Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENGEMBANGAN

WISATA HERITAGE MINAT KHUSUS

Sebagai Syarat Tugas Semester Akhir Mata Pelajaran Bidang Pariwisata

Disusun Oleh:

Kelompok VI
Zahra Cinta l.
Anisah
Tegar Fajar D.
Bella Rizky A.
Raldi Al-fajri

Kelas X ULP (2)


Jurusan: Usaha Layanan Pariwisata

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


NEGERI 2 KOTA JAMBI
TP. 2023/2024
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1.2 Company Profile ..................................................................................
1.3 Hasil Produksi ......................................................................................
1.4 Tinjauan Pustaka ..................................................................................
1.5 Rincian Kegiatan .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
2.1 Wisata Minat Khusus ...........................................................................
2.2 Kriteria dan Manfaat Wisata Minat Khusus .......................................
2.3 Tujuan ..................................................................................................
2.4 Visi dan Misi ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan daya tarik wisata alam sangat erat kaitannya dengan


peningkatan produktifitas sumber daya alam dalam konteks pembangunan
ekonomi, sehingga selalu dihadapkan pada kondisi interaksi berbagai
kepentingan yang melibatkan aspek kawasan hutan, pemerintah daerah, aspek
masyarakat, dan pihak swasta di dalam suatu sistem tata ruang wilayah. Kendala
pengembangan obyek wisata alam berkaitan erat dengan: (a) Instrumen
kebijaksanaan dalam pemanfaatan dan pengembangan fungsi kawasan untuk
mendukung potensi obyek wisata alam; (b) Efektifitas fungsi dan peran obyek
wisata alam ditinjau dari aspek koordinasi instansi terkait; (c) Kapasitas institusi
dan kemampuan SDM dalam pengelolaan daya tarik wisata alam di kawasan
hutan; dan (d) Mekanisme peran serta masyarakat dalam pengembangan
pariwisata alam.

Pariwisata memiliki peran pendorong dalam pembangunan masyarakat dan


merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat yang terlibat dalam kegiatan
pariwisata. Ketika kebutuhan wisatawan meningkat, maka hal ini akan mendorong
perlunya pemenuhan produksi dan layanan jasa untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan tersebut. Selain itu, pariwisata mempengaruhi hubungan antar bangsa,
masyarakat dan bangsa, dan juga mengintegrasikan fenomena budaya, warisan,
ekonomi, dan lingkungan.

Perencanaan pengembangan suatu kawasan wisata memerlukan tahapan-


tahapan pelaksanaan seperti: Marketing Research, Situational Analysis, Marketing
Target, Tourism Promotion, serta pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam
promosi dan Marketing. (Syamsu.dkk, 2001). Lebih lanjut dijelaskan, untuk
menjadikan suatu kawasan menjadi objek wisata yang berhasil haruslah
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut; (1) Faktor kelangkaan (Scarcity)
yakni: sifat objek/atraksi wisata yang tidak dapat dijumpai di tempat lain,
termasuk
kelangkaan alami maupun kelangkaan ciptaan. (2) Faktor kealamiahan
(Naturalism) yakni: sifat dari objek/atraksi wisata yang belum tersentuh oleh
perubahan akibat perilaku manusia. Atraksi wisata bisa berwujud suatu warisan
budaya, atraksi alam yang belum mengalami banyak perubahan oleh perilaku
manusia. (3) Faktor Keunikan (Uniqueness) yakni sifat objek/atraksi wisata yang
memiliki keunggulan komparatif dibanding dengan objek lain yang ada di
sekitarnya. (4) Faktor pemberdayaan masyarakat (Community empowerment).
Faktor ini menghimbau agar masyarakat lokal benar-benar dapat diberdayakan
dengan keberadaan suatu objek wisata di daerahnya, sehingga masyarakat akan
memiliki rasa memiliki agar menimbulkan keramahtamahan bagi wisatawan yang
berkunjung. (5) Faktor Optimalisasi lahan (Area optimalsation) maksudnya adalah
lahan yang dipakai sebagai kawasan wisata alam digunakan berdasarkan
pertimbangan optimalisasi sesuai dengan mekanisme pasar. Tanpa melupakan
pertimbangan konservasi, preservasi, dan proteksi. (6) Faktor Pemerataan harus
diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan manfaat terbesar untuk ke…

1.2 Company Profile

Arion adalah merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang


pembuatan (produksi) sekaligus tempat detinasi minat khusus yang berada
beralamat di pal merah, kec. Jambi Selatan, kota Jambi, Jambi. Berada di dekat
perumahan liver pooll dengan 17 jarak km dari tempat tsb.

Arion berdiri mulai tahun 2014, dimana tempat ini merupakan satu
kesatuan dari mulai produksi, destinasi dan rumah tinggal. Eksistensi arion lebih
mengutamakan padat karya (labor itensive) dimana dalam system produksi hampir
keseluruhan bersifat manual sehingga memerlukan tenaga kerja teralif banyak
meski tidak semua tenaga kerja mengerjakan-memanen dan memproduksi di arion
tersebut. Adapun jadwal yang kita khususkan , agar pengunjung bisa melihat
proses panen.
1.3 Hasil Produksi

Arion memproduksi berbagai macam keripik olahan singkong dimulai dari


berbagai macam rasa dan berbagai bentuk/model yang kami ikutin dengan
perkembangan zaman di masa kini. Kami juga membuka wisata minat khusus
dimana pelanggan/kalangan yang ingin berkunjung melihat atau melakukan
sendiri cara pembuatan keripik singkong dari memanen hingga menghasilkan
suatu produk

1.4 Tinjauan Pustaka

Dengan dikembangkannya sektor pariwisata melalui wisata minat khusus,


yaitu desa wisata diharapkan masyarakat setempat bisa ikut aktif berperan dan
memiliki andil dalam kegiatan desa wisata, karena pada dasarnya pengembangan
desa wisata ini ditujukan untuk memberdayakan agar lebih mandiri. Dalam
pengembangan desa wisata ini hendaknya tetap memperhatikan. lingkungan
sehingga tidak mengganggu ekosistem yang ada. Dalam studi

Muhammad Choerudin11 disebutkan bahwa konsep pariwisata berbasis


masyarakat dengan pengelolaan sumber-sumber alam dalam konteks
pembangunan berkelanjutan. Model pariwisata ini timbul untuk menjawab kritik
terhadap perubahan-perubahan pada pola pengembangan pariwisata selama ini dan
selanjutnya. Akibat dari kerusakan lingkungan alam dan sosial budaya yang
ditimbulkan pariwisata massal maka muncul suatu model pariwisata berbasis
mayarakat dan berkonsentrasi pada kegiatan konservasi termasuk kegiatan
masyarakat lokal dalam usaha mereka melestraikan kekayaan sumber daya alam
dan budaya yang mereka miliki sehingga memproduksi suatu makanan.
.

1.5 Rincian Kegiatan


Singkong merupakan salah satu bahan pangan pengganti beras yang
berperan dalam menopang ketahanan pangan suatu wilayah (Widaningsih,
2015).Panen Ubi kayu berumur genjah dapat dipanen pada umur 6–8 bulan, yang
berumur sedang dipanen umur 8–10 bulan, dan yang berumur dalam dipanen umur
10– 12 bulan. Jadi, hari/tanggal yang cocok untuk di kunjungi sekitar pertengahan
bulan, biaya masuk yang kalian keluarkan cukup Rp10.000,00/person. Untuk jam
wisata minat khusus ini dimulai dari jam 07:00-16:30 WIB.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Wisata Minat Khusus


Wisata minat khusus adalah sebuah bentuk kegiatan wisata yang
disesuaikan dengan kepentingan khusus individu atau kelompok wisatawan.
Dalam bahasa Inggris disebut Special Interest Tourism (SIT). Perkembangan
kebutuhan manusia terhadap pariwisata telah melahirkan berbagai jenis kegiatan
wisata, dari wisata massal (mass tourism) yang fokus hanya sebatas pada
bersenang-senang (piknik/tamasya), sampai pada bentuk wisata minat khusus
(special interest tourism) yang memiliki fokus kegiatan yang lebih spesifik dan
menekankan kepada aspek penghayatan dan penghargaan lebih terhadap
kelestarian alam, keindahan lingkungan dan pesona budaya (enviromentally and
cultural sensitives). Pada aspek enriching, dimana kegiatan pariwisata
memasukkan peluang terjadinya pengkayaan atas pengetahuan, pada aspek
learning, yaitu kegiatan wisata yang mengarah pada unsur pembelajaran, dan pada
aspek adventuring, merupakan aktivitas pariwisata yang dirancang sebagai wisata
petualangan.
Wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang dilakukan atas dasar
minat atau mempunyai motivasi khusus dalam berpariwisata, dilakukan pada
obyek daya tarik wisata atau lokasi yang memiliki atribut fisik tertentu dengan
menekankan pada unsur tantangan, rekreatif dan pencapaian atas keinginan
seorang wisatawan melalui keterlibatan / interaksi dengan unsur-unsur alam,
diperuntukan bagi wisatawan yang memiliki kecenderungan minat, tujuan dan
motivasi khusus dalam berwisata dan atau guna pemenuhan atas kebutuhan sensasi
dan minat terdalam wisatawan dalam aktivitas berpariwisata.
Wisata minat khusus kerap disebut juga sebagai perjalanan aktif yang
dapat memberikan pengkayaan pengalaman, pengetahuan dan sensasi petualangan
yang fokus pada aspek alam, sosial dan budaya, merupakan “bentuk kegiatan
dengan wisatawan individu, kelompok atau rombongan kecil yang bertujuan untuk
belajar dan berupaya mendapatkan pengalaman tentang suatu hal di
daerah yang
dikunjungi”. (fandeli, 2002:107). Dan menurut wall and weiler “the special
interest traveller wants to experience something new, whether it is history, food,
sport, customs or the outdoors. Many wish to appreciate the new sights, sound,
smell, tastes and to undertsand the place and it’s people”. – smith, (4:1992).Aspek
alam dalam wisata minat khusus berupa kekayaan flora fauna (bodiversitas),
gejala geologi, ke-eksotikan taman nasional atau taman hutan raya, pesona hutan,
sungai, air terjun, pantai, laut dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya,
serta perilaku ekosistem tertentu dalam sebuah kawasan. Dan aspek budaya
meliputi kearifan lokal dalam sebuah komunitas masyarakat, tarian/musik/seni
tradisional.
kerajinan/griya etnik, arsitektur, pola tradisi masyarakat, aktivitas ekonomi
yang unik dan spesifik, sejarah dan arkeologi, dls. Pada umumnya wisatawan
minat khusus memiliki motivasi dan keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu
hal untuk dipelajari (learning) dan diikuti/dijalani sehingga menghadirkan
pengalaman baru dalam aktivitasnya berpariwisata. Terdapat dua kelompok
wisatawan dalam aktifitas wisata minat khusus, yaitu kelompok yang berkeinginan
sebatas mencoba aktifitas baru. Pada kelompok ini, tantangan keterlibatan akan
cenderung di tingkat ringan sampai pada menengah, dan yang kedua, adalah
kelompok yang memandang keikutsertaannya dalam wisata minat khusus sebagai
tujuan atau motivasi terdalam guna pemenuhan atas kebutuhan sensasi seorang
wisatawan dalam aktivitas berpariwisata, sehingga keterlibatan wisatawan dalam
kelompok ini akan cenderung lebih aktif serta menjurus pada level tantangan yang
lebih tinggi.
Dalam wisata minat khusus, pembangunan kawasan pariwisata dan
produk- produknya harus berdasarkan kriteria keberlanjutan, dapat didukung
secara ekologis dalam waktu yang lama, layak secara ekonomi, adil secara etika
dan sosial, dapat memberikan kebermanfaatannya secara berkelanjutan terhadap
alam dan lingkungan sosial. Dalam kawasan Paseban, Wisata Minat Khusus
memiliki kaitan erat dengan wisata petualangan dan wisata edukasi, bentuknya
berupa aktivitas berkemah (educamp, family camp), birwatching, trekking hutan
pegunungan, river trekking atau susur sungai, hiking, jelajah air terjun, body
rafting, cliff jumping, dan rappelling di tebingan air terjun, dls.
2.2 Kriteria dan Manfaat Wisata Minat Khusus

Ada 4 (empat) hal yang bisa didapatkan dalam bentuk wisata ini;
bermanfaat, memperkaya wawasan, pengalaman petualangan, dan pengalaman
belajar. Beberapa kriteria menurut Fandeli dalam Sudana (2013), yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam menetapkan suatu bentuk wisata minat
khusus yakni :

a. Learning, pariwisata yang mendasar pada unsur belajar;


b. Rewarding, pariwisata yang memasukkan unsur pemberian penghargaan;
c. Enriching, pariwisata yang memasukkan peluang terjadinya pengkayaan
pengetahuan antara wisatawan dengan masyarakat;
d. Adventuring, pariwisata yang dirancangdan dikemas sehingga terbentuk wisata
petualangan

2.3 Tujuan

Memberikan gambaran maupun informasi kepada pembaca bahwa usaha


pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan melalui berbagai sektor. Salah satunya
adalah sektor pariwisata Memberikan sumbangan wacana baru bagi dunia akdemik
tentang kajian ilmiah di bidang pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui
Melalui pengembangan wisata minat khusus, yakni desa wisata diharapkan
masyarakat setempat bisa memperoleh manfaat. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa adalah melalui
pengembangan desa wisata.pengembangan desa wisata. Serta dapat mengangkat
potensi perkebunan singkong dan produk olahannya agar lebih dikenal
masyarakat. Dengan menerapkan konsep pengembangan wisata minat khusus
diharapkan banyak para wisatawan yang ingin tahu lebih dalam tentang cara
mengolah singkong serta produk-produk yang dihasilkan dari singkong.
2.4 Visi dan Misi
a. Visi
Memperkenalkan dan mempertahankan kualitas produk makanan Indonesia
keripik singkong dan mampu menjadi makanan yang berkualitas dan Menarik
sehingga diterima oleh kalangan masyarakat sebagai makanan cepat saji atau
cemilan serta merambah pasar menengah keatas dan juga pasar menengah
kebawah untuk memperluas pasar. Serta, berkontribusi pada perkembangan
ekonomi daerah, kesejahteraan karyawan, dan berwawasan lingkungan.
b. Misi
• Memproduksi keripik singkong berkualitas dan bercita rasa tinggi.
• Melakukan inovasi dalam proses produksi dan bisnis
• Berkolaborasi dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang dapat
mendukung perkembangan usaha seperti sesama pelaku usaha, pemerintah,
dan pihak lainnya.
• Menerapkan sistem produksi yang berwawasan lingkungan.Menyediakan
lingkungan kerja yang suportif terhadap pengembangan diri karyawan.
• Memperhatikan kesejahteraan ekonomi, mental, dan spiritual karyawan.
• Menerapkan sistem produksi yang berwawasan lingkungan.
Sedangkan tujuan arion itu sendiri adalah memaksimalkan keuntungan
(profisability) sebagaimana perusahaan pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai