Anda di halaman 1dari 2

Sosiologi Agama Menurut E.

Durkheim, agama didefinisikan sebagai sebuah sistem kepercayaan mengenai tabiat dari keuatan-kekuatan menentukan nasib umat manusia dan praktek-praktek yang berhubungan dengan kepercayaan tersebut yang dianut bersama oleh sebuah kelompok. Menurut C. Geerth dalam artikelnya yang berjudul The Religion as Cultural System agama adalah suatu sistem yang berfungsi untuk memunculkan suasana hati dan motivasi yang kuat dan berlangsung lama dengan cara menfokuskan konsep-konsep dari semua tatanan keberadaan yang umum, membingkai konsep-konsep dengan satu aura faktual yang membuat suasana hati dan motivasi hal tersebut dengan nampaknya realistis secara unik. Latar Belakang Masalah Agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuwan social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luari ndividu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu. Ada beberapa definisi Sosiologi Aagama, di antaranya adalah: Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang berbeda. Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. Sosiologi Aagama selalu berusaha untuk menemukan pinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama dengan masyarakat. Sosiologi Agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
Fungsi Sosiologi Agama

Sosiologi agama memberikan kontribusi yang tidak kecil lagi bagi instansi keagamaan. Sebagai sosiologi positif ia telah membuktikan daya gunanya dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan yang muncul dalam masyarakat serta menunjukkan cara-cara ilmiah untuk perbaikan dan pengembangan masyarakat, demikian juga sosiologi agama bermaksud membantu para pemimpin agama dalam mengatasi masalah-masalah sosio-religius yang tidak kalah beratnya dengan masalah-masalah social nonkeagamaan, memberikan pengetahuan tentang pola-pola interkasi social keberagamaan yang terjadi dalam masyarakat, membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku keberagamaan kita dalam kehidupan bermasyarakat, dengan bantuan sosiologi agama, kita akan semakin memahami nilai-nilai, norma, tradisi dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain serta memahami perbedaan yang ada. Tanpa hal itu, mejadi alas an untuk timbulnya konflik di antara umat beragama, membuat kita lebih tanggap, kritis dan rasional untuk mengahadapi gejala-gejala social keberagamaan masyarakat, serta kita dapat mengambil tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi social yang kita hadapi.

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode.[ Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Hadit Dakwah II

Secara garis besar hadits adalah sesuatu yang di identikkan dengan perkataan yang berasal dari nabi Muhammad Saw. Sedangkan Dawah adalah penyebaran atau penyampaian ilmu pngetahuan yang di identikkan dengan pengetahuan keagamaan, kemudian pengajaran adalah kata yang berasal dari kata ajar yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an yang mengartikan cara, kode etik atau system ajar kepada audiens sehingga mengerti apa yang di transferkan oleh pengajar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hadits dawah dan pengajaran adalah penyampaian ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan tentang agama islam atau pengetahuan secara umum yang dilandaskan dengan sesuatu atau perkataan yang berasal dari Rasulullah Saw. Sedangkan yang melingkupi hadits tentang dawah dan pengajaran ini antara lain adalah cara pengajarannya, kode etik penyampaian, dan strategi dalam pengajaran yang sesuai dengan hadits tercapai tujuan pengajaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran yang telah di ajarkan dalam islam.

Anda mungkin juga menyukai