RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
(RKS) TEKNIK
PEKERJAAN SECONDARY WAREHOUSE PR BSI
JL. RAYA SUKO RAHARJO
KEPANJEN - MALANG
KONSULTAN PERENCANA
CY. CENTRUM KONSULINDO
Engmecr, Surveyor, Planners, Achects
SURABAYA, NOPEMBER 2019a,
Me
vn.
vat,
DAFTAR ISI
PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN PONDASI
PERSYARATAN UMUM PEKERIAAN TANAH.
PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN BETON
PERSYARATAN KHUSUS UNTUK PEKERIAAN BETON
PEKERIAAN DINDING
PEKERJAAN LANTAL
PEKERJAAN DRAINASE DAN PLUMBING
PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI BAIA,'[A6 Pemborong harus menyediakan perlengkapan- perlengkapan keselamatan kerja maupun
perlengkapan- perlengkapan pertolongan pertama.
‘7 Pemborong harus membuat laporan kerja mingguan pada tiap-tiap permulaan minggu atau
hari lain sesuai dengan petunjuk Pengawas.
8 Pemborong harus menyediakan dan memelihara kamar kecil untuk pekerja- pekerjanya,
sesuai dengan syarat-syarat keschatan yang layak.
Pemborong harus membongkar kamar kecil tersebut bila telah tidak diperlukan lagi
9 Pemborong harus menyimpan semua bahan yang mudah terbakar seaman mungkin, sesuai
petunjuk Pengawas,
B. BAHAN
B.1 Semua bahan sebelum dikerjakan / digunakan harus ditunjukkan kepada Pengawas,
lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapat
ersetujuan tertulis Pengawas.
Jika dipandang perlu untuk mengadakan pertukaran / penggantian maka bahan-bahan
pengganti harus telah mendapat persetujuan tertulis Pengawas
B.2_ Tempat asal / merek pabrik bahan yang digunakan tidak dapat diganti tanpa persetujuan
Pengawas
8.3. Bahan yang ditolak harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
B.A Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan bahan- bahan yang disimpannya, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.C. PENGUKURAN
Pemborong harus harus melakukan pengukuran-pengukuran yang cermat dengan
peralatan-peralatan yang memadai untuk mencapai persyaratan toleransi yang ditentukan.
D. METODE PELAKSANAAN
D.1_ Pemborong harus mengikuti metode pelaksanaan yang diatur dalam syarat-syarat ini.
D.2, Metode pelaksanaan lain dari yang ada dalam syarat-syarat ini, atau metode yang tidak
disebutkan dalam syarat-syarat ini dapat digunakan setelah terlebih dahulu diajukan dan
disetujui secara tertulis oleh Pengawas.
E. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN / SHOP DRAWING.
E.1Pemborong wajib membuat shop drawing ( gambar detail pelaksangan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detail-detail khusus yang,
dipertukan pada saat pelaksanaan di lapangan.
E.2 Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan, keterangan produk,
cara pemasangan atau persyaratan khusus,
£3 Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari
Pengawas.
E.4Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, pemborong
harus melaporkan kepada Pengawas sebelum pekerjaan dimulai
Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat kelainan / perbedaan
seperti tersebut diatas.F. GANGGUAN LINGKUNGAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN
FlPemborong harus dengan segala cara menjaga agar gangguan lingkungan yang terjadi adalah
seminimal mungkin.
F.2Pemborong harus bertanggung jawab akan kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat
3
Fa
pelaksanaan pekerjaan ini pada bangunan-bangunan maupun “property” lain sekeliling
tempat pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan, Pemborong memperkirakan akan terjadi kerusakan-
kerusakan tertentu pada bangunan maupun “property” lain, sebelum mulai pekerjaan,
Pemborong wajib untuk membicarakan cara-cara_menghindari_maupun usul-usul
perbaikannya kepada Pengawas.
Pemborong harus melakukan segala usaha agar tidak terjadi kerusakan pads struktur
ataupun pekerjaan lain yang telah selesai dibuat.
Untuk menghindari segala kemungkinan kerusakan, Pemberong harus menyampaikan usul
urut-urutan pelaksanaan pekerjaan untuk disetujui Pengawas.
G, PENGENDALIAN PEKERJAAN
Ga
62
Semua pekerjaan harus diaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman.
Apabila dipandang perlu, Pemborong dapat diminta untuk mendapatkan nasihat dari
‘tenaga ahi atas beban bieya pemborong sendin
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas pelaksanaan struktur. Adanya atau
hadirnya pengawas di lapangan tidak mengurangi tanggung jawab Pemborong.1. PEKERIAAN PONDAS!
A. PEKERIAAN PERSIAPAN
A. Pengukuran dan Bouw Plank
1. Sebelum memulai pekerjaan fisik, pemborong harus membuat titik BM dan melakukan
pekerjaan pengukuran lokasi bangunan yang akan didirikan sesuai dengan gambar
rencana site plan dari konsultan perencana.
2. Setelah dilakukan pengukuran pemborong harus membuat Bouw Plank dari bahan kayu
ukuran 3/20 dan untuk tiang gelam atau kayu 5/7 jarak tiap 100 cm
A.2__ Pagar Proyek dan Keet Kontraktor
1. Pemborong harus memasang pagar keliling pembatas proyek dengan menggunakan
kayu gelam atau meranti yang ditutup dengan seng gelombang tinggi 200 cm dari atas
tanah dan dicat
2. Pemborong harus menentukan dan membuat ket kontraktor lengkap dengan ruang
rapat, MCK pekerja dan gudang penyimpanan bahan yang aman tidak mengganggu
aktivitas pelaksanaan proyek
B. PEKERJAAN TIANG PANCANG
B.1. PEKERIAAN PERSIAPAN.
1. Sebelum melakukan pekerjaan pemancanagan , terlebih duly harus menentukan posisi titik-
titik tiang pancang dan diajukan kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2. Mesin untuk pekerjaan pancang yang diperkenankan adalah jenis system Hydrolic
Jacking Pile atau system tekanan,
3. Ukuran dimensi Tiang Pancang adalah :
= Tiang Pancang 25x25cm, Panjang 25m, mutu beton K-400 strand wire 4 g8mm +spiral § 8-15, :
8.2, PEKERIAAN PEMANCANGAN
Posisikan tiang pancang tepat diatas titik pancang dalam keadaan tegak lurus dengan bantuan
alat unting-unting,
2. Setelah semuanya terpenuhi selanjutnya dilakukan penjepitan tiang dengan tekanan maksimum
+20 MPa dibaca pada Manometer C.
3. Tekanan dilakukan sebesar 200 % dari beban rencana (pembacaan tekanan pada manometer
harus sesuai dengan beban yang ditentukan, konversi pembacaan manometer dan beban
sesual
‘spesifikasi alat terlampir)
4. Pemancangan tiang harus menerus sampai final set. Penghentian hanya boleh bila
‘mendapat perintah dan disetujui oleh Pengawas Lapangan, Final set harus memenuhi 250%
dari
beban rencana.
5.Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan dengan segera apabila teriadi
Perubahan-perubahan yang tidak normal selama pekerjaan pemancangan tiang. Dalam
‘melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus berhati-hati untuk mencegah timbulnya gaya
lateral pada tiang selama pemancangan yang diakibatkan oleh alat pancang maupun
pengaruh luar lainnya.
6.Toleransi maksimum yang dijinkan terhadap hasil pemancangan tiang adalah 10cm
penyimpangan dari dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang miring
atau vertikal adalah 2 % dan untuk pemotongan tiang adalah S cm.
ilampaul, thang harus diperbaiki, diperkuat dengan konstruksi,
7.Bila toleransi
dicabut atau perlakuan-perlakuan lain sesuai dengan keputusan Pemberi Tugas dengan
biaya Kontraktor.
8. Penyambungan tiang dilaksanakan di lapangan setelah tiang pertama selesai dipancane.
9. Sebelum pelaksanaan untuk penyambungan tiang, Kontraktor harus melaksanakan
Percobaan pengelasan untuk mendemonstrasikan prosedur pengelasan yang diusulkan danuntuk memeriksa hasil pengelasan.
10. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan mesin tas listrik yang memadai
kapasitasnya serta elektroda yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang sesuai
dengan
‘mutu baja sambungan tiang yang akan di las dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
11. Abli las yang melaksanakan pengelasan harus yang benar-benar ber-qualified sesuai
dengan AWS DI-72 yang dapat dibuktikan dengan sertifikat dari instansi yang berwenang.
12.Tiang baja sebelum disambung dan selama pengelasan harus diberi dudukan yang kokoh
dan dipegang erat-erat dengan suatu konstruksi clamp yang cukup kaku untuk menjamin
bahwa sumbu tiang yang disambung berada dalam suatu garis lurus.
WM. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN TANAH
PEMOTONGAN DAN PEMINDAHAN TANAH
‘A. PEKERIAAN GALIAN PONDAS! (PILE CAP DAN SLOOF).
AL
AB
AA
Penggalian tanah harus dilakukan sesuai dengan gambar gambar perencanaan pondasi
dan harus cukup lebar untuk memperoleh medan kerja yang baik bagi para pekerja,
sehingga pekerjaan dapat langsung dengan lancar, dan tanah gelian tidak mudah longsor
kemball. Semua bekas akar pohon tanah yang terdapat di bagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus dibuang,
Apabila kedalaman penggalian telah mencapai batas yang ditentukan, maka permukaan
dasar lubang galian diratakan dan dipadatkan sebelum diuruk sirtu atau pasir uruk untuk
perbaikan tana.
Untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian, baik pada waktu penggafian
maupun pada waktu pekerja pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur
‘yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus.
Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang
berada dekat dengan lubang gatian yaitu dengan memberikan penunjang sementarapada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan
‘mengalami kerusakan. °
‘AS. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumiah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk pengawas, kecuali tanah galian tersebut dapat
volume adukan beton hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama sesuai dengan syarat PBI
71 dan Peraturan Beton SNI-1726.H2
Ha
Ha
Pemborong harus melakukan pengetesan contoh beton yang diambil pada laboratorium
yang disetujul oleh Pengawas.
Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data data kualitas beton termasuk nilai
karakteristiknya dengan disertai / dilampiri sertifikat pengujian dari laboratorium.
Pemborong harus menyimpan semua hasil pengetesan mutu beton dengan catatan yang
Jelas untuk tiang yang mana beton / bahan tersebut dipakai,
‘Standart penerimaan mutu beton dan mutu pelaksanaan adalah sesuai dengan PBI 71 dan
Peraturan Beton SKSNI
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, persyaratan nilai minimum
4.4. PBI 71)
20 cm (pasal
I. BAJA TULANGAN
1.3 Mutu baja harus dinyatakan dengan sertifikat dari pabrik pembuatnya.
Baja tulangan harus disimpan ditempat yang bersih sehingga pada waktu pemasangan dan
pelaksanaan pengecoran, bebas dari karat dan kotoran-kotoran lainnya,
‘Mutu baja dinyatakan dalam tegangan leleh karakteristik atau tegangan karakteristik yang
memberikan regangan tetap sebesar 0.2%, sesuai dengan PBI 71 dan Peraturan Beton SNI-
1726.
Bila terdapat keragu-raguan mengeni mutu baja yang akan dipakai, maka harus dilakukan
pemeriksaan pada laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.
1.4 Penulangan bekas atau penulangan yang cacat tidak boleh digunakan.
[LS Semua baja Tulangan untuk struktur beton bertulang dengan diameter lebih besar dari 12 mm
(> 12 mm) adalah baja ulir.J. FABRIKASI B:
Ja
J2
J
1a
35
46
TULANGAN
Penulangan dalam bentuk gulungan (coil) harus diluruskan lebih dahulu dengan alat-alat
pelurus.
Penulangan harus dipotong sesual dengan ukurar-ukuran pada gambar pelaksana.
Pemotongan harus dilakukan dengan shear cutter atau gergaj.
Penulangan harus difabrikasi sesuai gambar kerja dan gambar pelaksanean dengan
memperhatikan syarat-syarat pemotongan yang terdapat dalam PBI 71 dan Peraturan
Beton SMI.
Pembengkokan tulangan tidak boleh dilakukan dengan pemanasan tanpa persetujuan
tertulis Pengawas.
Pembengkokan tulangan yang telah tertanam dalam beton hanya dapat dilakukan dengan
jari-jari pembengkokan lebih besar dari 3 (tiga) diameternya,
Semua tulangan sebelum ditempatkan harus bersih, bebas dari oli, minyak pelumas,
kotoran yang dapat merusak iketan antara beton dengan tulangan.
Bila penulangan dibiarkan diudara terbuka cukup lama setelah penempatannya pada
bekisting maka penulangan harus diperiksa ulang, dan bila perlu dibersihkan kembali
sebelum beton dicor.
Penulangan harus ditempatkan sesuai dengan gambar kerja dan gambar pelaksanaan dan
harus diikat dengan baik agar pada waktu pengecoran tidak terjadi perubahan tempat dari
penulangan.
Semua tulangan yang bersilangan harus diikat dengan baik dengan menggunakan kawat
pengikat (“binddraad “) yang disetujul oleh Pengawas.3.7 Jarak-jarak penempatan penulangan harus sesuai dengan syarat-syarat PBI 71 dan
Peraturan Beton SKSNI
4.8 Penempatan penulangan harus diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Pengawas
sebelum pengecoran dilakukan.
K. PENGGANTIAN BAJA TULANGAN
K.1Pemborong harus menggunakan baja tulangan dengan diameter sesual ketentuan gambar.
K.2__Jika karena suatu alasan yang dapat disetujui oleh Pengawas pemborong tidak berhasil
mendapatkan diameter baja tulangan yang sesuai, maka dengan persetujuan tertulis dari
Pengawas baja tulangan dapat diganti dengan tulangan lain dengan diameter yang
terdekat.
K.3Pemilihan diameter tulangan pengganti harus memenuhi syarat-syarat dibawah ini
+ Jumlah fuas baja tulangan persatuan panjang atau jumlah luasan baja di tempat tersebut
tidak boleh kurang dari jumlah luas yang tertera dalam gambar.
- Penggantian tersebut tidak mengakibatkan keruwetan perletakan jalur penulangan di
tempat tersebut ataupun di daerah “ overlapping” nya, sehingga akan menyulitkan
proses pembetonan atau penyampaian alat penggetar ( vibrator)
Toleransi Ukuran baja tulangan.
Diameter, ukuran sisi (atau jarak
antara dua permukaan yang
berlawanan )
Variasi dalam berat yang
iperbolehkan. Toleransi diameter
Dibawah 10 mm +h 1% +/-04mm
10 mm sampai 18 mm (tidak ; + /-5 9% +/-0.4 mm
termasuk diameter 16 mm)
16 mm sampai 28 mm (tidak | 4/49
termasuk diameter 28 mm)
+/-05 mmL. PEKERJAAN ACUAN (BEKISTING)
ua
12
L3
‘Acuan yang dipergunakan dapat dibuat dari kayu, beton, baja atau pasangan bata diplester.
‘Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan
cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun pelaksanaan,
Semua acuan harus diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan
selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan. Acuan juga harus cukup rapat untuk
.dukan beton (mortar leakage)
mencegah kebocoran bagian cairan di
Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas. Penyusun acuan harus
sedemikian rupa pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian
maupun keseluruhan beton hasil pengecoran.
Kekuatan penyanggah, silang-sitang, kedudukan serta dimensi yang tepat dari konstruksi
acuan adalah merupakan tanggung jawab pemborong
Pada bagian terendah (dari setiap pengecoran } dari acuan kolom atau dinding harus ada
bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
L4Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus diadakan
Ls
Le
tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
Perencanaan acuan dan konstruksinya harus dapat menahan beban-beban, tekanan yang
diizinkan seperti pada ” Recommended Practice for Concrete formwork” (ACI. 34768) dan
peninjauan tethadap beban angin dan lain-lain peraturan yang dikontrol terhadap
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
Toleransi dimensi untuk pemasangan acuan harus memenuhi syarat cibawah iniToleransi dari jarak datum line dari setiap
Lantai sampai pada clement beton yang disetujui. 23cm
Toleransi penampang balok, kolam, dinding -0.5+2.0cm
Toleransi ketebalan lantai dan atap beton -0.5+2.0em
M. BAHAN-BAHAN LAIN UNTUK ACUAN
M.1. Alat-alat penyambung yang dipakai harus memenuhi syarat tegangan yang di tentukan oleh
pabrik pembuatnya dengan pembuktian test kekuatan
M.2_ Untuk mempermudah pembongkaran acuan, dapat digunakan “release agent”,
“Release agent” yang dipakai tidak boleh memberi pengaruh buruk pada kwalitas beton
‘atau mempengaruhi ikatan beton antara beton dengan material-material finishing dan
harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
N. LANTAI KERJA
Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah, harus dibuat lantai
kerja dari beton lunak dengan campuran perbandingan volume semen : pasir : koral =
0. PEMBONGKARAN ACUAN
Pembongkaran acuan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas dan mengikuti pasal 5.8 dan 6.5 dari P.B.1 1971.
P. PENGECORAN BETONP.1Pengecoran beton baru boleh dilakukan setelah Pengawas memeriksa seluruh pembesian
P.2
struktur yang akan dicor saat itu dan memberikan persetujuan tertulis kepada Pemborong.
Beton harus dipadatkan pada waktu pengecoran dengan mengeunakan mesin pengeeter
(vibrator) dan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak tulangan
{pembesian) dan Acuan.
Pemborong harus menyediakan vibrator yang cukup sehingga pemadatan beton pada
waktu pengecoran dapat terjamin efisiensinya.
Q. PENGECORAN BETON PADA TEMPERATUR TINGGI
at
a2
a3
a4
as
a6
Semen dengan temperatur tinggi tidak boleh digunakan.
‘Agregat dan air yang digunakan harus mempunyai temperatur serendah mungkin.
Admixture harus digunakan untuk membantu memperlambat pengikatan dan penambaban
sifat kelecakan beton , penggunaan jenis admixture harus mendapat persetujuan tertulis
Pengawas.
Campuran beton untuk pengecoran pada temperatur tinggi harus dipilih dengan
memperhatikan percampuran, pengangkutan dan pemadatan dengan menggunakan air
semen serendah mungkin.
Proporsi campuran harus direncanakan dengan melakukan percobaan dan baru dapat
digunakan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas.
Metode untuk penggunaan “ admixture” untuk menghindari kehilangan slump. (* slump
toss”) selama pengangkutan harus mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
Pada pekerjaan pengecoran acuan harus dibasahi agar air dalam beton tidak terserap.Q7 _Temperatur beton waktu penuangan tidak boleh lebih tinggi dari 357
R. SIAR PELAKSANAAN (“CONSTRUCTION JOINT”)
R2
Letak dan detail “construction joint” harus sesuai dengan apa yang direnca
Bila tidak ditentukan dalam gambar kerja, maka “construction joint*harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga program pelaksanaan dan letak “construction joint” tersebut
tidak menyebabkan berkurangnya kekuatan, daktilitas dan penampilan struktur yang
dibuat
Rencana pembuatan “ construction joint” harus disetujui oleh Pengawas.
‘Suatu “ construction joint” hanya boleh dibuat pada suatu posisi dimana gaya gesernya
minimum.
* Construction joint” harus tegak lurus dengan arah kerja gaya tekan pada penampang
beton.
Pada perencanaan “ construction joint” harus juga diperhatikan retak-retak akibat
temperatur dan “drying shrinkage”.
