Anda di halaman 1dari 32

Mengindentifikasi

Media
Pengertian Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan
mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam
media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian
sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba
(Sutedjo,1996).
Dapat disimpulkan media adalah suatu bahan yang
terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang dipakai
untuk menumbuhkan mikroba (Sutedjo, 1996).
MANFAAT DAN FUNGSI MEDIA

Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber


makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme
yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga
berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan,
mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam
waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat
digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
koloni/pertumbuhan mikroorganisme, serta sifat-sifat
biokimiawinya. Di dalam laboratorium mikrobiologi
kedokteran media juga dapat digunakan untuk
pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman
dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.
JENIS MEDIA
Berdasarkan persyaratan mengenai susunan media bagi pertumbuhan bakteri, maka media dapat
berupa:
1. Media alami
Yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, touge, daging, umbi-umbian dan
sebagainya, pada saat ini media alami yang banyak digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan.
Contoh media alami yang paling banyak digunakan adalah penggunaan telur untuk pertumbuhan dan
perkembanganbiakan virus.
2. Media Sintetik Atau Buatan
Yaitu media yang disusun oleh senyawa-senyawa kimia baik organik maupun anorganik.
Contoh media sintetik bagi pertumbuhan bakteri Clostridium:
K2HPO4 0,5 gram
KH2PO4 0,5 gram
MgSO4 0,1 gram
NaCl 0,1 gram
CaCO3 secukupnya
3. Media Semi Sintetik
Yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintetik.
Misalnya: Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri:
Pepton 10 gram
Ekstrak daging 10 gram
NaCl 5 gram
Aquades 1 liter
. SIFAT MEDIA

Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan mikroba, tetapi juga untuk
tujuan-tujuan lain seperti isolasi, seleksi dan diferensiasi biakan yang didapat. Artinya penggunaan beberapa
jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakkan mikroba, banyak
juga dilakukan dan digunakan. Sehingga masing-masing media mempunyai sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai
dengan maksudnya. Berdasarkan sifat-sifatnya, media dibedakan menjadi:

1. Media Dasar/ Umum


Yaitu media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini
dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton,
dan sebagainya.
2. Media Yang Diperkaya
Media yang diperkaya merupakan media yang telah ditambahkan dengan bahan-bahan bernutrisi tinggi, seperti
darah, serum, atau ekstrak khamir, untuk tujuan kultivasi organisme-organisme selektif.
a. Agar darah : darah yang dimasukkan ke dalam media ini merupakan bahan pengayaan untuk kultivasi
organisme-organisme selektif, seperti streptococus spp. Darah juga memungkinkan terjainya sifat hemolitik dari
beberapa mikroorganisme, terutama streptokokus, yang aktivitas hemolisisnya diklasifikasi sebagai berikut,
b. Hemolisis gamma: tidak terjadi lisis sel-sel darah merah sehingga tidak ada perubahan yang signifikan
pada tampilan media di sekeliling koloni.
c. Hemolisis alfa : terjadi lisis sel-sel darah merah secara tidak sempurna, dengan reduksi hemoglobin
menjadi meteglobin, menghasilkan suatu halo berwarna kehijauan di sekeliling pertumbuhan bakteri
d. Hemolisis Beta : terjai lisis sel-sel darah merah dengan penghancuran yang sempurna an penggunaan
hemoglobin oleh organisme yang menghasilkan zona jernih di sekeliling koloni. Hemoglobin ini dihasilkan oleh
dua jenis hemolisin beta yaitu, streptolisin O ( suatu enzim yang labil terhadap oksigen dan bersifat antigenik)
reaksi hemolitik ditingkatkan ketikan agar lempeng darah digores dan ditusuk secara bersamaan untuk
memperlihatkan hemolisis subpermukaan oleh streptolisin O dalam suatu lingkungan dengan tekanan oksigen
yang berkurang. Berasarkan pola hemolisis pada agar darah , streptokokus hemolitik beta patogenik dapat
dibedakan dari anggota lainnya dalam kelompok ini.
3. Media Diferensial
Media ini digunakan untuk membedakan bentuk dan karakter koloni mikroba yang tumbuh. Beberapa
mikroba dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis saja yang mempunyai penampilan
pertumbuhan yang khas sehingga dapat dibedakan. Media ini berfungsi untuk isolasi dan identifikasi bakteri.

4. Media Selektif
Media ini digunakan untuk memilih (mengisolasi) kelompok-kelompok bakteri yang spesifik. Media-media
tersebut mengandung zat-zat kimia yang menghambat pertumbuhan satu jenis bakteri dan memungkinkan
pertumbuhan bakteri lainnya sehingga memudahkan isolasi bakteri.
a. Agar feniletil alkohol : Media ini digunakan untuk isolasi sebagian besar organisme Gram-Positif.
Feniletil alkohol menghambat sebagian pertumbuhan organisme-organisme gram-negatif, yang dapat
membentuk koloni-koloni visibel dengan ukuran dan jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan pada media
lain.
b. Agar kristal violet : Media ini bersifat selektif untuk sebagian besar mikroorganisme gram-negatif.
Pewarna kristal violet memberikan efek penghambatan pada sebagian besar mikroorganisme gram-positif.
c. Agar NaCl 7,5 % : Media ini menghambat kebanyakan organisme, kecuali mikroorganisme halofilik
(suka garam). Media ini paling bermanfaat dalam pendeteksian anggota-anggota genus staphylococcus.

5. Media Uji
Media ini digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba. Misalnya,
media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen dan lain-lain. Media ini disamping tersusun
oleh senyawa dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga sejumlah senyawa
tertentu yang akan diuji.
MEDIA PADAT
1. Media padat
Dimana pada media digunakan bahan pemadat, misalnya agar-agar. Jumlah tepung agar yang
ditambahkan tergantung kepada jenis mikroba yang dibiakkan. Bila mikroba memerlukan kadar air tinggi maka
jumlah tepung agar harus rendah/sedikit, tetapi bila kadar air harus rendah maka penambahan tepung agar
harus lebih banyak. Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang-kadang
mikroalgae. Media ini terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu:
a. Bentuk lempeng, media dibekukan di dalam cawan pertri.
b. Bentuk miring, media dibekukan dalam keadaan miring di dalam tabung reaksi.
c. Bentuk tegak, media dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung.
Media Agar Padat(1,5 – 2% agar)

No Media Kegunaan

1. Agar Nutrien Mengasingkan/mempelajari koloni bakteri.

2. Agar Darah Membiakkan bakteri yang memerlukan nutrisi tinggi dan melihat adanya reaksi hemolisis.

Agar Coklat
3. Medium selektif untuk membiakkan, Neisseria sp
Thayer Martin
4. Agar Endo Medium selektif dan diferensial untuk membiakkan bakteri entrik.

5. Agar Eosin Methylene Blue (EMB) Medium selektif dan diferensial untuk membiakkan bakteri entrik.

6. Agar Salmonella Shigella Medium selektif dan diferensial untuk membiakkan Salmonella dan shigella.

7. Agar Thiosulphate Citrate Bile Sucrose (TCBS) Medium selektif dan diferensial untuk membiakkan Vibrio cholera dan Vibrio sp. Lainnya.

8. Serum Loeffler Mebiakkan Corynebacterium diphteriae.

9. Agar Darah Telurit Medium selektif untuk menbiakkan Corynebacterium sp.

10. Triple Sugar Iron Agar Melihat kemampuan bakteri dalam meragi gula-gula dan membentuk H2S.

11. Lowenstein Jansen Membiakkan Mycobacterium sp.

12. Agar Sabouraud Membiakkan koloni jamur.


CARA KERJA

BAHAN-BAHAN
1. Biakan
Biakan Enterobacter aerogenes, Escherichia coli, Streptococcus var. Lancefield Group E, Streptococcis mitis,
Enterococcus faecalis, Staphyloccus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Salmonella
typhimurium berumur 24-48 jam dalam Trypticase soy broth (TSB).
2. Media
Setiap kelompok mahasiswa yang telah ditentukan menyiapakan media berikut : masing-masing satu agar
feniletil alkohol, agar kristal violet, agar NaCl 7,5%, agar garam manitol, agar MacConkey, agar eosin-metilen biru,
dan agar darah.
3. Peralatan
Pembakar Bunsen, ose penginokulasi, dan pensil penanda alat gelas.
4. Prosedur
a. Dengan menggunakan organisme-organisme bakteri yang terdaftar di langkah 2, siapkan dan inokulasikan
setiap lepeng dengan cara berikut :
 Beri label yang sesuai pada penutup masing-masing lempeng seperti yang dijelaskan pada bagian berjudul
“Protokol Laboratorium” pada hlm. xix.
 Bagi masing-masing cawan petri menjadi jumlah bagian yang diperlukan (satu bagian untuk masing-masing
organism yang berbeda) dengan menandai bagian dasar cawan. Beri label pada tiap bagian dengan nama
organisme yang akan diinokulasi.
 Dengan menggunakan teknik steril, inokulasi semua lempeng, kecuali agar lempeng darah, dengan organisme
yang ditentukan dengan membuat satu garis inokulasi masing-masing organisme di bagian yang sesuai. Pastikan
penutup cawan petri dan membakar jarum inokulasi setiap akan menginokulasi organisme yang berbeda.
 Dengan menggunakan teknik steril, inokulasi lempeng agar darah. Setelah menyelesaikan masing-masing
satu garis inokulasi, gunakan ose penginokulasi dan buatlah tiga atau empat tusukan dengan membentuk sudut
450 terhadap goresan.
b. Inokulasi masing-masing media yang berbeda dengan berikut organisme ini:
 Agar feniletil alcohol: E. coli, S. aureus, dan E. faecalis.
 Agar Kristal violet: E, coli, S. aureus, dan E. faecalis.
 Agar NaCl 7,5%: S. aureus, S. epidermidis, dan E. coli.
 Agar garam manitol: S. aureus, S. epidermidis, Streptococcus var. Lancefield Group E, dan E. coli.
 Agar MacConkey dan agar eosin-metilen biru: E. coli, E. aerogenes, S. typhimurium, dan S. aureus.
 Agar darah: E. faecalis, S. mitis, dan Streptococcus var. Lancefield Grup E.
c. Inkubasikan lempeng agar feniletil alkohol dengan posisi terbalik selama 48 hingga 72 jam pada
suhu 37 C. Inkubasikan lempeng lainnya dengan posisi terbalik selama 24 sampai 48 jam pada 370C.
0
Media semi solid
DEFINISI
Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari yang seharusnya
kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair.

TUJUAN
Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi
tidak mengalami percampuran sempurna jika bergoyang.
Media ini juga bertujuan untuk mencegah atau menekan difusi oksigen,
Untuk uji motilitas, konsentrasi agar yang tidak begitu padat memungkinkan bakteri motil dapat bergerak dan
berpindah sedangkan non motil cenderung tetap di tempatnya.

CONTOH MEDIA SEMI SOLID


A. Sulfida indole motility (SIM)
B. Carry and blair
1. SULFIDA INDOLE MOTILITY (SIM)
Sulfida indole motility (SIM) adalah media agar semisolid digunakan untuk menentukan hidrogen sulfida (H 2 S)
produksi, pembentukan indol, dan motilitas.
SIM media digunakan untuk membedakan anggota keluarga Enterobacteriaceae.
Media ini bukan media pertumbuhan,melainkkan media uji biokimia yang merupakan fermentasi yang dilakukan
oleh bakteri.

Alat
1. Gelas beker 50 ml
2. Aluminium foil
3. Spatel
4. Benang pulung
5. Neraca analitik
6. Erlenmeyer 100 ml
7. Tabung reaksi 15 ml
8. Gelas ukur 250 ml
9. Api Bunsen
10. Pengaduk kaca
11. Kompor listrik
12. Kapas berlemak
13. semprot
14. Autoclave
15. Pipet ukur 10 ml
16. Bola hisap
17. Kertas buram

Bahan
1. SIM agar powder
2. Aquades
3. Kertas Ph

CARA KERJA
1 Alat dan bahan disiapkan
2. SIM agar powder ditimbang dengan neraca analitik
3 Alat yang digunakann dibilas dengan aquades
4. Tabung reaksi diberi label
5. Aquades diukur dengan gelas ukur
6. SIM agar menjadi powder dilarutkan dengan aquades sambil diaduk-aduk dalam aquades
7. Larutan lalu dipanaskan dengan kompor listrik sambil diaduk-aduk hingga homogen
8. Selanjutnya pH larutan di cek (pH=7,3)
9. Larutan dipipet ke tabung reaksi dengan pipet ukur sebanyak 7 ml
10. Tabung reaksi ditutup dengan kapas berlemak, kemudian dibungkus dengan kertas buram dan diikat dengan
benang pulung.
11. Media disterilkan dengan autoclave dengan suhu 121oC selama 15 menit
12. Media didiamkan sebentar
13. siap digunakan
2. CLARRY and BLAIR
digunakan untuk mempertahakan jumlah kuman pathogen usus (seperti: salmonella,
shigella, vibrio, campylobacter) dan semua spesimen yang berasal dari tinja yg
memerlukan waktu pengiriman lebih dari satu jam, maka dari itu harus menggunakan
media ini untuk membawanya ke laboratorium untuk diperiksa.

Komposisi media carry and blair, yaitu :


1. Sodium thioglycollate 1,5 gram
2. Dinatrium fosfat 1,1 gram
3. Natrium klorida 5 gram
4. Agar 5 gram
5. Kalsium klorida (1%) 10ml
6. Aquades 990 ml

ALAT
1. Timbangan l/digital 8. Pemanas listrik
2. Gelas arloji/timbang 9. Penyangga kaki tiga
3. Kertas timbang 10. Penahan
4. Beaker glass 11. Pipet pasteur
5. Pengaduk 12. Botol Vial/ Tabung reaksi
6. Gelas ukur 13. Autoclave
7. Erlenmeyer
BAHAN
1. Media Carry and Blair (Oxoid-CM0519) 5. HCl 0,01 N
2. Aquadest 6. Kapas berlemak
3. Kertas pH/pH meter 7. Tissue
4. NaOH 0,01 N

CARA KERJA
1. Semua APD digunakan dengan baik, benar, dan lengkap.
2. Disiapkan semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
3. Dipastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap digunakan.
4. Ditimbang serbuk Carry and Blair (sesuai dengan volume yang dibuat )
5. Dipindahkan serbuk media Carry and Blair ke beaker glass, lalu ditambahkan aquadest sesuai dengan
volume, dipindahkan ke Erlenmeyer.
6. Dihomogenkan larutan dengan bantuan pemanas dan pengadukan.
7. Pelarutan tidak boleh sampai mendidih (pelarutan harus sempurna sehingga tidak ada Kristal yang bersisa)
8. Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH = 7,3 +_ 0,1) pada suhu 25o C.
9. Diperhatikan pengecekan suhu larutan saat pengecekan pH media.
10. Ditambahkan NaOH 0,01 N jika pH larutan kurang basa dan ditambahkan HCl 0,01 N jika pH larutan kurang
asam.
11. Dibagi/dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau botol vial yang sudah disiapkan (±2/3 tinggi tabung)
12. Disterilisasi 121o C (1 atm); 15 menit.
13. Dikeluarkan larutan dari autoclave, saat suhu sudah rendah (20o C) dan tekanan telah turun (dilihat indicator
autoclave).
14. Dibiarkan media membeku dengan sempurna.
15. Dimasukkan media ke incubator ( 37o C), 24 jam untuk uji kualitas media, dengan
16. Disimpan pada suhu 4o C-8o c untuk menyimpan media.
MEDIA CAIR
a. Pengertian Media Cair
Media cair, yaitu media yang mengandung larutan cair dari satu atau lebih konstituen. Terkadang partikel padat dapat
ditambahkan pada medium cair tersebut. Medium cair pada tabung, botol atau labu Erlenmeyer umumnya dinamakan
'broth'.
Media cair digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarke media padat, tidak cocok untuk isolasi mikroba
dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni kuman.
Contoh media cair, diantara lain Nutrient broth (NB), Pepton dilution fluid (PDF), Lactose Broth (LB), Mac Conkey
Broth (MCB), dll.
Pepton merupakan protein yang diperoleh dari peruraian enzim hidrolitik seperti pepsin, tripsin, papain. Pepton
mengandung Nitrogen dan bersifat sebagai larutan penyangga, beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan pepton 4%.

b. Macam – Macam Media Cair :


Nutrient Broth,
merupakan medium berwarna coklat yang memiliki konsistensi yang cair.
Fungsi :
Medium umum untuk menumbuhkan bakteri dan kultivasibakteri.
Lactose Broth,
Fungsi :
Untuk mendeteksi kehadiran bakteri koliform dalam air, makanan, dan produk susu;
Sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae;
Untuk mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.
Trypticase Soy Broth (TSB),
Mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang
membuatnya menjadi media bernutrisi.
Fungsi :
Sebagai medium dasar untuk menumbuhkan berbagai mikoorganisme dan untuk isolasi bakteri.

MacConkey Broth (MCB),


merupakan media perbenihan selektif yang mengandung garam empedu sebagai penghambat bakteri bukan
coliform.
Fungsi :
Untuk kultivasi dan isolasi selektif bakteri Coliform dalam susu dan air.
Sebagai medium untuk isolasi, identifikasi, dan kulturen terobacter dari urin, air limba, air minum, kotoran, atau
makanan yang berhubungan dengan sanitasi.
Eugonbroth,
adalah medium cair yang banyak digunakan untuk menghasilkan pertumbuhan mikroorganisme dengan hasil yang
tinggi.
Fungsi :
Untuk kultur mikroorganisme, baik penelitian atau non-penelitian.
Brain Heart Infusion Broth,
adalah medium cair untuk berbagai mikroorganisme, baik yang aerob atau anaerob dari bakteri, jamur, dan ragi.
Fungsi :
Untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan medium cair.
Brilliant Green Bile Broth 2%,
merupakan medium cair yang digunakan untuk metode standar untuk uji lengkap bakteri coliform pada air dan
makanan.
Mueller-Hinton Broth,
adalah medium cair yang digunakan untuk uji sensitivitas. Medium ini kaya nutrisi sehingga cocok untuk menguji
sensitifitas mikroorganisme terutama Nesseria pathogen.
Malt Extract Broth,
adalah medium cair yang banyak digunakan dalam medium kultur untuk pertumbuhan jamur dan ragi dalam industri
gula, dalam pembuatan sirup, minuman ringan, dan minuman lainnya.
Thioglycollate Broth,
adalah medium cair yang diperkaya, digunakan untuk membedakan tingkat kebutuhan oksigen dari berbagai
mikroorganisme.
Selenite Cystine Broth,
merupakan medium cair yang selektif digunakan untuk kultur Salmonella dan Shigella.
MEDIA BAKTERI GRAM POSITIF
PENGERTIAN BAKTERI GRAM+

Bakteri gram positif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna violet dan mempunyai lapisan peptidoglikan
yang tebal. Contoh bakteri gram positif itu sendiri ialah Bifidobacterium, Lactobacillus, Staphilococcus, Clotridium,
Actinomyces, Arachnia, Propionibacterium dan Peptostreptococcus.

Bakteri Gram Positif mampu mempertahankan zat warna utama dalam pewarnaan Gram, yaitu Gentian Violet (ungu
kristal iodium), sehingga nampak berwarna ungu saat pengamatan dikarenakan dinding sel kelompok bakteri ini tersusun oleh
sebagian besar Peptidoglikan, yang mampu mengikat zat warna dan tidak rusak saat dicuci dengan alkohol.

