Perbandingan Agama Kel 2
Perbandingan Agama Kel 2
Oleh
Kelompok 2
Fitriana 200101010679
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan anugerah
dan kasih sayang, petunjuk dan kekuatan yang telah diberikan pada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Ilmu Perbandingan Agama
Dengan Ilmu-Ilmu Agama” sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dibuatnya
makalah ini untuk memenuhi tugas perkuliahan pada mata kuliah Perbandingan
Agama.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak penyusunan makalah ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak M. Taslimurrahman, Lc., S.Pd.I, M.Pd selaku Dosen
Pengampuh Mata Kuliah Perbandingan Agama.
Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharap kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga membuat kami lebih baik lagi dikesempatan yang akan datang.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Pengertian Hubungan Ilmu Perbandingan Agama dengan Ilmu-Ilmu Agama
B. Perbedaan dan Persamaan Ilmu Perbandingan Agama, Teologi dan Filsafat
Agama.....................................................................................................................
C. Peran Ilmu Perbandingan Agama, Teologi dan Filsafat Agama......................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua agama pada hakikatnya terbentuk berdasarkan wahyu dan tafsir terhadap
wahyu itu. Sistematika pengetahuan agama dibangun diatas landasan argumentasi
rasional dan pengalaman keagamaan yang bersumber dari wahyu dan membentuk batang
tubuh pengetahuan.
Oleh sebab itu dalam makalah ini akan di bahas lebih lanjut mengenai
pengertian perbandingan agama, filsafat agama, dan teologi serta membahas tentang
perbedaan antara ketiganya.
B. Rumusan Masalah
Dari pendahuluan diatas, ada beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini, diantaranya sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hubungan ilmu perbandingan agama dengan
ilmu-ilmu agama
2. Untuk mengetahui pengertian hubungan ilmu perbandingan agama dengan
ilmu-ilmu agama
3. Untuk mengetahui peran ilmu perbandingan agama, teologi dan filsafat
agama
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu perbandingan agama adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berusaha
untuk memahami gejala-gejala keagamaan dari pada suatu kepercayaan dalam
hubungannya dengan agama lain yang meliputi persamaan dan perbedaannya.1
2. Teologi
1
A. Mukhti Ali, Ilmu perbandingan agama di Indonesia, (Yogyakarta : IAIN Sunan Kali Jaga
Press, 1988), h. 5.
2
3. Filsafat Agama
Filsafat agama yaitu kata majemuk yang terdiri dari filsafat dan agama, Filsafat
berasal dari bahasa Yunani "philosophia". Philosophia merupakan kata majemuk yang
Juhaya S. Praja, Filsafat Dan Metodologi Ilmu Dalam Islam, (Jakarta: Teraju, 2002), h. 41-42.
5
Selanjutnya agama berasal dari kata sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa
agama itu tersusun dari dua kata, yakni "a" dan "gama", "a" berarti tidak, dan "gama"
berarti pergi. Jadi agama berarti tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun temurun,
selanjutnya. Pendapat lain mengatakan bahwa agama merupakan teks atau kitab
suci.selanjutnya dikatakan lagi bahwa agama berarti tuntunan[5] Agama merupakan
bagian dari kehidupan sebagian besar manusia, banyak manusia yang dengan bangga
mengakui sebagai penganut agama tertentu. Namun ada juga orang yang dengan perasaan
senang mengakui tidak beragama. Walaupun demikian kehidupan beragama tetap
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan umat manusia.8 Secara gamblang,
agama adalah doktrin atau ajaran yang harus dipercaya karena ia berasal dari Maha
Kuasa. Maka dengan demikian filsafat agama berarti mempelajari secara mendalam
tentang dasar agama atau aturan dan tuntunan hidup menurut logika secara bebas.
Jadi filsafat agama adalah suatu penyelidikan yang bersifat kritis tentang agama
berdasarkan makna istilah-istilah, bahan bukti, dan prinsip-prinsip verifikasi. Filsafat
agama dapat diperluas atau dibatasi tergantung pada perhatian seorang filosof, dan satu-
satunya batasan universal yang berlaku adalah sebagai berikut:
Abuddin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, (Jakarta: Grafindo Persada, 2003), h. 110.
7
Musa Asy'arie, Filsafat Islam Sunnah Nabi Dalam Berfikir, (Yogyakarta: LESFI, 2010), h. 1
8
A.M Romly, Fungsi Agama Bagi Manusia Suatu Pendekatan Filsafat (Jakarta : PT.Bina Wira
Pariwara, 1999), h. 1.
illahi, berkekuasaan, dan bernilai puncak, dan hakekat dari wujud yang
mungkin dianggap memiliki sifat-sifat tersebut.9
Dalam filsafat agama, agama ialah objek dari filsafat. Objek filsafat agama tidak
hanya persoalan-persoalan ketuhanan semata, akan tetapi juga sampai kepada persoalan-
persoalan eskatologis. Persoalan eskatologis pada umumnya berbicara tentang hari
kiamat dan hal-hal yang akan dialami manusia pada waktu itu, seperti persoalan keadilan
Tuhan, penerimaan pahala dan siksa. Pentingnya persoalan eskatologis sebagai objek
pembahasan filsafat agama karena eskatologislah yang mendorong orang bersemangat
orang untuk menjalankan ajaran agamanya. Tanpa ada tanggung jawab terhadap amal
perbuatannya keberadaan agama menjadi kurang menarik. Hidup sesudah mati inilah
yang membuat pemeluknya menjadi tertarik kepada agama. Filsafat agama sebenarnya
bukanlah langkah untuk menyelesaikan persoalan agama secara tuntas. Pembahasan
filsafat agama hanya bertujuan untuk mengungkapkan argumen-argumen yang mereka
kemukakan dan memberikan penilaian terhadap argumen tersebut dari segi logisnya.
B. perbedaan dan persamaan ilmu perbandingan agama, teologi dan filsafat agama
11
Dis Romdon, MA, Metodologi Ilmu Pabandingan Agama, (Jakarta: Raya Grafindo Persada,
1996), h. 5859.
7. Ilmu Perbandingan Agama dapat mempergunakan pendekatan filosofis
dalam arti bukan penggunaan metode yang bersifat evaluatif, judgment
serta memberikan alternatif, tetapi hanya sekedar menggunakan konsep
konsep atau teori-teorinya serta koherensi metafisisnya. Tetapi watak
scientific temper harus tetap.
8. Ilmu Perbandingan Agama juga dapat menggunakan pendekatan Teologis,
tetapi bukan penggunaan metodenya yaitu yang bersifat dari dalam atau
subyektif, mempercayai serta mentakwai terhadap sesuatu agama khusus,
dalam hal ini agamanya sendiri. Jadi Ilmu Perbandingan Agama harus
berobyekkan agama orang lain bukan agamanya sendiri. Kalau
berobyekkan agamanya sendiri, harus diperkuat sikap obyektifnya, dan
juga sikap skeptisnya terhadap agamanya sendiri, sehingga akan terhindar
dari sikap memihak, yang agaknya hal ini tidak mungkin.