit musim hujan 0,0014 mg/l. Kadar
nitrit tertinggi pada musim hujan (0,0022
mg/l) terdapat pada lokasi titik sampling
WR.1(Hulu Wai Riuapa 1), dan kadar nitrit Gambar 4.Grafik Kadar Nitrit (NO2) kualitas
kimia air di DAS Wae Riuapa
terendah (0,0005 mg/l) terdapat pada titik
sampling WR.5(Daerah Tambak Ikan). 3. Khlor

Sementara analisis nitrit pada musim kemarau Hasil analisis khlor (Cl) antara

berkisar antara 0,0001 mg/l - 0,0030 mg/l musim hujan dan musim kemarau relatif

dengan kadar nitrit rata-rata 0,0007 mg/l. bervariasi untuk semua titik sampling.

Kadar nitrit tertinggi musim kemarau (0,0030 Analisis khlor pada musim hujan berkisar

mg/l) terdapat pada lokasi titik sampling antara 4,989 mg/l –13,312 mg/l dan rata-rata

WR.12(Wae Riuapa Hilir 2), dan kadar nitrit khlor musim hujan 9,145 mg/l. Kadar khlor

terendah pada musim kemarau (0,0001 mg/l) tertinggi pada musim hujan (13,312 mg/l)

terdapat pada lokasi titik sampling terdapat di lokasi titik sampling

WR.5(Daerah Tambak Ikan), WR.7 (Gedung WR.5(Daerah Tambak Ikan), dan kadar khlor

Putih Irigasi 1), dan WR.8 (Saluran Irigasi terendah (4,989 mg/l) terdapat pada titik

Tengah 1). sampling WR.12(Wae Riuapa Hilir 2).

Berdasarkan baku mutu kelas II PP Sementara analisis khlor pada musim

No. 82 Tahun 2001 nitrit yang dipersyaratkan kemarau berkisar antara 12,290 mg/l -

adalah 1 mg/l. Hasil analisis nitrit untuk 19,549 mg/l dengan kadar khlor rata-rata
16,057 mg/l. Kadar khlor tertinggi musim

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 92


ISSN ONLINE: 2621-8798
kemarau (19,549 mg/l) terdapat pada lokasi menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa
titik sampling WR.13(Wae Riuapa Hilir 3), sistem penyedia air panas.
dan kadar khlor terendah pada musim Analisis uji beda nyata kualitas kimia
kemarau (12,290 mg/l) terdapat pada lokasi air untuk variabel BOD, COD, Nitrit, dan
sampling WR.12(Wae Riuapa Hilir 2). Chlor menunjukkan bahwa secara
Berdasarkan baku mutu kelas II PP keseluruhan terdapat perbedaan yang
No. 82 Tahun 2001 khlor yang dipersyaratkan signifikan antara musim hujan dan musim
adalah (-). Hasil analisis khlor untuk musim kemarau pada semua titik sampling dengan
hujan dan musim kemarau pada semua lokasi nilai yang bervariasi. Hasil perbandingan
sampling berada dibawah ambang baku dengan nilai standar baku mutu Air kelas II
mutu. interaksi musim terhadap kadar khlor menunjukkan bahwa terdapat parameter
pada musim hujan rendah dan pada musim kimia yang melebihi standar baku mutu yaitu
kemarau meningkat secara signifikan variabel BOD. Hal ini mengindikasikan
terutama di titik sampling WR.13(Wae bahwa secara keseluruhan kualitas air sungai
Riuapa Hilir 3), seperti disajikan pada Riuapa tidak memenuhi syarat dapat
Gambar 5. mempengaruhi kesehatan masyarakat yang
mengkonsumsinya.
Variabel BOD dan COD menjadi
indikator banyaknya sampah organik yang
mencemari air sungai di kawasan DAS Wae
Riuapa.Banyaknya senyawa organik ini dapat
dikaitkan dengan aktivitas masyarakat yang
berlangsung di sepanjang DAS.
Berdasarkanpengamatan, pada stasiun-stasiun
Gambar 5. Kadar Khlor kualitas kimia air di
DAS Wae Riupa Kab. SBB. yang memiliki kadar BOD dan COD tinggi
memang terlihat adanya sampah organik
Khlorida adalah senyawa halogen
maupun anorganikyang berasal dari limbah
khlor (Cl). Toksisitasnya tergantung pada
rumah tangga. Hal ini senada dengan hasil
gugus senyawanya, misalnya NaCl sangat
penelitian Yetty dkk, (2011) yang
tidak beracun tapi karbonil khlorida sangat
mengatakan bahwa karena banyaknya
beracun. Di Indonesia khlor digunakan
kandungan sampah organik dan anorganik
sebagai desifektan pada penyediaan air
menyebabkan sungai yang berwarna keruh.
minum. Dalam jumlah banyak khlor akan

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 93


ISSN ONLINE: 2621-8798
Air yang dibutuhkan oleh tubuh ketinggian air sungai Riuapa sangat tinggi
manusia harus bersih, baik dari sumbernya dengan debit air mencapai 0,1.06.13 m/detik
maupun dari air itu sendiri. Air yang tidak kemudian berangsur-angsur menurun hingga
bersih akan menyebabkan penurunan kualitas bulan Desember dimana debit air sungai
hidup organisme yang mengkonsumsinya Riuapa sebesar 03.01.48 m/detik dengan
karena di dalam air yang kurang bersih ketinggian air hanya mencapai kisaran antara
banyak mikroba ataupun zat-zat kimia terlarut 25 cm (pada daerah hulu) dan debit air
yang membahayakan tubuh. Sumber air untuk 01.39.06 m/detik dengan ketinggian air
keperluan hidup organisme pada umumnya mencapai 35 cm pada bagian hilir. Hal ini
berasal dari air sungai karena tingkat mengindikasikan bahwa peningkatan debit air
salintasnya yang rendah sehinggga dapat sungai berpengaruh dalam proses
dimanfaatkan sebagai sumber air minum ( pengenceran dan pelarutan ion-ion yang
Rijal, 2013). terkandung dalam tanah, yang terlihat pada
Secara signifikan kadar bahan nilai parameter uji dimana pada musim hujan,
pencemar yang terkandung dalam air kandungan BOD, COD, Nitrit dan Chlor
dipengaruhi oleh musim dan letak stasiun. meningkat pada beberapa titik yaitu
Dari hulu ke hilir terdapat perubahan yang WR.1(Nitrit 0,0022mg/l; COD 20,1mg/l),
signifikan. Pada musim hujan, kadar beberapa WR.8 (BOD 4,6 mg/l), WR.12 (COD
bahan pencemar meningkat di stasiun yang 21,3mg/l; Nitrit 0,003 mg/l), WR.13 (BOD
berada pada segmen tengah dan hilir sungai 4,2mg/l; Chlor 19,549mg/l), yang mewakili
Riuapa. Karena pada segmen ini terdapat segmen hulu (WR.1), segmen Tengah (WR.8)
aktifitas manusia dan merupakan daerah dan segmen hilir sungai Riuapa (WR.12,
pertanian (persawahan), peternakan tanpa WR.13). Hal ini senada dengan hasil
kandang dan permukiman yang dominan penelitian Suryo dkk (2014), bahwa Faktor
sehingga banyak menyumbang limbah ke yang berpengaruh terhadap mutu air adalah
alam. aktifitas manusia dan proses alam karena dari
Perubahan penutupan lahan atas DAS segmen hulu hingga hilir terdapat perubahan
Wae Riuapa berpengaruh pada jumlah dan penggunaan lahan dominan, sehingga tingkat
debit air sungai Riuapa. Hasil penelitian pencemaran dan kandungan bahan pencemar
menunjukkan bahwa debit air dan ketinggian bervariasi sesuai dengan jenis tata guna lahan.
air sungai Riuapa turut terpengaruh oleh Supingat (2008) dalam Agustiningsih (2012),
perubahan penutupan lahan dan musim juga mengatakan bahwa daerah hulu dengan
dimana untuk tahun 2018 pada bulan Agustus pola pemanfaatan lahan yang relatif seragam,

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 94


ISSN ONLINE: 2621-8798
mempunyai kualitas air yang lebih baik dari musim kemarau menjadi 0,0022 mg/l pada
daerah hilir dengan pola penggunaan lahan musim hujan.
yang beragam. Semakin kecil tutupan hutan
dalam sub DAS serta semakin beragamnya DAFTAR PUSTAKA

jenis penggunaan lahan dalam sub DAS Agustiningsih, D. 2012. Kajian Kualitas Air
menyebabkan kondisi kualitas air sungai yang Sungai Blukar Kabupaten Kendal
Dalam Upaya Pengendalian
semakin buruk, terutama akibat adanya Pencemaran Air Sungai. Tesis
aktivitas pertanian dan pemukiman. Magister Ilmu Lingkungan. Universitas
Diponegoro. Semarang.

KESIMPULAN DAN SARAN Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan


Daerah Aliran Sungai. Gajahmada
University Press. Yogyakarta.
Kesimpulan
Desmawati, E.2014. Sistem Informasi
Kualitas Air Sungai di Wilayah Sungai
Hasil analisis variabel COD, Nitrit Seputih Sekampung. Tesis Magister
dan Chlorberada di bawah ambang baku Teknik Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
mutu berdasarkan baku mutu air kelas II PP
Effendy, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi
No. 82 tahun 2001 yang menunjukkan kadar Pengelolaan Sumber Daya dan
parameter pencemar dalam air sungai dan air Lingkungan Perairan. Penerbit
kanasius. Yogyakarta.
sumur masih cukup rendah kecuali variabel
Rijal, M. 2013. Kualitas Air Sungai Arbes
BODberada di atas ambang baku mutu Ambon Berdasarkan Nilai Koliform
dengan nilai rata-rata hujan 3,5 mg/l (bm Fecal. Program Studi Pendidikan
Biologi. IAIN AMBON.
BOD=3mg/l), sehingga dapat mempengaruhi
kesehatan masyarakat yang Republik Indonesia. 2001. Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
mengkonsumsinya. tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Perubahan tutupan lahan DAS Wae Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta:
Sekretariat Negara.
Riuapa mengakibatkan perubahan debit air
Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
sungai yang berpengaruh dalam proses Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu
pengenceran dan pelarutan bahan pencemar,
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
yang terindikasi pada peningkatan nilai BOD Air Keperluan Sanitasi, Kolam
Renang, Solus per Aqua.
dari 2,9 mg/l pada musim kemarau menjadi
Suryo, A.W., Winardi, D. N., Endro, S.
4,6 mg/l pada musim hujan, COD pada
2014.Analisis Kualitas Air Sungai
musim kemarau 2,9 mg/l menjadi 21,3 mg/l Bringin Kota Semarang Dengan
Metode Nsf – Ika
di musim hujan, nitrit dari 0,0001 mg/l pada

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 95


ISSN ONLINE: 2621-8798
Yetti, E., Soedharma, D., Sigid,
D.,Haryadi,S., 2011. Evaluasi Kualitas
Air Sungai-Sungai Di Kawasan Das
Brantas Hulu Malang. Tesis. IPB
Bogor.

DOI: 10.30598/jhppk.2019.3.1.86 Page 96


ISSN ONLINE: 2621-8798

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai