Anda di halaman 1dari 11

31

III. COST OF CAPITAL

Casot Of Capital adalah merupakan konsep yang sangat penting dalam mempertahankan
pembelanjaan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya
yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu
sumber.
Tingkat discount merupakan faktor penentu dalam mempertimbangkan kelayakan suatu
usulan investasi, tingkat discount itu seringkali adalah cost of capital dari perusahaan.

Cost Of Capital Digunakan Untuk :


1. Menerima suatu proyek apabila NPV positif dimana seluruh cash (cash flow) dinilai
sekarang dengan tingkat cost of capital.
2. Menerima suatu proyek, jika IRR-nya lebih besar dari cost of capital.
Cost of capital adalah laba minimum yang disyaratkan (riquired rate of return)
Cost of capital adalah memberikan suatu ukuran efektivitas rencana, struktur modal
perusahaan.

Pada umumnya ada 4 sumber utama dana jangka panjang di perusahaan, yaitu :
Neraca, 31 Desember 19..

Kredit jangka pendek


Hutang jangka panjang
Modal saham preferen
Modal saham biasa
Laba ditahan

Dana jangka pendek tidak diperhitungkan karena dana ini akan pilih berganti dalam jangka
pendek. Perlu diingat bahwa cost of capital disini adalah biaya modal yang sifatnya explisit.
Biaya apenggunaan modal yang explisit dari suatu sumber dana adalah sesuai dengan
tingkat discount (discount rate) yang akan menjadikan nilai sekarang (PV) dari dana netto
yang diterima perusahaan dari suatu sumber dana persis sama.
32

(PV Inflow – PV Outflow) dengan nilai sekarang dari semua dana yang harus dibayarkan
karena penggunaan dana tersebut beserta pelaksanaannya.
Pembayaran/out flow adalah pembayaran bunga, dan pengembalian pokok atau divident.
Perhitungan cost of capital dapat didasarkan sebelum pajak (before tax) atau sesudah pajak
(after tax).
Pada umumnya digunakan perhitungan atau dasar sesudah pajak, karena cost of capital
dipergunakan sebagai ukuran diterima/ditolaknya usulan-usulan investasi.
Juga “rate of return” sesudah pajak.

I. Cost Of Long Fern Debt (Cost Of Bonds).

Dalam hutang jangka panjang seperti obligasi harus dibandingkan jumlah bersih yang
diperkirakan dapat diterima dengan kewajiban-kewajiban yang harus dibayar.
Pada umumnya of cost bonos dapat dihitung dengan menggunakan cara :
1) Short cut / atas dasarv kira-kira.
2) Menggunakan tabel PV / metode accurate.
Contoh : Suatu perusahaan mengeluarkan 20 tahun obligasi 12 % dengan nilai nominal Rp.
10.000. Hasil bersih yang diterima adalah sebesar Rp. 9.600. Hitung cost of
bonos.
Penyelesaian :
a. Dengan menggunakan short cut, ada 4 langkah :
1. Mengadakan estimasi rata-rata dari dana yang tersedia selama 20 tahun.
= 10.000 + 9.600
= Rp. 9.800
2. Menghitung average animal cost (biaya rata-rata tahunan) dan penggunaan
dana tersebut biaya netto Rp. 400 (Rp. 10.000-9.600) Biaya ini diakumudasikan
secara bertahap dan merata sepanjang umur obligasi tersebut.
Akumudasi biaya tersebut adalah Rp. 400
20
= Rp. 20 per tahun ditambahkan pada bunga tahunan.
Bunga rata-rata tahunan adalah :
33

Bunga tahunan = 12% x 10.000 = Rp. 1.200


Biaya tahunan = Rp. 20
Jumlah Biaya Tahunan = Rp. 1.220

3. Menghitung % biaya rata-rata tahunan dan jumlah dana rata-rata yang


tersedia :
Rp. 1.220
= ------------- x 100 % = 12,45 %
Rp. 9.800

4. Menyesuaikan biaya obligasi atas dasar sesudah pajak, misalkan pajak 45%,
12,45 (1 – 0,45) = 6,85 %
Atau dengan rumus
Bo + (N – HB) / n
Cost Of Bonds = -----------------------
(N + HB) / 2
1.200 + (10.000 – 9.600) / 20
= -----------------------------------
(10.000 + 9.600) / 2
1.220
= -------- x 100 % = 12,45 %
9.200
Bo = Bunga obligasi
N = Nilai nominal
HB = Hasil bersih
N = Umur obligasi

b. Dengan menggunakan metode accurate / tabel PV.


Dalam hal ini akan mencari tingkat bunga yang menjadikan nilai sekarang dari
pembayaran bunga yang Rp. 1.200 plus pembayaran akhir sebesar Rp. 10.000. Sama
dengan nilai sekarang dari penerimaan sebesar Rp. 9.600.
Persamaannya adalah sebagai berikut :
I I I D
B = ---------- + ---------- + ---------- + -----------
34

(1 + i)n (1 + i)2 (1 + i)n (1 + i)n

B = Pendapatan bersih.
1 = Jumlah bunga tahunan yang harus dibayar
D = Nilai nominal obligasi
n = Jumlah tahun jatuh tempo
Disini diadakan interpolasi / uji coba dengan bantuan tabel PV. Misalkan kita
menggunakan bunga 12 % dan 14 %.

Penghitungan :
Tingkat bunga 12 %.
Biaya (bunga) selama 20 tahun = Rp. 1200 x 7,4 kg = Rp. 62,8 pembayaran pinjaman
pokok pada :
Akihir tahun ke 20 = Rp. 10.000 x 0,103 = Rp. 1039
Rp. 9992,8
Tingkat bunga 14 %
Biaya (bunga) selama 10 tahun = 1200 x 6,623 = Rp. 794,6
Pendapatan pinjaman pokok = Rp. 10.000 x 0,072 = Rp. 720
= Rp. 8667,6
Selisih Bunga Selisih PV Selisih DV Out Flow dengan Inflow
12 % 9992,8 9992,8
14 % 8667,6 9600
2% 1325,2 392,8
Cost of bonds sebelum pajak = 12 % + 0,59 = 12,59 %

COST OF PREFERED STOCK / BIAYA SAHAM PREFERENT


Rumus :
Db
SP =
Ph
35

Contoh = Perusahaan “A” mengeluarkan saham preferent dengan nilai minimal Rp.
100.000 per lembar dengan divident 9 %. Hasil penjualan bersih yang diterima
saham preferent sebesar Rp. 95.000
9000
Cost of SP = x 100 % = 9,47 %
95000
Ini sudah atas dasar sesudah pajak, karena dividen saham preferent dibebankan dari
keuntungan sesudah pajak.

COST EQUETY CAPITAL / COMMONT STOCK


Rumus :
D
SB = +G
Po
Keterangan :
SB = Saham biasa
D = Divident
Po = Bebas kurs saham biasa
H = Grouth – tingkat pertumbuhan
Contoh : Suatu perusahaan akan mengadakan emisi saham harus dengan harga jual per
lembarnya Rp. 4.000. Biaya saham biasa baru. Biaya emisi (platation lost) per
lembarnya sebesar Rp. 400,- sehingga hasil penjualan netto yang diterima
sebesar Rp. 3.600 per lembar
Rate of return / tingkat pendapatan yang diharapkan dari saham biasa tersebut
sebesar 10 %.
400
Jawaban : Biayaemisi / protation cost = = 10 %
400
10 % 10 %
B = = = 11,1 %
1 – 0,10 0,9

OVER ALL COST OF CAPITAL (Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan)


36

Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan menghitung “weyhted
average” dari berbagai sumber dana tersebut.
Contoh :
Jenis Modal Jumlah Proporsi Capl Weyted Cost
1. Debt preferent Rp. 30 Juta 30 % 3,54 % 1,06 %
2. Saham preferent Rp. 10 Juta 10 % 7,50 % 0,75 %
3. Saham biasa Rp. 20 Juta 20 % 12,22 % 2,44 %
4. Laba ditahan Rp. 40 Juta 40 % 6,94 % 2,78 %
Rp.100 Juta 100 % 7,03 %
7,03 % merupakan laba minimum yang harus dihasilkan.
Rp. X
Cara I = 2 x 4 = Rp x = 7,03 %
Rp. 100
Cara II = 3 x 4 = 7,03 %
Berapa tambahan dana maximal untuk dapat mempertahankan C of C rata-rata 7,03 %,
apabila diketahui misalnya pada tahun itu perusahaan mendapatkan keuntungan Rp.
6.000.000 dan dibayarkan sebagai dividen sebesar Rp. 2.000.000 Dan ditahan sebesar Rp.
4.000.000.

Penyelesaian :
Tambahan dana yang diperlukan :
4.000.000
= = Rp. 10.000.000
0,40
40.000.000
= = 40 %
100.000.000
Dengan demikian tambahan modal tersebut untuk dapat mempertahankan modal rata-rata
7,03 harus terdiri dari :
Hutang (Bond) = 30 % x Rp. 10.000.000 = Rp. 3.000.000
Saham preferent = 10 % x Rp. 10.000.000 = Rp. 1.000.000
37

Saham biasa = 20 % x Rp. 10.000.000 = Rp. 2.000.000


Laba ditahan = 40 % x Rp. 10.000.000 = Rp. 4.000.000
= Rp. 10.000.000
Pembuktian :
Jenis Modal Jual Tambahan Modal L of C Jumlah Biaya
Bonds Rp. 3.000.000 3,54 % Rp. 106.200
Saham preferent Rp. 1.000.000 7,50 % Rp. 75.000
Sahan biasa Rp. 2.000.000 12,22 % Rp. 244.450
Laba ditahan Rp. 4.000.000 6,94 % Rp. 277.600
Rp. 703.250
703.250
x 100 % = 7,03 %
10.000.000
Apabila kemudian perusahaan masih memerlukan tambahan dana tambahan lagi sebesar
Rp. 5.000.000, sedangkan struktur modal ingin dipertahankan. Berapakah marginal cost of
capital dari hutang dan saham preferen tidak berubah, sedangkan untuk emisi saham biaya
baru adalah 10 %.
Perhitungan : Marginal Cost of Capital.
30.000.000
Hutang jk. Panjang = x 3.000.000 = Rp. 900.000
100.000.000

20.000.000
Saham preferent = x 3.000.000 = Rp. 300.000
100.000.000

10.000.000
Saham biasa = x 3.000.000 = Rp. 600.000
100.000.000

40.000.000
Laba ditahan = x 3.000.000 = Rp. 1.200.000
100.000.000
Biaya saham biasa baru adalah 10 %
38

12,12 %
= = 13,46 %
( 100 % - 10 % )

Hutang jk. Panjang = Rp. 900.000 x 3,54 % = Rp. 3.186.000


Saham preferent = Rp. 300.000 x 7,50 % = Rp. 2.250.000
Saham biasa = Rp. 600.000 x 13,46 % = Rp. 8.076.000
Laba ditahan = Rp.1.200.000 x 6,94 % = Rp. 8.328.000
= Rp.3.000.000 = Rp. 21.840.000

21.840.000
Marginal cost of capital = x 100 % = 7,28 %
3.000.000

STRUKTUR MODAL
- Adalah bauran antara hutang, modal sendiri, yang mengoptimalkan
(meminimalkan) biaya.
- Adalah komposisi penggunaan antara modal asing (hutang) dan modal sendiri yang
ada di neraca sebelah kredit.
Modal dibagi dua :
1. Modal asing, adalah modal yang berasal dari kreditur, sehingga merupakan hutang
bagi perusahaan. Bentuk modal ini adalah hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang.
2. Modal sendiri, adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang tertanam
dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.
Modal sendiri berasal dari :
a. Berasal dari luar perusahaan yang berupa pengeluaran saham biasa atau
saham preferent.
b. Berasal dari dalam perusahaan seperti laba ditahan dan penyusutan.
Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan
antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham.
39

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan struktur modal antara lain
adalah :
1. Resiko Bisnis Perusahaan.
Yaitu tingkat resiko yang terkandung pada aktiva perusahaan apabila tidak
menggunakan hutang.
2. Posisi Pajak Perusahaan.
Alasan utama perusahaan menggunakan hutang adalah karena biaya bunga dapat
dikurangkan dalam perhitungan pajak (deductible) sehingga menurunkan biaya hutang
yang sesungguhnya.
3. Fleksibilitas Keuangan.
Yaitu kemampuan perusahaan untuk menambah modal dengan persyaratan
yangreasonable (masuk akal) dalam keadaan yang kurang menguntungkan, karena itu
keputusan tersedianya dana dimasa yang akan datang dan konsentrasi akibat kurangnya
dana sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan.
Penilaian struktur modal yang dikaitkan dengan EPS (earning per share / hasil per lembar
saham).
Dari masing-masing struktur modal akan dipilih yang mempunyai EPS tertinggi. Jadi untuk
memenuhi kebutuhan modalnya dicari alternatif yang paling menguntungkan yaitu yang
mempunyai EPS tertinggi.
EAT
EPS =
Jumlah saham
Contoh :
Perusahaan “ABC” mempunyai modal sebesar Rp. 5.000.000, yang kesemuanya terdiri dari
saham biasa, pimpinan perusahaan mempertimbangkan untuk menambah dana lagi sebesar
Rp. 3.000.000, untuk expansi, kebutuhan tambahan dana tersebut akan dapat dipenuhi
dengan mengeluarkan saham biasa lagi, dengan mengeluarkan saham preferent (6%) atau
dengan obligasi dengan bunga 8%.
Pimpinan perusahaan akan memilih salah satu dari alternatif penarikan sumber dana
sebagai berikut :
Alternatif Saham Biasa Saham Preferent Obligasi
40

1 100 % 0% 0%
2 70 % 0% 30 %
3 50 % 20 % 30 %
4 50 % 0% 50 %
5 30 % 20 % 50 %
Diperkirakan dengan expansi itu perusahaan akan menghasilkan keuntungan (EBIT)
tahunan sebesar Rp. 600.000, pajak perseroan rata-rata sebesar 50%. Saham yang beredar
sebelum ada expansi sebanyak 10.000 lembar dan saham biasa yang akan dikeluarkan
untuk membiayai expansi tersebut diperkirakan akan dapat terjual dengan harga Rp. 500
per lembar.

Hitunglah :
a. Tentukan besarnya EPS dari kelima alternatif.
b. Alternatif mana yang dipilih.

Penyelesaian :
a. Besarnya EPS dari kelima alternatif adalah :
Alternatif
Keterangan
I II III IV V
Dana yang diperlukan
dipenuhi dengan : 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000
- Saham biasa 3.000.000 2.100.000 1.500.000 1.500.000 900.000
- Saham - - 600.000 - 600.000
preferent - 900.000 900.000 1.500.000 1.500.000
- Obligasi
EBIT 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Bunga Obg (8%) - 72.000 72.000 120.000 120.000
EBT 600.000 528.000 528.000 480.000 480.000
Tax 50% 300.000 264.000 264.000 240.000 240.000
EAT 300.000 264.000 264.000 240.000 240.000
Dividen SP 6% - - 36.000 - 36.000
300.000 264.000 228.000 240.000 204.000
Jml lb. saham I 10.000 lb 10.000 lb 10.000 lb 10.000 lb 10.000 lb
Jml lb. saham II 6.000 lb 4.200 lb 3.0 lb 3.000 lb 1.800 lb
EPS 18,75 18,59 17,54 18,46 17,29

b. Yang dipilih adalah alternatif I karena mempunyai EPS tertinggi yaitu Rp. 18,75.
41

DAFTAR PUSTAKA

1. Bambang Riyanto, “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, BPFE,


Yogyakarta.
2. Fred Weston, “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Jilid 2, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
3. Van Horn, “Manajemen Keuangan”, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
4. Coppeland, “Manajemen Keuangan”, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
5. Suad Husnan, “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, UPP-Amp, YPKN,
Yogyakarta.
6. Frank J. Fabozzi, “Manajemen Investasi”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai