Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Akhlak dan Tasawuf

Akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang bermakna adat, kebiasaan,
perangai, watak, adab, sopan santun dan agama. Kata Akhlak tidak digunakan dalam
Al-Qur’an kecuali untuk mengartikan “Budi Pekerti”. Mengutip perkataan
Fauruzzabadi “Ketahuilah, agama pada dasarnya adalah akhlak. Barang siapa
memiliki Akhlak mulia, kualitas agamanyapun mulia. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa akhlak berasal dari agama. (al-kitab/al-hadist).

Ibnu Miskawaih dan Imam Al-Ghozali mendefinisikan akhlak sebagi sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran atau pertimbangan.

Menurut ‘Abdullah Al-makki’, akhlak adalah sifat dari ketentuan hidup yang baik
dan cara berinteraksi dengan manusia. Akhlak dalam islam merupakan prinsip-prinsip
serta kaidah-kaidah yang sudah diterapkan dalam sifat manusia agar bisa digunakan
dalam kehidupan manusia.

Akhlak dibagi menjadi dua macam, ada aklak terpuji dan akhlak tercela. akhlak
terpuji dinamakan akhlak Karimah sedangkan akhlak tercela dinamakan akhlak as-
Siyah. Seseorang yang memiliki akhlak terpuji dan akhlak tercela karena dipengaruhi
oleh hati (al-qalb) terdapat dalam sanubari yang dalam. Dalam artian, perbuatan
terpuji dan tercela dalam lingkup akhlak bukan didasarkan dalam pertimbangan akal,
tradisi atau pengalaman. Melainkan berdasarkan bisikan hati Nurani yang ada pada
diri setiap diri seseorang tersebut.

Akhlak terpuji adalah sikap dan tingkah laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah,
sesama manusia dan lingkungannya. sifat mulia tersebut bagi setiap muslim perlu
diketahui yang bersumber dari Al Quran dan hadis. Sifat terpuji sangat memberikan
jaminan keselamatan kehidupan manusia, dalam hubungan dengan Allah, kehidupan
pribadi, bermasyarakat dan negara.

Akhlak tercela adalah yaitu Sikap dan tingkah laku yang buruk terhadap Allah,
sesama manusia dan makhluk lain serta lingkungan. Berdasarkan pengertian akhlak
buruk, maka diharapkan agar setiap muslim menghindari sifat tercela karena ini
sangat merusak kehidupan manusia, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
bermasyarakat maupun kehidupan bernegara, dab begitu juga hubungan dengan
Allah.

Dari penjelasan tentang akhlak dapat disimpulkan bahwa akhlak memiliki


pengertian yang lebih luas dan dalam. Dan perbuatan baik dan buruk dalam ilmu
akhlak berdasarkan dari agama islam yaitu, AL-Qur’an Dan Hadis bukan dari akal
pikiran ataupun teori filsafat.

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=DKroDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA19&dq=jurnal+akhlak+tasawuf&
ots=MgBiB3aag4&sig=ZaG4tcvZ2ggrQzIAbM4wksAik90&redir_esc=y#v=onepage
&q=jurnal%20akhlak%20tasawuf&f=false

Tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli bergantung pada sudut pandang
yang digunakannya masing-masing. Selama ini ada tiga sudut pandang yang
digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf yaitu sudut pandang manusia
sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai makhluk yang harus berjuang dan manusia
sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai
makhluk terbatas, maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya mensucikan diri
dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya
kepada Allah swt.
Manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, artinya sebagai manusia Beribadah
dan melaksanakan tugas sebagai khalifah adalah tujuan penciptaan manusia,
sedangkan ibadah tidak dapat terlaksana dengan baik bila kebutuhan manusia tidak
tercukupi. Oleh sebab itu, pemenuhan kebutuhan duniawi merupakan sebuah
kewajiban. Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan dunia untuk mencapai sukses itu dapat
dijalankan bersamaan dengan menggapai kesuksesan akhirat.

Kesuksesan hidup tidak hanya diukur oleh capaian duniawi semata, seperti
berderetnya gelar akademik, menterengnya karier, atau melimpahnya penghasilan.
Kesuksesan sejati diraih jika seluruh capaian itu memberi manfaat bagi orang lain
sehingga mengalirkan pahala jariah, dan kelak, saat menutup usia dalam keadaan
husnul khatimah. Hal ini penting dipahami agar umur yang Allah berikan kepada
manusia tidak sia-sia, tetapi justru memberikan banyak kebermanfaatan bagi diri
sendiri dan sesama.

Manusia sebagai makhluk yang bertuhan, yang berarti bahwa sampai kapanpun,
dalam kondisi apapun dan di manapun berada, manusia adalah mahluk yang
mengakui adanya Tuhan.

tasawuf adalah moralitas-moralitas yang berdasarkan Islam. Mengenai aspek moral,


dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang mendorong asketisme (ajaran-ajaran yang
melakukan latihan-latihan dan praktek-praktek rohaniah dengan cara mengendalikan
tubuh dan jiwa Pada tradisi Islam), kesabaran, berserah diri pada Allah, rela, cinta,
yakin, hidup sederhana, dan segala hal yang diniscayakan pada setiap muslim sebagai
kesempurnaan iman.

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/56893803/
PEMIKIRAN_TASAWUF_IMAM_AL-GHAZALI-with-cover-page-v2.pdf?
Expires=1662782976&Signature=dTtKnopdLKFapKOz8oMjOmoATXRM74Fhygy8
D-
DdusoGHHOzbpzgeBtXbSWOUvZZJnjOahmQlW8KxiOkJC8E0ZZzgz~hTktUU~m
xuk7lnI89GzyNggaK6AslzOPA-EAC~aP8b-mErEwF26fLBK-
1CQ7PsQ1pU6E8b6E0sgnSJ4ggEkcaO4sWWnPT7pYRxFv8p7~HzWnTInNeU0B3
O2Bv7B6Zv3SyaMhqHQbVSOmjTMv8hPf6jT8kqrEi8X~oTKNdYDWzFQTtde0pt
QbtWWbFFQpEwKw~uKkjyByTLV8W7agKH5q-h~3ZE5m-
UmpwcMoRwD5YHPMEiwGm7sdePMs84w__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

B. Orientasi dan Tujuan Akhlak Tasawuf

Anda mungkin juga menyukai