CIRI CIRI BAKTERI GRAM+

1.Mempunyai sitoplasma lipid membrane

2. Lapisan peptidoglikan yang tebal

3. Beberapa spesies memiliki flagellum

4. Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida

6.Tidak memiliki kepekaan dengan streptomysin

7. Toksin yang dibentuk berupa Eksotoksin Endotoksin


8. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rum

Bakteri gram+ Bafidobacterium Lactobacillus

Staphilococcus
Macam Media Untuk Pembiakan Bakteri Gram Positif

Berdasarkan Bentuk:
1. Media padat

2. Media setengah padat atau semi solid

3. Media cair

Berdasarkan Komposisi:
1. Media alami atau non sintetis

2. Media semi sintetis

3. Media sintetis

Berdasarkan Fungsi:
1. Media umum

2. Media difrensial

3. Media diperkaya
4. Media selektif

5. Media biokimiawi dan gula-gula

a. Triple sugar iron agar (TSI) agar.


b. Sulfide indol motility (SIM).
c. Media Methyl red-Voges Proskauer (MRVP).
d. Simmon cittrat agar.
e. Media gula-gula.
MEDIA BAKTERI GRAM NEGATIF
APA ITU BAKTERI GRAM-?
Bakteri Gram negatif memiliki komposisi dinding sel yang sebagian besar tersusun dari lapisan lipid, sehingga pada saat
pewarnaan kurang dapat mempertahankan zat warna utama terutama saat dicuci dengan alkohol (lipid rusak saat dicuci
dengan alkohol), akibatnya kelompok bakteri ini memberikan kenampakan warna merah (warna dari zat warna ke dua:
safranin atau air fuchsin) di akhir kegiatan pewarnaan Gram.

Bakteri gram negatif misalnya adalah Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Beberapa bakteri tidak
terwarnai dengan pewarnaan gram, misalnya Mycobacterium sp, karena dinding selnya mengandung banyak lipid, sehingga
digunakan pewarnaan tahan asam untuk mengidentifikasinya. Pada pewarnaan tersebut sel bakteri akan berwarna merah tetapi sel
jaringan akan berwarna hijau.

1. Mannitol Salt Agar


Mannitol salt agar atau disingkat MSA (agar garam manitol )merupakan media selektif dan diferensial untuk identifikasi
staphylococcus aureus. Media ini mengandunng garam natrium klorida 7,5% sehingga media ini menjadi media selektif. Karena
sebagian besar bakteri tidak dapat tumbuh pada konsenterasi garam7,5% kecuali staphylococcus . Selain itu MSA mengandung
manitol dan indikator PH phenol red yang membuat media ini menjadi media diferensial. Staphylococcus Aureus akan
menghasilkan koloni kuning dengan zona kuning karena dapat memfermentasi manitol menjadi asam yang kemudian merubah
warna indikator phenol red dari merah menjadi kuning, sedangkan Staphylococcus jenis lainnya menghasilkan koloni merah muda
kecil atau koloni merah dengan tidak ada perubahan warna medium karena tidak dapat memfermentasi manitol.

2. Eosin Metilen Biru Agar


Eosin Metilen Biru Agar merupakan media diferensial digunakan untuk deteksi dan isolasi patogen Gram-negatif usus (fecal
bacteria). Kombinasi eosin dan metilen biru yang digunakan sebagai indikator dan memungkinkan diferensiasi antara organisme
yang memfermentasi laktosa dan yang tidak memfermentasi laktosa. Sukrosa juga termasuk didalam medium ini karena anggota
tertentu dari Enterobacteria atau kelompok coliform lebih mudah memfermentasi sukrosa daripada memfermentasi laktosa. Selain
itu metilen biru bertindak sebagai inhibitor untuk organisme Gram-positif.

3. MacConkey Agar
MacConkey agar adalah medium kultur yang dirancang untuk menumbuhkan bakteri Gram-negatif dan membedakan
mereka berdasarkan kemampuan memfermentasi laktosa.

Media ini berisi garam empedu (untuk menghambat sebagian besar bakteri Gram-positif), pewarna kristal violet (yang
juga menghambat bakteri Gram-positif tertentu), pewarna neutral red (sebagai PH indikator untuk mengetahui adanya
fermentasi laktosa), laktosa dan pepton.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai