Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PANCASILA

ARTI PENTING IDEOLOGI BAGI NEGARA

Disusun Oleh :

Nama : Efa Jelyanti Sihombing


Kelas : 1 TI E
NIM : 2255301045
Dosen Pengampu : Rais Siswanto,S.H,M.H

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
2022/2023
Pancasila Rais Siswanto,S.H,M.H

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................2
BAB I
Latar Belakang..................................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
BAB II
Pembahasan...................................................................................................................... 4
A. Sejarah Ideologi............................................................................................................4
B. Ideologi Di dunia..........................................................................................................5
C. Perbandingan Ideologi..................................................................................................6
BAB III
Penutup..............................................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................................10
BAB IV
Daftar Pustaka.................................................................................................................11

page 2
Pancasila Rais Siswanto,S.H,M.H

BAB I
LATAR BELAKANG

Ideologi mempunyai peranan penting dalam menentukan pandangan hidup


suatu negara. Setiap negara di dunia mempunyai pandangan hidup
masingmasing yang telah disesuaikan dengan budaya dan karakter warganya.

Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai


kebangsaan, yaitu cara berfikir dan cara kerja perjuangan bangsa.
Derasnya arus globalisasi menyebabkan semakin lunturnya nilai-nilai karakter
bangsa di masyarakat khususnya pada anak-anak. Dengan adanya pertukaran
budaya bangsa, banyak budaya asing yang masuk yang akhirnya merusak
nilai-nilai karakter bangsa

Pengakuan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengharuskan kita


sebagai bangsa untuk mentransformasikan nilai-nilai Pancasilai itu ke dalam
sikap dan perilaku nyata baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

page 3
Pancasila Rais Siswanto,S.H,M.H

BAB II
PEMBAHASAN

A.SEJARAH IDEOLOGI

Istilah ideologi sendiri berasal dari bahasa Perancis yaitu sebuah idea yang
berarti “gagasan” dan logia yang berarti “ilmu yang mempelajari” atau “studi
tentang”. Jadi, ideologi merupakan ilmu yang mempelajari studi tentang sebuah
gagasan.

Beberapa ahli juga memiliki pandangan yang berbeda terkait ideologi ini.
Menurut Terry Eagleton, ideologi merupakan sistem konsep dan pandangan
yang berfungsi untuk memahami dunia dan mengaburkan kepentingan sosial
yang ada di dalamnya.
Sedangkan menurut KARL MARX , ideologi adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama masyarakat.
Menurut Marx, ideologi akan muncul dari corak masyarakatnya itu sendiri.

page 4
Pancasila Rais Siswanto,S.H,M.H

B. IDEOLOGI DI DUNIA

Sejarah ideologi melibatkan pengkajian perkembangan pemikiran dan


keyakinan yang membentuk beberapa dasar ideologi politik, sosial, dan
ekonomi dalam masyarakat. Ideologi dapat di artikan sebagai sebuah keyakinan,
nilai, dan gagasan yang membimbing tindakan individu dan kelompok dalam
mencapai tujuan politik, sosial, dan ekonomi tertentu.

Dibawah ini adalah beberapa ideologi penting dalam sejarah yang ada :

1. Liberalisme: Liberalisme lahir pada abad ke-17 sebagai reaksi terhadap


absolutisme monarki. Pemikir seperti John Locke mengadvokasi pemisahan
kekuasaan, hak asasi individu, kebebasan berpendapat, dan perlindungan hak
milik. Pemikiran liberal juga mendorong kemajuan ilmiah, perdagangan bebas,
dan pasar bebas.

2. Konservatisme: Konservatisme berkembang sebagai respons terhadap


Revolusi Prancis pada akhir abad ke-18. Penganut konservatisme menekankan
pentingnya tradisi, otoritas, agama, dan stabilitas sosial. Mereka menentang
perubahan sosial yang drastis dan mengedepankan keberlanjutan nilai-nilai yang
mapan.

3. Sosialisme: Sosialisme muncul sebagai kritik terhadap ketimpangan sosial


dan ketidakadilan yang dihasilkan oleh kapitalisme pada abad ke-19. Karl Marx
dan Friedrich Engels menjadi tokoh sentral dalam mengembangkan sosialisme
ilmiah atau komunisme. Sosialisme menekankan kepemilikan dan pengelolaan
sumber daya secara kolektif untuk kesejahteraan bersama.

4. Komunisme: Komunisme adalah bentuk ekstrem dari sosialisme yang


dikembangkan oleh Marx dan Engels. Marx berpendapat bahwa masyarakat
akan mencapai tahap komunis setelah melalui tahap revolusi proletar yang
menggulingkan kapitalisme. Dalam masyarakat komunis, kepemilikan pribadi
dihapuskan dan sumber daya didistribusikan secara merata.

page 5
Pancasila Rais Siswanto,S.H,M.H

5. Nasionalisme: Nasionalisme muncul pada abad ke-18 dan ke-19 sebagai


reaksi terhadap penjajahan dan dominasi asing. Gerakan nasionalis menekankan
persatuan dan identitas nasional serta aspirasi untuk mencapai kemerdekaan dan
kedaulatan politik.

6. Feminisme: Gerakan feminisme muncul pada abad ke-19 dengan tujuan


memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Para feminis
memperjuangkan hak politik, hak pendidikan, dan kesetaraan dalam bidang
sosial dan ekonomi.

