Anda di halaman 1dari 17

FISIOLOGI

MASA NIFAS
Dr. Omo Abdul Madjid, SpOG
Anggota Kelompok 4

Ardelia Zahfarina Putri


Afsyari Nur Asyifa Defita M. Ade
P3.73.24.1.21.007
P3.73.24.1.21.001 P3.73.24.1.21.011

Mardina Apriyana Syifa Nabila


P3.73.24.1.21.023 P3.73.24.1.21.042

1
Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

Perubahan fisiologis pada masa nifas meliputi


sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem
perkemihan, sistem muskuloskeletal, sistem
endokrin, sistem tanda-tanda vital, sistem
kardiovaskuler, dan sistem hematologi

Sari Puspita Eka & Kurnia Dwi Rimandini. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta: CV Trans Info Media 2
Perubahan sistem reproduksi
a. Uterus
Uterus atau rahim yang berbobot 60 gram sebelum kehamilan secara perlahan– lahan
bertambah besarnya hingga 1 kg selama kehamilan dan selama masanifas, alat – alat
reproduksi interna dan eksterna berangsur angsur kembali padakeadaan sebelum
hamil. Perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut involusi.
Autolisis -> Polymorph phagolitik -> Efek Oksitosin

b. Vagina dan Perineum


Secara berangsur angsur luasnya berkurang tetapi jarang sekali dapat kembali seperti
semula atau seperti ukuran seorang nulipara. Rugae timbul kembali pada minggu
ketiga. Hymen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses
pembentukan berubah menjadi kurunkula mitiformis yang khas apda wanita multipara.

Sari Puspita Eka & Kurnia Dwi Rimandini. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta: CV Trans Info Media 3
Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan
Secara berangsur angsur luasnya berkurang Diuresis yang normal dimulai segera setelah
tetapi jarang sekali dapat kembali seperti bersalin sampai hari kelima setelah persalinan.
semula atau seperti ukuran seorang nulipara. Jumlah urine yang keluar dapat melebihi 3000
Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. ml perharinya. Hal ini diperkirakan merupakan
Hymen tampak sebagai tonjolan jaringan yang bagian normal dari kehamilan. Selain itu juga di
kecil, yang dalam proses pembentukan dapati adanya keringat yang banyak pada
berubah menjadi kurunkula mitiformis yang beberapa hari pertama setelah melahirkan. Di
khas apda wanita multipara. samping itu, kandung kemih pada puerperium
mempunyai kapasitas yang meningkat secara
relative

Sari Puspita Eka & Kurnia Dwi Rimandini. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta: CV Trans Info Media 4
Perubahan sistem muskuloskeletal

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah
bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak
jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum
menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan.

Sari Puspita Eka & Kurnia Dwi Rimandini. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta: CV Trans Info Media 5
Hormon Plasenta Hormon Pituitary
Penurunan hormon Human Placental Lactogen Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada
(HPL), estrogen dan progesteron serta wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2
plasental enzyme insulinase membalik efek minggu. FSH dan LH meningkat pada fase
diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH
darah menurun secara bermakna pada nifas. tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

Hipotalamik pituitary
Hormon Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak ovarium
bagian belakang (posterior), bekerja terhadap Untuk wanita yang menyusui dan tidak
otot uterus dan jaringan payudara. Selama menyusui akan mempengaruhi lamanya ia
tahap ketiga persalinan, oksitosin mendapatkan menstruasi. Seringkali
menyebabkan pemisahan plasenta. menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang
dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan
progesteron.

Sari Puspita Eka & Kurnia Dwi Rimandini. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta: CV Trans Info Media 6
Suhu Badan Nadi
24 jam postpartum suhu badan akan naik Denyut nadi normal pada orang dewasa 6-80
sedikit (37,5o C - 38o C) sebagai akibat kerja kali permenit. Setiap denyut nadi yang
keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini
kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan mungkin disebabkan oleh infeksi
akan biasa lagi.

Tekanan Darah Pernapasan


Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan Keadaan pernafasan selalu berhubungan
darah akan rendah setelah ibu melahirkan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila
karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi suhu dan denyut nadi tidak normal pernafasan
pada postpartum dapat menandakan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan
terjadinya pre-eklampsia postpartum khusus pada saluran pernafasan.

Sari Puspita Eka & Kurnia Dwi Rimandini. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta: CV Trans Info Media 7
Sistem Kardiovaskuler Sistem Hematologi
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah Leukositosis yang meningkat dimana jumlah
sekitar 300-400 cc. Bila kelahiran melalui sel darah putih dapat mencapai 15000 selama
sectio sesaria kehilangan darah dapat dua kali persalinan akan ttap tinggi dalam beberapa
lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan hari pertama dari masa postpartum.
haemokonsentrasi. Apabila pada persalinan
pervaginam haemokonsentrasi cenderung Jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit
stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu. akan sangat bervariasi pada awal-awal masa
postpartum sebagai akibat dari volume darah,
volume plasenta dan tingkat volume darah
yang berubah-ubah.

Sari Puspita Eka & Kurnia Dwi Rimandini. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta: CV Trans Info Media 8
JADWAL KUNJUNGAN NIFAS

1. Kunjungan nifas pertama/KF1 2. Kunjungan nifas kedua/KF2


(6 jam – 2 hari postpartum) (3– 7 hari postpartum)

3. Kunjungan nifas ketiga/KF3 4. Kunjungan nifas keempat/KF4


(8 - 28 hari postpartum) (29 – 42 hari postpartum)

Nanda. 2022. Konsep Dasar Nifas. Perpustakaan Poltekkes Denpasar


9
PENGKAJIAN

Anamnesa Pengkajian data adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan


untuk mengevaluasi pasien dan merupakan langkah awal untuk pengumpulan
semua informasi dengan jelas

Data Subjektif Data Objektif Pemeriksaan

10
Pepustakaan Poltekkes Malang: http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1602100074/BAB_2.pdf
TAHAPAN MASA NIFAS

Periode immediate postpartum

Periode intermedial

Periode late postpartum


11
Pepustakaan Poltekkes Malang: http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1602100074/BAB_2.pdf
PEMANTAUAN MASA NIFAS

1. Nutrisi dan Cairan


2. Ambulasi
3. Eliminasi
4. Kebersihan Diri
5. Istirahat
6. Seksual
7. Perawatan Payudara
8. Keluarga Berencana

Nanda. 2022. Konsep Dasar Nifas. Perpustakaan Poltekkes Denpasar


12
KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS
Perdarahan Pasca Melahirkan
Perdarahan ini ditandai dengan keluarnya darah lebih dari 500 ml atau jumlah
perdarahan melebihi normal setelah melahirkan bayi.

Infeksi pada Masa Nifas


Infeksi pada masa nifas ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh ibu

Keadaan abnormal pada Payudara

Eklampsia dan Preeklampsia


Eklampsia postpartum adalah serangan kejang secara tiba-tiba pada ibu
postpartum. Preeklampsia berat ditandai dengan tekanan darah >160 mmHg
13
Nanda. 2022. Konsep Dasar Nifas. Perpustakaan Poltekkes Denpasar
TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
2. Melaksanakan skrining secara komprehensif, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi
3. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan
5. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
6. Mempercepat involusi organ reproduksi

14
Siwi E, Endang,Purwoastuti,dkk.2015. Asuhan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan
dalam Masa Nifas
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu
2. Sebagai pendukung hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak
4. Mendeteksi komplikasi pasca pospartum.
5. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi selama priode nifas.
6. Memberikan asuhan secara profesional.
15
Siwi E, Endang,Purwoastuti,dkk.2015. Asuhan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru.
Thank you
for listening

Anda mungkin juga menyukai