Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP 3.9 dan 4.9)

Nama sekolah : SMAK REGINA PACIS


BAJAWA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : XI/1
Materi pokok : Cerita Pendek
Alokasi waktu : 4 JP (2X
pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri
serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

KOMPETENSI DASAR IPK


3.9 3.9.1 Menentukan unsur-unsur pembangun cerita
Menganalisis unsur-unsur pendek.
pembanguncerita pendek 3.9.2 Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur
dalam buku kumpulancerita dan kaidah.
pendek.
4.9 4.9.1 Menentukan topik tentang kehidupan dalam
Mengonstruksi sebuah cerita cerita pendek.
pendekdengan 4.9.2 Menyunting cerita pendek dengan memperhatikan
memperhatikan unsur- unsur-unsurpembangun.
unsurpembangun cerpen.

C. Tujuan Pembelajaran
KD 3.9 : Agar siswa mampu menentukan unsur-unsur pembangun cerita serta mampu
menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah.
KD 4.9 : Agar siswa mampu menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek dan
mampu menyunting cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangun.
D. Materi
Pembelajaran
Fakta : Teks cerpen
Konsep :
 Unsur-unsur pembangun cerita pendek
 Struktur dan kaidah teks cerita pendek
 Topik dalam cerita pendek
Prosedural : Cara menyunting cerita pendek
E. Model,Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Model  Inquiry/discovery
learning
Metode  Penugasan
 Kerja kelompok
 Individu
 Tanya jawab
 Diskusi
 Ceramah
Pendekatan  Saintifik

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama : (2
JP) KD 3.9
Indikator :
3.9.1 Menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek.
3.9.2 Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah.
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Karakter: sopan dan santun, disiplin, responsif 10 menit
Pendahuluan Motivasi
 Siswa merespons salam dari guru dan mengekspresikan
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan melalui interaksi
simpatik dan empatik.
Apersepsi
 Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
 Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja
Kegiatan inti Karakter: jujur, teliti. kerja keras, toleransi, sopan dan 60 menit
santun

MENGAMATI
 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang unsur-
unsur pembangun cerita pendek serta struktur dan
kaidah teks cerita pendek.
 Siswa mencermati contoh teks cerita pendek.
MENANYA
 Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang unsur-
unsur pembangun cerita pendek.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang struktur
serta kaidah dalam teks cerita pendek.
MENCOBA
 Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk
mengumpulkan informasi, baik dari buku maupun
internet tentang unsur apa saja yang dominan pada
cerpen “Robohnya Surau Kami”.
 Siswa menentukan keberadaan unsur-unsur intrinsik
dari cerpen ”Robohnya Surau Kami”.
 Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk
mengumpulkan informasi, baik dari buku maupun
internet tentang struktur dan kaidah teks cerita pendek
tersebut.
MENGASOSIASIKAN
 Dalam kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusi
kelompok tentang unsur-unsur pembangun cerita
pendek.
 Dalam kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusi
kelompok tentang struktur dan kaidah teks cerita
pendek.
MENGOMUNIKASIKAN
 Setiap kelompok mempresentasekan hasil diskusinya
tentang unsur-unsur pembangun cerita pendek serta
struktur dan kaidah teks cerita pendek.
 Siswa memberikan komentar, saran dan tanggapan
terhadap hasil kerja kelompok lain.
 Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari
guru.
Kegiatan Nilai karakter: tanggung jawab, mandiri, responsif, 20 menit
penutup  Siswa bersama guru merangkum/ menyimpulkan
struktur dan ciri-ciri kebahasaan teks prosedur.
Kesimpulan:
Seperti halnya jenis teks lainnya, cerita pendek
dibentuk oleh sejumlah unsur. Adapun unsur yang
berada langsung di dalam isi teksnya, dinamakan
dengan unsur intrinsik, yang meliputi tema, amanat,
alur, penokohan, dan latar. Stuktur cerpen merupakan
rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri.
Dengan demikian, struktur cerpen tidak lain berupa
unsur yang berupa alur, yakni berupa jalinan cerita
yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun
secara kronologis.
 Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang telah dilakukan.
 Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
 Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak
lanjut pembelajaran.
 Guru memberi pekerjaan rumah kepada siswa.

Pertemuan Kedua : (2 JP)


KD 4.9
Indikator:
4.9.1 Menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek.
4.9.2 Menyunting cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsurpembangun.

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Karakter:sopan dan santun, disiplin, responsive 15
Pendahuluan Motivasi menit
 Siswa merespons salam dari guru dan mengekspresikan
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan melalui interaksi
simpatik dan empatik.
Apersepsi
 Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
 Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi,
tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Kegiatan inti Nilai karakter: jujur, kerja keras, disiplin, tanggung jawab 60
MENGAMATI menit
 Siswa mendengar penjelasan guru tentang topik
dalam teks cerita pendek
 Siswa membaca beberapa cuplikan teks cerita
pendek
MENANYA
 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang topik dan
cara-cara yang tepat dalam menyunting teks cerita
pendek
MENCOBA
 Siswa secara mandiri menentukan topik yang
dianggap khas atau langka berdasarkan pengalaman
hidup pribadi maupun orang lain.
 Siswa menyusun kerangka cerpen secara kronologis.
 Siswa menyunting teks cerita pendek dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangunnya.
MENGOMUNIKASIKAN
 Siswa melakukan silang baca dengan teman sebangku
untuk menyunting atau mengoreksi teks cerita pendek
yang ditulis teman mengenai isi teks, struktur teks,
kaidah kebahasaan serta ejaan/tanda bacanya.
 Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari
guru.
Kegiatan  Siswa bersama guru merangkum/ menyimpulkan cara 15
Penutup menyusun dan menyunting teks prosedur. menit
Kesimpulan:
Topik cerpen dapat diambil dari kehidupan diri sendiri
ataupun pengalaman orang lain. Tugas seorang penulis
cerpen adalah memperlakukan pengalaman itu sesuai
dengan emosi dan nuraninya sendiri. Unsur emosi
memang penting dalam menulis cerpen. Kata-kata yang
tidak mampu membangkitkan suasana ”emosi”, sering
membuat karangan itu terasa hambar dan tidak
menarik. Namun demikian, kata-kata tersebut tidak
harus dibuat-buat. Kata-kata atau ungkapan yang kita
pilih adalah kata-kata yang mempribadi. Kata-kata itu
dibiarkan mengalir apa adanya. Dengan cara demikian,
akan terciptalah sebuah karya yang segar, menarik, dan
alamiah. Memilih kata-kata memerlukan kemampuan
yang apik dan kreatif. Pemilihan kata-kata yang biasa-
biasa saja, tanpa ada sentuhan emosi, tidak akan begitu
menarik bagi pembaca.
 Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang telah dilakukan.
 Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
 Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak
lanjut pembelajaran.

G. Media Pembelajaran
a) Media Surat kabar, majalah
b) Bahan Teks cerpen
c) Sumber belajar 1) Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X,
Kelompok Wajib
2) Buku Bahasa Indonesia untuk siswa SMA-MA/SMK-MAK
Kelas XI (Yadi Mulyadi, Edisi Revisi 2016)
3) Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas
XI, Edisi Revisi 2017, Kemendikbud
4) Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas
XI, Edisi Revisi 2017, Kemendikbud
5) Kamus Besar Bahasa Indonesia
H. Penilaian
 Penilaian pengetahuan
 Tes tulis
 Observasi
 Penugasan
 Penilaian ketrampilan
 portofolio
 Teknik penilaian : lisan dan tertulis
 Bentuk : produk (isian)
 Instrumen penilaian : tes dan nontes

Pertemuan Pertama

Rubrik Penilaian

IPK Soal Skor


3.9.1 1. Bacalah cerpen tentang Robohnya Surau Kami, lalu 6
Menentukan tentukan unsur-unsur yang membangun cerpen tersebut!
unsur-unsur Jawablah dalam tabel berikut!
pembangun
cerita pendek. Unsur-unsur cerita Paparan

Tema
Amanat
Penokohan
Latar
Alur
Latar belakang budaya,
ekonomi, religi, politik
3.9.2 Menelaah Bacalah kutipan cerpen berikut!
teks cerita Kalau begitu mengapa Syarifudin meninggal pada hari kedua,
pendek setelah dia disunat? Darah tak banyak keluar dari lukanya.
berdasarkan Syarifudin kan juga penurut. Pendiam. Setengah bulan, hampir,
struktur dan dia mengurung diri karena kau mengatakan kelakuan abangnya
kaidah. sehari sebelum disunat itu. Aku tidak percaya jika hanya oleh
melompat-lompat dan berkejaran setengah malam penuh. Aku
tidak percaya itu. Aku mulai percaya desas-desus itu bahwa kau
orang yang tamak. Orang yang kikir. Penghisap. Lintah darat.
Inilah ganjarannya! Aku mulai percaya desas-desus itu, tentang
dukun-dukun yang mengilu luka sunatan anak-anak kita. Aku
mulai yakin, mereka menaruh racun di pisau dukun-dukun itu.
Kalau benar begitu, apalagi yang sekarang mereka sakitkan
hati?Aku telah lama mengubah sikapku. Tiap ada derma, aku
sumbang.Tiap kesusahan, aku tolong.
Tidak seorang dari mereka yang tidak kuundang dalam pesta tadi
malam. Kaulihatkan, tiga teratak itu penuh mereka banjiri. Aku
yakin mereka telah menerimaku, memaafkanku.
1. Apakah semua kaidah itu tampak pada cerpen tersebut?
2. Adakah ciri kebahasaan lainnya yang dominan di
dalamnya? Tulislah jawaban Anda berdasarkan tabel berikut!
Kaidah Kebahasaan Kutipan dalam Cerita
Kata ganti orang pertama/
ketiga
Kalimat bermakna lampau
Konjungsi kronologis
Kata kerja
yangmenggambarkan
peristiwa
Kata kerja yangmenunjukkan
kalimat taklangsung
Menggunakan kata kerjayang
menyatakan pikiran/perasaan
Menggunakan dialog
Ciri kebahasaan lainnya

Pertemuan Kedua
KD 4.2

Rubrik Penilaian

IPK Soal Sko


r
4.9.1 Menentukan Buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman hidup
topik tentang yang kamu alami sendiri ataupun pengalaman orang lain
kehidupan dalam dengan langkah-langkah sebagai berikut!
cerita pendek. 1. Tentukanlah topiknya yang menarik yang dianggap khas
atau langka!
2. Catatlah kata-kata kunci yang berkaitan dengan topik
tersebut lalu susunlah menjadi kerangka cerpen secara
krolonogi!
3. Kembangkanlah kerangka itu menjadi cerpen yang utuh
dengan menggunakan kekuataan emosi!
4.9.2 Menyunting Bacalah cuplikan cerpen berjudul “Pejuang” karangan Maria
cerita pendek dengan Maghdalena Bhoernomo! Suntinglah cerpen tersebut
memperhatikan berdasarkan tabel berikut!
unsur- Aspek Perbaikan
unsurpembangun. 1. Isi
2. Struktur
3. Ada kata yang harus
dimiringkan penulisannya
karena kata itu masih berupa
kata asing. Tunjukkanlah kata
itu dan perbaikilah.
4. Ada kalimat yang salah di
dalam penggunaan tanda baca
akhirnya.Tunjukkan kalimat
yang dimaksud dan perbaikilah.
5. Ada kalimat yang tidak efektif
karena tidak mengandung
subjek. Tunjukkan kalimat yang
dimaksud dan perbaikilah.
6. Ada kalimat yang tidak efektif
karena tidak mengandung
subjek. Tunjukkan kalimat yang
dimaksud dan perbaikilah.

7. Ada kalimat yang tidak efektif


karena tidak mengandung
subjek. Tunjukkan kalimat yang
dimaksud dan perbaikilah.

8. Ada tanda koma yang harus


dibubuhkan setelah kata seru.
Tunjukkanlah kata seru yang
dimaksud dan perbaikilah.

9. Ada penulisan nama orang yang


salah ejaannya. Tunjukkanlah
nama itu dan perbaikilah.

Jumlah 10
Perolehan Nilai : Skor perolehan X 100
Skor maksimum
I. Lampiran-lampiran

Lampiran materi pertemuan

pertama Contoh teks cerita pendek

Lelaki tua itu selalusuka mengenakan lencanamerah putih yangdisematkan di bajunya. Di


mana saja berada, lencana merah putihselalu menghiasi penampilannya. Ia memang seorang
pejuang yang pernah berperang bersamapara pahlawan di masa penjajahan sebelum bangsa dan
negara inimerdeka. Kini semua teman seperjuangannya telah tiada. Seringia bersyukur karena
mendapat karunia umur panjang. Ia bisamenyaksikan rakyat hidup dalam kedamaian.Tak lagi
dijajah oleh bangsa lain. Tidak lagi berperang gerilyakeluar masuk hutan. Tapi ia juga sering
meratap-ratap setiap kalimembaca koran yang memberitakan keadaan negara ini semakinmiskin
akibat korupsi yang telah dianggap wajar bagi semuapengelola negara.
Banyak kekayaan negara juga dikuras habis-habisan olehperusahaan-perusahaan asing
yang berkolaborasi dengan elitepolitik. Kini, semua elite politik hidup dalam kemewahan,
persisseperti para pengkhianat bangsa sebelum negara ini merdeka. Dulu,pada masa penjajahan,
para pengkhianat bangsa menjadi mata-mataKompeni.Mereka tega mengorbankan anak bangsa
sendiri demi keuntunganpribadi. Mereka mendapat berbagai fasilitas mewah. Seperti
rumah,mobil dan juga perempuan-perempuan cantik. Ia tiba-tiba teringatpengalamannya
membantai sejumlah pengkhianat bangsa di masapenjajahan.
Saat itu ia ditugaskan oleh Jenderal Sudirman untuk membersihkannegara ini dari
pengkhianat bangsa yang telah tega mengorbankansiapa saja demi keuntungan pribadi. ”Para
pengkhianat bangsaadalah musuh yang lebih berbahaya dibanding Kompeni. Merekatak pantas
hidup di negara sendiri. Kita harus menumpasnya sampaihabis. Mereka tak mungkin bisa diajak
berjuang karena sudah nyata-nyata berkhianat,” Jenderal Sudirman berbisik di telinganya ketika
iaikut bergerilya di tengah hutan.Ia kemudian bergerilya ke kota-kota menumpas kaum
pengkhianatbangsa. Ia berjuang sendirian menumpas kaum pengkhianat bangsa.Dengan
menyamar sebagai penjual tape singkong dan air perasantape singkong yang bisa diminum
sebagai pengganti arak atau tuak,iamendatangi rumah-rumah kaum pengkhianat bangsa.
Banyakpengkhianat bangsa yang gemar membeli air perasan tape singkong.Dasar kaum
pengkhianat, senangnya hanya mengumbar nafsusaja. Ia begitu dendam kepada kaum
pengkhianat bangsa. Mereka harus ditumpas habis dengan cara apa saja. Dan ia memilih cara
palingmudah tapi sangat ampuh untuk menumpas kaum pengkhianatbangsa. Air perasan tape
singkong sengaja dibubuhi racun yangdiperoleh dari seorang sahabatnya berkebangsaan
Tionghoa yangsangat mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Entah terbuat dari bahan apa, racun itu sangat berbahaya. Jikadicampur dengan air
perasan tape singkong, lalu diminum, makadalam waktu dua jam setelah meminumnya, maka si
peminumakan tertidur untuk selamanya. Tak ada yang tahu, betapa kaumpengkhianat bangsa
tewas satu persatu setelah menenggak airperasan tape singkong yang telah dicampur dengan
racun.
Dokter-dokter yang menolong mereka menduga mereka matiakibat serangan jantung.
Dukun-dukun yang mencoba menolongmereka menduga mereka mati akibat terkena santet.
Pemuka-pemuka agama yang mencoba menolong mereka menduga merekamati akibat kutukan
Tuhan karena mereka telah banyak berbuatdosa.

Konsep

 Menentukan Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek


Seperti halnya jenis teks lainnya, cerita pendek dibentuk oleh sejumlah unsur. Adapun unsur
yang berada langsung di dalam isi teksnya, dinamakan dengan unsur intrinsik yang meliputi
tema, amanat, alur, penokohan, dan latar.
a. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Temasuatu cerita menyangkut segal
persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan
sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruhterhadap
berbagai unsur karangan itu.Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya.
Untukdapat merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa yang
membentuk alur cerita dalam cerpen itu.

b. Amanat
Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikanpengarang. Amanat dalam
cerpen umumnya bersifat tersirat;disembunyikan pengarangnya di balik peristiwa-peristiwa
yangmembentuk isi cerita. Kehadiran amanat, pada umumnya tidakbisa lepas dari tema cerita.
Misalnya, apabila tema cerita itu tentangperjuangan kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak
jauh dari kemerdekaan.
c. Penokohan
Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan danmengembangkan karakter tokoh-
tokoh dalam cerita. Berikut cara-cara penggambaran karakteristik tokoh.
1) Teknik analitik langsung
Alam termasuk siswa yang paling rajin di antara teman-temannya.Ia pun tidak merasa
sombong walaupun berkali-kali dia mendapatjuara bela diri. Sifatnya itulah yang
menyebabkan ia banyak disenangi teman-temannya.
2) Penggambaran fisik dan perilaku tokoh
Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempakberteriak-teriak! Mereka
menyuruh camat agar secepatnya keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan
tangannya, walaupundengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah ada di antara
mereka sibuk sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar tidakkelihatan berbeda
dengan orang lain. Sudah barang tentu, suasanadi sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan
saja oleh demonstran-demonstran dari desa itu, tapi juga oleh orang-orang yang kebetulan
lewat dan ada di sana.
3) Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh
Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampung-kampung tetangganya sudah
pada terang semua.
4) Penggambaran tata kebahasaan tokoh
Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan provokasi. Tapi apayang diucapkannya
benar-benar membuat orang sedesa marah.
5) Pengungkapan jalan pikiran tokoh
Ia ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya, mencium
bau keringatnya. Dalam pikirannya, Cuma anak gadisnya yang masih mau
menyambutnya dirinya. Dan mungkin ibunya, seorang janda yang renta tubuhnya, masih
berlapang dadamenerima kepulangannya.
6) Penggambaran oleh tokoh lain
Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang iabertandang ke rumah
sambil membawa aneka brosur barang-barangpromosi. Yang menjengkelkan saya,
seluruh keluargaku jadi menaruhperhatian kepadanya.
d. Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentukoleh hubungan sebab akibat
ataupun bersifat kronologis. Polapengembangan cerita suatu cerpen beragam. Pola-pola
pengembangancerita harus menarik, mudah dipahami, dan logis. Jalan cerita suat cerpen kadang-
kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang-kadang sederhana.

e. Latar
Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakandalam suatu cerita.
Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual ataubisa pula yang imajinatif. Latar berfungsi untuk
memperkuat ataumempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.Dengan
demikian, apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagaisesuatu yang benar adanya, maka
cenderung dia pun akan lebih siapdalam menerima pelaku ataupun kejadian-kejadian yang
berada dalamlatar itu.

f. Gaya Bahasa
Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakansuatu nada atau suasana
persuasif serta merumuskan dialog yangmampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara
sesama tokoh.Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cermatdapat
menjelmakan suatu suasana yang berterus terang atau satiris,simpatik atau menjengkelkan,
objektif atau emosional. Bahasa dapatmenimbulkan suasana yang tepat untuk adegan yang
seram, adegan romantis, ataupun peperangan, keputusan, maupun harapan.Bahasa dapat pula
digunakan pengarang untuk menandai karakterseseorang tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat
digambarkan denganjelas melalui kata-kata yang digunakannya. Demikian pula dengan
tokohanak-anak dan dewasa, dapat pula dicerminkan dari kosakata ataupunstruktur kalimat yang
digunakan oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan.

 Menelaah Teks Cerita Pendek Berdasarkan Struktur dan Kaidah


Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentukcerpen itu sendiri. Dengan
demikian, struktur cerpen tidak lain berupaunsur yang berupa alur, yakni berupa jalinan cerita
yang terbentuk olehhubungan sebab akibat ataupun secara kronologis. Secara umum jalancerita
terbagi ke dalam bagian-bagian berikut.
1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientation)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menataadegan dan hubungan
antartokoh.
2. Pengungkapan peristiwa (complication)
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkanberbagai masalah, pertentangan,
ataupun kesukaran-kesukaran bagipara tokohnya.
3. Menuju pada adanya konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupunketerlibatan berbagi situasi
yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turning point)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yangpaling besar dan
mendebarkan. Pada bagian pula, ditentukannyaperubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya,
apakah dia kemudianberhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.
5. Penyelesaian (ending atau coda)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentangsikap ataupun nasib-nasib yang
dialami tokohnya setelah mengalamiperistiwa puncak itu. Namun ada pula, cerpen yang
penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya
itudibiarkan menggantung, tanpa ada penyelesaian.

 Posisi Pengarang
Cerpen tergolong ke dalam jenis teks fiksi naratif. Dengan demikian,terdapat pihak yang
berperan sebagai tukang cerita (pengarang). Terdapatbeberapa kemungkinan posisi pengarang di
dalam menyampaikanceritanya, yakni sebagai berikut.
a. Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlibatdalam cerita yang
bersangkutan. Dalam hal ini pengarang menggunakankata orang pertama dalam
menyampaikan ceritanya, misalnya aku, saya, kami.
b. Berperan sebagai orang ketiga, berperan sebagai pengamat. Ia tidak terlibat di dalam cerita.
Pengarang menggunakan kata dia untuk tokoh-tokohnya.

 Ciri Kebahasaan Cerpen


Cerpen juga memiliki ciri-ciri kebahasaan seperti berikut.
Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-fungsi
keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketikaitu, beberapa tahun yang lalu, telah
terjadi.
Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsikronologis).
Contoh: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwayang terjadi,
seperti menyuruh, membersihkan, menawari, melompat,menghindar.
Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat taklangsung sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh olehpengarang. Contoh: mengatakan bahwa,
menceritakan tentang,mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yangdipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan,mengarapkan, mendambakan, mengalami.
Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petikganda (“….”) dan kata
kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
Contoh:
o Alam berkata, “Jangan diam saja, segera temui orang itu!”
o “Di mana keberadaan temanmu sekarang?” tanya Ani pada temannya.
o “Tidak. Sekali saya bilang, tidak!” teriak Lani.
Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh,
tempat, atau suasana.
Contoh:
Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang: Bahkan,kamarnya sekarang
sangat rapi dan bersih. Segalanya tampak tepatberada di tempatnya sekarang, teratur rapi
dan tertata dengan baik. Iaadalah juru masak terbaik yang pernah dilihatnya, ahli dalam
membuatragam makanan Timur dan Barat ‘yang sangat sedap’. Ayahnya telahmenjadi
pencandu beratnya.

Lampiran pertemuan kedua


 Topik Cerita Pendek
Topik cerpen dapat diambil dari kehidupan diri sendiri ataupunpengalaman orang lain.
Tugas seorang penulis cerpen adalahmemperlakukan pengalaman itu sesuai dengan emosi dan
nuraninyasendiri. Unsur emosi memang penting dalam menulis cerpen. Kata-katayang tidak
mampu membangkitkan suasana ”emosi”, sering membuatkarangan itu terasa hambar dan tidak
menarik. Namun demikian, kata-kata tersebut tidak harus dibuat-buat. Kata-kata atau ungkapan
yang kitapilih adalah kata-kata yang mempribadi. Kata-kata itu dibiarkan mengalirapa adanya.
Dengan cara demikian, akan terciptalah sebuah karya yangsegar, menarik, dan alamiah.
Memilih kata-kata memerlukan kemampuan yang apik dan kreatif.Pemilihan kata-kata
yang biasa-biasa saja, tanpa ada sentuhan emosi, tidakakan begitu menarik bagi pembaca. Jika
penulis melukiskan keadaan kotaJakarta, misalnya, tentang gedung-gedung yang tinggi,
kesemerawutanlalu lintas, dan keramaian kotanya, berarti dalam karangan itu tidak adayang
baru. Akan tetapi, ketika seorang penulis melukiskan keadaan kotaJakarta dengan
mengaitkannya dengan suasana hati tokoh ceritanya, makapenggambaran itu menjadi begitu
menarik.
Perhatikan contoh berikut!
”Lampu-lampu yang berkilau terasa menusuk-nusuk matanya, sedangkan kebisingan kota
menyayat-nyayat hatinya. Samar-samar dia sadari bahwa dia telah kehilangan adiknya: Paijo
tercinta! Pak Pong yang malang menatap kota dengan dendam di dalam hati. Jakarta,
kesibukannya, Bina Graha, gedung-gedung itu. ”

Perhatikan pula cuplikan berikut!


Lelaki berkacamata itu membuka kancing baju kemejanya bagian atas. Ia kelihatan gelisah,
berkeringat, meski ia sedang berada di dalam ruangan yang berpendingin. Akan tetapi,
ketika seorang perempuan cantik muncul dari balik koridor menuju tempat lelaki
berkacamata itu menunggu, wajahnya berubah menjadi berseri-seri. Seakan lelaki itu begitu
pandai menyimpan kegelisahannya. “Sudah lama?” tanya perempuan cantik itu sambil
melempar senyum. “Baru setengah jam,” jawabnya setengah bergurau.

Gerak-gerik tokoh, identitasnya (berkacamata), serta situasikejiwaannya jelas tergambar dalam


cuplikan di atas. Karakter tokoh benar-benar hidup sesuai dengan kondisi dan keadaan cerita
yang dialaminya.Penulis mewakilkan situasi kejiwaan tokoh yang gelisah melalui kata-
katamembuka kancing baju kemejanya, berkeringat, berubah menjadi berseri-seri.

 Menyunting Teks Cerita Pendek dengan Memperhatikan Unsur-Unsur


Menulis karangan, baik itu berupa cerita ataupun jenis karangan yanglain jarang yang bisa
sekali jadi. Akan ada saja kesalahan atau kekeliruanyang harus diperbaiki. Mungkin hal itu
berkaitan dengan isi tulisan,sistematikanya, keefektifan kalimat, kebakuan kata, ataupun
ejaan/tandabacanya. Oleh karena itu, peninjauan ulang atau langkah penyuntingan ataskarangan
yang telah kita buat, merupakan sesuatu yang penting dilakukan.
Berikut beberapa persoalan yang perlu diperhatikan berkenaan denganpenyempurnaan
karangan.
1. Apakah ide yang dikemukakan dalam karangan itu sudah tepat atautidak, dan sudah padu
atau belum?
2. Apakah sistematika penulisannya sudah benar atau perlu perbaikan?Uraian yang bolak-
balik dan banyaknya pengulangan tentu akanmenjadikan karangan itu tidak menarik.
3. Apakah karangan itu bertele-tele atau terlalu sederhana? Karanganyang bertele-tele,
haruslah disederhanakan. Namun, sebaliknya apabilakarangan itu terlalu sederhana,
perlulah dikembangkan lagi.
4. Apakah penggunaan bahasanya cukup baik atau tidak? Perhatikankeefektifan kalimat dan
kejelasan makna kata-katanya!Buku ejaan, tata bahasa, dan kamus, perlu dijadikan
pendamping. Buku- buku tersebut dapat dijadikan rujukan, terutama ketika ingin
memastikan kebenaran atau ketepatan penggunaan bahasa.
Mengetahui Bajawa, 21 Oktober 2022
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Hendrianto E.Ndiwa, S.T Antonia Meo, S. Pd.


NIP: - NIP: -
LKPD Menelaah Struktur dan Isi Cerpen

Lembar kegiatan peserta didik atau LKPD Menelaah Struktur Cerita Pendek pada
judul unit ini diharapkan dapat membantu peserta didik kelas XI SMA dalam
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.

Lembar Kegiatan Pesera Didik ini dikembangkan berdasarkan:

Kompetensi Dasar

3.9 Menganalisis unsur-unsur pembanguncerita pendek dalam buku kumpulancerita pendek.

Indikator

3.9.1 Menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek.

3.9.2 Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan teks cerpen

.Petunjuk Kegiatan:

 Peserta didik membuka buku yang dipersiapkan Pemerintah dalam


rangka implementasi Kurikulum 2013 yaitu Buku Bahasa Indonesia
SMP/MTs Kelas IX. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Edisi
Revisi).
 Peserta didik membaca dan menyimak buku pada halaman 103 s.d 106
Tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan.
 Melaporkan hasil pada buku tugas. Bentuk laporan cukup jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang disediakan.
 Tulis Laporan LKPD 3.9, Nama, NIS/NISN dan kelas pada LKPD.
Laporan LKPD 3.9

Nama : …….
NIS/NISN : ……

Kelas : ……

Langkah kegiatan:

 Bacalah teks cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A Navis berikut
ini!
Robohnya Surau Kami

Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena dineraka itu banyak temannya di dunia
terpanggangpanas, merintih kesakitan. Dan ia tambah takmengerti lagi dengan keadaan
dirinya, karenasemua orang yang dilihatnya di neraka tak kurangibadatnya dari dia
sendiri. Bahkan, ada salahseorang yang telah sampai empat belas kali keMekah dan
bergelar Syeh pula. Lalu Haji Salehmendekati mereka, lalu bertanya kenapa merekadi
neraka semuanya. Tetapi sebagaimana HajiSaleh, orang-orang itu pun tak mengerti
juga.“Bagaimana Tuhan kita ini?” kata Haji Saleh kemudian. “Bukankah kitadisuruh-Nya
taat beribadah, teguh beriman? Dan itu semua sudah kitakerjakan selama hidup kita. Tapi
kini kita dimasukkan ke neraka.”
“Ya. Kami juga berpendapat demikian. Tengoklah itu, orang-orangsenegeri kita semua,
dan tak kurang ketaatannya beribadat.”
“Ini sungguh tidak adil.”
“Memang tidak adil,” kata orang-orang itu mengulangi ucapan HajiSaleh.“Kalau begitu,
kita harus minta kesaksian kesalahan kita. Kita harusmengingatkan Tuhan, kalau-kalau ia
silap memasukkan kita ke neraka ini.”
“Benar. Benar. Benar,” sorakan yang lain membenarkan Haji Saleh.
“Kalau Tuhan tak mau mengakui kesilapan-Nya, bagaimana?” suatu suaramelengking di
dalam kelompok orang banyak itu.
“Kita protes. Kita resolusikan,” kata Haji Saleh.
“Apa kita revolusikan juga?” tanya suara yang lain, yang rupanya
di dunia menjadi pemimpin gerakan revolusioner.
“Itu tergantung pada keadaan,” kata Haji Saleh. “Yang penting
sekarang, mari kita berdemonstrasi menghadap Tuhan.”
“Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demonstrasi saja, banyak yang kita
peroleh,” sebuah suara menyela.
“Setuju! Setuju! Setuju!” mereka bersorak beramai-ramai.
Lalu, mereka berangkatlah bersama-sama menghadap Tuhan. DanTuhan bertanya, “
Kalian mau apa?”
Haji Saleh yang menjadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan.Dan dengan suara
yang menggeletar dan berirama indah, ia memulaipidatonya.
“O, Tuhan kami yang Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini adalahumat-Mu yang
paling taat beribadat, yang paling taat menyembah-Mu.Kamilah orang-orang yang selalu
menyebut nama-Mu, memuji-mujikebesaran-Mu, mempropagandakan keadilan-Mu, dan
lain-lainnya. Kitab-Mu kami hafal di luar kepala kami. Tak sesat sedikit pun
membacanya.
Akan tetapi, Tuhanku yang Mahakuasa, setelah kami Engkau panggilkemari, Engkau
masukkan kami ke neraka.
Maka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diingini, maka di sini, atas nama orang-orang
yang cintapada-Mu, kami menuntut agar hukuman yang Kau jatuhkan kepadakami
ditinjau kembali dan memasukkan kami ke surga sebagaimana yang Engkau janjikan
dalam kitab-Mu.”“Kalian di dunia tinggal di mana?” tanya Tuhan.
“Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku.”
“O, di negeri yang tanahnya subur itu?”
“Ya. Benarlah itu, Tuhanku.”
“Tanahnya yang mahakaya raya, penuh oleh logam, minyak,
dan berbagai bahan tambang lainnya, bukan?”
“Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri kami,” mereka mulaimenjawab
serentak. Karena fajar kegembiraan telah membayang diwajahnya kembali. Dan yakinlah
mereka sekarang, bahwa Tuhan telahsilap menjatuhkan hukuman kepada mereka itu.
“Di negeri, di mana tanahnya begitu subur, hingga tanaman tumbuhtanpa ditanam?”
“Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.”
“Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat
itu?” “Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.”
“Negeri yang lama diperbudak orang lain itu?” “Ya, Tuhanku. Sungguhn laknat
penjajah penjajah itu, Tuhanku.”
“Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya dan diangkutnya
ke negerinya, bukan?”
“Benar Tuhanku, hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguhlaknat mereka
itu.”
“Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selaluberkelahi, sedang
hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya,bukan?”
“Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu, kami tak mautahu. Yang penting
bagi kami ialah menyembah dan memuji Engkau.”
“Engkau rela tetap melarat, bukan?”
“Benar. Kami rela sekali,
Tuhanku.”
“Karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat,
bukan?” “Sungguhpun anak cucu kami melarat, tapi mereka
semua pintar
mengaji. Kitab-Mu mereka hafal di luar kepala belaka.”
“Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak dimasukkan keHatinya bukan?”
“Ada, Tuhanku.”
“Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumuteraniaya semua?
Sedang harta bendamu kau biarkan orang lainmengambilnya untuk anak cucu mereka.
Dan engkau lebih suka berkelahiantara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku
beri engkaunegeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja,karena
beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang.Sedang aku menyuruh
engkau semuanya beramal di samping beribadat.Bagaimana engkau bisa beramal kalau
engkau miskin? Engkau kira aku inisuka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu
lain tidak memuji-mujidan menyembah-Ku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk
neraka! Hai
malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya.”
Semuanya jadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulahmereka sekarang apa
jalan yang diridai Allah di dunia.
Tetapi Haji Saleh ingin juga kepastian, apakah yang dikerjakannya didunia ini salah
atau benar. Tetapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan, ia bertanya saja pada malaikat
yang menggiring mereka itu.
“Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan
di dunia?” tanya Haji Saleh.
“Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimusendiri. Kau
takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapiengkau melupakan
kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupananak istrimu sendiri, hingga mereka itu
kucar-kacir selamanya.. Itulahkesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau
di duniaberkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan merekasedikit
pun.”
Demikian cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yangmemurungkan Kakek.
Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkataapa aku tak pergi
menjenguk.
“Siapa yang meninggal?” tanyaku kaget.
“Kakek.”
“Kakek?”
“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang
ngeri sekali. Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.”
“Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya melangkah secepatnya
meninggalkan istriku yang tercengang-cengang.Aku mencari Ajo Sidi ke rumahnya.
Tetapi aku berjumpa sama istrinyasaja. Lalu aku tanya dia.
“Ia sudah pergi,” jawab istri Ajo Sidi. “Tidak ia tahu Kakek meninggal?”
“Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kafan buat Kakektujuh lapis.” “Dan
sekarang,” tanyaku kehilangan akal sungguh mendengarsegala peristiwa oleh perbuatan
Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggungjawab,” dan sekarang ke mana dia?”
“Kerja.”
“Ya. Dia pergi kerja.”

1. Identifikasikan unsur intrinsik dalam cerpen “Robohnya Surau Kami”!


2. Identifikasikan unsur ekstrinsik (nilai) dalam cerpen : Robohnya Surau Kami”!
PENGAYAAN DAN REMIDIAL

PERTEMUAN KE- PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI BAHAN PENGAYAAN PESERTA


KESULITAN DIDIK
11

Anda mungkin juga menyukai