7. Kapitalisme: Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berpusat pada


kepemilikan swasta, persaingan pasar, dan kebebasan ekonomi. Dalam sistem
kapitalis, sumber daya dan produksi dikendalikan oleh individu atau perusahaan
untuk mencapai keuntungan pribadi.

Sejarah ideologi terus berkembang dan berubah seiring waktu. Ideologi-ideologi


baru terus muncul dan terpengaruh oleh konteks sosial, politik, dan ekonomi
yang berbeda. Perkembangan teknologi dan perubahan dalam masyarakat juga
dapat mempengaruhi perubahan ideologi.

C.PERBANDINGAN IDEOLOGI

1. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme

Politik liberalisme sangat berpengaruh terhadap perkembangan paham


demokrasi serta nasionalisme atas bangsa-bangsa di dunia. Bagi bangsa yang
terjajah, liberalisme sangatlah sejalan dengan pertumbuhan paham nasionalisme
yang sama-sama menginginkan agar terbentuknya sebuah negara yang memiliki
sistem pemerintahan yang ber-kesadaran .karena setiap bangsa memiliki hak
untuk menentukan nasibnya sendiri.
Di bidang agama,
penerapan paham liberalisme berarti setiap individu bebas memilih dan
menentukan agama nya sendiri, serta menghendaki adanya kebebasan berfikir
individu. Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan

page 6
Pancasila Rais Siswanto,S.H,M.H

bebas memuat berita apapun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas
mengeluarkan pendapat dan mengutarakan hatinya.

2. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Sosialisme

Ideologi komunis mengalami kemerosotan atau mungkin bisa disebut juga


sebagai kehancuran. Hal ini disebabkan oleh sifat tertutupnya ideologi yang
tidak mungkin bertahan di era globalisasi.
Sementara itu, ideologi liberalisme yang memiliki ciri kebebasan dan
kesetaraan masih dapat bertahan dan tersebar didunia. Masuknya liberalisme
di beberapa negara berkembang menimbulkan terjadinya kebebasan yang tidak
terkendali. Oleh karena itu, Pancasila yang merupakan ideologi terbuka
memberikan suatu solusi terhadap permasalahan tersebut. Hal-hal pokok yang
terkandung dalam sosialisme :
- Inti pemikiran adalah kolektifitas (kebersamaan atau gotong royong)
- Falsafahnya ialah pemerataan dan kesetaraan
- Landasan pemikirannya ialah masyarakat dan juga negara adalah suau
pola kehidupan bersama
- Sistem pemerintahan (boleh ) berupa demokrasi atau otoriter.

3. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Fasisme

Fasisme merupakan sebuah bentuk ideologi nasionalis yang radikal dan


otoritarian. Fasisme menjadi konotasi negatif untuk berbagai rezim otoriter,
kaum fasis meyakini bahwa suatu kebangsaan adalah komunitas organik yang
membutuhkan kepemimpinan kuat, perasaan memiliki identitas yang tunggal,
di samping itu juga percaya bahwa kekerasan dan perang melawan musuh
diperlukan untuk menjaga vitalitas bangsa tetap kuat.

Kaum fasis merupakan penantang paling kuat dari prinsip-prinsip utama


pencerahan eropa berikut berbagai ideologi yang mengikutinya, baik
liberalisme dan sistem pasar bebasnya maupun sosialisme. Fasisme menolak
pembagian sosial berdasarkan kelas ekonomi ataupun suatu perjuangan
berbasis kelas, mereka yakin bahwa fasisme adalah suatu gerakan yang
mengakhiri konflik kelas demi menyatukan dunia.

page 7
Pancasila Rais Siswanto,S.H,M.H

Asal mula ideologi fasis berdasar dari gerakan nasionalis-sindikalis pada masa
PD I (sindikalisme adalah salah satu gerakan buruh di eropa). Aspek mendasar
fasisme adalah :
- Nasionalisme fasisme
- Expansi imperialis
- Otoritarianisme
- Intervensi

page 8
Pancasila Rais Siswanto,S.H,M.H

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga


merupakan ideologi negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila
merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara.Pancasila
bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya negara Indonesia
akan tetapi pancasila memberikan gambaran mengenai wujud terhadap
masyarakat tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus
diperjuangkan untuk mewujudkannya.

Pancasila membawakan nilai-nilai tertentu yang digali dari realitas sosio


budaya bangsa Indonesia. Ideologi membawakan kekhasan tertentu yang
membedakannya dengan ideologi lainnya. Kekhasan itu adalah keyakinan akan
adanya Tuhan Yang Maha Esa,yang membawa konsekuensi keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi Pancasila
dilihat dari dimensi realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan
realitas sosio budaya bangsa Indonesia, dari segi idealisme mampu memberikan
keyakinan akan terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan, dan dari dimensi
Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada didalamnya dapat dijabarkan secara
kontekstual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan
perkembangan masyarakat.

page 9
Pancasila Rais Siswanto,S.H,M.H

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.ums.ac.id/47819/3/BAB%20I.pdf
https://blog.unnes.ac.id/aprilia/2015/11/11/makalah-pancasila-sebagai-ideol
ogi/
https://www.merdeka.com/jatim/8-macam-ideologi-di-dunia-yang-dianut-ol
eh-berbagai-negara-wajib-diketahui-kln.html

page 10

Anda mungkin juga menyukai