31 - Afry Yanti Sitompul - Makalah Studi Kelayakan
31 - Afry Yanti Sitompul - Makalah Studi Kelayakan
Disusun oleh:
Afry Yanti Sitompul
A1A120031
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. H. Khairinal, Dpt. BA.,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Studi Kelayakan yang
berjudul “Usaha Kelapa Parut” Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Prof. Dr. H. H. Khairinal, Dpt. BA., pada mata kuliah Studi
Kelayakan. Selain itu, Tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang “Usaha Kelapa Parut” bagi saya dan juga pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Cover
BAB I. PENDAHULUAN
ii
BAB III. ANALISIS STUDI KELAYAKAN
LAMPIRAN ............................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
3
perkembangan industri hulu komoditas kelapa, peningkatan penyerapan tenaga
kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, disamping
pengembangan tanaman.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana aspek pemasaran dalam usaha kelapa
parut
2. Untuk mengetahui bagaimana aspek teknis dalam usaha kelapa parut
3. Untuk mengetahui bagaimana aspek biaya dalam usaha kelapa parut
4
BAB II
PEMBAHASAN STUDI KELAYAKAN
5
2.3 Sarana, Prasarana, dan Peralatan Bisnis
prasarana secara etimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung
untuk mencapai tujuan. Prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses jalannya suatu usaha/bisnis, seperti halaman, kebun,
toko dll. Sarana yang digunakan dalam usaha yang kelapa parut pak robet ini yaitu
sewa lahan tempat produksi.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan; alat; media (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1988: 700). Menurut E. Mulyasa, Sarana adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses sebuah bisnis. Sarana bisnis adalah semua fasilitas yang secara langsung dan
menunjang proses usaha/bisnis, khususnya baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan
efesien. Dalam usaha kelapa parut tentunya memiliki beberapa prasarana yang
dibutuhkan yaitu Etalase/gerobak, mesin pemarut kelapa, mesin pengemas, dan
mesin pengering.
Peralatan adalah suatu alat ataupun bisa berbentuk tempat yang gunanya
adalah untuk mendukung berjalannya pekerjaan. Perlatan pada umumnya lebih
tahan lama (masa manfaatnya lebih lama) jika dibandingkan dengan perlengkapan
(supplies). Istilah peralatan dalam akuntansi mengacu pada mesin, perabot dan
peralatan kantor, kendaraan, komputer, perangkat elektronik dan mesin
perkantoran. Dalam usaha kelapa parut tentunya memiliki beberapa peralatan yaitu
serbet, wadah, timbah, meja dan kursi, pisau, parang, dan peralatan lainnya.
6
diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya". Bentuk kerja dari kata product, yaitu
produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk)
memimpin atau membawa sesuatu untuk maju.
Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi
(anything produced). Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada
sesuatu yang diproduksi (thing or things produced). Produk dalam pengertian
ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith. Dalam
penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit,
sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah
pengelompokan industri untuk barang dan jasa
Dari hasil wawancara yang dilakukan produk usaha pak robet yang
dilaksanakan sampai saat ini adalah usaha kelapa parut/santan kelapa, yang di jual
seharga Rp5.000/buah dan untuk santan jadi seharga Rp10.000/kg.
7
dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri”.
Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (2011: 61) bahan baku adalah: “Bahan
baku adalah bahan utama dari suatu produk atau barang”. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa bahan baku merupakan bahan yang utama didalam melakukan
proses produksi sampai menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang
dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk proses produksi (Singgih
Wibowo, 2010: 24).
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pak robet, bahan baku yang
digunakan dalam usaha kelapa parut tersebut adalah dagi kelapa tua yang berwarna
putih lalu diparut agar menciptakan sebuah olahan yang disebut dengan santan
kelapa.
8
2.9 Konsumen
Menurut Philip Kotler Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga
yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.
Menurut Wira Suteja Konsumen adalah orang yang menciptakan pandangan
tentang perusahaan kita, tentang baik atau buruk pelayanan kita. Dapat disimpulkan
Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan
untuk tujuan tertentu. Dari bisnis yang dijalankan oleh pak robet konsumen yang
dimiliki kebanyakan adalah mahasiswa dan masyarakat setempat. Dikarenakan
lokasi yang dekat dengan kampus.
2.10 Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya atau dari tempat asal ke tempat tujuan dengan menggunakan
sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia, hewan atau mesin. Hal ini sejak
zaman dahulu merupakan kegiatan sehari-hari yang penting dalam suatu
masyarakat (Sani, 2010). Dari usaha kelapa parut milik pak robet ini memiliki satu
transportasi beroda 4 dan beroda 2 yang digunakan untuk mengangkut kelapa.
9
2.12 Solusi
Solusi adalah cara atau jalan yang digunakan untuk memecahkan atau
menyelesaikan masalah tanpa adanya tekanan. Maksud tanpa adanya tekanan
adalah adanya objektivitas dalam menentukan pemecahan masalah dimana orang
yang mencari solusi tidak memaksakan pendapat pribadinya dan berpedoman pada
kaidah atau aturan yang ada. Jika tidak demikian maka solusi yang didapat akan
sangat subjektif sehingga dikhawatirkan bukan merupakan solusi terbaik.
Setiap masalah yang dihadapi dalam menjalankan sebuah bisnis tentunya
memiliki solusi. Dari hal ini Bapak Robet memiliki solusi untuk menyikapi santan
kelapa yang basi tersebut dengan cara tidak memarut kelapa sebelum di beli oleh
konsumen, sehingga kelapa tersebut tidak akan berlebih/mubazir.
10
BAB III
ANALISIS STUDI KELAYAKAN
11
3.3 Aspek Biaya
Biaya Operasional per Bulan
Biaya Tetap Nilai
Penyusutan etalase/gerobak 1/54 x Rp. 2,232,000 Rp. 41,333
Penyusutan mesin pemarut kelapa 1/54 x Rp. 400,000 Rp. 7,407
Penyusutan wadah 1/48 x Rp. 91,000 Rp. 1,896
Penyusutan timba 1/42 x Rp. 66,000 Rp. 1,571
Penyusutan serbet 1/36 x Rp. 30,000 Rp. 833
Penyusutan meja dan kursi 1/48 x Rp. 145,000 Rp. 3,021
Penyusutan peralatan tambahan lain 1/36 x Rp. 64,000 Rp. 1,778
Total Biaya Tetap Rp. 57,840
Biaya Variabel
Kelapa Rp. 50,000 x 30 = Rp. 1,500,000
Kantong plastik Rp. 6,500 x 30 = Rp. 195,000
Biaya promosi Rp. 4,500 x 30 = Rp. 135,000
Biaya sewa tempat Rp. 9,000 x 30 = Rp. 270,000
Biaya listrik dan air Rp. 11,000 x 30 = Rp. 330,000
Biaya lain-lain Rp. 14,000 x 30 = Rp. 420,000
Total Biaya Variabel Rp. 2,850,000
Pendapatan per
Bulan
Penjualan rata – rata =
40 Bungkus x Rp. 3,500 = Rp. 140,000
140,000 x 30 hr = Rp. 4,200,000
12
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Santan kelapa murni merupakan hasil dari buah kelapa yang memiliki
kemampuan meningkatkan taraf kesehatan, mengobati, dan bahkan dimanfaatkan
pula dalam bidang kosmetik. Selain dari fungsi teknisnya dalam aspek kesehatan,
santan kelapa murni tetap berkaitan dengan akar budaya masyarakat Indonesia.
Sebagai produk modern yang dikembangkan dalam skala industri, pengembangan
santan kelapa murni kamasan dari sisi sosial ekonomi juga memiliki keterkaitan
erat dengan sikap hidup masyarakat, khususnya masyarakat petani produsen kelapa.
Dari studi kelayakan usaha kelapa parut diatas dapat disimpulkan bahwa
usaha kelapa parut sudah cukup layak dijalankan. Modal awal yang murah, bahan
baku yang mudah diperoleh serta target pasar yang sudah ada membuat usaha
kelapa parut ini bisa berpotensi jadi besar dengan cepat. Lebih dari itu, kelancaran
usaha ini juga tergantung kerjasama dari berbagai pihak.
3.2 Saran
Dari makalah ini, penulis mempunyai saran untuk pembaca, Perlunya
infrastruktur yang memadai untuk menghubungkan daerah satu dengan daerah
lainnya. Seperti infrastruktur jalan, karena dengan adanya jalan dapat mendorong
terjadinya kerjasama antar daerah dan menghindari adanya pemusatan kegiatan
ekonomi. Namun disamping itu perlu adanya kebijakan-kebijakan pemerintah
dalam menjalankan ekonomi pembangunan di Indonesia.
13
LAMPIRAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Afiyah, A., Saifi, M., & Dwiatmanto. (2015). Analisis Studi Kelayakan Usaha
Pendirian Home Industri. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 23(1).
Darmawan, N.P. (2017). Riset Pasar untuk Memulai Usaha Baru Kuliner “Gebyur
Keju”. (Skripsi). Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Handjojo, E. S., Syarief, R. & Sugiyono. (2017). Analisis Kelayakan Usaha Teh
Papua (Vernonia amygdalina). Jurnal Manajemen IKM IPB, 12(2). 145 –
150.
Kasmir & Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Predana Media Grup.
Kasmir & Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis (Edisi 8). Jakarta:
Kencana.
Kotler, P., Keller, K., Goodman, M., Brady, M. & Hansen, T. (2016). Marketing
Management (Edisi 3). London: Pearson
15