SIAR PELAKSANAAN (“ CONSTRUCTION JOINT “) HORIZONTAL
5.1 "Construction joint horizontal”) diusahakan sehorizontal mungkin..
$.2Sebelum penempatan beton segar untuk melanjutkan pekerjaan pembetonan, permukaan dari
beton yang ada harus dibersihkan dari kotoran, beton dengan mutu yang jelek, partikel-
artikel agregat yang terlepas, dikasarkan dengan melakukan ” chipping” atau “ scraping”
Serta dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen, mortar atau epoxy resin,83
Sebelum menempatkan beton segar yang baru, acuan harus diikat kembali dengan kuat.
S.4Selama penuangan beton harus dilakukan pemadatan yang cukup agar terdapat ikatan yang
kuat antara beton yang baru dengan yang lama
‘SIAR PELAKSANAAN (“ CONSTRUCTION JOINT”) VERTIKAL
Ta,
12.
13.
Selama pengerjaan dari construction joint vertikal bentuk dari joint harus diikatkan secara
kokoh dan beton segar yang dituangkan didekat joint tersebut harus dipadatkan dengan
‘cukup dengan menggunakan vibrator.
Sebelum penempatan beton segar untuk melanjutkan pekerjaan pembetonan, permukaan
dari beton yang harus dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen, mortar atau epoxy
resin setelah ditakukan pengasaran pada permukaan beton dengan melakukan chiping atau
scaping.
Setelah penuangan beton segar harus dilakukan pemadatan agar dicapai ikatan yang sangat
bbaik pada beton yang lama. Juga disarankan setelah penuangan beton segera dilakukan
vibrasi kembali pada saat yang tepat.
U, SIAR PELAKSANA(“CONSTRUCTION JOINT”) SISTIM PLAT
va
v2
Construction Joint untuk sistim plat lantai harus dilakukan di tengah bentang plat maupun
balok.
Bila terdapat balck anak mefintang (“ joist”) pada tengah-tengah benteng, maka
construction joint dari induk harus diletakkan dilvar “ joist” sejauh 2 kali lebar " joist”
tersebut.V.PERAWATAN DAN PENGUJIAN BETON
va
v2
va
va
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, pengaruh hujan dan dihindarkan terjadinya
roses penguapan kandungan airnya dalam kurun waktu yang cepat.
Hasil pengecoran beton harus sering dibasahi paling sedikit untuk selama 10 hari berturut-
turut setelah selesainya pengecoran.
Harus menggunakan “ Curing Compound”
Biaya Pengujian
Seluruh biaya pengujian bahan baik beton maupun baja tulangan menjadi tanggungan
Pemborong.
W. SELIMUT BETON (" BETON DEKING”)
wi
w3
Beton deking (selimut beton) minimal yang diijinkan adalah 3.0 cm, kecuali ditentukan lain
dalam syarat-syarat khusus.
Untuk mendapatkan Beton deking yang ditentukan, besi beton yang terdekat dengan acuan
harus diganjal dengan tahu beton
Pemasangan tahu beton ini harus diikat dengan kuat dengan menggunakan binddraat yang
tertanam dengan baik pada tahu beton, pada besi tulangan,
Ukuran tahu beton ini adalah 5 cm x 5m x3.0.cm, terbuat dari campuran 4 PC : 4 pasir.X. STEK UNTUK PENYAMBUNGAN TULANGAN
X.1Baja tulangan yang dipakai untuk stek harus mempunyai penampang dan jumlah sama dengan
tulangan yang disambung.
X.2__ Panjang stek minimal 40 x penampang baja tulangan utama untuk panjang penerusan,
X.3 Peletakan baja stek harus dijaga agar tetap lurus dan tidak dapat digerak-gerakkan agar
tidak merusak struktur.
Y. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
Y.1Kontraktor bertanggung jawab penuh atas Kualitas hasil konstruksi.
Y.2. Adanya atau hadimya konsultan perencana Pengawas / pengawas dilapangan selaku wakil
dari Pemnberi Tugas tidaklah mengurangi tanggung jawab Kontraktor.V. PERSYARATAN KHUSUS UNTUK PEKERJAAN BETON
A. UMUM
Al
A2
Semua bahan dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam
Persyaratan Umum Untuk Pekerjaan Beton dan syarat-syarat khusus yang ada pada syarat-
syarat ini serta syarat-syarat lain yang tertera pada gambar-gambar pelaksanaan.
Dalam hal terjadi ketidaksesuaian antara gambar pelaksanaan dengan syarat-syarat khusus
ini, maka syarat-syarat yang terdapat dalam gambar pelaksanaan harus diikuti.
B. MUTU BETON
Bt
B2
Mutu beton yang dipakai adalah sebagai berikut :
Untuk Pile Cap + K 250, tegangan tekan karakteristik 250 kg / cm *
Untuk Tie Beam + K 250, tegangan tekan karakteristik 250 kg / cm?
Untuk Balok dan Kolom K 250, tegangan tekan karakteristik 250 kg / cm?
Untuk Pelat tantai + K 250, tegangan tekan karakteristik 250 kg / cm?
Kelecakan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
Untuk Pile Cap slump antara 75 s/d 125 mm,
Untuk Tie Beam 2 slump antara 100 s/d 175 mm
Untuk Balok dan Kolom slump antara 100 s/d 200 mm
Untuk Pelat Lantat slump antara 100s/d 175 mm.
C.MUTU BAJA TULANGAN
Mutu baja tulangan yang digunakan adalah sebagai berikut :Untuk baja tulangan diameter lebih besar dari 12 mm digunaken baja ulir dengan mutu BITP 40,
tegangan leleh karakteristik 40 kg / mm’.
‘Untuk baja tulangan diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm digunakan baja polos dengan
mutu BITP 24, tegangan leleh karakteristik 24 kg /mm?.
1D. TEBAL PENUTUP BETON
Usiuk Pile Cap, : 10cm
Untuk Tie Beam : Sem
Untuk Pelat Lantai 15cm
Untuk Balok dan Kolom 4cm
E, ADMIXTURE
€.1Pada_umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
sesuatu bahan admixture.
£.2__Jike penggunaan admixture dianggap perlu, pemborong diharuskan untuk terlebih dahulu
mengajukan contoh admixture yang akan dipakai untuk disetujui secara tertulis oleh
Pengawas. Untuk itu pemborong mengusulkan nama dan jenis material admixture disertai
keterangan tujuan penggunaan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan
‘mentahnya, cara-cara pemakaian dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
F. GROUTING AGENT
F.1Ditempat-tempat dimana diperlukan grouting misalnya pada anker-anker kolom baja seperti
terlihat dalam gambar pelaksanaan harus digunakan non shrink grout, misalnya Sika Grout
215 atau sejenis.
F.2__ Setelah kolom baja pada kedudukan yang tepat,F3
Fa
FS
G. BONDING AGE!
Gal
62
63
Ga
Pengadukan bahan grouting disarankan sebaiknya memakai mixer.
Pemakaian bahan grouting harus sesuai dengan petunjuk teknis bahan grouting yang
digunakan.
Penuangan bahan grouting dengan dirojok memakai kabel atau alat bantu lainnya agar
diperoleh kepadatan yang baik.
Pada penyambungan beton baru dan lama harus digunakan bonding agent, epoxy base,
misainya Sikadur 723 atau yang sejenis.
Untuk menghilangkan bagian beton lama yang lemah sampai diperoleh permukaan yang.
kuat harus dilakukan chopping,
Permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya.
Pemakaian boding agent harus sesuai dengan petunjuk teknis bahan boding yang
digunakan.
H. TANGCUNG JAWAB KONTRAKTOR
Ha
Pemborong bertanggung jawab penuh atas Kualitas pelaksanaan pekerjaan. Adanya atau
hadirnya konsultan perencana, Pengawas/pengawas di lapangan selaku wakil dari Pemberi
‘Tugas tidaklah mengurangi tanggung jawab Kontraktor.VI. PEKERIAAN DINDING
1. Dinding pagar parkir tinggi 120 cm di pasang keliling dengan menggunakan bata ringan ukuran 20
x 60x10.
2. Pekerjaan pasang bata menggunakan campuran drymix MU dan di plester halus 2 (dua) sisi.
3. Pada setiap Ivasan 12 m* harus di pasang kolom praktis dan ring balok sebagai rangka pengaku
dengan campuran 1:2: 3
4. Untuk dinding partisi ruang sewa menggunakan bahan gypsum ex. Jaya atau setara dengan rangka
pipa hollow 40 x 40 yang dipasang jarak vertikal 60 cm dan jarak horizontal 80 cm.
5. Dinding sign board bagian depan ruang sewa menggunakan multiplek 9mm dengan rangka siku
40x40.
6, Perborong harus mengerjakan shop drawing kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
lebin dul.
VIL, PEKERIAAN LANTAL
A. LANTAI GUDANG
1. Untuk melindungi keausan lantai gudang sebelum kering harus di lapisi Floor Hardener
ex sika dengan kadar 5 kg untuk setiap 1 m? luasan,
2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan Floor Hardener, pemborong harus mengajukan metode
pelaksanaan dan shop drawing kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan.Vill. PEKERJAAN DRAINASE DAN PLUMBING
B. Pekerjaan Plumbing
1. Saluran pembuangan air Lantai 2 (dua) parkir dengan memasang avour di hubungkan
pipa PVC 4" tipe D yang tertanam pada kolom-kolom beton Lantai 1
2. Dari masing-masing pipa PVC 4" akan disambung dengan pipa PVC 6" tipe D, yang
tertanam di tanah.
IX, PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA.
A.UMUM
1. Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada Peraturan
Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 83), Persyaratan Umum untuk
Pekerjaan Stroktur, syarat-syarat dalam bagian ini dan syarat-syarat khusus yang ada
pada syarat-syarat ini.
2. Peraturan- peraturan dan pedoman standar yang dipakai :
1. Peraturan perencanaan Bangunan Baja indonesia (PPB!} Mei 1984.
2. American Institute of Steel Construction (AISC) Manual of Stee! Construction ~ 8 th Edition ,
1980.
3. American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers.
4, American Society for Testing and Materials ( ASTM) Specifications :
~ ASTM A 36-70 Structural Steel- ASTM A 53-72a Welded and Seamless Steel Pipe
~ ASTM A 153-71 Zinc Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware.
- ASTM A 307 — 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
- ASTM A 325 ~ 7la High Strength Bolts for Structural Steel Joint, including
Suitable Nuts and Plain Hardened Washers.
- ASTM A 490 ~71 Quenched and Tempered Alloy Stee! Bolts for Structural Steel
Joints,
BAJA STRUKTURAL
8.1 Kecuali kalau diatur secara tersenditi maka semua bahan-bahan untuk konstruksi baja harus
memenuhi spesifikasi “American Institute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI 1984.
B.2 _ Kecuali kalau diatur secara tersendiri, semua material profil, pelat dan kisi-kisi yang akan di
buat konstruksinya secara las harus terbuat dari jenis baja karbon yang memenuhi
persyaratan AS.T.MA 36 atau yang setara,
8.3 Untuk semua jenis pipa juga harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.1.M
A35 type E atau S
B.4 Baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123.
B.S Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang,
belum pernah dipergunakan sebelumnya dan harus disertai sertifikat pengiriman dari
pabrik
C. BAUT DAN MUR
G1 Bahan—bahan pengikat struktur / Konstruksi utama : baut-baut mur-mur / sekerup-
sekerup dan ring-ring disyaratkan sebagai berikut- Untuk sambungan bukan baja ke baja, harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan A.S.T.M A370 dan telah digalvanis.
= Untuk sambungan baja ke baja, harus dari baja karbon yang _memenuhi
persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus telah terlapis cadmium.
- Untuk sambungan logam yang berlainan jenis bahannya, pengikat-pengikat harus
dari baja tahan korosi yang memenuhi persyaratan ASTM A275 type 321
+ Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.|. B27,
typed.
2 Baut angkur dan sekrup-sekrup / mut-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau
A325.
C3 Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi
ASTM A153.
C4 Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dengan type
baut segi enam {hexagon-bolt type)
D. BAHAN LAS
D.1_ Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American Welding society” (AWS D1. 0
~ 69 : Code for Welding in Building Construction),
E, PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
E.1Sebelum pekerjaan fabrikasi di pabrik dimulai Pemborong harus menyiapkan gambar-gambar
kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua Komponen, panjang serta ukuran
tas, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang diperlukan.
£.2Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran dan
dimensi yang tercantum pada gambar keria,E.3Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh
pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat di lapangan.
Pengawas / Pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat
yang dikehendakinya, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum di
periksa dan disetujui Pengawas / Pengawas.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan
ditolak.
F. STANDART PENGELASAN
F.1Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui pengawas dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification
F.2Pelaksanaan pengelasan harus oleh personil yang memiliki kecakapan untuk pekerjaan las dan
di bawah pengawasan personil yang secara teknis bertanggung jawab untuk pekerjaan
tersebut.
F.3Penyambungan bagian-bagian Konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrk, serta hasilnya
harus memenuhi persyaratan teknis.
F.4Bagian konstruksi yang akan dilas dibersihkan dari bekas-bekas cat, karat, lemak, kerak-kerak
dan kotoran-kotoran lainnya.
F.5Pengelasan dapat dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan yang akan dilas sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk konstrukst itu.
F.6Kedudukan konstruksi baja yang segera akan dilas harus menjamin situasi yang paling aman
bagi pengelas dan ku:
15 hasil pengelasan yang dilakukan.#2.
Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibersihkan kembali dan diulang scjok
awal.
Pada pekerjaan las ulangan, sebelumn mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan pertama,
maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari kerak (stag) dan kotoran lainnya.
Lokasi tempat pengelasan serta konstruksi yang akan dilas, harus terlindung dari hujan dan
‘angin kencang selama pengelasan berlangsung.
G. LUBANG - LUBANG BAUT
Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor.
1H. SAMBUNGAN
Untuk sambungan komponen konstruksi yang tidak dapat dihindarkan, berlaku ketentuan hanya
diperkenankan maksimal satu sambungan dan dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration
atau but weld.
1. PEMASANGAN PERCOBAAN / TRIAL ERECTION
uw
Bila dipandang perlu oleh Pengawas, Pernborong dapat diwajibkan melaksanakan
pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan Konstruksi atas biaya
pemborong.
Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat
ditolak oleh Pengawas.
Pemasangan percobaan ini tidak boleh dibongkar sebelum mendapat persetujuan
Pengawas.wa
J2
43
Ja
5
PENGECATAN
‘Semua bahan konstruksi baja harus dilapis cat. Kecuali baja yang akan ditanam di dalam
beton tidak boleh dicat.
Cat dasar adalah jenis zinc chromate setaraf ICI atau Danapaints dan pelaksanaan
pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan.
Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja tidak boleh dicat.
Pengecatan harus dilakukan setelah taut selesai dipasang.
Cat akhir adalah jenis gloss enamel paint setaraf ICI atau Danapaint dan dilakukan 2 kali di
lapangan kecuali bila dinyatakan fain dalam gambar atau persyaratan teknis Bab Arsitektur.
Di bagian bawah dari base plate harus digrout dengan bahan setara “Master Flow 713
Grout’, dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik,
K. PEMASANGAN AKHIR / FINAL ERECTION
K.1Peralatan untuk pemasangan akhir harus sesuai dan sebanding dengan pekerjaannya dan
dalam kondisi kerja yang baik.
K.2Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan
sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk maka
keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Pengawas untuk diperoleh cara perbaikannya.
k.3Perbaikan kesalahan harus dilakukan di hadapan Pengawas, dan pekerjaan perbaikan tersebut
adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
K.4Pemborong harus selalu menyediakan peralatan pemasangan dalam jumlah yang cukup.Termasuk sebagai peralatan pemasangen adalah sabuk pengaman dan tali-tali harus
digunakan oleh para pekerja khususnya patta saat bekerja di tempat yang tinggi, disamping
bengaman yang berupa “platform” atau jaringan (“net”).
K.5Untuk persiapan pemasangan, setiap komponen diberi kode / marking yang sesuai dengan
‘gambar pemasangan, sehingga memudahkan pemasangan.
X.6Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan
untuk mencegah terjadinya tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. tkatan-ikatan
itu tetap dipasang sampai keseluruban konstruksi selesai
.7Sambungan-sambungan sementara berupa las maupun baut harus diberikan kepada bagian
konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama
pembangunan.
K.8Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus telah disediakan
dengan lengkap dan siap dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci torsi (torque wrench).
TOLERANSI
L.1Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih di
kolom.
| 1/500 dari tinggi vertikal
L.2Toleransi keseluruhan tidak boleh lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
M. CONTOH BAHAN
M.1 Sebelurn pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-contoh material
antara lain ; baja profil, kawat las, cat dasar dan lain-lain untuk mendapat persetujuan
Pengawas.M3
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakal sebagai standar / pedoman
untuk pemeriksaan / penerimaan material yang dikirim oleh Pemborong ke lapangan.
Pemborong diwajibkan membuat tempat penyimpangan contoh-contoh material yang telah
disetujui tersebut dalam Bangsal Pengawas / Direksi Keet,
N. PENGUJIAN MUTU BAHAN
N.
N2
N3
Sebelum dilaksanakan pabrikasi / pemasangan, Pemborong diwajibkan memberikan pada
Pengawas “Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari produsen /
pabrik
Billa tidak ada “Certificate Test”, atau mutu banan diragukan olen Pengawas, pemborong
atas biaya sendiri harus melakukan pengujian atas baja profil, baut, kawat las di
laboratorium yang ditunjuk / disetujui oleh Pengawas.
Pengujian contoh harus disiapkan untuk tipe type pekerjaan pengelasan dan tiap jenis dari
bahan yang akan dilas,
Pengujian yang bersifat merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi pengelasan harus
diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
0. PENGUJIAN YANG TIDAK MERUSAK
on
02
03
Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih dari
2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila ditemukan hal-hal yang
meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti di bawah ini dan
sesuai standar AWS D 1.0.
Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” sesual dengan lampiran C dari AWS D 1.0 atau
persyaratan ASTM E114 - 75 : Ultrasonic Contact Method : E164 - 74 : Ultrasonic
Examination or Weldmends : £273 ~ 68 : Ultrasonic inspection of Longitudinal and Spiral
Welds of Welded Pipe and Tubing (1974).
‘Cara pemeriksaan dengan “Magnetic Particle” harus sesuai dengan ASTM £109.0.4 Cara pemeriksaan dengan “Liquid Penetrant” harus sesuai dengan ASTM E109.
0.5. Titik-titik / bagian konstruksi yang akan dilakukan pengujian dan jumlah pengujian
ditentukan / dipilih oleh Pengawas.
0.6 Pemeriksaan visuil mutu pengelasan dilakukan ketika pelaksanaan pengelasan berlangsung
dan setelah tahap pekerjaan diselesaikan.
Bagian pengelasan yang telah diselesaikan, harus disikat dengan sikat kawat sampai bersih
sebelum Pengawas membuat pemeriksaannya.
Pengawas akan memberikan pethatian pada permukaan yang pecah-pecah, porous,
masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan bawah, lewatan/overlap, kantong
udara dan ukuran las. Pengelasan yang dinilai rusak harus diperbaiki kembali sesuai dengan
persyaratan AWS D 1.0.
P. HASIL PENGUJIAN
Hasil pengujian dari laboratorium / lapangan harus diserahkan pada Pengawas secepatnya.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi
tanggungjawab Pemborong.