Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“USAHA KELAPA PARUT”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Studi Kelayakan

Disusun oleh:
Afry Yanti Sitompul
A1A120031

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. H. Khairinal, Dpt. BA.,

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Studi Kelayakan yang
berjudul “Usaha Kelapa Parut” Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Prof. Dr. H. H. Khairinal, Dpt. BA., pada mata kuliah Studi
Kelayakan. Selain itu, Tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang “Usaha Kelapa Parut” bagi saya dan juga pembaca.

Kami mengucapkan Terimakasih kepada Prof. Dr. H. H. Khairinal, Dpt.


BA., selaku dosen mata kuliah Studi Kelayakan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni. Saya juga berharap Tugas ini dapat dipahami dan dimengerti oleh
pembaca. Saya menyadari Tugas yang saya tulis masih terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan tugas ini.

Jambi, 1 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar ............................................................................................ i

Daftar isi ...................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian ................................................................. 3


1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................. 4
1.5 Fokus Penulisan ..................................................................... 4

BAB II. PEMBAHASAN STUDI KELAYAKAN


2.1 Modal Awal Bisnis ............................................................... 5
2.2 Sumber Daya Manusia .......................................................... 5
2.3 Sarana, Prasarana, dan Peralatan Bisnis ................................ 6
2.4 Produk Usaha ......................................................................... 6
2.5 Produk Barang ....................................................................... 7
2.6 Bahan Baku ............................................................................ 7
2.7 Lokasi Usaha.......................................................................... 8
2.8 Pemasaran Produk .................................................................. 8
2.9 Konsumen .............................................................................. 9
2.10 Transportasi ........................................................................... 9
2.11 Kemungkinan Kendala .......................................................... 9
2.12 Solusi ..................................................................................... 10
2.13 Dukungan Pemerintah ............................................................ 10
2.14 Kemungkinan Usaha Berkembang ........................................ 10

ii
BAB III. ANALISIS STUDI KELAYAKAN

3.1 Aspek Pemasaran ................................................................... 11

3.2 Aspek Teknis ......................................................................... 11

3.3 Aspek Biaya ........................................................................... 12

BAB IV. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan ............................................................................ 13

4.2 Saran ...................................................................................... 13

LAMPIRAN ............................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian


Santan kelapa murni merupakan hasil dari buah kelapa yang memiliki
kemampuan meningkatkan taraf kesehatan, mengobati, dan bahkan dimanfaatkan
pula dalam bidang kosmetik. Selain dari fungsi teknisnya dalam aspek kesehatan,
santan kelapa murni tetap berkaitan dengan akar budaya masyarakat Indonesia.
Sebagai produk modern yang dikembangkan dalam skala industri, pengembangan
santan kelapa murni kamasan dari sisi sosial ekonomi juga memiliki keterkaitan
erat dengan sikap hidup masyarakat, khususnya masyarakat petani produsen kelapa.
Saat ini kelapa telah menjadi komoditi sumber daya alam yang banyak dibutuhkan
untuk kehidupan sehari-hari. Indonesia menjadi negara penghasil kelapa terbesar
karena hasil panen kelapa di Indonesia sangatlah tinggi. Kita sebagai masyarakat
Indonesia harusnya sadar akan keuntungan besar yang bisa dihasilkan dari kelapa.
Masyarakat Indonesia harus lebih pintar dalam mengolah kelapa agar menjadi
olahan yang berguna dan menghasilkan banyak keuntungan. Olahan sederhana dari
kelapa adalah kelapa parut. Kelapa parut ini bisa diolah kembali menjadi santan,
campuran makanan atau minuman. Kelapa parut juga bisa dijadikan sebagai ide
usaha atau bisnis untuk para pengusaha pemula.
Untuk menjalankan usaha kelapa parut yang terus maju dan berkembang,
menganalisis modal usaha kelapa parut adalah hal utama yang penting. Selain
menganalisis modalnya, kita juga harus bisa memilih kelapa yang tepat untuk
kebutuhan bisnis kita. Kelapa memiliki beberapa jenis, yaitu kelapa tua, kelapa
muda, dan kelapa ijo. Dari banyaknya bagian kelapa yang bisa dimanfaatkan,
daging kelapa adalah bagian kelapa yang paling banyak dibutuhkan.
Dengan demikian pengembangan Industri santan kelapa murni dan
pemanfaatannya senantiasa melibatkan berbagai aspek teknis pertanian, aspek
ekonomi dan industri, aspek teknis kesehatan dan aspek budaya masyarakat yang
telah lama menggantungkan hidup pada tanaman kelapa. Keterkaitan aspek aspek
tersebut merupakan pendorong utama bagi berkembangnya industri santan kelapa
murni sebagai industri hilir yang pada implementasinya akan membawa serta

3
perkembangan industri hulu komoditas kelapa, peningkatan penyerapan tenaga
kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, disamping
pengembangan tanaman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana aspek pemasaran dalam usaha kelapa parut?
2. Bagaimana aspek teknis dalam usaha kelapa parut?
3. Bagaimana aspek biaya dalam usaha kelapa parut?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana aspek pemasaran dalam usaha kelapa
parut
2. Untuk mengetahui bagaimana aspek teknis dalam usaha kelapa parut
3. Untuk mengetahui bagaimana aspek biaya dalam usaha kelapa parut

1.4 Manfaat Penulisan


Sebagai referensi bagi masyarakat Indonesia bagaimana kelayakan bisnis
dalam usaha kelapa parut.

1.5 Fokus Penelitian


Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi penelitian guna
memilih data yang releven dan mana yang tidak releven. Pembahasan dalam
penulisan ini lebih didasarkan dalam tingkat kepentingan atau urgensi dari
makalah ini. Penulisan makalah ini akan difokuskan pada “Usaha Kelapa
Parut” yang objek utamanya adalah salah satu pemilik usaha kelapa parut di
mendalo.

4
BAB II
PEMBAHASAN STUDI KELAYAKAN

2.1 Modal Bisnis


Modal usaha merupakan salah satu aspek yang harus ada dalam
berwirausaha selain aspek lain yang tidak kalah pentingnya yaitu SDM (keahlian
tenaga kerja), teknologi, ekonomi, serta organisasi atau legalitas. Modal usaha
dapat diartikan sebagai dana yang digunakan untuk menjalankan usaha agar tetap
berjalan. Modal usaha juga dapat diartikan dari berbagai segi yaitu modal pertama
kali membuka usaha, modal untuk melakukan perluasan usaha, dan modal untuk
menjalankan usaha sehari-hari.
Perkiraan Modal Usaha Kelapa parut Pak Robet sebagai berikut:
Jenis Kebutuhan Harga
Sewa lahan tempat produksi Rp. 1.500.000
Mesin parut kelapa Rp. 1.225.000
Wadah Rp. 40.000
Mesin pengering Rp. 875.000
Mesin pengemas Rp. 460.000
Pisau atau parang Rp. 30.000
Peralatan lainnya Rp. 100.000
Total Rp. 4.230.000

2.2 Sumber Daya Manusia


Pada dasarnya pengertian karyawan dipersamakan dengan pengertian
buruh, tenaga kerja/pekerja atau diistilahkan juga dengan sebutan sumber daya
manusia (SDM). Sumber Daya Manusia dalam arti mikro secara sederhana menurut
Simamora (2005) adalah manusia atau orang yang bekerja atau jadi anggota suatu
organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-
lain.
Dalam Menjalankan usaha kelapa parut tentunya memerlukan sumber daya
manusia (kariawan). Usaha yang dijalankan selama 10 tahun oleh pak Robet ini
telah memiliki kariawan sebanyak 3 orang. Dalam hal ini yang selalu membantu
pak robet dalam menjalankan usaha kelapa parut tersebut

5
2.3 Sarana, Prasarana, dan Peralatan Bisnis
prasarana secara etimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung
untuk mencapai tujuan. Prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses jalannya suatu usaha/bisnis, seperti halaman, kebun,
toko dll. Sarana yang digunakan dalam usaha yang kelapa parut pak robet ini yaitu
sewa lahan tempat produksi.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan; alat; media (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1988: 700). Menurut E. Mulyasa, Sarana adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses sebuah bisnis. Sarana bisnis adalah semua fasilitas yang secara langsung dan
menunjang proses usaha/bisnis, khususnya baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan
efesien. Dalam usaha kelapa parut tentunya memiliki beberapa prasarana yang
dibutuhkan yaitu Etalase/gerobak, mesin pemarut kelapa, mesin pengemas, dan
mesin pengering.
Peralatan adalah suatu alat ataupun bisa berbentuk tempat yang gunanya
adalah untuk mendukung berjalannya pekerjaan. Perlatan pada umumnya lebih
tahan lama (masa manfaatnya lebih lama) jika dibandingkan dengan perlengkapan
(supplies). Istilah peralatan dalam akuntansi mengacu pada mesin, perabot dan
peralatan kantor, kendaraan, komputer, perangkat elektronik dan mesin
perkantoran. Dalam usaha kelapa parut tentunya memiliki beberapa peralatan yaitu
serbet, wadah, timbah, meja dan kursi, pisau, parang, dan peralatan lainnya.

2.4 Produk Usaha


Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan.
Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan
bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk
sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam
bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang
mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang

6
diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya". Bentuk kerja dari kata product, yaitu
produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk)
memimpin atau membawa sesuatu untuk maju.
Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi
(anything produced). Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada
sesuatu yang diproduksi (thing or things produced). Produk dalam pengertian
ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith. Dalam
penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit,
sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah
pengelompokan industri untuk barang dan jasa
Dari hasil wawancara yang dilakukan produk usaha pak robet yang
dilaksanakan sampai saat ini adalah usaha kelapa parut/santan kelapa, yang di jual
seharga Rp5.000/buah dan untuk santan jadi seharga Rp10.000/kg.

2.5 Produksi Barang


Produksi barang adalah kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan
mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa produksi mengandung dua hal penting yaitu menciptakan
nilai guna seperti membangun rumah, membuat pakaian, membuat tas, membuat
sepeda, dan sebagainya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pak robet, usaha kelapa parut
tersebut juga menghasilkan barang berupa asbak rokok, dan kerajinan tangan
lainnya yang terbuat dari tempurung kelapa yang ada. Hal ini menambah
keuntungan selain dari usaha kelapa parut tersebut.

2.6 Bahan baku


Bahan baku merupakan bahan yang penting dalam suatu perusahaan
manufaktur, karena disini terletak langkah pertama dalam melakukan proses
produksi. Menurut Mulyadi (2011: 275) bahan baku adalah: “Bahan baku
merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh”. Menurut Masiyal Kholmi
(2013: 29) bahan baku adalah: “Bahan baku merupakan bahan yang membentuk
bagian besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur

7
dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri”.
Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (2011: 61) bahan baku adalah: “Bahan
baku adalah bahan utama dari suatu produk atau barang”. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa bahan baku merupakan bahan yang utama didalam melakukan
proses produksi sampai menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang
dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk proses produksi (Singgih
Wibowo, 2010: 24).
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pak robet, bahan baku yang
digunakan dalam usaha kelapa parut tersebut adalah dagi kelapa tua yang berwarna
putih lalu diparut agar menciptakan sebuah olahan yang disebut dengan santan
kelapa.

2.7 Lokasi Usaha


Tjiptono (2008), Lokasi usaha adalah tempat usaha beroperasi atau tempat
usaha melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang
mementingkan segi ekonominya. Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu
dipertimbangkan. Usaha kelapa parut yang dijalankan oleh pak robet ini berlokasi
di Jl. Jambi - Muara Bulian No.KM. 15, Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota,
Kabupaten Muaro Jambi, Jambi

2.8 Pemasaran Produk


Menurut William J. Stanton (1984:7) pengertian pemasaran adalah sebuah
sistem total. Sistem total tersebut berasal dari kegiatan bisnis. Sedangkan menurut
Kotler (1997: 8) pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial. Dimana di
dalamnya terdapat individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka
butuhkan serta inginkan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pemasaran Produk adalah seluruh proses yang dimulai dari analisis pasar,
mengantarkan produk ke pelanggan dan menerima umpan balik. Prosesnya
bertujuan untuk mengetahui pasar yang tepat bagi produk dan penempatannya
sedemikian rupa sehingga mendapat respon pelanggan yang baik. Dalam usaha
kelapa parut ini pemasaran produk yang digunakan adalah dengan membuat
spanduk yang dapat menarik perhatian masyarakat/konsumen.

8
2.9 Konsumen
Menurut Philip Kotler Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga
yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.
Menurut Wira Suteja Konsumen adalah orang yang menciptakan pandangan
tentang perusahaan kita, tentang baik atau buruk pelayanan kita. Dapat disimpulkan
Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan
untuk tujuan tertentu. Dari bisnis yang dijalankan oleh pak robet konsumen yang
dimiliki kebanyakan adalah mahasiswa dan masyarakat setempat. Dikarenakan
lokasi yang dekat dengan kampus.

2.10 Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya atau dari tempat asal ke tempat tujuan dengan menggunakan
sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia, hewan atau mesin. Hal ini sejak
zaman dahulu merupakan kegiatan sehari-hari yang penting dalam suatu
masyarakat (Sani, 2010). Dari usaha kelapa parut milik pak robet ini memiliki satu
transportasi beroda 4 dan beroda 2 yang digunakan untuk mengangkut kelapa.

2.11 Kemungkinan Kendala


Menurut Pius Abdillah dan Danu Prasetya (2008 : 329) dalam bukunya
kamus lengkap bahasa indonesia, kendala adalah menghambat, sesuatu yang
membatasi untuk mencapai sasaran; rintangan, halangan. Menurut W.J.S.
Poerwadarminta dalam bukunya Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi
ketiga (2006 : 563) kendala adalah halangan; rintangan. Dari beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa kendala adalah suatu keadaan yang membatasi,
menghalangi , atau mencegah tercapainya sasaran.
Dari masalah yang dihadapin Bapak Robet kita tau bahwa setiap masalah
memiliki jalan keluar atau cara mengatasi masalah tersebut. Dari masalah Bapak
Robet yang mengalami kesulitan ketika kelapa yang telah diperas tidak laku dan
akhirnya menjadi basi. Karena santan kelapa yang sudah basi sudah tidak layak
untuk digunakan.

9
2.12 Solusi
Solusi adalah cara atau jalan yang digunakan untuk memecahkan atau
menyelesaikan masalah tanpa adanya tekanan. Maksud tanpa adanya tekanan
adalah adanya objektivitas dalam menentukan pemecahan masalah dimana orang
yang mencari solusi tidak memaksakan pendapat pribadinya dan berpedoman pada
kaidah atau aturan yang ada. Jika tidak demikian maka solusi yang didapat akan
sangat subjektif sehingga dikhawatirkan bukan merupakan solusi terbaik.
Setiap masalah yang dihadapi dalam menjalankan sebuah bisnis tentunya
memiliki solusi. Dari hal ini Bapak Robet memiliki solusi untuk menyikapi santan
kelapa yang basi tersebut dengan cara tidak memarut kelapa sebelum di beli oleh
konsumen, sehingga kelapa tersebut tidak akan berlebih/mubazir.

2.13 Dukungan Pemerintah


Usaha kelapa parut yang dijalankan oleh Pak Robet tentunya mendapat
dukungan dari pemerintah. Dalam sebuah bisnis tentunya berpengaruh terhadap
penyediakan Kebutuhan Masyarakat, Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Masyarakat. Menciptakan Lapangan Pekerjaan.

2.14 Kemungkinan Usaha Berkembang


Memiliki usaha kelapa parut juga mempunyai harapan-harapan kedepannya.
Dari hasil Survai dan wawancara Bapak Robet berkata bahwa harapan beliau di
masa depan adalah dapat membuka cabang di beberapa tempat di jambi dan
memperbesar usaha kelapa parut yang beliau miliki.

10
BAB III
ANALISIS STUDI KELAYAKAN

3.1 Aspek Pemasaran


Pada era modern ini, setiap perusahaan sudah melakukan pemasaran
melalui media sosial sangat berperan sebagai sarana pemasaran yang ampuh.
Karena hampir setiap kalangan dalam lapisan masyarakat Indonesia, sangat
aktif menggunakannya. Melalui media sosial, bisnis ini juga dapat berhubungan
dan menjalin interaksi secara luas dengan beragam audiens terutama bagi
masyarakat. Selain sosial media, Pak Robet juga membuat spanduk yang menarik
sebagai bentuk pemberitahuan kepada mahasiswa dan masyarakat setempat.
Strategi promosi melalui penawaran produk secara gratis masihdianggap
sebagai metode yang paling berhasil. Sebab, masyarakat mana yang tidak
menginginkan suatu produk yang diberikan secara cuma-cuma. Alasan lain dari
strategi ini adalah bisa saja masyarakat belum membeli produk karena mereka
memang belum merasa perlu menggunakannya. Sehingga saat mereka
mendapatkan produk santan kelapa murni tersebut melalui penawaran produk
santan kelapa murni gratis, mereka akan mencoba dan memungkinkan akan terjadi
pembelian setelahnya.
Suatu produk dapat dinilai berkualitas jika mendapatkan kepercayaan yang
tinggi dari masyarakat. Hal ini bisa diperoleh jika produk dari perusahaan ada yang
merekomendasikannya. Untuk mendapatkan testimoni atau rekomendasi dari
pembeli perusahaan yang telah menggunakan produk santan kelapa murni,
perusahaan dapat memberikan apresiasi atau penghargaan berupa insentif. Bentuk
apresiasi tersebut tidak harus selalu berupa uang, tetapi bisa dalam bentuk produk
hadiah atau diskon.

3.2 Aspek Teknis


Waktu kerja usaha bisnis yang dijalankan oleh pak robet dari hari senin
sampai minggu pukul 07.00 WIB – 17.00 WIB. Mesin dan peralatan utama yang
dipakai dalam proses produksi kelapa parut adalah mesin pengupasan sabut, mesin
pembelahan buah, mesin pemarutan, mesin pengeringan penyaring santan.

11
3.3 Aspek Biaya
Biaya Operasional per Bulan
Biaya Tetap Nilai
Penyusutan etalase/gerobak 1/54 x Rp. 2,232,000 Rp. 41,333
Penyusutan mesin pemarut kelapa 1/54 x Rp. 400,000 Rp. 7,407
Penyusutan wadah 1/48 x Rp. 91,000 Rp. 1,896
Penyusutan timba 1/42 x Rp. 66,000 Rp. 1,571
Penyusutan serbet 1/36 x Rp. 30,000 Rp. 833
Penyusutan meja dan kursi 1/48 x Rp. 145,000 Rp. 3,021
Penyusutan peralatan tambahan lain 1/36 x Rp. 64,000 Rp. 1,778
Total Biaya Tetap Rp. 57,840

Biaya Variabel
Kelapa Rp. 50,000 x 30 = Rp. 1,500,000
Kantong plastik Rp. 6,500 x 30 = Rp. 195,000
Biaya promosi Rp. 4,500 x 30 = Rp. 135,000
Biaya sewa tempat Rp. 9,000 x 30 = Rp. 270,000
Biaya listrik dan air Rp. 11,000 x 30 = Rp. 330,000
Biaya lain-lain Rp. 14,000 x 30 = Rp. 420,000
Total Biaya Variabel Rp. 2,850,000

Total Biaya Operasional


Biaya tetap + biaya variable
Rp. 2,907,840
=

Pendapatan per
Bulan
Penjualan rata – rata =
40 Bungkus x Rp. 3,500 = Rp. 140,000
140,000 x 30 hr = Rp. 4,200,000

Keuntungan per Bulan


Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
Rp. 4,200,000 – 2,907,840 = Rp. 1,292,160

12
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Santan kelapa murni merupakan hasil dari buah kelapa yang memiliki
kemampuan meningkatkan taraf kesehatan, mengobati, dan bahkan dimanfaatkan
pula dalam bidang kosmetik. Selain dari fungsi teknisnya dalam aspek kesehatan,
santan kelapa murni tetap berkaitan dengan akar budaya masyarakat Indonesia.
Sebagai produk modern yang dikembangkan dalam skala industri, pengembangan
santan kelapa murni kamasan dari sisi sosial ekonomi juga memiliki keterkaitan
erat dengan sikap hidup masyarakat, khususnya masyarakat petani produsen kelapa.
Dari studi kelayakan usaha kelapa parut diatas dapat disimpulkan bahwa
usaha kelapa parut sudah cukup layak dijalankan. Modal awal yang murah, bahan
baku yang mudah diperoleh serta target pasar yang sudah ada membuat usaha
kelapa parut ini bisa berpotensi jadi besar dengan cepat. Lebih dari itu, kelancaran
usaha ini juga tergantung kerjasama dari berbagai pihak.

3.2 Saran
Dari makalah ini, penulis mempunyai saran untuk pembaca, Perlunya
infrastruktur yang memadai untuk menghubungkan daerah satu dengan daerah
lainnya. Seperti infrastruktur jalan, karena dengan adanya jalan dapat mendorong
terjadinya kerjasama antar daerah dan menghindari adanya pemusatan kegiatan
ekonomi. Namun disamping itu perlu adanya kebijakan-kebijakan pemerintah
dalam menjalankan ekonomi pembangunan di Indonesia.

13
LAMPIRAN

14
DAFTAR PUSTAKA
Afiyah, A., Saifi, M., & Dwiatmanto. (2015). Analisis Studi Kelayakan Usaha
Pendirian Home Industri. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 23(1).

Alwi, Syafiruddin. (2001). Manajemen sumber daya manusia / Syafaruddin Alwi.


Yogyakarta: (Skripsi). Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Darmawan, N.P. (2017). Riset Pasar untuk Memulai Usaha Baru Kuliner “Gebyur
Keju”. (Skripsi). Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Direktorat jendral Perkebunan. (2019). Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas


Kelapa Tahun 2018 – 2020. Indonesia: Sekretariat Direktorat Jendral
Perkebunan.

Handjojo, E. S., Syarief, R. & Sugiyono. (2017). Analisis Kelayakan Usaha Teh
Papua (Vernonia amygdalina). Jurnal Manajemen IKM IPB, 12(2). 145 –
150.

Kasmir & Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Predana Media Grup.
Kasmir & Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis (Edisi 8). Jakarta:
Kencana.

Kotler, P., Keller, K., Goodman, M., Brady, M. & Hansen, T. (2016). Marketing
Management (Edisi 3). London: Pearson

15

Anda mungkin juga menyukai